Karya ini disusun untuk memenuhi tugas Seminar Kajian Tematik Kesehatan
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 :
Kurniawati (191202019)
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
B. Tujuan ......................................................................................... 1
C. Manfaat ....................................................................................... 2
A. Simpulan ..................................................................................... 9
B. Saran ........................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan atau melahirkan adalah salah satu peristiwa penting dalam
hidup manusia. Seperti halnya pernikahan yang mendahuluinya. Peristiwa
yang membawa sejuta makna dalam hidup. Persalinan bagi sebuah keluarga
penuh dengan makna. Sebuah pemaknaan yang menyertakan beberapa
persiapan sebelumnya.
1
C. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Persalinan
Ilmu kebidanan sebagai sains dan salah satu cabang ilmu kedokteran
praktis yakni ilmu dalam menjaga kesehatan (ḥifẓ al-ṣiḥḥaḥ) perlu
mengembalikan kembali paradigma fisiologis kehamilan dan persalinan
dengan menerapkan metode preventif (Meyerhof, 1935) dan keseimbangan
yang diajarkan Ibn Sina (Zakaria, 1994) dan al-Razi (Kartanegara, 2006).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai
berikut :
3
kelebihan untuk bisa mengandung, melahirkan, memelihara calon manusia
dan mendidiknya. Tugas kaum ibu, sungguh suatu tugas yang tidak ringan
فَ َا َجٓا َءهَا الْ َمخَا ُض ِاىٰل جِ ْذعِ النَّ ْخةَل ِ ۚ قَا ل َ ْت يٰلَ ْيتَيِن ْ ِمتُّ قَ ْب َل ٰه َذا َو ُك ْن ُت ن َ ْس ًيا َّمن ْ ِس ًّيا
فَنَا ٰدهٮَا ِم ْن حَت ْ هِت َ ۤا َا اَّل حَت َْزيِن ْ قَدْ َج َع َل َرب ُّ ِك حَت ْ َت ِك رَس ِ اًّي
"Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah
engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai
di bawahmu."" (QS. Maryam 19: Ayat 24)
َ وه ّ ُِز ْۤي ِال َ ْي ِك جِب ِْذعِ النَّ ْخةَل ِ ت ُ ٰس ِقطْ عَلَ ْي ِك ُر َط ًبا َج ِن ًّيا
4
"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS. Maryam 19: Ayat
25)
فَلُك ِ ْي َوا رْش َ يِب ْ َوقَ ّ ِر ْي َع ْينًا ۚ فَ ِا َّما تَ َر ِي َّن ِم َن الْبَرَش ِ َا َحدً ا ۙ فَ ُق ْويِل ْۤ ِايِّن ْ ن ََذ ْر ُت ِل َّلرمْح ِٰن َص ْو ًما فَلَ ْن ُالَك ِ ّ َم الْ َي ْو َم ِان ْ ِس ًّيا
"Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat
seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan
siapa pun pada hari ini."" (QS. Maryam 19: Ayat 26)
Bila dipahami isi ayat ini mengandung makna yang sangat dalam
terhadap kebutuhan-kebutuhan menjelang persalinan yang disampaikan
kepada perempuan. Hal yang paling utama dalam ayat ini adalah bagaimana
perempuan mengelola dirinya mengatasi perubahan apapun yang terjadi pada
fisiknya.
Dalam ajaran Islam terdapat hukum menutup aurat dimana hukum asal
memperlihatkan aurat bagi kaum perempuan ataupun laki-laki adalah haram.
Bahkan, hukum asal melihat aurat perempuan sesama perempuan tetap haram.
Sebagaimana hadis Nabi shalallhualaihi wasalam dari Abu Said al-Khudri,
"Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki dan janganlah seorang
wanita melihat aurat wanita (lain)." (HR Muslim). Pengharaman soal aurat ini
banyak diterangkan dalam berbagai dalil Al-Qur’an, hadis, hingga jumhur
seluruh ulama. Sebagaimana Firman Allah, "Dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya." (Q.S
an-Nur [24]: 31). Ayat ini menegaskan, jangankan anggota tubuh,
memperlihatkan perhiasan saja belum tentu 100 persen diakomodasi syariat
Islam.
Pada proses persalinan seorang wanita menampakkan aurat
mughallazhah namun dalam proses persalinan hukum asal yang semula haram
dipengaruhi kaidah fikih yang mengatakan, Ad-Dharuratu tubihul mahdzurat
(kondisi darurat bisa membolehkan perkara yang dilarang). Sehingga, melihat
5
aurat mughallazah perempuan yang semula haram bisa menjadi boleh, bahkan
wajib jika benar-benar sangat dibutuhkan.
Dalam proses persalinan, para ulama memberikan urutan-urutan siapa
saja yang boleh menangani persalinan. Urutan ini tercantum dalam keluaran
fatwa Lajnah Daimah Arab Saudi. Pertama, hendaklah suami istri
merencanakan persalinan dengan dokter muslimah. Inilah yang pertama kali
harus dilakukan. Jika cara ini buntu, urutan kedua melahirkan dengan dokter
wanita non-muslim. Jika urutan kedua juga tidak didapati, urutan ketiga
diperbolehkan melahirkan dengan dokter laki-laki muslim. Jika tidak juga
didapati, alternatif terakhir diperbolehkan datang kepada dokter laki-laki non-
muslim. Empat urutan ini harus ditempuh dari awal. Para ulama memesankan
kepada suami-istri, hendaklah berupaya semaksimal mungkin agar menjalani
proses persalinan pada urutan yang pertama. Demikian juga, urutan tersebut
berlaku untuk persalinan dengan jalan operasi caesar.
C. Jenis-Jenis Persalinan
1. Persalinan Spontan, yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan Buatan, bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan Anjuran Persalinan, yang tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin
atau prostaglandin.
D. Implementasi Kehidupan
6
1. Kegagalan proses persalinan normal
Persalinan sudah dilangsungkan selama setengah jam lebih, namun tidak
ada perkembangan berupa pembukaan jalan lahir. Hal ini terpaksa
dilakukan operasi karena ada masalah pada ibu maupun janin.
2. Detak jantung janin atau jabang bayi melambat
3. Kelelahan yang sangat akibat kondisi fisik melemah
4. Terjadinya komplikasi preeklapsia
Preeklampsia atau sering disebut toksemia adalah suatu kondisi buruk
yang dialami setiap wanita Hamil. Kondisi ini ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein
dalam urine.
5. Terbukti secara medis menderita penyakit herpes
6. Posisi bayi yang sungsang
7. Kegagalan induksi guna melancarkan jalan lahir
8. Kegagalan persalinan dengan alat bantu lahir (vakum)
9. Bayi terlalu besar berdasarkan data USG terakhir
10. Dideteksi ada masalah pada plasenta jabang bayi
Islam mencegah adanya madharat, baik itu kepada diri sendiri maupun
kepada orang lain. Oleh karena itu Nabi memberi peringatan keras agar tidak
7
melakukan tindakan sembarangan, padahal perbuatan itu merupakan sumber
kerusakan yang sangat berbahaya. Atau hadits Rasulullah Saw:
َال رَض َ َر َو َال رِض َ َار: هللا َصىَّل هللا عليه وسمَّل َ قَا َل ُ َ ع َْن َأيِب َس ِع ْي ٍد َس َعدْ ْب ِن ِسنَ ِان الْخُدْ ِري َريِض
ِ هللا َع ْن ُه َأ َّن َر ُس ْو َل
“Dari Abu S’aid, Sa’d bin Sinan al-Khudry RA, bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda, “Tidak boleh (ada) bahaya dan menimbulkan bahaya.” ( HR.
Malik, Daruquthni, Al- Baihaqi, dan al-Hakim )
BAB III
8
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
9
bppsdmk.kemkes.go.id. 2017/08. Asuhan-Kebidanan-Persalinan-dan-BBL-
Komprehensif ( http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Persalinan-dan-BBL-
Komprehensif.pdf )
Jurnal Psikologi Islam, Vol. 5, No. 1(2018) ( http://jpi.api-
himpsi.org/index.php/jpi/article/view/54/31 )
repository.iiq.ac.id. 13210563_Publik.pdf
(http://repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1241/2/13210563_Publik.pdf )
repository.radenfatah.ac.id. skripsi bab III.pdf
(http://repository.radenfatah.ac.id/7874/3/skripsi%20BAB%20III.pdf )
Via Al-Qur'an Indonesia ( https://quran-id.com )
republika.co.id. (2016). melahirkan-dengan-dokter-lakilaki-bolehkah
(https://www.republika.co.id/berita/o0m8gd5/melahirkan-dengan-dokter-lakilaki-
bolehkah )
10