Anda di halaman 1dari 23

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN LURING III

Sekolah : SMP Kelas/Semester : VIII / II KD : 3.3


Mata Pelajaran : PPKn Alokasi Waktu : 2 x 60 Menit Pertemuan Ke : I
Materi : Peraturan Perundang – Undangan

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Sikap Spritual
KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.Sikap Sosial
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata. Pengetahuan
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori. Keterampilan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


.3 Memahami tata urutan peraturan perundang 3.3.1 Menguraikan Tata Urutan Peraturan
- undangan dalam sistem hukum nasional Perundang-undangan di Indonesia.
nasional di Indonesia.
3.3.2 Menjelaskan Proses Pembuatan Peraturan
Perundang-undangan Indonesia
berdasarkan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.3.3 Memberikan contoh sikap sesuai dengan


Peraturan Perundang-undangan.
C. Tujuan Pembelajaran

 Menguraikan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. (C2)

 Menjelaskan Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan Indonesia berdasarkan Undang


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (C2)

 Memberikan contoh sikap sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. (C2)

D. Kegiatan Pembelajaran

Agenda Media Alat Sumber


 Presentasi, Diskusi  Slide Presentasi  Laptop, LCD, dsb  Lukman, Ida, dkk.
(PPT) 2017. Pendidikan
Pancasila dan
Kewarganegaran
Edisi Revisi 2017.
Jakarta.
Kemdikbud.
 Artikel,Internet.
PENDEKATAN Inquiry Learning.
METODE Number Heads Together (NHT), Diskusi, dan Tanya Jawab.
MODEL Discovery Learning.

PENDAHULUAN  Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran dengan melakukan berdoa, mengecek
kehadiran siswa, kebersihan dan kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan
sumber belajar. Spritual
 Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab atau problem solving
mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya dan yang akan
diajarkanya. Apersepsi
 Guru menyampaikan kompetensi dasar, tujuan, dan metode
pembelajaran yang akan dicapai dan digunakan. Penyampaian Tujuan,
Kompetensi, dan Met ode Pembelajaran
 Guru menjelaskan bayangan materi yang akan diajarkan. Penyampaian
Bayangan Materi Pembelajaran
KEGIATAN INTI  Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4 – 5
orang. Masing – masing anggota kelompok memperoleh nomor yang
berbeda – beda. Penomeran
 Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada kelompok peserta didik
dengan tujuan untuk mentransformasikan pengetahuan baru kea rah
situasi pembelajaran atau mengarahkan siswa untuk menanggapi materi
yang akan dipelajarinya. Dengan demikian akan membentuk sebuah
situasi penalaran terhadap pengalaman baru yang akan dipelajari agar
lebih siap dalam memahami dan menerima materi pembelajaran.
Mengajukan Pertanyaan
 Masing – masing peserta didik bersama kelompoknya membahas dan
menyatukan pendapat dengan syarat tiap anggota kelompok harus
mengetahui dan memahami jawaban dari pertanyaaan yang sedang
didiskuaikan. Berpikir Bersama
 Guru memanggil suatu nomor tertentu dengan cara acak. Kemudian
siswa yang bersangkutan akan maju dan menjawab dan menjelaskan
pertanyaan yang telah diajukan oleh guru sebelumnya. Menjawab
 Guru meminta siswa yang lain untuk memberikan tanggapan, jawaban,
dan masukan terhadap hasil jawaban yang telah dijelaskan oleh
temanya. Kegiatan ini dilakukan berulang – ulang sampai berakhirnya
nomor pada siswa. Penilaian dan Pemberian Tanggapan
 Agar tidak menimbulkan kerancuan atau salah persepsi pada siswa
maka guru memberikan kesimpulan dan penjelasan atas pertanyaan dari
jawaban yang disampaikan oleh siswa. Simpulan
 Pemberian evaluasi bertujuan untuk mngetahui dan memberikan umpan
balik dari hasil kegiatan yang sudah dilakukan.Evaluasi
PENUTUP  Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar. Refleksi
 Guru dan murid menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.Kesimpulan Secara Keseluruhan
 Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
dan berdoa. Spritual
E. BAHAN AJAR

1. Makna Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia

Wujud dari norma hukum adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
lembaga yang berwenang atau pemerintah. Pengertian dari peraturan perundang-undangan adalah
seluruh peraturan yang berasal dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.

2. Pengertian Peraturan Perundang - Undangan

Menurut ketentuan umum UU No. 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan


perundang-undangan. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat
norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
undangan. Peraturan perundang-undangan menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
memiliki pengertian peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara
umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

3. Tata Uutan Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia

Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia sesuai Pasal 7 UU Nomor


12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan terdiri atas:
a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
c) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.
d) Peraturan Pemerintah (PP).
e) Peraturan Presiden (Perpres).
f) Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi).
g) Peraturan Daerah Kota/Kabupaten (Perda Kota/Kabupaten).
4. Proses Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan.

Indonesia memiliki sejumlah peraturan perundang-undangan yang tata cara


pembuatannya telah diatur. Indonesia adalah negara hukum dan hukum ini mengikat kepada
seluruh anggota masyarakat. Hukum menjadi alat dalam menciptakan ketertiban dan keasilan.
Tanpa hukum, kehidupan bermasyarakat akan mengalami kekacauan.
Hukum Indonesia diatur melalui perundang-undangan. Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan termasuk siapa saja pihak yang terlibat telah diatur dalam UU Nomor 12
tahun 2011. Tata urutan Peraturan Perundang-undangan dan proses pembuatannya sebagai
berikut:
a. Undang – Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam
peraturan perundang-undangan dan menjadi hukum tertinggi dalam tata urutan perundang-
undangan di Indonesia. Penyusunnya adalah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
18 Agustus 1945.
MPR berhak mengubah dan menetapkan UUD ini sesuai pasal 3 ayat (1) UUD 1945.
Saat ini telah dilakukan empat kali perubahan terhadap UUD 1945. Tata cara perubahannya diatur
dalam pasal 37 UUD 1945 yang berbunyi:
Pasal 37
1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan
Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.
b. Ketetapan MPR
Ketetapan MPR adalah putusan majelis yang memiliki kekuatan hukum mengikat
kepada seluruh anggota majelis hingga ke setiap warga negara, lembaga masyarakat, dan
lembaga negara yang tidak terikat oleh Ketetapan MPR. Dalam buku PPKN Kelas VIII
(Kemdikbud 2014), kekuatan ini disebut mengikat ke dalam dan ke dalam Proses
pembentukannya dimulai dengan pembentukan Panitia Ad Hoc. Tugasnya menyiapkan
Rancangan Ketetapan-Ketetapan MPR untuk diajukan dan dibahas dalam Sidang Tahunan
MPR. MPR akan menetapkannya dalam Sidang Tahunan MPR tersebut.
c. Perpu
Undang-Undang (UU)atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Pembentukan Undang-Undang (Perppu) Lembaga negara yang memiliki kekuasaan dalam
membentuk Undang-Undang adalah DPR. Sementara itu Rancangan Undang-Undang (RUU)
bisa dibuat oleh DPR, DPD atau Presiden. Proses pembentukannya yaitu: RUU yang berasal
dari DPR diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPR.
RUU yang diajukan oleh DPD adalah rancangan yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pemekaran daerah, dsb. RUU yang diajukan oleh Presiden
disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah nonkementerian sesuai tugas dan
tanggung jawabnya. Selanjutnya RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat
persetujuan bersama. Jika mendapat persetujuan bersama maka RUU tersebut disahkan
menjadi Undang-Undang (UU). Jika tidak mendapat persetujuan bersama maka RUU tersebut
tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu. Berbeda dengan Perppu, peraturan
perundang-undangan ini ditetapkan Presiden yang dikeluarkan karena terjadi kegentingan
yang memaksa. Menurut modul PPKn Kelas VIII: Struktur Undang-Undang (Kemendikbud
2018), Perppu diajukan dahulu oleh Pemerintah kepada DPR. Jika disetujui DPR dalam rapat
paripurna, maka Perppu akan ditetapkan sebagai Undang-Undang. Jika ditolak, maka Perppu
wajib dicabut dan tidak berlaku.
d. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah (PP) yaitu peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
Presiden untuk melaksanakan Undang-Undang. Tahapan penyusunannya adalah: Rancangan
PP berasal dari kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian sesuai bidang
tugasnya. Penyusunan dan pembahasan rancangan PP dilakukan dengan membentuk panitia
antarkementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian. Peraturan Pemerintah
ditetapkan oleh Presiden lalu diundangkan oleh Sekretariat Negara.
e. Peraturan Presiden
Penetapan Peraturan Presiden (Perpres) digunakan untuk menjalankan perintah dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintahan. Proses pembentukannya berdasarkan Pasal 55 UU No 12 Tahun 2011, yaitu:
Pembentukan panitia antar kementerian dan/atau antar non kementerian oleh pemrakarsa atau
pengusul. Pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan
Presiden dikoordinasikan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
hukum. Pengesahan dan penetapan oleh Presiden.
f. Peraturan Daerah Provinsi Peraturan Daerah (Perda)
Provinsi adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh DPRD Provinsi
dengan persetujuan bersama gubernur. Tahapan proses pembuatannya adalah: Penyusunan
Rancangan Perda Provinsi dapat berasal dari DPRD Provinsi atau Gubernur.
Pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah.
Rancangan Perda yang berasal dari DPRD dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPRD
yang khusus menangani bidang legislasi. Rancangan yang berasal dari Gubernur
dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. Pembahasan
Rancangan Perda Provinsi dilakukan oleh DPRD Provinsi bersama Gubernur. Rancangan
Perda Provinsi yang telah disetujui bersama DPRD dan Gubernur, selanjutnya ditetapkan
oleh Gubernur sebagai Perda Provinsi.
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota merupakan peraturan peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama
bupati/walikota. Proses pembentukan Perda yaitu: Penyusunan Rancangan Perda
Kabupaten/Kota dapat berasal dari DPRD Kabupaten/Kota atau Bupati/Walikota.
Pengharmonisan, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah.
Rancangan Perda yang berasal dari DPRD dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPRD
yang khusus menangani bidang legislasi. Rancangan yang berasal dari Bupati/Walikota
dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. Pembahasan
Rancangan Perda Kabupaten/Kota dilakukan oleh DPRD Kabupaten/ Kota bersama
Bupati/Walikota. Rancangan Perda Kabupaten/Kota yang telah disetujui bersama DPRD dan
Bupati/Walikota selanjutnya ditetapkan oleh Bupati/Walikota sebagai Perda Kabupaten/Kota.
5. Menampilkan Sikap sesuai dengan Peraturan Perundang – Undangan.
a) Pengetahuan hukum.
b) Pemahaman kaidah-kaidah hukum.
c) Sikap terhadap norma-norma hukum.
d) Perilaku hukum.

F. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama Peserta Didik :…………………


NISN :………………….
Mata Pelajaran :…………………

Sekolah : SMP/MTs
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua)
Kompetensi Dasar (KD) : .3 Memahami tata urutan peraturan perundang - undangan
dalam sistem hukum nasional nasional di Indonesia.

Indikator Pencapaian : 3.3.1 Menguraikan Tata Urutan Peraturan Perundang-


Kompetensi (IPK) undangan di Indonesia.

3.3.2 Menjelaskan Proses Pembuatan Peraturan Perundang-


undangan Indonesia berdasarkan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.3.3 Memberikan contoh sikap sesuai dengan Peraturan


Perundang-undangan.

Materi Pokok : Peraturan Perundang – Undangan


Sub Materi : 1. Makna Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan di
Indonesia.
2. Pengertian Peraturan Perundang – Undangan.

3. Tata Uutan Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia.


4. Proses Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan.

5. Menampilkan Sikap sesuai dengan Peraturan Perundang –


Undangan.
1. Tujuan Pembelajaran Pertemuan ke 1
 Menguraikan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. (C2)

 Menjelaskan Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan Indonesia berdasarkan Undang


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (C2)

 Memberikan contoh sikap sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan. (C2)

2. Petunjuk Belajar.
 Pelajari materi yang telah diberikan oleh guru pada Pembelajaran PPKn.
 Pelajari literatur lain untuk memperkuat pemahaman peserta didik.
 Kerjakan soal dibawah ini untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam penguasaan kognitif
serta pembelajaran berbasis masalah.
 Setelah selesai presentasikan hasil kerja anda.
 Perbaiki hasil kerja anda jika ada masukan dari guru dan peseta didik lain.

3. Bacalah materi pelajaran yang telah diberikan guru dengan cermat, selanjutnya peserta didik
diminta untuk mengerjakan soal dibawah ini:

LKPD KELAS VIII SEM II

Biasakan Berdoa terlebih dulu dan Kerjakan dengan Jujur, Good Luck

1. Jelaskan mengapa dalam tata peraturan perundang – undangan RI,


UUD 1945 menempati posisi tertinggi sedangkan peraturan
perundang – undangan menempati posisi bagian bawah.
2. Dalam UUD 1945 ada statement “Khusus mengenai bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan”. Analisislah mengapa Bentuk NKRI tidak dapat
dirubah.
3. Sebagai warga negara yang baik tentu kita harus patuh terhadap
semua peraturan yang diterapkan. Analisislah apa saja benefit
yang diperoleh apabila patuh terhadap peraturan perundangan –
undangan yang berlaku.
G. PENILAIAN

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu pengamatan sikap, tes
pengetahuan (berupa tes tertulis) dan presentasi unjuk kerja/hasil karya atau projek dengan rubik
penilaian sebagai nilai keterampilan.

1. Penilaian Sikap (Spritual dan Sosial)


Penilaian Sikap (Spritual dan Sosial) peserta didik dapat dilakukan dengan observasi
selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian Sikap Spritual dan Sosial dilakukan terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Penilaian terhadap Diri Sendiri (Peserta Didik). Terlampir
b. Penilaian Antar Teman (Antar Peserta Didik). Terlampir
c. Penilaian oleh Guru. Terlampir
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan mengumpulkan lembar hasil diskusi atau tugas
pengetahuan yang diberikan oleh guru. Terlampir
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan guru dengan melihat kemampuan peserta didik dalam
presentasi, kemampuan bertanya, kemampuan menjawab pertanyaan atau mempertahankan
argumentasi kelompok, kemampuan dalam memberikan masukan/saran, serta mengapresiasi pada
saat menyampaikan hasil telaah. Terlampir
4. Pembelajaran Remedial
Kegiatan Remedial dilakukan dan diberikan kepada siswa yang belum menguasai materi
dan belum mencapai kompetensi seperti telah disebutkan diatas. Bentuk yang dilakukan antara
lain siswa secara terencana mempelajari buku teks pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP Kelas VIII pada bagian tertentu.
Guru menyediakan latihan – latihan, pertanyaan atau tugas yang menunjukan pemahaman
kembali tentan isi buku teks pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Peserta didik
diminta berkomitmen untuk belajar secara disiplin dalam rangka memahami materi pelajaran.
Guru kemudian mengadakan uji kompetensi kembali bagi siswa yang remedi. Terlampir
5. Pembelajaran Pengayaan
Kegiatan Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah menguasai materi
pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Bentuk yang dilakukan antara lain
peserta didik diminta untuk mencari informasi materi relevan yang tingkat kompetensinya lebih
tinggi dari kompetensi yang diharapkan. Selain itu, peserta didik tersebut diminta menyampaikan
atau mengumpulkan informasi yang ditemukan.
Lembar Penilaian Sikap (Spritual dan Sosial)
Dinilai oleh Peserta didik

Nama Peserta didik :……………………….


Kelas :……………………….
Semester :………………………
Tahun Pelajaran :……………………….
Hari/Tanggal Pengisian : ……………………..

Skor Nilai
1. Skor
Aspek pengamatan Akhir
1 2 3 4
A Sikap Mensyukuri Keberadaan Pancasila bagi Bangsa Indonesia
Saya dapat beribadah sesuai agama yang dianut
1 karena Pancasila menjadi dasar perlindungannya.

Saya merasa perbedaan tiap manusia adalah


2
anugerah Tuhan YME.
Saya menyapa dan berucap dengan cara yang baik
3
karena tiap manusia harus dihargai.
Saya tidak merasa kurang nyaman berada di
4
lingkungan keluarga dan sekolah.
B Sikap Tenggang Rasa
Saya mencoba memahami jika terjadi perbedaan
1
pendapat.
Saya tidak merendahkan orang lain
2
walaupun mereka kurang beruntung.
3 Saya menghormati orang yang lebih tua.
4 Saya menyayangi orang yang lebih muda
C Sikap Peduli
1 Saya menolong teman yang membutuhkan.
2 Saya membuang sampah pada tempatnya.
3 Saya simpati terhadap orang lain.
Saya mendahulukan kepentingan
4
masyarakat/Umum.
D Sikap Tanggung Jawab
1 Saya mengakui apapun perbuatan yang dilakukan.
2 Saya melakukan perbuatan yang dinilai baik.
3 Saya menjunjung nilai kebenaran
4 Saya tidak memaksakan kehendak.
E Sikap Kerjasama
1 Saya melaksanakan tugas kelompok.
2 Saya bekerja sama secara sukarela.
3 Saya aktif dalam kerja kelompok.
4 Saya rela berkorban untuk kepentingan umum.
F Sikap Disiplin
1 Saya datang kesekolah tepat waktu
2 Saya melaksanakan piket kelas
3 Saya mengerjakan tugas dengan tepat waktu
4 Saya tidak pernah bolos sekolah
Nilai (SB/B/C/K)

Lembar Penilaian Sikap (Spritual dan Sosial)


Dinilai oleh Peserta didik Lain (Antar Teman)

Nama Peserta didik (teman) yang dinilai :……………………….


Nama Penilai :……………………..
Kelas :……………………….
Semester :………………………
Tahun Pelajaran :……………………….
Hari/Tanggal Pengisian : ………………….

Skor Nilai
1. Skor
Aspek pengamatan Akhir
1 2 3 4
A Sikap Mensyukuri Keberadaan Pancasila bagi Bangsa Indonesia
Teman Saya dapat beribadah sesuai agama yang

1 dianut karena Pancasila menjadi dasar


perlindungannya.
Teman Saya merasa perbedaan tiap manusia
2
adalah anugerah Tuhan YME.
Teman Saya menyapa dan berucap dengan cara
3
yang baik karena tiap manusia harus dihargai.
Teman Saya tidak merasa kurang nyaman berada
4
di lingkungan keluarga dan sekolah.
B Sikap Tenggang Rasa
Teman Saya mencoba memahami jika
1
terjadi perbedaan pendapat.
Teman Saya tidak merendahkan orang
2 lain walaupun mereka kurang
beruntung.
Teman Saya menghormati orang yang
3
lebih tua.
Teman Saya menyayangi orang yang
4
lebih muda
C Sikap Peduli
Teman Saya menolong teman yang
1
membutuhkan.
Teman Saya membuang sampah pada
2
tempatnya.
Teman Saya simpati terhadap orang
3
lain.
Teman Saya mendahulukan
4
kepentingan masyarakat/Umum.
D Sikap Tanggung Jawab
Teman Saya mengakui apapun
1
perbuatan yang dilakukan.
Teman Saya melakukan perbuatan
2
yang dinilai baik.
Teman Saya menjunjung nilai
3
kebenaran.
Teman Saya tidak memaksakan
4
kehendak.
E Sikap Kerjasama
Teman Saya melaksanakan tugas
1
kelompok.
Teman Saya bekerja sama secara
2
sukarela.
Teman Saya aktif dalam kerja
3
kelompok Teman.
Teman Saya rela berkorban untuk
4
kepentingan umum.
F Sikap Disiplin
Teman Saya datang kesekolah tepat
1
waktu
2 Teman Saya melaksanakan piket kelas
Teman Saya mengerjakan tugas
3
dengan tepat waktu
4 Teman Saya tidakpernah bolos sekolah
Nilai (SB/B/C/K)

Lembar Penilaian Sikap (Spritual dan Sosial)


Dinilai oleh Guru

Nama Peserta didik yang dinilai :……………………….


Nama Penilai :……………………..
Kelas :……………………….
Semester :………………………
Tahun Pelajaran :……………………….
Hari/Tanggal Pengisian : ………………….

Skor Nilai
1. Skor
Aspek pengamatan Akhir
1 2 3 4
A Sikap Mensyukuri Keberadaan Pancasila bagi Bangsa Indonesia
Peserta Didik dapat beribadah sesuai agama

1 yang dianut karena Pancasila menjadi dasar


perlindungannya.
Peserta Didik merasa perbedaan tiap manusia
2
adalah anugerah Tuhan YME.
Peserta Didik menyapa dan berucap dengan cara
3
yang baik karena tiap manusia harus dihargai.
Peserta Didik tidak merasa kurang nyaman
4
berada di lingkungan keluarga dan sekolah.
B Sikap Tenggang Rasa
Peserta Didik mencoba memahami jika terjadi
1
perbedaan pendapat.
Peserta Didik tidak merendahkan orang lain
2
walaupun mereka kurang beruntung.
Peserta Didik menghormati orang yang lebih
3
tua.
Peserta Didik menyayangi orang yang lebih
4
muda
C Sikap Peduli
Peserta Didik menolong teman yang
1
membutuhkan.
Peserta Didik membuang sampah pada
2
tempatnya.
3 Peserta Didik bersimpati terhadap orang lain.
Peserta Didik mendahulukan kepentingan
4
masyarakat/Umum.
D Sikap Tanggung Jawab
Peserta Didik mengakui apapun perbuatan yang
1
dilakukan.
Peserta Didik melakukan perbuatan yang dinilai
2
baik.
3 Peserta Didik menjunjung nilai kebenaran.
4 Peserta Didik tidak memaksakan kehendak.
E Sikap Kerjasama
1 Peserta Didik melaksanakan tugas kelompok.
2 Peserta Didik bekerja sama secara sukarela.
Peserta Didik aktif dalam kerja kelompok
3
Teman.
Peserta Didik rela berkorban untuk kepentingan
4
umum.
F Sikap Disiplin
1 Peserta Didik datang kesekolah tepat waktu.
2 Peserta Didik melaksanakan piket kelas.
Peserta Didik mengerjakan tugas dengan tepat
3
waktu.
4 Peserta Didik tidak pernah bolos sekolah.
Nilai (SB/B/C/K)
Pedoman Pengamatan Sikap (Spritual dan Sosial)

Penilaian (Peserta Didik, Antar Teman, dan Guru)

Nama Peserta didik :……………………….


Kelas :……………………….
Semester :………………………
Tahun Pelajaran :……………………….
Hari/Tanggal Pengisian : ……………………..

Aspek Penilaian
Nama
N
Peserta Mensyukuri Tenggang Tanggung
o Peduli Kerjasama Disiplin
Didik Pancasila Rasa Jawab

1 Ani 4 4 3 3 4 3
2 dst

Skor penilaian menggunakan skala 1-4, yaitu:


 Skor 1, Sesuai dengan aspek yang dinilai.
 Skor 2, Kadang – kadang sesuai dengan penilaian
 Skor 3, Sering sesuai aspek sikap yang dinilai.
 Skor 4, Selalu sesuai dengan aspek sikap yang dinilai.
Lampiran 2
Lembar Penilaian Pengetahuan
Dilakukan oleh Guru

Sekolah : SMPN / MTs


Mata Pelajaran : PPKN
Kelas /Semester : VIII/Genap
TahunPelajaran : 2021/2022
TeknikPenilaian : Tes Tertulis
Penilai : Guru

Kompetensi Dasar :
.3 Memahami tata urutan peraturan perundang - undangan dalam sistem hukum nasional
nasional di Indonesia.
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.1 Menguraikan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.

3.3.2 Menjelaskan Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan Indonesia berdasarkan Undang


Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.3.3 Memberikan contoh sikap sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan.

Penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis dan guru memberikan soal serta skor - skor
sebagai berikut:
1. MPR berhak mengubah dan menetapkan UUD sesuai pasal 3 ayat (1) UUD 1945. Saat ini telah
dilakukan empat kali perubahan terhadap UUD 1945. Jelaskan Tata cara perubahannya sesuai
dengan yang diatur dalam diatur dalam pasal 37.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Peraturan Pemerintah dan Tahapan Penyusunan Peraturan
Pememrintah.
3. Jelaskan makna peraturan perundang – undangan apabila dimplementasikan dalam lingkungan
kehidupan sehari hari.

N Kunci Jawaban Skor


o
1 Tata cara perubahannya diatur dalam pasal 37 UUD 1945 yang 40
berbunyi:

1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat


diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat
apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar


diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang
diusulkan untuk diubah beserta alasannya.

3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang


Majelis Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.

4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar


dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh
persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat.

5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia


tidak dapat dilakukan perubahan.

2 Peraturan Pemerintah (PP) yaitu peraturan perundang-undangan yang 30


ditetapkan Presiden untuk melaksanakan Undang-Undang. Tahapan
penyusunannya adalah: Rancangan PP berasal dari kementerian
dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian sesuai bidang tugasnya.
Penyusunan dan pembahasan rancangan PP dilakukan dengan
membentuk panitia antarkementerian dan/atau lembaga pemerintah
nonkementerian. Peraturan Pemerintah ditetapkan oleh Presiden lalu
diundangkan oleh Sekretariat Negara.

3 Jawaban soal ini disesuaikan dengan gambaran siswa tentang Makna 30


Peraturan Perundang – Undangan jika dimplementasikan dalam
kehidupan sehari – hari.
Nilai Maksimum 100

Pedoman Penskoran Penilaian Pengetahuan

Skor
Kriteria yang Nilai didalam Menjawab
Maksima
Alternatif Pertanyaan
l
Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan,lengkap dan benar. 4
Siswa dapat menyebutkan jawaban dengan baik dan benar, tapi kurang lengkap. 3
Siswa dapat menyebutkan jawaban tapi salah sebagian besar. 2
Siswa tidak dapat menjawab dengan benar 1
Lampiran 3

Lembar Penilaian Keterampilan


Dilakukan oleh Guru

Sekolah : SMPN / MTs


Mata Pelajaran : PPKN
Kelas /Semester : VIII/Genap
TahunPelajaran : 2021/2022
TeknikPenilaian : Pengamatan
Penilai : Guru

Kemampuan
Memberi
Kemampuan Menjawab/
Masukan/ Mengapresiasi Produk
Nama Peserta Bertanya Berargumen
No Saran
Didik tasi

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 Ani

Dst

Keterangan : Diisi dengan tanda ceklist Kategori Penilaian :


4 = sangat baik,
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang

Skor Perolehan x 50
Nilai=
2
Pedoman Penskoran (Rubrik)

No
Aspek Penskoran
.
1. Kemampuan Bertanya Skor 4 apabila selalu bertanya.
Skor 3 apabila sering bertanya.
Skor 2 apabila kadang-kadang bertanya.
Skor 1 apabila tidak pernah bertanya
2. Kemampuan menjawab/ Skor 4 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan jelas.
Argumentasi Skor 3 apabila materi/jawaban benar, rasional, dan tidak
jelas.
Skor 2 apabila materi/jawaban benar, tidak rasional, dan
tidak jelas.
Skor 1 apabila materi/jawaban tidak benar, tidak rasional,
dan tidak jelas.
3. Kemampuan Memberi Skor 4 apabila selalu memberi masukan.
Masukan Skor 3 apabila sering memberi masukan.
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi masukan.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi masukan.
4. Mengapresiasi Skor 4 apabila selalu memberikan pujian.
Skor 3 apabila sering memberikan pujian.
Skor 2 apabila kadang-kadang memberi pujian.
Skor 1 apabila tidak pernah memberi pujian.
5. Membuat Produk / Laporan Skor 4, memenuhi 3 kriteria
Skor 3, memenuhi 2 kriteria
Skor 2, memenuhi 1 kriteria
Skor 1, tidak memenuhi kriteria

Kriteria laporan:
1. Memenuhi sistematika laporan (judul, tujuan, alat dan
bahan, prosedur, data pengamatan, pembahasan,
kesimpulan).
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar.
3. Komunikatif.

Lembar Penilaian Pembelajaran Remedial


Dilakukan oleh Guru

Pembelajaran Remedial dilakukan oleh guru sebagai pembelajaran ulang untuk peserta didik yang
belum mencapai KKM (Kompetensi Kelulusan Minimal). Dengan format tugas sebagai berikut.

Kisi-Kisi Tugas

Nama Peserta Didik : …………….


Sekolah : .....................
Mata Pelajaran : .....................
Kelas /Semester : .....................
TahunPelajaran : …………….

Kompetensi Teknik
No Materi Indikator Pencapaian
Dasar Kompetensi Penilaian
Remedial
1 3.3 Memahami tata  Peraturan Perundang – 3.3.1 Menguraikan Tata Penugasan
Undangan
urutan peraturan Urutan Peraturan
perundang - Sub Materi, Perundang-
- Makna Tata Urutan
undangan undangan di
Peraturan Perundang
dalam sistem Indonesia.
– Undangan di
hukum nasional 3.3.2 Menjelaskan Proses
Indonesia.
nasional di Pembuatan
- Pengertian Peraturan
Indonesia. Peraturan
Perundang – Perundang-
Undangan.
undangan Indonesia
- Tata Uutan Peraturan berdasarkan Undang
Perundang – Undang Dasar
Undangan di Negara Republik
Indonesia. Indonesia Tahun
- Proses Penyusunan 1945.
Peraturan Perundang 3.3.3 Memberikan
– Undangan. contoh sikap sesuai
dengan Peraturan
- Menampilkan Sikap
sesuai dengan Perundang-
Peraturan Perundang undangan.
– Undangan.
Penilaian Remedial dapat menggunakan tes tertulis dan guru memberikan soal serta skor - skor
sebagai berikut.
1. Jelaskan apa yang dimaksud Peraturan Perundang – Undangan.
2. Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia diatur dalam Pasal 7 UU Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan. Analisilah mengapa peraturan
perundang – undangan haus memiliki hierarki atau tingkatan.

N Jawaban Skor
o
1 Menurut ketentuan umum UU No. 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan 50

perundang-undangan. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang


memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan menurut Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 memiliki pengertian peraturan tertulis yang memuat
norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan.

2 Jawaban soal ini disesuaikan dengan gambaran siswa tentang Makna Peraturan Perundang 50
– Undangan jika dimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari.

Pedoman Penskoran Tugas

N Aspek yang Dinilai Skor


o
1 Menguraikan secara rinci 1-5
2 Menyebutkan dengan jelas 1-3
3 Kerapian 0-1
Keruntutan bahasa 1-2
Skor 100

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = Total skor penilaian x 100 : Skor Maksimum

Anda mungkin juga menyukai