Anda di halaman 1dari 42

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Kebijakan Pengaman Pantai


Disampaikan pada:
Pelatihan Teknologi Pemecah Gelombang Ambang Rendah
(PEGAR) Berbahan Geotekstil
oleh:

Dr. Leo Eliasta, ST, MSc


Kepala Balai
Penelitian dan Pengembangan Pantai
Nama : Dr. Leo Eliasta, ST, MSc
Kantor : Balai Litbang Pantai, Puslitbang SDA, Kemen PUPR
Pendidikan : S1 – Teknik Sipil, ITB (2004)
S2 – IHE Delft, The Netherlands (2010)
S3 – TU Delft, The Netherlands (2015)
Penugasan : 2004 – 2015, Staff Teknik Balai BHGK, Pusair
2015 – 2017, Kepala Seksi Litbang, Balai Litbang Pantai, Pusair
2017 - , Kepala Balai Litbang Pantai, Pusair
Wilayah NKRI
Wilayah kedaulatan : 3.374.668 km2
Jumlah pulau : 13.466 pulau
Panjang garis pantai : ± 99.093 km
(sumber “Badan Informasi Geospasial, 2015”)
Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai

Direktorat Sungai dan Pantai


Struktur Organisasi Direktorat Sungai dan Pantai

Direktorat Bina PSDA Direktorat Sungai dan Pantai Dit. Bina O&P

Subdit Sungai dan


Subdit PWS Subdit Perencanaan Subdit Bimbingan Teknik
Subdit Pantai

Penyusunan Pola Pengelolaan


SDA Pelaksanaan pembinaan
Penyusunan Rancangan
Penyiapan penyusunan pengendalian konstruksi
kegiatan sungai dan Pelaksanaan operasi
Studi Kelayakan dokumen detail desain
Penyusunan Rencana Penyusunan pantai dan pembinaan dan pemeliharaan
Pengelolaan SDA Pra FS SDA
Kegiatan sungai dan konstruksi sungai dan persiapan pelaksanaan sungai dan pantai
pantai
pantai O&P Sarpras sungai dan
pantai
Tusi meliputi Penyiapan bahan perumusan
kebijakan; pelaksanaan kebijakan; penyiapan
bahan penyusunan NSPK serta pemberian
Pasal 259 dan Pasal 275 dan Pasal 263 , 267 dan Pasal 305 dan
bimbingan teknis dan supervisi untuk Pola,
Pasal 260 Butir c Pasal 276 Butir e 271 311
Rencana dan Pra FS SDA (Pasal 211-212)

Strategic Planning /
Master Plan
Pra FS FS Design/DED Construction O&M

Direktorat Sungai dan Pantai


TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT SUNGAI DAN PANTAI
PerMen PUPR no 15 Tahun 2017
TUGAS:
Direktorat Sungai Dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pembinaan
pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria, perencanaan, pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan (Pasal 256)
Penyusunan NSPK Persiapan Pelaksanaan O&P
Sungai dan Pantai
Pembinaan Pelaksanaan NSPK TUGAS
Pengelolaan Drainase Utama
Perencanaan Sungai dan Pantai Perkotaan
FUNGSI:
• penyusunan dan pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria sungai dan pantai;
• penilaian kesiapan pelaksanaan kegiatan pada sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama
perkotaan;
• penyusunan perencanaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;
• pembinaan pengelolaan sungai dan pantai serta pengelolaan drainase utama perkotaan;
• pembinaan persiapan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana pada sungai dan pantai
serta pengelolaan drainase utama perkotaan; (Pasal 257)
Dasar Hukum Terkait Pelaksanaan
Pengamanan Pantai
Peraturan Presiden Nomor Pengaturan Sempadan terkait pengamanan
51 Tahun 2016 tentang
pantai
Sempadan Pantai

Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor Pelaksanakan Kegiatan Pengamanan Pantai
07/PRT/M/2015 Secara Efektif dan Efisien
Tentang Pengamanan
Pantai

Surat Edaran Menteri Pedoman Penilaian Kerusakan Pantai dan


Pekerjaan Umum Prioritas Penanganannya
08/PRT/M/2010

Surat Edaran Menteri Pedoman Pelaksanaan Konstruksi


Pekerjaan Umum Bangunan Pengamanan Pantai
07/PRT/M/2010

Surat Edaran Menteri Pedoman Operasi dan Pemeliharaan


Pekerjaan Umum Bangunan Pengamanan Pantai
01/PRT/M/2011

Surat Edaran Menteri Pedoman Peran Masyarakat Dalam


Pekerjaan Umum.
15/SE/M/2011 Pengamanan Pantai

RENSTRA PUPR 2015 - 2019


Terminologi menurut Permen PUPR No.07/PRT/M/2015

 Pantai adalah daerah yang merupakan pertemuan antara laut dan daratan diukur
pada saat pasang tertinggi dan surut terendah.
 Daerah pantai adalah suatu daratan beserta perairannya di mana pada daerah
tersebut masih saling dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun laut.
 Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut.
 Pengamanan pantai adalah upaya untuk melindungi dan mengamankan daerah
pantai dan muara sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan akresi.
Latar Belakang Pengaman Pantai

o Amanah Permen PUPR No 7 tahun 2015 Tentang Pengaman


Pantai mengatakan “Pengamanan Pantai” adalah upaya untuk
melindungi dan mengamankan daerah pantai dan muara
sungai dari kerusakan akibat erosi, abrasi, dan akresi.
o Untuk melindungi dan mengamankan:
a. masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari ancaman gelombang
dan genangan pasang tinggi (rob);
b. Erosi dan abrasi
c. Fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan yang mempunyai nilai
ekonomis tingi dan nilai sejarah serta nilai strategis nasional yang
berada di sepanjang pantai; dan
d. pendangkalan muara sungai.
Jenis Bangunan Pengamanan Pantai (BPP)

1 Revetmen
Struktur di pantai yang dibangun menempel pada garis pantai dengan
tujuan untuk melindungi pantai yang ter-erosi

Struktur pantai yang dibangun dalam arah sejajar pantai dengan tujuan
Tembok
2 Laut
untuk melindungi pantai terhadap hempasan gelombang dan mengurangi
limpasan genangan areal pantai yang berada di belakangnya
Bangunan Pengaman Pantai

Pemecah
3
Konstruksi pengaman pantai yang posisinya sejajar atau kira-kira sejajar
Gelombang garis pantai dengan tujuan untuk meredam gelombang datang

Bangunan yang dibuat tegak lurus atau kira-kira tegak lurus pantai,
4 Groin berfungsi untuk mengendalikan erosi yang disebabkan oleh terganggunya
keseimbangan angkutan pasir sejajar pantai (longshore sand drift)

5 Jeti
Bangunan menjorok ke laut yang berfungsi sebagai pengendalian
penutupan muara sungai atau saluran oleh sedimen

Tanggul
6 Laut
Bangunan bangunan pejal atau berisi yang digunakan untuk menahan muka
air laut atau periran, sehingga terjadi perbedaan tinggi permukaan air

Pengisian
7 Pasir
Kegiatan untuk membentuk pantai menjadi stabil dengan menambahkan
pasir ke pantai.
Penyusunan Program Pantai Harus Memenuhi :

 RENCANA PENGELOLAN SDA

 RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR


ASPEK PENGAMAN PANTAI
ASPEK UMUM ASPEK TEKNIS

studi kelayakan perencanaan detail pengamanan pantai;


- kelayakan ekonomi, sosial, dan
lingkungan;
- kesiapan masyarakat untuk pelaksanaan pengamanan pantai;
menerima rencana kegiatan;
- keterpaduan antarsektor;
- kesiapan pembiayaan; operasi dan pemeliharaan bangunan
pengaman pantai (BPP);
- kesiapan kelembagaan
pengelolaan barang milik negara/barang
penyusunan program milik daerah berupa bangunan pengaman
pengamanan pantai pantai;
mengacu pada studi kelayakan sesuai dengan
rencana pengelolaan sumber daya air pada pembiayaan pengamanan pantai;
wilayah sungai dan rencana zonasi wilayah
pesisir -> bila belum ditetapkan, dilakukan
berdasarkan zona pengamanan pantai.

peran masyarakat.
(Pasal 6, Pasal 7)
Tahapan Perencanaan Detail Pengaman Pantai

Mempertimbangkan
Inventarisasi • Pengumpulan data
• Identifikasi masalah • kelestarian sumber daya pantai dan
komponen alami lingkungan pantai
yang ada;
• dampak lingkungan yang ditimbulkan;
• kondisi sosial ekonomi masyarakat;
• Pengolahan data • peraturan perundang-undangan yang
• Pra desain terkait dengan pengamanan pantai;
Penyusunan
Rencana • Pemilihan alternatif • kondisi politik dan kelembagaan; dan
pengamanan pantai
Detail • estetika atau keindahan.
• Detail desain
pengamanan pantai

(Pasal 8)
Tahapan Perencanaan Detail Pengamanan Pantai (Pasal 8 s.d. Pasal 13)
Inventarisasi

Pengumpulan Data Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer

Survei Pemetaan Survei Hidro-oseanografi Survei Mekanika Tanah Survei Sosial Ekonomi Survei Lingkungan

Penyusunan Rencana Detail

Pengolahan Data

Pengolahan Data Sekunder Pengolahan Data Primer

Pra Desain

Pengembangan Alternatif Kriteria Desain Tata Letak Bentuk BPP Material Pertemuan Konsultasi Publik

Pemilihan Alternatif Pengamanan Pantai

Perlindungan Buatan Perlindungan Alami Adaptasi

Detail Desain Pengamanan Pantai

Perhitungan Struktur Gambar Rencana Spesifikasi Teknis Perhitungan Volume Perhitungan Biaya
RANCANGAN Modul Pedoman berdasarkan Pendekatan Permen PU No.07/PRT/M/2015
(PROSES PENYUSUNAN DI DIREKTORAT SUNGAI DAN PANTAI)
Modul 01
Inventarisasi
Pengumpulan dan
Pengumpulan Data Identifikasi Masalah Pengolahan Data
Sekunder
Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan Data Primer
Modul 2A
Survei Pemetaan Survei Hidro-oseanografi Survei Mekanika Tanah Survei Sosial Ekonomi Survei Lingkungan Survei Pemetaan

Modul 2B
Penyusunan Rencana Detail
Survei Hidrooseanografi

Modul 2C
Pengolahan Data

Survei Mekanika Tanah


Pengolahan Data Sekunder Pengolahan Data Primer

Modul 03
Pra Desain Pradesain dan
Pengembangan
Pengembangan Alternatif Kriteria Desain Tata Letak Bentuk BPP Material Pertemuan Konsultasi Publik Alternatif

Modul 04
Pemilihan Alternatif Pengamanan Pantai Seleksi Alternatif dan
Prosedur Perencanaan
Perlindungan Buatan Perlindungan Alami Adaptasi Rinci

Modul 05
Detail Desain Pengamanan Pantai
Penggunaan Perangkat
Lunak dan Perhitungan
Perhitungan Struktur Gambar Rencana Spesifikasi Teknis Perhitungan Volume Perhitungan Biaya
dlm Perencanaan Rinci
Potret Kebutuhan dan Biaya Pekerjaan Pengaman Pantai di Indonesia
TA 2015 – TA 2019

*Wilayah kedaulatan : 3.374.668 km2 *Jumlah pulau : 13.466 pulau *Panjang garis pantai : ± 99.093 km

Anggaran Rp. 2.1 3 T Anggaran Rp. 502 Anggaran Rp. 2,18 T


yang yang M yang
diperlukan diperlukan diperlukan
Sumatera Kalimantan Sulawesi
Demand 108,90 km Demand 28,68 Demand 181,70 km
km

Cost Rp. 533 M


Maluku
Demand 34,54 km

Anggaran 932 M Anggaran yang Rp. 544 M Anggaran yang Rp. 2.22 T
yang diperlukan diperlukan
diperlukan Bali & Nusa Papua
Java Tenggara
Demand 96,78 km
Demand 63,83 km Demand 16,8 km Source : Analysis, 2010
Sumber: Resntra 2015 - 2019
Rencana RENSTRA 2015 - 2019

Kebutuhan
Output/
Biaya 2015 RABPNP-2015 2016 2017 2018 2019
Lokasi Panjang
Konstruksi
(Km)
Biaya Output Biaya Output Biaya Output Biaya Output Biaya Output Biaya Output

x1.000 x1.000 km x1.000 km x1.000 km x1.000 km x1.000 km x1.000 km

Sumatera 108,90 2.135.155.498 206.276.084 6,75 185.554.990 6,26 291.884.000 14,35 352.028.864 19,13 560.528.864 33,48 538.882.696 28,94

Jawa 63,83 932.505.821 194.179.180 4,83 9.240.000 - 75.270.361 8,85 103.500.000 11,80 450.616.280 20,65 99.700.000 17,70

Kalimantan 28,68 502.465.982 71.045.982 3,35 15.000.000 5,00 71.000.000 3,05 85.500.000 4,07 125.120.000 7,12 134.800.000 6,10

Sulawesi 181,70 2.181.483.806 409.864.460 19,21 495.900.000 19,51 227.585.000 21,46 318.682.500 28,61 362.646.250 50,00 366.805.596 42,91

Bali dan Nusa


Tenggara 16,58 544.677.075 102.177.075 4,48 17.500.000 0,29 98.300.000 1,77 67.200.000 2,36 144.000.000 4,14 115.500.000 3,54

Maluku 34,54 533.424.322 120.424.322 7,18 10.000.000 0,33 43.000.000 4,05 55.500.000 5,41 175.500.000 9,46 129.000.000 8,11

Papua 96,78 2.248.350.000 138.700.000 4,21 25.300.000 - 382.800.000 13,97 374.300.000 18,62 747.250.000 32,59 580.000.000 27,39

TOTAL 530,00 9.166.934.766 1.311.539.365 50,00 778.494.990 31,38 1.189.839.361 67,50 1.356.711.364 89,99 2.565.661.394 157,43 1.964.688.292 134,70
Rencana dan Realisasi
Strategis Pengamanan Pantai Indonesia
Tahun 2015 - 2019

Sasaran pengamanan pantai Indonesia RENSTRA (2015 – 2019): 530 km

Pengamanan Panjang Pantai (km)

Lokasi 2015 2016 2017 2018 2019

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi* Rencana Realisasi

Sumatera 13,79 15,116 14,35 7,785 19,13 6,826 33,48 11,12 28,94

Jawa 4,83 7,525 8,85 2,54 11,80 2,832 20,65 3,85 17,70

Kalimantan 8,62 4,835 3,05 3,32 4,07 1,45 7,12 0,55 6,10

Sulawesi 39,22 23,667 21,46 1,795 28,61 8,07 50,00 2,33 42,91

Bali dan
Nusa 5,24 7,03 1,77 25,53 2,36 1,37 4,14 0,6 3,54
Tenggara

Maluku 8,11 10,06 4,05 2,16 5,41 2,365 9,46 0,3 8,11

Papua 4,21 5,39 13,97 1,737 18,62 0,75 32,59 - 27,39

Total (km) 84,0 73,623 67,50 44,867 89,99 19,757 157,43 18,75 134,70

*Realisasi 2018 masih berupa usulan terbaru


PAKET PEKERJAAN PENGAMAN PANTAI SKEMA PEMBIAYAAN APBN dan SBSN

NO/ APBN / APBN-


SATUAN KERJA/KEGIATAN/OUTPUT/PAKET LOKASI OUTPUT PAGU (ribuan)
KODE P / SAL/ SBSN

SNVT PJSA BWS SUMATERA I PROVINSI ACEH 34,660,000


SBSN Kab. Aceh 0.360 km 15,000,000
1 Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Kota Meulaboh,Di Barat
Kabupaten Aceh Barat; MYC
9,830,000
Pembangunan Prasarana Pengaman Pantai Pelangi Kawasan
2 SBSN Kab, Pidie
Pendopo Kabupaten Pidie; MYC 0.150
SNTV PJSA BWS SUMATERA IV PROVINSI KEPULAUAN RIAU 14,800,000
Pembangunan Pengaman Pantai Pulau Nongsa (PulauTerluar) - Tahap IV (SBSN) di Kota SBSN Kota Batam 0.160 km 14,800,000
3 Batam
SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR WS INDRAGIRI-AKUAMAN, WS KAMPAR, WS ROKA 14,758,550
Pembanguanan Sarana/Prasarana Pengaman Pantai Pantai Tiku APBN Kab. Agam 0.375 km 14,758,550
4 Kab. Agam; MYC
SNVT PJSA BWS SUMATERA VII PROVINSI BENGKULU 11,876,360
Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Desa Pasar Ipuh APBN Kab. Mukomuko 0.333 km 11,876,360
5 Kabupaten Mukomuko
SNVT PJSA BBWS SUMATERA VIII PROVINSI BANGKA BELITUNG 14,975,000
Pembangunan Talud Pengaman Pantai Penyak Tahap III ;Kab. Bangka Tengah; SBSN Kab. Bangka 0.400 km 14,975,000
6 Tengah
SNVT PJSA BBWS MESUJI SEKAMPUNG 10,733,450
Pembangunan Pengaman Pantai Karya Tani (lanjutan);Lampung APBN Kab. Lampung 0.400 km 10,733,450
7 Timur;Lampung;MYC Timur
SNVT PJSA BBWS CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN 9,875,800
Pengamanan Pantai Jongor,Kab.Pandeglang APBN Kab. Pandeglang 0.750 9,875,800
8
SNVT PJSA BBWS CILIWUNG-CISADANE 307,430,000
Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 2 Paket 1 (MYC) APBN - MYC DKI Jakarta 0.595 km 149,200,000
9
Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 2 Paket 2 (MYC) APBN - MYC DKI Jakarta 0.637 km 158,230,000
10
SNVT PJSA BWS SULAWESI I PROVINSI SULAWESI UTARA 30,455,706
Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Miangas (Lanjutan) SBSN Kab. Talaud 0.190 km 19,343,453
11
Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Marore; MYC SBSN Kab. Talaud 0.150 km 11,112,253
12
SNVT PJSA BWS MALUKU PROVINSI MALUKU 9,500,000
Pembangunan Pengaman Pantai Kec. Namrole; Kab. Buru SBSN Kab. Maluku 0.300 km 9,500,000
13 Selatan; Provinsi Maluku; 0,30 Km Tengah
Output Pekerjaan Pengaman Pantai

Pembangunan pengaman pantai mengalami penuruan


secara output dari tahun ke tahun dikarenakan financing
gap sebesar Rp 4.321 triliun dari RENSTRA yang
ada

Dengan keterbatasan dana yang ada maka diperlukan


skala prioritas dalam penentuan pelaksanaan pekerjaan
pantai yang didasari oleh :
 Perencanaan dilaksanaankan HARUS secara
komprehensif (SID dan DED)
 Perhitungan nilai ekonomis layak dalam pembangunan
pantai
 Pembangunan langsung dirasakan oleh masyarakat
Pulau Terdepan Indonesia
Keppres Nomor 06 Tahun 2017 tentang “Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar”
111 Pulau kecil terletak di batas terluar Indonesia

Sulawesi Utara
7 Kalimantan
Utara
NAD 12
3 4
Sumatera
Utara 1 Papua
4 Barat
Papua
22 3
Riau Maluku Utara
Sulawesi 9
4
Kep. Riau Tengah 3
Kalimantan
3 Timur
Lampung
Sumatera
Barat Jawa Nusa Tenggara
2 1
Barat Jawa Timur
Bengkulu 3 Timur Bali 1 7 19
2 1
Banten 3 1 Nusa Tenggara
Barat Maluku
Jawa
Tengah
Daftar List Pulau Terluar Wilayah Barat
1. Aceh
Pulau Simeulu Cut; Pulau Salaut Besar; Pulau Raya; Pulau Rusa; Pulau Bateeleblah; Pulau Rondo; Pulau Weh.
2. Sumatera Utara
Pulau Simuk; Pulau Winga; Pulau Berhala.
3. Riau
Pulau Batumandi; Pulau Rupat; Pulau Bengkalis; Pulau Rangsang
4.Kepulauan Riau
Pulau Berakit; Pulau Sentut; Pulau Tokong Malang Biri; Pulau Damar; Pulau Mangkai; Pulau Tokong Nanas; Pulau
Tokongbelayar; Pulau Tokongbolo; Pulau Semiun; Pulau Sebetul; Pulau Sekatung; Pulau Senua; Pulau Subi Kecil;
Pulau Kepala; Pulau Tokonghiu Kecil; Pulau Karimun Anak; Pulau Nipa; Pulau pelampung; Pulau Batuberantai;
Pulau Putri; Pulau Bintan; Pulau Malang Berdaun.
5. Sumatera Barat
Pulau Sibaru-baru; Pulau Pagai Utara; Pulau Niau.
6. Bengkulu
Pulau Enggano; Pulau Mega.
7. Lampung
Pulau Bertuah (Pulau Batukecil)
8. Banten
Pulau Deli; Pulau Karangpabayang; Pulau Guhakolak.
9. Jawa Barat
Pulau Batukolotok; Pulau Nusamanuk.
10. Jawa Tengah
Pulau Nusakambangan
11. Jawa Timur
Pulau Nusabarong (Pulau Barong); Pulau Ngekel (Pulau Sekel); Pulau Panikan.
Daftar List Pulau Terluar Wilayah Timur
12. Bali
Pulau Nusa Penida
13. Nusa Tenggara Timur
Pulau Alor; Pulau Batek; Pulau Rote; Pulau Ndana; Pulau Sabu; Pulau Dana; Pulau Mangudu.
14. Nusa Tenggara Barat
Gili Setapang (Pulau Sophialousia)
Kalimantan Utara
Pulau Sebatik; Karang Unarang.
15. Kalimantan Timur
Pulau Maratua; Pulau Sambit.
16. Sulawesi Tengah
Pulau Lingian; Pulau Solando; Pulau Dolangan.
17. Sulawesi Utara
Pulau Bongkil (Pulau Bangkit); Pulau Mantehage (Pulau Manterawu); Pulau Makalehi; Pulau Kawaluso; Pulau Kawio;
Pulau Marore; Pulau Batuwaikang; Pulau Miangas; Pulau Marampit; Pulau Intata; Pulau Kakorotan; Pulau Kabaruan.
18. Maluku
Pulau Ararkula; Pulau Karerei (Pulau Karaweira Besar); Pulau Penambulai; Pulau Kultubai Utara; Pulau Kultubai Selatan;
Pulau Karang; Pulau Enu; Pulau Batugoyang; Nuhuyut (Pulau Kei Besar); Pulau Larat; Pulau Sutubun; Pulau Selaru; Pulau
Batarkusu; Pulau Marsela; Pulau Metimarang; Pulau Letti; Pulau Kisar; Pulau Wetar; Pulau Lirang.
19. Maluku Utara
Pulau Yiew Besar
20. Papua Barat
Pulau Moff (Pulau Budd); Pulau Fani; Pulau Miossu
21. Papua
Pulau Fanildo; Pulau Bras; Pulau Befondi; Pulau Liki; Pulau Habe; Pulau Komolom; Pulau Kolepom; Pulau Laag; Pulau
Puriri.
Penanganan Pantai – Pantai Kristis
Gambaran Pulau Miangas

• Pulau Miangas merupakan pulau terdepan di Indonesia Timur


yang terletak dekat perbatasan antara negara Indonesia
dengan Philipine. Pulau ini masuk kedalam Kecamatan Miangas,
Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Pulau
Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam
gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan
Philipine.
• Pulau Miangas memiliki luas 3,15km2 dengan keliling 6,6 km
dengan jumlah penduduk sebanyak ± 854 jiwa. Sebagai pulau
terdepan, pulau ini akan sangat berarti bagi keberadaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena kehilangan
pulau berarti kehilangan zona ekonomi ekslusif (ZEE) yang
berarti kehilangan luasan wilayah NKRI.
Lokasi Pulau Miangas

5° 33' 20.835" LU
126° 35' 6.827" BT
Kerusakan Yang Terjadi
Laju abrasi yang terjadi di pantai Miangas
sangatlah cepat karena berhadapan langsung
dengan Samudra Pasifik. Berdasarakan hasil
survei dalam beberapa tahun belakangan
terakhir, pantai Miangas telah berkurang 5 -
6 meter. Terutama pada pantai yang
berhadapan langsung dengan Philipine.
Bentuk Pengamanan Pulau Miangas
Telah dilaksanakan MYC pengaman pantai TA 2017-2019m
2013 2015

2014 2012
Gambaran Umum Pulau Nongsa
• Pulau Nongsa (Pulau Puteri), merupakan pulau terluar yang berbatasan langsung dengan
Singapura, mempunyai garis pantai ± 700 m, akan tetapi pada saat pasang hanya terlihat sekitar
± 350 m. Kerusakan pantai yang terjadi di Pulau Nongsa (Pulau Puteri) sudah cukup parah yang
disebabkan oleh erosi dan abrasi akibat gelombang yang cukup besar terutama ketika musim
angina utara.Pulau Nongsa dilaksanakan pada tahun 2014, 2015, 2016 dan direncanakan selesai
pada tahun 2018 (MYC TA 2017 – 2018).

Kondisi sebelum
pengaman
Lokasi Pulau Nongsa

Lokasi
Kegiatan
Pembangunan Pengaman Pantai P. Nongsa

Kondisi setelah
pembangunan
PENCAPAIAN LOKASI
PANTAI TANJUNG ARU KEPULAUAN SEBATIK
(DAERAH PERBATASAN DENGAN NEGARA MALAYSIA)
Gambaran Umum Pulau Sebatik
1. Posisi geografis Kabupaten Nunukan sangat strategis, Kabupaten Nunukan dapat
dikatakan sebagai Pintu Gerbang Wilayah Utara Indonesia bagian Tengah
2. Secara politis, Kabupaten Nunukan juga memiliki peranan yang strategis, karena
peluang terjadinya konflik cukup besar. Salah satu contoh yang pernah terjadi di
Kabupaten ini “Hilangnya” dua pulau yaitu Sepadan dan Ligitan ke Negara Malaysia
3. Salah satu Kepulauan di Nunukan yang rawan konflik tersebut adalah Pulau Sebatik,
oleh karena itu perencanaan pengembangan wilayah diperlukan sehingga taraf hidup
masyarakat meningkat dan merasa sebagai bagian dari Indonesia

4. Lanjutan Pembangunan Penahan Gelombang Pantai Tanjung Aru Kep. Sebatik (Daerah
Perbatasan dengan Negara Malaysia merupakan salah satu kegiatan strategis sebagai
kawasan perkembangan ekonomi karena terletak diperbatasan wilayah Indonesia
dengan Negara Malaysia
PEKERJAAN PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI TANJUNG ARU PULAU SEBATIK,
KAB. NUNUKAN (PULAU TERLUAR), PROVINSI KALTARA

Dana APBN Tahun 2012 Pelaksanaan Sepanjang ; 441 meter


Dana APBN Tahun 2013 Pelaksanaan Sepanjang ; 318 meter
Dana APBN Tahun 2014 Pelaksanaan Sepanjang ; 470 meter
Dana APBN Tahun 2015 Pelaksanaan Sepanjang ; 1.000 meter
Dana APBN Tahun 2016 Pelaksanaan Sepanjang ; 475 meter
Dana SBSN Tahun 2017 Pelaksanaan Sepanjang ; 1.000 meter

APBN THN 2012s/d 2017 Pelaksanaan Sepanjang ; 3.704 meter


Gambaran Umum
Distrik Tanah Rubuh Kabupaten Manokwari

Pantai Tanah Rubuh terletak di wilayah administratif


Distrik Tanah Rubuh Kabupaten Manokwari. Pantai Tanah
Rubuh berhadapan langsung dengan lautan Pasifik, meskipun
Pulau Numfor yang berada 80 Km di sebelah Timur
mempengaruhi panjang pembangkitan gelombang di wilayah
perairan Pantai Tanah Rubuh .

Akses jalan darat dari Kota Manokwari menuju Pantai Tanah


Rubuh relatif lancar dan mudah dijangkau dengan
menggunakan kendaraan bermotor roda empat maupun roda
dua ±1,5 jam Terdapat juga kendaraan umum yang melalui
lokasi pekerjaan yaitu taksi yang melayani trayek Manokwari
Kota menuju Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten
Teluk Bintuni.
PETA LOKASI DAERAH TERABRASI

Daerah Rawan Abrasi di sepanjang jalan poros


Manokwari- Manokwari Selatan- Teluk Bintuni ± 1,50 km
Identifikasi Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di Pantai Tanah Rubuh adalah Abrasi dengan adanya penggal pantai
yang rusak sehingga memakan sebagian badan jalan Trans Papua dengan status Jalan Nasional
yang menghubungkan Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk
Bintuni.

Pada tahun 2007 telah dilaksanakan Perencanaan Teknis Pengamanan Pantai Tanah Rubuh dan
ditindaklanjuti pekerjaan fisik pada tahun 2009 sepanjang ±100 m dan 2010 sepanjang ±100 m
dengan jenis konstruksi Talud Pasangan Batu/ Revetment Perkuatan Tebing Pantai

Pada tahun 2015 bangunan tersebut mulai mengalami kerusakan akibat gerusan gelombang laut
dan semakin parah sampai merusak badan jalan pada tahun 2017 sepanjang ± 250 m di 2 titik
(Titik pertama ± 50 m dan Titik kedua ± 200 m). Sehingga perlu segera dilakukan penanganan.
KONSEP PENANGANAN

Untuk saat ini penanganan masih tahap DED


sebelum masuk ke tahap implementasi
Penanganan Pulau Terdepan Indonesia
TA. 2011 - 2017
Perlindungan terhadap pulau-pulau terdepan dilakukan guna melindungi
batas negara NKRI
P. Karimun Kecil (0,3 km) P. Marore (0,15 km)
P. Sekatung (0,7 km) P. Miangas (1,59 km)
P. Batu Berhanti (0,14 km) Pulau Sebatik (1,5 km)
P. Nongsa (2,66 km)
P. Pelampong (0,4 km) Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
P. Fani

Kep. Riau
Papua Barat
Contoh Pelaksanaan Pengamanan Pantai di
BBWS/ BWS
Contoh Pelaksanaan Pengamanan Pantai di
BBWS/ BWS

Anda mungkin juga menyukai