Tugas 12 Kelompok-P2PPKn Khadijah-Dkk 5B
Tugas 12 Kelompok-P2PPKn Khadijah-Dkk 5B
1. Pada Perkuliahan Ke 10, 11, dan 12, anda secara kelompok telah menyusun
instrumen Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotor.
2. Berdasarkan nomor 1 dan referensi terkait Rubrik Penilaian, maka selesaikanlah
beberapa permasalahan berikut:
a. Rubrik Penilaian, arti, manfaat, dan cara pengembangannya.
Arti Rubrik Penilaian
Arifin (2017:78) mengemukakan bahwa Rubrik sebagai suatu alat penskoran
yang terdiri dari daftar seperangkat kriteria atau apa yang dihitung. Lebih lanjut
Bernie Dodge dan Nancy Pickett mengemukakan bahwa Rubrik ialah alat skoring
untuk assessment yang bersifat subjektif yang didalamnya terdapat satu set kriteria
dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan diakses ke
anak didik. Selain itu Arens juga menyatakan bahwa Rubrik ialah deksripsi
terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan kriteria yang akan digunakan untuk
menilaianya.
Berdasarkan beberapa definisi dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Rubrik penilaian merupakan sebuah pedoman yang berupa alat penskoran
yang berisi tentang deksripsi terperinci tentang tipe kinerja atau kriteria yang akan
digunakan nentinya untuk memberikan skor terhadap hasil kerja peserta didik.
Rubrik ini dijadikan sebagai pedoman yang disusun oleh guru untuk mengukur
sejauh mana kemampuan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Dalam mengukur kemampuan peserta didik baik pada ranah kognitif,
afektif, maupun psikomotorik dibutuhkan rubric yang pas dan sesuai dengan
masing-masing ranah tersebut.
Manfaat Rubrik Penilaian
Adapun beberapa manfaat rubrik penilaian sebagai berikut:
1) Dijadikan sebagai pedoman penskoran kinerja atau hasil kerja siswa
2) Proses penilaian menjadi lebih objektif, konsisten, dan berkriteria jelas
3) Dapat memberikan informasi tentang bobot penilaian secara jelas dan akurat
4) Siswa dapat mengukur pencapaiannya sendiri atau dapat menilai kenerja
kelompoknya sendiri dengan adanya rubric
5) Siswa mendapatkan feedback (umpan balik) yang cepat dan tepat
Manfaat Rubrik Penilaian Bagi Guru
Adapun penggunaan rubrik sebagai alat penilaian dapat membantu guru dalam
hal berikut:
1) Dapat memudahkan untuk menilai tugas secara konsisten dan objektif antar
siswa
2) Dapat menghemat waktu dalam penilaian, baik jangka pendek maupun jangka
panjang
3) Dapat memberikan umpan balik yang efektif dan tepat waktu
4) Dapat memperbaiki metode pengajaran dengan cara mengevaluasi hasil rubrik
Cara Mengembangkan Rubrik Penilaian
Dalam mengembangkan Scoring Rubrics, adapun langkah-langkah yang
digunakan menurut Donna Szppyrka dan Ellyn B. Smith dalam Barestha (2011:
17-18) sebagai berikut:
1) Menentukan konsep, keterampilan, dan kinerja yang akan di asesmen serta
model rubric yang akan digunakan
2) Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan konsep atau keterampilan
yang akan diakses kedalam rumusan atau definisi yang menggambarkan aspek
kognitif dan aspek kinerja
3) Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas yang harus
diakses
4) Menentukan skala yang akan digunakan
5) Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja
yang tidak diharapkan secara gradual. Deskripsi konsep atau keterampilan
kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberi angka pada setiap gradasi atau
memberi deskripsi gradasi
6) Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja siswa
dengan rubric yang telah dikembangkan
7) Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja mahasiswa/siswa
dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi terhadap deksripsi kinerja,
maupun konsep dan keterampilan yang akan diakses
8) Memikirkan kembali tentang skala yang akan digunakan. Apakah skala tersebut
memang telah membedakan secara jelas tentang kinerja yang ditunjuk oleh
siswa
9) Merevisi skala yang digunakan
10) Menentukan keterampilan dan kinerja yang hendak dinilai menjadi hal yang
penting ditentukan diawal karena hal itulah yang menentukan konsep rubric
yang hendak dibuat. Skala beserta deksripsi gradasi pun menjadi hal yang tak
terpisahkan dalam rubrik.
Jenis-Jenis Rubrik
Dalam penilaian pembelajaran terdapat 3 jenis atau macam rubric yang
digunakan yaitu:
1) Rubrik Holistik: adalah pedoman penilaian untuk menilai berdasarkan kesan
keseluruhan atau kombinasi semua kriteria
2) Rubrik Analitik: adalah pedoman penilaian yang memiliki tingkatan kriteria
penilaian yang dideskripsikan dan diberikan skala penilaian atau skor penilaian
3) Rubrik Skala Persepsi: adalah pedoman penilaian yang memiliki tingkatan
kriteria penilaian yang tidak dideskripsikan, namun tetap diberikan skala
penilaian atau skor penilaian
Isi Rubrik Penilaian Pembelajaran
Berdasarkan Stevens & Levi (2013) yang dimuat dalam teching.berkeley.edu,
Rubrik berisi empat fitur penting sebagai berikut:
1) Deskripsi tugas atau judul deskriptif dari tugas yang diharapkan dihasilkan atau
dilakukan siswa
2) Skala dan skor yang menggambarkan tingkat tingkat penguasaan. Misalnya:
melebihi harapan, memenuhi harapan, tidak memenuhi harapan.
3) Komponen atau dimensi yang harus diperhatikan siswa dalam menyelesaikan
tugas. Misalnya jenis keterampilan, pengetahuan, dan lain-lain.
4) Deskripsi kualitas kerja (deskriptor kinerja) dari komponen atau dimensi pada
setiap tingkat penguasaan
Bagaimana Apabila Rubrik Penilaian Tidak Ada?
Seandainya rubrik penilaian tidak ada, maka guru akan kesulitan dalam hal
memberikan skor terhadap hasil kerja peserta didik. Hal ini karena salah satu
manfaat rubrik penilaian yaitu untuk dijadikan sebagai pedoman penskoran kinerja
atau hasil kerja siswa. Selain itu bila seandainya rubrik penilaian tidak ada, maka
kriteria-kriteria pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang akan dinilai
manjadi tidak jelas, sehingga nantinya guru akan kesulitan dalam hal pemberian
nilai tersebut. Berbeda ketika sudah jelas tercantum kriteria apa saja yang akan
dinilai, maka guru akan dengan mudah dalam menilai dan memberikan skor.
b. Pilihlah masing-masing satu jenis instrumen Penilaian Kognitif, Afektif, dan
Psikomotor yang telah anda susun secara kelompok. Anda dari tugas kelompok
tersebut. Dengan demikian, masing-masing kelompok akan memiliki 3 pilihan
instrumen, yakni satu jenis dari kognitif, satu jenis dari afektif, dan satu jenis
dari psikomotor
Sumber:https://www.google.com/amp/s/www.kelaspi
ntar.id/blog/inspirasi/sejarah-singkat-
konferensi-asia-afrika-11286/amp/ , diakses
pada 26 Oktober 2021.
Setelah membaca kasus diatas maka selesaikanlah soal berikut!
Setelah membaca wacana diatas, maka lakukanlah analisis tentang
apa saja peranan Indonesia dalam KAA! kemudian jelaskan secara
kompherensif mengapa Indonesia turut serta dalam Konferensi Asia-
Afrika (KAA) tersebut?
KD SLTP Kelas Ranah Penilaian Lembar Penilaian Diri Sikap Spiritual
VIII Semester Afektif Diri sikap
Dua spiritual Nama :…………………………………………
1.6Mensyukuri Kelas/Semester:…………………………………………
semangat Materi Pokok :…………………………………………
dan Tanggal :………………………………………….
komitmen
kolektif Ilustrasi!!
kebangsaan
untuk Di SMKN 2 Mataram, rutin dilaksanakan kegiatan pembinaan
memperkuat keagamaan, setiap Jum’at Pagi Pukul 07:00-08:40 WITA. Bagi
NKRI yang siswa yang beragama Islam diarahkan menuju ke lapangan untuk
melaksanakan kegiatan Imtaq bersama, sedangkan siswa yang
berketuhanan
beragama Hindu di Informasikan untuk meunju ke Stah yang
Yang Maha terdekat dari Sekolah, kemudian bagi siswa yang beragama Kristen
Esa diarahkan ke dalam kelas kosong yang akan dipandu oleh guru yang
beragama Kristen juga untuk melakukan kegiatan agamanya.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan oleh Guru beserta Siswa-siswi
SMKN 2 Mataram dengan tujuan untuk mengamalkan Sila pertama
Pancasila sehingga menciptakan generasi penerus bangsa yang taat
kepada Tuhan dan ajaran Agamanya masing-masing.
Sumber:Pengalaman Pribadi
Petunjuk Soal!
a. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti dan
cermat!
b. Berdasarkan ilustrasi diatas, maka jawablah pernyataan tersebut
dengan jujur!
c. Pilihlah pernyataan (Ya/Tidak) lalu berikan tanda centang () pada
kolom pilihan jawaban sesuai dengan kondisi dan sikap sehari-hari!
d. Serta paparkan alasan mengapa kamu memilih pilihan tersebut!
Rubrik Penilaian Ranah Afektif Jenis Instrument Penilaian Diri pada Sikap
Spiritual
Keterangan!
Lembar penilaian ini di isi oleh guru mata pelajaran PPKn
Isilah kolom Skor oleh guru dengan menggunakan patokan skor pada kolom skor
maksimal
Nama Guru :………………………………….
Nama Kelompok:………………………………….
1.
2.
3.
4.
5.
Kelas :………………………………….
Sekolah :………………………………….
Pertemuan :………………………………….
I. Identitas Makalah
4. Bagian Inti
5. Bagian Penutup
IV. Lain-Lain
Skor Ahir
3. Carilah referensi tentang Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran.
Kemudian:
a. Jelaskan secara komprehensif arti, tujuan, dan cara menentukan KKM Mata
Pelajaran PPKn
Arti Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Menurut Prayitno (2013:533) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
merupakan acuan untuk menetapkan seorang peserta didik/siswa secara minimal
memenuhi persyaratan atas materi pelajaran tertentu. Sedangkan menurut
Kunandar (2013:83) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria
Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan pada awal
tahun pembelajaran dengan memperhatikan: Intake (kemampuan rata-rata peserta
didik). KKM pada ahir satuan pendidikan merupakan ambang batas kompetensi
(SNP, 2008:96). KKM menjadi standar penentuan kualitas sekolah sekaligus
siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru kepadanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
merupakan sebuah acuan yang digunakan oleh guru dalam menetapkan nilai
seorang peserta didik yang didapatkan dalam proses pengukuran(penskoran)
berdasarkan kinerja/hasil kerjanya, yang kemudian nantinya hasil tersebut akan
menentukan apakah peserta didik tersebut lulus atau tidak berdasarkan ketentuan
yang ada dalam acuan yang telah ditetapkan sebelumnya tersebut.
Tujuan KKM
Adapun tujuan adanya KKM yaitu:
1) Memudahkan guru dalam memberikan penilaian terhadap peserta didik,
karena pada KKM sudah jelas target kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa
Salah satu tujuan adanya KKM adalah untuk memudahkan guru dalam
memberikan penilaian, hal ini karena pada KKM sudah tercantum jelas
berapa nilai maksimal dan minimal yang harus dicapai oleh siswa. Jadi siswa
juga dapat mengetahui dan mengantisipasi diri supaya mendapatkan nilai
yang sesuai dengan KKM. Hal ini agar siswa dapat dinyatakan lulus dalam
mata pelajaran PPKn tersebut.
2) Dapat menjadi acuan atau patokan dalam memberikan nilai atau memutuskan
lulus/tidak lulus terhadap peserta didik
Seperti penjelasan diatas tujuan adanya KKM ini yaitu sebagai acuan
atau patokan dasar bagi guru dalam menentukan apakah siswa tersebut dapat
dinyatakan lulus atau tidak lulus pada mata pelajaran PPKn. Hal tersebut
karena tujuan ditetapkannya KKM oleh para guru untuk dijadikan acuan yang
dapat memudahkan mereka dalam memberikan penilaian secara objektif.
3) Sebagi acuan bagi siswa dalam menyiapkan diri untuk mengikuti penilaian
mata pelajaran PPKn
Dengan adanya KKM tersebut maka siswa akan berlomba-lomba untuk
belajar supaya mendapatkan nilai terbaik, sehingga nantinya nilai yang
didapatkan minimal mencapai KKM dan maksimal melebihi KKM yang ada.
Hal tersebut dapat memotivasi siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar,
karena meraka tidak ingin mendapatkan nilai dibawah KKM yang dapat
mengakibatkan mereka tidak lulus dalam mata pelajaan PPKn tersebut.
4) Untuk mengetahui tingkat kualitas sekolah tersebut
Tujuan adanya KKM selanjutnya yaitu untuk mengetahui tingkat
kualitas sekolah. Hal ini karena berdasarkan hasil dari kerja siswa setelah
diukur dengan KKM, maka akan didapatkan hasil berapa nilai rata-rata dari
siswa pada sekolah tersebut. Jika rata-rata hasil kerja siswa mendapatkan nilai
dibawah nilai KKM, maka dapat dipastikan kulaitas sekolah tersebut rendah,
sebaliknya jika didapatkan hasil rata-rata kinerja siswa diatas KKM maka
dapat dikatakan kualitas sekolah tersebut baik.
Cara Menentukan KKM
Secara umum cara menentukan KKM dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
Pertama KKM ditetapkan pada awal tahun pembelajaran (awal tahun
ajaran baru) supaya ketika nantinya sudah masuk masa ajaran baru guru
sudah mempunyai acuan atau patokan dalam memberikan nilai yang dapat
menyatakan peserta didik tersebut dapat dinyatakan lulus atau tidak pada
mata pelajaran PPKn. Sehingga kedepannya nanti dalam hal pemberian
penilaian oleh guru dapat menjadi jelas dan objektif.
b) KKM ditetapkan oleh guru mata pelajaran (pada forum MGMP sekolah)
Selanjutnya KKM ditetapkan oleh perkumpulan guru dari mata
pelajaran PPKn pada forum MGMP sekolah. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan kesepakatan antar guru mengenai berapa rentan nilai yang
dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan apakah siswa tersebut
dapat dikatakan lulus/tidak mata pelajaran PPKn tersebut. Kesepakatan
antar guru perlu diputuskan supaya acuan yang digunakan dapat seragam
pada semua sekolah sehingga semua peserta didik mendapatkan perlakuan
yang sama dalam hal penilaian.
c) Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0-100
Adapun rentan skor yang dijadikan sebagai patokan dalam penilaian pada
KKM berbentuk angka dari 0-100. Contohnya pada table berikut:
Interval Nilai Predikat Keterangan
>87-100 A Sangat baik
>73-87 B Baik
≥60-73 C Cukup
<60 D Kurang
d) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa (LHBS)
Terahir
Terahir nilai KKM tersebut harus tercantum pada laporan hasil belajar
siswa atau biasanya yang lebih kita kenal dengan sebutan Raport yang
dibagikan oleh guru setiap ahir semester.
Sedangkan menurut Amirono dan Daryanto (2016: 240) ada beberapa langkah
penetapan KKM yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran.
Langkah-langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:
a) Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung,
dan intake peserta didik
b) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian
c) KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan,
yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan.
d) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan
kepada orang tua/ wali peserta didik.
b. Jelaskan secara komprehensif Pembelajaran Remidial sebagai tindak lanjut
hasil penilaian.
Pembelajaran Remedial adalah sebuah proses yang ada didalam Asesmen
dimana dalam proses tersebut dilakukan pengumpulkan informasi tentang masing-
masing siswa, kemudian akan dilakukan pertimbangan sebelum mengambil keputusan
terahir. Pada dasarnya pembelajaran remedial ini diperuntukkan untuk semua siswa,
baik yang mendapatkan nilai diatas KKM maupun yang mendapatkan nilai dibawah
KKM. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM akan diberikan perbaikan,
sedangkan siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM akan mendapatkan pengayaan
dari guru. Hal tersebut dilakukan supaya semua siswa mendapatkan hak yang sama.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah nilai KKM akan mendapatkan
perbaikan yang bermanfaat untuk lebih menunjang nilainya supaya mendapatkan
nilai yang lebih bagus lagi sehingga nantinya ia dapat dinyakatakn lulus pada mata
pelajaran PPKn. Sedangkan bagi siswa yang mendapatkan nilai diatas nilai KKM
akan mendapatkan perbaikan untuk lebih meningkatkan lagi perkmebangan
keterampilan atau pengetahuannya.