Anda di halaman 1dari 16

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Telaah Praktik Baik Pendidikan Yang Memerdekakan

( Pendidikan yang Memerdekakan Mempengaruhi Peserta Didik )

Dosen Pengampu :Dr.Edi Suyanto, M.Pd.

Instruktur :Tri Meryastuti, S.Pd.

Kelompok 6

1. Sekar Ayu Anggraini


2. Tina Apriliana Saputri
3. Vinasta Damayanti
4. Yessica Vinca Yolanda

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam kepada junjungan kita
Rasulullah SAW. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Filosofi Pendidikan Indonesia. Keberhasilan menyusun makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Edi Suyanto, M.Pd. selaku dosen mata kuliah dan
Ibu Tri Meryastuti, S.Pd. selaku instruktur mata kuliah, serta semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT. memberikan limpahan barokah atas segala bantuan


dalam menyelesaikan makalah ini, dan semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Bandar Lampung, April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii


KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


Latar Belakang ....................................................................................................1
Rumusan Masalah ...............................................................................................2
Tujuan .................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3


Pengantar .............................................................................................................3
Pendidikan Yang Memerdekakan .......................................................................3
Apa Itu Pendidikan Yang Memerdekakan ..........................................................6

BAB III PENUTUP ...........................................................................................11


Kesimpulan .........................................................................................................11
Saran....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan produk dari masyarakat. Pendidikan tidak lain

merupakan proses tranmisi pengetahuan , sikap, kepercayaan, ketrampilan dan

aspek perilaku-perilaku lainnya kepada generasi kegenerasi. Dengan pengertian

tersebut, sebenarnya upaya diatas sudah dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-

kekuatan masyarakat. Hampir segala sesuatu yang kita pelajari adalah hasil dari

hubungan kita dengan orang lain, baik dirumah, sekolah, tempat bermain,

pekerjaan dan lainnya. Dengan kata lain dimanapun kita berada kita pasti akan

belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

Bagi suatu masyarakat, hakikat pendidikan diharapkan mampu berfungsi

menunjang kelangsungan kemajuan hidupnya, agar masyarakat itu dapat

melanjutkan eksistensinya, maka diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan

dan bentuk tata perilaku lainnya bagi generasi muda. Tiap masyarakat selalu

berupaya meneruskan kebudayaannya dengan proses adaptasi tertentu sesuai

coraknya masing-masing periode zamannya kepada generasi muda melalui

pendidikan atau secara khusus melalui interaksi sosial.

Perkembangan pendidikan di Indonesia telah mengalami perubahan yang

cukup pesat. Hal ini disebabkan oleh perubahan tatanan kehidupan yang terjadi di

dalam negeri maupun luar negeri. Tentunya perubahan tersebut juga dialami oleh

negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi, sosial, politik serta

budaya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu mempersiapkan diri agar

tidak tertinggal oleh negara-negara lain.

1
B. Rumusan Masalah

Apakah alasan anda menjadi guru?

Bagaimanakah pemikiran mereka terhadap sosok Ki Hajar Dewantarata dan

pemikirannya?

Bagaiman komitmen diri dengan menggunakan model Lingkaran Emas

(Golden Circle) tentang ‘mengapa, bagaimana, apa’ dari MK filosofi

pendidikan nasional?

Bagimana Perjalanan pendidikan di Indonesia, sebelum kemerdekaan(zaman

kolonial), sesudah kemedekaan dan pendidikan abad ke-21?

C. Tujuan

Mengetahui alasan anda menjadi guru.

Mengetahui pemikiran mereka terhadap sosok Ki Hajar Dewantarata dan

pemikirannya.

Mengetahui komitmen diri dengan menggunakan model Lingkaran Emas

(Golden Circle) tentang ‘mengapa, bagaimana, apa’ dari MK filosofi

pendidikan nasional.

Mengetahui Perjalanan pendidikan di Indonesia, sebelum

kemerdekaan(zaman kolonial), sesudah kemedekaan dan pendidikan abad ke-

21.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengantar

Salam dan Bahagia,

Pembelajaran pada Topik V membawa Mahasiswa pada tahap tataran konkrit


Praktik Baik pendidikan yang berpihak dan memerdekakan murid.
Mahasiswa menelaah Praktik baik di beberapa sekolah yang
mengimplementasikan pendidikan yang berpihak pada murid dan
memerdekakan peserta didik. Pada tahap ini, Mahasiswa juga melihat
bagaimana proses pembelajaran pada ekosistem sekolah mitra mahasiswa.
Analisa kritis mahasiswa dituangkan dalam sebuah proyek perubahan (change
project) yang dilakukan secara individu. Projek perubahan dilaksanakan
secara case based atau project based untuk mewujudkan pendidikan yang
berpihak pada murid dan memerdekakan murid di sekolah mitra mahasiswa

B. Pendidikan yang Memerdekakan Menurut Saya

1. Apa yang Anda ketahui tentang pendidikan yang berpihak pada peserta
didik dan memerdekakan peserta didik?

Pendidikan yang berpihak kepada peserta didik adalah pendidikan yang


memfasilitasi kebutuhan peserta didik dimana peserta didik terdiri dari
berbagai latar belakang karakteristik yang berbeda mulai dari ras suku
agama adat budaya minat motivasi gaya belajar dan tingkat
kecerdasannya sehingga guru memihak kepada peserta didik agar peserta
didik bebas menentukan pembelajaran yang diinginkan namun tetap
sejalan dengan tujuan pembelajaran nasional dan capaian pembelajaran
yang telah ditentukan hanya caranya saja yang berbeda atau dilakukan
pembelajaran berdiferensiasi. Pendidikan yang memerdekakan berasal
dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yang artinya pendidikan yang

3
memerdekakan lahir dan batin. Merdeka lahir dan batin berarti Mandiri
bisa berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain sadar juga tentang
hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, supaya nanti bisa
berpartisipasi dan berkontribusi kepada masyarakat. Sekolah tersebut
dikatakan sebagai tempat untuk pembelajar sepanjang hayat atau long life
learner yang dapat menghadirkan perubahan. Mementingkan motivasi
internal berupa kesenangan belajar untuk mengembangkan diri, salah
satu bagian penting dalam belajar adalah berkontribusi dan
mengembangkan diri serta mandiri, hal ini tercantum dalam visi sekolah.
Pendidikan harus berorientasi pada kepentingan terbaik dan
memanusiakan anak, hal ini dibutuhkan untuk sikapmandiri dan tidak
bergantung orang lain. Bentuk pembelajaran di sekolah dikatakan bahwa
anak terlibat aktif dalam proses belajar anak bukan hanya mendengarkan
dan menuruti perintah dari guru, anak ikut menentukan tujuan, cara
belajar, evaluasi mulai bertanya sampai merefleksi.

2. Mengapa pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan


peserta didik perlu Anda maknai dan hayati dalam konteks pendidikan
Indonesia saat ini?

Peserta didik adalah sebutan untuk siswa atau murid dalam sebuah sistem
pendidikan. Istilah ini sering digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga
pendidikan lainnya untuk mengacu pada individu yang sedang belajar atau
mengikuti pelajaran. Peserta didik dapat berusia dari anak-anak hingga
dewasa, tergantung pada tingkat pendidikan yang sedang mereka ikuti.
Peserta didik juga dapat memiliki peran aktif dalam kegiatan sekolah
lainnya, seperti kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi siswa. Secara
umum, pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang memberikan
kebebasan kepada individu untuk belajar sesuai dengan minat dan
kebutuhan mereka. Sistem pendidikan ini berbeda dari pendidikan yang
terstruktur dan terpusat, di mana materi pelajaran ditentukan oleh
pemerintah atau lembaga pendidikan tertentu. Pendidikan yang
memerdekakan adalah pendidikan yang bertujuan untuk memberikan

4
kebebasan kepada individu untuk belajar dan berpikir secara kritis,
sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka.

Pendidikan yang memerdekakan peserta didik juga sering disebut sebagai


pendidikan inkuiri, dimana siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi
dan mencari tahu tentang topik yang mereka minati, dengan bantuan dari
guru atau pengajar. Pendidikan yang memerdekakan juga biasanya
menekankan pada nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan, serta memberikan
kesempatan yang sama bagi semua orang untuk mengembangkan potensi
mereka. Banyak manfaat luas bagi individu, termasuk meningkatkan
kepercayaan diri,membantu mereka memahami dan menghargai
perbedaan, serta membantu mereka menemukan tujuan dan makna dalam
hidup mereka.Memahami konteks pendidikan yang berpihak dan
memerdekakan peserta didik dapat membantu guru atau pengajar untuk
menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan menyenangkan bagi
siswa, serta membantu siswa untuk memahami bagaimana faktor-faktor
yang ada di sekitarnya dapat mempengaruhi proses belajar mereka.

3. Bagaimana pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan


memerdekakan peserta didik menjadi bagian dari diri Anda sebagai
seorang pendidik?

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dilakukan untuk menuntun


kekuatan kodrat peserta didik supaya tercapai kesempurnaan hidup. Baik
itu sebagai individu ataupun sebagai anggota masyarakat. Namun, proses
pendidikan juga tidak terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Oleh karena itu, guru penggerak juga harus mengetahui
bagaimana pendidikan berpihak kepada murid menjadi bagian diri
pendidik. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan
memerdekakan peserta didik dapat menjadi bagian dari diri pendidik
melalui pemahaman terhadap pemikiran Ki Hajar Dewantara. Hal ini
karena pemikiran KHD menjadi dasar filosofis yang dapat menguatkan
perwujudan atau realisasi dari pendidikan yang berpihak pada peserta didik

5
. Pendidikan tersebut dilaksanakan dengan memberikan bimbingan dalam
hidup dan tumbuhnya jiwa raga peserta didik . Sejatinya, pendidikan harus
mampu menuntuk anak kepada kodratnya untuk menjadi manusia yang
bisa hidup dengan baik di lingkungan masyarakat. Sehingga, anak bisa
meraih kebahagian dan keselamatan di dalam hidupnya. Apabila berkaca
pada pemahaman Ki Hajar Dewantara tersebut, maka baik guru maupun
orang tua akan menyadari bahwa pendidikan bukan bermaksud
membentuk anak sesuai keinginan mereka. Bukan seperti seorang pemahat
yang memahat patung sesuai keinginannya. Alih-alih, pendidikan ibarat
menanam, merawat, dan memelihara benih sebaik mungkin, lantas benih
itu akan tumbuh sesuai kodratnya. Artinya, apabila yang ditanam adalah
benih padi, maka perlakukanlah sebagaimana benih padise harusnya
diperlakukan. Dengan kata lain, guru dan orang tua mendidik anak sesuai
karakter anak. Pendidikan disesuaikan juga dengan perkembangan
lingkungan dan zaman. Melalui cara itulah pendidikan yang berpihak pada
murid dapat menjadi bagian dari diri guru selaku pendidik. Sebab,
pendidikan bukan semata-mata sebagai usaha meningkatkan pengetahuan
peserta didik. Lebih jauh, pendidikan adalah menuntun peserta didik untuk
sampai kepada keselamatan dan kebahagiaan hidupnya.

C. Apa itu Pendidikan yang Memerdekakan

Terdapat 5 video tentang berpendidikan yang memerdekakan peserta didik:

1. Sekolah Kembang - Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan

Praktik Pendidikan yang Memerdekakan

Sekolah kembang adalah kelompok bermain, TK, dan sekolah dasar

yang berkomitmen untuk membentuk pusat Pendidikan usia dini

lingkungan belajar yang kondusif agar anak tumbuh menjadi seseorang

yang suka belajar sepanjang hidupnya dengan rasa bahagia dan antusias.

Dengan menyelaraskan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan

6
yang memerdekakan lahir dan batin. Merdeka lahir dan batin artinya

mandiri, bisa berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, sadar juga

tentang hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, agar dapat

berkontribusi bagi masyarakat.

Sekolah kembang memiliki visi sekolah sebagai tempat bagi

pembelajar sepanjang hayat yang dapat menghadirkan perubahan.

Pentingnya motivasi internal berupa kesenangan dalam belajar sehingga

terus mengembangkan diri. Jadi, bagian penting dalam belajar adalah

mengahadirkan perubahan dan memberikan kontribusi bagi sekitarnya.

Jadi, keduanya adalah dalam visi misi sekolah. Supaya anak dari sekolah

ini mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat. Pendidikan di sekolah ini

untuk anak usia dini dan sekolah dasar harus berorientasi pada

kepentingan terbaik anak, artinya memanusiakan anak.

2. Sekolah Erudio - Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan Praktik

Pendidikan yang Memerdekakan

Sekolah berbasis proyek dan pembelajaran demokratis yang

diperuntukkan bagi anak yang memiliki ketertarikan di bidang seni dan

sains. Tujuan belajar di Erudio Indonesia yang paling penting adalah

membantu para siswa untuk menemukan jati dirinya, kodrat hidup, dan

menentukan perannya dalam masyarakat. Oleh karena itu kemerdekaan

dalam menentukan tujuan belajarnya sendiri menjadi sangat penting,

karena prosesnya bukan mudah memerlukan biaya yang banyak. Proses

ini hanya bisa dilakukan dalam lingkungan yang aman dan nyaman bagi

siswa yang mengedepankan kesetaraan tanpa paksaan. Yang paling

utama salah satu cirinya adalah setiap siswa punya kemerdekaan untuk

menentukan tujuan dan cara belajarnya sendiri.

7
Sekolah Erudio ini tidak ada peraturan sekolah, yang ada adalah

kesepakatan bersama yang disetujui semua pihak untuk menghormati

kesetaraan. Tidak hanya untuk membangun iklim kemandirian dan

disiplin tanpa paksaan. Semua pembelajaran dilakukan dengan

pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan riset. Siswa tidak hanya

belajar dari guru pengampu tetapi juga dari praktisi di beragam bidang.

Fungsi sekolah sebagai fasilitator dan penghubung siswa ke dunia nyata.

Dan juga yang paling penting adalah membangun empati dan sensivjtas

dengan masalah-maslaah yang nyata di luar sekolah, agar mereka siap

jika harus terjun langsung kemasyarakat. Kemudia, penilaian

pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh fasilitator, sesama siswa, dan

pelaku berbagai bidang. Penilaian kinerja tidak hanya berdasar hasil

namun juga proses belajar. Hasil akhi pembelajaran dalam bentuk

portofolio karya dan kegiatan.

3. SDN 010 Bongan - Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan Praktik

Pendidikan yang Memerdekakan

SDN 010 Bongan adalah sekolah dasar yang ingin mengembangkan

siswa yang berakhlak mulia, berilmu, bermutu, berwawasan lingkungan

yang dijiwai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Pendidikan

yang dalam pembelajarannya di sekolah tidak membuat peserta didik

terpaksa mengikuti kurikulum yang berlaku. Pembelajaran tidak harus di

ruang kelas. Pengajar bisa berasal dari masyarakat yang memiliki

wawasan di bidang tertentu sehingga dapat menambah pengetahuan

siswa, selain bapak ibu guru di sekolah. Warga sekolah, khususnya

tenaga pendidik harus memahami kondisi lingkungan, termasuk sarana

8
dan prasarana sekolah, untuk memenuhi kebutuhan siswa dan

pembelajaran.

SDN 010 Bongan juga membuat media pembelajaran yang beraneka

ragam kambing, kolam ikan, kolam terpal sebagai media pembelajaran.

Itupun peran orang tua juga dalam membuat fasilitas pembelajaran

berkolaborasi. Kemampuan dari peserta didik di bidang seni, olahraga,

dan bidang lain sangat mendukung untuk membangun fasilitas belajar

bersama-sama. Anak-anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Misalnya, jika belajar di luar mereka setuju atau tidak (menyampaikan

pendapat). Menyarankan tempat belajar lain. Menjadi panitia lomba, aksi

sosial (bencana), pramuka, pemilihan ketua kelas, memilih kelompok

belajar yang dekat dengan tempat tinggal, merdeka belajar.

4. Sanggar Anak Akar - Prinsip Pendidikan yang Memerdekakan

Praktik Pendidikan yang Memerdekakan

Sanggar Anak Akar adalah organisasi yang berfokus pada

pendidikan dan perlindungan anak yang mengambil model pendidikan

sekolah dengan pembelajaran mandiri berbasis komunitas sebagai model

praksis pendidikan humanistik. Paradigma pendidikan saat ini berangkat

dari anak sebagai makhluk yang secara kodrat diciptakan sempurna

dengan akal, emosi, dan seluruh potensi sehingga memiliki kesadaran,

sehingga menggerakkan kehendak. Dan kehendak inilah yang menuntun

menjadi manusia sebagaimana mestinya. Memerdekakan artinya

mengembalikan manusia pada kodratnya sebagai makhluk yang punya

kehendak bebas (merdeka). Yang pertama, anak merdeka dari tekanan

dan merdeka untuk mencapai tujuan. Tujuannya apa pendidikan itu

9
hakikatnya adalah humanisasi; proses bagaimana manusia (anak) terus

menerus menyempurnakan diri.

Pendidikan adalah sebuah proses yang membutuhkan ruang, tempat

bersemainya manusia sesuai kodratnya untuk tumbuh dan berkembang.

Ekosistem tempat anak-anak bisa merasa nyaman dan aman

mengembangkan dirinya. Yang kedua tempat untuk pengembangan diri

dan ruang dialog (yang dapat membuka apa mau atau keinginan siswa).

Yang ketiga memberi peluang anak untuk melakukan eksplorasi.

Biasanya kita berdiskusi untuk menentukan semacam asesmen,

melakukan evaluasi bersama untuk meningkatkan sarana dan cara

berdinamika yang dibutuhkan ekosistem.Yang kedua, masing-masing

anak membuat perencanaan sendiri. Yang ketiga, karena kita ada dalam

komunitas, kita merencanakan bersama waktu-waktu yang harus

dihormati sebagai waktu milik bersama.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ki Hajar Dewantara adalah sosok pejuang pendidikan di Indonesia yang

sangat besar jasanya. Beliau mengimplementasikan gerakannya dalam dunia

pendidikan dengan mendirikan perguruan sekolah bernama Taman Siswa

yang merupakan tempat pendidikan khususnya bagi kaum pribumi pada tahun

1922. Perkembangan pendidikan Indonesia terbagi menjadi 3 tahapan yaitu

sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan, dan pada abad 21. Sekolah-

sekolah yang didirikan belanda pada masa sebelum kemerdekaan bukan

bermaksud untuk mencerdaskan bangsa Indonesia yang sesungguhnya,

melainkan tidak lepas dari kepentingan-kepentingan kolonial. Pendidikan di

Indonesia setelah kemerdekaan secara garis besar pendidikan di awal

kemerdekaan diupayakan untuk dapat menyamai dan mendekati sistem

pendidikan di negara-negara maju.

Tujuan pendidikan pada masa setelah kemerdekaan dirumuskan untuk

mendidik warga negara yang sejati. Pendidikan pada abad 21 ini merupakan

suatu peralihan pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan

menuntun sekolah untuk mengubah pendekatan pembelajaran dari teacher

centred menjadi student centered. Pendidikan pada pembelajaran abad 21 ini

berfokus pada merdeka belajar. Konsep Merdeka Belajar ini sebenarnya

merupakan filosofi yang berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Merdeka

Belajar memberikan kebebasan bagi guru dan siswa untuk menerapkan sistem

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga nantinya turut

meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional.

11
B. Saran
Diharapkan setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan
pendidikan nasional mahasiswa dapat mengetahui mengenai bagaimana
perkembangan pendidikan di Indnesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Wardani, S., Asbari, M., & Misri, K. I. (2023). Pendidikan yang Memerdekakan,
Memanusiakan dan Berpihak pada Murid. Journal of Information
Systems and Management (JISMA), 2(5), 35-43.
https://youtu.be/G0wmwTkR4ns?si=vtdkz0YbBzF1_hoS
https://youtu.be/ec5BKQdmlPY?si=SljONyAIb52ZlWfI
https://youtu.be/qDCoPFXVGas?si=Uw6t4r6jsP0zYEvH
https://youtu.be/u6Lky4rBMqE?si=ETBUC95eRhYsX9gz

13

Anda mungkin juga menyukai