RAFIDA
RAFIDA
1. Model Tail-flick
Prinsip
Penerapan radiasi termal pada ekor hewan menyebabkan
penarikan ekor dengan gerakan yang kuat dan singkat. Dalam
metode ini waktu yang dibutuhkan oleh tikus menarik ekornya dari
paparan panas dicatat. Biasanya waktu penarikan adalah dalam
waktu 2 sampai 10-an. perpanjangan waktu reaksi ini oleh hewan
terlihat setelah pemberian obat diartikan sebagai tindakan
analgesik. Tidak dianjurkan untuk memperpanjang paparan panas
radiasi melampaui 20-an karena kulit ekor bisa dibakar. Suatu
tahanan panas dimasukkan kedalam alat sehingga dapat
mengontrol intensitas arus yang melalui filamen, yang kemudian
dapat mengontrol intensitas panas radiasi. (Agrahari, 2010; Kiron,
2012; Chogtu, 2013; Milind and yadav, 2013))
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
1) Metode ini sangat efektif untuk skrining morfin
2) Teknik ini sederhana dan tidak memerlukan
keterampilan khusus
3) Hasil percobaan cukup akurat dan tidak memakan
waktu.
4) Variabilitas antar hewan yang rendah selama
pengukuran
Kekurangan:
1) Tanggapan tail-flick rentan terhadap habituasi. Respon
mengibaskan ekor ini tidak konsisten jika dilakukan
stimulasi yang berulang-ulang. Habituasi diamati
dengan pemendekan interval antar stimulus dan
peningkatan intensitas panas.
2) Dari sudut pandang farmakologi tes ini benar-benar
efisien hanya untuk mengungkapkan aktivitas
analgesik opioid (tapi bukan dari agonis opioid
parsial).
3) Tidak disarankan untuk memperpanjang paparan
panas radiasi melampaui 20s karena kulit ekor dapat
dibakar.
Prinsip
Dalam tes ini panas radiasi diterapkan pada kaki yang sudah
meradang oleh injeksi subkutan carrageenin. Peradangan dapat juga
diproduksi oleh paparan sinar ultraviolet. Satu keuntungan dalam tes
ini adalah bahwa panas dipaparkan untuk hewan yang bebas bergerak.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
a) Pengekangan hewan tidak diperlukan untuk
memungkinkan kedua kaki depan dan belakang diuji
secara bersamaan
b) Suhu penarikan kaki ipsilateral dan kontralateral dapat
diukur
Kekurangan:
a) Posisi kaki hewan dapat bervariasi sesuai dengan posisi
hewan
b) Waktu penarikan kaki dan suhu dicatat secara bersamaan
Prinsip
Tikus atau mencit dimasukan ke ruang silinder terbuka dengan
lantai yang terdiri dari pelat logam yang dipanaskan oleh thermode atau
air mendidih. Sebuah pelat dipanaskan sampai suhu konstan sehingga
perilaku atau reaksi tikus terhadap panas dapat diukur yaitu dengan
menjilati kaki dan melompat. Menjilati kaki dipengaruhi hanya oleh
opioid, melompat dipengaruhi oleh analgetik yang kurang kuat seperti
asam asetil salisilat atau parasetamol, terutama ketika suhu plat adalah
50 °C atau kurang atau jika suhu meningkat secara progresif dan linier,
misalnya, 43-52 °C pada 2,5 °C/menit. Spesifisitas dan tes sensitivitas
dapat ditingkatkan dengan mengukur waktu reaksi respon pertama
terlepas dari apakah itu menjilati kaki atau melompat, atau dengan
menurunkan suhu. (Mishra, 2011; Kiron, 2012, Chogtu, 2013).
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
a) Tes cepat dan murah
b) Tes berulang pada hewan yang sama dalam waktu singkat
tanpa menyebabkan cedera pada jaringan
Kekurangan:
a) Rawan pembiasaan hewan naif
b) Lebih rumit daripada tes termal lainnya
Kelebihan:
Pengujian dapat dilakukan tanpa pengekangan hewan, sehingga
memungkinkan studi perilaku spontan dalam kondisi stres minimal dan suhu
dapat dikontrol secara akurat.
Kekurangan:
Posisi cakar hewan dapat sangat bervariasi karena hewan tersebut bebas dari
pengekangan
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC & Hall JE, 2014. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Edisi 12. Penerjemah:
Ermita I, Ibrahim I. Elsevier.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K. 2002 Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan
Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem edisi 6, Penertbit
Buku Kedokteran . Jakarta: EGC
Milind Parle and Yadav Monu. 2013. Laboratory Models for Screening Analgesic.
India: Pharmacology Division. Haryana: Dept.Pharm.Sciences, Guru
Jambheswar Unuversity of Science and Tecnology.
Mishra, A. K., Mishra, A., and Chattopadhyay, P. 2011. Herbal Cosmeceuticals for
Photoprotection from Ultraviolet B Radiation: A Review. Tropical Journal Of
Pharmaceutical Research, 10 (3).
Fish R., Danneman PK., Brown M. 2011. Anesthesia and analgesia in laboratory
animals, 2 ed. Academic Press.
Nishitani, A., Yoshihara, T., Tanakam M., Kuwamura, M. 2019. Muscle weakness
and impaired motor coordination in hyperpolarization-activated cyclic
nucleotide-gated potassium channel 1-deficient rats. J-STAGE, 69(1).