Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN


PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DUNIA
MAUPUN DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini A
Dosen Pengajar: Ibu Dosen Asiah, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 3:

NORMILAWATI (2023130173)
RAUDAH (2023130162)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM KANDANGAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
TAHUN 2024 M/1445 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karna
berkat limpahan Rahmat dan Karunianya sehingga penulis dapat menyusun
makalah yang berjudul, “Sejarah Dan Perkembangan Pendidikan Anak Usia Dini
Di Dunia Maupun Di Indonesia”.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu Dosen Asiah, M.Pd,
selaku Dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini, yang telah membimbing kami
dalam mengerjakan makalah ini. Dan kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada teman - teman mahasiswa yang sudah memberi kontribusi baik langsung
maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada


makalah ini. Oleh karna itu saran serta kritikan sangat bermanfaat bagi penulis
untuk memperbaiki tulisan serta diri pribadi penulis.

Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kandangan, 29 April 2024


Penulis,

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4

A. Sejarah PAUD di Dunia ....................................................................... 4


B. Sejarah PAUD di Indonesia ................................................................. 8
C. Persamaan Sejarah PAUD di Dunia dengan di Indonesia ................... 11
D. Perbedaaan Sejarah PAUD di Dunia dengan di Indonesia .................. 11

BAB III PENUTUP......................................................................................... 13

A. Kesimpulan................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan,


karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses
pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Guru
merupakan salah satu pihak yang paling menyumbang dalam keberhasilan
kegiatan belajar peserta didik dalam rangka mengembangkan seluruh potensinya.
Terlebih bagi pendidik anak usia dini, pendidik tidak hanya menempatkan diri
sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu, tetapi pendidik merupakan
motivator dan evaluator bagi segala perkembangan anak.

Pertengahan Tahun 2003 program pendidikan anak usia dini mulai


dikembangkan dengan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa: Pertama, masih
bannyak anak usia dini di seluruh wilayah indonesia yang belum mengenyam
pendidikan di taman kanak-kanak atau lembaga sejenis, Kedua, alasan pemerataan
pendidikan, dengan adanya pendidikan anak usia dini diharapkan dapat memberi
kesempatan kepada anak-anak untuk mengenyam pendidikan anak usia dini.
Ketiga, sebagi salah satu bentuk respons pemerintah terhadap rendahnya kualitas
pendidikan anak di Indonesia.1

Pendidikan anak usia dini merupakan suatu pembinaan yang ditujukan


kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun, yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang kedua
setelah keluarga. Maka dari itu sekolah mempunyai peranan penting untuk
meneruskan dasar-dasar pendidikan keluarga. Pada umumnya sekolah merupakan
tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan,

1
Masnipal, Siap Menjadi Guru dan Pengelola PAUD Profesional (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2013) hlm. 2.

1
2

keterampilan sehingga anak didik akan mendapat bekal hidup kelak bekerja di
lingkungan masyarakat luas. Di sinilah peran guru sangat diperlukan dalam
menyukseskan tugas sekolah yaitu menyediakan pengalaman, pengetahuan, dan
keterampilan.

Supaya guru dapat menjalankan perannya dengan baik, guru harus memiliki
beberapa kompetensi. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, profesional, dan sosial. Selain kompetensi-kompetensi yang harus
dimiliki tersebut seorang guru perlu memahami perjalanan lahirnya pendidikan
anak usia dini, supaya dalam prakteknya seorang guru dapat belajar dari
kesuksesan di masa lalu untuk dikembangkan menjadi lebih baik demi kemajuan
pendidikan anak usia dini.

Guru saat ini kurang memahami bagaimana sejarah panjang perjalanan


pendidikan anak usia dini hingga dapat diakui keberadaannya saat ini. Akibatnya
guru memiliki loyalitas yang rendah dalam mendedikasikan diri demi kemajuan
dan perkembangan pendidikan anak usia dini ke arah yang lebih baik. Bila guru
tidak memahami sejarah panjang perjalanan pendidikan anak usia dini, dalam
prakteknya guru kurang maksimal dalam mendedikasikan dirinya bagi
perkembangan pendidikan anak usia dini di masa yang akan mendatang.

Pendidikan anak usia dini mulai dikenalkan oleh Froebel pada tahun 1837,
namun pemikiran untuk mendirikan sekolah khusus bagi anak-anak telah ada jauh
sebelum itu. Pemikiran muncul dari beberapa tokoh penting seperti Martin Luther,
Comenius, Pestalozzi, Darwin dan Saguin. Di Indonesia sendiri, eksistensi
pendidikan anak usia dini mulai dikenal sejak zaman kemerdekaan. Mulai
dikenalnya PAUD di Indonesia melalui dua tahap yaitu pada masa pergerakan
nasional masa penjajahan Belanda dan masa penjajahan Jepang.

Setelah memahami sejarah perkembangan pendidikan anak usia dini,


diharapkan pendidik maupun calon pendidik paud memiliki loyalitas yang tinggi
terhadap kemajuan pendidikan anak usia dini dan mendedikasikan diri bagi
perkembangan anak didik menuju kedewasaan.
3

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia ?
2. Bagaimanakah sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia?
3. Apa persamaan sejarah Pendidikan AnakUsia Dini di Dunia dengan di
Indonesia?
4. Apa perbedaan sejarah pendidikan Anak Usia Dini di dunia dengan di
Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini A. Makalah ini juga bertujuan untuk mengetahui
bagaimana sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia maupun sejarah
Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Selain itu makalah ini bertujuan
untuk mengetahui persamaan dan perbedaan sejarah Pendidikan Anak Usia
Dini di dunia dan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia

Pakar intelektual pendidikan anak usia dini sering melacak


pengakuan sejarah yang relatif baru dari masa kanak-kanak sebagai periode yang
unik dalam kehidupan dan penulisan filsuf Eropa abad ketujuh belas dan
kedelapan belas (Aries, 1992). Comenius (1592-1670) mengkarakteristikkan"
Sekolah Ibu" sebagai sarana yang paling sesuai untuk pendidikan dalam enam
tahun pertama kehidupan dan menganjurkan bahwa anak belajar" secara spontan
dalam bermain apa pun yang mungkin dipelajari di rumah" ( Ellen,1956, p.116).
Pendidikan anak usia dini dalam sejarahnya mengalami perkembangan yang
berarti, khususnya di Negara - negara. ada beberapa periode dan tahap
perkembangan pendidikan anak usia dini, yaitu zaman kerajaan, penjajahan
belanda, penjajahan jepang dan pada masa kemerdekaan. Zaman Kerajaan
Perkembangan anak usia dini telah dilasanakan. Pada saat itu anak-anak raja pada
umumnya belajar pada empu.2

Locke (1632-1704) mempopulerkan gagasan tabularasa


tersebut, menyarankan bahwa anak-anak dari lahir adalah batu tulis kosong.
Rosseau (1712-1778) bahkan lebih kuat menganjurkan sifat murni dari anak,
pendekatan laissez - faire dengan tahun-tahun anak usia dini dalam rangka untuk
memungkinkan terungkapnya bakat individu secara alami. Dalam kontras dengan
sikap humanis terhadap perkembangan anak yang muncul di Eropa, membesarkan
anak praktek di koloni-koloni Amerika selama abad ketujuh belas dan delapan
belas siapa pun didominasi oleh pengaruh spiritual.
Meninjau sejarah perkembangan ECEC di beberapa negara mengingatkan
kita bahwa di sebagian besar Eropa dan Amerika Utara, dan bahkan di beberapa
negara-negara berkembang seperti China dan India. Kelas TK resmi pertama yang
didasarkan pada filosofi didasarkan pada nilai-nilai agama tradisional dan

2
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakata: Hikayat
Publishing, 2005) hlm. 21.

4
5

keyakinan dalam pembelajaran sambil bermain, didirikan di Jerman oleh Friedrich


Froebel di awal 1800.
Faktor yang telah mempengaruhi perkembangan ECEC sejak 1960-an yakni :
1) Peran perubahan perempuan terutama, peningkatan tingkat partisipasi
angkatan kerja perempuan.
2) Urbanisasi dan perhatian dengan perkotaan / pedesaan ketidakadilan.
3) Penurunan tingkat kesuburan.
4) Penurunan atau hilangnya keluarga besar.
5) Kompensasi untuk kerugian.
6) Paparan pemimpin pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
7) Globalisasi.
8) Keyakinan yang berkembang bahwa pendidikan adalah hak dan pendidikan
awal hak anak juga ( dan dampak dari Konvensi Hak Anak ).
9) Keinginan untuk meningkatkan kinerja sekolah dasar dan untuk
meningkatkan " kesiapan sekolah " dengan meningkatkan akses ke preschool.
10) Penelitian otak menyoroti nilai pendidikan awal.
11) Penelitian ekonomi menekankan manfaat prasekolah - argumen modal
manusia.
12) Peningkatan ketersediaan data membuat perbandingan dengan satu negara
sendiri lebih terlihat.
13) Meningkatkan kesadaran oleh masyarakat dari nilai program prasekolah.
14) Peran organisasi pemerintah dan non - pemerintah internasional.

Pada awal 1961, tanggapan survei mengungkapkan banyak perkembangan


dan isu-isu yang terus menjadi penting sepanjang 30 tahun ke depan. Termasuk di
antaranya adalah:3
1) Keunggulan sekolah dasar bersama dengan pengakuan yang berkembang
tentang pentingnya prasekolah.

3
Ibid,.hlm. 22.
6

2) Keutamaan keluarga, penekanan pada keluarga sebagai penyedia perawatan,


terutama untuk 3 tahun ke bawah, dan keyakinan bahwa prasekolah tidak
merebut peran orang tua.
3) Prioritas bagi tempat untuk anak-anak yang membutuhkan perlindungan,
diabaikan, miskin, kurang beruntung.
4) Prioritas bagi anak-anak ibu yang bekerja.
5) Pentingnya pelatihan guru.
6) Rendahnya status program prasekolah dan guru prasekolah, pelatihan yang
tidak memadai, semua tercermin dalam gaji rendah.
7) Pentingnya program swasta untuk mempertahankan pasokan.
8) Peraturan, terutama dari penyedia swasta.
9) Ketidakadilan pedesaan perkotaan.
10) Ketidakadilan berkaitan dengan masyarakat adat dan etnis dan ras minoritas.
11) Meningkatnya kesadaran nilai prasekolah.
12) Pengakuan awal nilai " peduli " bersama dengan " pendidikan ".
13) Kekhawatiran tentang biaya dan sumber dukungan keuangan.

Tidak ada pelayanan pemerintahan tunggal secara konsisten bertanggung


jawab atas kebijakan dan program ECEC. Beberapa kementerian, LSM, dan
organisasi swasta bertanggung jawab, membuat kebijakan. Pendidikan,
kesejahteraan sosial, kesehatan, ( tiga yang paling penting ) serta keadilan, tenaga
kerja dan keluarga membuatnya sangat sulit untuk berfungsi secara efektif, untuk
menilai kelancaran transisi dari rumah ke sekolah, dan untuk menganalisis biaya
ECEC dan investasi public.4
Dalam meninjau nilai prasekolah, manfaat diidentifikasi dan dibahas
meliputi: morbiditas yang anak yang lebih rendah, masalah yang berkaitan dengan
sekolah dasar yang lebih sedikit, meningkatkan kinerja sekolah dasar, dan di
beberapa negara berkembang, perawatan kesehatan yang lebih baik dan gizi.
Selama 35 tahun terakhir di sini, masyarakat menjadi semakin sadar akan nilai
dari program ini, baik di negara maju dan berkembang. Penelitian otak serta
4
Kamerman, Sheila B.2006. A global history of early childhood education and care.
Hal. 92
7

penelitian hasil sekolah tampaknya telah berpengaruh, meskipun hanya dalam


tahun kemudian, dimulai pada akhir 1980. Tentu saja, penelitian memainkan
peran berpengaruh dalam hal manfaat positif dari prasekolah dalam perdebatan di
AS dan negara-negara Anglo - Amerika, Prancis, dan negara-negara Nordik, dan
disebut dalam literatur mengenai perkembangan di banyak negara berkembang.
Konferensi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua tahun 1990, bersama-
sama disponsori oleh lembaga-lembaga pemerintah internasional utama termasuk
UNESCO, UNICEF, UNDP, dan Bank Dunia, yang diselenggarakan di Jontien,
Thailand, Maret 1990, adalah DAS dalam perkembangan ECE. Terlepas dari
fokus utama Konferensi di universalisasi pendidikan dasar sebagai hak dasar dan
pemberantasan buta huruf, ia memulai tahap baru dalam pengembangan,
kemajuan, dan promosi ECEC. Dalam Deklarasi Konferensi disebutkan bahwa"
Belajar dimulai saat lahir. Ini panggilan untuk perawatan anak usia dini dan
pendidikan awal. Ini dapat diberikan melalui pengaturan yang melibatkan
keluarga, masyarakat, atau program kelembagaan yang sesuai " ( Pasal 5 ) Sebuah
Kerangka Aksi termasuk dalam Deklarasi, mengumumkan sebagai tujuan
Perluasan perawatan anak-anak dan kegiatan pembangunan awal, termasuk
keluarga dan intervensi komunitas, terutama bagi anak-anak miskin, cacat dan
kurang beruntung.5
Sepuluh tahun kemudian di Dakar, Senegal pada April 2000 Forum
Pendidikan Dunia, Deklarasi 1990 ditegaskan kembali termasuk tujuan
memperluas dan meningkatkan perawatan anak usia dini yang komprehensif
dan mendidik, terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung,
Perkembangan dekade mungkin tidak sangat dramatis, tapi jelas mereka
memberikan kontribusi untuk sebuah gerakan baru.
ECEC adalah bidang beragam pendidikan, mulai dari program pendidikan
dan pusat anak usia dini formal untuk penitipan siang hari keluarga informal dan
berbasis rumah dan program pendidikan orang tua. Hanya sejak akhir 1980-an
yang pusat penitipan siang hari secara eksplisit dimasukkan dalam definisi
kebijakan dan program ECEC. Meskipun pernyataan eksplisit mengenai

5
Ibid,. Kamerman, Sheila B.
8

pentingnya termasuk data pada kedua program perawatan dan pendidikan, dan
yang meliputi anak-anak di bawah usia 3 dan mereka yang berusia 3 sampai 5
atau 6, sebagian besar data masih terfokus pada usia 3-5 tahun, dan berasal dari
Departemen Pendidikan. Mereka tidak konsisten termasuk ( atau mengecualikan )
program swasta, program masyarakat setempat, tempat penitipan anak, rumah
keluarga penitipan siang hari dan program-program berbasis rumah lainnya,
sarana ibadah, atau program yang tidak dikelola di bawah naungan kementerian
pendidikan.
Ketegangan dan perdebatan terus bermunculan perdebatan berkaitan dengan
apakah program harus bersifat sukarela atau wajib, apakah sumber daya yang
diberikan terbatas, program harus berbasis pusat atau, apakah harus ada satu
program untuk anak-anak sejak lahir sampai masuk sekolah dasar atau dua
program dibagi rumahan pada usia antara 3 tahun ke bawah, atau yang kedua
untuk anak usia 3- 5 tahun, dalam sebuah program menekankan pendidikan apa
bagian dari kurikulum harus fokus pada keterampilan sekolah formal daripada
meningkatkan perkembangan anak, kebutuhan penelitian, dan politik berkembang,
memperluas dan mempromosikan ECEC.

B. Sejarah Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia

Sejarah berdirinya Taman Kanak-kanak atau yang disebut prasekolah telah


dimulai pada tahun 1900. Tokoh seperti Froebel adalah yang paling berpengaruh,
pada tahun 1837 Froebel telah menggunakan istilah kindergarten atau taman
kanak-kanak. Pola perkembangan Pendidikan anak usia dini di Indonesia
dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu pada zaman kerajaan, penjajahan
Belanda, Jepang, dan zaman Kemerdekaan.6
Sekolah pada zaman kerajaan di Indonesia umumnya anak-anak raja belajar
dari empu. Para empu tersebut mengajarkan membaca , menulis, berhitung,
kesastraan, ilmu kanu ragan dan filsafat pembelajaran yang digunakan pada
zaman kerajaan adalah pembelajaran menggunakan sistem cantrik, yaitu mereka

6
Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,...hlm. 23.
9

bekerja sebagaimana yang dikerjakan keluarga gurunya, yaitu seperti mencangkul,


mencuci baju dll.
Pada abad ke 19 bangsa Belanda, yang waktu itu masih menjajah di
Indonesia dengan mulai mendirikan sekolah di lndonesia terutama untuk anak-
anak mereka sendiri dan anak-anak lndonesia dari golongan tertentu saja yang
dapat diizinkan untuk masuk sekolah yang didirikan oleh Belanda. Ada dua tipe
sekolah yang di dirikan oleh Belanda, yaitu tipe Europese Lagere School (ELS)
dan Froebel School. Pada awal mulanya Belanda mendirikan Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah dan akhirnya Sekolah Tinggi serta Taman Kanak-kanak pada
waktu itu disebut Bewaarschool (bewaar berasal dari kata bewaren artinya
menitipkan) Usaha pendidikan anak prasekolah di Indonesia telah berlangsung
sejak tahun l9l4 pada saat Pemerintah Hindia Belanda membuka kelas persiapan
(voorklas) yang fungsinya menyiapkan anak- anak memasuki HIS (bentuk
Sekolah Dasar di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda Dari kedua sekolah
tersebut hanya anak-anak Indonesia dari golongan tertentu yang dapat memasuki
sekolah tersebut. Anak-anak yang masuk dalam sekolah tersebut harus bisa
berbahasa Belanda, karena bahasa Belanda adalah bahasa sebagai kata pengantar.7
Setelah Belanda sudah tidak lagi menguasai Indonesia, kemudian Jepang
menggantikan kekuasaan tersebut. Jepang telah menguasai Indonesia, pada zaman
kekuasaan Jepang sistem pembelajaran TK di Indonesia beralih ke sistem Nippon.
Sistem Nippon digunakan Jepang untuk mengubah budaya Indonesia menjadi
budaya Jepang, banyak materi di sekolah TK yaitu tentang nyanyian jepang,
cerita, dan permainan ala Jepang.
Bentuk pendidikan prasekolah atau Taman Kanak-kanak di Indonesia sudah
berdiri sebelum kemerdekaan, ini terbukti dengan berdirinya lembaga-lembaga
pendidikan yang mengkhususkan perhatian terhadap usia Taman Kanak-kanak
yang berdasarkan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2
tahun 1989. Kemudian dijabaran dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1990 tentang Prasekolah menyatakan bahwa bentuk satuan pendidikan dini

7
Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pedidikan Anak Usia Dini, cet ke V (Jakarta: PT
Indeks, 2012) hm. 8.
10

meliputi Taman Kanak-kanak di jalur pendidikan Sekolah, Kelompok Bermain


dan Penitipan Anak serta bentuk sejenis di jalur pendidikan luar sekolah.
Salah satu pelopor pendidikan di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara, ia
berperan penting dalam perkembangan TK di Indonesia, jauh dari sebelum
Indonesia merdeka, Ki Hadjar Dewantara sudah memikirkan sistem pendidikan
nasional, termasuk TK. Pada tahun 1922 beliau mendirikan Taman Indria di
Kota Gede, Yogyakarta. Bersamaan dengan berdirinya Taman Indria, berdiri pula
Taman Kanak-Kanak dengan nama Bustanul Atfal yang disponsori oleh
organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1941, sekolah-sekolah Froebel
dilanjutkan dengan nama Taman Kanak-Kanak. Hari lahirnya Taman Siswa yaitu
tanggal 3 Juli 1922 merupakan hari penting untuk anak lndonesia, karena mulai
hari itu anak Indonesia diakui haknya untuk tumbuh dan berkembang menurut
bakat dan pembawaanya. Taman Indria memberikan layanan pendidikan bagi
anak berusia dibawah 7 tahun. Nama Taman Indria digunakan dengan harapan
bahwa TK itu bagaikan taman yang nyaman dan menyenangkan bagi anak. sistem
pembelajran yang digunakan adalah sistem among. Sistem among adalah suatu
gabungan antara kodrat dan iradat.8
Tokoh-tokoh anak prasekolah pada masa lalu sangat mempengaruhi
perkembangan pendidikan prasekolah atau Taman Kanak-kanak :
1) Friederich Wilhelm Froebel (1782-1852) mendirikan kindergarten
pertama pada tahun 1837, Kurikulum yang dirancang Froebel meliputi
pekerjaan atau kegiatan seni, keahlian dan pembangunan. Semua
kegiatan yang dirancang dilakukan dalam bermain seperti bermain lilin,
meronce, menggunting kertas, bernyanyi, permainan, bahasa dan
aritmetika. 11
2) Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh gerakan di lingkungan Perguruan
Taman Siswa mendirikan Taman Indria, yaitu suatu sarana pendidikan
untuk anak prasekolah.
3) Dewey meyakini bahwa anak harus diberikan kegiatan yang bermanfaat
sesuai tahap perkembangannya.

8
S.Nasution. .Sejarah Pendidikan Indonesia.Jakarta: PT Bumi Aksara, hal. 52
4) Montesori menekankan bahwa alat bermain sangat urgen untuk
dirancang pada saat kegiatan bermain anak.
5) Bloom menyatakan bahwa perkembangan mental yaitu perkembangan
intelegensi, kepribadian, dan tingkah laku sosial, sangat pesat ketika anak
masih berusia dini separuh dari perkembnagan intelektual anak
berlangsung sebelum anak berusia 4 tahun.
6) Landshears menyebutkan bahwa tingkat perkembnagan kognitif pada
usia 17 tahun merupakan suatu akumulasi perkembngan anak sampai usia
4 tahun sebanyak 50%, usia 4-6 tahun sebanyak 30% dan 20% yang lain
dicapai pada usia 9-17 tahun.

C. Persamaan Sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia Dengan Di


Indonesia

Persamaan sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia dengan sejarah


Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Menggunakan dasar teori dari tokoh yang sama yakni Froebel,
Pestalozzi, Montessori dan Tokoh lainnya.
2) Pada awalnya pendidikan pra sekolah baik di Indonesia maupun diluar
sama-sama untuk mempersiapkan anak ke jenjang selanjutnya yakni
sekolah dasar. Di Indonesia Voorklas didirikan untuk mempersiapkan
anak sebelum memasuki HIS sedangkan di di luar pendidikan pra
sekolah didirikan untuk persiapan sebelum memasuki sekolah dasar.9

D. Perbedaan Sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia Dengan Di


12
Indonesia

Perbedaan sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia dengan sejarah


Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia :
1) Di Indonesia pendidikan pra sekolah sudah ada sejak tahun 1914 yang
didirikan oleh pemerintahan Belanda dengan nama Voorklas (kelas
persiapan) kemudian Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Indria pada

9
Uyu Wahyudin, Penilaian Perkembangan Belajar Anak di Taman Kanak-Kanak (Jakarta:
Kencana, 2011), hlm. 79
tahun 1922 untuk anak berusia dibawah 7 tahun sedangkan diluar
khususnya Jerman pendidikan anak usia dini sudah ada sejak tahun 1873
yang didirikan oleh Froebel dengan nama Kindergarten.10
2) Di Indonesia pendidikan pra sekolah pada awalnya hanya diperuntukkan
golongan ningrat adan anak dari pemerintah Belanda sedangkan di luar
pendidikan anak usia dini atau yang disebut dengan ECEC (Early
Childhood Education and Care) diperuntukkan golongan kurang mampu
dan anak berkebutuhan khusus.
3) Kindergarten yang didirikan oleh Froebel pada awalnya masih bersifat
keagamaan sedangkan di Indonesia awal pendidikan pra sekolah masih
banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Negara Belanda dan Jepang yang
pada saat itu masih menduduki wilayah Indonesia.

10
Dewantara, Ki Hajar. Pendidikan. Yogyakarta 1977: Mejelis Luhur Persatuan Taman
Siswa, hal. 41
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelas TK resmi pertama yang didasarkan pada filosofi didasarkan pada


nilai-nilai agama tradisional dan keyakinan dalam pembelajaran sambil bermain,
didirikan di Jerman oleh Friedrich Froebel di awal 1800. Konferensi Dunia
tentang Pendidikan untuk Semua tahun 1990, bersama-sama disponsori oleh
lembaga - lembaga pemerintah internasional utama termasuk UNESCO, UNICEF,
UNDP, dan Bank Dunia, yang diselenggarakan di Jontien, Thailand, Maret 1990,
adalah DAS dalam perkembangan ECEC. Terlepas dari fokus utama Konferensi
di universalisasi pendidikan dasar sebagai hak dasar dan pemberantasan buta
huruf, ia memulai tahap baru dalam pengembangan, kemajuan, dan promosi
ECEC. Di Dakar, Senegal pada April 2000 Forum Pendidikan Dunia, Deklarasi
1990 ditegaskan kembali termasuk tujuan "memperluas dan meningkatkan
perawatan anak usia dini yang komprehensif dan mendidik, terutama bagi anak-
anak yang paling rentan dan kurang beruntung.
Usaha pendidikan anak prasekolah di Indonesia telah berlangsung sejak
tahun l9l4 pada saat Pemerintah Hindia Belanda membuka kelas persiapan
(voorklas) yang fungsinya menyiapkan anak - anak memasuki HIS (bentuk
Sekolah Dasar di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda). Kemudian pada
tahun 1922 Ki Hajar dewantara mendirikan Taman Indria untuk anak berusia
dibawah 7 tahun. pada masa Penjajahan Jepang, pendidikan TK masih sangat
dipengaruhi oleh kebudayaaan Jepang seperti bahasa, lagu-lagu dan permainan
anak Jepang.
Persamaan sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di dunia dengan sejarah
Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan dasar teori dari tokoh yang sama yakni Froebel, Pestalozzi,
Montessori dan Tokoh lainnya.
2) Pada awalnya pendidikan pra sekolah baik di Indonesia maupun diluar sama-
sama untuk mempersiapkan anak ke jenjang selanjutnya yakni sekolah dasar.

13
14

Perbedaan sejarah Pendidikan Anak Usia Dini di Dunia dengan sejarah


Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia :
1) Di Indonesia pendidikan pra sekolah sudah ada sejak tahun 1914 yang
didirikan oleh pemerintahan Belanda dengan nama Voorklas (kelas
persiapan) kemudian Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Indria pada
tahun 1922 untuk anak berusia dibawah 7 tahun sedangkan diluar khususnya
Jerman pendidikan anak usia dini sudah ada sejak tahun 1873 yang didirikan
oleh Froebel dengan nama Kindergarten.
2) Di Indonesia pendidikan pra sekolah pada awalnya hanya diperuntukkan
golongan ningrat adan anak dari pemerintah Belanda sedangkan di luar
pendidikan anak usia dini atau yang disebut dengan ECEC (Early Childhood
Education and Care) diperuntukkan golongan kurang mampu dan anak
berkebutuhan khusus.
3) Kindergarten yang didirikan oleh Froebel pada awalnya masih bersifat
keagamaan sedangkan di Indonesia awal pendidikan pra sekolah masih
banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Negara Belanda dan Jepang yang pada
saat itu masih menduduki wilayah Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Bredekamp, Sue. Developmentally Approriate Practice in Early Education


Program Serving from Birth Through Age 8. Washington: NAECY,1992.

Khaironi, M. 2017. Pendidikan Moral pada Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age,
1(1), hal. 1-16. DOI: https://doi.org/10.29408/ goldenage.v1i01.479

Mutiara Magta. Pendidikan Usia Dini, Volume 7 Edisi 2, Bali. Nopember 2013.

Sulaiman, U. 2019. Tingkat Pencapaian Aspek Perkembangan Anak Usia 5-6


Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Indonesia
Journal of Childhood Education, 2(1), hal. 52-65. DOI:
https://doi.org/10.24252/ nananeke.v2i1.9385.

Sujiono,Nurani Yuliani, Dr, M.Pd. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
Universitas Negeri Jakarta, 2007.

Surjomihardjo, Addurachman. Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam


Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan,1986.

Yuliani Nurani. Perspektif Baru Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Campustaka, 2019.

Anda mungkin juga menyukai