Anda di halaman 1dari 2

Contoh kasus siswa :

Nara adalah seorang siswa yang saat ini kelas XII. Di sekolah walau tidak masuk juara
kelas atau bahkan terbaik diangkatan akan tetapi prestasi nara masih tergolong baik. Bahkan
sempai dengan semester awal dia masuk pada jajaran 10 besar dikelasnya. Potensi yang
dimiliki nara menjadi sebuah motivasi sendiri bagi nara untuk terus rajin belajar dan mencoba
menargetkan cita-citanya untuk masuk ke perguruan tinggi yang diimpikan dan memperoleh
kesempatan beasiswa yang biasa diberikan setiap tahun. Dipahami bahwa Nara merupakan
anak dari keluarga yang biasa saja. Nara merupakan putri pertama dari 3 saudara yang masih
kecil. Oleh karenanya beasiswa adalah jalan terbaik bagi dirinya jika ingin tetap melanjutkan
sekolah.
Memasuki semester ke 2 terdapat informasi terkait tawaran beasiswa di perguruan
tinggi (PT A) yang ingin Nara masuki. Sayangnya tahun ini jumlah formasi yang ditawarkan
tidak sebanyak sebelumnya. Tahun ini PT A hanya memberikan beasiswa kepada 1 orang
siswa. Selain itu salah satu syarat yang diberikan adalah siswa yang mendaftar harus
merupakan 10 besar dikelas.
Persoalan muncul Ketika diketahui bahwa dalam kelas nara terdapat 2 orang dengan
nilai yang sama yaitu nara dan anton. Nara dan anton memiliki nilai yang sama persis dan
mereka berdua berhak atas peringkat 10. Akan tetapi karena di sekolah urutan peringkat tidak
boleh dobel maka nara menjadi peringkat 10. Hal ini karena, walau rerata nilai sama tetapi
jika dilihat dengan detail khususnya pada nilai mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan
nara lebih tinggi.
Awalnya bagi nara dan anton hal ini tidak menjadi masalah karena mereka bukan hanya
teman sekelas tetapi tetangga dan teman satu sekolah sejak SD. Akan tetapi ternyata anton
juga ingin sekali mendaftar pada beasiswa PT A tersebut, sehingga salah satu dari mereka
harus mengalah untuk menyerahkan peringkat 10. Guru wali kelas menjelaskan situasi yang
ada kepada keduanya, karena situasi nilai yang sama maka hanya 1 orang yang bisa
mendaftar. Wali kelas menyampaikan adanya peluang pendaftaran beasiswa pada perguruan
tinggi yang lain (PT B) yang tidak mempersyaratkan peringkat, sehingga salah satu dari
mereka bisa mengalah dan mendaftar di sana.
Anton menyampaikan bahwa dia tidak tertarik dengan PT B tersebut karena tidak ada
jurusan yang dia sukai. Sehingga dia berharap bisa mendaftar di PT A dan Nara mengalah
karena anton juga mengalami kesulitan biaya. Mengetahui situasi tersebut menjadikan Nara
merasakah pertentangan dalam dirinya. Anton adalah sahabat dekatnya dan di PT B juga
terdapat jurusan yang dia ingin tuju. akan tetapi disisi lain PT A adalah cita-cita yang dia
impikan selama ini, terlebih secara kertas dia memang lebih berhak pada peringkat 10
tersebut.
Dari data kasus di atas maka
1. Jelaskan diagnosa/asumsi permasalahan dari konsep yang sudah anda pahami
2. Dengan sedikitnya informasi yang ada Jelaskan apa yang teman-teman pahami terkait
dengan karakteristik dari Nara dan Anton dalam cerita diatas
3. Resiko apa yang meyertai bagi Nara jika masalah yang dihadapi tidak segera
diselesaikan
4. Jika anda menjadi wali kelas dari siswa tersebut sikap seperti apa yang anda lakukan
dalam menyingkapi situasi yang ada
5. Rumuskan beberapa alternatif solusi yang dapat anda ajukan sesuai dengan diagnosa
yang ada rumuskan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai