Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TEMUAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DAN TEMUAN AUDIT KEPATUHAN

TERHADAP OPINI AUDIT BPK PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN LK 2014-2015

Santi Ananda Putri 1), Wayan Rai Suarthana2), Sigit Edi 3)


1)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan
2)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan
3)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan

Email : wayan raivest_kes@yahoo.com , sigitedisurono@yahoo.com ,

ABSTRAK

Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan bentuk akuntabilitas pemerintah daerah atas pengelolaan dan
penggunaan keuangan negara. Sesuai UU No. 17 Tahun 2003 Pasal 31 tentang Keuangan Negara, pemerintah
daerah berkewajiban melaporkan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan kepada masyarakat melalui Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang telah diperiksa
oleh BPK. Adapun Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, memuat opini, temuan, kesimpulan, dan
rekomendasi. Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui pengaruh temuan sistem pengendalian intern
terhadap opini audit pada pemerintah daerah tahun LK 2014-2015, 2) Untuk mengetahui pengaruh temuan audit
kepatuhan terhadap opini audit pada pemerintah daerah tahun LK 2014-2015, dan 3) Untuk mengetahui
pengaruh temuan sistem pengendalian intern dan temuan audit kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan terhadap opini audit pada pemerintah daerah tahun LK 2014-2015.
Penelitian mengenai pengaruh (regresi) antara variabel independen temuan sistem pengendalian intern dan
temuan audit kepatuhan terhadap variabel dependen yaitu opini audit yang dilakukan pada 14 sampel pemerintah
daerah tahun laporan keuangan 2014-2015, dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website
BPK RI www.bpk.go.id dan media center BPK RI. Metode penarikan sampel menggunakan purposive sampling
dan metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif dengan metode uji statistik deskriptif,
uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinieritas dan autokorelasi,
serta uji hipotesis yaitu regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh keterkaitan antara variabel
independen dan variabel dependen serta uji koefisien R square, uji t dan uji F untuk membuktikan keterkaitan
variabel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Temuan Sistem Pengendalian Intern (SPI) berpengaruh terhadap
opini audit. Hal ini ditunjukan dengan hasil uji t nilai signifikansi temuan SPI sebesar 0,003 < 0,05. 2) Temuan
audit kepatuhan berpengaruh terhadap opini audit. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t bahwa nilai signifikansi
temuan audit kepatuhan 0,029 < 0,05. 3) Temuan sistem pengendalian intern dan temuan audit kepatuhan secara
simultan berpengaruh terhadap opini audit. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji F bahwa nilai signifikansi
temuan sistem pengendalian intern dan temuan audit kepatuhan sebesar 0,006 < 0,05. Selanjutnya hasil
penelitian berdasarkan uji koefisien determinasi, nilai R square menunjukkan bahwa temuan sistem
pengendalian intern dan temuan audit kepatuhan berpengaruh terhadap opini audit sebesar 0,535 atau 53,5%
sedangkan sisanya sebesar 0,465 atau 46,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam
model penelitian ini seperti tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK, karakteristik daerah, materialitas audit dan
sebagainya.

Kata Kunci : Temuan Sistem Pengendalian Intern, Temuan Audit Kepatuhan, Opini Audit

ABSTRACT
The financial statements of local governments are a form of regional government accountability for the
management and use of state finances. In accordance with Law No. 17 of 2003 Article 31 concerning State
Finance, the regional government is obliged to report the accountability of financial management to the public
through the Regional People's Representative Council in the form of Local Government Financial Reports
(LKPD) that have been examined by the BPK. The Audit Report (LHP) of the CPC, contains opinions, findings,
conclusions, and recommendations. This study aims at 1) To determine the effect of the findings of the internal
control system on audit opinions on local governments in the financial reports year 2014-2015, 2) To determine
the effect of compliance audit findings on audit opinions on local governments in financial reports year 2014-
2015, and 3) To determine the effect findings of the internal control system and findings of compliance audits of
laws and regulations on audit opinions on regional governments in the financial reports year 2014-2015.
Research on the influence (regression) between the independent variables findings of the internal control system
and compliance audit findings on the dependent variable is the audit opinion conducted on 14 regional
government samples in the 2014-2015 financial report, using secondary data obtained from the BPK RI website
www.bpk .go.id and BPK RI media center. The sampling method uses purposive sampling and the analytical
method used is descriptive exploratory method with descriptive statistical test method, classic assumption test
consisting of normality test, heterocedasticity test, multicollinearity test and autocorrelation, and hypothesis
testing namely multiple linear regression to determine the effect of the relationship between independent
variables and dependent variables and R square coefficient test, t test and F test to prove the relevance of
variables.
The results of this study indicate that 1) The findings of the Internal Control System (SPI) affect the audit
opinion. This is indicated by the results of the t test of the significance value of the SPI findings of 0.003 <0.05.
2) Compliance audit findings affect audit opinion. This is indicated by the results of the t test that the
significance value of compliance audit findings is 0.029 <0.05. 3) Findings of internal control systems and
compliance audit findings simultaneously influence audit opinions. This is indicated by the results of the F test
that the significance value of the findings of the internal control system and compliance audit findings is 0.006
<0.05. Furthermore, the results of the study based on the coefficient of determination test, the R square value
indicates that the findings of the internal control system and compliance audit findings affect the audit opinion
by 0.535 or 53.5% while the remaining 0.465 or 46.5% is explained by other factors not included in this
research model such as follow-up results of BPK examination, regional characteristics, audit materiality and so
on.

Keywords: Internal Control System Findings, Compliance Audit Findings, Audit Opinions
PENDAHULUAN bahwa Sistem Pengendalian Intern (SPI) dapat
meningkatkan keandalan Laporan Keuangan dan
Laporan keuangan pemerintah daerah
Kinerja Instansi.
merupakan bentuk akuntabilitas pemerintah daerah
atas pengelolaan dan penggunaan keuangan negara. Pada tahun 2015, BPK telah melakukan
Sesuai UU No. 17 Tahun 2003 Pasal 31 tentang pemeriksaan sebanyak 504 LKPD tahun 2014, dan
Keuangan Negara, pemerintah daerah berkewajiban pada tahun 2016 melakukan pemeriksaan sebanyak
melaporkan pertanggungjawaban pengelolaan 533 LKPD tahun 2015. Hasil pemeriksaan tersebut
keuangan kepada masyarakat melalui Dewan disajikan dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I
Perwakilan Rakyat Daerah dalam bentuk Laporan (IHPS) BPK tahun 2015 dan tahun 2016.
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang telah
Rincian opini BPK tahun 2015 dan 2016,
diperiksa oleh BPK. Pemeriksaan oleh BPK juga
sebanyak 564 LKPD memperoleh opini WTP, serta
tertuang dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang
opini lainnya sebagaimana disajikan pada Tabel
Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara,
dibawah ini:
bahwa BPK RI diamanatkan untuk melakukan audit
atas LKPD. Hasil pemeriksaan BPK disusun dan Tabel
disajikan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).
Laporan Hasil Pemeriksaan BPK, memuat opini, Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan
dapat terdiri atas satu atau lebih permasalahan, berupa
kelemahan sistem pengendalian intern (SPI) dan/atau
ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan. Ketidakpatuhan ini dapat
mengakibatkan kerugian negara, potensi kerugian
Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I
negara, kekurangan penerimaan, penyimpangan
Tahun 2015 dan 2016 Badan Pemeriksa
administrasi, ketidakhematan, ketidakefisienan, atau
Keuangan Republik Indonesia (BPK RI).
ketidakefektifan (IHPS I BPK RI, 2015).
Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK, sebanyak
Setiap tahun, BPK memeriksa laporan
251 LKPD tahun 2014 memperoleh opini WTP dan
keuangan entitas pemerintah dengan tujuan memberi
sebanyak 312 LKPD tahun 2015 memperoleh opini
opini atas kewajaran laporan keuangan. Pendapat audit
WTP, atau terjadi kenaikan jumlah LKPD yang
dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
memperoleh opini WTP sebesar 8,74%. Sedangkan
terdiri dari 4 opini, yaitu Opini Wajar Tanpa
LKPD tahun 2014 yang memperoleh opini WDP
Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian
sebanyak 230 LKPD, dan sebanyak 187 LKPD tahun
(WDP), Tidak Wajar (TW) dan Tidak Memberikan
2015 memperoleh opini WDP, atau terjadi penurunan
Pendapat (TMP).
jumlah LKPD yang memperoleh opini WDP sebesar
Agar laporan keuangan dapat digunakan 10,56%. Adapun penurunan juga terdapat pada opini
sebagai dasar pengambilan keputusan, maka laporan TW yang mengalami penurunan sebesar 0,04%,
keuangan harus disusun sesuai standar akuntansi sedangkan untuk opini TMP mengalami peningkatan
pemerintah serta bebas dari salah saji material, untuk sebesar 1,86%.
itu pemerintah daerah wajib melaksanakan
Selain opini audit, dalam Ikhtisar Hasil
pengelolaan keuangan secara tertib sesuai dengan
Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK juga memuat data
peraturan perundang-undangan, efisien, efektif,
mengenai temuan sistem pengendalian intern dan
transparan dan bertanggung jawab. Sesuai dengan PP
temuan audit kepatuhan seperti yang disajikan pada
Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
tabel dibawah ini:
dan Kinerja Instansi Pemerintah mengindikasikan
Tabel

Hasil Pemeriksaan SPI dan Kepatuhan terhadap Perundang-Undangan

Jumlah Temuan
No. Kelompok Pemeriksaan Persentase
Pemeriksaan Kenaikan/
LK LK Penurunan
1. Pemeriksaan SPI (%)
2014 2015

a. Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan 2.222 2.353 5,90


Pelaporan (KSPAP)

b. Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanan Anggaran 2.598 2.450 (5,70)


Pendapatan dan Belanja (KSPPAPB)

c. Kelemahan Struktur Pengendalian Intern (KSPI) 1.158 1.347 16,32

Jumlah Temuan SPI 5.978 6.150 2,88

2. Pemeriksaan Kepatuhan

Ketidakpatuhan terhadap Ketentuan Perundang-Undangan yang mengakibatkan:

1. Kerugian Daerah 2.422 2.407 (0,62)

2. Potensi Kerugian Daerah 324 339 4,63

3. Kekurangan Penerimaan 892 901 1,01

Sub Total 1 3.638 3.647

(Berdampak Finansial)

4. Penyimpangan Administrasi 2.355 2.369 0,59

Sub Total 2 2.355 2.369 0,38

Jumlah Temuan Audit Kepatuhan 5.993 6.016

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I Tahun 2015 dan 2016 Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia (BPK RI).

Berdasarkan Tabel di atas, jumlah temuan perundang-undangan yang menyebabkan kerugian


Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada LKPD tahun daerah, potensi kerugian daerah, kekurangan
2014 dibandingkan dengan LKPD tahun 2015, terjadi penerimaan, dan penyimpangan administrasi.
peningkatan jumlah temuan SPI sebesar 2,88%.
Meskipun opini WTP LKPD tahun 2015
Adapun rincian dari temuan SPI terdiri dari 3 kategori,
mengalami peningkatan dibandingkan LKPD tahun
yaitu Kelemahan Sistem Pengendalian Akuntansi dan
2014, namun terdapat peningkatan jumlah temuan SPI
Pelaporan (KSPAP), Kelemahan Sistem Pengendalian
dan temuan audit kepatuhan terhadap perundang-
Pelaksanan Anggaran Pendapatan dan Belanja
undangan mencerminkan rendahnya kualitas LKPD
(KSPPAPB), dan Kelemahan Struktur Pengendalian
akibat banyak terdapatnya kelemahan sistem
Intern (KSPI).
pengendalian intern, serta banyak terdapat perbuatan
Selain temuan SPI, pada Tabel 2 juga terdapat melanggar perundang-undangan yang dapat
hasil temuan audit kepatuhan oleh BPK. Jumlah menurunkan akuntabilitas pemerintah daerah dalam
temuan audit kepatuhan pada LKPD tahun 2014 pengelolaan keuangan daerah yang mendorong
dibandingkan dengan LKPD tahun 2015, terjadi terjadinya tindakan merugikan negara/daerah pada
peningkatan jumlah temuan audit kepatuhan sebesar pemerintah daerah tersebut.
0,38%. Adapun rincian temuan audit kepatuhan terdiri
atas 4 kategori, yaitu ketidakpatuhan terhadap
Penelitian sebelumnya oleh Munawar et.al Kepatuhan Terhadap Opini Audit pada
(2016) dengan judul Pengaruh Jumlah Temuan Audit Pemerintah Daerah Tahun LK 2014-2015”.
SPI dan Jumlah Temuan Audit Kepatuhan Terhadap
Kerangka Pemikiran
Opini atas Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten/Kota Di Aceh. Dalam hasil penelitiannya Pengaruh Temuan Sistem Pengendalian Intern
mengungkapkan bahwa jumlah temuan audit SPI (SPI) Terhadap Opini Audit Pemerintah Daerah
berpengaruh negatif terhadap opini atas LKPD, artinya
bahwa apabila SPI suatu entitas semakin baik maka Dalam PP Nomor 08 Tahun 2006 tentang
jumlah temuan audit akan semakin kecil dan opini atas Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi, untuk
LKPD yang diperoleh akan baik. Dan jumlah temuan meningkatkan keandalan Laporan Keuangan dan
audit kepatuhan berpengaruh negatif terhadap opini Kinerja, setiap Entitas Pelaporan dan Akuntansi wajib
atas LKPD, artinya bahwa apabila suatu entitas menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern sesuai
menujukkan kepatuhan terhadap peraturan perundang- dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
undangan, maka jumlah temuan audit kepatuhan akan terkait. Untuk memastikan bahwa pengendalian intern
semakin kecil dan opini atas LKPD yang diperoleh sudah dibangun sesuai tujuannya, BPK RI
akan baik. Hal tersebut sejalan dengan penelitian oleh bertanggung jawab dalam pemeriksaan laporan
Darmawati (2017) dengan judul Pengaruh Temuan keuangan untuk melakukan pengujian dan penilaian
Kelemahan Sistem Pengendalian Internal, Temuan atas pelaksanaan sistem pengendalian intern (UU No.
Ketidakpatuhan Terhadap Perundang-undangan dan 15 Tahun 2004 pasal 12 tentang Pemeriksaan
Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan BPK Tanggung Jawab Keuangan Negara). Adapun dalam
Terhadap Opini BPK, yang mengungkapkan dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
hasil penelitiannya bahwa kelemahan sistem Tanggung Jawab Keuangan Negara, temuan SPI
pengendalian internal berpengaruh negatif, serta berupa kelemahan SPI menjadi salah satu hasil
temuan temuan ketidakpatuhan terhadap perundang- pemeriksaan BPK. Sehingga mengindikasikan temuan
undangan juga berpengaruh negatif terhadap opini SPI memiliki peran penting dalam penentuan
audit. keputusan pemeriksaan, mulai dari penyusunan
rencana pemeriksaan hingga keputusan pemberian
Sedangkan dalam penelitian Ika Sartika BR opini atau kesimpulan akhir pemeriksaan.
Sitepu (2016) dengan judul Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Opini Audit BPK dengan Tindak Hal ini dibuktikan dengan beberapa penelitian
Lanjut Temuan BPK sebagai Variabel Moderating di sebelumnya yang dilakukan diantaranya oleh oleh
Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitiannya Nalurita (2015), bahwa sistem pengendalian intern
menunjukkan bahwa temuan sistem pengendalian berpengaruh signifikan terhadap kredibilitas laporan
intern dan ketidakpatuhan terhadap perundang- keuangan pemerintah daerah di Indonesia, Darmawati
undangan tidak berpengaruh secara parsial terhadap (2017) bahwa semakin rendah temuan kelemahan
opini audit BPK. Hal tersebut sejalan dengan sistem pengendalian intern pada pemerintah Provinsi,
penelitian oleh Justisia et.al (2016) yang berjudul Kabupaten/Kota maka opini yang diberikan oleh BPK
Pengaruh Kelemahan Sistem Pengendalian Internal, akan semakin baik, serta penelitian Yamin dan
Ketidakpatuhan Terhadap Peraturan Perundang- Sutaryo (2015) bahwa efektivitas SPI merupakan
Undangan dan Penyelesaian Kerugian Negara salah satu kriteria pemberian opini audit, semakin baik
Terhadap Opini BPK-RI Atas Laporan Keuangan sistem pengendalian intern suatu entitas, maka
Pemerintah Daerah (LKPD) di Indonesia, dalam hasil kelemahan atas SPI akan semakin kecil dan opini atas
penelitiannya mengungkapkan bahwa kelemahan LKPD yang diperoleh akan baik.
struktur pengendalian intern tidak berpengaruh
H1: Temuan Sistem Pengendalian Intern berpengaruh
terhadap pemberian opini audit BPK-RI atas LKPD.
positif terhadap Opini Audit Pemerintah Daerah.
Penelitian ini merupakan replikasi dari
Pengaruh Temuan Audit Kepatuhan Terhadap
beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
Opini Audit Pemerintah Daerah
temuan sistem pengendalian intern dan temuan audit
kepatuhan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Selain temuan SPI, BPK juga harus
terdahulu terletak pada judul penelitian, sampel mengungkapkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas
penelitian, metode penelitian serta periode penelitian. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
(IHPS 1, BPK-RI 2015). Dalam pasal 1 UU No. 15
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Temuan
Pertanggungjawaban Keuangan Negara, kepatuhan
Sistem Pengendalian Intern dan Temuan Audit
terhadap undang-undangan merupakan salah satu H3 : Temuan Sistem Pengendalian Intern dan Temuan
kriteria yang mendasari pemberian opini audit BPK. Audit Kepatuhan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Opini Audit Pemerintah
Sehingga faktor lain selain temuan SPI yang
Daerah.
dapat mempengaruhi opini audit BPK adalah temuan
audit kepatuhan terhadap ketentuan perundang- Berdasarkan landasan teori, peraturan, dan
undangan, faktor tersebut berpengaruh langsung dan hasil penelitian tersebut, kerangka pemikiran dalam
material terhadap penyajian laporan keuangan. Sejalan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
dengan penelitian oleh Nalurita (2015), yang
menyatakan bahwa ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan berpengaruh terhadap
kredibilitas laporan keuangan pemerintah daerah di
Indonesia serta penelitian oleh Munawar (2016),
bahwa apabila suatu entitas menujukkan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, maka jumlah
temuan audit kepatuhan akan semakin kecil dan opini
atas LKPD yang diperoleh akan baik.

H2 : Temuan Audit Kepatuhan berpengaruh positif Gambar Kerangka Pemikiran


terhadap Opini Audit Pemerintah Daerah.
METODE PENELITIAN
Pengaruh Temuan Sistem Pengendalian Intern dan
Temuan Audit Kepatuhan Terhadap Opini Audit Jenis Penelitian
Pemerintah Daerah
Jenis penelitian ini adalah penelitian
UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan deskriptif eksploratif mengenai pengaruh temuan
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan sistem pengendalian intern dan temuan audit
Negara, pasal 1 menyatakan bahwa efektivitas SPI dan kepatuhan terhadap opini audit BPK pada pemerintah
kepatuhan terhadap perundang-undangan merupakan daerah tahun laporan keuangan 2014-2015.
kriteria BPK dalam memberikan opini audit.
Jenis Dan Sumber Data Penelitian
Hal ini dibuktikan dengan penelitian oleh
Jenis data yang diteliti adalah data kuantitatif
Munawar, et.al (2016), bahwa jumlah temuan audit
yang merupakan data sekunder dari Ikhtisar Hasil
atas SPI dan jumlah temuan audit atas kepatuhan
Pemeriksaan Semester I Tahun 2015-2016 yang
secara bersama berpengaruh negatif terhadap opini
diperoleh melalui situs Badan Pemeriksa Keuangan RI
atas LKPD. Artinya apabila SPI suatu entitas semakin
(BPK RI) dari www.bpk.go.id dan Laporan Hasil
baik, maka opini audit atas LKPD akan semakin baik
Pemeriksaan BPK Atas Laporan Keuangan Tahun
dan apabila BPK menemukan adanya ketidakpatuhan
Anggaran 2014-2015 tiap Pemerintah Daerah yang
terhadap peraturan perundang-undangan akan
dijadikan sampel dalam penelitian ini yang diperoleh
mengakibatkan penilaian kinerja pengelolaan daerah
dari media center BPK RI.
tidak baik dan opini atas LKPD tidak WTP.
Operasionalisasi Variabel

Tabel

Operasionalisasi Variabel

Pengaruh Temuan Sistem Pengendalian Intern dan Temuan Audit Kepatuhan Terhadap Opini Audit
pada Pemerintah Daerah

Variabel Indikator Ukuran Skala

Variabel Independen Kelemahan Sistem • Jumlah temuan Kelemahan Sistem Interval


(X1): pengendalian Intern Pengendalian Akuntansi dan Pelaporan
(KSPAP).
Temuan Sistem
• Jumlah temuan Kelemahan Sistem
Pengendalian Intern
Pengendalian Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja (KSPPAPB).
Variabel Indikator Ukuran Skala

• Jumlah temuan Kelemahan Struktur


Pengendalian Intern (KSPI).

Variabel Independen Ketidakpatuhan • Jumlah temuan Kerugian Daerah. Interval


(X2): Terhadap Ketentuan • Jumlah temuan Potensi Kerugian Daerah.
Perundang- • Jumlah temuan Kekurangan Penerimaan.
Temuan Audit
Undangan • Jumlah temuan Penyimpangan Administrasi.
Kepatuhan

Variabel Dependen Opini WTP Skor: Interval


(Y): (Termasuk WTP
Opini WTP = 5
DPP), WDP, TW,
Opini Audit
dan Opini WTP DPP = 4
TMP Opini WDP = 3

Opini TW =2

Opini TMP = 1

Metode Penarikan Sampel a. Pemkot. Yogyakarta dan Pemkot. Pontianak,


mengalami kenaikan opini WTP DPP menjadi
Penelitian ini menggunakan sampel data
WTP.
sekunder yang diperoleh dari lokasi penelitian
b. Pemkab. Bogor dan Pemprov. Maluku,
menggunakan metode puposive sampling, yaitu
mengalami kenaikan opini WDP menjadi
pengambilan sampel yang berdasarkan pertimbangan
WTP.
subyektif peneliti dan disesuaikan dengan tujuan
c. Pemkab. Belitung Timur, mengalami kenaikan
penelitian. Sampel yang dipilih sebanyak 14
opini TW menjadi WDP.
pemerintah daerah yang diambil berdasarkan kriteria
d. Pemprov. Banten, yang mengalami kenaikan
pemerintah daerah yang mengalami penurunan
opini TMP menjadi WDP.
kualitas opini, dan pemerintah daerah yang mengalami
kenaikan kualitas opini. Adapun dari 14 sampel Metode Pengumpulan Data
tersebut, pemerintah daerah yang mengalami kenaikan
Berdasarkan metode sampling diatas, maka
kualitas opini berjumlah 8 pemerintah daerah, dan
data yang terpilih dikumpulkan melalui metode
pemerintah daerah yang mengalami penurunan
manual. Pengumpulan data sekunder dilakukan
kualitas opini berjumlah 6 pemerintah daerah, yaitu
dengan cara men-download dari website BPK RI
sebagai berikut:
www.bpk.go.id dan data dari media center BPK RI.
1. Pemerintah Daerah yang mengalami penurunan Data yang digunakan adalah Laporan Ikhtisar Hasil
kualitas opini: Pemeriksaan Semester (IHPS) BPK dan Laporan Hasil
a. Pemkab. Natuna, mengalami penurunan opini Pemeriksaan BPK Atas Laporan Keuangan Tahun
WTP menjadi WDP. Anggaran 2014-2015 tiap Pemerintah Daerah yang
b. Pemkab. Barru , mengalami penurunan opini dijadikan sampel dalam penelitian ini berupa temuan
WTP menjadi TW. sistem pengendalian intern dan temuan kepatuhan
c. Pemkot. Tarakan, mengalami penurunan opini terhadap perundang-undangan dan data lainnya dari
WTP DPP menjadi WDP. media on-line internet, peraturan pemerintah, artikel,
d. Pemkab. Tana Toraja dan Pemkab. Konawe jurnal yang berhubungan dengan penelitian.
Utara, mengalami penurunan Opini WDP
Metode Pengolahan/Analisis Data
menjadi TW.
e. Pemkab. Samosir, Pemkab. Tanjung Jabung Metode analisis yang digunakan dalam
Barat, dan Pemkab. Enrekang, mengalami penelitian ini adalah regresi linier berganda
penurunan Opini WDP menjadi TMP. menggunakan program SPSS dalam pengolahan data.
2. Pemerintah Daerah yang mengalami kenaikan Untuk pelaksanaan model analisa berdasarkan regresi
kualitas opini: linier berganda yang menggunakan SPSS maka
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik. Uji dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, (Imam Ghozali 2013 dalam Sitepu 2016).
uji heterokedastisitas, uji multikolinieritas, dan uji
Uji Autokorelasi
auto korelasi. Untuk menerima ataupun menolak
hipotesis digunakan uji hipotesis yaitu uji F untuk uji Bertujuan menguji apakah model regresi linier
secara simultan, uji t untuk uji secara parsial. Ada pula ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
pengujian statistik deskriptif untuk melihat gambaran periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
umum dari data yang digambarkan. sebelumnya t-1(sebelumnya). Jika terjadi korelasi
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Uji
Uji Statistik Deskriptif
autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan
Uji statistik deskriptif digunakan untuk melihat metode Runs Test dengan kriteria:
gambaran secara umum dari data yang didapatkan.
1. H0 ditolak apabila asymp. Sig value uji Runs Test <
Statistika deskriptif berusaha menjelaskan atau
0,05
menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti
2. H0 diterima apabila asymp. Sig value uji Runs Test
berapa rata-ratanya, seberapa jauh data bervariasi dari
> 0,005
rata-ratanya, berapa median data dan sebagainya.
Uji Hipotesis
Uji Asumsi Klasik
Persamaan model regresi yang digunakan
Suatu model regresi dikatakan tidak
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
mengandung masalah apabila data yang digunakan
dalam suatu penelitian terbebas dari asumsi klasik. Uji
Y = a + b1 X 1 + b2 X 2
asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinieritas
dan autokorelasi. Definisi Variabel:

Uji Normalitas Y = Opini Audit BPK


X1 = Temuan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model X2 = Temuan Audit Kepatuhan (TAK)
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Jika terdapat normalitas, maka a = konstanta
residual akan terdistribusi secara normal dan b = koefisien regresi
independen. Yaitu perbedaan antara nilai prediksi
dengan skor yang sesungguhnya atau error akan Uji Koefisien Determinasi (R2)
terdistribusi secara simetri di sekitar nilai mean sama
Koefisien determinasi (R²) berguna untuk
dengan nol. Jika salah cara mendeteksi normalitas ini
mengukur seberapa besar kemampuan model dalam
adalah lewat pengamatan nilai residual.
menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien
Uji Multikolinieritas determinasi bernilai antara 0 s/d 1. Nilai yang
mendekati 1 berarti variabel-variabel independen
Menguji apakah model regresi ditemukan memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
adanya korelasi antar variabel independen. untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
variance inflation factor (VIF). Tolerance berguna Uji Statistik F (Anova)
untuk mengukur variabilitas variabel independen yang
Digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel
pengaruh simultan dari variabel independen terhadap
independen lainnya. Jika nilai tolerance rendah berarti
variabel dependen.
nilai VIF tinggi (VIF= 1/Tolerance). Bila nilai
tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF sama dengan ≥10 Kriteria uji cara I:
menunjukkan adanya multikolinieritas
1. Bila nilai sig>α (0,05) artinya secara simultan
Uji Heterokedastisitas Semua variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi
2. Bila nilai sig< α (0,05) artinya secara simultan
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
Semua variabel independen berpengaruh
pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara
signifikan terhadap variabel dependen.
mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dengan
cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel Kriteria uji cara II:
1. Bila nilai Fhitung < Ftabel yang artinya secara signifikansi lebih kecil dari α, yang berarti secara
Simultan semua variabel independen tidak parsial variabel temuan SPI berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap variabel independen. opini audit. Meskipun memiliki nilai signifikansi lebih
2. Bila nilai Fhitung > Ftabel yang artinya secara kecil dari α namun memiliki arah hubungan negatif
simultan semua variabel independen berpengaruh berdasarkan nilai koefisiennya, maka hipotesis 1
signifikan terhadap variabel independen. ditolak.

Uji Statistik t Pengaruh Temuan Audit Kepatuhan Terhadap


Opini Audit
Uji t digunakan untuk menguji secara parsial
Pada Tabel 13. terlihat bahwa variabel Temuan
masing-masing variabel. Hasil uji t dapat dilihat pada
Audit Kepatuhan (TAK) memiliki nilai Sig. 0,029
tabel coefficients pada kolom sig (significance). Jika
dibawah taraf nyata 0,05 yang artinya nilai
probabilitas nilai t atau signifikansi < 0,05, maka
signifikansi lebih kecil dari α, yang berarti secara
dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara
parsial variabel TAK berpengaruh terhadap opini
variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
audit. Namun memiliki nilai koefisien yang negatif,
Namun, jika probabilitas nilai t atau maka hipotesis 2 ditolak.
signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak
Pengaruh Temuan Sistem Pengendalian Intern dan
terdapat pengaruh yang signifikan antara masing-
Temuan Audit Kepatuhan Terhadap Opini Audit
masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan analisis uji F pada Tabel 14. dapat
Pembahasan dilihat bahwa secara simultan variabel independen
Berdasarkan hasil analisis data diketahui memiliki nilai signifikansi F sebesar 0,006 < α = 0,05
bahwa variabel Temuan Sistem Pengendalian Intern dan nilai F hitung sebesar 6,291 > Ftabel = 3,39 (dF = 2;
(SPI) dan Temuan Audit Kepatuhan (TAK) secara n = 28-k) yang artinya berpengaruh, maka hipotesis
simultan/bersama-sama berpengaruh terhadap opini yang diajukan diterima. Hal ini berarti bahwa semua
audit. Secara parsial, temuan sistem pengendalian variabel independen yaitu temuan sistem pengendalian
intern berpengaruh terhadap opini audit dengan arah intern dan temuan audit kepatuhan secara
hubungan pengaruh tersebut adalah negatif antara simultan/bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
temuan sistem pengendalian intern dan opini audit. dependen (opini audit) dan hipotesis 3 diterima.
Adapun Temuan Audit Kepatuhan juga berpengaruh
Interpretasi Hasil Penelitian
terhadap opini audit, dengan arah hubungan pengaruh
Dengan dilakukannya pengujian hipotesis dan
tersebut adalah negatif antara temuan audit kepatuhan
statistik oleh penulis pada 14 (empat belas) sampel
dan opini audit.
pemerintah daerah tahun laporan keuangan 2014-2015
Adapun tabel pengujian hipotesis disajikan yang menjadi objek pemeriksaan BPK RI dalam
pada Tabel 16. dibawah ini: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester I dan II Tahun
2015-2016 yang menggunakan alat bantu SPSS versi
Tabel 23 mengenai pengaruh temuan sistem pengendalian
intern dan temuan audit kepatuhan terhadap opini
Uji Hipotesis
audit BPK pada pemerintah daerah tahun laporan
keuangan 2014, maka penulis menginterpretasikan
hasil penelitian yang diperkuat dengan teori-teori yang
ada dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya sebagai
berikut:

1. Pengaruh Temuan Sistem Pengendalian Intern


Sumber data: Hasil pengolahan data SPSS 23, Tahun Terhadap Opini Audit Pemerintah Daerah
2018. Pengujian pengaruh variabel temuan sistem
pengendalian intern terhadap opini audit BPK pada
Untuk lebih lanjut hasil analisis data akan Pemerintah Daerah menunjukkan bahwa temuan
dijelaskan sebagai berikut: sistem pengendalian intern berpengaruh negatif
terhadap opini audit. Hasil penelitian ini sejalan
Pengaruh Temuan Sistem Pengendalian Intern
dengan penelitian Nalurita (2015) yang menyatakan
Terhadap Opini Audit
bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh negatif
Pada Tabel 13 terlihat bahwa variabel Temuan
terhadap kredibilitas laporan keuangan pemerintah
Sistem Pengendalian Intern (SPI) memiliki nilai Sig.
daerah di Indonesia dengan penjelasan bahwa semakin
0,003 dibawah taraf nyata 0,05 yang artinya nilai
banyak jumlah temuan SPI menandakan bahwa masih mengakibatkan penilaian pengelolaan keuangan
banyak terdapat kelemahan sistem pengendalian daerah menjadi tidak baik dan opini atas LKPD tidak
sehingga kemungkinan untuk memperoleh opini yang WTP.
baik akan lebih rendah, serta penelitian Yamin dan
3. Pengaruh Temuan Sistem Pengendalian Intern
Sutaryo (2015) yang menyatakan bahwa efektivitas
dan Temuan Audit Kepatuhan Terhadap Opini
SPI merupakan salah satu kriteria pemberian opini
Audit Pemerintah Daerah
audit, semakin baik sistem pengendalian intern suatu
Berdasarkan pasal 1 UU No. 15 Tahun 2004
entitas, maka kelemahan atas SPI akan semakin kecil
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
dan opini atas LKPD yang diperoleh akan baik.
Pertanggungjawaban Keuangan Negara, menyatakan
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BPK bahwa efektivitas SPI dan kepatuhan terhadap
dalam memberikan opini pada pemerintah daerah perundang-undangan merupakan kriteria BPK dalam
dengan mempertimbangkan temuan sistem memberikan opini audit. Adapun sistem pengendalian
pengendalian intern secara parsial. Sehingga semakin intern dalam penjelasan pasal 16 ayat (1) dalam UU
tinggi temuan sistem pengendalian intern akan No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung
mengakibatkan penilaian pengelolaan keuangan Jawab Keuangan Negara menjadi peran penting dalam
daerah menjadi tidak baik dan opini atas LKPD tidak penentuan keputusan pemeriksaan, mulai dari
WTP. penyusunan rencana pemeriksaan hingga keputusan
pemberian opini atau kesimpulan akhir pemeriksaan.
2. Pengaruh Temuan Audit Kepatuhan Terhadap
Opini Audit Pemerintah Daerah Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 14,
BPK harus mengungkapkan Laporan Hasil diperoleh nilai F hitung sebesar 6,291 > Ftabel = 3,39
Pemeriksaan atas kepatuhan terhadap perundang- artinya berpengaruh dan nilai signifikansi F sebesar
undangan (IHPS 1, BPK-RI 2015). Berdasarkan pasal 0,006 < α = 0,05, maka hipotesis yang diajukan
1 UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan diterima. Hal ini berarti bahwa semua variabel
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan independen yaitu temuan sistem pengendalian intern
Negara, kepatuhan terhadap perundang-undangan dan temuan audit kepatuhan secara simultan/bersama-
menjadi salah satu kriteria yang mendasari pemberian sama berpengaruh positif terhadap variabel dependen
opini audit BPK. (opini audit).

Hasil pengujian pengaruh temuan audit Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian
kepatuhan terhadap opini audit BPK pada Pemerintah Sitepu (2016) yang menyatakan bahwa secara
Daerah menunjukkan bahwa temuan audit kepatuhan simultan sistem pengendalian intern dan
berpengaruh terhadap opini audit, dimana arah ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
hubungan pengaruh tersebut adalah negatif antara undangan berpengaruh positif terhadap opini audit
temuan audit kepatuhan dan opini audit. Hasil BPK.
pengujian ini sejalan dengan penelitian Nalurita
Simpulan
(2015) yang menyatakan bahwa ketidakpatuhan
terhadap ketentuan perundang-undangan berpengaruh Berdasarkan hasil pembahasan pada BAB IV
negatif terhadap kredibilitas dan dapat dijelaskan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
bahwa semakin banyak jumlah temuan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan maka opini 1. Variabel Temuan Sistem Pengendalian Intern
yang diperoleh akan semakin rendah, sehingga (SPI) memiliki pengaruh terhadap opini audit. Hal
mempengaruhi kredibilitas laporan keuangan ini dapat terlihat pada nilai signifikansi temuan SPI
pemerintah daerah karena isi dari laporan keuangan sebesar 0,003 dibawah taraf nyata 0,05 (sig. t <
tidak dapat dipercaya jika banyak menyimpang dari 0,05) dan memiliki arah hubungan yang negatif
peraturan perundang- undangan. Serta penelitian dengan opini audit dimana koefisien temuan SPI
Darmawati (2017), dan Fatimah et.al (2014) bahwa pada Tabel 15 bernilai negatif, artinya semakin
temuan kepatuhan berpengaruh terhadap pemberian tinggi temuan SPI maka opini yang diperoleh akan
opini dengan hubungan pengaruh negatif. semakin rendah. Adapun pada penelitian ini,
temuan SPI paling banyak ditemukan pada
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa BPK kategori Kelemahan Sistem Pengendalian
dalam memberikan opini pada pemerintah daerah Akuntansi dan Pelaporan (KSPAP), dan
dengan mempertimbangkan temuan audit kepatuhan Kelemahan Sistem Pengendalian Pelaksanaan
secara parsial. Sehingga semakin tinggi temuan audit Anggaran Pendapatan dan Belanja (KSPPAPB).
kepatuhan yang ditemukan oleh BPK akan
2. Variabel Temuan Audit Kepatuhan (TAK) BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
memiliki pengaruh terhadap opini audit. Hal ini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
dapat dilihat pada nilai signifikansi TAK sebesar Tarakan Tahun 2015.
0,029 dibawah taraf nyata 0,05 (sig. t < 0,05) dan
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
memiliki arah hubungan yang negatif dengan opini
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
audit dimana koefisien TAK pada Tabel 15
Kabupaten Tana Toraja Tahun 2014.
bernilai negatif, artinya semakin tinggi temuan
audit kepatuhan maka opini yang diperoleh akan BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
semakin rendah. Adapun pada penelitian ini, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
temuan audit kepatuhan paling banyak ditemukan Kabupaten Tana Toraja Tahun 2015.
pada ketidakpatuhan terhadap perundang-
undangan yang mengakibatkan kerugian daerah, BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
dan kekurangan penerimaan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
3. Secara simultan Temuan Sistem Pengendalian Kabupaten Konawe Utara Tahun 2014.
Intern dan Temuan Audit Kepatuhan berpengaruh
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
terhadap opini audit. Hal tersebut berdasarkan uji
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
F pada Tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai F hitung
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2015.
sebesar 6,291 > Ftabel = 3,39 (dF = 2; n = 28-k) dan
nilai signifikansi F sebesar 0,006 < α = 0,05. BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Samosir Tahun 2014.
A.A., Arens, Elder, dan Beasley. (2015), Auditing dan
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1, Edisi 15. Penerjemah Herman Wibowo.
Kabupaten Samosir Tahun 2015.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Alifia Faizun Nahari, (2015). Temuan Audit dan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Simulasi Menyajikan Hasil Temuan, Surakarta:
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2014.
Universitas Sebelas Maret (Diktat Kuliah).
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
BPK-RI, 2015. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 1
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(IHPS) Tahun 2015.
Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2015.
BPK-RI, 2016. Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester 1
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
(IHPS) Tahun 2016.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kabupaten Enrekang Tahun 2014.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Kabupaten Natuna Tahun 2014.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Kabupaten Enrekang Tahun 2015.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Kabupaten Natuna Tahun 2015.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Yogyakarta Tahun 2014.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Kabupaten Barru Tahun 2014.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Yogyakarta Tahun 2015.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Kabupaten Barru Tahun 2015.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Pontianak Tahun 2014.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Tarakan Tahun 2014.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota
Pontianak Tahun 2015.
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014. Kabupaten Belitung Timur Tahun 2015.

BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2015. Provinsi Banten Tahun 2014.

BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Provinsi Maluku Tahun 2014. Provinsi Banten Tahun 2015.

BPK-RI, 2016. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Hery. (2017), Auditing dan Asurans. Jakarta:
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Grasindo.
Provinsi Maluku Tahun 2015.
Imam Ghozali (2011), Aplikasi Analisis Multivariate
BPK-RI, 2015. Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Dengan Program SPSS, Semarang: Badan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Peneribit Universitas Diponegoro.
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai