Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERSALINAN METODE MARYAM


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Persalinan Dan Bayi Baru Lahir
Dosen Pengampu : Kartina Zahri, S,Sit , M.Keb

KELOMPOK 1
1. Husni Fadilah
2. Fahira Imelda
3. Siti Bunaiyal Fatiah
4. Wilda Andriani
5. Ulfia Rahma
6. Yuliza Andari

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH PRODI
DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya hingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Persalinan Metode Maryam ini
dengan baik meskipun masih banyak kekurangan. Kami juga berterima kasih kepada dosen
kami Kartina Zahri, S,Sit , M.Keb yang telah memberikan tugas ini dan telah membimbing kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan bagi
para pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
segipenyusunbahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu kami membuka selebar-lebarnya
bagi pembaca yang inginmemberi kritik, saran dan usulan dapat memperbaiki makalah kami di
kemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurangberkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangundemi
perbaikan di masa depan.

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... .........................i
DAFTAR ISI.................................................................................................. .........................ii
KATA PENGANTAR................................................................................ .........................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. .........................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... .........................4
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................. .........................4
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi persalinan metode maryam............................................... .........................5
2. Teknik persalinan metode maryam..........................................................................5
3. Posisi melahirkan menurut tinjauan medis..............................................................6
4. Hubungan persalinan dengan metode maryam.......................................................7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................................. .........................9
B. Saran ......................................................................................................... .........................9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proses melahirkan bisa dibilang merupakan perjuangan antara hidup dan mati seorang wanita.
Karena itu, kebanyakan ibu hamil akan melakukan berbagai cara agar persalinan yang mereka lakukan
bisa berjalan dengan lancar.Berbicara tentang persalinan, saat ini sedang ramai diperbicangkan tentang
teknik bersalin Maryam. Teknik bersalin ini membuat banyak orang penasaran karena diklaim bisa
membantu ibu melahirkan dengan minim cedera dan rasa sakit. Selain itu, Anda pun akan memiliki
posisi bersalin yang nyaman, sehingga proses melahirkan akan terasa lebih mudah.
Mengenal Teknik Bersalin MaryamMoms mungkin pernah mendengarnya sekilas. Tapi apa sih
sebenarnya teknik bersalin Maryam itu? Dikutip dari Pazindonesia.com, teknik ini dikembangkan dari
riwayat kelahiran Nabi Isa AS, putra Maryam yang kisahnya terdapat dalam Alquran Surah Maryam
ayat 22-26. Di dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa bila rasa sakit kontraksi hadir, maka ambillah posisi
duduk bersandar. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar tulang ekor bisa masuk, sehingga rasa sakit bisa
sedikit berkurang. Teknik ini menjadikan rasa sakit kontraksi sebagai sebuah tanda sang buah hati akan
hadir ke dunia.Hal penting yang perlu digarisbawahi dalam teknik bersalin ini adalah persiapan fisik dan
psikis seorang ibu hamil. Persalinan merupakan proses yang bersifat alami. Karena itu, Moms sebaiknya
memilih posisi melahirkan yang dirasa aman dan nyaman untuk dirinya, dan berbaring bukan satu-
satunya pilihan posisi bersalin yang ada.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu persalinan metode maryam ?


2. Bagaimana teknik persalinan metode maryam ?
3. Apa saja posisi melahirkan menurut tinjauan medis ?
4. Apa hubungan tenaga kesehatan dengan persalinan maryam ?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu persalinan metode maryam ?
2. Untuk mengetahui teknik persalinan metode maryam ?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persalinan Metode Maryam

Melahirkan secara nirmal tanpa robekan, jahitan, rasa sakit (nyeri) yang berlebihan dan
operasi, merupakan dambaan setiap ibu hamil menjelang persalinan. Oleh karena itu banyak
diantara kita yang kemudian mengusahakan cara agar kita bisa mendapatkannya saat persalinan
nanti. Kemuduan, sebagian kalangan mencari petunjuk dari Al-Quran dan hadist Rasulullag
Saw. untuk mengetahui sampailah mereka pada surah maryam yang menceritakan bagaimana
maryam melahirkan Nabi Isa a.s.. Dari kisah maryam tersebut diberilah istilah “persalinan
syar’i”, “persalinan maryam” atau “persalinan Quraini” (Qur’anic birth) sehingga seolah-olah
yang selain itu dikesankan tidak syar’i.

Berikut terjemahan hadis mengenai persalinan metode maryam


“Maka dia maryam mengandung lalu dia mengasingkan diri dengan kandungannya itu
ketempat yang jauh. kemudian, rasa sakit akan melahirkan anak memaksanya ( bersandar)
pada pangkal pohon kurma. dia (maryam) berkata wahai bertapa (baiknya) aku mati sebelum
ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan. dia (jibril) berseru
kepadanya, dari tempat yang rendah, "janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya,
Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu. dan, goyang lah pangkal pohon kurma
itu kearah mu, niscaya (pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.
oleh karena itu makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seseorang,
katakanlah, "sesungguhnya, aku telah bernazar dan berpuasa untuk tuhan yang maha
pengasih maka aku tidak akan berbicara dengan siapapun dengan hari ini" (maryan 22
sampai 26)

Setelah membaca kisah tersebut, sebagian kalangan mengkleam bahwa ini metode persalinan
yang diajarkan oleh al-quran. kami mengutip sebagian pernyataan mereka, misalnya "sebagai
seorang muslim yang taat, sebelum mencari solusi tempat lain. kita cari dahulu dalam al-quran
dan hadits rasulullah.

2.2 Teknik Persalinan Metode Maryam

Posisi berdiri
Posisi melahirkan dalam posisi berdiri dengan berendam diair setinggi lutut. Posisi berdiri ini
mereka ambil dari gerakan maryam mengoyang pohon krma,sedangkan melahirkan dikolam
air setinggi lutut mereka ambil dari perkataan malaikat Jibril.as, yang menggambarkan bahwa
ada sungai dibawah maryam entah dari mana mereka mengambil kesimpulan tentang
setinggi lutut tersebut.
Terkait gerakan maryam, gerakan maryam menggoyang pohon kurma bukanlah karena itu
adalah posisi terbaik ketika melahirkan.
Tujuan maryam menggerakkan pohon kurma adalah agar kurmanya jatuh sebagai sumber
makanan bukan gerakan itu memudahkan proses persalinan dan bukan pula gerakan itu
dimaksudkan untuk ta’abbud (beribah) kepada Allah SWT secara khusus sehingga berpahala.
Oleh karena itu, dalam ayat tersebut, Allah SWT berfirman,

Dari penjelasan tersebut, dipahami bahwa gerakan mnggoyangkan pohon kurma dilakukan oleh
Maryam setelah Nabi Isa a.s.lahir, bukan ketika proses persalinan. Mengatakan bahwa gerakan
yang mirip dengan gerakan menggoyang pohon kurma adalah posisi atau gerakan terbaik
untuk memudahkan persalinan adalah perkataan yang tidak sesuai dengan tafsir sebagian
ulama dalam masalah ini. Oleh karena itu, kita mendapati penjelasan ulama bahwa kurma
adalah makanan pilihan ketika masa nifas (masa setelah melahirkan). Al-Baghawi
rahimahullah mengutip perkataan ar-Rabi bin Khutsaim,

Buah kurma mengandung zat yang memiliki efek memperkuat kontraksi rahim sehingga dalam
beberapa penelitian dikatakan bisa mengurangi jumlah darah yang keluar setelah persalinan.
Bandingkanlah antara penjelasan para ulama tersebut dengan apa yang diklaim oleh mereka
yang menyerukan persalinan Maryam, yaitu “Menggoyangkan pangkal pohon kurma ke
arahmu adalah sebuah petunjuk dari Allah yang sangat luar biasa dalam membantu proses
persalinan” Demikian juga, klaim berikut ini, “Insya Allah jika gerakan ini dilakukan, berdiri
dengan kaki membuka, di atas air, sambil melakukan menarik, sambil melakukan gerakan
berdiri jongkok. Oleh karena itu, atas izin Allah, sang buah hati akan keluar dengan mudah
tanpa sobekan, tanpa jahitan, dan tanpa operasi.”

Hal yang sama berlaku pada tafsiran mereka mengenai sungai. Maksudnya bukanlah agar
melahirkan dengan cara berendam dikolam air setinggi lutut. Akan tetapi, sungai dalam
konteks ini adalah sumber air minum untuk Maryam agar bisa melepaskan dahaga. Sekali lagi,
kami bingung dengan klaim mereka bahwa kolam air tersebut harus setinggi lutut, padahal
umumnya sungai adalah lebar dan dalam.

2.3 Posisi Melahirkan Menurut Medis

Dalam perspektif medis, perempuan hamil perlu didukung untuk melahirkan dalam posisi yang
dia sukai serta paling membuatnya nyaman dan senang, termasuk dalam posisi tegak
(upright position) semacam duduk, jongkok, atau berdiri. Selama berada dalam posisi
tersebut, kondisi janin harus terus dimonitor. Jika seorng ibu hamil lebih memilih posisi
upright,hal itu harus didukung atau difasilitasi demi kenyamanan sang ibu, bukan karena
akan ada manfaat klinis yang signifikan dari sisi memudahkan proses persalinan.

Terdapat telaah sistematis di cochrane databose terhadap 30 penelitian terkontrol dengan total
9015 subjek perempuan yang menjalani persalinan normal tanpa intervensi anestesi spinal.
Telaah sistematis ini untuk meneliti apakah ada perbedaan antara melahirkan dengan posisi
uprigjt (duduk, jongkok, atau berlutut,) dan posisi berbaring biasa. Manfaat klinis yang
diteliti dilihat dari durasi mengejan, yaitu apakah memerlukan bantuan persalinan (dengan
alat forsep atau vakum), apakah pada akhirnya membutuhkan operasi episiotomi, apakab
ada robekan pada jalan lahir, serta mengenal berat ringan perdarahan, dan kondisi distress
pada janin.
Untuk waktu lama mengejan, ditemukan bahwa posisi tegak bisa memperpendek durasi
mengejan, tetapi tidak mengurangi tingkat operasi, demikian juga, dengan tingjat
penggunaan alat bantu, seperti vakum dan forsep yang berkurang dengan posisi tegak, oleh
karena itu, posisi tegak tidak banyak memengaruhi diameter jalan lahir atau rongga
panggul. Untuk tingkat episiotomi, posisi tegak mengurangi episiotomi, tetapi jumlah
robekan spontan bertambah walaupun jumlah robekan perenium.
. Meskipun demikian sebelum proses persalinan, seorang perempuan tetap dimotivasi untuk
mengambil posisi apa pun yang membuat dia nyaman.

2.4 Hubungan Tenaga Kesehatan dengan Persalinan Metode Maryam

Mengenai persalinan Maryam, ada kesan bahwa sebagian orang mendengungkan persalinan
Maryam disebabkan karena tenaga medis tidak profesional dengan persalinan normal. Ini
adalah sebuah kekeliruan. Dalam ilmu kedokteran, operasi sesar adalah tindakan darurat yang
hanya boleh dilakukan dengan indikasi medis tertentu, baik untuk menyelamatkan ibu hamil,
janin maupun keduanya. Tanpa ada indikasi medis, persalinan tetap diusahakan secara normal
hingga ada kondisi darurat yang mengharuskan ibu tersebut untuk dioperasi.

Sebagai pendukung, ada contoh nyata mengenai pembahasan ini ketika penulis
(M.SAIFUDDIN HAKIM) tinggal agak lama di Belanda dalam rangka menyelesaikan
sekolah, yaitu sistem kesehatan (sistem rujukan)disana. Disana persalinan seorang Ibu hamil
harus dibantu oleh bidan secara normal jika tidak ada indikasi penyulit dalam persalinan.
Seorang Ibu hamil tidak boleh melahirkan dengan dibantu oleh dokter kandungan jika tidak
ada indikasi meskipun dia mampu membayar sendiri. Seorang ibu hamil juga tidak boleh
melahirkan dengan di operasi tanpa indikasi.

Kami tidak memungkiri bahwa ada sebagian kecil dokter yang melakukan operasi sesar tanpa
indikasi. Akan tetapi, tentu tidak bisa digeneralisasi bahwa semua dokter berlaku demikian.
Operasi sesar tanpa indikasi medis tidak diperbolehkan sebagaimana yang di fatwakan oleh
Syekh Muhammad shalih al-munajjid hafiizzahulla mengatakan 'banyak dokter' bersikap
mundah untuk melakukan operasi sesar karena keinginan mendapatkan harta atau karena tidak
sabar menunggu (seorang) ibu untuk melahirkan normal. Sebagaimana sebagian perempuan
meminta operasi agar menjaga kondisi tubuhny atau tidak merasakan sakit melahirkan, kita
tidak meragukan lagi bahwa perbuatan semacam ini menghilangkan faedah yang banyak (dari
melahirkan secara normal). Hal ini juga bisa berpengaruh terhadap ibu dan anaknya pada masa
mendatang
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Teknik persalinan dengan metode Maryam ini bukan berarti ibu melahirkan
akan terbebas dari rasa sakit. Namun kita akan di latih dan diajarkan untuk
mengurangi kecemasan dan kekhawatiran serta siap menghadapi rasa sakit yang bisa
timbul selama persalinan. Persalinan Maryam memang merupakan persalinan
normal, karena itu kita mesti memenuhi persyaratan dalam kondisi sehat dan bisa
melahirkan secara normal. Untuk itu, kita juga disarankan untuk sering berkonsultasi
dengan dokter atau bidan selama masa hamil sebelum menjalani persalinan.

3.2 SARAN

Persalinan merupakan proses yang bersifat alami. Karena itu, kita sebaiknya
memilih posisi melahirkan yang di rasa aman dan nyaman untuk diri kita masing-
masing dan berbaring serta metode Maryam bukan satu-satunya pilihan posisi
bersalin yang ada, untuk itu silahkan konsultasikan kepada dokter atau bidan untuk
mengetahui tentang posisi-posisi bersalin agar ibu bisa lebih mudah untuk memilih.
DAFTAR PUSTAKA

M. Saifudin H, dan Siti Aisyah I. (2020). THIBBUN NABAWI Tinjauan Syari’at


dan Medis. Depok.Gema Insani.

Anda mungkin juga menyukai