54 Isu - Dan - Permasalahan - Sosial - Budaya - Dalam
54 Isu - Dan - Permasalahan - Sosial - Budaya - Dalam
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Masalah..............................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya......................................................2
B. Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan Dalam
Pembelajaran IPS SD......................................................................................5
C. Masalah-Masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum Dalam
Pembelajaran IPS SD......................................................................................6
D. Masalah-Masalah Kesadaran, Hukum, dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara Dalam Pembelajaran IPS SD..................................................6
E. Pluralisme Budaya dan Keanekaragaman Etnis dalam Pendidikan IPS SD. .8
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan,
perkembangan, dan kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan
permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan materi
untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang terjadi
hari ini, melainkan juga yang telah terjadi pada masa lampau, dan lebih jauh pada
masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang
terjadi setempat secara lokal, nasional, regional sampai ke tingkat global. Hal
tersebut jadi perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.
Oleh karena itu, kita selaku Mahasiswa harus memperhitungkan dan
mengatisipasinya. Janganlah anda puas dengan materi yang telah ada. Katakanlah
jenis pakaian, “celana jeans” yang semula merupakan pakaian pengembala
sapi(cowboy), para mekanik bengkel, dewasa ini telah menjadi mode dimana-
mana termasuk di Indonesia, kenyataan yang demikian itu merupakan hal yang
harus diperhatikan pada pembelajaran IPS yaitu Globalisasi, selain itu pula kita
sebagai Generasi penerus harus bisa mempertahankan serta menjaga kelestarian
aneka ragam jenis kebudayaan yang telah ada di Indonesia dengan cara mencintai
produk dalam negeri dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh luar, serta
mengenalkan dan mengajarkan kepada Anak-anak bahwa pentingnya menjaga
kebudayaan Indonesia.
Dengan demikian kita akan membahas mengenai isu-isu dan masalah sosial
budaya dalam pembelajaran IPS khususnya tentang Trend Globalisasi, masalah-
masalah sosial yang timbul dari keragaman budaya terhadap pembelajaran IPS,
juga akan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan,
hukum keterkaitan, kesadaran hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga
negara.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajaran
IPS SD ?
2. Apa sajakah masalah-masalah lingkungan dan pendidikan lingkungan dalam
pembelajaran IPS SD?
3. Apa sajakah masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran hukum dalam
pembelajaran IPS SD?
4. Apa sajakah masalah-masalah kesadaran, hukum, dan pendidikan kesadaran
hukum warga negara dalam pembelajaran IPS SD?
5. Bagaimanakah pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam
pendidikan IPS SD ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam
pembelajaran IPS SD.
2. Untuk mengetahui lingkungan dan pendidikan lingkungan dalam
pembelajaran IPS SD.
3. Untuk mengetahui masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran
hukum dalam pembelajaran IPS SD.
4. Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam
pembelajaran IPS SD.
5. Untuk mengetahui pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam
pendidikan IPS SD.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
masalah-masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui
bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi dalam proses penyelesaiannya
itu.
Ciri isu-isu dan masalah global
a. Ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari
masalahnya melintasi lebih dari satu negara.
b. Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan
multilateral: penyelesaian dan perbaikaan tidak dapat dicapai hanya oleh
tindakan satu negara.
c. Konflik berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah
dalam membedakan nilai dan tujuan tentang jasil dan cara , dan dalam
kesulitan menemukan tindakan yang tepat yang diperlukan untuk
menjamin hasil yang diharapkan.
d. Masalah dan isu-isu mempunyai sifat terus menerus (persistence). Masalah
dan isu telah berkembang sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan.
e. Isu dan masalah terkait dengan hal lain.
2. Keragaman Budaya
keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu
masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil
karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil wujud perbedaan ras
dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.
keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu
masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil
karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil wujud perbedaan ras
dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.
Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar,
di Indonesia sejak kelas 3, dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-
perbedaan yang ada pada siswa di kelasnya. Misalnya, perbedaan jenis
kelamin, latar belakang pekerjaan orang tua. Pelajran IPS akan menarik
jika para siswa didorong mengenali berbagai perbedaan diantara
mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan dan kebersamaan sebagai
anggota kelas tersebut. Dalam masyarakat yang memiliki
3
keanekaragaman budaya timbul berbagai masalah dan isu0isu
diantaranya adalah pembauran, prasangka dan ethnocentrism
(melahirkan superioritas dan inferioritas).
3. Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi Dan Keragaman
Budaya
Fungsi pengajaran IPS, antara lain membantu para siswa untuk
mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya,
menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyrakat
global dengan keanekaragaman budayanya, memperkenalkan proses
sosialisasi, memberikan pengertian tentang pentingnya
mempertimbangkan masa lampau dan masa kini dalam mengambil
keputusan untuk masa datangdan berpartiipasi dalam aktivitas di
masyrakat.
Pengajaran keanekaragaman dalam IPS harus mengandung
tujuan, yaitu:
a. Mampu mentransformasikan bahwa “sekolah” akan memberikan
pengalaman dan kesempatan yang sama kepada semua siswa baik
putra maupun putri sekalipun mereka memiliki perbedaan budaya,
sosila, ras, dan kelompok etnik.
b. Membimbing para siswa utnuk mengembangkan sikap-sikap positif
dalam mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik, dan
kelompok agama.
c. Mendorong siswa untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan dengan cara
memberikan ketrampilan dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan sikap-sikap sosial.
d. Membimbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari
pandangan yang berbeda-beda.
Sementara pengajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan
sebagai berikut:
1) Mampu menanamkan pengertin bahwa sekalipun mereka berbeda
tetapi sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
4
2) Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan
pemahaman bahwa bumi dihuni oleh manusia yang memiliki saling
ketergantungan dan lebih banyak memiliki kesamaan budaya
daripada perbedaannya.
3) Membantu para siswa memahami kenyataan bahwa ada masalah-
masalah yang dihadapi bersama.
4) Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis
terhadap masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis
informasi yang diterimanya.
5
C. Masalah-Masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum Dalam
Pembelajaran IPS SD
Sebagai makhluk sosial manusia akan saling berinteraksi satu samaa
lain. Di dalam interaksi tersebut akan ada benturan-benturan kepentingan
antara individu, apabila dibiarkan akan menimbulkan suasana yang tidak aman
dan tertib. Oleh karena itu, perlu adanya aturan-aturan, baik tertulis maupun
tidak yang bersifat mengikat dan memaksa agar individu atau anggota
masyarakat menaatinya. Kumpulan aturan-aturan tersebut kemudian dikenal
dengan istilah hukum.
Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah
hukum yang berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-masalah
hukum adalah suatu keadaan yang memperlihatkan ketidakselarasan antara
kepentingan satu individu/kelompok dengan individu/kelompok lain, yang
ditandai adanya pelanggaran terhadap tatanan hukum yang berlaku. Di sinilah
pentingnya kesadaran hukum dimiliki oleh setiap individu atau anggota
masyarakat sehingga suasana tertib, aman dan damai dapat terwujud.
Di dalam menanamkan dan mendistribusikan nilai-nilai yang
dikandung dalam aspek-aspek hukum diperlukan suatu sarana atau cara yang
efektif. Salah
satunya ialah melalui pengintegrasian aspek-aspek hukum dengan
bidang IPS. Penggabungan kedua aspek ini akan memberikan kontribusi yang
besar terhadap pembentukan warga negara yang baik karena pada hakikatnya
IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, melalui pemahaman
terhadap pengetahuan dan kemampuannya di dalam berinteraksi secara positif
dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam interaksi dengan lingkungan itulah,
aspek-aspek tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum penting dimiliki
oleh siswa sebagai angota masyarakat.
6
Manusia sejak dilahirkan memerlukan proses interaksi dengan manusia
lain. Dalam melakukan interaksinya, manusia selalu menghadapi dua
lingkungan, yaitu lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial atau
masyarakat. Contoh lingkungan fisik, yatu bagaimana manusia berinteraksi
dengan pendayagunaan laut, hutan, sungai dan lain-lain, sedangkan contoh
lingkungan sosial, yaitu bagaimana manusia berinteraksi dengan sesama
manusia dalam suatu masyarakat.
Ketika manusia melakukan interaksi dengan kedua lingkungan tersebut maka
dihadapkan pada aturan-aturan atau hukum-hukum yan tertulis maupun tidak
tertulis. Interaksi dalam suatu kelompok masyarakat, baik interaksi di antara
sesama anggota kelompok masyarakat tersebut maupun dengan alam sekitarnya
yang diikat oleh hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut akan terbentuk
suatu masyarakat hukum.
Dengan adanya hukum yang mengikat, bagi setiap anggota masyarakat
harus memiliki kesadaran hukum. Keadaran hukum ini yang dimaksud adalah
dia mengetahui mana yang boleh dia lakukan dan mana yang tidak boleh
dilakukan menurut dasar hukum yang telah digariskan. Selain itu, kesadaran
dapat pula menimbulkan pemahaman individu anatara hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh individu tersebut.
Hukum memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut.
a. Penertiban (penataan) masyarakat dan pengaturan pergaulan
hidup.
b. Penyelesaian pertikaian.
c. Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan
jika perlu dengan kekerasan.
d. Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka
penyesuaian pada kebutuhan-kebutuhan dari masyarakat.
e. Pengaturan tentang perubahan hukum harus mewujudkan
fungsi-fungsi tersebut di atas agar ia dapat memenuhui tuntutan
keadilan, hasil guna dan kepastian hukum.
Setiap hukum senantiasa ada sanksi. Biasanya bentuk hukum
seperti ini adalah hukum tertulis atau hukum positif. Contohnya,
7
peraturan lalu lintas, peraturan di sekolah, peraturan ketatanegaraan.
Hukum tersebut sudah memiliki kebakuan yang sangat mutlak.
Selain itu, terdapat pula dalam kehidupan bermasyarakat
terdapat hukum yang tidak tertulis dan tidak ada sanksinya apabila ada
yang melanggar. Walaupun demikian, hukum wajib ditaati oleh
masyarakat dan memiliki kekuatan mengikat. Hukum dinamakan juga
norma.
8
Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar di
Indonesia sejak kelas tiga dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-
perbedaan yang ada pada kelasnya, misalnya perbedaan jenis kelamin, latar
belakang orang tua kemampuan belajar dan sebagainya. Pelajaran IPS akan
sangat menarik jika para siswa didorong mengenali berbagai perbedaan diantara
mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan dan kebersamaan sebagai anggota
kelas tersebut.
Dalam masyarakat memiliki keanekaragaman budaya tibul berbagai masalah
dan isu diantaranya adalah pembaharuan, prasangka dan ethnocentrisme yang
dapat melahirkan superioritas dan enpioritas dua hal yang terakhir sebenarnya
lebih bersifat bagian yang tak terpisahkan dari proses pembaharuan (asimilasi).
Proses pembaharuan itu sering mengalami hambatan disebabkan oleh:
1. Kurang pengetahuan terhadap kebudayaan yang dihadapi.
2. Sifat takut terhadap kekuatan dari kebudayaan lain atau inferioritas
3. Memandang terlalu tinggi terhadap kebudayaan sendiri dan memandang
rendah terhadap kebudayaan lain atau perasaan superioritas.
Sebagai akibat dari perkembangannya hambatan-hambatan tersebut dalam
proses pembaharuan maka sering timbul kecurigaan dan ketidak percayaan
diantara individu-individu pendukung kebudayaan tersebut. Akibat lainnya
adalah sulit menanamkan sikap toleransi yang didasari simpati. Sehingga di
beberapa lingkungan masyarakat, hubungan sosial kurang begitu harmonis, hal
ini menunjukan adanya sikap seteriotipe-seteriotipe kuat dikalangan
masyarakat. Seteriotipe adalah karakteristik yang dimiliki oleh individu berupa
ciri khas prilaku dan emosi yang sama dalam suatu kelompok primordial
(kesamaan kedaerahan misalnya sama-sama orang jawa). Stereotipe terbentuk
berdasarkan suatu pendapat yang sudah ada, kemudian diperkuat oleh
pengamatan pribadi secara sepintas dan biasanya berkonotasi negatif.
Contonya: orang gemuk malas dan kurang memiliki disiplin pribadi semua ibu
tiri kejam, orang jepang dan Amerika cerdas-cerdas dan sebagainya.
Steriotipe bisa menumbuhkan fanatisme dan kecurigaan yang akhirnya
akan menutup diri masing-masing kelompok dan memperkuat steoriotif itu
sendiri. Ketertutupan itu tentu saja penghambat pembaruan dalam bernegara.
9
Komunikasi merupakan slah satu syarat terjadinya interaksi sosial yang
harmonis. Pertukaran pengetahuan dan pengertian dibaalik steriotipe
diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai
antara dua belah pihak.
Indonesia sebagai bagaian dari masyarakat dunia merasakan gelombang
globalisasi yang semakin lama semakin terasa menerpa segala segi kehidupan
masyarakat, baik dari dalam bidang ekonomi, teknologi, politik sosial dan tentu
saja budaya. Berkembangnya karakter global dan teknologi, masalah
lingkungan, keuangan, telekomunikasi, dan menia menyebabkan lahirnya
umpan balik budaya yang baru yakni kebijakan suatu pemerintas, termasuk
pemerintah Indonesia, menjadi perhatian bagi Negara lain. Implikasinya adalah
tidak ada Negara menutupi fakta dari Negara lain. Indonesia tampaknya tidak
hanya strategi dari segi giografis dan ekonomi tetapi juga sumber daya manusia
dan telekkumunikasi. Indonesia lebih dulu menyadari pentingnya
telekomunikasi dalam membina persatuan dan kesatuan bangsa. Luas Indonesia
yang demikian mampu dieratkan dan jaraknya di perpendek dengan teknologi
komunikasi satelit. Bahkan dalam decade 70-an Indonesia adalah saatu-satunya
Negara di asia tenggara yang mempercayakan system komunikasinya dengan
menggunakan satelit Phalapa, bahkan berlangsung hingga decade tahun 80-an
dan Indonesia tidak menggunakan jasa satelit Negara lain tetapi milik sendiri.
Trend globalisasi terakhir yang melanda Indonesia adalah pengggunaan jaringan
internet dalam telekomunikasi. Individu yang menjadi anggota atau mempunyai
akses dalam jaringan tersebut tidak lagi mengenal batas Negara, budaya, bahkan
tidak mengenal batas kepentingan. Orang Indonesia bisa mengetahui papun tentang
Negara dan bangs lain, sebaiknya bangsa lain pun bisa memperoleh informasi yang
berkaitan dengan Indonesia.
Dengan melihat keuntungan dan kerugian yang diakibatkan oleh gencarnya
globalisasi, rasanya kita sepakat bahwa kita harus mewaspadai perkembangan lebih
lanjut demi kelangsungan generasi muda kita di masa mendatang. Kita tidak akan
menolak arus globalisasi. Dengan lebih memahaminya agar dapat diperkenalkan
kepada siswa kita, berbagai kemungkinan yang akan ditemukan dalam fungsinya
kelak sebagai warga Negara yang baik sekaligus menjadi warga dunia yang efektif.
10
Pembentukan sebagai warga ngara yang baik bisa dilakukan melalui antara lain :
pendidikan formal, pendidikan yang bagaimana mampu menghasilkan siswa
menghormati dan menghargai keragaman budaya. Bahkan perbedaan budaya harus
di anggap sebagai suatu modal untuk memperkaya budaya itu sendiri.
Fungsi pelajaran IPS menurut Skell (1995) antara lain membantu para siswa
untuk mengembangkan kemauan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong
mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat global
keanekaragaman budayanya, memperkenalkan proses sosialisasi, memberika
pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau atau masa kini
dalam mengambil keputusan untuk masa datang, mengembangkan keterampilann
menganalisis dan memecahkan masalah dalam membimbing pertumbuhan dan
mengembangkan partisipasi dalam aktifitas di masyarakat. (dalam Jschak, 1997:
4.11)
Pengajaran keanekaragaman budaya dalam IPS haruslah mengandung tujuan,
antara lain sebagai berikut :
1. Mampu mentransformasikan bahwa sekolah akan memberikan pengalaman dan
kesempatan yang sama kepada semua siswa baik putra maupun putri sekalipun
mereka memiliki perbedaan budaya, sosial, ras, dan kelompok etnik.
2. Membimbing para siswa untuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam
mendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik dan kelompok agama.
3. Mendorong siswa untuk tidak menjadi kelompok yang dirugikan dengan
cara memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan sikap-sikap sosial.
4. Membimbbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari
pandangan yang berbeda-beda.
Pendidikan keanekaragaman budaya merupakan sebuah pendekatan dalam
proses belajar dan pengajaran yang didasarkan pada nilai-nilai yang
demokratis demi terpeliharanya pluralism budaya yang dimiliki oleh
masyarakat-masyarakat dan menjaga kelangsungan adanya saling
ketergantungan yang ada di dunia ini. meningkatkan perkembangan
intelektuan, sosial dan kepribadian para murid sehingga mereka mampu
11
mencapai potensinya yang terbaik. Dalam hal ini guru memegang peranan
penting, karena guru dapat membuat suatu perubahan dalam kehidupan rapa
muridnya, dan perubahan ini bisa positif maupun negative. ( Umi Oktyari
Retnaningsih : 1998: 231).
Sementara John U.Michealis ( 1980) menjabarkan tujuan pendidikan
keanekaragaman budaya dan etnis adalah sebagai berikut :
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS meliputi (1)
masalah tren globalisasi dan keragaman budaya, (2) masalah-masalah
lingkungan dan pendidikan lingkungan, (3) masalah-masalah hukum,
ketertiban dan kesadaran hukum, (4) masalah-masalah hukum dan
pendidikan kesadaran hukum warga negara.
Pembelajaran IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu yang
mengkaji tentang manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar
dirinya. Pemahaman dan penghargaan terhadap manusia yang lain,
mengapresiasi, dan mewarisi khasanah peninggalan peradaban manusia, dan
yang lebih penting dalam hubungannya dengan masalah ekologi
melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara rasional dan
wajar, merupakan pilar-pilar dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS.
Hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang
baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya di
dalam berinteraksi secara positif dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam
interaksi dengan lingkungan itulah, aspek-aspek tentang hukum, ketertiban,
dan kesadaran hukum penting dimiliki oleh siswa sebagai angota
masyarakat.
B. Saran
Dalam isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS, guru
harus dapat memahami arti globalisasi secara baik agar dapat diperkenalkan
13
oleh siswa agar meraka dapat menjadi warga negara yang efektif. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan pendidikan formal.
Dari tujuan-tujuan yang dijelaskan dalam pembahasan makalah tersebut,
melalui pengajaran IPS diharapkan lahir generasi muda yang penuh
pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli
terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan
kematangan.
Dalam memecahkan masalah mengenai lingkungan, seharusnya pendidikan IPS
diberikan di tingkat sekolah dengan materi yang tak terpisahkan dengan masalah-
masalah ekologi. pendidikan Ekologi memiliki tujuan tidak hanya pada tataran
konseptualisasi, yaitu untuk pengembangan disiplin ilmu itu sendiri, tetapi juga
memiliki fungsi aktualisasi, yaitu pengalaman ilmu itu dalam konteks praktis
sehingga dapat bermanfaat secara langsung untuk kepentingan keselamatan,
kesejahteraan, dan keharmonisan manusia di satu sisi dalam hubungannya dengan
lingkungan alam sekitar di sisi lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
15