Anda di halaman 1dari 5

SOSIOLOGI GENDER

”HAK MILIK PEREMPUAN”

Dosen pengampuh : Nila Kusuma,S.Pd.,M.Sosio

Di susun oleh :

MAULIDIA SARIANA

NIM : L1C020057

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

T.A 2021/2021
HAK MILIK PEREMPUAN

Hukum Perdata di Indonesia menetapkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak
kepemilikan yang sama. Perempuan di Indonesia memiliki hak hukum untuk akses ke properti,
tanah dan memiliki akses ke pinjaman bank dan kredit, meskipun terkadang masih terdapat
diskriminasi di beberapa bagian contohnya: suami berhak untuk memiliki nomor pajak pribadi,
sedangkan istri harus dimasukkan nomor pajak mereka dalam catatan suami.

Untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan isu kesetaraan gender ini dan
mengedukasi pekerja perempuan mengenai hak-haknya sebagai pekerja perempuan, program
kampanye Labour Rights For Women yang ditujukan bagi pekerja perempuan muda tidak ada
henti-hentinya menyuarakan dan mengedukasi perempuan. Lewat event dan pelatihan Labour
Rights For Women yang bertema “Gender Equality”, perempuan diharapkan dapat lebih terpacu
untuk membela hak mereka dalam kesempatan kerja/karir, hak maternal dan keseimbangan antara
keluarga dan karir. Di Indonesia, perempuan memiliki hak atas kepemilikan harta bergerak dan
tidak bergerak.

Menurut hukum internasional, perempuan memiliki hak kepemilikan yang sama dengan laki-laki.
Ini berlaku untuk barang bergerak dan tidak bergerak. Namun, di banyak negara di dunia, hak
kepemilikan perempuan dibatasi oleh norma-norma, tradisi keagamaan, adat sosial dan undang-
undang. Suatu Negara tidak dapat berkembang, kecuali jika perempuan diberikan hak milik.
Menurut PBB, setiap satu (1) dari empat (4) negara berkembang memiliki undang-undang yang
menghalangi perempuan untuk mempunyai hak kepemilikan akan harta suatu
barang/tanah/properti. Hak kepemilikan bagi perempuan mengedepankan kesetaraan gender, yang
akhirnya mengarah pada pembangunan. Kurangnya hak-hak ini menyebabkan banyaknya
pengangguran bagi perempuan dan membuat hidup mereka menjadi tidak layak.

Oleh karena itulah, hak milik bagi perempuan itu penting, karena ini merupakan dasar bagi
keamanan ekonomi perempuan, status sosial dan hukum, dan kadang-kadang kelangsungan hidup
mereka. . Perempuan di Indonesia memiliki hak hukum untuk akses ke properti, tanah dan
memiliki akses ke pinjaman bank dan kredit, meskipun terkadang masih terdapat diskriminasi di
beberapa bagian contohnya: suami berhak untuk memiliki nomor pajak pribadi, sedangkan istri
harus dimasukkan nomor pajak mereka dalam catatan suami.

Kepemilikan memberdayakan perempuan dan memberikan penghasilan dan perasaan


aman. Kurangnya hak milik juga menghasilkan kekerasan domestik rumah tangga. Sama halnya
dengan masalah hak asasi manusia, hak milik bagi perempuan terkait dengan praktek diskriminasi
gender, kontrol gender atas sumber daya ekonomi, hak untuk bekerja dan kekerasan domestik atau
kekerasan terhadap perempuan.Pemberian hak milik bagi perempuan berarti penurunan akan
ancaman diskriminasi, kekerasan domestik dan pelanggaran HAM lainnya. Pemberian hak milik
bagi perempuan juga memiliki dampak positif pada partisipasi politik dan pemberdayaan
perempuan. Ada beberapa hak yang dimiliki oleh perempuan yang sudah ditandatangani pada 1979
dalam konferensi yang diadakan komisi kedudukan Perempuan PBB,yaitu :

1. Hak dalam ketenagakerjaan


Setiap perempuan berhak untuk memiliki kesempatan kerja yang sama dengan laki-
laki.Hak ini meliputi kesempatan yang sama dari proses sleksi,fasilitas
kerja,tunjangan,hingga hak untuk menerima upah yang setara.
Selain itu,perempuan berhk untuk mendapatkan masa cuti yang dibayar,termasuk
saat cuti melahirkan.Perempuan tidak bisa diberhentikan oleh pihak pemberi tenaga
kerja dengan alasan kehamilan maupun status pernikahan
2. Hak dalam bidang kesehatan
Perempuan berhak untuk mendapatkan kesempatan bebas dari kematian pada saat
melahirkan,dan hak tersebut harus diupayakan oleh negara.Negara juga
berkewajiban menjamin diperolehnya pelayanan kesehatan,khususnya pelayanan
KB,kehamilan,persalinan,dan pasca-persalinan.
3. Hak yang sama dalam pendidikan
Seperti salah satu point perjuangan RA.Kartini,setiap perempuan berhak untuk
mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan,dari tingkat dasar hingga
universitas.Harus ada penghapusan pemikiran stereotip mengenai peranan laki-laki
dan perempuan dalam segala tingkatan dan bentuk pendidikan,termasuk
kesempatan yang sama untuk mendapatkan beasiswa.
4. Hak dalam perkawinan dan keluarga
Perempuan harus ingat bahwa ia punya hak yang sama dengan laki-laki dalam
perkawinan.Perempuan punya hak untuk memilih suaminya secara bebas,dan tidak
boleh ada perkawinan paksa.Perkawinan yang dilakukan haruslah berdasarkan
persetujuan dari kedua belah pihak dalam keluarga,perempuan juga memiliki hak
dan tanggung jawab yang sama,baik sebagai orang tua terhadap anaknya maupun
pasangan suami-istri.
5. Hak dalam kehidupan public dan politik
Dalam kehidupan publik dan politik,setiap perempuan berhak untuk memilih dan
dipilih.Setelah berhasil terpilih lewat proses yang demokratis,perempuan juga
harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam perumusan
kebijkan pemerintah hingga implementasinya.

Peraturan Internasional yang mengatur mengenai hak milik bagi perempuan

Hukum Internasional tentang hak asasi manusia mengatur menngenai perlindungan yang sama
terhadap hak milik dari laki-laki dan perempuan.

Hak kekayaan dan hak kepemilikan sebenarnyaadalah hak asasi manusia.

Hak perempuan atas tanah dan property menjadi hak asasi manusia,hal ini juga terkait dengan
standar hidup yang layak,hak atas perumahan dan kebebasan dari penggusuran paksa.Hak-hak ini
dijamin dalam peraturan Internasional berikut:

 Peraturan Internasional/Konvensi yaitu Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

Pasal (17) dengan isi yaitu “Setiap orang berhak untuk memiliki property sendiri
maupun bersama orang lain.Tidak seorangpun dapat secara sewenang-wenang
kehilangan kepemilikannya

 Peraturan Internasional/Konvensi yaitu,Konvensi Penghapusan segala bentuk


Diskriminasi terhadap Perempuan. Pasal (13-16) dengan isi yaitu,Negara-negara
peserta wajib melakukan langkah-tindak yang diperlukan untuk menghapus
diskriminasi terhadap perempuan dalam bidang ekonomi dan kehidupan sosial
untuk menjamin,atas dasar kesetaraan laki-laki dan perempuan,hak-hak yang sama
wajib memperhatikan masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh perempuan
pedesaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup ekonomi keluarganya.Wajib
memberikan kepada perempuan persamaan hak dengan laki-laki dimuka
hukum.Negara-negara peserta wajib melakukakn langkah-tindak yang tepat untuk
menghapus diskriminasi terhadap perempuan dalam semua urusan yang
berhubungan dengan perkawinan dan hubungan keluarga.

Yang menyebabkan pelanggaran hak kepemilikan perempuanFaktor-faktor fundamental


seperti hukum diskriminatif dan adat istiadat tradisional, sikap berprasangka terhadap hak milik
perempuan, pemerintah yang tak acuh dan sistem pengadilan yang tidak efisien merupakan factor-
faktor penyebab adanya pelanggaran hak milik bagi perempuan. Para perempuan yang menyatakan
hak milik mereka disebut "serakah".konsekuensi dari pelanggaran hak kepemilikan
perempuanPelanggaran ini membuat perempuan tergantung pada laki-laki. Mereka tetap miskin
dan tidak diperlakukan sama dengan laki-laki. Mereka harus hidup dalam kondisi hidup yang hina
dan selalu di risiko kekerasan baik di rumah orang tua mereka dan mertua. Konsekuensi utama
dari pelanggaran adalah bahwa negara tidak bisa berkembang.

Manfaat hak milik bagi perempuan.Hak kepemilikan memberikan banyak manfaat bagi
perempuan dan keluarga mereka termasuk meningkatkan daya tawar perempuan di dalam dan di
luar rumah tangga dan suaranya lebih bisa didengar. Sementara di negara-negara berkembang,
orang tua biasanya tergantung pada anak-anak mereka. Anak-anak merawat orang tua jika orang
tua mempertahankan kontrol atas aset produktif mereka dan menikmati hak milik. Hak milik yang
kuat memberikan ekonomi yang sangat dibutuhkan oleh perempuan dan mereka pun bisa
mengambil keputusan apakah mereka hidup dengan orang tua atau suami. Jika mereka tidak
memiliki akses terhadap hak milik, mereka tetap tergantung pada orang tua.

Anda mungkin juga menyukai