Anda di halaman 1dari 48

USULAN PENELITIAN TESIS

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA


KARYAWAN MELALUI KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA
(Persero) Tbk CABANG MAKASSAR

SUCI PUJI LESTARI


A012201009

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
USULAN PENELITIAN TESIS

PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA


KARYAWAN MELALUI KOMPETENSI SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA PT BANK TABUNGAN NEGARA
(Persero) Tbk CABANG MAKASSAR

disusun dan diajukan oleh

SUCI PUJI LESTARI


A012201009

telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan

Makassar, Juli 2021

Ketua Anggota

Dr. Maat Pono, SE., M.Si Dr. Wahda, SE., M.Pd., M.Si
NIP. 19580722 198601 1 001 NIP. 19760208 200312 2 001

Ketua Program Studi Magister Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. H. Syamsu Alam, SE., M.Si., CIPM

ii
NIP 19600703 199203 1 001

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................…i
HALAMAN PERSETUJUAN
................................................................................................................................ ...i
i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ..iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR
................................................................................................................................ ..v
i
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................7

2.1Tinjauan Teori dan Konsep.........................................................................7


2.1.1 Sistem Informasi Manajemen...........................................................10
2.1.2 Dimensi Informasi.............................................................................12
2.1.3 Peranan Sistem Informasi Dalam Organisasi dan Manajemen.........19
2.1.3.1 Konsep Dasar Teknologi Informasi (TI)..............................19
2.1.3.2 Sistem Informasi Untuk Operasional dan Manajemen........24
2.1.4 Implementasi Sistem Informasi dalam Perbankan............................27
2.1.4.1 Pengembangan Sistem Informasi Perbankan....................28
2.1.4.2 Risiko Penggunaan Sistem Informasi.................................29
2.1.5 Sistem Informasi Manajemen Bank BTN..........................................32
2.1.5.1 Sejarah Bank BTN..............................................................32
2.1.5.2 Implementasi dan Implikasi SIM di Bank BTN....................33
2.1.6 Penilaian Kinerja Karyawan..............................................................37
2.2 Penelitian Terdahulu................................................................................40

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS...............................................45

iv
3.1 Kerangka Pemikiran.................................................................................45
3.2 Hipotesis ................................................................................................47

BAB IV METODE PENELITIAN...............................................................................48

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................48


4.1.1 Jenis Data.........................................................................................48
4.1.2 Sumber Data....................................................................................48
4.2 Metode Pengumpulan Data......................................................................49
4.3 Populasi dan Responden Penelitian........................................................50
4.4 Metode Analisis........................................................................................50
4.5 Definisi Operasional.................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................57

v
DAFTAR TABEL

Tabe Halaman
l
2.1 Penelitian Terdahulu
……………………................................. 39

vi
DAFTAR GAMBAR

Gamba Halaman
r
Model Sistem Informasi Manajemen
2.1
…………………….... 8
Sistem Fisik Perusahaan ……............
2.2
…………………….. 24
Sistem Lingkaran Tertutup
2.3
……………………………….... 25
Kerangka
3.1
Pemikiran....................................................... 46

vii
viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia perbankan, keberadaan sistem informasi sebagai salah satu

komponen perusahaan tidak dapat dipisahkan dari aktifitas bisnisnya. Sistem

informasi dan bisnis perusahaan memiliki tingkat ketergantungan yang cukup

tinggi dalam pembentukan karakteristik sebuah perusahaan.

Perbankan nasional harus memperhatikan factor sistem informasi dan

bisnis perusahaan, sumber daya manusia (SDM) yang professional,

meningkatkan kefgiatan riset, dan peningkatan teknologi perbankan yang

canggih untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan. Penggunaan teknologi

sistem informasi di dunia perbankan harus mampu memenuhi kebutuhan internal

perusahaan antara lain :

1. Penghematan biaya karena berkurangnya pekerjaan yang dilakukan oleh

karyawan/tenaga pelaksana.

2. Kecepatan informasi atau pelaporan kepada pembuat keputusan (Decision

making).

3. Kecepatan proses.

Penggunaan sistem teknologi informasi pada aplikasi perbankan tidak

hanya menimbulkan pengaruh positif, tetapi juga akan menimbulkan pengaruh

negatif jika penggunaan teknologi yang tidak tepat bahkan berdampak pada

kerugian finansial dan non finansial. Dengan kata lain penggunaan sistem

teknologi informasi memiliki potensi kerugian bagi bank, baik kerugian yang

1
2

ditimbulkan oleh ketidakpastian (uncertainly) maupun resiko akibat kesalahan

dalam penggambilan keputusan strategis.

Penerapan teknologi sistem informasi manajemen dilakukan untuk

mempermudah pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara tepat,

dan disertai data yang akurat. Dukungan infrastruktur teknologi dilakukan melaluii

proses otomatisasi dengan tujuan efisiensi, efektifitas, serta akurasi untuk

meningkatkan kinerja operasional perbankan. Dalam pengembangan usaha,

sumber daya manasia (SDM) sangat member peranan yang besar, khususnya

tenaga pelayanan dan tenaga penjualan. Oleh karena itu, PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk Cabang Makassar secara berkesinambungan terus

melakukan pengembangan melalui program pelatihan dan keterampilan baik

yang berhubungan langsung dengan sistem informasi maupun yang

berhubungan dengan program lain seperti pengetahuan produk, manajemen

resiko, pengambilan keputusan, dan standar layanan yang keseluruhan menjad

ibagian satu sama lain untuk mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan.

Perkembangan teknologi informasi telah membawa pengaruh secara

sikinifikan terhadap perkembangan dunia perbankan antara lain:

a. Teknologi informasi telah meningkatkan kemampuan dalam penyimpanan

data, analisis data, pencarian data kembali, dan proses pengelolaan data

menjadi informasi yang diperlukan dunia bisnis. Hal ini akan mempengaruhi

sistem produksi dan proses pelayanan yang mampu meningkatkan

kemampuan pengambil keputusan dengan baik.

b. Secara signifikan, teknologi berpengaruh terhadap proses pengawasan.

Ketika objek dari pengawasan berlaku secara konstan kecuali untuk

teknologi yang spesifik, teknologi telah memberikan alternative lain dalam

pengawasan sistem.
3

Sebagai dampak dari penggunaan sistem informasi yaitu perbaikan

kinerja secara keseluruhan, diukur dari tingkat produktifitas total, dalam suatu

perusahaan, pengukuran kinerja perlu dilakukan secara berkesinambungan

untuk melihat apakah pemanfaatan sistem informasi dan dimensi informasi

mempunyai pengaruh signifikan terhadap naiknya pendapatan bank,

memberikan penghematan dan kontribusi maksimal dalam penurunan biaya

operasional bank, serta terhadap kinerja perusahaan. Hal tersebut dapat

digunakan sebagai tolak ukur dan menjadi input bagi pihak pihak perusahaan

dalam menyusun langkah langkah pendayagunaan sistem informasi yang dimiliki

secara optimal.

Oleh karena itu, sebagai salah satu perusahaan yang beriorentasi kepada

profit, kinerja dan pelayanan, Bank BTN harus didukung oleh perangkat

teknologi, komunikasi data serta sumberdaya manusia yang mampu memenuhi

kebutuhan internal seperti kemampuan mengoprasikan komputer, kapasitas end

using computing (pengguna akhir komputer), kecepatan informasi / pelaporan,

kecepatan proses, dan penghematan biaya. Pengukuran kinerja dalam

perusahaan perlu dilakukan secara berkesinambungan untuk melihat beberapa

hal diantaranya apakah penggunaan system informasi beserta dimensinya

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profit, layanan, kinerja perusahaan,

dan penggunaan sistem informasi memberikan penghematan dan kontribusi

yang maksimal dalam penurunan biaya operasional bank.

Peranan system informasi bagi Bank BTN berpengaruh pada

kemampuannya untuk melakukan restrukturisasi operasional rekonfigurasi

system pelayanan serta mekanisme pengiriman data / informasi. Hal ini

merupakan yang penting untuk suatu perbankan untuk memperbaiki kinerja,

menurunkan biaya, dan lebih menfokuskan diri pada pelayanan nasabah.


4

Bank BTN harus mengambil langkah pengembangan teknologi informasi

secara mandiri sesuai dengan kebutuhan bisnis internal dalam rangka merespon

tuntuntan lingkungan eksternal. Hal ini mencerminkan strategi pengembangan

sistem informasi yang dilakukan bank dengan meminimalkan ketergantungan

pada pihak eksternal dalam hal pengembangan sistem informasi (SI). Sistem

informasi akan mengubah cara suatu perusahaan termasuk perbankan untuk

melakukan bisnis dan mengembangkan jasa dan produk yang baru. Sebagai

contoh, transaksi yang hanya bias dilakukan melalui counter teller sekarang bias

dilakukan transaksi via anjungan tunai mandiri ( Automatic teller machine_ATM)

dan via elektronik (e-banking)

Bank BTN mempertimbangkan bahwa dalam rangka memenuhi tuntutan

perkembangan kebutuhannasabah yang semakin cepat, perlu dikembangkan

suatu sistem yang mampu mengantisipasi perubahan tersebut secara cepat pula.

Perkembangan produk dan jasa perbankan menuntut Bank BTN untuk bertindak

lebih responsive terhadap persaingan di dunia perbankan. Oleh karena itu, Bank

BTN menerapkan sistem BDS (Branch Delivery System) yang merupakan sistem

sentralisasi data dan dalam sistem ini seluruh transaksi diproses secara online.

Selain itu, Bank BTN melakukan pengembangan teknologi informasi

dibidang lain, seperti fasilitas untuk nasabah korporasi, otomasi proses

perkreditan, bidang treasuri dan trade finance (transaksi internasional), di bidang

sumber daya manusia (e-learning), bidang logistik (e-procurement), bidang

komunikasi dan sistem perkantoran paperless.

Saat ini, Bank BTN memiliki fasilitas perbankan elektronik ATM (regular,

non tunai dan setor tunai), Contact Center BTN 1500286, BTN SMS Banking

3555 dan BTN Internet Banking www.btn.co.id. Beberapa fitur transaksi yang

bias dilakukan dengan fasilitas perbankan elektronik ini, antara lain informasi
5

saldo, informasi mutase rekening dalam 30 hari terakhir, transfer antar rekening

BTN dan ke bank lain (ATM Bersama), pembayaran kartu kredit BTN dan kartu

kredit non BTN, pembayaran tagihan listrik, pembayaran PDAM, pembayaran

pinjaman, informasi dan pembayaran biaya pendidikan, pembayaran pajak

kendaraan bermotor, pembayaran BPJS, pembayaran PBB, pembelian pulsa

(Telkomsel, indosat, XL, 3/Three), Pembelian Voucher listrik, Top Up LinkAja,

Top GO-PAY, Top Up OVO, informasi suku bunga, informasi kurs dan lainnya.

Dari uraian tersebut di atas, untuk melihat pengaruh dimensi informasi

PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Makassar, maka perlu

dilakukan suatu penelitian sejauh mana pengaruh dan kontribusi dimensi

informasi dalam membantu karyawan dalam pencapaian sasaran perusahaan

yang diwujudkan dalam kinerja produktivitas.

Sehubungan dengan halter sebut di atas, maka pengaruh dimensi

informasi dalam suatu perusahaan merupakan salah satu faktor yang secara

umum dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan karyawan itu sendiri secara

khusus. Tulisan ini diajukan dengan judul “Analisis Pengaruh Dimensi

Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk Cabang Makassar”.


6

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan di bahas dalam penelitian adalah :

1. Apakah dimensi informasi dengan variabel pengetahuan mengoperasikan

komputer, kapasitas end using computing (pengguna akhir komputer),

kecerdasan informasi, dan pengetahuan komunikasi data berpengaruh

terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Cabang Makassar

2. Variabel mana yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan

pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Makassar.

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dimensi informasi dengan

variable pengetahuan pengoperasian komputer, kapasita send using

computing (pemakai akhir komputer), kecerdasan informasi, dan

pengetahuan komunikasi data terhadap kinerja karyawan PT. Bank

Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Makassar.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang berpengaruh paling

dominan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk Cabang Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep

2.1.1 Teknologi Informasi

Teknologi dapat diharapkan dapat menjadi fasilitator dan

interpreter. Semula teknologi informasi digunakan hanya sebatas pada

pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi

digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin

berkembanganya teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas

organisasi saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi

informasi. Pengertian tentang teknologi informasi dapat beraneka ragam

walaupun masing-masing definisi memiliki inti yang sama.

Teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk

mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,

menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan

informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat

waktu, yang digunakan keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan

merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan

(Sutabri, 2014).

Teknologi Informasi adalah menyusun dan menyimpan data.

Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,

sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer

yang lainnya sesuai dengan kebutuhan. Teknologi telekomunikasi

digunakan dengan tujuan supaya data dapat disebar dan diakses secara

lebih luas ( Sukoharsono, 2008 : 60)

7
2.1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi

Untuk membuat keputusan yang lebih informatif, maka pengembangan sistem perlu

memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pemanfaatan teknologi informasi (Sabihaini, 2006), yaitu sebagai berikut:

1. Faktor sosial (social factor).

Merupakan internalisasi kultur subyektif kelompok dan persetujuan interpersonal

tertentu yang dibuat individual dengan yang lain dalam situasi sosial tertentu. Kultur

subyektif berisi norma (norm) dan nilai-nilai (value).

2. Affect

Dapat diartikan sebagai perasaan individu atas pekerjaan, apakah menyenangkan

atau tidak menyenangkan, rasa suka atau tidak suka dalam melakukan pekerjaan

individu dengan menggunakan teknologi informasi.

3. Kompleksitas (complexity).

Sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang relatif sulit untuk

diartikan dan digunakan.

4. Kesesuaian tugas (job fit).

Dapat di ukur dengan mengetahui apakah individu percaya bahwa pemanfaatan

teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja individu yang bersangkutan.

Hubungan yang positif antara kesesuaian tugas dengan pemanfaatan teknologi

informasi telah dibuktikan hasil penelitian.

5. Konsekuensi jangka panjang (long-term concequences).

Konsekuensi jangka panjang dari keluaran yang dihasilkan apakah mempunyai

keuntungan dimasa yang akan datang dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan

saat ini.

6. Kondisi yang memfasilitasi (fasiliting condition).

8
Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi, kondisi yang memfasilitasi dapat

dimasukkan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi

informasi.

2.1.3 Indikator Pemanfaatan Teknologi Informasi

Beberapa dimensi tentang pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan dengan

estimasi dua faktor dibagi menjadi dua kategori lagi yaitu pemanfaatan dan efektivitas

(Nur Maflikhah, 2010), dengan dimensi masing-masing yang dikelompokkan sebagai

berikut :

1. Pemanfaatan meliputi :

a. Menjadi pekerjaan lebih mudah (makes job easier)

b. Bermanfaat (usefull)

c. Menambah produktifitas (increas productivity).

2. Efektivitas meliputi :

a. Mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness)

b. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve the job performance)

Pemanfaatan dari penggunaan teknologi informasi itu sendiri dapat diketahui dari

kepercayaan pengguna teknologi informasi dalam memutuskan penerimaan teknologi

informasi dengan satu kepercayaan bahwa pengguna teknologi informasi tersebut

dapat memberikan konstribusi positif bagi penggunanya.

9
2.2. Kompetensi

Kompetensi pegawai adalah suatu untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas

yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja

yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Keterampilan atau kemampuan yang diperlukan

pegawai yang ditunjukkan oleh kemampuan dengan konsisten memberikan tingkat

kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan.

Kompetensi adalah terminologi yang sering didengar dan diucapkan banyak

orang. Kita pun sering mendengar atau bahkan mengucapkan terminologi itu dalam

berbagai penggunaan, khususnya terkait dengan pengembangan sumber daya

manusia. Ada yang mengemukakan kompetensi sepadan dengan kemampuan atau

kecakapan, ada lagi yang mengatakan sepadan dengan keterampilan, pengetahuan

dan berpendidikan tinggi. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan beberapa pengertian

tentang kompetensi.

Pengertian kompetensi adalah sebagai karakteristik yang mendasari seseorang

berkaitan dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik

dasar individu yang memiliki hubungan kausal atau sebagai sebab akibat dengan

kriteria yang dijadikan acuan (Moeheriono, 2014). Kompetensi terletak pada bagian

dalam setiap manusia dan selamanya ada pada kepribadian

seseorang yang dapat memprediksikan tingkah laku dan performansi secara luas

pada semua situasi dan tugas pekerjaan.

Menurut Wibowo (2014:271) kompetensi merupakan suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas

10
keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh

pekerjaan tersebut.

Sedangkan menurut Spencer dan Spencer dalam Moeheriono (2009:3),

kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan

dengan efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar

individu yang memiliki hubungan kausal dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif,

berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu. Dari kedua

pengertian di atas dapat disimpulkan kompetensi merupakan dasar kemampuan yang

dimiliki setiap orang dalam melakukan tugasnya yang disesuaikan dengan situasi

yang ada.

2.2.1 Komponen Kompetensi

Memiliki SDM adalah keharusan bagi perusahaan. Mengelola sumber daya

manusia berdasarkan kompetensi diyakini bisa lebih menjamin keberhasilan mencapai

tujuan. Sebagian besar perusahaan memakai kompetensi sebagai dasar dalam

memilih orang, mengelola kinerja, pelatihan dan pengembangan serta pemberian

kompensasi. Gambar dibawah ini menunjukkan wilayah kompetensi inti atau

kompetensi murni (core competency) individu yang dimiliki pada setiap orang, yang

terdiri atas: Pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) atau

disebut dengan singkatan KSA.

Pengetahuan Perilaku

Sikap

11
Gambar 1.1

Pengertian kompetensi inti adalah pertemuan atau titik temu KSA antara

pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ada berbagai jenis kompetensi yang sering

ditemukan berpengaruh positif terhadap performansi atau kinerja seseorang,

kemudian dikelompokkan berdasarkan niat atau maksud (intent) yang tercakup pada

tingkat yang paling abstrak, yaitu dasar individu, dan berdasarkan pada perilaku yang

tampak pada permukaan.

Komponen kompetensi menurut Spencer and Spencer (1993) yang di kutip dari

Edy Sutrisno (2009:206) terdapat lima aspek, yaitu:

a. Motives adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir sehingga ia

melakukan tindakan. Misalnya, orang memiliki motivasi berprestasi secara konsisten

mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya dan

bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan

feedback untuk memperbaiki dirinya.

b. Traits, adalah watak yang membuat orang untuk berperilaku atau bagaimana

seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Misalnya, percaya diri, kontrol diri,

stress atau ketabahan.

c. Self concept, adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai di

ukur melalui tes kepada responden untuk mengetahui bagaimana nilai yang dimiliki

seseorang, apa yang menarik bagi seseorang melakukan sesuatu. Misalnya,

seseorang yang dinilai menjadi pimpinan seyogianya memiliki perilaku kepemimpinan

sehingga perlu adanya tes tentang leadership ability.

12
d. Knowledge, adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.

Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Skor atas tes pengetahuan

sering gagal untuk memprediksi kinerja Sumber Daya Manusia karena skor tersebut

tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa seharusnya dilakukan

dalam pekerjaan. Tes pengetahuan mengukur kemampuan peserta tes untuk memilih

jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat

melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.

e. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik

ataupun mental. Misalnya seorang desk relationship officer harus memiliki

kemampuan dalam berkomunikasi dan berpikir analitis. Komponen kompetensi yang

motif, karakter pribadi, dan konsep diri dapat meramalkan suatu perilaku tertentu yang

pada akhirnya akan muncul sebagai prestasi kerja.

2.2.2. Faktor Factor Yang Mempengaruhi Kompetensi

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi kecakapan

kompetensi seseorang (Wibowo, 2010), yaitu sebagai berikut:

1. Keyakinan dan Nilai-nilai

Keyakinan terhadap diri maupun terhadap orang lain akan sangat

memengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak

kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara

baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu.

2. Keterampilan

Keterampilan memainkan peranan di berbagai kompetensi. Berbicara

di depan umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari,

dipraktikkan, dan diperbaiki. Keterampilan menulis juga dapat

diperbaiki dengan instruksi, praktik dan umpan balik.

13
3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman

mengorganisasi orang, komunikasi di hadapan kelompok,

menyelesaikan masalah, dan sebagainya. Orang yang tidak pernah

berhubungan dengan organisasi besar dan kompleks tidak mungkin

mengembangkan kecerdasan organisasional untuk memahami

dinamika kekuasaan dan pengaruh dalam lingkungan tersebut.

4. Karakteristik Kepribadian

Dalam kepribadian termasuk banyak faktor yang di antaranya sulit

untuk berubah. Akan tetapi, kepribadian bukannya sesuatu yang tidak

dapat berubah. Kenyataannya, kepribadian seseorang dapat berubah

sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan

dan lingkungan sekitarnya.

5. Motivasi

Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah.

Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan

bawahan, memberikan pengakuan dan perhatian individual dari

atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi

seseorang bawahan.

6. Isu Emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi.

Takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau

tidak menjadi bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan

inisiatif. Perasaan tentang kewenangan dapat mempengaruhi

kemampuan komunikasi dan menyelesaikan konflik dengan manajer.

Orang mungkin mengalami kesulitan mendengarkan orang lain

14
apabila mereka tidak merasa didengar.

7. Kemampuan Intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran

konseptual dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki melalui

setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah tentu faktor

seperti pengalaman dapat meningkatkan kecakapan dalam

kompetensi ini.

8. Budaya Organisasi

Budaya organisasi memengaruhi kompetensi sumber daya manusia

dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan mempertimbangkan siapa

di antara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat

keahliannya tentang kompetensi.

b. Semua penghargaan mengomunikasikan pada pekerja bagaimana

organisasi menghargai kompetensi.

c. Praktik pengambilan keputusan memengaruhi kompetensi dalam

memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain.

d. Filosofi organisasi-misi, visi dan nilai-nilai berhubungan dengan

semua kompetensi.

e. Kebiasaan dan prosedur memberi informasi kepada pekerja

tentang berapa banyak kompetensi yang diharapkan.

f. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan mengomunikasikan

pada pekerja tentang pentingnya kompetensi tentang

pembangunan berkelanjutan.

g. Proses organisasional yang mengembangkan pemimpin secara

langsung memengaruhi kompetensi kepemimpinan.

15
2.3 Kinerja Karyawan

Kaswan (2011 : 68) Kinerja adalah kemampuan karyawan untuk melakukan

pekerjaan mungkin di tingkatkan dengan menekankan pada kelebihannya dan

pemahaman terhadap perubahan-perubahan apa yang dibutuhkan. Kinerja dalam

suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia dalam organisasi,

baik unsur pimpinan maupun pekerja. Banyak sekali faktor yang dapat memengaruhi

sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Terdapat faktor yang berasal

dari dalam diri sumber daya manusia maupun dari luar dirinya.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,

2011). Kinerja adalah Hasil pekerjaan yang dicapai seseorang

berdasarkan persyaratan pekerjaaan (Bangun, 2012).

Kinerja pegawai merupakan hasil kerja seorang pegawai selama periode

tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau

sasaran/kriteria yang ditentukan dan disepakati bersama. Kinerja pegawai dipengaruhi

oleh beberapa factor diantaranya keterampilan, motivasi, dukungan yang diterima,

keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, imbalan atau insentif serta hubungan

mereka dengan organisasi yang dapat memicu para pegawai untuk bekerja dengan

baik sesuai dengan pekerjaannya. Oleh karena itu, kinerja pegawai merupakan suatu

hal yang sangat penting dalam upaya organisasi untuk mencapai tujuannya.

Moeheriono (2014 : 68)

Rivai (2004 : 63), Penilaian kinerja merupakan suatu proses manajemen, dan

bukan sebuah rencana yang dipikirkan oleh departemen SDM untuk para penyedia

dalam memberikan persetujuan yang secara langsung menyangkut departemen itu,

16
dan menghasilkan format lengkap yang disimpan di dalam kumpulan dokumen

penting karyawan dan kemudian dilupakan.

Handoko (2018 : 135) mengatakan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3

kriteria, yaitu :

a) Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya target dan

ukurannya spesifik serta dapat diukur.

b) Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang berkaitan

dengan pekerjaan.

c) penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan kualitas

pekerjaan, kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan

keterampilan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan, integritas

pribadi serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaiakan tugas.

Menurut Sopiah dan Sangadji (2018 : 351) bahwa ada enam indikator untuk

mengukur kinerja individu (karyawan), yaitu :

1) Kualitas

Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan

pegawai. Dengan adanya kualitas kerja yang baik dapat menghindari tingkat

kesalahan dalam penyelesaian suatupekerjaan serta produktivitas kerja yang

dihasilkan dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi.

2) Kuantitas

17
Merupakan jumlah yang dihasilkan dan dinyatakan dalam istilah yang akan
digunakan seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Kuantitas
kerja menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam satu waktu
sehingga efisiensi dan efektivitas dapat terlaksana sesuai dengan tjuan organisasi.

3) Ketepatan Waktu

Merupakan tingkat aktivitas yang diselesaiakan pada awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordianasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain.

4) Efektivitas

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan
buku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil daari setiap unit dalam pengguanaan
sumber daya.

5) kemandirian

Merupakan tingkat seoarang pegawai yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi
kerjanya.

6) Komitmen Kerja

Merupakan suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan
tanggung jawab pegawai terhadap kantor.

2.4. Sistem Teknologi Bank BTN

2.4.1 Sejarah Bank BTN

Sejarah berdirinya Bank Tabungan Negara di mulai pada tahun 1897 lebihtepatnya

pada tanggal 18 Oktober 1897 berdasarkan koninklijk Bersluit No. 1V disana di tegaskan

bahwa di Hindia Belanda didirikan postpaar bank yang berpusatdi Batavia. Postpaar bank

telah membuka kantor cabang antara tahun 1928 sampai dengan tahun 1934, empat kantor

kantor cabang pertama yang didirikan diIndonesia antara lain di Huruf besar pada tahun 1928,

Surabaya pada tahun 1931,Jakarta dan Medan pada tahun 1934, Pada tahun 1934 mulai

Gandeng pula sebagai mesin-mesin akuntansi dan pengenalan Sertifikat Current Account.

18
Pada tahun 1945 kekuasaan Besar diambil alih oleh jepang dan hal ini

sangatberpengaruh bagi dunia perbankan saat itu sebab postpaar bank di bekukan dandiganti

dengan Tyokin Kyoku tepatnya pada tanggal 1 April 1942 Dengan diproklamasikannya

kemerdekaan Indonesia tahun 1945 akhirnya Tyokin Kyoku diambil alih oleh bangsa

Indonesia dan diganti menjadi besar(KTP), atas prakarsa bapak S. Darmosoetanto, yang

sekaligus menjabat sebagaidirektur pertama kantoran tabungan pos. bank ini sangat berperan

dalam transaksipertukaran mata uang jepang dengan “Oeang Republik Indonesia” (ORI).

Akantetapi pada agresi militer belanda II pada tanggal 19 desember 1948 kantortabungan pos

beserta cabang-cabangnya tidak dapat beroperasi (nonaktif).Tanggal 27 Desember 1949 di

tetapkan Bapak S. Darmosoetanto sebagai pribumi pertama yang menduduki jabatan sebagai

direktur Bank Tabungan Negaradan merupakan salah satu titik baru bangkitnya kelompok

pribumi dalam dunia perbankan di Indonesia. Dasar penilaian yang mengilhami untuk di

tetapkannya tanggal 9 februari 1950 sebagai hari lahirnya Bank Tabungan Negara melalui

ketetapan Direksi No. 05/DIR/BIDIR/1993 tanggal 27 September 1993.Pada tahun 1974,

pemerintah menetapkan kebijakan pembangunan untuk masyarakat menengah kebawah.

Untuk menunjang berhasilnya kebijakan tersebut ,BTN ditunjuk sebagai wadah pembiayaan

Kredit Pemilihan Rumah (KPR)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. B/49/MK/IV/ 1974tanggal 29

Januari 1974. Sejak resmi tahun 1950 sampai sekarang BTN telah menggeluti bidangnya

selama 48 tahun. Sebagai rentetan diberlakukannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan,

untuk hukum BTN berubah menjadi perusahaan perseorangan atauyang lebih dikenal dengan

sebutan PT. Bank Tabungan Negara (persero)

2.4.2. Implementasi dan Implikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Bank BTN

Alasan utama penerapan SIM di Bank BTN adalah untuk mengefisienkan waktu(percepatan

proses operasional dan manajerial), dana (mengurangi biaya dengan sistemkertas/manual),

dan menekankan pada sisi kepraktisan dalam menjalankan usaha untukmenghimpun dan

menyalurkan dana kepada masyarakat (nasabahnya). Bank BTN menggunakan Sistem

Informasi Manajemen sejak tahun 2001. Sebelum penggunaan SIM (sistem manual), Bank
19
BTN mengoperasikan perusahaannya dengan menggunakansistem Fe-pro. Namun sekarang

mereka sudah memakai sistem XCL. Selain karena alasan waktu, dana, dan sisi kepraktisan

menggunakan SIM, pihak Bank BTN juga menyadari bahwa sudah banyak pesaingnya dalam

bidang perbankan yang menggunakan aplikasi SIM ini.

Namun demikian, ada konsekuensi dari pengembangan SIM di Bank BTN,yaitu

adanya down-sizing atau pengurangan pegawai (walaupun sedikit jumlahnya) karenasebagian

tugas sudah digantikan oleh aplikasi mesin komputer. Dalam menerapkan SIM,pihak

manajemen Bank BTN bekerjasama dengan vendor untuk mengembangkanaplikasi SIM yang

cocoknya dengan usahanya seperti vendor dari negara India, Malaysiadan Singapura

(contohnya: Perusahaan Civerlic) untuk membuat aplikasi yang cocokdengan kebutuhannya.

Pihak asing tersebut/vendor/ekstrernal bekerjasama dengan timTI internal di Bank BTN untuk

menghasilkan aplikasi SIM terbaik. Adapun prosedur daripembelian aplikasi TI tersebut

adalah melalui lelang dan presentasi. Jika dahulu merekamenggunakan IFS, maka sejak

tahun 2001 pihak Bank BTN menggunakan SIBS (Silverlake Integrated Banking System) yang

berhubungan dengan sistem kredit. Untukmeningkatkan kapasitas Sistem Informasi-nya,

maka pihak Bank BTN melalukan upgrade software setiap saat.

Pada tahun 2005, Bank BTN kembali melakukan penyempurnaan (upgrade) system

Teknologi Informasi (TI)-nya terhadap aplikasi Silverlake Integrated Banking System( SIBS),

antara lain dengan meningkatkan kapasitas mesin IBM sehingga dapat mendukung

kebutuhan volume operasinya. Selain itu, terdapat pula penambahan system pendukung

lainnya dalam pengembangan berbagai fitur produk layanan untuk menghadapi persaingan

perbankan yang semakin ketat. Bank BTN telah mempergunakan dukungan teknologi tersebut

dengan maksimal untuk mengembangan berbagai fitur dan jaringan. Buktinya adalah dengan

beroperasinya Bank BTN Syariah,kerjasama dengan PT Pos Indonesia dengan dijalankannya

sistem layanan onlineTabungan e-Batara untuk memudahkan layanan terhadap masyarakat

dengan cakupanyang semakin luas.Selain, itu pengembangan aplikasi TI yang dilakukan oleh

bank BTN tahun 2011 untuk mempercepat produk bisnis, seperti Voip (Voice over Internet

Protocol : Percakapansuara jarak jauh dengan menggunakan internet, seperti Voip Billing
20
dalam perbankan),HCIS (Human Capital Information System), Interface RTGS Outward (Real

Time GrossSettlement merupakan sistem transfer dana elektronik antar Peserta dalam mata

uangrupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara

individual),Single Sign On, dan pemantapan aplikasi Intercity Clearing (adalah Jasa

penagihan warkat /cek/bilyet giro valuta rupiah) bank di luar wilayah kliring dengan cepat

sehingganasabah dapat menerima dana hasil tagihan cek atau bilyet giro tersebut pada

keesokanharinya).Khusus untuk sistem kredit, aplikasi TI atau SIM yang dikembangkan oleh

Bank BTN adalah Bentuk Sistem “e-Loan” adalah dengan cara menstandarisasi proses

dokumentasi KPR Perseoran yang bertujuan untuk mengurangi ruanglingkup

kebijakanpetugas KPR dan standarisasi analisa kredit di semua cabang. Sedangkan “e-Coll”

adalah otomatisasi proses penagihan sehingga akan meningkatkan efektivitas penagihan dan

memastikan bahwa rekening nasabah yang membutuhkan perhatian khusus akan

diperhatikan dan dipantai secara aktif.

 ECS terbukti memberi manfaat di antaranya yaitu lebih memudahkan, lebih praktisdan

dengan biaya yang lebih kecil serta tidak dibatasi ruang dan waktu, maka semakinbanyak

company ataupun perusahaan-perusahaan yang menggunkan sistem ini. BTNmerupakan

salah satu perusahaan yang menggunakan ECS untuk menjalin komunikasi antar karyawan,

karyawan dengan atasan, antar pejabat teras BTN, BTN dengan pencari informasi (non

debitur dan kreditur), BTN dengan kreditur maupun debitur, antar BTN (BTN di line bawah),

BTN dengan bank lainnya, maupun BTN dengan pemerintah.Tools pertama yaitu Electronik

Collaboration Tools, penggunaannya ada tiga jenis yaitu intranet, ekstranet dan internet,

intranet menggunakan email dan instan messaginguntuk hubungan antar karyawan atau

pejabat BTN, ekstranet juga dengan email dan instan messaging untuk berhubungan antara

BTN dengan para stake holdernya, sedangkan web publishing  dipergunakan oleh BTN untuk

mempublikasikan informasiumum mengenai BTN kepada khalayak luas dan dapat diakses

oleh siapapun yangmencari info tentang BTN, seperti penerimaan pegawai, lokasi ATM

terdekat, lokasi BTN terdekat dan lain sebagainya. Pada kategori ini BTN menggunakan

internet. Untuk komunikasi antar divisi di BTN, mereka memakai sistem server to

21
server  (LAN: Local Area Network) dan jaringan telepon yang provider -nya adalah TELKOM

dan vendor lainnya.

2.5. Penelitian Terdahulu

Nama Judul Penelitian Analisis Hasil Penelitian


Hasil penelitian dapat
Desak Made Pengaruh Analisis disimpulkan sebagai
berikut: 1) terdapat
Arisuniarti (2016) Teknologi Informasi Deskriptif hubungan yang positif
dan signifikan antara
dan Sistem Teknologi Informasi
dengan Kinerja
Informasi Karyawan di
Universitas
Manajemen Warmadewa, bahwa
peningkatan
Terpadu Terhadap penggunaan dan
efektivitas teknologi
Kinerja Karyawan informasi akan
meningkatkan Kinerja
Di Lingkungan Karyawan. 2) terdapat
hubungan yang positif
Universitas dan signifikan antara
Sistem Informasi
Warmadewa Manajemen Terpadu
dengan Kinerja
Karyawan di
Universitas
Warmadewa, bahwa
peningkatan
penggunaan Sistem
Informasi Manajemen
Terpadu akan
meningkatkan Kinerja
Karyawan. 3) terdapat
hubungan yang positif
dan signifikan antara
Teknologi Informasi
bersama dengan
Sistem Informasi
Manajemen Terpadu
dengan Kinerja
Karyawan di
Univeristas
Warmadewa, bahwa
peningkatan Teknologi
Informasi bersama
dengan Sistem
22
Informasi Manajemen
Terpadu akan
meningkatkan Kinerja
Karyawan.

Analisis Hasil penelitian dapat


Mukhammad Hilmi Pengaruh Deskriptif, disimpulkan sebagai
Analisis berikut: 1) Variabel
Muzakki (2016) Penggunaan Inferensial, dan bebas mempunyai
Regresi Linier pengaruh yang
Teknologi Informasi Berganda signifikan terhadap
Kinerja Karyawan
Terhadap Kinerja secara simultan dan
parsial. Kedua variabel
Karyawan (Studi bebas tersebut yang
paling dominan
pada Karyawan pengaruhnya terhadap
Kinerja Karyawan
PT.TELKOM Pusat adalah Kemanfaatan
Penggunaan TI karena
Divisi Regional V memiliki nilai koefisien
beta dan t hitung paling
Surabaya) besar. 2) Dari hasil
regresi linier berganda
dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap variabel
terikat yaitu kinerja
karyawan yaitu
sebesar 52,8%.
Sedangka sisanya
sebesar 47,2%
merupakan variabel
lain yang dapat
mempengaruhi kinerja
karyawan. Variabel lain
yang dapat
mempengaruhi kinerja
karyawan diantaranya
yaitu kemampuan
(ability) dan motivasi
dari karyawan.

Yeni Pariyatin (2015) Pengaruh Analisis Jalur Secara simultan

Penerapan Penerapan Teknologi

Teknologi Informasi Informasi, berpengaruh

23
Terhadap Kualitas secara signifikan

Pelayanan Di terhadap Kualitas

Kampung Pelayanan dengan nilai

Sampireun Resort determinasi sebesar

dan Spa 56,29% dan sisanya

43,71% dipengaruhi

oleh variabel lain yang

tidak diteliti, sedangkan

secara parsial

Penerapan Teknologi

Informasi memiliki

pengaruh signifikan

terhadap Kualitas

Pelayanan dengan nilai

determinasi sebesar

4,31% dan sisanya

95,69% dipengaruhi

oleh variabel lain yang

tidak diteliti.

24
BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Pemikiran

Sistem Informasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang

Makassar merupakan suatu sistem yang berfungsi menunjang operasional perbankan.

Perkembangan persaingan di dunia perbankan akan mengakibatkan meningkatnya

permintaan nasabah akan sebuah Bank yang aman, memiliki pelayanan yang

baik, ramah, dan cepat dalam proses. Oleh karena itu Bank akan mengadaptasi

teknologi informasi.

25
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai salah satu bank yang

terkemuka, terpercaya, dan unggul dalam layanan dan kinerja akan terus

mengembangkan suatu sistem teknologi dan informasi yang canggih untuk

memberikan pelayanan, efektivitas organisasi, pengawasan sereta pengambilan

keputusan. Oleh karena itu, karyawan semakin dituntut memperlihatkan kinerja yang

maksimal untuk mencapai visi dan misi Bank BTN.

26
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis

penelitiannya adalah survei dengan menggunakan metode deskriptif

analitis. Data dikumpulkan melalui wawancara dan pengisian kusioner.

Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh

pemanfaatan teknologi informasi dan budaya kerja terhadap kompetensi

dalam meningkatkan kinerja.

27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di PT. Bank Tabungan

Negara (Persero) Tbk Cabang Makassar Jalan Kajaolalido No. 6 Makassar.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan selama melakukan penelitian kurang lebih 2 bulan lamanya

dimulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Juli tahun 2021

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh penulis melalui

observasi dan wawancara secara langsung kepada pegawai. Metode

pengumpulan data penelitian yang telah dilakukan penulis adalah :

1. Wawancara, metode ini dilakukan melalui cara penulis mengajukan

pertanyaan secara lisan kepada pegawai yang mengurus tentang

sumber daya manusia yang bekerja di perusahaan. Melalui metode

wawancara yang dilakukan penulis mendapatkan gambaran umum

perusahaan dan bagaimana teknologi informasi, budaya kerja,

kompetensi dan kinerja pegawai pada perusahaan.

2. Observasi, metode ini dilakukan penulis dengan cara melakukan

penelitian dan praktik kerja lapangan pada tempat yang akan dijadikan

penelitian penulis. Data yang dapat diperoleh dari observasi ini adalah

data internal, seperti data kinerja pegawai dan jumlah pegawai di

perusahaan.

Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah


28
skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur

pendapat seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,

penulisan pengaruh kuantitatif menggunakan pertanyaan dan skor

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skala Likert Pernyataan Responden

Pilihan Jawaban Nilai


Sangat Tidak 1

Setuju (STS)
Tidak Setuju (TS) 2
Kurang Setuju (KS) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
Sumber: Sugiyono (2012)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek

atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015).

Definisi operasional variabel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

Definisi Skala
Variabel Operasion Dimesi Indikator Pengukura
al Variabel Variabel n
Faktor Sosial
Pemanfaatan TI Faktor Affect
untuk mendukung Faktor
Pemanfa Kesesuaian
kegiatan
atan Pemanfaa Tugas Skala
perusahaan serta
Teknolog tan Faktor Jangka Likert
pemahaman Panjang

29
Faktor yang
Menfasilitasi

i
tentang apa dan
Informasi
bagaimana TI
digunakan pada Pengetah pengetahuan
Sikap, uan tentang
pengetahuan, dan pekerjaan yang
Kompeten keterampilan diberikan Skala
instansi
si pegawai yang Ketrampi Kemampuan Likert
berkaitan dengan an dalam
kinerja pegawai menyelesaikan
dalam pekerjaan
pelaksanaan Sikap Inisiatif
tugasnya. Kerja
Hasil kerja Kuantitas jumlah
pegawai secara aktivitas
yang
kuantitas, dihasilkan
kualititas dan Kualitas kesempurnaan
ketepatan waktu tugas
Kinerja Ketepat Persepsi Skala
yang dicapai oleh
an terhadap Likert
seseorang
pegawai di dalam Waktu suatu aktivitas
melaksanakan yang
tugas sesuai diselesaikan
dengan tanggung
jawab yang
diberikan untuk
mencapai tujuan
Organisasi
Sumber: Peneliti (2021)

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Untuk populasi dalam penelitian ini

ditujukan kepada seluruh karyawan di PT Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk Cabang Makassar. Teknik sampling adalah merupakan

teknik pengambilan sampel. Untuk teknik sampling yang digunakan dalam


30
penelitian ini adalah dengan cara simple random sampling (probability

sampling). Simple random sampling adalah teknik penentuan sampel yang

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2011).

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Jadi untuk sampel yang harus diambil dari populasi harus

benar benar mewakili (Sugiyono, 2011). Jumlah sampel yang akan

dijadikan responden dalam penelitian ini akan ditentukan dengan

menggunakan rumus Slovin (Paramita, 2015), sebagai berikut:

𝑁
𝑛 =
1 + 𝑁(𝑒)2

Keterangan

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

e : Tingkat kesalahan pengambilan sampel (10%)

31
155
n=
1 + 155(10%)2

155
n=
1 + 155.0,1

n=

32
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka jumlah sampel yang

akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah sebanyak orang

responden.

3.6 Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis

kuantitatif. Teknik analisis ini dilakukan terhadap data yang diperoleh dari

hasil jawaban kuesioner dan digunakan untuk menganalisis data yang

berbentuk angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik. Data

tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan

menggunakan tabel-tabel tertentu untuk memudahkan dalam

menganalisis, dengan bantuan program SPPS.

Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis jalur (path

analysis) dengan bantuan SPSS. Analisis jalur merupakan teknik analisis

statistik yang merupakan pengembangan dari analisa regresi berganda.

M (Kompetensi) = β Pemanfaatan Teknologi Informasi + βBudaya Kerja +

e1 (Persamaan Struktural 1)

Y (Kinerja) = βPemanfaatan Teknologi Informasi + βBudaya Kerja

+ βKEPUASAN + e1 (Persamaan Struktural 2)

33
3.7. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Ghozali, 2018). Suatu kuesioner bisa dikatakan valid

atau tidak valid berdasarkan kreteria (Rahmawati, 2016), sebagai berikut:

i. Apabila suatu nilai signifikan < 0,05 dengan (α 5%) maka kuesioner

dapat dikatakan valid.

ii. Apabila suatu nilai signifikan > 0,05 dengan (α 5%) maka kuesioner

dapat dikatakan tidak valid.

3.7.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi dari suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dapat dinyatakan reliabel jika jawaban yang

diberikan oleh responden bersifat konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Ghozali, 2018). Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan

menggunakan dua cara meliputi:

a. Repeated measure atau pengukuran ulang

Pada pengukuran ulang ini dimana responden akan diberikan

pertanyaan yang sama namun pada waktu yang berbeda yang

bertujuan apakah responden tersebut tetap konsisten dengan

jawabannya atau tidak.

b. One shot atau pengukuran sekali

Disini pengukuran dilakukan hanya sekali kemudian hasil dari setiap

34
pertanyaan dibandingkan yang bertujuan untuk mengukur korelasi

jawaban.

Untuk mengukur reliabilitas dapat menggunakan uji statistik Cronbach Alpha

35
(α), sehingga bisa diketahui suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika

nilai dari Cronbach Alpha > 0,70, dan sebaliknya jika nilai Cronbach

Alpha dari suatu variabel < 0,70 maka variabel tersebut dinyatakan tidak

reliabel (Ghozali, 2018).

Tabel 3.3
Pedoman untuk interprestasi terhadap koefisien korelasi

Interval Tingkat
Koefisien Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2012)

3.8 Uji Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang

digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi

linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error yang berdistribusi normal.

Model regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi

normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian

secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of

Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS. Menurut Singgih

Santoso (2012:293) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan

berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:

1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah

tidak normal.
36
3.8.2. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik semestinya tidak tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Cara mendeteksi ada tidaknya Multikolonieritas yaitu dengan cara

memperhatikan angka Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas

adalah nilai tolerance kurang dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF lebih

dari 0,10 (Ghozali, 2018).

37
3.9 Path Analysis (Analisis Jalur)

Analisis jalur (path analysis) adalah penggunaan analisis regresi untuk

menaksir hubungan kausalitas antar variabel (mode casual) yang telah

ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2018). Analisis jalur sendiri

tidak menentukan hubungan sebab-akibat dan juga tidak dapat digunakan

sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel.

Hubungan kausalitas antar variabel telah dibentuk dengan model berdasarkan

landasan teoritis. Apa yang dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan

pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk

mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.

38
39

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, hamdi.2019.Sistem Informasi Manajemen.Depok:PT Raja Grafindo


Persada

Azhar, susanto. 2008. Sistem Informasi Manajemen.Bandung:Linggar Jaya.

Dr.H.Chamdan Purnama, S.E., M.M. 2006.Sistem Informasi


Manajemen.Mojokerto:Insna Global

Faiz. 2005. Global Sytem for Mobile Communication (GSM).

Handoko. 2018. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi Revisi.
Yogyakarta:Penerbit BPEE

Humdiana dan Indrayani, 2006. Sistem Informasi Manajemen Obsesi


Mengoptimalkan Informasi Dalam Bisnis.Yogyakarta:Graha Ilmu

James, A Hall. 2001.Sistem Informasi Akuntansi Edisi Ketiga.Jakarta:Penerbit


Salemba Empat

Kaswan. 2011.Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM.


Bandung:Alfabeta
Kenneth, C.L dan Jane, P.L. 2008.Sistem Informasi Manajemen Mengelola
Perusahaan Digital Edisi 10.Jakarta:Salemba Empat

Michael, Porter, E dalam Chandam Purnama (2016). Strategi Bersaing Teknik


Menganalisis Industri dan Pesaing.Jakarta:Erlangga

Moeheriono. 2014. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi Edisi Revisi.


Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk


Perusahaan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Sopiah dan Sangaji. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik Edisi
Pertama.Yogyakarta:Andi Offset

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja.Jakarta:Rajawali Pers

40

Anda mungkin juga menyukai