Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAJARAN IPS SD
“Pendidikan IPS di Era Global”

Dosen Pengampu :
Dhini Mufti, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Vina Fitra Pratama (221186206153)
2. Indah Eliyasari (221186206154)
3. Desi Saniati (221186206141)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melinpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan
makalah kami.Alhamadulillah dengan izin dan kehendak dari Allah SWT
sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Ibu Dhini Mufti, M.Pd selaku dosen pengampu dan teman
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bungo, 19 April 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Masalah Rumusan ......................................................................... 2

C. Tujuan Penlulisan .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

A. Pembelajaran IPS di Era Globalisasi ............................................. 3

B. Kontradiksi Antara Pendidikan IPS di Era Globalisasi dengan


Keragaman Budaya ...................................................................... 5

C. Peran Pendidikan IPS di Era Globalisasi ....................................... 8

BAB III PENUTUP................................................................................... 11

A. Kesimpulan ................................................................................. 11

B. Saran ........................................................................................... 11

Daftar Pustaka .......................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar, masih kita temui cara mengajar
seorang guru yang tetap mempertahankan cara mengajar seperti yang
diterimanya saat lampau. Sementara cara untuk memberikan materi kepada
anak didik sudah seharusnya berubah seiiring berkembangnya zaman. Metode
– metode belajar yang lama sudah seharusnya di modifikasi agar anak didik
dapat lebih aktif di dalam pembelajaran. Guru juga harus memiliki strategi dan
teknik tersendiri agar pembelajaran tidak bersifat monoton. IPS pada
hakekatnya adalah kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam
sistem kehidupan bermasyarakat. IPS mengkaji bagaimana manusia hidup
bersama diantara sesamanya di lingkungannya sendiri, singkatnya yang
menjadi bahan kajian atau bahan belajar dalam IPS adalah keseluruhan tentang
manusia
Dalam pendidikan IPS yang modern erat kaitannya dengan Tren
Globalisasi, artinya yang menyangkut berbagai bangsa dan negara. Diharapkan
pendidikan tidak hanya memberikan pengertian dan ketrampilan untuk hidup
secara efektif dalam masyarakat global, tetapi juga harus memberikan
kemampuan untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya peluang di masa
yang akan datang dan mampu menghargai masa lampau. Ilmu Pengetahuan
Sosial ( IPS ) adalah sejumlah konsep mata pelajaran sosial dan ilmu lainnya
dipadukan berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang bertujuan membahas
masalah sosial atau bermasyarakat untuk mencapai tujuan tujuan khusus
pendidikan melalui program pengajaran IPS pada tingkat sekolah. IPS adalah
bidang studi yang mempelajari , menelaah, menganalisis gejala dan masalah
sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan ( Sardiyo 2009 )
Hampir sebagian besar guru guru IPS yang ada di SMP mengajar
hanya menitik beratkan pada penguasaan hafalan, proses belajar mengajar
yang terpusat pada guru, terjadi banyak miskonsepsi , situasi kesal yang

1
membosankan siswa, ketidaklebih unggulan guru dari sumber lain, ketidak
mutakhiran sumber belajar yang ada, sistem ujian yang sentralistik untuk
mencapai tujuan kognitif. ini salah satu bentuk kendala yang ada pada
pembelajaran IPS.
Dalam pembelajaran IPS guru merupakan sumber utama dalam
menciptakan siatuasi interaktif yang edukatif , yakni interaksi antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa dan sumber pembelajaran dalam menunjang
tujuan tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk terwujudnya proses belajar
mengajar yang diharapkan sudah tentu menuntut upaya guru dalam
mengaktualiasasikan kompetensi secara professional.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan tersebut adalah :
1. Bagaimana pembelajaran IPS di era globalisasi?
2. Bagaimana kontradisi antara pendidikan IPS di era globalisasi dengan
keragaman budaya?
3. Bagaimana peran pendidikan IPS di era global?
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pembelajaran IPS di era globalisasi
2. Untuk mengetahui kontradisi antara pendidikan IPS di era globalisasi
dengan keragaman budaya
3. Untuk mengetahui peran pendidikan IPS di era global

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pembelajaran IPS di Era Globalisasi
Pendidikan IPS di Indonesia sudah mulai dikenal sejak tahun 1960-an.
Gagasan ini sangat dipengaruhi oleh social studies yang ada di Amerika
Serikat. Istilah social studies yang digunakan di Amerika Serikat bertujuan
untuk memberi nama atau mata pelajaran di persekolahan yang memberikan
pendidikan sosial atau kemasyarakatan yang materinya berasal dari ilmu-ilmu
sosial dan humaniora yang diorganisasikan secara terpadu bagi pengembangan
kemampuan sebagai warga negara. Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat
dikatakan bahwa ruang lingkup social studies sangatlah luas. Materinya tidak
hanya diambil dari ilmu-ilmu sosial saja, tetapi juga dari ilmu-ilmu budaya
(humaniora), filsafat, agama, ilmu.
Dalam hal ini pembelajaran IPS di SD dapat memberikan sumbangan
yang berharga dalam rangka mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang
mampu bermasyarakat, mampu bekerjasama dengan orang lain, dan mampu
memecahkan masalah-masalah sosial, ekonomi, politik yang dihadapinya di
masyarakat. Belajar IPS tidak hanya belajar tentang masyarakat, tetapi belajar
bagaimana cara bermasyarakat, baik secara lokal maupun global. Mengingat
kehidupan yang makin lama makin penuh dengan tantangan, pembelajaran IPS
di SD hendaknya memasukkan pendidikan global dalam pembelajarannya. Hal
ini sesuai dengan apa yang ditulis oleh M. Schuncke (1988: 66): Mengajar IPS
dengan memasukkan pendidikan global dalam proses pembelajaran adalah
mencari suatu kesempatan (strategi) untuk memperjelas kondisi manusia
sebagai makhluk individu maupun sosial dalam kurikulum, supaya peserta
didik dapat mengenal kualitas manusia yang unik dan merupakan makhluk
yang berharga.
Hal ini dimaksudkan untuk memberi kekuatan hidup supaya mereka
mempunyai harapan besar terhadap masa depan dan mampu berperan aktif
dalam memberi kontribusi terhadap persoalan-persoalan global. Ketika guru
berinisiatif dengan pendidikan global, maka harus mempersiapkan

3
mengembangkan bahan-bahan atau materimateri pokok (dasar) tentang unsur-
unsur pendidikan global seperti: (1) nilai-nilai, (2) multikultural, (3) ekonomi
global, (4) isuisu global, (5) interaksi pertukaran budaya. Guru juga
membutuhkan pengetahuan global tentang dunia pada umumnya sesuai dengan
mata pelajaran yang akan diajarkan. Seorang guru bahasa tidak hanya
mempelajari atau menelaah dari literatur (bacaan) dari perbedaan kultur atau
budaya dalam wilayah yang berbeda, namun juga belajar dalam konteks,
sejarah, dan perspektif politik dari pengarang buku yang akan dibahas. Guru
harus mau melakukan studi di kampus maupun di luar kampus untuk
mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan kemanusiaan, ilmu
pengetahuan, studi sosial agar dapat menumbuhkan pengetahuan baru dalam
bidangnya.
Di samping itu guru juga harus memiliki rasa ketertarikan terhadap
kejadian dan kegiatan pada masyarakat lokal, nasional, global, aktif mencari
dan menyimpan informasi yang bersifat dunia, mempunyai sifat terbuka dalam
hal mau The event should be ones they can easily current events topic will be
ones that help children to develop conceptual understanding... menerima setiap
adanya pembaharuan, serta mampu menyeleksi informasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat. Jarolimek & Parker
(1993) menyebutkan beberapa pengalaman untuk mengembangakan orientasi
global pada siswa SD, antara lain: (1) Menggunakan pengalaman sehari-hari
untuk memulai; (2) Pengalaman belajar bersifat sederhana dan berorientasi
pada kebutuhan/pengalaman siswa; (3) Usahakan menggunakan pengalaman
langsung terhadap sesuatu yang akan diselidiki/dipelajari; (4) Gunakan buku-
buku, cerita-cerita yang menceritakan tentang negara/bangsa-bangsa lain di
dunia; (5) Pelajari perbedaan cara hidup masyarakat/ bangsa di belahan dunia;
(6) Gunakan kejadian-kejadian aktual karena merupakan sumber isu-isu yang
sangat berarti, serta dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
menilai dan membedakan antara fakta dan pendapat.
Dalam pelaksanaannya ada 3 cara memasukkan kejadian-kejadian
aktual dalam pembelajaran IPS, yaitu: (1) Mengajarkan kejadian aktual di

4
samping pembelajaran IPS itu sendiri; (2) Menggunakan kejadian aktual untuk
mendukung pembelajaran IPS; dan (3) Menggunakan kejadian aktual sebagai
dasar dari suatu topik dalam pembelajaran IPS, untuk membantu dalam
memahami/mengembangkan konsep-konsep dan generalisasi.
Mengajar dengan memasukkan pendidikan global dalam pembelajaran
IPS, dapat dilakukan melalui pengalaman seharihari anak dalam hal, musik,
seni, ilmu pengetahuan, sebagai contoh, ketika peserta didik di SD belajar IPS
dengan topik rumah dan keluarga. Saatnya guru memulai mengembangkan
pengertian, bahwa orangorang di seluruh dunia membutuhkan rumah dan
mereka membangun rumahnya dengan cara yang berbeda-beda dan memiliki
variasi berbeda-beda yang dapat menunjukkan identitas dari suatu bangsa.
Dengan memulai pembelajaran yang demikian guru sudah mengawalinya
dengan pendidikan global yang dapat memberi “pesan” bahwa ada persamaan
dan perbedaan yang mendasar pada setiap bangsa di dunia yang dikarenakan
oleh perbedaan geografi, kultur, sejarah, termasuk cara hidup di dunia modern.
B. Kontradisi Antara Pendidikan IPS di Era Globalisasi dengan Keragaman
Budaya
Sepintas antara Globalisasi dengan Keragaman Budaya tampak ada
kontradiksi. Globalisasi di satu sisi menyadarkan kita akan adanya kesamaan
dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, ada kesamaan kebutuhan dan
keinginan, sementara di sisi lainnya keanekaragaman Budaya mengajarkan
kepada kita semua bahwa ada perbedaan diantara manusia sebagai pendukung
kebudayaannya.
Fungsi pengajaran IPS, antara lain membantu siswa untuk
mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong
mereka untuk mengetahui dan menghargai masyarakat global dengan
keanekaragaman budaya, memperkenalkan proses sosialisasi, memberikan
pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau dan masa kini
dalam mengambil keputusan untuk masa datang, mengembangkan
keterampilan menganalisis dan memecahkan masalah serta membimbing

5
pertumbuhan dan pengembangan, berpartisipasi dalam aktivitas di masyarakat
(Skeel, 1995:11). Pengajaran Globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan :
1. Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi
sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
2. Membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir kritis terhadap
masalah-masalah dunia dan keterampialan menganalisis informs yang
diterimanya.
Dari tujuan-tujuan pembelajaran dalam IPS diharapkan akan lahir
generasi muda yang penuh pengertian keragaman budaya dan ikut bertanggung
jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat
pendidikan dan kematangan jiwa. Dengan pendidikan globalisasi kita
mengetahui bahwa masalah pembauran berkenaan dengan adanya golongan
minoritas dalam budaya mayoritas, tidak hanya dihadapi oleh bangsa
Indonesia, tetapi juga oleh beberapa Negara lain di muka bumi,, seperti
Smerika Serikat dengan masalah pembauran golongan kulit hitam dengan
penduduk kulit putih
Dari pendidikan globalisasi kita bisa mengambil manfaat dan pelajaran
dalam memecahkan masalah yang sama. Kita sadar tidak hanya masalah
pembaruan yang dihadapi oleh beberapa Negara, masih banyak masalah dan
isu yang lebih besar, seperti:
1. Kepadatan Penduduk
Mendorong urbanisasi serta berjangkitnya penyakit-penyakit yang
diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan (termasuk kemiskinan
pengetahuan). Contoh terjadinya bencana kelaparan di berbagai Negara yang
belum berkembang.
2. Pencemaran Lingkungan
Tidak kalah pentingnya dengan masalah-maslah lainnya. Masalah
pencemaran lingkungan juga hartus mendapatkan perhatian yang serius dari
setiap warga dunia yang dimulai dari diri sendiri.

6
3. Krisis
Energi Baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa,
organisasi Negara penghasil minyak dunia (OPEC) masalah harga maupun
penelitian tentang sumber energi pengganti.
4. Jarangnya antara Negara Kaya dan Negara Miskin
Hal ini yang melatarbelakangi lahirnya beberapa organisasi
kerjasama bilateral (antara 2 negara). Contohnya Indonesia dan Jepang.
5. Populasi
Meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan,
pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai
lapisan ozon yang semakin menipis.
6. Perang Nuklir
Berkaitan dengan akibat-akibat yang dihadapi oleh umat manusia
jika perang tersebut benar-benar terjadi. Berdasarkan pengalaman yang
diakibatkan oleh jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, kita tidak
bisa membayangkan jika yang jatuh tersebut adalah bom nuklir, yang
memiliki kekuatan dahsyat.
7. Perdagangan Internasional
Meningkatkan hubungan saling ketergantungan diantara bangsa-
bangsa mendorong lahirnya gagasan untuk menata perdagangan
internasional.
8. Komunikasi
Perkembangan media komunikasi dewasa ini, mampu
menghilangkan batas-batas Negara melalui televise, internet yang dapat di
askes dimana saja.
9. Perdagangan Obat Terlarang
Pada kenyataannya akibat penggunaan obat-obat terlarang, terutama
di kalangan geerasi muda yang dapat menghancurkan diri mereka sendiri
dan akan berdampak jelek pada lingkungan sekitar atau daerah mereka, dan
pastinya akan berdampak lagi kepada Negara yang lebih globalnya lagi pada

7
dunia. Padahal, semua sadar betapa bahayanya akibat yang ditimbulkan oleh
obat-obatan terlarang.
Dari beberapa contoh masalah-masalah tersebut, membuat kita
semakin kecilnya dunia dan betapa makin pendeknya jarak antara satu bangsa
dengan bangsa lainnya. Masalah-masalah dan isu-isu tersebut diatas adalah
tanggung jawab satu bangsa semata. Walaupun demikian, setiap bangsa harus
tetap saling menghargai dan menghormati jika seandainya di dalam usaha
memecahkan persoalan-persoalan tersebut setiap bangsa memakai cara dan
pendekatan yang berbeda, yang diperhatikan bahwa memiliki kepentingan yang
sama terhadap kehidupan dunia yang lebih baik di masa sekarang dan yang
akan datang.
C. Peran Pendidikan IPS di Era Global
Keberlangsungan kehidupan manusia kedepan, sangat bergantung
kepada bijak atau tidaknya setiap masyarakat dalam memanfaatkan sumber
daya alam yang tersedia. Selain itu, unsur yang bisa memecah belah persatuan
bangsa yang berupa konflik juga sebisa mungkin untuk dihindari, kerena ini
juga sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, tetapi juga
memunculkan sikap egoism yang tinggi dalam diri setiap individu. Konflik ini
bisa diakibatkan oleh pengaruh arus globalisasi yang tidak terbendung,
sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh arus globalisasti tetapi mereka
tidak mampu menyaring mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuia dengan
budaya bangsa kita. Ketidakmampuan menyaring pengaruh globalisasi yang
semakin meningkat, dapat memunculkan konflik yang awal mulanya berupa
konflik kecil menjadi meluas ke konflik yang lebih besar lagi. Konflik memang
tidak akan bisa pernah hilang seratus persen dalam kehidupan masyarakat, akan
tetapi potensipotensi yang mengarah ke konflik bisa kita hindari, terutama jika
kita peka terhadap lingkungan sosial.
Pembelajaran IPS dinilai mampu untuk mengarahkan setiap
masyarakat untuk mampu mengembangkan kemampuan sosialnya, terutama di
tengah-tengah arus globalisasi. Pendidikan IPS juga membekali peserta didik
atau siswa untuk siap dan mampu mengembangkan pengetahuannya dengan

8
mengaitkan proses pembelajarannya dengan isu-isu global yang berada di
sekitar lingkungan kehidupannya. Tujuan dari pendidikan global yaitu
mengembangkan segi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), serta
sikap (attitudes) yang nantinya akan dibutuhkan ketika ketersedian sumbe daya
alam yang semakin berkurang, serta ditandai oleh pluralism kebudayaan dan
menunjukkan ketergantungan yang tinggi (Sapriya, 2014: 121).
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk, serta berupa
Negara berbentuk kepulauan. Tuntutan dengan semakin berkembangnya zaman
semakin meningkat. Pendidikan IPS mampu mengantarkan masyarakat kepada
suatu cara pemikiran dan pandangan terhadap antisipasi arus globalisasi yang
terus menerus meningkat. IPS mampu membekali kemampuan untuk
memecahkan suatu masalah dengan cara pandang maupun cara berpikir yang
rasional. Kita harus mampu mengarahkan pola pemikiran kita untuk semakin
maju kedepan, hal ini berarti kita harus mempunyai wawasan global, agar kita
tidak tertinggal oleh pesatnya arus globalisasi.
IPS sebagai disiplin dari ilmu-ilmu sosial mampu membantu dalam
menghadapi berbagai kejadian global yang terkait aspek sosial, budaya,
maupun lingkungan, ekonomi serta dalam aspek politik. Pendidikan IPS dalam
arus globalisasi harus mampu mencetak generasi penerus bangsa yang
memiliki kompetensi terutama dalam membangun kemajuan Negara.
Kemampuan pendidik dalam hal ini sangat dibutuhkan, terutama dalam
membimbing peserta didik untuk mampu menghadapi tantangan dalam
pembelajaran di tengah arus globalisasi. Peran pendidik dalam hal ini bukan
hanya sebagai penyampai materi kepada peserta didik, tetapi juga sebagai
pemberi semangat atau motivasi kepada peserta didik agar tujuan dari suatu
proses pembelajaran dapat tercapai. Langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh
guru untuk peserta didik dalam mengahadapi globalisasi adalah:
1. Mendesain pembelajaran IPS yang tidak hanya bertumpu pada aspek
kognitif saja, tetapi lebih menekankan pada kemampuan social siswa
dengan cara terjun langsung dalam masyarakat, melihat permasalahan-
permasalahan yang ada untuk dipecahkan bersama.

9
2. Menggunakan berbagai media komunikasi dalam pembelajaran IPS, seperti
Televisi, Radio, surat kabar, internet dan media lainnya. Dengan
menggunakan media tersebut maka peserta didik dapat mengetahui kasus-
kasus yang sedang berkembang dalam masyarakat untuk dipelajari.
3. Guru harus menanamkan kearifan lokal untuk menangkal pengaruh negatif
globalisasi dengan cara Think Globally Act Locally.
4. Guru harus menguasai teknologi untuk mengimbangi peserta didik zaman
sekarang yang telah cakap dalam menggunakan teknologi. Kemajuan
teknologi memiliki andil yang sangat besar dalam pembelajaran IPS. Guru
dan peserta didik dapat dengan mudah mengakses bahan pembelajaran.
Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk
dapat memilih dan memilah mana informasi yang baik dan informasi yang
tidak baik, agar tidak terjadi penyimpangan terhadap penggunaan teknologi
yang dapat menyebabkan pergeseran terhadap nilai-nilai budaya dalam
masyarakat.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan IPS terus mempertahankan eksistensinya ditengah-tengah
arus globalisasi dengan meningkatkan kemampuan serta pengetahuan dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Sosial. Pendidikan IPS masih dipandang sebelah
mata terutama di era globalisasi saat ini. Sebagai disiplin ilmu, IPS memiliki
delapan landasan dalam upaya untuk mengembangkan berbagai pemikiran
terkait IPS, meliputi landasan filosofis, ideologis, sosiologis, antropologis,
kemanusiaan, politis, psikologis serta religious. Pendidik dituntut untuk
mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis (thinking skill) pada
siswanya. Pendidikan IPS memberikan kemampuan dalam berpikir serta
memandang suatu permasalahan secara rasional. Pendidikan IPS membantu
memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan global. Globalisasi dapat
dihadapi terutama dalam aspek pendidikan, ketika kita siap dengan perubahan
dan dapat menyesuaikan diri, terutama memanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran, seperti luasnya informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran yang berupa masalah terupdate maupun isu-isu global.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang sintak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Jarolimek, J & Parker, W.C. (1993). . Social Studies in Elementary Education


New York: Macmillan Company.

Sardiyo. 2009. Materi Pokok Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Sapriya. 2014. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Schuncke G. M. 1988 Elementary social studies: Knowing, doing, caring. New


York: Macmillan Publishing Company.

12

Anda mungkin juga menyukai