Alignment
Mesin Rotasi
Dua hal :
• Meningkatkan MTBF
• Menghemat Tenaga Listrik
Seri Buku :
KIAT MENINGKATKAN RELIABILITAS MESIN
Oleh Soemarno Adibroto
BUKU PEDOMAN PRAKTIS
Alignment
Mesin2 Rotasi
Oleh
Soemarno Adibroto
Cetakan pertama
Penerbit
Penulis
SoemarnoAdibroto
A. Memasang Mesin
1. Memilih Mesin
2. Memasang Mesin
3. Mengoperasikan Mesin
4. Mememilhara mesin
B. Metoda Pemeliharaan
1. Breakdown Maintenance
2. Preventive Maintenance
3. Predictive Maintenance
4. Proactive Maintenance
C. Ulasan Secara Ekonomi
A. Memasang Mesin.
Syarat agar mesin dapat dioperasikan dengan reliabilitas sesuai
dengan tujuan perencana, maka:
Mesin harus dirancang atau dipilih sesuai dengan sifat
operasinya.
Mesin harus dipasang atau disetel dengan baik sesuai
standard mutu tinggi
Mesin harus di operasikan sesuai dengan standard
operating procedure.
Mesin harus dirawat sesuai kebutuhan secara proaktive
1.Memilih Mesin
Memilih atau membeli mesin harus disesuaikan dengan sifat
penggunaan atau operasi. Faktor yang harus di pertimbangkan al :
jenis fluida yang diproses, temperatur kerja, tekanan fluida,
dioperasikan terus-menrus atau intermitten, berapa kapasitas,
environment panas/korosive, didalam ruang atau diluar ruang dsb.
Seharusnya mengikuti standard2 nasional atau internasional misal :
SNI, API, ASME, ANSI, JIS, DIN , NEMA, IEC. dls.
2. Memasang Mesin
Pemasangan mesin yang sempurna merupakan awal proses yang
terbaik, karena menurut statistik kira2 50% s/d 70% kerusakan
premature Mesin Rotasi diakibatkan karen pemasangan yang tidak
sempurna al. misalignment, kopling, pemipaan, fondasi.
Bagaimana cara mengerjakan alignment secara benar?
Cara dan faktor apa yang harus diperhatikan dalam melakukan
alignment akan dibahas secara tahap demi tahap dalam buku ini agar
kita dapat melakukan dengan benar.
3. Mengoperasikan Mesin
Setelah memilih mesin sesuai peruntukan, kemudian memasang
sesuai dengan standard mutu, maka mesin siap di operasikan.
Standard Operating Procedure dan check list harus di buat agar
langkah2 mengoperasikan selalu berurutan dan benar. Salah langkah
menjalankan mesin dapat berakibat kerusakan, bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan mesin lainya, atau malapetaka yang tidak
kita inginkan. Banyak peralatan pabrik dan manusia menjadi korban
akibat kesalahan manusia (sering kita sebut human error). Hal ini
dapat dicegah dengan taat selalu mengikuti standard operating
procedure .
4 Pemeliharaan Mesin
Pemeliharaan mesin merupakan faktor penentu apakah mesin handal
untuk dioperasikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Produksivitas mesin yang diinginkan tidak tercapai jika pemeliharaan
mesin tidak diselenggarakan dengan terstruktur.
Yang penting dan utama ialah tingkat kompetensi sumber-daya
manusia harus memadai, peningkatan kemampuan SDM harus
menjadi perhatian baik secara kelembagaan maupun pribadi. Pada
dasarnya meningkatkan diri merupakan wajib hukumnya bagi setiap
manusia, maka belajar merupakan salah satu solusinya. Belajar dari
buku, dari orang , dari pengalaman, dan dari sumber apa / mana
saja, karena sebetulnya di dunia ini diciptakan dengan sangat
lengkap oleh Sang Pencipta.
(A philosopher:“Good judgment comes from experience. Experience comes from
poor judgment” )
1. Breakdown Maintenance.
Generasi ini berlangsung sekitar th 1940 s/d 1955, yaitu dari awal
mulainya Revolusi Industri sampai usai Perang Dunia. Pada awalnya
ada faham, bahwa membuat mesin harus kuat dan kokoh dengan
safety factor sangat tinggi, maka akibatnya harga menjadi mahal.
Konsepnya sbb: Mesin dipasang dengan kurang cermat, kemudian
dioperasikankan terus-menerus dan tunggu sampai dengan rusak,
kemudian baru diperbaiki atau diganti.
Kelemahanya, kerusakan biasanya sangat fatal dan penggantian2
tidak dapat di perkirakan atau tidak dapat dianggarkan.
Keuntungan :
Ongkos pemeliharaan rutine kecil, tetapi kerugianya ongkos untuk
mengganti atau perbaikan mesin ternyata menjadi sangat mahal.
Sebagai gambaran kesehatan manusia pada zaman yang sama,
Sangat memungkinkan akan terjadi sakit parah, stroke atau serangan
jantung,jika kita tidak memperhatikan kesehatan kita,dengan
pemeriksaan berkala untuk mengetahui gangguan lebih dini.
3. Predictive Maintenance
Generasi yang lebih maju dan berlangsung sekitar th. 1970 s/d 1985.
Sistem sebelumnya ternyata masih banyak kelemahan2, yaitu
periodenya bisa terlalu pendek atau terlalu lama. Jika terlalu pendek
maka yang terjadi, bahwa mesin sewaktu di overhaul ternyata
kondisinya masih sangat baik, ini artinya pemborosan. Tapi jika
periode terlalu lama maka bisa terjadi mesin rusak sebelum jatuh
waktu perawatan. Sehingga harus ada cara atau upaya untuk
menghemat beaya.
Untuk menghindari hal tsb. diatas maka ditemukan cara yang mampu
memdapatkan perkiraan atau prediksi kondisi mesin. Dengan
monitoring pada mesin kita dapat menganalisa dan memperkirakan
kondisi sedang terjadi tanda2 atau gejala kerusakan sehingga dapat
menentukan kapan tindakan perawatan harus dilakukan dan suku
cadang apa yang harus disediakan.
4. Proaktive Maintenance
Sejak th 1985 model perawatan semakin canggih. Saat itu mulailah
di buat mesin2 yang dari waktu ke waktu semakin bertehnologi tinggi,
efisien, hemat, mudah dioperasikan.
Mesin2 modern umumnya dibuat dengan sifat2 sbb :
RPM atau Putaran sangat tinggi .
Kecepatan produksinya sangat tinggi
Mesin / peralatan bekerja secara Otomatisasi
Kapasitas besar tapi bentuk relative lebih kecil
Tekanan/kecepatan/ temperature sangat tinggi.
Instalasi harus tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit
Y2
Y1 C
X
0 1 Skala Waktu 2 3
Perhitungan kerugian
Sebuah pemetaan kerugian akibat misalignment digambarkan sbb :
Kerugian akibat pemakaian tenaga listrik
Jumlah mesin di pabrik : 250 unit
Kapasitas mesin rata2 : 50 kW
Jam operasi/pertahun : 8.640 jam
Total tenaga listrik yang dikonsumsi : 108.000.000 kWh
Jika tambah tenaga akibat misalgnment : 0,60%
Maka Total kerugian listrik : 648,000 kWh
Harga listrik per kWh misal : Rp 1.000,-
Total biaya kerugian / tahun : Rp 648.000.000,-
Problem yang
disebabkan
mis-alignment
Driven Driver
Axial vibrasi
High bearing temp
Vibrasi tinggi Fatigue
Bearing wear Vibration Hight bearing
Seal failure Wear temp
Bearing wear
Vibration
Seal failure
1. Motor Listrik
2. Motor Bakar
3.Turbin
B Mesin Driven
1.Pompa
2.Kompresor
3.Gearbox
C Kopling
1.Kopling Flexible
2.Kopling Fluid
3.Kopling Clutch
A Mesin Penggerak
Mesin yang menghasilkan gerak mekanis atau putaran disebut mesin
penggerak dan dalam term teknik disebut driver dan mesin yang
digerakan disebut driven. Dalam sebuah instalasi industri kecil
maupun industri besar lebih dari 50% peralatan terdiri dari mesin2
rotasi, tanpa mesin ini proses tidak akan mengalir.Dibawah ini daftar
mesin rotasi yang perlu diketahui sifat operasinalnya.
Pembahasan hanya meliputi jenis2 yang paling banyak di pakai, dan
hanya membahas sifat operasi dan sifat kusus yang berhubungan
dengan alignment .
1 Motor Listrik
Motor listrik merupakan mesin rotasi pengubah tenaga listrik menjadi
tenaga mekanis putar. Motor induksi merupakan motor lisrik arus
putar (AC) yang paling banyak dipakai di dunia Industri besar, kecil
maupun industri diperumahan
Motor listrik mudah dipasang, mudah dioperasikan dan mudah
pemeliharaan, tetapi memerlukan sumber tenaga listrik. Di Indonesia
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto Page 14
Frequensi jaringan listrik umumnya 50 Hz, dan Standard motor yang
banyak dipakai NEMA atau IEC.
Gambar motor
Gambar : 1
Motor listrik yang paling banyak dipakai ialah jenis motor induksi 3
phasa
Gambar : 2
Sebuah mesin disel (internal combustion engine) stationar dapat
dipakai sebagai penggerak generator.
Mesin rotasi ini pengubah tenaga pembakaran bahan bakar, yaitu
(bensin/solar) menjadi tenaga mekanis/putar. Mudah di pindah dan
mudah dioperasikan, tetapi masalah perawatan agak lebih rumit, dan
menimbulkan polusi udara & suara dibanding dengan motor listrik.
Gambar : 3
Turbin uap kapasitas kecil banyak di pakai sebagai penggerak pompa
di Refinery, dan yang kapasitas besar dipakai untuk penggerak
Generator.
TURBIN GAS
Gambar : 4
Gas Turbine seperti gambar adalah jenis portable/packed yang
umumnya dipakai sebagai penggerak kompresor atau generator di
ladang2 minyak.
1. Pompa
Pompa merupakan peralatan yang paling banyak dipakai di dunia
industri sebagai alat untuk memindahkan/mengalirkan fluida cair.
Proses yang paling sederhanapun memerlukan pompa, sehingga
pengetahuan pompa harus di kuasai oleh semua orang , terutama
usaha agar pompa tidak akan pernah mengalami kerusakan.
Jenis pompa ;
Pompa centrifugal
Pompa axial
Pompa gear
Pompa scew
Pompa torak
Jenis lain
2.3 Blower
Blower seperti gambar dibawah ini biasanya dipakai untuk
mengalirkan udara pembakaran pada dapur2 atau ruang2 pengering
dan umumnya tidak terlalu besar.
3. Gearbox
Mesin ini disebut juga “speed reducer” jika untuk merubah putaran
tinggi menjadi rendah dan “speed increaser” jika merubah putaran
rendah ke tinggi.
Gb 11 Gearbox besar Gb12
Gearbox
Gearbox dipasang diantara mesin penggerak dan yang digerakan,
sehingga ketelitian alignment sangat diperlukan, perlu mengetahui
C. Kopling
Syarat kopling
Secara umum kopling harus mempunyai sifat2 :
Ada toleransi / batasan parallel & angular misalignment
Mampu memindahkan tenaga mekanis / perputaran
Dirancang pelumasan tidak hilang meskipun dalam kondisi
misalignment
Mudah dipasang, mudah di perbaiki, mudah dibongkar
Dapat menerima gaya goncangan dan getaran
Meminimkan beban bearing meski misalignment
Dapat bergerak axial, meski misalignment, tidak meneruskan
beban ke thrust bearing.
Tetap fit di shaft tanpa merusak shaft
Bisa menahan suhu lingkungan atau gesekan kopling
Bisa beroperasi dalam kondisi misalignment sewaktu star
Menunjukan peringatan kerusakan dan proteksi overload
Menghasilakan beban unbalance seminimal mungkin
Mempunyai efek minimalpada perubahan sistem critical speed.
Kopling flexible:
Kopling flexible grid
Kopling gear
Kopling rantai
Kopling disc-plate
Kopling diaphrahma
Kopling elastomer
Gb : 13 Gb : 14
Kopling Flexible grid Kopling flexible gear
Gb : 15 Gb : 16
Kopling flexible disc Kopling flexible rantai
.Gb :17 Gb : 18
2. Kopling Fluid.
Gb : 19
3. Kopling Clutch
Kopling universial
Contoh gardan mobil
D. Pemilihan Kopling
Kopling merupakan salah satu bagian mesin yang sangat penting
fungsinya, yaitu meneruskan tenaga gerak mekanis dari mesin
penggerak ke mesin yang digerakan, maka dalam menentukan
pilihan kopling harus mempertimbangkan syarat2 penting.
2.0
maximum deviation at either point
of power transmission
1.5
Perlu di
realignment
1.0 m
Cukup baik
0.5
Sangat bagus
5 10 15 20
Speed (rpm x 1000)
Pemeliharaan Kopling
Semua mesin ayau bagian mesin harus di rawat. Perawatan atau
pemeliharaan kopling harus dirancang sesuai dengan jenis& fungsi
kopling.
Perawatan mesin meliputi pemerikasaan, pelumasan dan realignment
Seperti dibahas didepan bahwa kopling digolongkan sebagai
Lubricated coupling (koping perlu pelumasan)
Unlubricated coupling ( tidak perlu pelumasan)
Grid coupling : periksalah grid nya , apa ada yang patah. Sedangkan
grease dan lain2nya sama seperti gear coupling
Sebab2 kerusakan
Dengan melakukan maintenance / perawatan yang baik, umur pakai
kopling bisa mencapai panjang antara 5 – 20 tahun, bahkan bisa
lebih dengan. Kopling jenis elastomer berumur lebih pendek karena
bisa berubah sifat pisik karena usia. Tetapi sering terjadi kerusakan
lebih dini.
Sebab2 kerusakan a.l sbb ;
Pemasangan yang salah : key longgar, hub longgar, baut kendor,
Grease kering : ada kebocoran seal, terlambat mengisi, salah
pilih grease terlalu cair/kental.
Panas: terlalu banyak/sedikit grease, overload, salah pilih kopling
Misalignment waktu operasi : tidak memperhitungkan termal
growth / pemuaian atau penyusutan waktu operasi, salah set
clearence axial kopling.
A Mis-alignment
B Konfigurasi Misalignment
Gb:
Gb. 20A Gb: 20B
Gambar 20A menggambarkan kondisi mesin alignment dilihat dari samping
Gambar 20B menggambarkan kondisi mesin alignment dilihat dari sisi atas
Maximum alignment
Driver Shaft Deviation occurs here Driven Shaft
Driver
Driven
offset offset
Gb 21
Sudut antara
kopling
.
Gb: 22
Gb : 23
Sumbu poros sejajar tetapi tidak segaris biasa disebut parallel
misalignment. Jika mesin dioperasikan poros motor dan pompa saling
ditarik oleh kopling sehingga mengalami bengkok.
Yang akan kita lihat pada mesin yang operasi adalah efek sekunder
dari gaya misalignment yang ditunjukan dengan beberapa dari gejala
berikut :
Kerusakan premature/dini pada bearing, poros, seal atau kopling.
Vibrasi tinggi kearah radialdan axial ( kopling yang berbeda
getaran juga berbeda)
Temeperatur tinggi pada casing pada atau dekat rumah bearing
atau oli keluaran tinggi.
Kebocoran oli pada seal bearing
Baut pengikat mesin kendor, (soft foot)
Baut kopling kendor atau patah
Kopling menjadi panas ketika shutdown. (untuk kopling
elastomer lihat bubuk karet di rumah kopling)
Runout kopling cenderung meningkat setelah beroperasi
beberapa lama)
Jumlah kerusakan kopling yang lebih tinggi atau aus lebih cepat.
Poros patah (atau retak ) didekat bearing DE atau hub kopling.
Toleransi Kopling
Gb: 24
2.0
maximum deviation at either point
A.Sangat bagus
of power transmission B.Dapat diterima
C.Harus di-alignment
1.5
C. unaccepatble
1.0 m
0.5
B
A5 10 15 20
Speed (rpm x 1000)
+25 +5
+5
-25
P-M
-20 30 M-P
Gb: 26
PUMP MOTOR
Gb 27 a
2.Parallel Mis-alignment
Sumbu poros motor dan sumbu poros pompa sejajar tetapi tidak
segaris jika dilihat dari atas maupun dari samping .
Gb: 28.a
Horizontal parallel misalignment:
Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tsb. sejajar tetapi tidak
segaris atau offset
Gb:28.b
Vertical parallel misalignment:
Jika dilihat dari samping kedua sumbu mesin tsb. tampak sejajar
,tetapi tidak segaris /satu sumbu atau disebut offset
Gb: 29.a
Vertical parallel misalignment:
Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tsb. sejajar tetapi tidak
segaris atau disebut offset
Gb: 29.b
Vertical angular misalignment:
Gambar diatas terlihat pada bidang vertikal sumbu kedua mesin
membentuk sudut dan dilihat dibidang horizontal tampak sumbu
sejajar
Angular misalignment
Parallel misalignmen
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto Page 49
C Mengapa Mesin Perlu Di-alignment.
Umur pakai mesin sangat diharapkan agar reliable/handal dan dapat
dioperasikan selama mungkin tanpa kerusakan. Bahkan system
“Management Pemeliharaan” yang canggihpun menjadi tidak berarti
jika mesin2 tidak di-alignment dengan benar.
Kira2 70 % penyebab kerusakan mesin2 rotasi karena misalignment
Kompetensi
SDM sebagai faktor pokok dalam pengelolaan semua mesin,
peralatan, system dan operasionalnya.
Salah satu persyaratan yang diperlukan untuk menjadi seorang ahli
Mesin2 Rotasi atau ahli Perawatan Mesin wajib mempunyai
kompetensi dibidang “ Alignment system”
Adapun hal2 pokok yang harus di ketahui sebagai berikut :
1. Harus mengetahui beda alignment dan misalignment.
2. Dapat melakukan pekerjaan alignment.
3. Mengenal dan dapat memakai alat alignment
4. Mengetahui tanda2 misalignment pada mesin yang
beroperasi.
5. Mengetahui akibat mesin2 beroperasi dalam kondisi
misalignment.
6. Mengetahui macam dan prinsip kerja kopling
7. Mengetahui mesin2 rotasi dengan masing2 karakternya.
8. Mengetahui factor2 yang mempengaruhi alignment.
9. Mengetahui faktor2 yang harus diperhatikan dalam melakukan
alignment.
Tanpa mengetahui persoalan2 tsb. diatas, akan sulit untuk mencapai
keandalan atau reliabilitas. Keandalan mesin2 sangat diperlukan untuk
mencapai produksi sesuai yang di targetkan dengan beaya yang ekonomis
..
Untuk mencapai tingkat profresional atau seorang ahli juga harus dapat
mempergunakan berbagai macam peralatan alignment, metode, serta tahu
factor2 yang mempengaruhi alignment mesin serta akibat2nya.
Motor Kompresor
C Run Out
D Soft Foot
30
20
40
10
-0+
-0+
50
10 10
20 20
10
40
20
A
30
30 30
40 40
50
B
Gb: 31
Type Bottom plunyer
Gb : 32
Type back plunyer
Bagian2 penting :
1. Plunyer , bila tertekan/ bertambah pendek maka jarum akan
bergerak berputar kekanan artinya berharga positip,
2. Bila plunyer memanjang jarum bergerak kekiri artinya
berharga negatip.
3. Harga pada skala diatas 10 = 10 mils atau 0,254 mm
4. Bila jarum menempuh satu putaran, berarti harga penunjukan
mencapai 100 mils = 2,54 mm.
-0+
10 10 -0+
10 10 -0+
20 20 10 10
20 20 -0+
20 20 10 10 -0+
30 30 10 10
30 30 20 20
30 30 20 20
40 40
50 40 40 40 40 30 30
50 50 30 30
40 40
50 40 40
50
-70 -25
+40 +75
5 4 1 2 3
Gb : 33
Penunjukan :
1. Plunyer dianggap tidak bergerak atau di set 0, jarum pada
posisi 0
2. Plunyer bergerak masuk atau keatas , jarum berputar
kekanan atau searah jarum jam, jarum menunjukan + 40 mils
3. Plunyer bergerak masuk atau keatas, jarumberputar kekanan
atau searah jarum jam, jarum menunjukan + 75 mils
4. Plunyer bergerak keluar atau kebawah, jarum berputar kekiri
atau kebalikan arah jarum jam, jarum menunjukan - 25 mils
5. Plunyer bergerak keluar atau kebawah , jarum berputar kekiri
atau kebalikan arah jarum jam, jarum menunjukan -70 mils
- -
Model2 & Skala Dial :
Model atau tipe di buat beragam disesuaikan dengan penggunaan,
terutama untuk ruang sempit atau longgar bagian yang akan di ukur.
Macam penunjukan dibuat bermacam2 al
Analog ; Pembacaan memerlukan ke hati2an.
Dial Indicator
Gb: 34
Dial indicator dengan penunjukan analog, rancangan plunyer kusus ,
di pakai untuk ruang /space yang sempit
G
b
Gb: 35
Dial indicator dengan
rancangan penunjukan
digital, pembacaan
langsung dapat dibaca ,
sangat mengurangi salah
baca
Gb: 36
Dial indicator yang paling
banyak dipakai,
pembacaan model analog
Gb: 37
Pemegang dengan
sistim klem
Gb : 38
Pemegang yang
disebut Magnit Base
Gb : 39
Pemegang dengan batang
flexible dipakai untuk hal
yang kusus
Hukum Pembenaran
Cara ini untuk mengontrol apakah hasil
Penunjukan akurat/betul atau salah. atas
kiri kanan
0 0
-5 - 20 +20 +42
-25 +62
(-5) + (-5) = (-25) (+20)+(+42)=(+62)
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto Page 57
Contoh lain.: buatlah list untuk cek ulang
Sebab Kesalahan/penyimpangan :
Jika hasil penunjukan tidak mengikuti aturan tsb. diatas maka
kemungkinan ada kesalahan2 al :
Gb: 41.a
Dial tidak tepat posisi
jam 0,3,6 & 9
Cara mengatasi, plunyer dial
harus tepat pada jam 0,3,6,9
Gb: 42
Jarum harus tegak lurus ke permukaan, pemegang harus kokoh. Dan
sebaiknya mengambil bacaan lebih dari 2 kali. Misal 3 kali, kedua
kopling diputar ber-sama2 kemudian dirata2 untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat.
Atas (jam 12)
0
-1
0
Kanan (jam 3.)
-4
Kiri (jam9) -6
-10 -8
-11
-9
Bawah (jam 6)
-14
Gb: 43 -16
-18
Mengapa pembacaan DIAL-INDICATOR 2kali dari beda kedua
sumbu yang sesungguhnya. Mengapa offset pada poros adalah D
bukan 2D
0
Poros yang diputar
D
D=radius
permulaa
D
n
Titik D
2D perputaran
+2D
Gb : 44
Lingkar Hub Kopling
harus di chek
Gb 45:
Cara melakukan :
Gambar diatas akan mengechek run out hub kopling motor listrik
1. Pasang bracket/pemegang pada hub kopling pompa
2. Jarum dial menunjuk pada hub kopling motor
3. Hub kopling motor dibagi mejadi 4 dan beri tanda jam 12.00 ,
3.00 , 6.00 , 9.00
4. Jarum set menyentuh hub bagian atas dan penunjukan di
angka skala 0.00
5. Putar hub kopling motor, hub kopling pompa tetap/dial tidak
diputar.
6. Putar 360 derajat, catat setiap posisi minimal 4 posisi, yaitu
jam 12.00, jam 3.00, jam 6.00, jam 9.00.
7. Setelah kembali ke jam 12.00 jarum dial seharusnya
menunjuk kembali ke angka 0 , jika tidak nol kemungkinan
ada kesalahan saat memutar atau kesalahan dalam dial
indicator.
8. Disarankan untuk mengambil bacaan lebih dari satu-kali,
kemudian di rata2.
Penempatan magnit-base
Gb : 46
Cara penempatan dial
indicator dapat dilakukan
dengan magnit-base pada
base plate mesin
Gb : 47
Magnit-base diletakan
pada motor listrik dan
selanjutnya bacaan seperti
pada Gb:
4 Gb: 48
2 Run out pada kasus ini
0 ditandai dengan penunjukan
dial-indikator terbesar pada
satu tempat yang sama
(lihat gambar sebelah)
Coupling hub
‘skew’ bored
Bila keadaan kopling seperti kasus tsb diatas, maka pilihan terbaik
adalah mengganti kopling dengan sumbu bore yang segaris dengan
sumbu kopling . Karena akibat dari kondisi tsb, jika dipaksakan
mungkin harus di bayar mahal : kerusakan premature pada kopling,
bearing, mechanical-seal, poros dll.
6
6
0
Gb: 49
Coupling hub bored
off center
4
Run out jenis ini disebabkan oleh pembuatan bore tidak
center/tengah, sehingga sumbu kopling dan sumbu poros tidak
segaris atau tidak berimpit.
Tanda2nya hampir sama yaitu penunjuk an besar pada satu tempat
Apa tindakan yang terbaik jika kondisi kopling seperti kasus tsb
diatas. Tindakan pilihan terbaik adalah mengganti kopling dengan
sumbu bore yang segaris dengan sumbu kopling . Karena akibat dari
kondisi tsb, mungkin harus di bayar mahal : kerusakan premature
pada kopling, bearing, mechanical-seal, poros dll.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto Page 63
Poros bengkok
2
0
Coupling hub
‘skew’ bored
Gb:50
Poros bengkok merupakan kondisi yang sangat sulit di pertahankan.
Cara mengatasi :
Diluruskan pada bangku mesin tekan hydrolik dan di check di
mesin bubut.
Yang terbaik mengganti poros dengan yang lurus.
Run out harus di chek sebelum melakukan alignment, agar kita dapat
melakukan pekerjaan secara benar dan dengan waktu yang cepat
dengan hasil yang dapat dipertanggung-jawabkan. Namun keadaan
sempurna/tanpa run out sulit akan kita dapatkan. Dibawah ini harga
run out yang masih diperbolehkan, makin tinggi putaran (Rpm) mesin
makin kecil toleransi.
Gb : 51
+ +
Gambar 52
Adalah pemakaian dial indicator
untuk :
Mengechek gerak axial poros
,atau end-ply, dengan cara
berapa penunjukan maju-
mundur poros
Mengechek axial clearence
,dengan cara berapa
penunjukan gerak keatas-
bawah
Mengechek run out, center-
line dengan berapa
penunjukan saat di putar ,
pada bagian depan & blakang
Soft Food
Kotoran/karatan :
langkah yang selalu
harus dikerjakan jaitu
harus selalu memeriksa
dan membersihkan
kotoran /karat pada
semua kaki/shim
Jumlah shim: jika shim yang terpasang terlalu banyak (misal: 6x0.05
mm), maka sebaiknya diganti 0,3 mm. Tujuanya agar saat di
kencangi tidak ada sifat “per “ atau antara shim mudah karatan /
kotoran.
Kaki pendek
Gb :55
Short foot
atau kaki kependekan, terjadi ketika base pads rata tetapi kaki tidak
duduk merata , maka kondisi ini disebut “short foot”. Cara
memperbaiki adalah dengan memasang shim yang sesuai pada kaki
tsb.
Rongga bersudut
Gb : 56
Angled Foot/
Mounting Pad : Ini terjadi bila kaki mesin atau base-pad tidak rata
akibat dari kaki yang menyudut. Cara mengoreksi adalah dengan “
machining/meratakan atau memasang shim dengan bentuk mengikuti
kemiringan
Feeler-gage
1
4
Gb : 57 2 Gb : 3
Langkah 2
Untuk menghilangkan atau memperkecil soft-foot pasanglah shim
atau special wedges di setiap kaki sesuai dengan hasil pemeriksa an
tsb datas.
Gb : 58 :
Catatan :
Toleransi soft-foot
disarankan pada harga
penunjukan dial-
indicator :
0.002” - 0.004”
(0.05 mm – 0.1 mm)
Gb : 60
Dial indicator dengan base
magnit : Soft-foot sangat
baik di chek dengan alat ini
Gb: 61
A. Persiapan Alignment
Langkah Pra-alignment
Urutan pekerjaan secara singkat sbb:
Melepaskan kopling-hub, berilah tanda untuk memasang kembali
pada pasangan tempat yang sama. Cobalah apakah driver dan
driven mudah diputar. Dalam hal ini mesin yang akan di
alignment sudah dalam keadaan baik.
Chek awal : run-out, soft-foot, bearing apakah baik, fondasi &
baut fondasi apakah baik, base-plate apakah baik, tarikan pipa /
pipe strain baik,
Lakukan bacaan alignment beberapa kali untuk mendapatkan
data yang akurat dan catat data. Analisa apakah hasil bisa
diterima atau harus melakukan koreksi ?
Langkah Alignment.
Jika data yang diambil menunjukan bahwa mesin dalam kondisi mis-
alignment, maka buatlah kalkulasi untuk menentukan perubahan
posisi mesin ( kemana dan berapa jauh) . Buatlah target yang harus
Hasil
Chek kekencangan baut pondasi dan ambil data alignment yang
terachir.
Pasang kembali kopling (matching tanda sewaktu membongkar),
coba apakak mudah diputar, kemudian pasang kembali tutup
kopling.
Setelah pekerjaan selesai dan system permit dibuka, operasikan
mesin untuk memastikan pekerjaan berhasil baik. Perhatikan
selama mesin dioperasikan dan ambil data : suhu bearing,
vibrasi dan parameter lainnya.
Pantau dan catat selama waktu kira2 1 jam, hasil sudah dapat
disiimpulkan apakah alignment berhasil baik.
Metode Alinment.
Metode kasar
Metode dial indicator
Metode laser/ optical
Cerita lama.
Jangan heran jika kita suatu saat berkunjung kesebuah pabrik dan
bertanyalah kepada seorang mekanik menanyakan tentang
alignment.
Dia dengan bangga mengatakan sbb: “ saya sudah puluhan tahun
berpengalaman dan menangani mesin dengan alat ini (sebuah
penggaris) untuk me-alignment dan tidak apa2”.
Contoh pandangan seperti inilah yang harus diubah , bahkan ada
yang mengandalkan filling mata.
Sudahkah ?
alignment
Gb:62
Apakah ketelitian mata dapat terukur dan dapat dipertanggung
jawabkan? Jawabnya ada pada anda sendiri.
Keuntungan :
Kopling tidak perlu diputar
Alat cukup sederhana , murah harganya
Cara sangat sederhana , cepat dan mudah
mengerjakannya .
Kerugian2 :
Tidak kurang teliti/akurat.
Hasil kurang dapat dipertanggung-jawapkan.
Tidak direkomendasikan untuk mesin2 kapasitas besar,
putaran tinggi,
Sulit dibuat perhitungan2 dan catatan yang akurat.
Hanya untuk kopling yang mempunyai toleransi sangat
tinggi.
Metode penggaris
Menggunakan penggaris untuk menentukan parallel gap. Cara ini
dapat dilakukan hanya jika diameter hub-kopling sama, atau
langsung menggunakan penggaris pasa poros jika diameter poros
juga sama.
Prinsipnya : dengan mengandalkan ketelitian mata untuk menentukan
penyimpangan alignment seperti terlihat gambar dibawah ini.
pompa
( motor
Dinaikan
Pada keempat
kakinya 10
2 8
Gb 64 a 3
6
Feeler gage
mengukur
Axial gap
A A
B B
Insite micrometer
X’ y
IB
Taper gage
OB
H IB OB
X’
y
B
F /H = x/B = y/A
x = F.B / H.
y = F.A / H
Hubungan antara diameter kopling jarak dan tinggi
Rumusan ini dipakai dasar untuk perhitungan cara tsb diatas
Melakukan reposisi.
Tujuan mereposisi,yaitu merubah posisi dua mesin atau lebih yang di
kopel agar sumbu2nya segaris.
Untuk melakukan reposisi harus dilakukan secara akurat,
dihindarkan coba2 atau trial-error, karena akan memakan waktu
yang lama dan hasil nya pasti untung2an. Untuk mendaptakan
hasil yang akurat pakailah cara2 perhitungan : grafis, analitis
atau dengan alat optic alignment, laser.
Kita harus bisa menggambarkan posisi mesin setelah
mengetahui hasil pengukuran dengan alat apapun.
Melakukan perhitungan2 dan menentukan besarnya reposisi di
setiap kaki.
Angular misalignment.
Bagaimana jika posisi poros contoh diatas seperti gambar ;
Penunjukan gap/jarak kopling antara kiri dan kanan, atas dan bawah
berbeda maka selisih itulah yang harus dikoreksi :
Pompa
motor
A B
Gb: 68
3 4
A
B
B
1 2
Gb: 69
Mesin B harus digeser pada kaki depan lebih banyak dari kaki belakang.
Cara menggeser :
Baut 1 tidak dikendurkan ,
Kemudian kendorkan baut fondasi 2,3,4
Pasang dial di 2 atau 3 untuk memantau gerakan dorong
Lakukan reposisi , memutar / mendorong jackbolt
Untuk menggeser pakailah “jack-bolt”, harus dihindari cara
menggeser dengan memukul kaki2 mesin dengan hamer besi,
karena dapat menyebabkan pecah, retak atau penyok.
Kemudian kencangkan semua baut..
Setelah selesai pengubahan posisi, harus di chek ulang apakah
sudah “align”, jika belum harus dikoreksi/dialign ulang seperti
langkah awal.
pompa motor
Diturunkan
Pada keempat
kakinya
Pompa motor
a b c
Keuntungan :
1. Metode ini cukup akurat.
2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil
3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun
hanya satu
5. Alat cukup murah dibanding alat lacer,
6. Mudah di gambar, dibuat perhitungan2, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan lebih cepat .
7. Cukup sesuai untuk mesin2 besar, putaran tinggi,
Kerugian2 :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus
kokoh, sehingga dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka
penunjukan dial indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga
selanjutnya perhitungan2 menjadi salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami
dan dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan
mengakibatkan hasil salah & fatal.
Kesalahan seperti dibahas dihalaman depan banyak sebab mengapa
penunjukan bisa salah.
Kesalahn utama di golongakan sbb :
Pemasangan dial tidak kokoh : kendor, ada sag, tidak sejajar,
posisi tidak tepat
Kesahan pada alat ada histiris, tidak lancar naik-turun plunjer
Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman
skala salah sehingga hasil perhitungan atau penggambaran
salah.
Pembacaan radial
atas
Dial di kopling B
A B bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = - 10
jika digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih tinggi
dari mesin A sebesar --10/2 = - 5
Dial di kopling B
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = + 10
Gb: 73.a dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih rendah
dari mesin A sebesar 10/2 = + 5
A B
Gb: 73.b
atas
A B Dial di kopling A
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = - 12
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih
rendah dari mesin A sebesar -
12/2 = - 6
bawah
Gb: 74.a
Dial di kopling A
bacaan di jam.12= 0
bacaan di jam 6 = + 12
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih
tinggi dari mesin A sebesar
12/2 = + 6
Gb: 74.b
Gb: 75
Sebelum dial
indikator dipakai
A1 harus dichek dulu
sag nya, untuk
dipakai
A mengoreksi
ketika membuat
perhitungan2
A1
Jika dial di top di set di angka 0 bila di bottom menunjuk angak 10, itu
berarti di sumbu terjadi sag sebesar 10/2 = 5
motor
pompa
a b c d e
Gb : 76
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor
mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindah-
an aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing,
karena jika di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
Gb: 77
Pompa Motor
1
2
3
Gb: 78
Langkah pasang
Periksalah semua peralatan dalam kondisi baik.
Pasanglah pemegang / bracket cukup kokoh tidak goyang atau
kendor, agar tidak terjadi salah baca atau salah tunjuk.
Pemasangan seperti gambar, bracket pada kedua satu poros
mesin dan dial ke lingkaran kedua kopling mesin.
Reset pada angka 0 dial-indicator ke posisi jam 12
Putarlah poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9 .
catat pengukuran ini bisa (positif atau negatif)
Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya dial akan menunjuk ke 0
lagi), jika tidak kembali 0 berarti ada kesalahan tertentu.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus
dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata2.
Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan
yang paling sedikit ekses teknis, misal : tidak menimbulkan pipe
strain.
Prosedur:
1. Pasanglah bracket ke poros dan pasang indicator sama jarak
pada spool, dengan indicator meneyentuh diameter luar spool.
2. Buat indicator pada angka 0 pada posisi jam 12.
3. Putar pelahan kedua poros dan kopling spool. Baca nilai indicator
pada posisi jam 3, 6, & 9 ( + atau -)
4. Kembalikan ke posisi jam 12 untuk memastikan indicator kembali
kenilai ‘0’
5. Ulangi langkah 2 s/d 4 kali untuk memastikan penunjukan harga
yang betul.
6. Jika kita hanya memakai satu bracket, maka pasang dial
bergantian pada poros yang lain dan ulangi langkah 1 s/d 5
Gb: 80
Pemasangan titik dial dapat diplih di kopling seperti gambar
diatas.
A Metode
B Metode
C Metode
D Metode
A NAIK
B Atau
KIRI
C
POMPA
MOTOR
TURUN
H Atau
D KANAN
E
F Y IBdn OBdn
OB dr IB dr
Gb: 81
Perpindahan untuk Perpindahan untuk pompa /
motor / driver driven
F .B
Y F E C
IBdr
2 2 OBdn Y
H F 2
H F 2
F .OA F D C
OBdr Y IBdn Y
H F 2 2
H 2 F2
F.B
F = Pengukuran diambil pada permukaan kopling di jam 6.
H = Diameter kopling , pengukuran diambil pada permukaan kopling
.Y = setengah nilai dari pembacaan dial, dimana bracket dipasang
pada shaft driver, dan pengukuran diambil dari shaft driven unit
Rumus diatas hanya pilih salah satu ,yaitu mesin yang
mudah direposisi : apakah motor atau pompa.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto Page 97
Contoh perhitungan matematis rim & face
0
T
0 T
L R
R
+1 +1 L
Axial -6
Radial -7
(F) (Y)
B
B
+2
-13
Dengan rumus diatas kita masukan harga2 tsb. kita cukup memilih
salah satu mesin yangakan di reposisi, terutama dipilih
yang mudah dan tidak ada hambatan pipe strain, atau
hambatan lainnya.
Petunjuk.
Pemasangan dial indicator harus cukup kokoh, tidak goyang atau
tidak berubah saat di kopling diputar.
Pengukuran2 harus diukur secara sangat teliti.
Pengukuran dengan dial indictor perlu dilakukan beberapa kali,
kemudian harga di-rata2
0 x130
IBdr
F .B
Y IBdr 0,5 0,5
H F2 2 50 2 0 2
F.A 0 x 240
OBdr Y OBdr 0.5 0,5
H F 2 2 50 2 0 2
F D C 0 x100
IBdn Y IBdn 0,5 0,5
2 2
H F 50 2 0 2
Vertical
(2 x130)
IBdr
F .B
Y IBdr 6,5 11,7
2
H F 2 50 2 2 2
(2 x 240)
F.A OBdr 6,5 16,1
OBdr Y 502 22
2 2
H F
F D C IBdn
2 x100 6,5 2,5
IBdn Y 2 2
H2 F2 50 2
F E C OBdn
2 x210 6,5 1,9
OBdn Y 502 22
2 2
H F
Vertical Naik
pompa
motor a
turun
horizontal
Geser
Vertical
Kanan
OBdr IBdr IBdn OBdn
Gb:82
Selanjutnya jika kita ingin melakukan vertical reposisi motor sbb:
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menambah shim = 11,7 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menambah shim = 16,1mm
Jika yang direposisi vertical pompa :
IBdn (inboard driven=kaki dalam pompa) mengurangi shim = 2,5 mm
OBdn (outboard driven =kaki luar pompa) menambah shim = 1,9 mm
Angular misalignment
Y
F y
H x
F
B= 10 A= 50
Contoh :
Diketahui bahwa :
B = 10 cm
H = 20 cm
A = 50 cm 0 0
-2 Y 7
Vertical 5 F 9
X =.F.B/H = 14.10/ 20 = 7
Y = F.A/H = 14.50/20 = 35 14 5
5
Vertical reposisi IBM atau x OBM atau y
= 2.5
Angular 7 35
2
Parallel 2,5 2.5
9,5 37,5
Reposisi vertical IB harus diturunkan sebesar x = 9,5 mils dan OB
diturunkan sebesar y = 37,5
x y
H
B
A
Horizontal
F=9–5=4 X =.F.B/H = 4.10 / 20 = 2
Y =( 7 – (-2) ) / 2 = 4,5 Y = F.A/H = 4.50 / 20 = 20
6,5 24,5
X Gb: 83
Formula
Reverse
dial
indicator
Pilihlah
salah satu
OBdr IBdr IBdn OBdn mesin yang
B
mudah
D direposisi
A
E
DY X
OBdn Y B( X ) (Y )
C IBdr Y
C
A( X ) (Y ) E Y X
OBdr Y IBdn Y
C C
X
x y
Y
B
A
Dari grafis diatas menggambarkan posisi motor & pompa dan arah
kemana harus direposisi.
Dengan skala tertentu dapat ditentukan sbb:
Motor harus ditambah shim agar vertical alignment tercapai
Motor harus digeser kekiri agar horizontal alignment tercapai
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto Page 107
Cara menggambar grafis garis sumbu motor :
(misal hasil penunjukan dial indicator seperti gambar) :
POMPA POMPA
(penunjukan bawah di pompa negative) (penunjukan bawah dipompa positive)
0 0
A A
0 Kr Kn 0 0 Kr Kn 0
B B
-6 +6
Langkah penggambaran centerline motor sbb :
1. Untuk menggambar posisi poros motor dipakai hasil penunjukan
dial di kopling pompa
2. Misal jarak kopling/titik penunjukan dial diketahui 50mm,
kemudian tentukan skala kedalam kertas grafis misal 10mm = 1
skala datar
3. Buat sumbu referensi gambar posisi jarak kopling 5 skala datar
4. Penunjukan dial pada radial, harus diambil setengahnya 6 : 2 = 3,
kemudian tentukan skala misal 1 = 1 skala mendatar.
5. Bila penunjukan negative ( - 6 ) maka tentukan titik di 3 skala
arah keatas, dan tarikalah garis seperti pada gambar A. dan garis
tebal itulah gambar posisi sumbu pompa yang sesungguhnya.
6. Bila penunjukan positive ( + 6 ) maka tentukan titik di 3 skala
arah kebawah, dan tarikalah garis seperti pada gambar B. dan
garis tebal itulah gambar posisi sumbu pompa yang
sesungguhnya
\
A penunjukan bawah negative B :penunjukan bawah positive
0 0
A A
-2 Kr Kn -4 +2 Kr Kn +2
B B
-6 +4
Motor Pompa
Motor Pompa
B : horizontal
A :vertical
Langkah sbb :
1. Untuk menggambar posisi kedua sumbu poros dipakai hasil penunjukan
dial dari kedua kopling
2. Misal jarak kopling/titik penunjukan dial 50mm, kemudian tentukan
skala kedalam kertas grafis misal 10mm = 1 skala datar
3. Buat sumbu referensi gambar posisi jarak kopling 5 skala datar
4. Penunjukan dial pada radial, harus diambil setengahnya kemudian
tentukan skala misal 1 = 1 skala mendatar.
5. Untuk vertical diambil dari penunjukan atas-bawah dan untuk horizontal
diambil dari pembacaan kiri-kanan .
6. Bila penunjukan positive, digambar skala diatas sumbu referensi, bila
negative digambar kebawah
7. Poros motor digambar sebelah kiri dan pompa digambar sebelah kanan.
8. Gambar B posisi kedua sumbu poros dilihat dari atas ( horizontal
misalignment), seterusnya kita harus memperbaiki dulu alignment
horizontal , dengan menggeser motor kekiri
MOTOR POMPA
0 0
A A
B B
-30 +20
MOTOR POMPA
0 0
A A
0 Kr Kn -6 0 Kr Kn +10
B B
-30 +20
Setelah dihitung (pada item 1,2 ) maka penunjukan dial dapat ditulis seperti gambar diatas
A
D2
D D1 UP
DOWN
LEFT
RIGH
UP
DOWN
D D1 D2
A
LEFT
RIGHT
Bh
UP
Bc
B
D1 D2 DOWN
A D
LEFT
RIGHT
Motor Pump
Mc
Mh
Prosedur ini di salin bebas dari “ Buku Turbo Machinery oleh James
L. Cox and Leon G Wilde )
Prosedure ini terutama di peruntukan “major machinery “, yaitu
mesin2 utama, yang besar, putaran tinngi, mahal dan kritikal. Misal
Steam Turbine Generator, Gas Turbine Generator. Steam Turbine
Compressor.
T
Rough
alignment
Steps 1: 2
Pr Ps
Q
R R’
First cold
alignment
Steps 3 to 7
R’ T
Q Ps
Pr
S’ Hot run
result
Steps 8 to 11
dT
dQ dR dS
Desired cold
Steps 12 to 16
=dQ =dR - dS alignment
=dT
Steps 17 Final
Operation
Q
Correct
alignment
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto Page 119
Keterangan :
Grafik 1
Step 1, 2 . Dalam kondisi suhu udara kamar diadakan pengambilan
data alignment awal untuk mengetahui posisi kedua sumbu mesin
dan sebagai dasar perhitungan untuk melakukan koreksi.
Grafik 2
Step 3 ke 7. Dengan data yang dapat dikumpulkan : informasi dari
pabrikan, perkiraan suhu saat dioperasikan, kalkulasi perubahan
posisi maka dapat ditentukan “cold alignment target” dan dilakukan
cold alignment pertama.
Grafik 3
Step 8 ke 11. Start mesin , operasikan mesin, Lakukan pengukuran
perubahan selama di operasikan. Dapatkan data Hot alignment.
Stop mesin, segra lakukan chek alignment semasih panas, catat data
tsb. Kemudian lakukan lagi chek alignment setelah kondisi dingin.
Kalkulasi koreksi perubahan dari cold ke hot. Tentukan reposisi
mesin atau target cold alignment
Grafik 4
Dari hasil step 8 ke 11, step 12 ke 16 lakukan desired cold alignment
seperti step 7.
Grafik 5
Step 17. Operikan mesin, dengan harapan kedua sumbu dalam
kondisi kolinier. Lakukan monitor perubahan posisi kedua sumbu.
Jika ada masalah salah satu poros mesin yang akan di alignment
tidak dapat diputar. Cara untuk mendapatkan hasil dengan kesalahan
sekecil mungkin, yaitu kopling harus di split atau dalam bahasa
tehnik “uncouple”. Poros yang dapat di putar dipasang “dial indicator”,
kemudian kita menggunakan cara “frame & face”. Cara membaca
dan perhitungannya lihat bab prosedur rim & face. Tetapi harus
dengan run-out kecil, dan diperhatikan bahwa permukaan kopling
yang tidak diputar harus di bersihkan/dihaluskan untuk memperkecil
kesalahan penunjukan dial indicator.
Motor listrik tidak memiliki bearing axial atau thrust bearing tetapi
selama beroperasi posisi rotor akan tetap pada posisinya. Artinya
rotor tidak akan bergerak bebas ke arah axial, karena andanya
“magnetic center”, tetapi pada motor tidak dioperasikan dan bila
diputar dengan tangan rotor akan bergerak axial cukup banyak. Perlu
diketahui gerakan axial pada semua mesin rotasi tidak diinginkan,
kalaupun ada gerak axial harus di batasi sekecil mungkin.
Untuk alignment driver motor listrik ,lebih sesuai dengan metode “
reverse indicator“ karena metode ini tidak ada pengukuran
permukaan (face) kopling, sehingga kesalahan akibat endplay/axial
bisa diperkecil. Jika memilih metode “ rim & face” mungkin kesalahan
pembacaan cukup besar pada penunjukan dial pada facenya, karena
selama poros motor diputar rotor akan berlari maju-mundur.
Kopling rigid atau juga disebut kopling fix tidak dapat di check
alignment langsung ( tanpa uncouple ) dengan dial indicator, karena
hasil akan menunjukan kopling tidak mis-alignment. Hal ini karena
kopling dibaut kuat sehingga fix dan tidak akan memunjukan adanya
mis-alingment.
Ada dua cara untuk mengechek alignment yaitu dengan uncouple
(melepas baut kopling ) atau dengan mengendori baut kopling. Kedua
cara ini direkomendasikan untuk dipakai dalam melakukan alignment.
Pasanglah dial indicator dan selanjutnya lakukanlah sesuai dengan
metode tsb untuk mendapatkan bacaan alignment dan melakukan
alignment secara akurat.
Skala panas/suhu
Kesimpulan :
Harus diukur besar kenaikan susu , kemudian di
perhitungkan saat cold alignment, agar pada kondisi
hot atau operasianal, mesin mengalami alignment
sempurna
POMPA
MOTOR
Tr .p ob = 80 C Tr .p ib = 85 C
Tr .m.ib = 43 C Tr .m.ob=39
C
12” 8”
PIPE STRAIN.
PIPE STRAIN
Motor
1. Kabel untuk motor seharusnya memakai flexible conduit dengan
pemasangan yang juga tidak kependekan atau kepanjangan agar
tidak berakibat mendorong/menarik motor.
2. Contoh kondisi ini dalam me-alignment hanya mereposisi motor.
3. Pasang alat bantu “jack bolt” untuk melakukan alignment.
Lakukan alignment dengan benar.
A
Alignment .
Posisi segaris atau kolinier sumbu poros dari dua atau lebih
pasangan mesin rotasi dalam kondisi operasi. Kondisi sempurna saat
mesin operasi (Hot Alignment) yaitu penunjukan dial indikator 0
semua.
Axial Clearence.
Clearence atau longgaran axial yaitu longgaran kearah memanjang
poros mesin rotasi, biasanya untuk membatasi gerak tsb, dengan
memasang bearing axial atau bearing thrust. Mesin rotasi umumnya
selama operasi cenderung bergerak ke arah axial, karena adanya
proses tekanan, gerakan atau aliran fluida yang ada di dalamnya.
Juga disebut axial play.
B
Bearing .
Dalam bahasa Indonesia disebut bantalan, bagian mesin rotasi yang
menanggung/ tumpuan rotor mesin rotasi, agar rotor dapat berputar /
berfungsi terus menerus.
Bearing axial.
Bantalan mesin yang fungsinya menahan rotor secara axial/searah
poros agar rotor tetap pada posisinya, tidak bergerak kearah axial
yaitu searah poros secara berlebihan.
Bearing radial.
Bantalan mesin yang berfungsi mimikul rotor kearah radial, agar
rotor tetap berputar pada posisi sumbu .
Bearing thrust.
Bantalan yang bisa berfungsi ganda , yaitu sekaligus sebagai
bantalan radial dan axial.
Bearing sleeve.
Bearing ini biasa disebut type sliding, karena bearing diam dan poros
berputar, maka resistansi bearing ini cukup besar disbanding jenis
rolling. Bearing umumnya dibuat dua belahan dan secara praktek
Bearing ball.
Bearing ini terdiri dari inner race, outer race dan ball. dikategorikan
rolling bearing, karena bola2 berputar atau rolling untuk mendapatkan
resistansi sekecil mungkin. Jenis ini paling banyak dipakai untuk
radial bearing pada mesin kecil s/d sedang. Dengan putaran rendah
hingga tinggi. Mudah pemasangannya serta mudah pelumasanya.
Bearing roller
Bearing ini terdiri dari inner race, outer race dan roller. dikategorikan
rolling bearing, karena roller berputar untuk mendapatkan resistansi
sekecil mungkin. Jenis ini banyak dipakai untuk radial bearing pada
putaran rendah beban berat.
Bearing spherical
Bearing ini hampir sama dengan rollernya berbentuk tirus, dipakai
sebagai bearing thrust jenis angular-contact.
Bearing , sealed
Ball bearing setelah diisi grease/gemuk maka kedua sisinya dipasang
seal. Bearing isi setelah dipasang tidak diperlukan lagi mengisi,
menambah ataupun mengganti gemuk sampai umur atau lifetime
bearing habis. Bearing harus diganti baru sebelum umur habis agar
tidak terjadi kefatalan.
Bushing bearing
Bearing ini hampir sama dengan sleeve bearing, tetapi tidak dibuat
dua belahan, jadi seperti potongan pipa.
C
Coupling. Kopling atau bagian mesin yang dipakai untuk
menyambung poros mesin satu dengan yang lain yang berfungsi
untuk metransmit / meneruskan tenaga mekanis dari poros satu
kepada yang lain. Misal dari motor listrik ke pompa.
D
Dial Indicator. Alat berbentuk seperti jam untuk mengukur posisi
kopling saat melakukan alignment. Penunjukan berupa jarum atau
angka digital .
E
End Play. Atau juga disebut endfloat, Istilah ini sering dipakai
sebagai pengganti axial clearence. Dapat diartikan gerakan poros
kearah axial atau sejajar sumbu pada mesin (pompa ,compressor,
turbine) biasanya gerakanya dibatasi dengan memasang thrust (lihat
bearing axial)
F
Feller gauge. Alat ukur berbentuk seperti pisau atau lembaran plat
terbuat dari plat stainless-steel tipis yang masing2 plat sudah tertulis
ketebalanya, dipakai untuk mengukur clearence/gap/longgaran
antara dua bagian mesin.
G
Gap. Jarak antara kopling hub, biasanya di sebut Coupling-Gap.
Grease. Jenis pelumas yang biasa disebut gemok. Dipakai untuk
melumasi rolling bearing, kopling, ball joint dsb.
H
Hot alignmnet. Posisi sumbu dua /lebih mesin rotasi dalam keadaan
operasi. Secara ideal diharapkan sumbu2 tsb harus segaris.
I
J
Jackbolt. Sejenis baut dipasang / dilas pada baseplate dilokasi kaki2
mesin yang berfungsi sebagai Alat bantu umtuk menggeser atau
mereposisi mesin dalam melakukan alignment.
L
Lead Wire. . Pengukur clearence dari bahan timah berbentuk kawat,.
Bahan ini dipakai untuk mengukur clearence bearing sleeve (metal
bearing ).
Cara pemakaian : buka metal bagia atas, letakan kawat timah pada
poros bagian atas, kemudian pasang kembali metal bagian atas dan
kencangkan baut pengikat. kawat akan menjadi penyet setelah
tergencet antara poros dan bearing, ukur tebal penyet dengan
micrometer, maka anda mendapatkan harga ketebalan atau
clearence.
Lubrication oil. Jenis pelumas berupa cairan pada awal jaman jenis
ini terbuat dari lemak binatang atau minyak tumbuh2an. Kemudian
lebih banyak dibuat dari side product minyak bumi, juga ada yang
sintetis. Standard kekentalan dengan angka ISOVG atau SAE. Jenis
ini sangat bagus untuk pelumasan semua jenis bearing dan peralatan
hidrolik.
M
Magnetic center. Motor listrik tidak memerlukan thrust bearing,
karena setelah motor di operasikan : stator akan timbul medan
magnit dan mengikat rotor untuk berputar tetap di tengah medan
magnitnya.
Micrometer. Alat ukur yang cukup akurat untuk mengukur tebal plate
atau diameter kecil.
Mil. Satuan penunjukan dial indicator sama dengan 1/1000 inchi.
N
O
Operation. Mesin yang sedang dijalankan / di putar dapat di sebut
dalam bahasa Indonesia : dioperasikan.
P
Plastic gage. Pengukur clearence dari bahan plastik berbentuk
kawat, pada kertas pembungkus tersedia skala yang menentukan
ukuran ketebalan atau harga clearence. Bahan ini dipakai untuk
mengukur clearence bearing sleeve (metal bearing ).
Cara pemakaian : buka metal bagia atas, letakan plastic gage pada
poros bagian atas, kemudian pasang kembali metal bagian atas dan
R
Run out Harga kebenjolan atau ktidak rataan dari lingkar kopling
atau bagian rata lain. Harga ini harus sekecil mungkin , harus di
perfhitungkan sebagai koreksi perhitungan alignment.
Rpm. Singkatan dari Radial per menit. Satuan putaran sebuah mesin,
misal 3000 Rpm.
S
Shim. Plat tipis terbuat dari bahan tahan karat (misal; stainless steel,
bronze dll), tebalnya dibuat ber-macam2 (misal : 0,1mm, 0,3mm,
0,5mm, 0,7mm, 1mm, 2mm dstny) atau dalam besaran inchi. Dapat
dibeli dalam bentuk lembaran kemudian di potong atau dalam bentuk
sudah jadi. Dipakai untuk menambah ketinggian Mesin selama
melakukan alignment.
Soft foot. Kondisi ketidak rataan dari empat atau lebih kaki mesin
yang di baut ke pondasi.
Shaft. Atau juga di sebut poros, yaitu bagian rotor mesin yang
bertumpu ke bearing.
T
Thermal Growth. Semua benda jika mengalami perubahan /
penambahan panas akan mengalami pemuaian. Hal ini akan tejadi
pada semua mesin setelah beroperasi, yaitu jika temperature
bertambah tinggi, mesin akan bertambah tinggi dan panjang dan
sebaliknya. Faktor ini harus selalu diperhitungkan dalam semua
pekerjaan alignment, maka kita mengenal ‘cold & hot alignment’.
Tujuan
Mampu berproduksi barang bermutu ber-
standard internasinal secara kontinu
dalam kurun waktu tertentu dan sesuai
dengan rencana merupakan idaman para
pengelola pabrik .
Salah Satu kunci penting yalah “mesin di
alignment secara presisi”
Apa kerugian yang diakibatkan mesin
breakdown sebelum waktunya
• Harga spare part
• Ongkos kerja
• Produksi terhenti
• Legimitasi menurun