Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Korupsi berasal dari Bahasa Latin, corruptio. Kata ini sendiri memiliki kata
kerja corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, atau menyogok.
Menurut Andi Hamzah dalam bukunya “Pemberantasan Korupsi,” dari Bahasa Latin itulah
kemudian turun ke banyak bahasa di Eropa, seperti Bahasa Inggris yaitu corruption, corrupt;
Bahasa Prancis yaitu corruption; dan Bahasa Belanda yaitu corruptie, korruptie. Dapat
disimpulkan bahwa korupsi adalah tindakan memperkaya diri sendiri atau mengutamakan
kepentingan pribadi. Tindakan korupsi dapat merugikan banyak pihak, baik masyarakat
maupun negara. Oleh karena itu, korupsi harus diberantas Agar kita terhindar dari tindakan
korupsi, baiknya kita mengetahui jenis-jenis tindak pidana korupsi. Seperti yang tercantum
pada UU Nomor 31 Tahun 1999, terdapat 30 bentuk/jenis korupsi yang tersebar dalam 13
pasal. https://itjen.pu.go.id/single_kolom/74
Persoalan korupsi di Negara Indonesia terbilang sudah membudidaya. Beragam upaya
dari para lembaga telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hal itu belum juga
berhasil sampai saat ini. Keberadaan lembaga – lembaga yang mengurus korupsi belum
memiliki dampak yang menakutkan bagi para koruptor dan masih lemahnya penegakan
hukum di Indonesia. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup
rakyat yang dip[impin oleh para pejabat yang terbukti melakukan tindakan korupsi.

b. Rumusan Masalah
1. Upaya – upaya dalam pemberantasan korupsi?
2. Tantangan pancasila dalam upaya pemberantaan korupsi?
3. Apa saja gerakan untuk mencegah korupsi..?
4. Instrumen nasional seperti apa untuk pencegahan korupsi?

BAB 2
d. Gerakan Kerjasama dan Instrumen Nasional Pencegahan Korupsi
Gerakan anti korupsi oleh lembaga – lembaga Negara merupakan cerminan
tanggungjawab untuk memberantas korupsi dalam pemerintah. Sedangkan gerakan
antikorupsi oleh masyarakat menunjukkan kesadaran untuk memilih peran sesuai dengan
bidang dalam kompretensi dan lingkungan tertentu. Pada umumnya, gerakan antikorupsi
dilakukan berbasis kerjasama agar lebih efektif dan lebih luas manfaatnya.
1. Pemerintah
Dalam beberapa tahun terakhir, semangat birokrasi guna mewujudkan tatakelola pemerintahan
yang bersih ditandai dengan semakin intensnya upaya lembaga - lembaga pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah untuk melakukan perbaikan sistem dan penguatan integritas sumber
daya manusianya. Lembaga tersebut menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam
melaksanakan berbagai program antikorupsi.
Salah satu gerakan antikorupsi dalam sektor publik yaitu Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM). Instruksi presiden no. 12 tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
dikeluarkan dalam rangka memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan
mengacu pada nilai integritas, etos kerja dan gotong royong.

Anda mungkin juga menyukai