Beranda ▼
Beranda ▼
Oleh :
Enang Rusnandi, S.Pd., M.Kom.
1. Pendahuluan
Suatu organisasi, termasuk organisasi-organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampus,
didirikan dengan maksud dan tujuan tertentu. Hal tersebut mengandung makna bahwa semua
aktivitas organisasi yang dijalankan bermuara pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Namun tentu saja, manakala kita berbicara organisasi kemahasiswaan khususnya, maka
segala proses atau aktivitas yang ditujukan untuk mencapai tujuan hendaknya juga menjadi
perhatian. Kenapa demikian ? Hal itu dikarenakan organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu
sarana pembinaan bagi para mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat secara langsung setelah
mereka lulus dan organisasi kemahasiswaan merupakan miniatur dari sebuah sistem kehidupan
yang lebih luas.
Selain itu, prinsip untuk mempersiapkan dan mengelola kegiatan secara baik, terencana dan
terorganisir, akan menjadikan aktivitas-aktivitas organisasi dapat berjalan dengan baik pula dan
diharapkan dapat mencapai tujuan dengan tingkat kegagalan yang sudah dapat diprediksi.
Berbicara organisasi, maka sesungguhnya kita sedang membicarakan aturan, tata kelola,
kebijakan, program kerja serta hal-hal lain yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
organisasi seperti masalah pendanaan dan etika berorganisasi. Organisasi kemahasiswaan
seyogyanya dijalankan dengan berpijak pada aturan-aturan yang telah ditetapkan, mengambil
kebijakan dengan berdasar pada pedoman organisasi dan anggota organisasi senantiasa bersikap
dan bertindak sesuai dengan etika dan norma yang telah ditetapkan. Dengan demikian, diharapkan
muncul atmosphir organisasi kemahasiswaan yang merefleksikan suatu keteraturan dan ketaatan
terhadap aturan atau ketentuan yang telah digariskan.
Selanjutnya hal lain yang harus diperhatikan oleh organisasi kemahasiswaan adalah mengenai
pentingnya mempersiapkan kader-kader organisasi atau dengan istilah lain proses regenerasi dan
suksesi kepemimpinan. Dengan memberikan perhatian ke hal itu, maka diharapkan organisasi
kemahasiswaan di Universitas Majalengka dapat menelurkan kader-kader pemimpin bangsa yang
cakap, memiliki integritas kepribadian, memiliki wawasan serta dapat menjadi suri tauladan bagi
masyarakat.
Akhirnya, salah satu wujud dari keinginan mahasiswa untuk dapat beroganisasi dengan
berpedoman pada tata cara dan etika berorganisasi yang baik, maka munculah gagasan dan program
kerja dari DPM Universitas Majalengka untuk memberikan pelatihan tentang teknis persidangan,
dimana seperti yang kita maklumi bahwa sidang dalam organisasi kemahasiswaan merupakan suatu
sarana untuk mengambil keputusan-keputusan penting.
Materi pelatihan sidang ini yang dapat kami berikan berkenaan dengan semua hal yang
berhubungan dengan persiapan, proses, teknik serta cara mengambil keputusan. Sehingga
diharapkan para mahasiswa yang tergabung dalam organisasi-organisasi kemahasiswaan dapat
memiliki keterampilan dan wawasan tentang bagaimana melakukan proses dan mekanisme
persidangan.
2. Jenis Persidangan
a. Sidang Komisi
1. Sidang Komisi dilakukan untuk membahas materi sidang yang sudah dibagi-bagi sesuai
dengan bidang yang diperlukan dalam suatu persidangan.
2. Sidang Komisi ini diikuti oleh anggota masing-masing komisi yang telah ditetapkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3. Anggota masing-masing komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang
Pleno
4. Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dan dapat dibantu seorang Sekretaris Sidang
Komisi
5. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi bersangkutan
b. Sidang Pleno
1. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
2. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium / Pimpinan Sidang
3. Sidang Pleno dipandu atau diarahkan oleh Steering Committee (SC)
4. Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu materi yang telah dibahas pada
Sidang Komisi.
c. Sidang Paripurna
1. Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta, undangan dan atau peninjau
2. Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium / Pimpinan Sidang
3. Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan
3. Unsur-Unsur Persidangan
a. Tempat atau ruang siding
b. Waktu dan acara sidang
c. Peserta sidang
d. Perlengkapan sidang
e. Tata tertib sidang
f. Pimpinan / Presidium
4. Peserta Sidang
a. Peserta
Peserta adalah anggota dari suatu forum sidang yang dilaksanakan dengan agenda-agenda
tertentu yang telah dipersiapkan.
1) Hak peserta :
§ Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan
kepada pimpinan sidang baik secara lisan maupun tertulis
§ Hak Suara, adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan, terutama
pada saat terjadinya pemungutan suara.
§ Hak Memilih, adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan
§ Hak Dipilih, adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan
2) Kewajiban peserta :
§ Mentaati tata tertib persidangan
§ Menjaga ketenangan di ruang persidangan
§ Bersikap baik dan sopan selama mengikuti persidangan
b. Peninjau
Peninjau adalah orang atau pihak yang didatangkan secara khusus untuk mengikuti persidangan
dan diberikan kepadanya hak dan kewajiban seperti berikut ini :
1) Hak Peninjau:
Hak Bicara, adalah untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada
pimpinan sidang baik secara lisan maupun tertulis
2) Kewajiban Peninjau:
§ Mentaati tata tertib persidangan
§ Menjaga ketenangan di ruang persidangan
§ Bersikap baik dan sopan selama mengikuti persidangan
5. Jenis Pimpinan / Presidium Sidang
a. Pimpinan Sidang Sementara, biasanya Pimpinan Sidang Sementara berasal
dari Steering Comittee (SC), dan biasanya hanya berjumlah 2 orang.
b. Pimpinan Sidang Tetap, berjumlah 3 orang, berasal dari peserta sidang yang
dipilih oleh peserta sidang dengan mekanisme pemilihan yang
disepakati bersama.
c. Pimpinan Sidang Komisi, berjumlah 2 orang atau lebih sesuai dengan kebutuhan.
Berbagi 1
2 komentar:
Publikasikan Pratinjau
‹ Beranda ›
Lihat versi web
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
Pemuda Pakarti
Wong Penginyongan