Disusun sebagai laporan akhir kegiatan On the Job Training (OJT) Pada
Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah
Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat
Periode : Oktober s.d. Desember 2021
HAESIH, S.Pd., MM
NIP. 19790831 200701 2 005
Kuningan, 2021
HAESIH, S.Pd., MM
NIP. 19790831 200701 2 005
Kuningan, 2021
HAESIH, S.Pd., MM
NIP. 19790831 200701 2 005
Kuningan, 2021
Disetujui dan disahkan oleh:
Pengajar Diklat
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan tanpa adanya kepala sekolah tidaklah dapat
berjalan, akan tetapi kepala sekolah bukanlah segalanya. Kepala sekolah
bertugas mengkoordinasi, mengawasi memberikan pengarahan terhadap
bawahannya. Oleh karena itu kepala sekolah dituntut memiliki pengetahuan
yang luas terhadap maslah-masalah pendidikan.
Dengan menguasai pengetahuan yang luas tentang pendidikan kepala
sekolah dapat dengan mudah mencapai visi dan misi yang telah di tetapkan.
Kepala Sekolah memiliki peran strategis sebagai manajer di sekolah, ketika
perencanaan pendidikan dikerjakan dan struktur organisasi
persekolahannyapun disusun guna memfasilitasi perwujudan tujuan
pendidikan, serta para anggota organisasi, pegawai atau karyawan dipimpin
dan dimotivasi untuk mensukseskan pencapaian tujuan, tidak dijamin
selamanya bahwa semua kegiatan akan berlangsung sebagaimana yang
direncanakan, dan dikelola dengan baik, di antaranya adalah pengetahuan
tentang manajemen. Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah
menetapkan 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: (1) kepribadian, (2)
manajerial, (3) kewirausahaan, (4) supervisi, dan (5) sosial. Dasar kompetensi
kepribadian ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya, khususnya
dalam melaksanakan program pendidikan nasional, propinsi, dan
kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan dalam bidang
perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus
mampu menunjukkan kinerjanya berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan
program pendidikan.
Kompetensi kepala sekolah yang tertera dalam Permendiknas nomor
13 tahun 2007 menetapkan Dimensi Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
merupakan dimensi kompetensi yang menuntut 16 kompetensi. Jumlah
kompetensi ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan kompetensi
pada dimensi kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi dan sosial.
Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan, menggerakkan,
mengembangkan, dan memberdayakan sumber daya sekolah dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah sangat bergantung kepada
kompetensi manajerial seorang kepala sekolah.
Dalam rangka meningkatkan mutu kepala sekolah/madrasah,
pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No
6 Tahun 2018, tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah
sebagai pengganti Permendiknas nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan
Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Permendikbud No 6 Tahun 2018 ini
memuat sistem penyiapan calon kepala sekolah/ madrasah, proses
pengangkatan kepala sekolah/madrasah, masa tugas, Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB), penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah,
mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah.
Menindaklanjuti Permendiknas Nomor 6 Tahun 2018, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) mengadakan pendidikan dan latihan
calon kepala sekolah. Setelah melalui tahapan seleksi administrasi dan seleksi
akademik. Diklat tersebut dilaksanakan oleh LPPKS melalui kegiatan On The
Job Training 1, In Service Training 1, On the Job Training 2, dan in service 2.
Kegiatan On The Job Training (OJT) penting bagi peserta diklat calon
kepala sekolah karena calon kepala sekolah berangkat dari guru yang dalam
kondisi nyata di lapangan belum memenuhi dan mengetahui tentang kajian
manajerial secara utuh, selama ini para calon kepala sekolah belum pernah
diajak secara khusus oleh kepala sekolah untuk membuat kajian manajerial
tersebut, sehingga kegiatan ojl ini sangat dibutuhkan untuk mempraktikkan
kompetensi yang telah dipelajari selama kegiatan in service 1. Dalam On The
Job Training (OJT) dipraktikkan bagaimana mengkaji Permasalahan
Pembelajaran, Kajian Manajerial, dan pelaksanaan rencana proyrk
kepemimpinan berdasarkan AKPK.
Kegiatan On The Job Training (OJT) dilaksanakan pada 2 sekolah
magang, yaitu pada sekolah tempat calon kepala sekolah bertugas dan sekolah
lain. Kepala sekolah adalah guru yang diserahi tugas tambahan untuk
memimpin dan mengelola sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Sebagai seorang guru, sejatinya kepala sekolah harus menjadi
pendidik yang mampu membina guru-guru di sekolahnya sehingga menjadi
guru kreatif dan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah tidak
hanya dituntut untuk membina guru saja, akan tetapi lebih dari itu, juga
dituntut untuk membina dan mengelola seluruh komponen sekolah lainnya,
seperti tenaga adminstrasi sekolah, tenaga perpustakaan, dan tenaga pembantu
lainnya.
Tuntutan-tuntutan ini, merupakan tugas baru bagi seorang guru yang
diserahi tugas tambahan menjadi kepala sekolah. Disisi lain, tujuan utama
sekolah berupa peningkatan mutu pendidikan hanya dapat diraih jika seluruh
komponen sekolah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-
masing melalui pembinaan dan pengelolaan seorang kepala sekolah yang
profesional.
Banyak sekali tugas yang harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah
yang menuntut profesionalisme tinggi dari pelaksanaan tugasnya. Banyaknya
tugas baru tersebut maka untuk menjadi seorang kepala sekolah yang
profesional tentu tidaklah mudah, diperlukan waktu yang cukup untuk belajar
bagaimana melaksanakan tugas-tugas tersebut.
Pelatihan, pembimbingan dan pembinaan bagi calon kepala sekolah
merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak terkait dalam rangka melahirkan
pemimpin sekolah yang berkualitas, mampu untuk memimpin dan mengelola
sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Permendikbud nomor 6 tahun 2018 tersebut, menjelaskan bahwa
seorang guru yang telah dinyatakan lulus seleksi calon kepala sekolah
diharuskan mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai kegiatan pemberian
pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang bertujuan untuk
menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-
dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan
sosial.
Pendidikan dan pelatihan yang dijalani calon kepala sekolah dalam
kegiatan tatap muka (in servis-1) dalam kurun waktu 70 jam merupakan modal
awal untuk menjalani praktek lapangan On The Job Training (OJT) selama
kurang lebih 3 bulan. Kegiatan On The Job Training (OJT) penting bagi
peserta diklat untuk mempraktekkan kompetensi yang telah dipelajari selama
kegiatan tatap muka. Dalam On The Job Training (OJT) dipraktekkan
bagaimana mengkaji pengelolaan kurikulum sekolah, RKAS/RKJM,
pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga administrasi sekolah, pengelolaan
peserta didik, sarana dan prasarana, pengelolaan pendidikan dan tenaga
kependidikan, pemanfaatan TIK, monitoring dan evaluasi serta program
supervisi akademik.
Laporan ini disusun sebagai tindak lanjut dan pertanggungjawaban
selaku peserta Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) calon kepala sekolah yang
telah melaksanakan On The Job Training (OJT)yang merupakan salah satu
upaya untuk memberikan bekal tambahan berupa pengalaman bekerja sebagai
calon kepala sekolah. On The Job Training (OJT) adalah pembelajaran di
lapangan dalam situasi pekerjaan yang nyata yang dilakukan di 2 (dua)
sekolah, yakni di sekolah sendiri (SD Negeri 2 Japara) dan di sekolah lain (SD
Negeri Citapen).
B. Tujuan
Tujuan kegiatan pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut (On-The Job Training-
2) Diklat CKS ini antara lain:
1. Menyelesaiakan masalah pembelajaran yaitu masalah rendahnya capaian
pengetahuan fakta, konsep, prosedural dan metakonitif pada siswa.
2. Meningkatkan domain kompetensi Calon Kepala Sekolah pada kompetensi
a. Kepribadian
b. Sosial
c. Kewirausahaan
d. Manajerial
e. Supervisi
3. Meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran yang ditunjukkan
dengan peningkatan kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan
dalam mendukung tercapainya student wellbeing.
C. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan terwujud setelah kegiatan pelaksanaan Rencana
Tindak Lanjut (On the Job Training-2) Diklat CKS ini adalah:
1. Terselesaikannya masalah pembelajaran yaitu masalah rendahnya capaian
pengetahuan fakta, konsep, prosedural dan metakonitif pada siswa.
2. Meningkatnya kelima domain kompetensi Calon Kepala Sekolah
khususnya pada kompetensi
a. Kepribadian
b. Sosial
c. Kewirausahaan
d. Manajerial
e. Supervisi
3. Meningkatnya prestasi siswa dalam pembelajaran yang ditunjukkan
dengan peningkatan kompetensi Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan
dalam mendukung tercapainya student wellbeing.
BAB II
PROFIL SEKOLAH
3. Tujuan Pendidikan
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Dasar dalam Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2005 yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan untuk
mengikuti pendidikan lebih lanjut, maka tujuan yang ingin dicapai oleh SDN
2 Japara adalah sebagai berikut :
1) Mengoptimalkan pendidik dan tenaga kependidikan yang lebih
profesional.
2) Tetap tertatanya lingkungan yang harmonis, indah dan lestari sehingga
tetap terjaganya iklim kegiatan sekolah yang kondusif.
3) Terbiasa memiliki kesadaran dan peduli terhadap lingkungan dimanapun
berada.
4) Memiliki sarana dan prasarana pendidikan yan memadai dan relevan
dalam mendukung PBM.
5) Terlaksananya proses pembelajaran yang variatif dan inovatif
Adapun bila dilihat dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di SD Negeri
2 Japara umumnya bekerja sebagai hampir 52% swasta, 20% wiraswasta
sehingga dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian sebagian
masyarakatnya berpenghasilan menengah ke atas.
Pencapaian kinerja berdasarkan 8 standar nasional pendidikan (SNP)
yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan standar penilaian.
Tolak ukur efektivitas implementasi kebijakan tersebut dilihat dari
ketercapaian indikator-indikator mutu penyelenggaraan pendidikan yang telah
ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam delapan (8)
Standar Nasional Pendidikan (SNP). Tidak dipungkiri bahwa upaya strategis
jangka panjang untuk mewujudkannya menuntut satu “Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan” yang dapat membangun kerja sama dan kolaborasi di
antara berbagai institusi terkait dalam satu keterpaduan jaringan kerja
nasional. Dengan kata lain, diperlukan pengembangan sistem penjaminan
mutu pendidikan. Tata kerja yang dibangun mengisyaratkan adanya
serangkaian proses dan prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
melaporkan data mengenai kinerja dan mutu tenaga pendidik dan
kependidikan, program, dan lembaga beserta rekomendasinya.
1. Capaian Standar Kompetensi Lulusan
Pada indicator 1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi
sikap, lulusan hanya terdapat 2 sub-indikator yang kondisi capaiannya
sudah mencapai standar atau optimal, yakni sikap siswa yang
mencerminkan perilaku disiplin dan mencerminkan sikap santun.
Sedangkan sub-indikator lainnya, masih belum mencapai standar/ belum
optimal.’
Pada indicator 1.2. lulusan memiliki kompetensi pada dimensi
pengetahuan, belum optimal
Pada indicator 1.3. lulusan memiliki kompetensi pada dimensi
keterampilan secara keseluruhan belum optimal
Sebagian kecil peserta didik telah menunjukkan prestasi belajar
yang lebih baik, namun tidak konsisten. SD Negeri 2 Japara belum
merumuskan dan mengupayakan target belajar yang bisa dicapai bagi
semua peserta didik agar mereka bisa berhasil.
c. Monev
Calon kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi untuk
mengetahui perkembangan dari hasil kegiatan untuk mencapai indikator
keberhasilan dalam pengembangan pembelajaran Tematik Terpadu . Dalam
pelaksanaan monev calon kepala sekolah membagikan instrumen evaluasi
kegiatan dan evaluasi tentang kompetensi calon kepala sekolah kepada peserta
Bimbingan Teknik
1) Monitoring pelaksanaan kegiatan RPK
Kegiatan monitoring ini dikembangkan oleh Calon Kepala Sekolah untuk
mengukur keterlaksanaan kegiatan RPK mulai dari perencanaan dan pelaksanaan.
Responden untuk instrumen ini adalah guru, tendik, dan murid yang terlibat dalam
kegiatan RPK. Instrumen yang digunakan terlampir. Hasil nilai pelaksanaan RPK
yang diperoleh selama kegiatan berlangsung pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel
3.1
Tabel 3.1 Monitoring Pelaksanaan Kegiatan RPK
No. Indikator
Kompetensi Perolehan Max Nilai
No 1 2
1 Kepribadian 21 22 43 48 89.58
2 Kewirausahaan 19 18 37 48 77.08
3 Sosial 18 18 36 48 75.00
Jumlah 116 144
Persentase 80,55
Kriteria Baik
d) Refleksi,
Pelaksanaan tindakan Peningkatan Capaian Kompetensi Pengetahuan
Faktual, Konsep, Prosedural Dan Metakognitif Melalui Pembelajaran Berbasis IT
pada siklus 1 menunjukkan hasil yang baik. Kondisi capaian students wellbeing
menunjukkan bahwa peserta didik dengan kegiatan RPK dapat memenuhi
kepuasaan siswa dengan ketercapaian 87,15 kriteria Baik. Hasil capaian program
dan kondisi students wellbeing tersebut dipengaruhi oleh aktifitas kepemimpinan
Calon Kepala Sekolah sebagai pelaksana Tindakan. Hasil monitoring
menunjukkan bahwa capaian peningkatan kompetensi Calon Kepala Sekolah
dalam kategori Baik
Beberapa aspek yang sudah baik dari pelaksanaan pada siklus ke-1 antara
lain:
1) Pelaksanan RPK pada kegiatan tahap persiapan ketercapaian 90,63% kriteria
sangat baik
2) Peningkatan Kompetensi Calon Kepala Sekolah pada kompetensi kepribadian
ketercapaian 89,58 kriteria Baik
Beberapa aspek yang belum optimal dari pelaksanaan RPK di siklus ke-1
dan harus diperbaiki pada siklus ke-2 antara lain:
1) Peningkatan Prestasi Peserta Didik pada Nilai ulangan harian selalu diatas
KKM nomor item 2 mencapai rata-rata 73 % dan Peserta didik tepat waktu
dalam mengumpulkan tugas nomor item 6 mencapai rata-rata 71%
2) Pencapaian Students Wellbeing (Kebahagiaan Murid) Aspek model
pembelajaran yang dibuat guru dapat membuat saya belajar dari sekolah
maupun dari rumah nomor item 2 hanya mencapai rata-rata 75 %. Aspek
lebih senang belajar melalui model, pendekatan dan metode bervariasi yang
diberikan guru daripada melihat tutorial lain nomor item 3 hanya mencapai
81,25 %
e) Tindak lanjut,
Rencana tindak lanjut yang akan dikerjakan dan diperbaiki pada siklus
ke-2 antara lain:
1) Perbaikan Tindakan pemecahan masalah
a) Dalam pelaksanaan RPK calon kepala sekolah lebih berlaku sabar dalam
melaksanakan pembimbingan kepada peserta.
b) Menyediakan sarana dan prasarana dalam kegiatan RPK
2) Perbaikan Tindakan Calon Kepala Sekolah
a) Membimbing guru dalam menerapkan media pembelajaran berbasis IT
b) Membantu mengarahkan siswa agar lebih baik dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Pelaksanaan RPK Siklus ke-2
a. Persiapan
Pada tahap persiapan penulis menyusun Rencana Proyek Kepemimpinan
yang dilengkapi dengan instrumen-instrumen yang diperlukan pada tahap
pelaksanaan. Pada tahap persiapan penulis melakukan:
1) Kordinasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat yang akan membantu
pelaksanaan kegiatan
2) Bekerja keras menyusun program Bimbingan Teknik sebagai panduan dalam
melaksanakan kegiatan
3) Bekerjasama dengan PKS Kurikulum, menyiapkan materi dan panduan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan Bimbingan Teknik
4) Menyusun rencana kerja dengan teman sejawat, menyusun jadwal kegiatan,
membuat surat undangan, mempersiapkan ATK dan tempat untuk
pelaksanaan Bimbingan Teknik.
b. Pelaksanaan
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan pada tahap pelaksanaan dengan
penuh motivasi penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Melakukan kegiatan sosialisasi kepada kepala sekolah dan rekan-rekan guru
yang menjadi sasaran atau yang menjadi peserta Bimbingan Teknik.
2) Dengan sepenuh hati mengawal pelaksanaan Bimbingan Teknik, calon
kepala sekolah menjelaskan tentang materi dan kaidah pengembangan
pembelajaran Tematik Terpadu yang benar sesuai pengalaman yang di
miliki.
3) Memberi motivasi yang kuat untuk sukses pada guru-guru dalam
pengembangan pembelajaran Tematik Terpadu.
4) Dengan sabar dan telaten memberikan pendampingan pada guru-guru jika
perlu memberi bimbingan diluar jam kerja, meminta kesediaan guru-guru
untuk mengumpulkan hasilnya
c. Monev
Dalam kegiatan monitoring siklus 2 ini calon kepala sekolah memberikan
pendampingan, bimbingan dan pemantauan pelaksanaan dari siklus 2. Kegiatan
monitoring pelaksanaan rencana proyek kepemimpinan ini bertujuan untuk
mengetahui peningkatan capaian pada setiap indikator keberhasilan.
Berikut adalah analisis hasil data yang diperoleh selama rencana proyek
kepemimpinan siklus 2 berdasarkan beberapa instrumen yang diisi oleh peserta
dan peserta didik, yaitu:
1) Monitoring pelaksanaan kegiatan RPK
Kegiatan monitoring ini dikembangkan oleh Calon Kepala Sekolah untuk
mengukur keterlaksanaan kegiatan RPK mulai dari perencanaan dan pelaksanaan
sebagai perbaikan dari siklus ke-1. Monitoring ini juga lebih focus pada aspek-
aspek yang perlu diperbaiki dari siklus ke-1. Instrumen yang digunakan dan hasil
pengolahannya terlampir. Hasil nilai pelaksanaan RPK yang diperoleh selama
kegiatan berlangsung pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 3.6
Tabel 3.6 Monitoring Pelaksanaan Kegiatan RPK
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk persiapan pelaksanaan rencana
proyek kepemimpinan siklus 2 persiapan dilakukan dengan Sangat Baik, hal ini
dapat dilihat pada nilai capaian sebesar 96,88 %. Sedangkan pada pelaksanaan
rencana proyek kepemimpinan siklus 2 capai nilai adalah sebesar 96,88% juga
dalam kategori Sangat Baik.
Perbandingan hasil monev pelaksanaan RTK antara Siklus ke-1 dan Ke-2
digambarkan dalam grafik berikut:
120
100
80
60
40
20
0
Persiapan Pelaksanaan
Siklus 1 Siklus 2
Grafik 3.1. Perbandingan Capaian Pelaksanaan Program RPK siklus ke-1 dan ke-2
90
85
80
75
70
65
Kepribadian Kewirausahaan Sosial
Grafik 3.2. Perbandingan Capaian Kompetensi Calon Kepala Sekolah siklus ke-1
dan ke-2
Perbandingan capaian hasil RPK antara siklus ke-1 dan ke-2 digambarkan
dalam grafik berikut:
120
100
80
60
40
20
0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8
Siklus 1 Siklus 2
Grafik 3.3. Perbandingan Capaian Hasil RPK siklus ke-1 dan ke-2
Siklus 1 Siklus 2
Student Welbeing
Siklus 1 Siklus 2
5. Sumber Daya
Sumber daya yang mendukung keterlaksanaan kegiatan pelaksanaan RPK
berupa SDM, keuangan dan sumber daya non manusia.
a. Sumber daya manusia (SDM), berkaitan langsung dengan kegiatan, antara
lain:
Narasumber merupakan pengawas bina
Panitia, yang terlibat adalah guru dan tenaga pendidik di sekolah asal
yang ditugaskan melalui surat kepeutusan kepala sekolah
b. Keuangan, berkaitan langsung dengan biaya yang dikeluarkan kegiatan mulai
dari persiapan sampai dengan akhir kegiatan. Keuangan yang digunakan dlam
kegiatan merupakan mandiri keuangan pribadi.
c. Sumber daya non manusia, berupa alat dan perangkat yang mendukung
keterlaksanaan kegiatan RPK.
Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan kajian pustaka tentang UU No. 20 Tahun 2003
2. Melakukan kajian pustaka tentang SNP
3. Menyusun matrik kajian manajerial
4. Menyampaikan izin kepada kepala sekolah asal dan sekolah magang
5. Menelaah rapor mutu pendidikan.
Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan calon kepala sekolah melakukan kajian manajerial dengan
melakukan observasi data dan wawancara dengan kepala sekolah dan ketua
Tim Penjaminan Mutu sekolah.
B. Standar ISI
Pada indicator 2.1 perangkat pembelajaran sesuai rumusan
kompetensi lulusan terdapat 3 sub indikator yang sudah optimal yaitu
memuat karaketristik kompetensi sikap. Terdapat 2 sub indikator yang
belum optimal yaitu Memuat karakteristik kompetensi pengetahuan dan
Memuat karakteristik kompetensi keterampilan.
Pada indikator 2.2 kurikulum tingkat satuan pendidikan
dikembangkan sesuai prosedur terdapat 1 sub indikator yang belum
optimal yaitu melibatkan pemangku kepentingan dalam pengembangan
kurikulum.
Pada indikator 2.3 sekolah melaksanakan kurikulum sesuai
ketentuan secara keseluruhan sub indikator belum optimal.
Oleh karena itu sekolah perlu melakukan strategi peningkatan
capaian pada dimensi ini melalui :
Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) di
KKG/ tentang penguatan pendidikan karakter siswa pada
kompetensi sikap.
Rancangan dan hasil penilaian sikap berupa jurnal penilaian,
dokumen observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman.
Terdapat program kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan
kagamaan, kegiatan krida, latihan olahbakat dan latihan olah-minat.
Perangkat pembelajaran disusun guru sesuai kompetensi
keterampilan yaitu menunjukkan keterampilan berfikir dan
bertindak: kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif. Perangkat pembelajaran meliputi
program tahunan, program semester, silabus, RPP, buku yang
digunakan guru dan siswa dalam pembelajaran, lembar tugas
terstruktur dan kegiatan mandiri, handout, alat evaluasi dan buku
nilai
Rancangan dan hasil penilaian keterampilan kinerja, proyek dan
portofolio.
Tahapan pengesahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya.
Bentuk pendalaman materi yang diatur berupa kegiatan
pengarahan materi, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur.
Terdapat kegiatan penugasan terstruktur berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh pendidik
dan waktu penyelesaian ditentukan oleh pendidik.
Terdapat kegiatan mandiri tidak terstruktur berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang
oleh pendidik dan waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
siswa.
Menyelenggarakan minimal 2 dari 4 aspek yang disediakan
untuk mata pelajaran seni budaya, prakarya, dan
kewirausahaan.
Siswa mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semester.
C. Standar Proses
Pada indikator 3.1 sekolah merencanakan proses pembelajaran
sesuai dengan ketentuan terdapat 2 sub indikator yang sudah optimal yaitu
mengacu pada silabus yang dikembangkan dan mengarah pada
pencapaian komptensi.
Pada indikator 3.2 proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat
terdapat 2 sub indikator yang optimal pencapaiannya yaitu membentuk
rombongan belajar dan mengelola kelas.
Pada Indikator 3.3 pengawasan dan penilaian otentk dilakukan
dalam proses pembelajaran erdapat satu sub indikator yang sudah optimal
yaitu melakukan supervisi proses pembelajaran kepada guru
Oleh karena itu sekolah perlu melakukan strategi peningkatan
capaian pada dimensi ini melalui:
Setiap guru bertanggungjawab menyusun silabus setiap mata
pelajaran yang diampunya.
Guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru
(KKG), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), atau
Perguruan Tinggi.
Setiap pendidik menyusun RPP
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
kali pertemuan atau lebih
Memperhatikan prinsip penyusunan RPP yang meliputi:
Perbedaan individu siswa Mendorong partisipasi aktif siswa
Berpusat pada siswa Pengembangan budaya membaca
dan menulis Pemberian umpan balik dan tindak lanjut
Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antar komponen
RPP
RPP dievaluasi oleh kepala sekolah dan pengawas
Sekolah memiliki dokumen evaluasi/telaah RPP.
D. Standar Penilaian
Pada indikator 4.1 aspek penilaian sesuai ranah kompetensi secara
kesuruhan capaiannya belum optimal.
Pada indikator 4.2 teknik penilaian obyektif dan akuntabel terdapat 1
sub indikator yang sudah optimal yaitu menggunakan teknik penilain yang
objektif dan akuntabel
Pada indikator 4.3 penilaian pendidikan ditindaklanjuti terdapat 1
sub indikator yang sudah optimal yaitu menindaklanjuti hasil pelaporan
dan 1 sub indiaktor yang belum optimal yaitu melakukan penilaian secara
periodik.
Pada indikator 4.4 instrumen penilaian menyesuaikan aspek terdapat
1 sub indikator yang belum optimal yaitu menggunakan instrumen penilain
aspek sikap.
Oleh karena itu sekolah perlu melakukan strategi peningkatan
capaian pada dimensi ini melalui:
Penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk memperoleh
informasi deskriptif mengenai perilaku siswa.
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur penguasaan
pengetahuan siswa.
Penilaian keterampilan dilakukan untuk mengukur kemampuan
siswa menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan/atau Pemerintah.
Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau,
didokumentasikan secara sistematis.
Sekolah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta
didik, komite sekolah , dan institusi di atasnya.
Pelaporan proses belajar dan hasil belajar oleh pendidik
dilakukan oleh wali kelas atau guru kelas;
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan
dan teknik penilaian lain yang relevan
B. Saran
1. Saran kepada LPMP sebagai pihak penyelenggara
LPMP selaku lembaga yang diberikan kewenangan penuh untuk
mengawal
peningkatan mutu pendidikan melalui penjaminan mutu (quality
Assurance)
tentunya harus terus bekerjasama serta melibatkan stakeholder
pendidikan lainnya terutama yang berhubungan dengan pe ningkatan
mutu pendidikan
2. Saran kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan
Bagi pemerintah khususnya, Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian
Daerah melakukan Rekrutmen Calon Kepala Sekolah dengan
memperhatikan kompetensi dan kualifikasi serta prestasi para guru,
kemudian proses tindak lanjut dari hasil rekrutmen, pendidikan dan
pelatihan agar terus berkesinambungan dilakukan pembinaan dan
penilaian kinerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
3. Saran untuk peserta diklat secara umum
Bagi guru selayaknya kegiatan OJT2 yang dilakukan oleh para calon
kepala sekolah dapat disambut dengan baik karena dapat
meningkatkan kemampuan profesional guru dan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
Bagi para calon kepala sekolah upaya meningkatkan kompetensi yang
meliputi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial
dapat dikembangkan dengan melakukan studi banding atau
mempelajari praktik terbaik sekolah-sekolah yang memiliki
keunggulan.
Bagi kepala sekolah, pelaksanaan OJT2 yang dilakukan oleh calon
kepala sekolah kiranya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama
untuk mengetahui dan merefleksi segala kekurangan dan mampu
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah
A. Saran-saran
1. Bagi guru selayaknya kegiatan OJT2 yang dilakukan oleh para calon
kepala sekolah dapat disambut dengan baik karena dapat meningkatkan
kemampuan profesional guru dan penyelenggaraan pendidikan di
sekolah yang bersangkutan.
2. Bagi para calon kepala sekolah upaya meningkatkan kompetensi yang
meliputi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial
dapat dikembangkan dengan melakukan studi banding atau mempelajari
praktik terbaik sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan.
3. Bagi kepala sekolah, pelaksanaan OJT2 yang dilakukan oleh calon
kepala sekolah kiranya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama
untuk mengetahui dan merefleksi segala kekurangan dan mampu
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
4. Bagi pemerintah khususnya, Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian
Daerah melakukan Rekrutmen Calon Kepala Sekolah dengan
memperhatikan kompetensi dan kualifikasi serta prestasi para guru,
kemudian proses tindak lanjut dari hasil rekrutmen, pendidikan dan
pelatihan agar terus berkesinambungan dilakukan pembinaan dan
penilaian kinerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.