Anda di halaman 1dari 43

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus)

DI CV. DEJEEFISH, KABUPATEN SUKABUMI,


JAWA BARAT

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

Oleh:

BADZLIN MALADZI
NIM. 185080507111007

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus)
DI CV. DEJEEFISH, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan


di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh:

BADZLIN MALADZI
NIM. 185080507111007

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus)


DI CV. DEJEEFISH, KABUPATEN SUKABUMI,
JAWA BARAT

Oleh:

BADZLIN MALADZI
NIM. 185080507111007

Telah dipertahankan didepan Pembimbing sekaligus penguji


pada tanggal 10 Juni 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Mengetahui: Menyetujui,
Sekretaris Jurusan Manajemen Dosen Pembimbing
Sumberdaya Perairan

Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si. Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, M. S.


NIP. / NIK. 19730702 200502 2 004 NIP. /NIK. 19590807 198601 1 001
Tanggal: Tanggal:
Surat Keterangan / Pernyataan telah melakukan PKL dari Instansi/Tempat PKL
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Badzlin Maladzi


NIM : 185080507111007
Judul Skripsi : Teknik Pembenihan Ikan Baung (Mystus nemurus) di CV.
Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan PKL ini berdasarkan hasil

kegiatan, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri baik untuk naskah,

tabel, gambar maupun ilustrasi lainnya yang tercantum sebagai bagian dari

laporan PKL ini. Jika terdapat karya/ pendapat/ informasi dari orang lain, maka

saya telah mencantumkan sumber yang jelas dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat, apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas

Brawijaya, Malang. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar

tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Malang, 23 Oktober 2021

Badzlin Maladzi
NIM.185080507111007

1
UCAPAN TERIMA KASIH

Selama kegitan dan penulisan Laporan PKL ini penulis mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja

Magang

2. Bapak Wahyudin dan Ibu Novianti R. H. yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan secara materiil kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, M.S. selaku dosen pembimbing dari FPIK

UB yang senantiasa memberi bimbingan dan dukungan dalam penulisan

skripsi.

4. Pihak CV. Dejeefish yang telah membantu memberi bimbingan dan arahan

selama berada di lapangan.

5. Teman-teman magang di CV. Dejeefish yang telah membantu selama proses

Praktik Kerja Magang.

6. Teman-teman seperjuangan Aquasbrata yang selalu memberikan semangat

dan dukungan.

2
RINGKASAN

BADZLIN MALADZI. Praktik Kerja Magang tentang Teknik Pembenihan Ikan


Baung (Mystus nemurus) di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
(dibawah bimbingan Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, M.S.)

Budidaya perikanan menjadi salah satu subsektor yang diharapkan dalam


peningkatan target produksi ikan. Hal yang perlu diperhatikan untuk menunjang
suatu keberhasilan dalam budidaya ikan dimana salah satu faktor yang sangat
menentukan yaitu tersedianya benih yang memenuhi syarat baik dari segi
kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya. Pada kegiaan budidaya ikan baung
(Mystus nemurus) terpdapat beberapa aspek yang dilakukan meliputin kegiatan
pembenihan, pembesaran, dan reproduksi. Pembenihan ikan baung (Mystus
nemurus) memgang peranan yang penting dalam memenuhi target produksi.
Tujuan kegiatan pembenihan adalah upaya untuk mengahsilkan benih dengan
kualitas yang baik.
Praktik Kerja Magang ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
secara menyeluruh rangkaian teknik pembenihan ikan baung (Mystus nemurus)
di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Selain itu, untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja secara langsung
dalam bidang teknik pembenihan ikan serta untuk membandingkan antara teori
yang sudah didapat dengan keadaan di lapang.
Hasil yang didapatkan melalui metode penelitian deskriptif adalah teknik
pembenihan ikan baung (Mystus nemurus) di CV. Dejeefish, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat dilakukan dengan pemijahan buatan dengan
pemeliharaan yang dimulai dari persiapan kolam, selek induk, proses pemijahan,
penetasan telur dan pemeliharaan larva.
Kesimpulan yang didapat adalah berdasarkan hasil dari pembenihan
yang dilakukan secara buatan tergolong berhasil mencapai ukuran panen larva
dengan perolehan data derajat pembuahan telur sebesar 87%, derajat penetasan
telur sebesar 60% dan tingkat kelangsungan hidup sebesar 55%.

3
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan

Praktik Kerja Magang (PKM) dengan judul “Teknik Pembenihan Ikan Baung

(Mystus nemurus) Di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat”.

Penulis juga berterimakasih kepada bapak Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, M.S. selaku

dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

usulan Praktik Kerja Magang (PKM).

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan usulan

ini. Oleh karena itu, saya berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan

kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan usulan ini lebih baik.

Terimakasih.

Malang, 23 Oktober 2021

Badzlin Maladzi
NIM. 185080507111007

4
DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS i

UCAPAN TERIMA KASIH 2

RINGKASAN 3

KATA PENGANTAR 4

DAFTAR ISI 5

DAFTAR TABEL 7

DAFTAR GAMBAR 8

DAFTAR LAMPIRAN 9

BAB I. PENDAHULUAN 10

1.1 Latar Belakang 10


1.2 Tujuan 11
1.3 Manfaat 11

BAB II. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG 12

2.1 Tempat, Waktu dan Jadwal Pelaksaan 12


2.2 Metode Pelaksanaan PKM 12
2.2.1 Data Primer 12
2.2.2 Data Sekunder 13

BAB III. KEADAAN UMUM / PROFIL LOKASI/INSTANSI PRAKTIK KERJA


LAPANG 14

3.1 Keadaan Lokasi Praktik Kerja Magang 14


3.1.1 Sejarah berdirinya CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat 14
3.1.2 Lokasi dan Letak Geografis CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa
Barat 15
3.1.3 Visi dan Misi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
16
3.1.4 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja 17
3.2 Sarana dan Prasarana CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat 21
3.2.1 Sarana 21

BAB IV. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG 22

4.1 Pembenihan Ikan 22


4.2 Teknik Pembenihan Ikan 22

5
4.3 Pakan 23
4.4 Hasil Pembenihan Ikan 23

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 24

5.1 Kesimpulan 24
5.2 Saran 24

DAFTAR PUSTAKA 25

LAMPIRAN 26

6
DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman

No table of figures entries found.

7
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 15


Gambar 2. Lokasi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat 16
Gambar 3. Struktur Organisasi CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat 20

8
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. xxxxxxxx 11
Lampiran 2. xxxxxxx 12

9
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepualauan terbesar di dunia dengan jumlah

pulau di Indonesia kurang lebih 17.491 dengan luas perairan laut pedalaman dan

perairan kepulauan Indonesia 3.110.000km2, luas zona ekonomi ekslusif

Indonesia 290.000 km2, luas zona tambahan Indonesia 270.000km2, luas zona

ekonomi eksklusif Indonesia3.000.000 km2, luas landas kontinen Indonesia

2.800.000 km2 dengan panjang garis pantai Indonesia 108.000 km. besarnya

wilayah peraian Indonesia ini megnindikasikan besarnya potensi maritim di

Indonesia terutama sector perikanan. (Arrazy dan Primadini, 2021)

Sungai Musi merupakan sungai terpanjang di Sumatera Selatan yang

memiliki 2 anak sungai yang terbesar yaitu: Sungai Komering dan Sungai Ogan

(Menon. 1973 dalam Gaffar.A.K. 1997). Karakteristik Limnologi Sungai Musi

dibagi menjadi 3 zona: zona hulu, zona tengah dan zona hilir (Samuel et al.,

2002). Sungai Musi bagian hilir, sungai yang besar dan dalam dipengaruhi

pasang surutnya air laut.

Burnawi dan Apriyadi (2014) menyatakan bahwa di Sungai Musi bagian hilir

ada anak sungai yakni Sungai Belida, pada bagian hilir pengaruhi pasang surut,

sebelah kiri dan kanan sungai merupakan daerah rawa banjiran. Dan terdapat

jenis ikan ekonomis penting salah satunya ikan baung (Mystus nemurus).

Ikan tagih (Mystus nemurus C.V.) adalah salah satu komoditas perikanan

khas Jawa Barat yang potensial untuk dikembangkan. Jenis ikan ini disukai oleh

masyarakat karena rasa dan tekstur dagingnya enak dan gurih. Ikan tagih

merupakan salah satu jenis ikan yang banyak terdapat di perairan umum

10
Indonesia dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif ikan konsumsi

yang disukai masyarakat (Andriani et al., 2021).

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk

memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja dalam bidang

teknik pembenihan dan juga untuk membandingkan antara teori yang telah

dipelajari dalam perkuliahan dengan keadaan yang ada di lapangan, khususnya

dalam Teknik Pembenihan Ikan Baung (Mystus nemurus) di CV. Dejeefish,

Sukabumi.

1.3 Manfaat

Manfaat Praktik Kerja Magang (PKM) ini adalah mahasiswa dapat

memadukan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan keadaan di lapangan,

serta untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa di lapang

dan memahami permasalahan yang timbul dalam teknik pembenihan pada ikan.

Hasil dari laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman serta

keterampilan pengaplikasian tentang teknik pembenihan pada Ikan Baung

(Mystus nemurus).

11
BAB II. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG

2.1 Tempat, Waktu dan Jadwal Pelaksaan

Praktik Kerja Magang dilaksanakan di CV. Dejeefish, Sukabumi pada

tanggal 4 September 2021 – 22 Oktober 2021.

2.2 Metode Pelaksanaan PKM

Metode pengambilan data yang digunakan dalam kegiatan Praktik Kerja

Magang (PKM) di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dilakukan

dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah sebuah

metode yang dilakukan dengan cara menggambarkan keadaan nyata sesuai

dengan keadaan lapang.

Metode pengambilan data yang dilakukan secara deskriptif merupakan

pengambilan data yang bertujuan mendeskripsikan suatu keadaan. Metode

deskriptif merupakan salah satu fungsi dalam dalam data mining untuk

menemukan atau menggali sekumpulan data yang banyak. (Pratama &

Lestiawan, 2016)

2.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari

responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan

sebelumnya. Dalam kegiatan Praktik Kerja Magang ini pengambilan data

dilakukan dengan observasi, wawancara dan pertisipasi aktif.

Pratama dan Lestiawan, 2016 menyatakan bahwa sumber data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam mengumpulkan

data primer menggunakan interview/wawancara langsung.

12
2.2.1.1 Observasi

Observasi yang dilakukan dalam kegiatan Praktik Kerja Magang adalah

dengan pengamatan kuatalitas air, pengamatan pertumbuhan larva serta

mengamati kondisi larva untuk mengidetifikasi adanya penyakit. Hasil

pengamatan dicatat dan didokumentasikan sebagai bahan pendukung

penyusunan laporan kegiatan magang di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi,

Jawa Barat.

2.2.1.2 Wawancara

Kegiatan wawancara dalam PKM dilakukan dengan menanya kan

pertanyaan kepada narasumber untuk mengetahui informasi yang diinginkan

mengenai profil CV. Dejeefish hingga seluruh kegiatan yang dilakukan di CV.

Dejeefish terutama pada kegiatan teknik pembenihan ikan baung (Mystus

nemurus).

2.2.1.3 Partisipasi Aktif

Kegaitan pertisipasi aktif dalam PKM adalah dengan terjun langsung ke

lapang dan ikut membantu kegiatan lapang yang ada di CV. Dejeefish. Kegiatan

ini bertujuan untuk menambah pengalaman kerja dan membandingkan teori yang

didapat dengan keadaan lapang.

2.2.2 Data Sekunder

Data sekunder juga dibutuhkan dalam pelaksanaan pengumpulan data

untuk memperkuat data primer yang telah didapat. Menurut Pratama dan

Lestiawan, 2016 Sumber data sekunder merupakan data yang didapat bukan

dari sumbernya. Data yang diperoleh berasal dari dokumen, buku, data statistik,

laporan yang berhubungan dengan penelitian ini.

13
BAB III. KEADAAN UMUM / PROFIL LOKASI/INSTANSI PRAKTIK
KERJA LAPANG

3.1 Keadaan Lokasi Praktik Kerja Magang


3.1.1 Sejarah berdirinya CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat

CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berawal dari kegiatan

produksi benih ikan baung sederhana pada tahun 2006. CV. Dejeefish kini telah

berkembang menjadi perusahaan perikanan air tawar yang terintegrasi. Mulai

dari pembenihan, pembesaran, jasa pengiriman ikan baik domestik maupun

internasional sampai pada jasa Pelatihan Budidaya Perikanan Air Tawar.

CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memiliki Sumber Daya

Manusia (SDM) yang terlatih, terampil dan team work yang solid, fasilitas yang

memadai serta bimbingan dari instansi perikanan, CV. Dejeefish telah mampu

memproduksi benih ikan air tawar dalam jumlah jutaan ekor per tahun. Jenis ikan

air tawar yang diproduksi oleh CV. Dejeefish adalah ikan Baung (Mystus

nemurus), ikan Patin (Pangasius sp.), ikan Baung (Mystus nemurus), ikan Mas

(Cyprinus carpio), ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang terdiri atas ikan nila

GMT, ikan Nila Nirwana, ikan Nila Sultana, Grasscarp, ikan Lele (Clariassp.),

ikan Bawal (Colossoma macropomum) dan berbagai jenis ikan hias. Gambar CV.

Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat disajikan dalam Gambar 1.

14
Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021
Gambar 1. CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

3.1.2 Lokasi dan Letak Geografis CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat

CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terletak di Jl. Cibaraja –

Salajambe No. 70 RT.037/008 Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten

Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Secara geografis,CV. Dejeefish, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat terletak pada titikkoordinat 6°54’03’’ LS dan 106°52’57’’

BT Adapun batas wilayah CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

adalah sebagai berikut:

Utara : Desa Sukasari

Selatan : Desa Cibatu

Timur : Desa Sukamanah

Barat : Desa Salajambe dan Desa Cibolangkaler

Akses jalan menuju lokasi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa

Barat cukup mudah karena banyak dilalui angkutan umum seperti angkutan

15
umum, ojek, transportasi online maupun kendaraan pribadi. CV. Dejeefish juga

memiliki wilayah kerja lainnya yaitu terletak di wilayah kampung Cipuntang, Desa

Talaga, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Sumber: Google Earth, 2021


Gambar 2. Lokasi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

3.1.3 Visi dan Misi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dalam menjalankan

tanggung jawab dan tugas sesuai dengan fungsinya mengacu pada visi dan misi

yang dimiliki. Visi dari CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah

“Menjadi Perusahaan Perikanan Air Tawar Terbaik dan Terdepan”. Sedangkan

dalam mewujudkan visi tersebut, CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa

Barat memiliki misi sebagai berikut:

• Mewujudkan usaha budidaya perikanan yang sesuai dengan kaidah-

kaidah CPIB dan CBIB.

• Berupaya menjadi Unit Pembenihan dan Pembesaran Ikan Air Tawar

yang

mempunyai produk unggul melalui sertifikasi CPIB & CBIB.

• Menyelenggarakan proses Pelatihan dan Pemagangan guna mencetak

16
sumberdaya manusia yang handal di bidang Usaha Perikanan dengan

mengedepankan pemerataan keahlian sumberdaya manusia perikanan di

daerah-daerah potensial.

• Menyiapkan peserta Pelatihan Perikanan menjadi insan mandiri, berani

mengembangkan potensi diri, memiliki kreatifitas dan bertanggung jawab.

• Mewujudkan Pelatihan dan Pemagangan Perikanan yang

mengembangkan kewirausahaan.

• Penguatan peran serta Pemerintah, Masyarakat Perikanan dalam

Pengembangan Perikanan.

• Mewujudkan usaha perikanan yang terorganisir hulu sampai hilir.

• Pelayanan terbaik kepada semua pelanggan, peserta pelatihan dan

pemagangan.

17
3.1.4 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja

Struktur Organisasi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

penulis dapatkan dari pembimbing lapang ketika melakukan Praktik Kerja

Magang (PKM). CV. Dejeefish dipimpin oleh direktur utama dan sekaligus pemilik

perusahaan tersebut. Direktur utama dalam mengelola perusahaan dibantu oleh

seorang administrasi dan bendahara. Direktur utama membawahi divisi busana,

divisi makanan, divisi umum, dan divisi produksi. Divisi busana terdiri atas

produksi dan pemasaran busana. Divisi makanan terdiri atas produksi dan

pemasaran makanan. Divisi umum terdiri atas pelatihan dan pemagangan,

pemasaran dan Quality Control (QC), pengadaan dan Quality Control (QC),

transportasi, distribusi, logistik serta penelitian dan pengembangan (LITBANG).

Divisi produksi terdiri atas Manajemen Pengendali Mutu (MPM), kepala produksi

budidaya, pemeliharaan induk, pemeliharaan larva dan pengadaan pakan.

Adapun tugas dari masing-masing jabatan dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Direktur

Direktur adalah orang yang bertugas memberikan arahan tugas dan

tanggung jawab kepada karyawan sesuai jabatan dan bidangnya masing-masing,

mengambil keputusan, melakukan pengorganisasian dan pengendalian terhadap

kinerja karyawan, melakukan evaluasi kegiatan dengan seluruh karyawan serta

memberikan penghargaan dan sanksi kepada karyawan.

b. Bendahara

Bendahara mempunyai tugas membuat laporan keuangan, mengatur

keuangan perusahaan dan mencatat pengeluaran serta pemasukan keuangan

perusahaan.

c. Administrasi

18
Administrasi mempunyai tugas mencatat setiap transaksi penjualan yang

terjadi dan melayani serta menangani pemesanan ikan.

d. Logistik

Logistik mempunyai tugas menyiapkan peralatan panen, mengecek

peralatan di gudang, memindahkan ikan yang telah dipanen dari kolam ke mobil

angkut dan mengangkut ikan yang baru datang.

e. Transportasi

Divisi transportasi mempunyai tugas mengirim pesanan ikan ke bandara

dan memelihara kendaraan yang digunakan untuk mengangkut ikan.

f. Pemasaran

Divisi pemasaran mempunyai tugas melakukan pemasaran produk-produk

perusahaan baik itu melalui promosi langsung ke konsumen maupun melalui

website dan brosur.

g. Pelatihan dan Pengembangan (LITBANG)

Divisi penelitian dan pengembangan (LITBANG) mempunyai tugas

merencanakan berbagai pengembangan perusahaan, melakukan inovasi teknik

budidaya dan melakukan inovasi teknik packing.

h. Pelatihan dan Pemagangan

Pelatihan dan Pemagangan adalah orang yang bertugas membuat

perencanaan pelatihan dan pemagangan serta menyelengarakan pelatihan dan

pemagangan, memandu peserta pelatihan dan pemagangan.

i. Manajemen Pengendali Mutu (MPM)

Divisi Manajemen Pengendali Mutu (MPM) mempunyai tugas menangani

dan bertanggung jawab secara professional terhadap kegiatan budidaya.

19
j. Kepala Produksi Budidaya

Kepala produksi budidaya mempunyai tugas menyusun rencana kegiatan,

mengumpulkan dan menganalisa data, menyiapkan data sebagai bahan

penyusunan rencana kegiatan, melaksanakan peningkatan produksi budidaya

melalui penerapan cara budidaya ikan yang baik, menyiapkan data dan informasi

statistik budidaya, menyiapkan data dan informasi sarana dan prasarana

budidaya dan melaksanakan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan

pelaksanaan tugas produksi budidaya.

k. Pemeliharaan Induk

Divisi pemeliharaan induk adalah orang yang bertugas memelihara calon

induk agar tetap berkualitas dan memilih calon induk yang berkualitas.

l. Pemeliharaan Larva

Divisi pemeliharaan larva adalah orang yang bertugas memelihara larva

sampai pada ukuran benih sehingga larva tetap terjaga dan tingkat mortalitas

pada larva pun rendah.

m. Pengadaan Pakan

Divisi pengadaan pakan mempunyai tugas untuk memperhatikan dan

memastikan akan kebutuhan pakan yang dibutuhkan oleh ikan.

n. Pengadaan dan Quality Control (QC)

Divisi Pengadaan dan Quality Control (QC) mempunyai tugas menyeleksi

ukuran, jumlah dan kualitas ikan yang akan dikeluarkan perusahaan serta

menyediakan dan mengatur ikan hasil panen untuk dipasarkan. Adapun bagan

struktur organisasi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat disajikan

dalam Gambar 3.

20
Sumber: CV. Dejeefish, 2021
Gambar 3. Struktur Organisasi CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat

3.2 Sarana dan Prasarana CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat


3.2.1 Sarana

Sarana yang terdapat di CV. Dejeefish merupakan bahan dan peralatan

yang berkaitan langsung dan digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan.

Sarana di CV. Dejeefish secara umum digolongkan menjadi tiga bagian yaitu

sarana pokok, sarana penunjang dan sarana pelengkap. Ketiga bagian sarana

tersebut memiliki peran masing-masing dan saling terkait dalam

keberlangsungan serta keberhasilan kegiatan yang ada di CV. Dejeefish,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

I. Sarana Pokok

Sarana pokok merupakan sarana yang harus ada dalam kegiatan

pembenihan ikan. Sarana pokok yang terdapat dalam CV. Dejeefish, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat terdiri atas kantor sebagai tempat para karyawan bekerja

dalam hal menerima pengiriman dan pengiriman ikan ke konsumen, hatchery

21
sebagai tempat pembenihan ikan dari mulai tahap pemijahan sampai

menghasilkan larva. Lingkungan hatchery yang baik sangat menentukan berhasil

atau tidaknya proses pemijahan yang dilakukan oleh ikan. Kolam indukan

berfungsi untuk memelihara indukan ikan yang siap untuk dipijahkan maupun

yang sudah dipijahkan. Kolam pembenihan sebagai tempat bagi induk jantan dan

induk betina yang telah matang gonad dengan melakukan manipulasi habitatnya

agar proses pembenihan berhasil. Kolam pendederan yaitu sebagai tempat

mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi bibit ikan yang siap untuk di

besarkan dan kolam pembesaran yang berfungsi sebagai tempat menampung

hasil benih maupun ikan konsumsi yang sudah di panen dari kolam. Adapun

sarana pokok yang terdapat di CV. Dejeefish disajikan dalam Gambar 4.

(a). (b).

(c). (d).

Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021


Gambar 4. Sarana Pokok CV. Dejeefish: (a). Kantor; (b). Hatchery; (c). Kolam
Induk.

II. Sarana Penunjang

Sarana penunjang merupakan sarana yang fungsinya hampir sama dengan

prasarana hanya saja sarana penunjang berhubungan langsung dengan kegiatan

pembenihan ikan. Sarana penunjang kegiatan pembenihan pada ikan di CV.

22
Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdiri atas ruang karantina ikan,

ruang pengemasan (packing) ikan, kendaraan roda dua dan roda empat, coolbox

sebagai tempat penyimpanan ikan dari kolam budidaya untuk dilakukan

pengiriman baik ke dalam maupun luar negeri serta tersedianya bio security.

Adapun sarana penunjang yang terdapat di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi,

Jawa Barat disajikan dalam Gambar 5.

(a). (b).

(c). (d).

Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021


Gambar 5. Sarana Penunjang CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi: (a). Ruang
Karantina dan

III. Sarana Pelengkap

Sarana pelengkap merupakan sarana yang mendukung kegiatan

pembenihan ikan. Sarana pelengkap hanya berfungsi sebagai pelengkap,

sehingga sarana ini dapat disediakan maupun tidak. Meskipun demikian, jika

memungkinkan untuk dipenuhi, akan lebih baik jika sarana ini disediakan. Sarana

pelengkap dalam kegiatan pembenihan ikan yang terdapat di CV. Dejeefish,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdiri dari tempat parkir kendaraan yang

23
dapat mempermudah akses keluar masuknya kendaraan, 1 unit kamar mandi

yang terletak di lantai 1 dan 2 unit kamar mandi yang terletak di lantai 2, mushola

yang berfungsi sebagai tempat ibadah, dapur yang berfungsi dalam penyediaan

konsumsi pegawai, mess peserta pelatihan dan pemagangan yang berfungsi

sebagai ruang istirahat serta ruang kelas yang berfungsi sebagai tempat

berkumpul untuk briefing sebelum melakukan kegiatan dan tempat melakukan

presentasi hasil magang. Adapun sarana pelengkap dalam kegiatan pembenihan

ikan di CV. Dejeefish disajikan pada Gambar 6.

(a). (b).

Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021


Gambar 6. Sarana Pelengkap CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi: (a). Ruang
Kelas; (b).

3.2.2 Prasarana

Prasarana adalah bahan dan peralatan yang dapat mendukung kegiatan

pembenihan ikan agar tercapai kegiatan pembenihan yang efektif dan efisien.

Prasarana hanya bersifat sebagai pendukung, namun keberadaannya dapat

mempercepat alur dari proses pembenihan ikan. Prasarana yang tersedia di CV.

Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah sebagai berikut:

i. Akses Jalan dan Transportasi

Akses jalan dan transportasi adalah prasarana yang dapat mempercepat

24
mobilitas dalam melaksanakan kegiatan pembenihan ikan. Kondisi jalan menuju

CV. Dejeefish sudah baik karena telah dilengkapi rambu-rambu lalu lintas dan

beraspal. Alat transportasi di CV. Dejeefish berupa 3 unit kendaraan roda dua

dan 1 unit kendaraan roda empat yang digunakan untuk kepentingan perusahaan

seperti melakukan pengiriman ikan ke bandara maupun mengambil ikan dari

mitra perusahaan.

ii. Sumber Listrik

Sumber listrik merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhan

untuk menghidupkan berbagai alat elektronik. Listrik pada kegiatan pembenihan

ikan merupakan aspek vital dalam menjalankan berbagai proses pembenihan

ikan baik dalam kegiatan struktural dan fungsional. Penggunaan listrik pada

kegiatan pembenihan ikan dilakukan selama 24 jam untuk menghidupkan

peralatan di hatchery. Sumber listrik yang digunakan di CV. Dejeefish,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diperoleh dari saluran listrik yang berasal dari

gardu listrik PLN. Selain itu, sumber listrik ditunjang dengan satu buah genset

dengan kapasitas sebagai langkah pencegahan pemadaman dan turunnya

voltase listrik. Adapun bentuk fisik sumber listrik di CV. Dejeefish disajikan dalam

Gambar 7.

(a). (b).

Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021


Gambar 7. Sumber Listrik: (a). PLN; (b). Genset

iii. Sumber Air

25
Sumber air yang digunakan di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa

Barat berasal dari sumur air bawah tanah yang berasal dari aliran air di gunung

dan PDAM yang berfungsi untuk memenuhi kegiatan operasional pembenihan

ikan. Air PDAM yang akan digunakan ditampung ke dalam bak penampungan air

(tandon) yang diletakkan di hatchery dan pengambilan airnya menggunakan

pompa air.

26
BAB IV. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

4.1 Pembenihan Ikan


4.1.1 Pengertian Pembenihan Ikan

Pembenihan adalah salah satu segmen dalam budidaya perikanan.

Pembenihan merupakan kegiatan atau usaha untuk memproduksi benih yang

berkualitas yang nantinya akan dibesarkan pada segmen pembesaran. Siklus

produksi pembenihan juga termasuk yang cepat karena umumnya bisa mulai

penjualan dari ukuran inci atau sentimeter.

Pembenihan adalah salah satu proses budidaya yang memiliki segmentasi

pasar yang lebih luas. Hal itu benar adanya, karena penjualannya bisa dalam

berbagai bentuk dan ukuran. Telur dan larva ikan sudah diminati banyak

kalangan pembudidaya ikan. Akan tetapi benih pun tidak kalah laku, larva yang

sudah berbentuk ikan ini banyak dicari oleh pembudidaya ikan. Pertimbangnya

adalah tahap telur dan larva masih rentan kematian jika pengetahuan tentang

pembenihan belum banyak. Benih banyak dijual dalam ukuran centimeter atau

inci (Usni dan Deni, 2013).

4.2 Teknik Pembenihan Ikan


4.2.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva

Kegiatan pembenihan ikan baung (Mystus nemurus) di CV. Dejeefish,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diawali dengan persiapan wadah

pemeliharaan larva. Persiapan wadah pemeliharaan larva diawali dengan

pengurasan air dan menggosok kaca dengan serabut kawat. Akuarium yang

sudah dikuras dan digosok dikeringkan dan siap digunakan untuk pemeliharaan

larva ikan baung (Mystus nemurus).

27
4.2.2 Proses Pemijahan

4.2.2.1 Seleksi Induk

Seleksi induk dilakukan untuk mendapatkan induk yang baik dan matang

gonad. Indukan yang digunakan dalam pemijahan di CV. Dejeefish, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat berumur satu tahun dengan berat badan 0.5 – 0.75 kg

untuk induk baung (Mystus nemurus) jantan dan 0.8 - 1 kg untuk induk baung

(Mystus nemurus) betina. Jurnal ciri induk jantan dan betina

4.2.2.2 Pengecekan Kematangan Gonad

Kematangan gonad pada ikan baung dapat diamati dengan ciri-ciri

urogenital jantan berwarna kemerahan pada ujungnya. Kematangan gonad induk

baung betina dapat dicek dengan menggunakan selang kateter yang dimasukan

ke lubang urogenital kemudian dihisap sedikit agar telur terbawa dan diletakan di

punggung tangan untuk melihat ukuran telur.

Jurnal kematangan gonad baung

4.2.2.3 Penyuntikan

Pemijahan ikan baung di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

dilakukan secara buatan. Pemijahan buatan yaitu pemijahan yang dibantuoleh

campur tangan manusia dengan pemberian hormon perangsang. Pemberian

hormon perangsang dilakukan dengan penyuntikan pada induk betina sebanyak

dua kali yang masing-masingnya dengan dosis pertama 30%xBB atau 0.2ml dan

dosis kedua 70%xBB atau 0.6. Interval masing-masing penyuntikan 10 jam

sampai penyuntikan kedua dan 6 jam sampai proses striping. Penyuntikan

dilakukan dengan metode intramuscular dengan kemiringan 45°.

28
4.2.2.4 Pengambilan Sperma

Pengambilan sperma pada induk jantan di CV. Dejeefish, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat dilakukan dengan mematikan induk jantan karena sperma

tidak dapat distriping. Induk jantan dipotong bagian atas kepala kemudian di

potong bagian perut dengan gunting mulai dari lubang urogenital sampai sirip

perut kemudian kantong sperma diambil. Kantung sperma yang sudah diambil

dibersihkan dengan NaCl kemudian dicacah di atas gelas ukur yang dilapisi kain

hapa sambal diteteskan NaCl. Selanjutnya kantung sperma diperas dan sperma

yang ada di gelas ukur ditambah NaCl sampai perbandingan 1:50-100.

4.2.2.5 Striping

Proses striping di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

dilakukan 6 jam setelah penyuntikan kedua. Sebelum dilakukan striping, induk

betina dicek kesiapan telurnya dengan mengeluarkan sedikit telurnya dan

dimasukkan ke gelas benih berisi air. Selanjutnya dilihat bila telur menempel

berarti sudah siap distriping. Induk betina yang sudah siap, diambil dan dipegang

di atas baskom dengan ditutup bagian kepala menggunakan kain basah agar

tidak berontak. Kemudian perut ikan dipijat pelan mulai dari bawah sirip perut

sampai lubang urogenitalnya. Proses striping diulangi sampai tidak keluar telur

lagi.

4.2.2.6 Percampuran Telur

Pencampuran telur di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

dilakukan setelah striping. Telur yang sudah dikeluarkan diaduk dengan sperma

yang sudah diberi tambahan NaCl dengan menggunakan bulu ayam agar telur

tidak rusak. Setelah pengadukan, NaCl dbuang hingga hanya telur saja.

Selanjutnya telur di tebar secara merata di wadah penetasan.

29
4.2.3 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva

Telur ikan baung (Mystus nemurus) yang terbuahi atau hidup, selanjutnya

di tetaskan pada wadah penetasan. Wadah penetasan ikan baung (Mystus

nemurus) yang dipakai di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

berupa akuarium dengan ukuran panjang 90 cm dan lebar 60 cm dan untuk

padat tebarnya sebanyak 1000 butir telur/akuarium. Wadah penetasan

dipersiapkan terlebih dahulu 1-2 hari sebelumnya dengan diisi air bersih yang

berasal bak penampungan air (tandon). Air diisi ke dalam wadah penetasan

dengan ketinggian 20 cm kemudian diberi daun ketapang (Terminalia catappa)

serta heater. Pemberian heater dimaksudkan agar suhu di dalam wadah

penetasan tetap terjaga sehingga dapat membantu mempercepat pertumbuhan

dari telur ikan baung (Mystus nemurus).

4.3 Pakan
4.3.1 Pakan Induk

Wadah pemeliharaan larva menggunakan akuarium berukuran 90 x 40 x 35

cm. Kegiatan persiapan wadah dilakukan sebelum larva dimasukkan ke wadah

pemeliharaan. Persiapan wadah larva dimulai dari menguras air akuarium Larva

baung akan dipelihara dalam bak fiber atau akuarium.

Pemberian pakan diberikan kepada induk dengan frekuensi pemberian

sebanyak 1 kali dalam satu hari yaitu pukul 08:00. Pakan yang diberikan berupa

pellet merk PROVIT dengan kandungan protein 30%. Jumlah pakan yang

diberikan yaitu hanya 3% dari bobot tubuh induk. Selain menggunakan pellet,

digunakan juga pakan alami berupa keong mas dan kijing sekenyang nya

(adlibitum) pakan tambahan diberikan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.

Pemberian pakan kijing atau keong mas bertujuan untuk meningkatkan

kandungan kualitas telur. Hal ini dikarenakan kijing atau keong mas memiliki

30
kandungan protein yang tinggi (58-60%). (jurnalnya belum ya)

4.3.2 Pakan Larva

Larva baung (Mystus nemurus) yang baru menetas tidak perlu diberi pakan

terlebih dahulu karena larva tersebut masih memiliki cadangan makanan berupa

kuning telur. Larva baung (Mystus nemurus) masih memiliki cadangan makanan

sampai hari ke empat sehingga pemberian pakan dilakukan pada hari

selanjutnya. Larva baung (Mystus nemurus) di CV. Dejeefish, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat diberikan pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.)

setelah berumur empat hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali

sehari yaitu pagi hari pukul 08.00 dan sore hari pukul 15.00 dimana pemberian

pakan dilakukan secara adlibitum.

Jurnal ikan baung karnivore

Pemberian pakan untuk larva ikan baung (Mystus nemurus) di CV.

Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat juga dilakukan dengan

mencampurkan ekstrak kunyit ke dalam cacing sutra. Tujuan dilakukannya

pencampuran kunyit dengan cacing sutra karena kunyit mempunyai kemampuan

untuk membersihkan kotoran yang berada di dalam cacing sutra sehingga cacing

sutra menjadi bersih dan aman untuk pakan larva ikan baung (Mystus nemurus).

Jurnal khasiat kunyit Adapun bentuk fisik dari pakan alami berupa cacing

sutra (Tubifex sp.) untuk pakan larva ikan baung (Mystus nemurus) di CV.

Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat disajikan dalam Gambar 10.

31
Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021
Gambar 1. Cacing Sutra (Tubifex sp.)

32
4.4 Hasil Pembenihan Ikan
4.4.1 Komoditas

1. Ikan Baung (Mystus nemurus)

a. Klasifikasi (jurnal)

b. Morfologi (jurnal)

c. Habitat dan Penyebaran (jurnal)

4.4.2 Derajat Pembuahan (Fertilization Rate)

Telur ikan baung (Mystus nemurus) yang telah terbuahi akan berwarna

kuning transparan sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih

keruh. Proses perhitungan telur di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa

Barat dilakukan secara manual menggunakan centong dan baskom. Perhitungan

telur dilakukan secara satu per satu.

Jurnal FR. 41 Derajat pembuahan telur (Fertilization Rate/FR) dapat

dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Qt
FR(%)= ×100 %
Qo

Keterangan:

FR = Derajat Pembuahan Telur (%)

Qt = Jumlah Telur Terbuahi (butir)

Qo = Jumlah Telur (butir)

Total telur yang dihasilkan berjumlah 4.000 butir. Telur yang terbuahi atau

yang hidup berjumlah 3.950 butir sedangkan yang tidak terbuahi atau yang mati

berjumlah 50 butir sehingga didapatkan hasil derajat pembuahan telur

(fertilization rate/FR) dari ikan baung (Mystus nemurus) yaitu sebesar 98%.

33
4.4.3 Derajat Penetasan Telur (Hatching Rate)

Telur yang tidak dibuahi harus segera di buang karena akan berpengaruh

terhadap telur yang terbuahi sehingga diperoleh derajat penetasan telur

(Hatching Rate/HR). Menurut Febnikayani, et al. (2018), derajat penetasan telur

merupakan banyaknya telur yang berhasil menetas menjadi larva. Larva yang

sudah menetas akan terapung dengan bagian perut berada diatas. Derajat

penetasan telur (Hatching Rate/HR) dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai

berikut:

4.4.4 Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate)

Selama Praktik Kerja Magang (PKM) di CV. Dejeefish, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat dilakukan juga pengamatan terhadap tingkat

kelangsungan hidup (Survival Rate/SR) telur ikan baung (Mystus nemurus).

Tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate/SR) dimulai dari telur menetas hingga

telur mencapai fase benih berumur 7-8 hari. Tingkat kelangsungan hidup

menunjukkan persentase larva yang hidup dari jumlah telur yang menetas

setelah telur berumur delapan hingga sepuluh hari (Pratama, et al., 2018).

Tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate/SR) dapat dihitung berdasarkan

rumus sebagai berikut:

34
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Magang (PKM) tentang Teknik

Pembenihan Ikan Baung (Mystus nemurus) di CV. Dejeefish, Kabupaten

Sukabumi, Jawa Barat didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembenihan ikan baung (Mystus nemurus) yang dilakukan di CV.

Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdiri dari persiapan kolam

pemijahan, seleksi induk, proses pemijahan, penetasan telur dan

pemeliharaan larva.

2. Sistem pemijahan ikan baung (Mystus nemurus) yang dilakukan di CV.

Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menggunakan sistem

pemijahan buatan dimana indukan jantan dimatikan untuk mengambil sel

sperma dan induk betina diberikan suntik hormon untuk membantu

merangsang kematangan telur.

3. Hasil dari pembenihan yang dilakukan secara alami di CV. Dejeefish,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tergolong berhasil dengan perolehan

Derajat Pembuahan Telur/Fertilization Rate (FR) sebesar 87%, Derajat

Penetasan Telur/Hatching Rate (HR) sebesar 60% dan Tingkat

Kelangsungan Hidup/Survival Rate (SR) larva pada hari ke delapan sebesar

55%.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dalam kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM)

mengenai Teknik Pembenihan Ikan Baung (Mystus Nemurus) di CV. Dejeefish,

Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah sebaiknya keadaan di lingkungan

35
hatchery ikan baung (Mystus nemurus) lebih diperhatikan lagi untuk kebersihan

dan keamanannya. Melakukan peremajaan prasarana, besi penopang aquarium

di hatchery sudah berkarat dan banyak yang keopos. Selain itu, pemeliharaan

yang dilakukan terhadap larva ikan baung (Mystus nemurus) lebih di tingkatkan

untuk menghindari tingkat mortalitas yang tinggi sehingga bisa didapatkan hasil

produksi budidaya yang maksimal.

36
DAFTAR PUSTAKA

Andriani. Y., Zidni, I., Lili, W., dan Subhan, U. (2021). Penyuluhan Pembenihan
Menggunakan Teknik Hipofisasi sebagai Upaya Pengembangbiakan
Ikan Tagih (Mystus nemurus C.V.). Media Kontak Tani Ternak. 3(2), 42-
48.

Burnawi dan Apriyadi. (2014). Tajur rendam (fishing line) alat tangkap ikan baung
(Mystus nemurus) di Sungai Belida Sumatera Selatan. BTL. 11(1), 15-
17.

Gaffar.A.K., (1997). Perikanan Perairan Umum di DAS Musi Sumatera Selatan.


Makalah Simposium Perikanan Indonesia II Ujung Pandang. 2-3
Desember 1997 1 - 13 hlm.

Samuel & Adjie, S. (1996). Beberapa aspek limno-biologi dan penangkapan di


daerah Aliran Sungai Musi Bagian tengah, hulu, Sumatera Selatan.
Prosiding Seminar Pengkomunikasian Hasil Penelitian Perikanan
Perairan Umum di Sumatera Selatan. Lolitkanwar Palembang Badan
Litbang Pertanian Departemen Pertanian. (2), 43-52.

Usni dan Deni. (2013). Panduan Lengkap Benih Ikan Konsumsi. Penebar
Swadaya, Jakarta.

37
LAMPIRAN

Lampiran 1. xxxxxxxx

Isi text

38
Lampiran 2. xxxxxxx

39

Anda mungkin juga menyukai