0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan2 halaman
Penyebab isolasi sosial meliputi faktor predisposisi seperti kegagalan perkembangan yang menyebabkan individu tidak percaya diri, faktor presipitasi seperti berpisah dari orang terdekat, dan faktor psikologi seperti merasa tidak berarti dalam keluarga. Isolasi sosial dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan sosial seseorang, sehingga diperlukan penanganan secara teratur oleh keluarga dengan memenuhi
Penyebab isolasi sosial meliputi faktor predisposisi seperti kegagalan perkembangan yang menyebabkan individu tidak percaya diri, faktor presipitasi seperti berpisah dari orang terdekat, dan faktor psikologi seperti merasa tidak berarti dalam keluarga. Isolasi sosial dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan sosial seseorang, sehingga diperlukan penanganan secara teratur oleh keluarga dengan memenuhi
Penyebab isolasi sosial meliputi faktor predisposisi seperti kegagalan perkembangan yang menyebabkan individu tidak percaya diri, faktor presipitasi seperti berpisah dari orang terdekat, dan faktor psikologi seperti merasa tidak berarti dalam keluarga. Isolasi sosial dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan sosial seseorang, sehingga diperlukan penanganan secara teratur oleh keluarga dengan memenuhi
1. Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan 2. Faktor presipitasi karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal 3. Faktor psikologi seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan
B. Tanda dan gejala
C. Dampak D. Peanganan isolasi sosial di rumah 1. Penuhi kebutuhan sehari-hari Bantu dan perhatikan pemenuhan kebersihan diri, latih kegiatan sehari-hari (makan sendiri) 2. Bantu komunikasi yang teratur Bicara jelas, kontak/bicara yang teratur. Pertahankan kontak mata saat bicara. Lakukan sentuhan akrab, sabar, dan lembut. 3. Libatkan dalam kelompok Beri kesempatan nonton tv, baca koran, sediakan peralatan pribadi (tempat tidur, lemari pakaian),pertemuan keluarga. 4. Keluarga perlu untuk peduli dengan pasien dan jangan ingkar janji 5. Keluarga perlu memberikan semangat dan dorongan untuk dapat melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. 6. Berilah pujian yang wajar jangan mencela kondisi yang sedang dialami. E. Cara berkomunikasi dengan pasien isolasi sosial 1. Ajarkan keluarga untuk melatih klien tentang cara berinteraksi dengan orang lain, dengan mengucapkan salam, menyebutkan nama, nama panggilan yang kita sukai, selanjutnya menyakan nama orang yang diajak berkenalan, berikan pujian jika dapat melakukan hal positif tersebut. (setelah percakapan tersebut lanjutkan dengan percakapan yang menyenangkan seperti hobi, cuaca, danhal menyenagkan lainya). 2. Bila ada kemajuan, tingkatkan jumlah interaksi dengan dua atau lebih orang. Berikan pujian pada setiap interaksi yang dilakukan. 3. Keluarga menyakan dan mendengarkan ekspresi perasaan setelah berinteraksi dengan orang lain, beri motivasi agar tetap berinteraksi dengan orang lain