Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KAJIAN TEMATIK KESEHATAN PADA PERSALINAN

Karya ini disusun untuk memenuhi tugas Seminar Kajian Tematik Kesehatan

Dosen Pengampu : Maulidi, SHI., MA., MH

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2 :

Euis Nabilah (211202004)

Meli Nur Khotimah (211202005)

Opi Nur Saputri (211202006)

Kurniawati (191202019)

PRODI D – 3 KEBIDANAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang


telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kajian
Tematik Kesehatan pada Persalinan dengan tepat waktu.

Makalah Kajian Tematik Kesehatan pada Persalinan disusun guna


memenuhi tugas Bapak Maulidi, SHI., MA., MH. Selain itu, kami juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Kajian
Temakik Kesehatan pada Persalinan.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Maulidi,
SHI., MA., MH selaku Dosen Pengampu. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, 16 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Tujuan ......................................................................................... 1

C. Manfaat ....................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 3

A. Pengertian Persalinan ................................................................. 3

B. Pandangan Islam tentang Persalinan .......................................... 3

C. Jenis-jenis Persalinan .................................................................. 6

D. Implementasi Kehidupan ............................................................ 6

BAB III PENUTUP……............................................................................... 9

A. Simpulan ..................................................................................... 9
B. Saran ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan atau melahirkan adalah salah satu peristiwa penting dalam
hidup manusia. Seperti halnya pernikahan yang mendahuluinya. Peristiwa
yang membawa sejuta makna dalam hidup. Persalinan bagi sebuah keluarga
penuh dengan makna. Sebuah pemaknaan yang menyertakan beberapa
persiapan sebelumnya.

Bagi seorang perempuan, hamil dan melahirkan adalah sesuatu yang


bersifat alamiah dan kodrati. Bahkan akan dirasakan ada sesuatu yang kurang
jika ada seorang perempuan yang tidak bisa hamil dan tidak mau melahirkan
anak. Namun, hamil dan melahirkan sesungguhnya bukan sekedar persoalan
yang bersifat kodrati, akan tetapi ia merupakan kelanjutan dari tujuan
penciptaan manusia itu sendiri yang sejak awal telah ditetapkan oleh Allah
Subhanahu Wa Ta'ala sebagai khalifah-Nya.

Persalinan merupakan anugerah bagi perempuan dari Allah Subhanahu


Wa Ta'ala yang telah terekam di dalam Al-Qur`an melalui pengalaman Siti
Maryam ibunda Nabi Isa as., yang tercantumdi dalam Al-Qur’an. Allah
berfirman :
‫َاض ِاىٰل جِ ۡذعِ النَّ ۡخةَل ِۚ‌ قَال َ ۡت يٰلَ ۡيتَىِن ۡ ِمتُّ قَ ۡب َل ٰه َذا َو ُك ۡن ُت ن َ ۡس ًيا َّمن ۡ ِسيًّا‬
ُ ‫فَ َا َجٓا َءهَا الۡ َمخ‬

“Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal


pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati
sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan
dilupakan."” (Q.S Maryam/19 : 23)
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian persalinan
2. Untuk mengetahui pandangan islam tentang persalinan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis persalinan
4. Untuk mengetahui implementasi dalam kehidupan

1
C. Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis


secara mendalam mengenai Persalinan dalam Perspektif Al-Qur`an dan Ilmu
Kebidanan dan menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca bagaimana
implementasi persalinan menurut Al-Qur`an dan ilmu kebidanan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Persalinan

Ilmu kebidanan sebagai sains dan salah satu cabang ilmu kedokteran
praktis yakni ilmu dalam menjaga kesehatan (ḥifẓ al-ṣiḥḥaḥ) perlu
mengembalikan kembali paradigma fisiologis kehamilan dan persalinan
dengan menerapkan metode preventif (Meyerhof, 1935) dan keseimbangan
yang diajarkan Ibn Sina (Zakaria, 1994) dan al-Razi (Kartanegara, 2006).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai
berikut :

1. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan


serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melaui jalan lahir (Moore, 2001).
2. Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi
yang diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada
saat pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya
dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam
(Mayles, 1996).
3. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002).
4. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2002).
B. Pandangan Islam tentang Persalinan

Wanita merupakan makhluk yang dikodratkan oleh Allah Subhanahu


Wa Ta'ala sebagai perantara lahirnya manusia di bumi ini. Wanita diberi

3
kelebihan untuk bisa mengandung, melahirkan, memelihara calon manusia
dan mendidiknya. Tugas kaum ibu, sungguh suatu tugas yang tidak ringan

Bagi seorang perempuan, hamil dan melahirkan adalah sesuatu yang


bersifat alamiah dan kodrati. Bahkan akan dirasakan ada sesuatu yang kurang
jika ada seorang perempuan yang tidak bisa hamil dan tidak mau melahirkan
anak. Namun, hamil dan melahirkan sesungguhnya bukan sekedar persoalan
yang bersifat kodrati, akan tetapi ia merupakan kelanjutan dari tujuan
penciptaan manusia itu sendiri yang sejak awal telah ditetapkan oleh Allah
Subhanahu Wa Ta'ala. sebagai khalifah-Nya. Persalinan normal adalah
anugerah bagi perempuan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. yang telah
terekam di dalam Al-Qur`an melalui pengalaman Siti Maryam ibunda Nabi Isa
as., yang tercantum di dalam surat Maryam ayat 22-26. Allah berfirman :

‫صيًّا‬ ْ ‫فَ َح َملَـ ْتهُ فَا ْنتَبَ َذ‬


ِ َ‫ت بِ ٖه َم َكا نًا ق‬

"Maka dia (Maryam) mengandung, lalu dia mengasingkan diri dengan


kandungannya itu ke tempat yang jauh." (QS. Maryam 19: Ayat 22)

‫فَ َا َجٓا َءهَا الْ َمخَا ُض ِاىٰل جِ ْذعِ النَّ ْخةَل ِ ۚ  قَا ل َ ْت يٰلَ ْيتَيِن ْ ِمتُّ قَ ْب َل ٰه َذا َو ُك ْن ُت ن َ ْس ًيا َّمن ْ ِس ًّيا‬

"Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal


pohon kurma, dia (Maryam) berkata, "Wahai, betapa (baiknya) aku mati
sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan."
(QS. Maryam 19: Ayat 23)

‫فَنَا ٰدهٮَا ِم ْن حَت ْ هِت َ ۤا َا اَّل حَت َْزيِن ْ قَدْ َج َع َل َرب ُّ ِك حَت ْ َت ِك رَس ِ اًّي‬

"Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, "Janganlah
engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai
di bawahmu."" (QS. Maryam 19: Ayat 24)

‫َ وه ّ ُِز ْۤي ِال َ ْي ِك جِب ِْذعِ النَّ ْخةَل ِ ت ُ ٰس ِقطْ عَلَ ْي ِك ُر َط ًبا َج ِن ًّيا‬

4
"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." (QS. Maryam 19: Ayat
25)

‫ فَلُك ِ ْي َوا رْش َ يِب ْ َوقَ ّ ِر ْي َع ْينًا ۚ  فَ ِا َّما تَ َر ِي َّن ِم َن الْبَرَش ِ َا َحدً ا ۙ  فَ ُق ْويِل ْۤ ِايِّن ْ ن ََذ ْر ُت ِل َّلرمْح ِٰن َص ْو ًما فَلَ ْن ُالَك ِ ّ َم الْ َي ْو َم ِان ْ ِس ًّيا‬

"Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau. Jika engkau melihat
seseorang, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan
siapa pun pada hari ini."" (QS. Maryam 19: Ayat 26)
Bila dipahami isi ayat ini mengandung makna yang sangat dalam
terhadap kebutuhan-kebutuhan menjelang persalinan yang disampaikan
kepada perempuan. Hal yang paling utama dalam ayat ini adalah bagaimana
perempuan mengelola dirinya mengatasi perubahan apapun yang terjadi pada
fisiknya.
Dalam ajaran Islam terdapat hukum menutup aurat dimana hukum asal
memperlihatkan aurat bagi kaum perempuan ataupun laki-laki adalah haram.
Bahkan, hukum asal melihat aurat perempuan sesama perempuan tetap haram.
Sebagaimana hadis Nabi shalallhualaihi wasalam dari Abu Said al-Khudri,
"Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki dan janganlah seorang
wanita melihat aurat wanita (lain)." (HR Muslim). Pengharaman soal aurat ini
banyak diterangkan dalam berbagai dalil Al-Qur’an, hadis, hingga jumhur
seluruh ulama. Sebagaimana Firman Allah, "Dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya." (Q.S
an-Nur [24]: 31). Ayat ini menegaskan, jangankan anggota tubuh,
memperlihatkan perhiasan saja belum tentu 100 persen diakomodasi syariat
Islam.
Pada proses persalinan seorang wanita menampakkan aurat
mughallazhah namun dalam proses persalinan hukum asal yang semula haram
dipengaruhi kaidah fikih yang mengatakan, Ad-Dharuratu tubihul mahdzurat
(kondisi darurat bisa membolehkan perkara yang dilarang). Sehingga, melihat

5
aurat mughallazah perempuan yang semula haram bisa menjadi boleh, bahkan
wajib jika benar-benar sangat dibutuhkan.
Dalam proses persalinan, para ulama memberikan urutan-urutan siapa
saja yang boleh menangani persalinan. Urutan ini tercantum dalam keluaran
fatwa Lajnah Daimah Arab Saudi. Pertama, hendaklah suami istri
merencanakan persalinan dengan dokter muslimah. Inilah yang pertama kali
harus dilakukan. Jika cara ini buntu, urutan kedua melahirkan dengan dokter
wanita non-muslim. Jika urutan kedua juga tidak didapati, urutan ketiga
diperbolehkan melahirkan dengan dokter laki-laki muslim. Jika tidak juga
didapati, alternatif terakhir diperbolehkan datang kepada dokter laki-laki non-
muslim. Empat urutan ini harus ditempuh dari awal. Para ulama memesankan
kepada suami-istri, hendaklah berupaya semaksimal mungkin agar menjalani
proses persalinan pada urutan yang pertama. Demikian juga, urutan tersebut
berlaku untuk persalinan dengan jalan operasi caesar.
C. Jenis-Jenis Persalinan
1. Persalinan Spontan, yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan Buatan, bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria.
3. Persalinan Anjuran Persalinan, yang tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin
atau prostaglandin.
D. Implementasi Kehidupan

Persalinan Melalui Operasi Caesar ( Sectio Caesarea )

Perlu diketahui setiap tindakan medis seperti pembedahan, tentunya


mengandung risiko yang cukup besar bagi pasien, tidak hanya bagi ibu namun
juga bayi yang dikandungnya. Oleh karena itu, tindakan harus didasarkan
adaya kedaruratan umum yang terjadi ketika persalinan. Faktor-faktor
kedaruratan yang menyebabkan harus dilakukannya operasi caesar dalam
medis yaitu :

6
1. Kegagalan proses persalinan normal
Persalinan sudah dilangsungkan selama setengah jam lebih, namun tidak
ada perkembangan berupa pembukaan jalan lahir. Hal ini terpaksa
dilakukan operasi karena ada masalah pada ibu maupun janin.
2. Detak jantung janin atau jabang bayi melambat
3. Kelelahan yang sangat akibat kondisi fisik melemah
4. Terjadinya komplikasi preeklapsia
Preeklampsia atau sering disebut toksemia adalah suatu kondisi buruk
yang dialami setiap wanita Hamil. Kondisi ini ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein
dalam urine.
5. Terbukti secara medis menderita penyakit herpes
6. Posisi bayi yang sungsang
7. Kegagalan induksi guna melancarkan jalan lahir
8. Kegagalan persalinan dengan alat bantu lahir (vakum)
9. Bayi terlalu besar berdasarkan data USG terakhir
10. Dideteksi ada masalah pada plasenta jabang bayi

Para ulama membahas dan mengeluarkan fatwa terkait tindakan medis


tersebut. Pada intinya, diperbolehkan menjalani operasi caesar dengan
indikasi medis dari dokter yang ahli di bidangnya atau atas saran tenaga
medis terpercaya.

Argumentasi ilmiah atau hujjah syar’i yang mendukung


dilaksanakannya operasi ini adalah pertimbangan untuk menghindari bahaya,
sesuai kaidah ushul fiqih :

‫َالرَّض َ ُر ُي َزا ُل‬

“Kemudharatan itu hendaklah dihilangkan”

Islam mencegah adanya madharat, baik itu kepada diri sendiri maupun
kepada orang lain. Oleh karena itu Nabi memberi peringatan keras agar tidak

7
melakukan tindakan sembarangan, padahal perbuatan itu merupakan sumber
kerusakan yang sangat berbahaya. Atau hadits Rasulullah Saw:

‫ َال رَض َ َر َو َال رِض َ َار‬: ‫هللا َصىَّل هللا عليه وسمَّل َ قَا َل‬ ُ َ ‫ع َْن َأيِب َس ِع ْي ٍد َس َعدْ ْب ِن ِسنَ ِان الْخُدْ ِري َريِض‬
ِ ‫هللا َع ْن ُه َأ َّن َر ُس ْو َل‬

“Dari Abu S’aid, Sa’d bin Sinan al-Khudry RA, bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda, “Tidak boleh (ada) bahaya dan menimbulkan bahaya.” ( HR.
Malik, Daruquthni, Al- Baihaqi, dan al-Hakim )

Dalam sudut pandang Islam, hal ini di perbolehkan dengan ketentuan


tidak berlawanan dengan akidah dan tidak merugikan ibu dan janin. Seorang
wanita dapat melakukan Operasi Caesar saat hendak melahirkan. Dengan
syarat, operasi caesar dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP )
profesi kesehatan.

BAB III

8
PENUTUP

A. Simpulan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin


turun ke dalam jalan lahir. Bagi seorang perempuan, hamil dan melahirkan
adalah sesuatu yang bersifat alamiah dan kodrati. Namun, hamil dan
melahirkan sesungguhnya bukan sekedar persoalan yang bersifat kodrati, akan
tetapi ia merupakan kelanjutan dari tujuan penciptaan manusia itu sendiri yang
sejak awal telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. sebagai
khalifah-Nya. Terekam di dalam Al-Qur`an melalui pengalaman Siti Maryam
ibunda Nabi Isa as., yang tercantum di dalam surat Maryam ayat 22-26.

Jenis persalinan, diantaranya persalinan spontan, persalinan buatan,


dan persalinan atas anjuran. Orang yang diperbolehkan melakukan persalinan
dalam Islam terdapat 4 urutan apabila benar-benar tidak terdapat dokter atau
bidan muslimah. Urutan tersebut tercantum dalam keluaran fatwa Lajnah
Daimah Arab Saudi. Para ulama membahas dan mengeluarkan fatwa terkait
tindakan medis tersebut. Pada intinya, diperbolehkan menjalani operasi caesar
dengan indikasi medis dari dokter yang ahli di bidangnya atau atas saran
tenaga medis terpercaya. Dengan syarat, operasi caesar dilakukan sesuai
Standar Operasional Prosedur ( SOP ) profesi kesehatan.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang


persalinan yang sesuai syariat Islam dan khususnya kaum hawa lebih cermat dan
berhati-hati dalam menentukan langkah tindakan ketika persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

9
bppsdmk.kemkes.go.id. 2017/08. Asuhan-Kebidanan-Persalinan-dan-BBL-
Komprehensif ( http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Persalinan-dan-BBL-
Komprehensif.pdf )
Jurnal Psikologi Islam, Vol. 5, No. 1(2018) ( http://jpi.api-
himpsi.org/index.php/jpi/article/view/54/31 )
repository.iiq.ac.id. 13210563_Publik.pdf
(http://repository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/1241/2/13210563_Publik.pdf )
repository.radenfatah.ac.id. skripsi bab III.pdf
(http://repository.radenfatah.ac.id/7874/3/skripsi%20BAB%20III.pdf )
Via Al-Qur'an Indonesia ( https://quran-id.com )
republika.co.id. (2016). melahirkan-dengan-dokter-lakilaki-bolehkah
(https://www.republika.co.id/berita/o0m8gd5/melahirkan-dengan-dokter-lakilaki-
bolehkah )

10

Anda mungkin juga menyukai