Anda di halaman 1dari 16

LABORATORIUM BEDAH DAN RADIOLOGI VETERINER

TUGAS JURNAL
ANESTESI
AUDREY FEBIANNYA PUTRI BHASKARA
2009612035
EVALUATION OF TUMESCENT
LOCAL ANESTHESIA IN CATS
UNDERGOING UNILATERAL
MASTECTOMY
MATERI DAN METODE

MATERI
◦ 12 Kucing betina yang sudah dioperasi ovariohisterektomi
◦ Premedikasi: Pethidine
◦ Anestesi: Propofol, Isoflurane, Tumescent Local Anesthesia
(TLA)
◦ Analgesik: Tramadol, Dipyrone, Meloxicam
MATERI DAN METODE
METODE
◦ Semua hewan percobaan diberi premedikasi pethidine
(4 mg/kg) melalu intramuskular
◦ Diberikan anestesi propofol (5mg/kg) melalui intravena
dan isoflurane untuk pemeliharaan anestesi melalui
oksigen.
◦ Larutan TLA (15ml/kg) diberikan secara subkutan
menggunakan Klein cannula pada glandula mammaria.
◦ Variabel fisiologis (Detak jantung, frekuensi nafas, tekanan darah,
suhu, oksigen dalam darah) dicatat selama melakukan tindakan
operasi.
◦ Luka operasi diperiksa dan dipalpasi 24 jam dan 48 jam setelah
operasi untuk pemeriksaan adanya nekrosis, suture dehiscence,
memar, atau seroma.
◦ Diberikan tramadol (2mg/kg), dipyrone (25mg/kg), dan meloxicam
(0.1 mg/kg) secara oral untuk perawatan dirumah.
HASIL DAN KESIMPULAN

◦ HASIL: Konsentrasi Plasma Lidocaine memuncak pada waktu 90


menit setelah injeksi TLA, namun tidak ada konsentrasi yang
dianggap toksik untuk hewan percobaan.

◦ KESIMPULAN: Studi ini menemukan bahwa TLA mencegah respon


simpatis terhadap rangsangan berbahaya selama anestesis dan
memberikan analgesia pasca operas yang menuaskan pada kucing
mastektomi unilateral total, tanpa ada tanda toksisitas yang jelas
ETORPHINE-KETAMINE CONSTANT RATE
INFUSION FOR MAINTENANCE OF
ANESTHEISAIN A COMPROMISED WHITE
RHINOCEROS (CERATOTHERIUM SIMUM)
PRESENTASI KASUS

◦ Subadult rhinoceros bull putih dengan sejarah 6 hari nasal dan


oral regurgitasi makanan dan minuman, tidak nafsu makan, dan
turun berat badan.
◦ Diagnosa: Obstruksi esofagus
◦ Anestesi: Etorphine, Azaperone (IM), Ketamine (Vena Auricularis
dan IV), butorphanol.
◦ Continous rate infusion (CRI) dengan ketamine dan etorphine
diberikan sebanyak 60mL/jam (2 mg etorphine and 400 mg
ketamine didilusi dengan 1,000 mL lacjtate Ringer’s solution
dengan dilusi akhir 2 µg/mL etorphine dan 0.4 mg/mL ketamine).
Flow rate awal menghasilkan dosis etorphine 0.12 g/kg/jam dan
ketamin 24 g/kg/jam.
◦ Komplikasi: hypotension, apnoea, hasil edoskopi cervical esofagus
sudah mengalami rupture dan kerusakan jaringan yang luas
◦ Prognosis: infausta
KESIMPULAN

Penggunaan CRI etorphine-ketamine adalah pilihan untuk


pemeliharaan anestesi intravena pada badak. Namun, penelitian
lanjutan pada hewan diperlukan untuk mengetahui efek anestesi
lebih lanjut.
EVALUATION OF TUMESCENT
ANAESTHESIA AND FENTANYL
ANALGESIA FOR MAMMARY TUMOUR
EXCISION IN DOGS
MATERI DAN METODE
◦ Anjing dengan tumor mammaria (unilateral atau bilateral) dengan ras
berbeda. Berumur 4.5 – 13 tahun dengan BB 10-44 kg,
◦ Premedikasi: glycopyrrolate (0.011 mg/kgBB, SC), acepromazine (0.05
mg/kgBB, IM)
◦ Anestesi: Propofol (5mg/kgBB, IV), Tumescent anestesi, Fentanyl bolus
◦ Komposisi Tumescent solution
-Ringers Lactate solution5 - 250 ml -Adrenaline (1mg/ml) 7 - 0.29 ml
-Lignocaine 2% 6 - 40 ml -Sodium bicarbonate 8.4% - 16 ml
◦ Grup I: diberikan tumescent anestesi dengan multi holed cannula,
setelah anestesi umum, diberikan dengan menginjeksikan larutan
di dareah tumor

◦ Grup II: diberikan fentanyl bolus (2.5 µg/kgBB, IV), setelah anestesi
umum
HASIL
PARAMETER GROUP I GROUP II
Waktu pemulitan pendek panjang
Waktu pengangkatan tumor pendek panjang
Pendarahan sedikit Banyak
Pain score <6 hours 6 hours
KESIMPULAN

◦ Dibandingkan dengan fentanyl bolus, TA tampaknya aman


digunakan untuk kondisi klinis, karena TA tidak menghasilkan
tanda klinis yang merugikan atau toksisitas lignokain;
mempermudah proses operasi karena TA dapat mengurangi
pendarahan dan pengangkatan glandula mammaria dalam waktu
yang lebih pendek tanpa mengganggu proses penyembuhan luka
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai