Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“ Peristiwa Di Eropa Yang Berpengaruh Terhadap Kehidupan Umat


Manusia ”

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
Nama : AVELYN CHANDRA
Kelas : XI IPS 1
MATA PELAJARAN : SEJARAH INDONESIA
GURU BIDANG STUDI : SULIS RATNA AYU, S. Pd

SMAN 1 BENGKALIS
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas guru pada mata pelajaran Sejarah di
Sekolah SMAN 1 Bengkalis. Makalah ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis
miliki. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Dan tidak lupa juga penulis berterima kasih sebesar – besarnya kepada Ibu Sulis
Ratna Ayu, S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan – kekurangan dan jauh dari apa yang guru penulis harapkan. Untuk itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kita semua maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata – kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

30 Oktober 2021
Penulis makalah.

2
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. PERISTIWA – PERISTIWA PENTING DI EROPA...............................................5
B. MERKANTILISME.....................................................................................................5
C. RENAISANS..................................................................................................................7
D. REFORMASI GEREJA.............................................................................................10
4.1. LATAR BELAKANG TERJADI REFORMASI GEREJA............................11
4.2. TOKOH REFORMASI GEREJA......................................................................12
4.3. PROSES TERJADINYA REFORMASI GEREJA..........................................15
4.4. DAMPAK REFORMASI GEREJA...................................................................16
E. REVOLUSI INDUSTRI.............................................................................................17
5.1. Lahirnya Revolusi Industri.................................................................................18
5.2. Tahap Revolusi Industri......................................................................................18
5.3. Dampak – Dampak Revolusi Industri...............................................................19
5.4. Pengaruh Revolusi Industri di Indonesia..........................................................20
BAB III PENUTUP.................................................................................................................21
1. KESIMPULAN............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam tulisan ini, akan mendeskripsikan tentang berbagai permasalahan yang
menjadi ruang lingkup kajian mengenai latar belakang beberapa perubahan atau
peristiwa penting di daratan Eropa, dengan peristiwa itu mendorong bangsa-bangsa
Barat melakukan  kolonialisme dan imperialisme terhadap wilayah-wilayah yang
diklaim sebagai miliknya. Dimakalah ini juga akan mendeskripsikan apa itu
merkantilisme, renaissance, reformasi gereja dan reformasi di Eropa pada saat itu.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana terjadinya peristiwa besar di Eropa?
2. Apa saja perubahan – perubahan di Eropa membawa pengaruh terhadap dunia
timur?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja peristiwa besar di Eropa.
2. Untuk mengetahui perubahan – perubahan dunia barat akibat dari peristiwa
Eropa.
3. Untuk mengetahui bagaimana peristiwa di Eropa yang berpengaruh terhadap
kehidupan umat manusia

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERISTIWA – PERISTIWA PENTING DI EROPA


 Untuk memperjelas mengenai perkembangan Sejarah Eropa, berikut ini dapat
dilihat Sejarah Eropa secara kronologis (sesuai urutan waktu).
a) Jaman Yunani klasik
b) Jaman Romawi klasik
kedua jaman ini sering disebut Jaman Eropa Kuno (klasik).
c) Jaman (abad) pertengahan.
d) Jaman peralihan (transisi) dari abad pertengahan ke modern ditandai lahirnya
gerakan Renaissance, Reformasi, terbentuknya negara nasional dan
merkantilisme.
e) Jaman Baru (modern) diawali dengan Revolusi Perancis.

Di Eropa terjadi beberapa peristiwa – peristiwa penting yang mana hal tersebut
berdampak pada negara Indonesia. Peristiwa tersebut antara lain adalah Merkantilisme,
Renaissance, Reformasi Gereja, Revolusi Industri.

B. MERKANTILISME

Lukisan bergambar pelabuhan Perancis dari tahun 1638,


saat merkantilisme mencapai puncaknya.

5
Merkantilisme adalah praktik dan teori ekonomi, yang dominan di Eropa abad 16
ke abad ke-18, yang dipromosikan lewat peraturan ekonomi pemerintahan suatu negara untuk
tujuan menambah kekuasaan negara dengan mengorbankan kekuatan nasional saingannya. Ini
adalah mitra dari politik ekonomi absolutisme atau monarki absolut. Merkantilisme termasuk
kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan untuk mengumpulkan cadangan moneter melalui
keseimbangan perdagangan positif, terutama barang jadi. Secara historis, kebijakan tersebut
sering menyebabkan perang dan juga termotivasi untuk melakukan ekspansi kolonial. Teori
merkantilis bervariasi dalam penerapannya terkini dari satu penulis ke yang penulis lain dan
telah berkembang dari waktu ke waktu. Tarif tinggi, terutama pada barang-barang
manufaktur, merupakan fitur yang hampir universal dari kebijakan merkantilis. Kebijakan
lainnya termasuk:
 menciptakan koloni di luar negeri;
 melarang daerah koloni untuk melakukan perdagangan dengan negara-negara lain;
 memonopoli pasar dengan port pokok;
 melarang ekspor emas dan perak, bahkan untuk alat pembayaran;
 melarang perdagangan untuk dibawa dalam kapal asing;
 subsidi ekspor;
 mempromosikan manufaktur melalui penelitian atau subsidi langsung;
 membatasi upah;
 memaksimalkan penggunaan sumber daya dalam negeri; dan
 membatasi konsumsi domestik melalui hambatan non-tarif untuk perdagangan.
Atau dapat dikatakan suatu teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan
suatu negara hanya ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara
yang bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global teramat sangat penting.
Aset ekonomi atau modal negara dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital
(mineral berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang dimiliki oleh negara dan
modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan mencegah
(sebisanya) impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.
Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu negara harus mencapai tujuan ini
dengan melakukan perlindungan terhadap perekonomiannya, dengan mendorong ekspor
(dengan banyak insentif) dan mengurangi impor (biasanya dengan pemberlakuan tarif yang
besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan
dengan sistem ekonomi merkantilisme.

6
Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada
awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era di mana kesadaran bernegara sudah
mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu negara dalam
mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem kapitalisme mulai
lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong
terjadinya banyak peperangan dikalangan negara Eropa dan era imperialisme Eropa akhirnya
dimulai. Sistem ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring
dengan munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya The
Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang notabene saat itu
adalah negara industri terbesar di dunia.
Istilah "sistem dagang" digunakan oleh kritikus terkemuka, Adam Smith, tetapi
"merkantilisme" telah digunakan sebelumnya oleh Mirabeau.
Sementara banyak negara menerapkan teori ini, satu contoh adalah Prancis,
ekonomi negara paling penting di Eropa pada saat itu. Raja Louis XIV dari Prancis mengikuti
bimbingan Jean Baptiste Colbert, umumnya pengendalian keuangan (1662-1683). Ditetapkan
bahwa negara harus memerintah di bidang ekonomi seperti yang terjadi di diplomatik, dan
bahwa kepentingan negara seperti yang diidentifikasi oleh raja yang unggul dari pedagang
dan orang lain. Tujuan dari kebijakan ekonomi merkantilis adalah untuk membangun negara,
terutama di usia perang gencarnya, dan negara harus mencari cara untuk memperkuat
ekonomi dan melemahkan musuh asing.

C. RENAISANS

Perguruan Athena (1509–1511), Rafael

7
Zaman Renaisans (bahasa Inggris: Renaissance) adalah sebuah gerakan
budaya yang berkembang pada periode kira – kira dari abad ke-14 sampai abad ke – 17,
dimulai di Italia pada Abad Pertengahan Akhir dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa.
Meskipun pemakaian kertas dan penemuan barang metal mempercepat penyebaran ide-
idenya dari abad ke – 15 dan seterusnya, perubahan Renaissans tidak terjadi secara bersama
maupun dapat dirasakan di seluruh Eropa.
Sesudah mengalami masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh
ajaran Kristiani, orang – orang kini mencari orientasi dan inspirasi baru sebagai alternatif dari
kebudayaan Yunani – Romawi sebagai satu – satunya kebudayaan lain yang mereka kenal
dengan baik. Kebudayaan klasik ini dipuja dan dijadikan model serta dasar bagi seluruh
peradaban manusia.
Dalam dunia politik, budaya Renaissance berkontribusi dalam pengembangan
konvensi diplomasi, dan dalam ilmu peningkatan ketergantungan pada sebuah observasi.
Sejarawan sering berargumen bahwa transformasi intelektual ini adalah jembatan antara
Abad Pertengahan dan sejarah modern. Meskipun Renaissance dipenuhi revolusi terjadi di
banyak kegiatan intelektual, serta pergolakan sosial dan politik, Renasaince mungkin paling
dikenal karena perkembangan artistik dan kontribusi dari polimatik seperti Leonardo da
Vinci dan Michelangelo, yang terinspirasi dengan istilah "manusia Renaissance".
Ada konsensus bahwa Renaissance dimulai di Florence, Italia, pada abad ke-
14. Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan asal – usulnya dan karakteristik,
berfokus pada berbagai faktor termasuk kekhasan sosial dan kemasyarakatan dari Florence
pada beberapa waktu; struktur politik; perlindungan keluarga dominan, Wangsa Medici, dan
migrasi sarjana Yunani dan terjemahan teks ke bahasa Italia setelah Kejatuhan
Konstantinopel di tangan Turki Utsmani.
Kata Renaissance, yang terjemahan literal dari bahasa Perancis ke dalam bahasa
Inggris adalah "Rebirth" (atau dalam bahasa Indonesia "Kelahiran kembali"), pertama kali
digunakan dan didefinisikan oleh sejarawan Perancis Jules Michelet pada tahun 1855 dalam
karyanya, Histoire de France. Kata Renaissance juga telah diperluas untuk gerakan sejarah
dan budaya lainnya, seperti Carolingian Renaissance dan Renaissance dari abad ke-12.
Renaissance adalah sebuah gerakan budaya yang sangat mempengaruhi kehidupan intelektual
Eropa pada periode modern awal. Mulai di Italia, dan menyebar ke seluruh Eropa pada abad
ke-16, pengaruhnya dirasakan dalam sastra, filsafat, seni, musik, politik, ilmu
pengetahuan, agama, dan aspek lain dari penyelidikan intelektual. Sarjana Renaissance

8
menggunakan metode humanis dalam penelitian, dan mencari realisme dan emosi manusia
dalam seni.
Humanis Renaissance seperti Poggio Bracciolini mencari di perpustakaan biara
Eropa sastra, sejarah, dan berpidato teks Latin dari Antiquity, sedangkan Kejatuhan
Konstantinopel (1453) menghasilkan gelombang imigran sarjana Yunani membawa naskah
berharga di Yunani kuno, banyak dari naskah tersebut yang jatuh ke dalam ketidakjelasan
ketika di Barat. Hal ini dalam fokus baru mereka pada teks – teks sastra dan sejarah dari
sarjana Renaissance yang perbedaanya begitu nyata dari para sarjana abad pertengahan
Renaissance dari abad ke-12, yang difokuskan pada mempelajari karya – karya Yunani dan
ilmu alam Arab, filsafat dan matematika, bukan pada seperti teks kultural.
Dalam kebangkitan neo-Platonisme Renaissance humanis tidak menolak Kristen;
justru sebaliknya, banyak karya terbesar Renaissance yang dikhususkan untuk itu, dan Gereja
dilindungi banyak karya seni Renaissance. Namun, pergeseran halus berlangsung dengan cara
yang intelektual mendekati agama yang tercermin dalam banyak bidang kehidupan
budaya. Selain itu, banyak karya-karya Yunani Kristen, termasuk Yunani Perjanjian Baru,
dibawa kembali dari Byzantium ke Eropa Barat dan melibatkan sarjana Barat untuk pertama
kalinya sejak akhir jaman. Keterlibatan baru ini dengan karya-karya Yunani Kristen, dan
terutama kembali ke Yunani asli dari Perjanjian Baru dipromosikan oleh humanis Lorenzo
Valla dan Erasmus, akan membantu membuka jalan bagi Reformasi Protestan.
Setelah kembali pada artistik pertama yang klasisisme, telah dicontohkan dalam
patung Nicola Pisano, pelukis Florentine dipimpin oleh Masaccio berusaha untuk
menggambarkan bentuk manusia secara realistis, mengembangkan teknik untuk membuat
perspektif dan cahaya lebih alami. Filsuf politik, yang paling terkenal adalah Niccolò
Machiavelli, berusaha menggambarkan kehidupan politik seperti yang benar adanya, itu
adalah untuk memahami secara rasional. Sebuah kontribusi penting untuk Renaissance Italia
humanisme Pico della Mirandola yang menulis teks terkenal "De hominis Dignitate" (Orasi
pada Martabat Manusia, 1486), yang terdiri dari serangkaian tesis tentang filsafat, alam pikir,
iman dan sihir dipertahankan terhadap setiap lawan atas dasar alasan. Selain mempelajari
bahasa Latin klasik dan Yunani, penulis Renaissance juga mulai semakin menggunakan
bahasa daerah; dikombinasikan dengan pengenalan pada pencetakan, hal ini akan
memungkinkan lebih banyak orang yang mengakses buku, terutama Alkitab.
Dalam semua, Renaissance dapat dipandang sebagai upaya secara intelektual
untuk belajar dan meningkatkan bentuk sekuler dan duniawi, baik melalui kebangkitan ide
dari jaman dahulu, dan melalui pendekatan baru untuk berpikir. Beberapa ahli,
9
seperti Rodney Stark, mengurangi Renaissance dalam mendukung inovasi sebelumnya di
negara kota Italia di Abad Pertengahan Tinggi, yang berkombinasi dengan pemerintah yang
responsif, Kristen dan kelahiran kapitalisme. Analisis ini berpendapat bahwa, sedangkan
negara-negara besar Eropa (Perancis dan Spanyol) adalah pemerintahan yang monarki
absolut, dan lain-lain berada di bawah kontrol langsung Gereja, republik-republik kota
mandiri Italia mengambil alih prinsip-prinsip kapitalisme yang bisa ditemukan di perkebunan
monastik dan memicu revolusi komersial yang luas belum pernah terjadi sebelumnya yang
mendahului dan membiayai Renaissance.
Latar belakang terjadinya Renaissance adalah kebudayaan Yunanni-Romawi
adalah kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani,
misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-menerus memahami
lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi
mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia). Kesustraan Yunani, misalnya kisah tentang
Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus, menceritakan tentang keberanian manusia
menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan dan pengalaman baru. Arsitektur ala
Yunani-Romawi mencerminkan kemampuan manusia dalam menciptakan harmoni dari
aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.
Selain itu, kemampuan bangsa Romawi dalam bidang teknik dan kemampuan
berorganisasi pantas mendapatkan acungan jempol. Semua ini jelas menunjukkan bahwa
kebudayaan Yunani-Romawi memberikan tempat utama bagi manusia dalam kosmos. Suatu
pandangan yang biasa disebut dengan ''Humanisme Klasik''.

D. REFORMASI GEREJA

Martin Luther di Sidang Worms, tempat ia menolak untuk menarik kembali karya-karyanya yang
dipandang sesat oleh Gereja Katolik (lukisan dari Anton von Werner, 1877, Staatsgalerie Stuttgart).

10
Reformasi gereja merupakan sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupan yang
didominasi oleh otokrasi gereja yang menyimpang. Reformasi gereja adalah sebuah upaya
perbaikan dan kembali pada ajaran gereja yang lurus, gerakan reformasi berupa sikap kritis
terhadap penyimpangan – penyimpangan yang dilakukan oleh pihak Gereja Katoliik pada
waktu itu terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (disebutsurat aflat).
Latar belakang terjadinya reformasi gereja ini muncul atau terjadi di Jerman. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya reformasi gereja di Jerman yaitu, sekitar abad 15-16 Jerman
masih merupakan negara agraris yang terbelakang dibandingkan negara – negara Eropa
lainnya, kuatnya pengaruh katolisme yang bersifat konservatif di Jerman, banyaknya
penjualan surat – surat pengampunan dosa di Jerman melebihi negara – negara Eropa lainnya,
sebagian besar rakyat Jerman yang berprofersi sebagai petani yang merupakan kelompok
sosial yang paling menderita akibat kekuasaan katolisme salah satunya dengan adanya pajak
– pajak yang sangat memberatkan rakyat.

4.1. LATAR BELAKANG TERJADI REFORMASI GEREJA


a) Banyaknya penyimpangan keagamaan diantaranya yaitu:
 Dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja
agar mereka memperoleh kedudukan sosial keagamaaan yang tinggi.
 Paus sebagai bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya
dengan wanita seperti Alexander VI yang memiliki 8 anak haram dari hasil
hubungannya dengan wanita simapannya.
 Penjualan surat – surat pengampunan dosa (indulgencies).
 Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan
terhadap benda – benda keramat atau tokoh – tokoh suci yang nantinya
akan menimbulkan takhayul dan mitologisasi yang tidak masuk akal,
seperti para pastor yang semata – mata merupakan manusia yang memiliki
sifat yang samadengan yang lainnya menganggap dirinya keramat.
b) Korupsi atas nama Negara.
c) Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawan local.
d) Kebangkitan nasionalisme di Eropa.
e) Perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium Roma.

11
4.2. TOKOH REFORMASI GEREJA
1. MARTIN LUTHER (1483 – 1546)
Awal gerakan reformasi gereja Protestan terjadi di Jerman dengan tokoh
utamanya Martin Luther. Menurut Burns dan Ralph dalam Suhelmi,Ahmad 2001:149-150.
Ada beberapa faktor yang menyebabakan revormasi gereja terjadi di Jerman, yakni:
1.  Jerman yang sekitar abad XV-XVI masih merupakan negara agraris atau negara yang
masih terbelakang jika dibandingkan dengan negara – negar Eropa lainnya. Sektor
Industri perdagangan dan manafaktur belum berkembang seperti di Inggris dan Italia.
Dan Katolisisme yang konservatif paling kuat ada di Negara ini. Penyembahan
terhadap tokoh ataupun benda – benda keramat dianggap kepercayaan yang wajib di
yakini. Penjualan surat – surat pengampunan dosa paling banyak dijual di Jerman
melebihi negara – negara lainnya di Eropa.
2. Rakyat Jerman pada saat itu sebagian besar adalah masyarakat petani yang merupakan
kelompok sosial yang paling menderita akibat adanya kekuasaan gereja katolisisme.
Pajak – pajak yang memberatkan, urusan kepemilikan tanah yang dipersulit oleh pihak
gereja, harta kekayaan yang sering diambil oleh pihak geraja tanpa alasan yang jelas.
Faktor – faktor tersebut belum berdampak serius untuk munculnya Gerakan reformasi,
tetapi faktor fundamental yang memicu munculnya gerakan reformasi adalah pada saat
itu jerman berada dalam fase transisi ekonomi, dimana jerman sedang
berusaha berpindah dari masyarakat Feodal ke masyarakat ekonomi frofit (menuju
masyarkat kapitalis). Fase transisi ini, sebagaimana di negara – negara lain, merupakan
fase kritis dan rawan. Gerakan – gerakan sosial, keagamaan atau pun politik akan
mudah terjadi hanya karena dimulai oleh kerusuhan – kerusuhan kecil.

Dalam keadaan seperti itu, munculah sosok Martin Luther yang mempelopori
keharusan adanya pembaharuan keagamaan. Ia mencetuskan gerakan Reformasi Protestan di
Jerman dengan melakukan berbagai protes sosial-keagamaaan kepada kekuasaan Paus.
Melihat berbagai penyimpangan keagaman di Negerinya (Jerman) ia bergerak untuk
memprotesnya. Puncaknya ketika Paus menjual surat – surat pengampunan dosa di luar batas.
Gerakan Reformasi Luther dimulai ketika ia membacakan 99 pernyataan protes terhadap
gereja dan lembaga kepeusan yang menjual surat – surat pengampunan dosa itu.Martin
Luther menilai penjualan surat – surat itu bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus.
Pembelia surat – surat itu tidak boleh dipaksakan, harus didasarkan atas kesukarelaan.
Berbuat kebajikan seperti memberi makan fakir miskin dan meminjamkan uang kepada yang

12
membutuhkan jauh lebih utama dari membeli surat – surat pengampunan dosa. Gereja atau
pemuka agama tidak memiliki hak memberikan pengampunan dosa. Hanya Tuhan, atas dasar
kepercayaan dan amal soleh individu, yang berhak memberikan pengampunan dosa. Inilah
yang dinamakan doktrin Justification by Faith.
Atas dasar keyakinannya pula Martin Luther menentang doktrin sakramen suci
gereja, pastor sebagai mediator antara manusia dengan Tuhan, penyembahan benda dan tokoh
keramat, karena menimbulkan kepercayaan – kepercayaan yang tidak logis. Ia beranggapan
bahwa, sakramen hanyalah berguna untuk membantu keimanan tetapi sama sekali bukan alat
untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan. Mitos keajaiban pastor ditentangnya
karena akan mengakibatkan terjadinya manipulasi dan pembodohan manusia.
Menurut Luther, apabila manusia ingin selamat ia harus melakukan perbuatan
– perbuatan baik yang dianjurkan tuhan, banyak bertobat (langsung) kepada tuhan tanpa
melalui pelantara pastor. Keselamatan bisa diraih manusia apabila ia bisa mengenyahkan
nafsunya, seperti nafsu serakah, nafsu tamak dan mementingkan diri sendiri. Dalam
tulisannya, ON Christian Liberty (Suhelmi, Ahmad 2001:151), Luther menegaskan bila
seorang memiliki keimanan pasti ia akan melakukan perbuatan – perbuatan baik.
Doktrin keimanan dan berbuat baik ini merupakan wacana yang telah
mendesakralisasi lembaga imamat. Doktrin – doktrin Martin Luther ini meruntuhkan mitos –
mitos kesucian yang berada dibalik kekuasaan gereja dan Lembaga – Lembaga imamat.
Luther beranggapan ia telah melakukan Debunking (meminjam istilah Peter Berger), atau
penelanjangan mitos – mitos sosial dan keagamaan yang melekat pada individu atau lembaga,
sehingga nampak sosoknya yang asli.
Desakralisasi itu menimbulkan tuntutan agar manusia dianggap sama dihadapan
tuhan, sehingga tidaklah ada kelebihan pastor dibandingkan dengan masyarakat biasa
melainkan karena amal perbuatannya.dan pengikut Luther pun menolak hirarki kependetaan.
Selain itu, Luther juga menolak tradisi keagamaan yang sudah berlangsung
ratusan tahun lamanya, yakni hak istimewa pastor dalam membacakan dan menafsirkan kitab
suci. Menurutnya siapa pun pengikut Kristus, bukan hanya kaum pendeta saja, berhak
membaca dan menafsirkan Alkitab. Alkitab harus terbuka bagi semua orang agar isi
kebenarannya diketahui semua orang, tidak terbatas kaum pendeta saja. Sehingga tidak
terjadi monopoli kebenaran oleh segelintir pemuk agama. Dan protes ini berdampak luas,
kebenaran agama kemudian menjadi bersifat interpretable dan multi-interpretasi. Pastor dan
pemuka agama bukan satu-satunya penafsir kebenaran.

13
Dan dengan adanya protes tersebut, lebih jauh lagi para pengikut Luther
menterjemahkan Alkitab yang tadinya berbahasa Latin menjadi bahasa Jerman, dan
mengahpuskan bahasa latin sebagai bahasa Alkitab. Dengan demikian bangsa Jermana akan
secara langsung membaca dan menafsirkan Alkitab.
Luther juga telah mengoyahkan sendi-sendi monastisisme katolik yakni dengan
menganjurkan perkawinan bagi para pastor. Karena ia menyadari banyaknya tindakan tidak
terpuji menyangkut hubungan dengan wanita bagi para pastor. Perkawinan menurutnya
bukanlah suatu dosadan merupakan tuntutan biologis yang patut dipenuhi. Dan meneknkan
bahwa perkawinan itu penting. Tokoh Reformasi ini juga tidak setuju dengan prinsip
monastisisme yang menghendaki pastor hidup terpencil, jauh dari hiruk pikuk demi untuk
menyucikan diri. Kehidupan ekslusif seperti itu bukalah cara yang tepat untuk mensucikan
diri dan mencari jalan keselamatan. Kemudian Luther menawarkan gagasan worldly
ascetism (aksetisme duniawi).
Bukan hanya itu saja, Luther mengkritik dan menentang doktrin politik gereja
katolik Roma. Misalnya menentang doktrin kekuasaan universal Paus, menurutnya kekuasaan
paus tidak universal karena paus juga harus mengakui kekuasan para pangeran atau penguasa
sekuler suatu negra memiliki prinsip-prinsip kenegaraan yang berdasarkan nasionalisme. Ia
juga menuntut dibedakannya otoritas politik dan otoritas agama, paus dituntut agar mematuhi
dan mangakui otoritas politik penguasa negra dan tidak mencampur-adukannya dengan
otoritas agama. Karena gagasannya itu, Luther memperoleh dukungan politis dari kalangan
penguasa dan bangsawan. Tuntutan-tuntutan Martin Luther ini terdapat dalam 95 dalil Luther
yang ia pakukan atau tancapkan di pintu gereja sebagai tanda protesnya.

2. JOHANNES CALVIN (1509 – 1564)


John Calvin merupakan tokoh penting lainnya dalam gerakan reformasi gereja
Protestan. Sebagaimana Luther, Calvin juga telah meletakan dasar-dasar teologis, filosofis
dan intelektual yang kokoh bagi keberhasilan gerakan reformasi Protestan di Eropa. Bedanya
adalah pemikiran Calvin lebih radikal di bandingkan Luther. Luther dianggap agak
konservatif. Calvinisme sangat berpengaruh terhadap perjalanan sejarah Erop modern. Ia
merupakan salah satu fondasi doktrinal terpenting kemajuan peradaban kapitalis Eropa di
Abad modern.
Tokoh gerakan ini lahir di Noyon, Picardy, Prancis, 1509. Calvin belajar di
Universitas Paris dan mendalami kajian hukum di Orlens, tempat dimana ia maat dipengaruhi
oleh para pengikut Luther. Kemudian pada tahun 1541 ia mulai aktif sebagai penginjil.
14
Pemikiran Celvin yang kemudian menjadi basis teologis terpenting
Protestantisme adalah adanya gagasan tentang takdir (predestination). Takdir manusia
menurut Calvin telah ditentukan oleh Tuhan. Siapa pun tidak bisa mengubahnya, bahkan
pastor sekalipun. Manusia yang selamat atau celaka di dunia mana pun di akhirat kelak
memang telah ditulis nasibnya demikian. Nasib manusia sepenuhnya ditentukan oleh ibadah
dan Tuhan. Ia tidak lebih hanya wayang dalam kehidupannya di dunia ini dan tuhanlah yang
menjadi dalangnya.
Doktrin Calvin ini memiliki kesamaan dengan konsep takdir Agustinus yang
memiliki dasar bahwa semua manusia berdosa akibat kejatuhan dan dosa adam. Jadi dalam
Calvinisme dibenarkan adanya ”dosa warisan”. Menurut doktrin ini semua manusia telah
terkutuk semenjak dilahirkan, namun menurutnya manusia bisa selamat seandainya ia
memperoleh rahmat Tuhan (Grace of God). Untuk itu manusia dituntut untuk selalu berbuat
amal kebajikan, hidup mulia demi keagungan Tuhan.
Manusia juga harus melawan hawa nafsunya, tetapi caranya bukan dengan
menjadi biarawan atau biarawati, tetapi ujian keselamatan menurut Calvin selalu ada dalam
aktivitas sehari-hari, maka manusia harus selalu dituntut memiliki kemampuan untuk
menghadapi ujian hidup setiap saat. Hal ini ia rumuskan dalam ajaran tentang asetisme
duniawi (Suhelmi,2001:157-158).
Seperti halnya Luther, Calvin pun anti sakramen suci. Doktrin anti sakramen
Calvin menurut Weber dalam Suhelmi,2001:158 lebih jauh memperkuat semangat
individualisme. Manusia bisa langsung berhadapan dengan tuhan tanpa pelantaraaan gereja
ataupun pemuka agama.
Sehingga dari beberapa ajaran Calvin maupun Luther terdapat beberapa
persamaan terutama tentang doktrin asketisme duniawi, anti sakramen suci dan monastisisme.
Hal itu menunjukan bahwa pengaruh Luther sangat besar terhadap ajaran Calvin.

4.3. PROSES TERJADINYA REFORMASI GEREJA


Awal terjadinya reformasi gereja ini muncul atau terjadi di Jerman. Banyak faktor
yang menyebabkan terjadinya reformasi gereja di Jerman yaitu, sekitar abad 15-16 Jerman
masih merupakan negara agraris yang terbelakang dibandingkan negara-negara Eropa
lainnya, kuatnya pengaruh katolisme yang bersifat konservatif di Jerman, banyaknya
penjualan surat-surat pengampunan dosa di Jerman melebihi negara-negara Eropa lainnya,
sebagian besar rakyat Jerman yang berprofersi sebagai petani yang merupakan kelompok

15
sosial yang paling menderita akibat kekuasaan katolisme salh satunya dengan adanya pajak-
pajak yang sangat memberatkan rakyat.
Selain itu juga faktor yang paling mendasari terjadinya reformasi di Jerman
adanya fase transisi ekonomi di Jerman dimana pada waktu itu terjadi proses perubahan dari
masyarakat feodal menuju masyarakat ekonomi profit atau menuju masyarakat kapitalis. Dari
sinilah muncul satu tokoh yaitu Marthin Luther yang dari pemikiran-pemikirannya itu
kemudian terlahir sebuah reformasi gereja yang nantnya tidak hanya berkembang di Jerman
melainkan meluas ke wilayah-wilayah Eropa lainnya.
Adapun pemikiran-pemikiran dari Marthin Luther dalam melakukan protes
terhadap kekuasaan Gereja Khatolik Roma yaitu:
 Penolakan Luther terhadap surat-surat pengampunan doa yang dikeluarkan oleh Paus
karena menurutnya gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak untuk memberikan
pengampunan dosa. Tuhan-lah yang memberikan pengampunan itu didasarkan kepada
kepercayaan dan amal sholeh individu selama hidup.
 Menurut Luther sakramen hanya digunakan untuk membantu keimanan tetapi bukan
sama sekali alat untuk mencapai rahmat Tuhan dan jalan keselamatan.

4.4. DAMPAK REFORMASI GEREJA


Dampak dari adanya Gerakan Reformasi Protestan dibawah Luther dan Calvin
adalah: pertama, dampak sosial dan politikterhadap Eropa dan negara-negara Barat pada
umumnya. Reformasi ini menimbulkan Western Christendom sehingga munculnya negara-
negara nasional kecil tanpa memiliki pusat kekuasaan atau gembala politik seperti lembaga
Kepausan Roma. Menumbuhkan benih-benih demokratisasi politik, kesadaran individual
akan pentingnya hak-hak politik, kebebasan individu. Sehingga menjadi dasar timbulnya
gerakan-gerakan demokratisasi yang dan anti kekuasaan totaliter dan keberanian rakyat untuk
selalu melakukan kontrol terhadap kekuasaan.
Tetapi dengan adanya gerakan reformasi Protestan ini juga lahirnya kekuasaan
absolut di Eropa. Banyaknya pertikaian antara Calvinisme dengan katolik, peperangan
saudara dan penghancuran karya-karya seni, patung, lukisan yang berbau katolisisme.
Reformasi juga haris bertanggung jawab atas terjadinya pembantaian massal dalam peristiwa
berdarah pada malam St. Bartholomeus. Di Belanda pun terjadi pemberontakan petani yang
menolak membayar pajak dan akhirnya oleh pangeran Philip mereka semua dibantai. Dan
pengikut Protestan dianggap pengkhianat dan selama enam tahun terjadi teror dan
pembunuhan terhadap kaum protestan.

16
Kedua, Reformasi juga mengakibatkan terbelahnya agama Kristen menjadi sekte-
sekte kecil; Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Meskipun
ditunjau dari segi doktrin-doktrin fundamentalnya sekte-sekte itu tidak memiliki prinsip yang
berbeda, tetapi timbulnya hal tersebut menyebabkan keretakan serius dalam agama kristen.
Akibat adanya sekte-sekte ini, Eropa terbelah secara keagamaan; Jerman Utara dan negara-
negara Skandinavia (Swedia dan Norwegia), menganut Lutheranisme; Skotlandia, Belanda,
Switzerland dan Prancis menganut Calvinisme dan negara-negara Eropa lainnya seperti
Spanyol dan Italia menganut katolisisme (Ortodoks)

E. REVOLUSI INDUSTRI
Sejarahnya Eropa mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dimana
perkembangan tersebut dialami hampir seluruh benua Eropa. Perkembangan yang dialami
oleh Bangsa Eropa bisa dikatakan melingkupi seluruh kehidupan. Perubahan yang dialami
dalam hal ini dinamakan Revolusi Industri,
  Revolusi dapat diartikan sebagai perubahan cepat yang dialami oleh manusia.
Orang yang dianggap sebagai peletak dasar Revolusi Industri yaitu James Waat. James Waat
dengan menemukan kapal uap mampu menjadi orang penting dan hebat.

Sebuah mesin uap. Penggunaan mesin uap, yang menyebabkan meningkatnya


penggunaan batubara turut mendorong terjadinya Revolusi Industri di Inggris dan di
seluruh dunia.

17
Revolusi Industri adalah sebuah ungkapan yang digunakan untuk menamai
perubahan dan perkembangan pesat yang awalnya terjadi di Inggris setelah ditemukannya
mesin uap. Revolusi ini mengubah cara hidup banyak orang, terutama yang tinggal di
perkotaan dan wilayah-wilayah industri. Kemajuan teknologi mengakibatkan tenaga untuk
menggerakkan mesin yang semula masih menggunakan tangan menjadi penggunaan mesin
yang digerakkan oleh tenaga uap.
5.1. Lahirnya Revolusi Industri
Revolusi Industri terjadi pada pertengahan abad ke-18. Awalnya didahului oleh
Revolusi Agraria. Ada dua tahap Revolusi Agraria yaitu:
1. Revolusi Agraria I adalah tahapan terjadinya perubahan penggunaan tanah yang
semula hanya untuk pertanian menjadi usaha pertanian, perkebunan, dan
peternakan yang terpadu.
2. Revolusi Agraria II adalah tahap dimana mengubah cara mengerjakan tanah yang
semula tradisional dengan penggunaan mesin – mesin atau mekanisasi.
Revolusi Industri terjadi di Inggris karena sebab-sebab berikut.
 Inggris memiliki cukup bahan dasar untuk industri, seperti wol, batu bara,
dan kapas yang diperoleh dari tanah jajahan.
 Bangsa Inggris rajin mengadakan penyelidikan terhadap ilmu alam
sehingga banyak  penemuan baru. Hal ini didukung dengan didirikannya
lembaga ilmiah Royal Society for Improving Natural Knowledge pada
tahun 1662.
 Adanya kemajuan pesat dalam pelayaran yang membawa kemajuan
perdagangan Inggris.
 Inggris memiliki cukup modal untuk memajukan industrinya.
 Inggris memiliki kongsi dagang EIC yang merupakan alat kemajuan bagi
perdagangan negara.

5.2. Tahap Revolusi Industri


Revolusi Industri terdiri dari tiga tahap, yaitu:
 Revolusi Industri I ditandai dengan masih dipergunakannya teknik kuno,
yaitu penggunaan uap untuk menggerakkan mesin yang berbahan bakar
kayu atau batu bara. Revolusi tahap pertama terjadi di Inggris pada abad ke-
18.

18
 Revolusi Industri II ditandai dengan penggunaan teknik baru berupa mesin
bermotor yang berbahan bakar listrik atau bensin. Revolusi tahap kedua ini
terjadi di Amerika Serikat dan Jerman pada abad ke-19.
 Revolusi Industri III ditandai dengan penggunaan teknik kimia – hayati
berbahan bakar atom atau nuklir. Revolusi tahap ketiga ini terjadi di
Amerika Serikat dan Uni Soviet pada abad ke-20
Revolusi Industri mendorong peningkatan penggunan mesin – mesin sehingga
terjadi efisiensi dalam produksi batu bara, besi, dan baja. Perkembangan ini ditunjang
oleh adanya pembangunan jalan kereta api, alat transportasi, dan pengembangan sistem
perbankan serta perkreditan.

5.3. Dampak – Dampak Revolusi Industri


1. Bidang Ekonomi.
Dampak Revolusi Industri dalam bidang ekonomi adalah munculnya pabrik –
pabrik, lahirnya pengusaha kaya, biaya produksi rendah sehingga harga barang semakin
rendah, upah buruh menjadi rendah, perdagangan dunia semakin maju, tumbuhnya
kapitalisme industri yang berpusat pada perseorangan, dan matinya industri rumah
tangga.
2. Bidang Politik
Dampak Revolusi Industri dalam bidang politik sebagai berikut.
 Munculnya kaum borjuis sebab kemajuan industri melahirkan orang-orang
kaya baru yang merupakan penguasa industri.
 Tumbuhnya demokrasi dan nasionalisme.
 Munculnya imperialisme modern, yaitu upaya mengembangkan
imperialisme yang berlandaskan kekuatan ekonomi, mencari tanah jajahan,
bahan mentah serta mengembangkan pasar bagi industrinya.
 Berkembangnya liberalisme yang awalnya hanya berkembang di Inggris
ketika berlangsung Revolusi Agraria dan Revolusi Industri. Dalam
menentukan kebijakan politik dan ekonomi, partai liberal sangat
berpengaruh.
3. Bidang Sosial.
Akibat berkembangnya industri, pusat pekerjaan berpindah ke kota. Terjadilah
urbanisasi besar – besaran ke kota. Para buruh tani pergi ke kota untuk menjadi buruh

19
pabrik. Kota – kota besar pun menjadi padat dan semakin sesak. Para buruh hidup
berjejal – jejal di tempat tinggal yang kumuh dan kotor. Tidak hanya itu, dalam
pekerjaan, mereka menjadi objek pemerasan majikan. Buruh bekerja rata – rata 12 jam
dalam sehari, namun tetap miskin. Kemiskinan berakibat langsung pada meningkatnya
kejahatan dan ketergantungan pada minuman keras. Dampak lain adalah pengangguran,
wanita dan anak ikut bekerja, dan kurangnya jaminan kesejahteraan.

5.4. Pengaruh Revolusi Industri di Indonesia


Telah disebutkan sebelumnya bahwa Revolusi Industri menimbulkan adanya
imperialisme modern yang bertujuan mencari bahan mentah, tenaga kerja murah, dan
pasar bagi hasil-hasil produksi. Perdagangan bebas melahirkan konsep liberalisme. Hal
ini mengimbas pada negara-negara koloni, seperti juga wilayah-wilayah di Asia yang
menjadi jajahan bangsa Eropa. Termasuk Indonesia.
Ketika Thomas Stamford Raffles, gubernur jenderal dari Inggris, berkuasa di
Indonesia (1811 – 1816), ia berupaya memperkenalkan prinsip-prinsip liberalisme di
Indonesia. Kebijakan yang diberlakukannya, antara lain, memperkenalkan sistem
ekonomi uang, memberlakukan pajak sewa tanah untuk memberi kepastian siapa
pemilik tanah, menghapus penyerahan wajib, menghapus kerja rodi, serta menghapus
perbudakan. Ketika Inggris menyerahkan Indonesia ke tangan Belanda, dibuat
perjanjian bahwa Belanda akan tetap memberlakukan perdagangan bebas. Oleh karena
itu, banyak perusahaan Inggris yang berdiri di Indonesia. Pengaruh Revolusi Industri
juga sampai ke negeri Belanda dan memengaruhi sikap terhadap tanah jajahan. Politik
imperialisme Belanda yang awalnya menggunakan caracara kuno, yaitu pemerasan,
kekerasan, dan eksploitasi kekayaan Indonesia di kemudian hari mendapat protes dari
kaum humanis Belanda yang berpaham liberal. Muncullah politik Etis di Indonesia.
Keuntungan yang diperoleh bangsa Indonesia dari perubahan sikap Belanda tersebut
adalah sebagai berikut.
 Politik Etis memberi kesempatan pada bangsa Indonesia untuk memperoleh edukasi
atau pendidikan sehingga dapat membawa pemikiran yang lebih maju.
 Politik Kolonial Liberal memberi angin kebebasan bagi bangsa Indonesia untuk
berhubungan langsung dengan bangsa-bangsa asing lainnya.

20
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berikut kesimpulan yang bisa penulis sebutkan yaitu:
1. Secara teori, sistem merkantilisme ini memang sangat logis. Setiap Negara
tentu ingin agar nilai ekspornya selalu lebih tinggi daripada nilai impor.
Namun, dalam kenyataannya, sangatlah sulit untuk menerapkan sistem ini jika
tidak didukung dengan kemampuan Negara dan kekayaan alam yang dimiliki
oleh Negara. Jika pada kenyataannya suatu Negara tidak memiliki sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang mumpuni, maka yang akan terjadi
adalah Negara tersebut akan berusaha memenuhi segala kekurangan dirinya
dengan cara mengimpor dari Negara lain. Jika Negara tersebut memaksakan
diri untuk selalu mempunyai surplus neraca perdagangan, maka secara
otomatis harus mengorbankan kebutuhan warganya akan komoditas tertentu.
Tentu saja hal tersebut bukanlah kebijakan yang baik. Maka dari itu, pada
zaman dahulu, demi mendapatkan komoditas alam yang tidak terdapat di
negaranya sendiri, banyak Negara Eropa lantas melakukan politik ekspansi,
alias menjajah Negara lain
2. Renaisans berasal dari bahasa latin renaitre yang terdiri atas dua kata yakni, re
berarti kembali dan naitre berarti lahir. Dengan demikian, renaissance dapat
diterjemahkan sebagai terlahir kembali. Renaissancee berdampak pada
kemajuan dalam berbagai bidang di Eropa.
3. Munculnya reformasi gereja salah satunya adalah keinginan untuk
membebaskan diri dari kepemimpinan paus terhadap kehidupan beragama di
negara Eropa. Adanya penyimpangan dalam praktek jual beli surat pengakuan
dosa juga menjadi pemicu lahirnya reformasi gereja. Reformasi gereja pada
perkembangannya melahirkan agama kristen protestan.
4. Revolusi industri adalah perubahan cara pembuatan barang-barang industri
yang semula dikerjakan dengan tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin.
Saat ini, dunia telah masuk dalam revolusi industry 4.0 dimana otomisasi
mesin menjadi kunci sehingga negara yang menguasai teknologi dengan baik
akan mampu bertahan dan mengikuti perkembangan.

21
DAFTAR PUSTAKA

2. Merkantilisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


3. Renaisans - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
4. Reformasi Protestan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
5. Revolusi Industri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
6. Its Huliya's blog: Tugas Sejarah " Peristiwa di Eropa yang Berpengaruh terhadap
Kehidupan Umat Manusia" Part 2 (huliyatul-jannah.blogspot.com)
7. Peristiwa di Eropa Yang Berpengaruh terhadap Kehidupan Ummat Manusia | History
(sitivivisejarah.blogspot.com)
8. Abdul Hakim, Atang dan Ahmad Saebani, Beni. 2008. Filsafat Umum. Bandung:
Pustaka Setia.
9. Hardiman, Budi. 2011 Pemikiran-Pemikiran yang Membentuk Dunia Modern (Dari
Machiavelli sampai Nietzsche). Jakarta: Erlangga.
10. Surajiyo. 2010. Filsafat Umum dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.

22

Anda mungkin juga menyukai