“SECTOR INDUSTRI”
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah “Perekonomian
Indonesia” Program Studi Perbankan Syariah 4, Semester 3
OLEH
KELOMPOK IV :
Syukur Alhadulillah senantiasa kami panjatkan khadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, dengan judul
“Sector Industri”.
Kami meyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Klasifikasi Industri Di Indonesia.........................................................2
B. Makro Ekonomi Sector Industri..............................................................................4
C. Konsentrasi, Daya Saing dan Kebijakan Sector Industri.........................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor industri merupakan sektor yang berperan penting bagi perekonomian Indonesia
yang pada tahun 1991 selama pembangunan jangka pendek 1 telah mengalami perubahan
struktur perekonomian yang pada awalnya berbasis sektor pertanian menjadi sektor industri.
Di dalam pelaksanaannya, sektor industri pengolahan memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya yaitu nilai kapitalisasi modal yang tertanam
sangat besar, kemampuan menyerap tenaga kerja, dan kemampuan untuk menciptakan nilai
tambah dari setiap input atau bahan dasar yang diolah. Sektor industri pengolahan di
Indonesia di satu pihak memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang
tertinggi, dan nilai investasi yang tertanam cukup besar, namun kontribusi tersebut tidak
sebanding dengan daya serap tenaga kerjanya. Sektor industri yang merupakan penyumbang
terbesar PDB hanya mampu menduduki peringkat ketiga dalam menyerap tenaga kerja
setelah sektor pertanian dan sektor perdagangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Sejarah dan Klasifikasi Industri Di Indonesia?
2. Apa Saja Makro Ekonomi Sector Industri?
3. Bagaimana Konsentrasi, Daya Saing dan Kebijakan Sector Industri?
C. Tujuan
1. Untuk mengethui Sejarah dan Klasifikasi Industri Di Indonesia
2. Untuk mengethui Makro Ekonomi Sector Industri
3. Untuk mengethui Konsentrasi, Daya Saing dan Kebijakan Sector Industri
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa Perang Dunia II kondisi industrialisasi cukup baik. Namun keadaanya terbalik
semasa pendudukan Jepang. Hal itu disebabkan adanya larangan impor bahan mentah,
diangkutnya barang-barang kapital ke Jepang dan pemaksaan tenaga kerja (romusha)
sehingga investasi asing pada masa itu praktis nihil. Limabelas tahun kemudian setelah
merdeka, Indonesia menjadi pengimpor besar barang-barang kapital dan teknologi, serta
mulai memprioritaskan pengembangan sektor industri dan menawarkan investasi asing.
Berkat kebijaksanaan itu, penanam modal asing mulai berdatangan meskipun masih dalam
taraf coba-coba.
Sesudah tahun 1957 sektor industri mengalami stagnasi dan perekonomian mengalami masa
teduh sepanjang tahun 1960-an sektor industri praktis tidak berkembang. Selain akibat situasi
politik yang selalu beergejoak juga disebabkan karena kelangkaan modal dan tenaga ahli
serta terampil. Aliran modal yang masuk mayoritas dari negara sosialis dalam bentuk
pinjaman (hampir setengahnya dari Rusia). Pada masa itu perekonomian dalam keadaan sulit
akibat inflasi yang parah dan berkepanjangan menurunya PDB, kecilnya peran sektor industri
(hanya sekitar 10% dari PDB) dan tingginya angka penganggguran. Sektor industri
didominasi oleh industri-industri berat seperti pabrik baja di Cilegon dan pabrik super Fosfat
di Cilacap. Keadaan ini terwariskan kepemerintahan orba. Pemerintah Orde Baru melakukan
perubahan-perubahan besar dalam kebijakan perindustrian. Keadaan semakin baik dengan
berhasilnya kebijakan stabilitas di tingkat makro dan dilaksanakannya kebijakan diberbagai
bidang.
2
b. Klasifikasi Industri Di Indonesia
Indonesia industri digolongkan berdasarkan kelompok komoditas, skala usaha,dan hubungan
arus produknya. Penggolongan yang paling unversal ialah berdasarkan ”baku internasional
klasifikasi industri/Internasional Standard Of Industrial Classification (ISIC)”.
Tiga versi pertama adalah Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) yang diterbitkan
berturut-turut pada tahun 1977, 1983, dan 1990, disusun berdasarkan Internasional
Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) revisi 2, tahun 1968.
Dua versi berikutnya adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang
diterbitkan berturut-turut pada tahun 1997 dan 2000, disusun berdasarkan Internasional
Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC) revisi 3, tahun 1990.
“Pemerintah telah menyiapkan dan menerapkan kebijakan jangka panjang dan strategi jangka
pendek untuk mengantisipasi berbagai tantangan yang ada,” kata Menkeu dalam keynote
speech-nya di acara Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah di Universitas Brawijaya,
Malang,Selasa(3/11).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Tiongkok juga turut berpengaruh. Ia menjelaskan bahwa
saat ini, terjadi pergeseran sumber pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. “Masyarakat
Tiongkok terkenal dengan saving yang baik. Ketika pertumbuhan bertumpu pada investasi,
kalau saving tinggi, pas ekonomi jalan bagus. Namun, yang terjadi akhir-akhir ini adalah
investasi sudah mulai jenuh, sehingga pertumbuhan ekonomi Tiongkok melambat. Maka
3
pemerintah China sedang mendorong konsumsi. Dan itu terjadi, berhasil. Sekarang
pertumbuhan ekonomi didorong dengan konsumsinya,” paparnya.
Sektor industri di Indonesia dinilai mempunyai daya saing yang kuat dengan berbagai
produknya yang kompetitif terhadap barang impor. Hal ini tidak terlepas dari peran
pemerintah yang mendorong penggunaan teknologi digital sesuai implementasi peta jalan
Making Indonesia 4.0.
Oleh karena itu, lanjut Dody, pihaknya aktif memfasilitasi perluasan pasar industri nasional
di kancah internasional melalui kerangka kerja sama yang komprehensif dengan negara-
negara potensial. “Upaya peningkatan daya saing industri kita salah satunya dapat dilakukan
melalui pemanfaatan kerja sama internasional baik bilateral maupun multilateral,
termasuk juga kerja sama Indonesia dengan UNIDO,” tandasnya.
4
Saat ini, kerja sama Indonesia-UNIDO yang diterapkan melalui dokumen Indonesia-UNIDO
Country Programme 2016-2020 telah membantu Indonesia dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional serta perkembangan industri dalam negeri. “Proyek-proyek
kerja sama baik itu yang telah selesai maupun sedang berjalan, mampu memberikan dampak
positif bagi industri di tanah air untuk mencapai kegiatan produksi yang lebih efisien dan
berkelanjutan,” tegas Dody.
5
Kebijakan Pemerintah di Bidang Industri
1. Pembangunan industri diarahkan pada industri-industri yang berbasis pertanian
dan pertambangan, dan kelautan yang mampu memberikan nilaitambah yang tinggi
dan mampu bersaing dalam pasar lokal, regionalnasional, global dan mampu
menghasilkan nilai tambah tinggi.
2. Pengembangan IKM dan Industri Mikro (Industri Rumah Tangga), perludidorong dan
dibina, menjadi usaha yang makin berkembang danmaju,sehingga mampu mandiri
dan dapat meningkatkan pendapatanmasyarakat, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha.
3. Menggalakkan iklim yang sehat dalam berusaha bagi pelaku ekonomi(koperasi, usaha
negara, usaha swasta) untuk menumbuhkan kegiatanusaha yang mampu menjadi
penggerak utama pembangunan ekonomi.
4. Meningkatkan pertumbuhan usaha kecil informal menjadi pengusaha kecilformal
yang tangguh dan mandiri melalui bantuan pembangunaninfrastruktur, perijinan dan
bantuan teknis.
5. Meningkatkan dan mengoptimalkan perolehan devisa ekspor produk industri
kehutanan, pertambangan, pertanian, dalam arti luas berikutindustri turunannya.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sektor industri merupakan sektor yang berperan penting bagi perekonomian Indonesia
yang pada tahun 1991 selama pembangunan jangka pendek 1 telah mengalami perubahan
struktur perekonomian yang pada awalnya berbasis sektor pertanian menjadi sektor industri.
Pada sekitar tahun 1920-an industri-industri moderen di Indonesia hampir semuanya
dimiliki oleh orang asing meskipun jumlahnya relatif sedikit. Industri kecil yang ada pada
masa itu hanya berupa industri-industri rumah tangga seperti penggilingan padi, tekstil dan
sebagainya, yang tidak terkoordinasi. Tenaga kerja terpusat di sektor pertanian dan
perkebunan untuk memenuhi kebutuhan ekspor pemerintah kolonial.
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku
mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI disusun dengan maksud untuk
menyediakan satu set klasifikasi kegiatan ekonomi di Indonesia agar dapat digunakan untuk
penyeragaman pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data masing-masing kegiatan
ekonomi, serta untuk digunakan mempelajari keadaan atau perilaku ekonomi menurut
masing-masing kegiatan ekonomi. Dengan penyeragaman tersebut, keterbandingan data
kegiatan ekonomi antar waktu, antar wilayah, dan keterbandingan dengan data internasional
dapat dilakukan. Sampai saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) telah berhasil menerbitkan lima
versi klasifikasi lapagan usaha.
Kondisi ekonomi makro Indonesia yang relatif baik akhir-akhir ini, tidak lantas
mengurangi kewaspadaan pemerintah. Menurut Menteri Keuangan Bambang P.S.
Brodjonegoro, kondisi perekonomian Indonesia tetap perlu dicermati dengan seksama dan
berkesinambungan, khususnya terkait potensi dampak dari ketidakstabilan dalam
perekonomian-global.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
menyusun ataupun penyajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan sebagai bentuk perbaikan kedepannya. Terutama dari dosen mata kuliah
Perrekonomian Indonesia dan pembaca sekalian, demi kesempurnaan makalah ini dimasa
mendatang. Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat untuk kita semua
serta menambah wawasan.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmuteknologyindustri.blogspot.com/2016/10/sejarah-industri-di-indonesia.html
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/membangun-kembali-sektor-industri-
indonesia/
https://kemenperin.go.id/artikel/22116/Daya-Saing-Indonesia-Naik,-RI-UNIDO-
Perkuat-Kerja-Sama-Sektor-Industri
https://www.academia.edu/3805139/Kebijakan_Pemerintah_di_Bidang_Industri