Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH ELEMEN VISUAL DAN JENIS KONTEN PADA INSTAGRAM

@tapada_id DALAM MENINGKATKAN BRAND AWARENESS DAN MINAT


BELI DI CV. TAPADA BERKAH BERSAMA
Nur Fajar Anzari Gazali
Fakultas Pascasarjana Ilmu Komunikasi Univeristas Fajar 2021
Abstrak
Penggunaan internet dalam menyampaikan informasi secara digital juga
digunakan dalam menyampaikan informasi terkait dari sebuah perusahaan untuk
menjangkau lebih banyak pelanggan. Salah satu perusahaan sablon dan konveksi
di Makassar yaitu CV. Tapada Berkah Bersama, menggunakan konten visual di
media sosial khususnya instagram untuk memberikan informasi kepada audiens
dan calon pelanggannya.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif untuk mengukur tingkat
pemahaman informasi yang diterima oleh audiens dari sebuah konten visual untuk
mengkaji apakah penggunaan konten visual di Instagram dapat mempengaruhi
kesadaran merek dan minat beli dari audiens dan masyarakat terkait perusahaan
Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa adanya pengaruh yang kuat dari
elemen visual dan jenis konten memberikan pengaruh secara simultan sebesar
54,3% terhadap brand awareness, dan memberikan pengaruh sebesar 47,6%
terhadap minat beli.
Dapat diketauhi bahwa pemanfaatan media sosial dan platform digital
dapat membangun kesadaran merek dan ketertarikan dari calon pelanggan
terhadap perusahaan yang memanfaatkan media sosial sebagai media publik
untuk memperkenalkan profil perusahaan dan produk yang ditawarkan.
Kata kunci: konten visual, brand awareness, minat beli.

Abstract
The use of the internet in conveying information digitally is also used in
conveying related information from a company to reach more customers. One of
the screen printing and convection companies in Makassar is CV. Tapada Berkah
Bersama, using visual content on social media, especially Instagram to provide
information to the audience and potential customers.
The research method used is quantitative to measure the level of
understanding of the information received by the audience from a visual content to
examine whether the use of visual content on Instagram can affect brand awareness
and buying interest from the audience and the public regarding the company.
The results of this study found that there was a strong influence of visual
elements and the type of content simultaneously 54.3% on brand awareness, and
47.6% on buying interest.
It can be seen that the use of social media and digital platforms can build
brand awareness and interest from potential customers to companies that use
social media as public media to introduce company profiles and products offered.

Keywords: visual content, brand awareness, buying interest.


1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan komunikasi saat ini adalah internet, dimana perkembangan
pemanfaatan internet tersebut, telah mengantarkan masyarakat dunia pada sebuah
perubahan bentuk-bentuk komunikasi secara virtual yang dan penggunaan perangkat
teknologi yang berbasis sistem digital. Ketika desain grafis semakin intensif
bersentuhan dengan teknologi digital maka lahirlah istilah Desain Komunikasi Visual
(DKV).Salah satu produk dari sebuah desain komunikasi visual (DKV) adalah konten
visual. Konten visual merupakan sebuah informasi yang memiliki elemen visual. Jadi,
konten visual adalah sebuah informasi yang dapat kita lihat, seperti gambar atau
desain, hingga video yang dapat memberikan informasi sehingga disebut sebagai
konten visual. Penggunaan konten visual untuk menyampaikan pesan, paling banyak
ditemukan dalam jejaring sosial atau media sosial.
Saat ini, banyak perusahaan yang telah memanfaatkan media sosial sebagai
alat dalam membangun dan meningkatkan brand awareness perusahaannya
kepada masyarakat. Jika sebuah brand/merek perusahaan telah terbangun dan
dikenal oleh masyarakat maka rasa percaya dari calon pelanggan dari perusahaan
tersebut akan terbentuk dan menumbuhkan keinginan untuk membeli produk
(minat beli) yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Salah satu pertimbangan
untuk menumbuhkan minat beli yaitu dengan mengetahui informasi produk yang
ditawarkan. Dengan memberikan informasi yang mudah dijangkau melalui media
sosial.
Salah satu perusahaan yang menggunakan konten visual di media sosial
untuk tujuan membangun brand awareness perusahaannya adalah CV. Tapada
Berkah Bersama. Perusahaan ini menggunakan Instagram sebagai salah satu alat
untuk promosi dan branding ke masyarakat untuk menjangkau lebih banyak calon
pelanggan.
Berdasarkan diuraikan di atas, maka dlakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Elemen Visual dan Jenis Konten Pada Instagram @tapada_id Dalam
Meningkatkan Brand Awareness dan Minat Beli di CV. Tapada Berkah Bersama”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh dari elemen visual terhadap
brand awareness?
2. Apakah terdapat pengaruh dari elemen visual terhadap minat beli?
3. Apakah terdapat pengaruh dari elemen visual terhadap minat beli
melalui brand awareness?
4. Apakah terdapat pengaruh dari jenis konten terhadap
brand awareness?
5. Apakah terdapat pengaruh dari jenis konten terhadap minat beli?
6. Apakah terdapat pengaruh dari jenis konten terhadap minat beli melalui
brand awareness?
7. Apakah terdapat pengaruh dari brand awareness terhadap minat beli?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian inia dalah
sebagai berikut:
1. Untuk melakukan analisa pengaruh dari elemen visual
terhadap
brand
awarenes
s?
2. Untuk melakukan analisa pengaruh dari elemen visual terhadap minat
beli?
3. Untuk melakukan analisa pengaruh dari elemen visual terhadap minat
beli melalui brand awareness?
4. Untuk melakukan analisa pengaruh dari jenis konten terhadap
brand awareness?
5. Untuk melakukan analisa pengaruh dari jenis konten terhadap minat
beli?
6. Untuk melakukan analisa pengaruh dari jenis konten terhadap minat
beli melalui brand awareness?
7. Untuk melakukan analisa pengaruh dari brand awareness terhadap
minat beli?

LANDASAN TEORI
Stimulus Respon (SR) yang dicetuskan oleh John Dollard dan Neal E. Miller.
Inti utama dari teori Stimuls Respon mengemukakan bahwa ketika suatu individu
atau seseorang diberikan atau mendapatkan stimulus (pesan) tertentu, maka
individu tersebut akan memberikan dan memberikan reaksi atau respon tertentu.
Teori SR dibagi menjadi tiga unsur yang saling berkesinambungan dan tidak dapat
terpisahkan. Unsur-unsur dari teori SR tersebut adalah (1) pesan atau stimulus
sebagai informasi yang diberikan kepada (2) komunikan atau organism sebegai
penerima pesan yang akan memberikan (3) efek dan reaksi sebagai respon dari
pesan yang diberikan.
Media sosial adalah salah satu bentuk dari perkembangan teknologi informasi
yang memanfaatkan penggunaan internet. Pemanfaatan ini dapat memudahkan
terjadinya proses komunikasi dan berpatisipasi secara jaringan yang terhubung dari
jarak jauh dimana saja. Sebuah postingan di sebuah blog, sebuah cuitan ditwitter,
atau sebuah video yang diunggah di youtube mudah untuk di akses dan dinikmati
secara instan dari mana saja. Meike dan Young mengartikan bahwa media sosial
adalah bentuk dari konvergensi antara komunikasi personal untuk individu dan
individu (to be shared one-two-one) dengan media massa sebagai bentuk dari
media yang dapat diakses publik secara bebas dan dapat dibagikan kepada setiap
individu tanpa ada batasan kekhusus.
Gahran (2015) mengatakan bahwa konten adalah sesuatu yang disampaikan,
dapat melalui teks, gambar, foto, musik dan lainnya. Istilah konten visual biasanya
merujuk kedalam artian informasi bergambar yang dimuat dalam media digital.
Elemen visual adalah bagian-bagian yang terkandung dari sebuah visualisasi
desain yang mengandung beberapa unsur di dalamnya. Adapun unsur-unsur
dalam elemen visual yaitu, penggunaan warna, penggunaan jenis huruf dan
tipografi, serta penggunaan tata letak yang baik dan nyaman untuk dipandang oleh
mata.
Jenis konten visual dapat dibagi kedalam beberapa kategori. Salah satunya
yaitu menurut content engagement yang dapat menarik dan berinteraksi dengan
audiens dari konten visual yang dibuat untuk kebutuhan pemasaan. Selain itu
menurut Forrester (2007), customer engagement merupakan salah satu cara
pengukuran kegiatan pemasaran pada media online. Berikut ini beberapa jenis-
jenis konten visual menurut content engagement-nya:
a. Konten Informasi, informasi yang disajikan bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada audiens mengenai profil sebuah perusahaan
secara singkat.
b. Konten edukasi adalah salah satu jenis konten visual yang dapat
memberikan edukasi atau fakta menarik untuk audiens.
c. Konten Hiburan adalah salah satu jenis konten visual yang dibuat untuk
tujuan memberikan kesenangan dan hiburan untuk audiens yang
melihat konten tersebut.
d. Konten Pemasaran adalah salah satu jenis konten yang bertujuan
untuk memikat audiens untuk melakukan pembelianproduk atau jasa
dari yang ditawarkan sebuah brand/perusahaan.
Kesadaran merek (brand awareness) merupakan bentuk dari perasaan sadar
dari seorang calon pembeli untuk dapat mengenali dan mengingat suatu merek
sebagai bagian dari sebuah produk yang ditawarkan oleh merek atau perusahaan
tersebut. (Amanah, 2018) Pada dasarnya komunikasi pemasaran (promosi) adalah
suatu kegiatan memberitahukan (information), membujuk (persuation) dan
mempengaruhi (influences). Dengan melakukan periklanan (publisitas),
penampakan simbol, pemakaian slogan atau jingle terhadap merek, maka
kesadaran merek dapat dibangun sehingga sebuah merek dapat dikenal.
Kesadaran merek dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
a. Unware of brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah
dalam piramida brand awareness di mana konsumen tidak dapat
mengenali atau menyadari adanya suatu merek dari sebuah produk.
b. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal brand
awareness, di kondisi ini audiens mulai dikenalkan untuk suatu brand
muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan
(aided recall).
c. Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah kondisi dimana
audiens memiliki rangsangan untuk kembali bisa mengingat suatu
merek tanpa bantuan (unaided recall).
d. Top of Mind (puncak pikiran) adalah puncak tertinggi dari kesadara
merek. Merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang
pertama kali muncul dalam benak konsumen untuk sebuah produk
maka itulah top of mind dari sebuah brand awareness.
Minat beli adalah sebuah bentuk respon dari sesuatu setelah mendapatkan
suatu pesan mengenai sebuah produk yang dilihatnya. Minat beli (Eliasari, 2017)
mewakili kemungkinan bahwa konsumen akan merencanakan atau bersedia untuk
membeli produk atau jasa tertentu di masa depan. Terjadinya peningkatan minat
beli dari sebuah individu berarti akan terjadi pula peningkatan kemungkinan
pembelian produk yang diinginkan. Menurut Ferdinand (2009:129) dalam Hariani
(2013:54) minat beli dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator yaitu:
a. Minat transaksional, dimana minat ini adalah perasaan kecenderungan
seseorang untuk membeli produk.
b. Minat refrensial, dimana minat ini adalah perasaan kecenderungan
seseorang untuk merefrensikan sebuah produk yang diketahui kepada
orang lain.
c. Minat prefrensial, dimana minat ini menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Prefrensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.
d. Minat eksploratif, dimana minat ini menggambarkan perilaku seseorang
untuk berusaha mencari informasi mengenai produk yang diminatinya,
dan mencari informasi untuk membeli barang tersebut.
2. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan penelitian ini yang membahas tentang pengaruh elemen
visual dan jenis konten melalui Instagram dalam meningkatkan brand awareness
dan minat beli di CV. Tapada Berkah Bersama, dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah followers aktif dari akun Instagram
@tapada_id yang saat ini tanggal 19 Maret 2021 pukul 20.21 berjumlah 13.593
followers. Penulis mempersempit jumlah sampel dari total jumlah seluruh followers
sebagai populasi sebanyak 13.593 followers dengan menggunakan teknik Slovin
menurut Sugiyono (2011:87). Berdasarkan perhitungan, sampel yang mejadi
responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 99 followers namun peneliti
membulatkannya menjadi 100 responden dari total followers di akun Instagram
@tapada_id. Dalam penenelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data
kuesioner. Teknik analisi data dalam penelitian menggunakan analisis statistik
deskriptif melalui uji validitas, uji reliabelitas, dan analisis jalur.

3. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tanggapan 100responden, terdapat jumlah responden laki-
laki 52 orang atau sebesar 52% sedangkan jumlah responden perempuan berjumlah
48 orang atau sebesar 48%. Berdasarkan karakteristik usia, jumlah responden dengan
usia 18 - 24 tahun adalah 39 atau sebesar 39%, jumlah usia 25 - 34 tahun adalah 56
atau sebesar 56%, jumlah usia > 35 tahun adalah 5 atau sebesar 5%. Berdasarkan
pekerjaan saat ini. Dari 385 responden, jumlah responden dengan pekerjaan
pelajar/mahasiswa adalah 30 atau sebesar 30%, jumlah pegawai negeri/BUMN adalah
8 atau sebesar 8%, jumlah karyawan swasta adalah 38 atau sebesar 38%, jumlah
wiraswasta adalah 15 atau sebesar 15% dan jumlah ibu rumah tangga adalah 3 atau
sebesar 3% dan lainnya adalah 6 atau sebesar 6%.

Tabel 1 Hasil Regresi Uji Hipotesis Variabel X1 dan X2 ke Y1

Variabel Sig.
(R t
(< Ket. R
Independen Dependen square) hitung
0,05)
Brand
Elemen
Awareness 3,583
Visual (X1)
(Y1)
0,00 Signifikan 0,737 0,543
Brand
Jenis
Awareness 2,674
Konten (X2)
(Y1)

Nilai signifikan pada tabel 2 bernilai 0,000 yang menunjukka nilai yang lebih
kecil dari standar signifikan 0,05, berarti variabel Elemen Visual (X1) dan variabel
Jenis Konten (X2) memiliki pengaruh terhadap variabel Brand Awareness (Y1).
Tabel 4.13 menunjukkan koefisien korelasi (r) dengan nilai 0,737. Maka,
menurut tabel koefisien kolerasi (Tabel 4.12) dapat dikatakan bahwa variabel
Elemen Visual (X1) dan variabel Jenis Konten (X2) memiliki hubungan yang kuat
terhadap variabel Brand Awareness (Y1).
Nilai R Square digunakan untuk menganalisa hasil koefisien determinasi (KD),
dimana nilainya didapat dari rumus KD = R Square x 100% sama dengan (0,543 x
100%) maka hasilnya 54,3%. Koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa
variabel bebas Konten Visual yang terdiri dari variabel Elemen Visual dan Jenis Konten
memberikan pengaruh bersama-sama sebesar 54,3% terhadap Brand Awareness dan
sisanya 45,7% mendapatkan pengaruh oleh variabel lain di luar penelitian. Maka dapat
diartikan bahwa baik variabel Elemen Visual (X1) maupun variabel Jenis Konten (X2)
memiliki pengaruh nyata terhadap Brand Awareness (Y1).
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui t hitung masing- masing variabel dan
distribusi t tabel dengan rumus df = n – k (100 – 2 = 98) diperoleh nilai 1,664. Maka,
dapat dianalisis bahwa:
1. Variabel Elemen Visual memiliki nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel.
Didapatkan hasil 3,858 > t tabel (1,664) maka dapat diketahui bahwa
secara langsung terdapat pengaruh signifikan dari Elemen Visual
terhadap Brand Awareness.
2. Variabel Jenis Konten memiliki nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel.
Didapatkan hasil 2,674 > t tabel (1,664) maka dapat diketahui bahwa
secara langsung terdapat pengaruh signifikan dari Jenis Konten terhadap
Brand Awareness.

Tabel 2 Regresi Uji Hipotesis Variabel X1, X2 dan Y1 ke Y2

Variabel Sig.
(R t
(< Ket. R
Independen Dependen square) hitung
0,05)
Elemen Minat Beli
-0,434
Visual (X1) (Y2)
Jenis Minat Beli
3,768
Konten (X2) (Y2) 0,00 Signifikan 0,690 0,476
Brand
Minat Beli
Awareness 2,771
(Y2)
(Y1)

Nilai signifikan pada tabel 2 bernilai 0,000 yang menunjukka nilai yang lebih
kecil dari standar signifikan 0,05, berarti berarti variabel Elemen Visual (X1),
variabel Jenis Konten (X2), dan Brand Awareness (Y1) memiliki pengaruh terhadap
variabel Minat Beli (Y2).
Tabel 2 menunjukkan koefisien korelasi (r) dengan nilai 0,690. Maka, menurut
tabel koefisien kolerasi (Tabel 4.12) dapat dikatakan bahwa variabel Elemen Visual
(X1), variable Jenis Konten (X2) dan variable Brand Awareness (Y1) memiliki
hubungan yang kuat terhadap variable Minat Beli (Y2).
Nilai R Square digunakan untuk menganalisa hasil koefisien determinasi (KD),
dimana nilainya didapat dari rumus KD = R Square x 100% sama dengan (0,476 x
100%) maka hasilnya 47,6%. Koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa
variabel bebas Konten Visual yang terdiri dari variabel Elemen Visual, Jenis Konten,
dan Brand Awareness memberikan pengaruh bersama-sama sebesar 47,6% terhadap
Minat Beli dan sisanya 52,4% mendapatkan pengaruh oleh variabel lain di luar
penelitian. Maka dapat diartikan bahwa baik variabel Elemen Visual (X1), Jenis Konten
(X2) dan BrandAwareness (Y1) memiliki pengaruh terhadap Minat Beli (Y2).
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui t hitung masing- masing variabel dan
distribusi t tabel dengan rumus df = n – k (100 – 3 = 97) diperoleh nilai 1,664. Maka,
dapat dianalisis bahwa:
1. Variabel Elemen Visual memiliki nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel.
Didapatkan hasil -0,434 < t tabel (1,664) maka dapat diketahui bahwa
secara langsung tidak terdapat pengaruh signifikan dari Elemen Visual
terhadap Minat Beli.
2. Variabel Jenis Konten memiliki nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel.
Didapatkan hasil 3,768 > t tabel (1,664) maka dapat diketahui bahwa secara
langsung terdapat pengaruh signifikan dari Jenis Konten terhadap Minat Beli.
3. Variabel Brand Awareness memiliki nilai t hitung lebih besar dari nilai t
tabel. Didapatkan hasil 2,771 > t tabel (1,664) makadapat diketahui bahwa
secara langsung terdapat pengaruh signifikan dari Brand Awareness
terhadap Minat Beli.

Tabel 3 Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Tidak Langsung

Sig >
Uraian a b SEa SEb Ket
1,96
Elemen Visual
mempengaruhi
0,423 0,110 2,25 Signifikan
Minat Beli melalui
Brand Awareness
0,347 0,125
Jenis Konten
mempengaruhi Tidak
0,260 0,097 1,92
Minat Beli melalui Signifikan
Brand Awareness

Dari hasil pengujian pengaruh tidak langsung dari elemen visual terhadap
minat beli melalui brand awareness dengan menggunakan sobel test di atas,
diperoleh nilai nilai z hitung adalah 2,25. Nilai ini lebih besar dari nilai z mutlak 1,96
(2,25 > 1,96). Sehingga dapat dianalisis bahwa ternyata Elemen Visual (X1) tidak
signifikan pengaruhnya secara langsung terhadap ke Minat Beli (Y2), dan siginifikan
pengaruhnya secara tidak langsung terhadap Minat Beli (Y2) melalui Brand
Awaraness (Y1).
Dari hasil pengujian pengaruh tidak langsung dari jenis konten terhadap minat
beli melalui brand awareness dengan menggunakan sobel test di atas, diperoleh
nilai nilai z hitung adalah 1,92. Nilai ini lebih kecil dari nilai z mutlak 1,96 (1,92 <
1,96). Sehingga dapat dianalisis bahwa ternyata Jenis Konten (X2) signifikan
pengaruhnya secara langsung terhadap ke Minat Beli (Y2) dan tidak siginifikan
pengaruhnya secara tidak langsung terhadap Minat Beli (Y2).

Dari hasil uji hipotesis di atas maka diperoleh bahwa:


1. Hipotesis terdapat pengaruh elemen visual terhadap brand awareness
dapat diterima.
2. Hipotesis terdapat pengaruh elemen visual terhadap minat beli tidak
dapat diterima.
3. Hipotesis terdapat pengaruh elemen visual terhadap minat beli melalui
brand awareness dapat diterima.
4. Hipotesis terdapat pengaruh jenis konten terhadap brand
awareness dapat diterima.
5. Hipotesis terdapat pengaruh jenis konten terhadap minat beli dapat
diterima.
6. Hipotesis terdapat pengaruh jenis konten terhadap minat beli melalui
brand awareness tidak dapat terima.
7. Hipotesis terdapat pengaruh brand awareness terhadap minat beli dapat
diterima.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan hasil pembahasan yang telah dilakukan dalam
penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Elemen visual memberikan pengaruh langsung terhadap brand
awareness.
2. Elemen visual tidak memberikan pengaruh langsung terhadap minat beli.
3. Elemen visual memberikan pengaruh tidak langsung terhadapminat beli
melalui brand awareness.
4. Jenis konten memberikan pengaruh langsung terhadap brand
awareness.
5. Jenis konten memberikan pengaruh langsung terhadap minat beli.
6. Jenis konten tidak memberikan pengaruh tidak langsung terhadapminat
beli melalui brand awareness.
7. Brand awareness memberikan pengaruh langsung terhadap minat beli.

5. SARAN
Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan
saran sebagai berikut:
5.1 Saran Akademis

1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk


menambahkan variabel keputusan pembelian sebagai variabel
tambahan dalam menganalisa pengaruh dari elemen visual dan jenis
konten terhadap keputusan pembelian sebuah produk.
2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar lebih
mengeksplorasi indikator dari tiap-tiap jenis konten yang dapat
berubah dengan cepat seiring dengan perkembangan trend jenis
konten yang diminati di media sosial.
3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk lebih
spesifik lagi memahami perubahan trend dan memahami perubahan
prilaku audiens sehingga penelitian selanjutnya dapat diteliti lebih
dalam lagi dari penelitian sebelumnya.
4. Untuk penelitian selanjutnya yang sejenis dengan konten visual,
peneliti menyarankan untuk menggunakan metode kualitatif agar
bisa lebih dalam memahami kekuatan dan kualitas dari sebuah jenis
konten visual dalam mempengaruhi audiens yang melihat sebuah
konten visual.

5.2 Saran Praktisi


1. Pihak perusahaan sebaiknya bisa mengeksplorasi dan menggunakan
konten visual yang lebih bervariatif lagi, dari segi tampilan, isi dan jenis
konten yang bermacam-macam untuk menarik lebih banyak
engagement di media sosial.
2. Pihak perusahaan sebaiknya bisa mengunakan berbagai channel
untuk menginformasikan terkait profil perusahaan dan produk yang
ditawarkan bukan hanya fokus pada satu atau dua platform saja,
sehingga bisa menjangkau lebih banyak audiens dan calon pelanggan dari
berbagai platform.
3. Pihak perusahaan sebaiknya bisa membuat kolaborasi dengan
brand atau perusahaan lain untuk menyatukan dua audiens berbeda
dari tiap-tiap perusahaan untuk meningkatkan jangkauan audiens
dan calon pelanggan dari masing-masing perusahaan.

Daftar Pustaka
Apriliani, D., Adi, K., & Gernowo, R. 2015. Implementasi Metode Promethee Dan
Borda Dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi Pembukaan
Cabang Baru Bank. J. Sist. Inf. Bisnis, 5(2), 145-150
Arief, G. M., & Millanyani, H. 2015. Pengaruh social media marketing melalui
instagram terhadap minat beli konsumen sugar tribe. eProceedings of
Management, 2(3).
Atmoko, Bambang Dwi. 2012. Instagram Handbook. Jakarta: Media Kita.
Brogan, C. 2010. Social Media 101: Tactics And Tips To Develop Your Business
Online. John Wiley & Sons.
Cangara, H. Hafied. 2018. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Ketiga. Depok:
Rajawali Pers.
Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Efendi, M. 2009. Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi. Komunika: Jurnal
Dakwah dan Komunikasi, 3(2), 130-142.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Hakim, Lukmanul dan Mutmainah, Siti. 2003. Rahasia dan Trik Mendesain Situs
Cantik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Herliyani, E., & Suryana, J. 2015. DKV Sebagai Perancangan Media Promosi
Jurusan Desain Komunikasi Visual (DIII) Undiksha Berbasis Web. Prasi:
Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya.
Indika, D. R., & Jovita, C. 2017. Media Sosial Instagram Sebagai Sarana Promosi
Untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen. Jurnal Bisnis Terapan, 1(01),
25-32.
Irvanto, O., & Sujana, S. 2020. Pengaruh Desain Produk, Pengetahuan Produk,
Dan Kesadaran Merek Terhadap Minat Beli Produk Eiger. Jurnal Ilmiah
Manajemen Kesatuan, 8(2), 105-126.
Kurniawan, D. 2018. Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism-
Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(1), 60-68.
Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: C.V. Andi
Offset.
Lubis, E. E., & Fauzi, V. P. 2016. Pemanfaatan Instagram Sebagai Social Media
Marketing Er-Corner Boutique Dalam Membangun Brand Awareness Di
Kota Pekanbaru. Doctoral dissertation: Riau University.
Maryolein, S., Hapsari, N. D., & Oktaviani, R. C. 2019. Instagram Sebagai Media
Publikasi Dalam Membangun Brand Awareness Jakarta Aquarium. Avant
Garde, 7.1: 19-41.
McQuail Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Munandar, H., & Maman, S. 2016. Aktivitas Komunikasi Pemerintahan Ridwan Kamil
di Media Sosial. Prosiding Hubungan Masyarakat ISSN, 2460, 6510.
Nasrullah, R. 2016. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Jakarta: Kencana.
Rangkuti, F. 2004. The Power of Brands. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rizali,
M., Warhat, Z., & Zebua, E. Pengaruh Elemen-Elemen Desain Komunikasi
Visual (Dkv) Box Art Game Terhadap Story Line Berdasarkan Persepsi
Gamers Pada Video Game Populer Di Indonesia. Gorga: Jurnal Seni Rupa,
8(2), 295-302.
Romli, Asep Syamsul M. 2012. Jurnalistik Online Panduan Praktis Mengelola
Media Online. Bandung: Nuansa Cendikia.
Rulli Nasrullah. 2015. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan
Sosioteknologi. Bandung: Simbiosa Rekatama.
Saputra, Didin Hadi dkk. 2020. Digital Marketing: Komunikasi Bisnis Menjadi Lebih
Mudah. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Sihombing, D. 2001. Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sudaryono, S. 2011. Aplikasi Analisis (Path Analysis) Berdasarkan Urutan
Penempatan Variabel dalam Penelitian. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 17(4), 391-403.
Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Yenata, S. T., & Herawati, F. A. 2014. Pengaruh Tingkat Ketertarikan pada Desain
Logo dan Nama Merek Terhadap Brand Image (Studi Eksplanatif
Mengenai Pengaruh Tingkat Ketertarikan pada Desain Logo dan Nama
Merek Terhadap Brand Image Zupparella). Skripsi pada Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai