Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN SEBUAH METODE DALAM

KATEKESE ANAK USIA DINI


Makalah ini disusun sebagai tugas akhir individu
Dosen Pengampu : Suko S. S,.M.Pd.

Disusun Oleh:
MARIA ROSA ROSIANTI
NIM 19101099
PKK 3
SEMESTER 3

SEKOLAH TINGGI AGAMA KATOLIK NEGERI


PONTIANAK
TAHUN
2020
Jln. Parit Haji Muksin II, Kabupaten Kubu Raya

1
KATA PEGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan limpahan
Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga berterima
kasih kepada dosen pembina sekaligus pengajar mata kuliah Spritualitas Katekis,
yaitu Suko S. S,.M.Pd. yang mana karena bimbingannya sebuah makalah yang
berjudul ”Katekese Remaja” dapat saya selesaikan dengan tepat waktu. Saya
berharap semoga artikel ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan
siapapun yang membaca artikel ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dari berbagai pihak dalam
membantu penulis menyusun makalah ini dan juga yang telah memberi sumber-
sumber dalam penyusunan makalah. Semoga dapat diterima dengan lapang dada
segala kekurangan dari makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kemajuan bersama. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan bagi pembaca.

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………..i

Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii

Bab I

Latar Belakang.........................................................................................................1
Rumusan masalah.....................................................................................................2
Tujuan penulisan......................................................................................................2

Bab II

Pengertian kemiskinan.............................................................................................2
Jenis-jenis kemiskinan.............................................................................................6
Faktor penyebab kemiskinan....................................................................................7
Dampak kemiskinan.................................................................................................8
Fakta dan data kemiskinan Desa sungai Garong.....................................................9
Upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah.....................................................13
Bab III
Penutup...................................................................................................................12
Kesimpulan............................................................................................................12
Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ajaran iman Katolik harus diwariskan kepada anak-cucu kita. Di sebagian
daerah di Indonesia, banyak anak-anak tidak mendapatkan ajaran iman Katolik
sebagaimana mestinya. Maka peran pembina iman anak untuk pewarisan iman
anak menjadi penting. Hal ini menjadi catatan penting bagi Gereja Katolik
Indonesia karena dalam kurun waktu satu atau dua dekade mendatang, dampak
kebijakan politik pemerintah di bidang pendidikan, khususnya menyangkut
sekolah murah atau gratis akan menggiring anak-anak katolik untuk masuk ke
sekolah negeri. Pada hal di sekolah negeri itu sendiri, hak anak-anak kita untuk
mendapatkan pendidikan agama katolik kiranya cukup diabaikan. Sementara
Sekolah Katolik sendiri diperkirakan akan sangat terbatas menerima siswa
Katolik karena selain biaya yang mahal juga karena orangtua yang sebagian
besar adalah kelas ekonomi menengah-bawah lebih cenderung memasukkan
anaknya ke sekolah negeri. Jika demikian maka semakin banyak anak-anak
Katolik di sekolah negeri yang terabaikan pendidikan imannya. Para penulis
Injil menjelaskan bahwa Yesus sebagai tokoh yang sangat dekat dengan anak-
anak, menyayangi, dan mencintai anak-anak. Yesus mengenal secara baik
dunia anak-anak sebab Dia sendiri pernah mengalaminya. Ia lahir pada suatu
waktu tertentu, di suatu tempat tertentu, berintegrasi dalam suatu kebudayaan
tertentu yaitu kebudayaan Yahudi Palestina. Yesus sendiri berkata: “Biarkanlah
anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab
orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat 19: 14).
Perkataan Yesus tersebut tentu saja tidak berlebihan dan bukanlah tanpa alasan.
Warta keselamatan dari Allah yang dimaklumkan dalam diri Yesus Kristus
ditanggapi oleh setiap orang secara berbeda-beda, yaitu menurut cara mereka
sendiri. Bagi Yesus, anak-anak telah menunjukkan suatu cara yang tepat dalam
menanggapi pewartaan itu. Ia melihat bahwa kepolosan anak-anak dalam
menghadapi segala hal, dan sikap mereka dalam menghadapi sesuatu tanpa

1
praduga rupanya membuat mereka mampu menangkap, memahami, dan
menerima warta kabar gembira dari-Nya.
Pengakuan inilah yang merupakan salah satu pendorong bagi Yesus untuk
membiarkan anak-anak datang pada-Nya. Kalau demikian, maka sudah
sepantasnyalah kita membiarkan anak-anak kita untuk dekat dengan Yesus.
Akan tetapi, kedekatan itu hanya akan tercipta kalau anak-anak mengenal
Yesus. Melalui pengajaran secara intensif baik di rumah, di sekolah dan di
gereja. Di rumah, orang tua hendaknya selalu mengajarkan dan menularkan
pengetahuan dan iman Kristiani kepada anak-anak. Di sekolah, anak-anak
belajar memperdalam informasi mengenai iman Kristiani yang diterimanya
dari orang tua. Di gereja, mereka mengekspresikan imannya sebagai anggota
Gereja, serta dibantu, dibimbing untuk mengembangkan religiositasnya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa metode melaksanakan penerapan katekese anak usia dini ?
2. Bagaimana prosedur yang digunakan dalam penerapan katekese anak usia
dini ?
3. Apa media yang digunakan dalam penerapan katekese anak usia dini.

C. Tujuan
Adapun tujuan di buatnya makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui metode yang digunakan dalam penerapan katekese anak usia
dini.
2. Mengetahui prosedur yang digunakan dalam penerapan katekese anak
usia dini.
3. Mengetahui media yang digunakan dalam penerapan katekese anak usia
dini.
.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. METODE DALAM MELAKSANAKAN PENERAPAN KATEKESE


ANAK USIA DINI
Budaya global yang dibangun oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya teknologi media informasi dan hiburan telah membawa
banyak perubahan, termasuk perubahan nilai-nilai. Perubahan-perubahan nilai
ini bisa bersifat konstruktif, tetapi juga dekstruktif. Beberapa trend negatif
dari pengaruh globalisasi yaitu; budaya materialistik dan hedonistik: Prinsip
hidup; limpah materi dan bersenang-senang. Makna hidup yang dicari adalah
kemewahan dan kenikmatan. Nilai hidupnya ditakar dari apa yang dia miliki
(rumah, mobil, dll), bukan karakter. Pengorbanan, askese, tapa,
kesederhanaan dan kerelaan melepaskan kesenangan untuk sebuah keluhuran
hidup tidak ada tempat dalam budaya itu. Iklan-iklan di media audiovisual
ikut menyuburkan budaya itu. Bahkan iklan-iklan itu menjadi “firman” yang
menjanjikan “keselamatan” dan “kegembiraan” di depan mata. TV telah
mengganti peran agama bahkan menjadi agama baru dalam kehidupan
manusia. Maka metode yang cocok untuk katekese anak usia dini adalah

Anda mungkin juga menyukai