Proposal - Badzlin Maladzi - 185080507111007
Proposal - Badzlin Maladzi - 185080507111007
Oleh:
BADZLIN MALADZI
NIM. 185080507111007
Oleh:
BADZLIN MALADZI
NIM. 185080507111007
Oleh:
BADZLIN MALADZI
NIM. 185080507111007
Mengetahui: Menyetujui,
Sekretaris Jurusan Manajemen Dosen Pembimbing
Sumberdaya Perairan
kegiatan, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri baik untuk naskah,
tabel, gambar maupun ilustrasi lainnya yang tercantum sebagai bagian dari
laporan PKL ini. Jika terdapat karya/ pendapat/ informasi dari orang lain, maka
Brawijaya, Malang. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar
Badzlin Maladzi
NIM.185080507111007
1
UCAPAN TERIMA KASIH
bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis
1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
Magang
3. Bapak Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, M.S. selaku dosen pembimbing dari FPIK
skripsi.
4. Pihak CV. Dejeefish yang telah membantu memberi bimbingan dan arahan
dan dukungan.
2
RINGKASAN
3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
Praktik Kerja Magang (PKM) dengan judul “Teknik Pembenihan Ikan Baung
Penulis juga berterimakasih kepada bapak Dr. Ir. Agoes Soeprijanto, M.S. selaku
dosen pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
ini. Oleh karena itu, saya berharap kepada pembaca untuk dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan usulan ini lebih baik.
Terimakasih.
Badzlin Maladzi
NIM. 185080507111007
4
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS i
RINGKASAN 3
KATA PENGANTAR 4
DAFTAR ISI 5
DAFTAR TABEL 7
DAFTAR GAMBAR 8
DAFTAR LAMPIRAN 9
BAB I. PENDAHULUAN 10
5
4.3 Pakan 23
4.4 Hasil Pembenihan Ikan 23
5.1 Kesimpulan 24
5.2 Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 26
6
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. xxxxxxxx 11
Lampiran 2. xxxxxxx 12
9
BAB I. PENDAHULUAN
pulau di Indonesia kurang lebih 17.491 dengan luas perairan laut pedalaman dan
Indonesia 290.000 km2, luas zona tambahan Indonesia 270.000km2, luas zona
2.800.000 km2 dengan panjang garis pantai Indonesia 108.000 km. besarnya
memiliki 2 anak sungai yang terbesar yaitu: Sungai Komering dan Sungai Ogan
dibagi menjadi 3 zona: zona hulu, zona tengah dan zona hilir (Samuel et al.,
2002). Sungai Musi bagian hilir, sungai yang besar dan dalam dipengaruhi
Burnawi dan Apriyadi (2014) menyatakan bahwa di Sungai Musi bagian hilir
ada anak sungai yakni Sungai Belida, pada bagian hilir pengaruhi pasang surut,
sebelah kiri dan kanan sungai merupakan daerah rawa banjiran. Dan terdapat
jenis ikan ekonomis penting salah satunya ikan baung (Mystus nemurus).
Ikan tagih (Mystus nemurus C.V.) adalah salah satu komoditas perikanan
khas Jawa Barat yang potensial untuk dikembangkan. Jenis ikan ini disukai oleh
masyarakat karena rasa dan tekstur dagingnya enak dan gurih. Ikan tagih
merupakan salah satu jenis ikan yang banyak terdapat di perairan umum
10
Indonesia dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif ikan konsumsi
1.2 Tujuan
teknik pembenihan dan juga untuk membandingkan antara teori yang telah
Sukabumi.
1.3 Manfaat
dan memahami permasalahan yang timbul dalam teknik pembenihan pada ikan.
Hasil dari laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman serta
(Mystus nemurus).
11
BAB II. METODE PRAKTIK KERJA MAGANG
deskriptif merupakan salah satu fungsi dalam dalam data mining untuk
Lestiawan, 2016)
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti dari
responden, dan bukan berasal dari pengumpulan data yang pernah dilakukan
12
2.2.1.1 Observasi
Jawa Barat.
2.2.1.2 Wawancara
mengenai profil CV. Dejeefish hingga seluruh kegiatan yang dilakukan di CV.
nemurus).
lapang dan ikut membantu kegiatan lapang yang ada di CV. Dejeefish. Kegiatan
ini bertujuan untuk menambah pengalaman kerja dan membandingkan teori yang
untuk memperkuat data primer yang telah didapat. Menurut Pratama dan
Lestiawan, 2016 Sumber data sekunder merupakan data yang didapat bukan
dari sumbernya. Data yang diperoleh berasal dari dokumen, buku, data statistik,
13
BAB III. KEADAAN UMUM / PROFIL LOKASI/INSTANSI PRAKTIK
KERJA LAPANG
produksi benih ikan baung sederhana pada tahun 2006. CV. Dejeefish kini telah
Manusia (SDM) yang terlatih, terampil dan team work yang solid, fasilitas yang
memadai serta bimbingan dari instansi perikanan, CV. Dejeefish telah mampu
memproduksi benih ikan air tawar dalam jumlah jutaan ekor per tahun. Jenis ikan
air tawar yang diproduksi oleh CV. Dejeefish adalah ikan Baung (Mystus
nemurus), ikan Patin (Pangasius sp.), ikan Baung (Mystus nemurus), ikan Mas
(Cyprinus carpio), ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang terdiri atas ikan nila
GMT, ikan Nila Nirwana, ikan Nila Sultana, Grasscarp, ikan Lele (Clariassp.),
ikan Bawal (Colossoma macropomum) dan berbagai jenis ikan hias. Gambar CV.
14
Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021
Gambar 1. CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
3.1.2 Lokasi dan Letak Geografis CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat
Barat cukup mudah karena banyak dilalui angkutan umum seperti angkutan
15
umum, ojek, transportasi online maupun kendaraan pribadi. CV. Dejeefish juga
memiliki wilayah kerja lainnya yaitu terletak di wilayah kampung Cipuntang, Desa
3.1.3 Visi dan Misi CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
tanggung jawab dan tugas sesuai dengan fungsinya mengacu pada visi dan misi
yang dimiliki. Visi dari CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat adalah
yang
16
sumberdaya manusia yang handal di bidang Usaha Perikanan dengan
daerah-daerah potensial.
mengembangkan kewirausahaan.
Pengembangan Perikanan.
pemagangan.
17
3.1.4 Struktur Organisasi dan Tenaga Kerja
Magang (PKM). CV. Dejeefish dipimpin oleh direktur utama dan sekaligus pemilik
divisi makanan, divisi umum, dan divisi produksi. Divisi busana terdiri atas
produksi dan pemasaran busana. Divisi makanan terdiri atas produksi dan
pemasaran dan Quality Control (QC), pengadaan dan Quality Control (QC),
Divisi produksi terdiri atas Manajemen Pengendali Mutu (MPM), kepala produksi
a. Direktur
b. Bendahara
perusahaan.
c. Administrasi
18
Administrasi mempunyai tugas mencatat setiap transaksi penjualan yang
d. Logistik
peralatan di gudang, memindahkan ikan yang telah dipanen dari kolam ke mobil
e. Transportasi
f. Pemasaran
19
j. Kepala Produksi Budidaya
melalui penerapan cara budidaya ikan yang baik, menyiapkan data dan informasi
k. Pemeliharaan Induk
induk agar tetap berkualitas dan memilih calon induk yang berkualitas.
l. Pemeliharaan Larva
sampai pada ukuran benih sehingga larva tetap terjaga dan tingkat mortalitas
m. Pengadaan Pakan
ukuran, jumlah dan kualitas ikan yang akan dikeluarkan perusahaan serta
menyediakan dan mengatur ikan hasil panen untuk dipasarkan. Adapun bagan
dalam Gambar 3.
20
Sumber: CV. Dejeefish, 2021
Gambar 3. Struktur Organisasi CV. Dejeefish, Sukabumi, Jawa Barat
Sarana di CV. Dejeefish secara umum digolongkan menjadi tiga bagian yaitu
sarana pokok, sarana penunjang dan sarana pelengkap. Ketiga bagian sarana
I. Sarana Pokok
pembenihan ikan. Sarana pokok yang terdapat dalam CV. Dejeefish, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat terdiri atas kantor sebagai tempat para karyawan bekerja
21
sebagai tempat pembenihan ikan dari mulai tahap pemijahan sampai
atau tidaknya proses pemijahan yang dilakukan oleh ikan. Kolam indukan
berfungsi untuk memelihara indukan ikan yang siap untuk dipijahkan maupun
yang sudah dipijahkan. Kolam pembenihan sebagai tempat bagi induk jantan dan
induk betina yang telah matang gonad dengan melakukan manipulasi habitatnya
mendederkan atau membesarkan larva ikan menjadi bibit ikan yang siap untuk di
hasil benih maupun ikan konsumsi yang sudah di panen dari kolam. Adapun
(a). (b).
(c). (d).
22
Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdiri atas ruang karantina ikan,
ruang pengemasan (packing) ikan, kendaraan roda dua dan roda empat, coolbox
pengiriman baik ke dalam maupun luar negeri serta tersedianya bio security.
(a). (b).
(c). (d).
sehingga sarana ini dapat disediakan maupun tidak. Meskipun demikian, jika
memungkinkan untuk dipenuhi, akan lebih baik jika sarana ini disediakan. Sarana
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terdiri dari tempat parkir kendaraan yang
23
dapat mempermudah akses keluar masuknya kendaraan, 1 unit kamar mandi
yang terletak di lantai 1 dan 2 unit kamar mandi yang terletak di lantai 2, mushola
yang berfungsi sebagai tempat ibadah, dapur yang berfungsi dalam penyediaan
sebagai ruang istirahat serta ruang kelas yang berfungsi sebagai tempat
(a). (b).
3.2.2 Prasarana
pembenihan ikan agar tercapai kegiatan pembenihan yang efektif dan efisien.
mempercepat alur dari proses pembenihan ikan. Prasarana yang tersedia di CV.
24
mobilitas dalam melaksanakan kegiatan pembenihan ikan. Kondisi jalan menuju
CV. Dejeefish sudah baik karena telah dilengkapi rambu-rambu lalu lintas dan
beraspal. Alat transportasi di CV. Dejeefish berupa 3 unit kendaraan roda dua
dan 1 unit kendaraan roda empat yang digunakan untuk kepentingan perusahaan
mitra perusahaan.
ikan baik dalam kegiatan struktural dan fungsional. Penggunaan listrik pada
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diperoleh dari saluran listrik yang berasal dari
gardu listrik PLN. Selain itu, sumber listrik ditunjang dengan satu buah genset
voltase listrik. Adapun bentuk fisik sumber listrik di CV. Dejeefish disajikan dalam
Gambar 7.
(a). (b).
25
Sumber air yang digunakan di CV. Dejeefish, Kabupaten Sukabumi, Jawa
Barat berasal dari sumur air bawah tanah yang berasal dari aliran air di gunung
ikan. Air PDAM yang akan digunakan ditampung ke dalam bak penampungan air
pompa air.
26
BAB IV. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
produksi pembenihan juga termasuk yang cepat karena umumnya bisa mulai
pasar yang lebih luas. Hal itu benar adanya, karena penjualannya bisa dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Telur dan larva ikan sudah diminati banyak
kalangan pembudidaya ikan. Akan tetapi benih pun tidak kalah laku, larva yang
sudah berbentuk ikan ini banyak dicari oleh pembudidaya ikan. Pertimbangnya
adalah tahap telur dan larva masih rentan kematian jika pengetahuan tentang
pembenihan belum banyak. Benih banyak dijual dalam ukuran centimeter atau
pengurasan air dan menggosok kaca dengan serabut kawat. Akuarium yang
sudah dikuras dan digosok dikeringkan dan siap digunakan untuk pemeliharaan
27
4.2.2 Proses Pemijahan
Seleksi induk dilakukan untuk mendapatkan induk yang baik dan matang
Sukabumi, Jawa Barat berumur satu tahun dengan berat badan 0.5 – 0.75 kg
untuk induk baung (Mystus nemurus) jantan dan 0.8 - 1 kg untuk induk baung
baung betina dapat dicek dengan menggunakan selang kateter yang dimasukan
ke lubang urogenital kemudian dihisap sedikit agar telur terbawa dan diletakan di
4.2.2.3 Penyuntikan
dua kali yang masing-masingnya dengan dosis pertama 30%xBB atau 0.2ml dan
28
4.2.2.4 Pengambilan Sperma
Sukabumi, Jawa Barat dilakukan dengan mematikan induk jantan karena sperma
tidak dapat distriping. Induk jantan dipotong bagian atas kepala kemudian di
potong bagian perut dengan gunting mulai dari lubang urogenital sampai sirip
perut kemudian kantong sperma diambil. Kantung sperma yang sudah diambil
dibersihkan dengan NaCl kemudian dicacah di atas gelas ukur yang dilapisi kain
hapa sambal diteteskan NaCl. Selanjutnya kantung sperma diperas dan sperma
4.2.2.5 Striping
dimasukkan ke gelas benih berisi air. Selanjutnya dilihat bila telur menempel
berarti sudah siap distriping. Induk betina yang sudah siap, diambil dan dipegang
di atas baskom dengan ditutup bagian kepala menggunakan kain basah agar
tidak berontak. Kemudian perut ikan dipijat pelan mulai dari bawah sirip perut
sampai lubang urogenitalnya. Proses striping diulangi sampai tidak keluar telur
lagi.
dilakukan setelah striping. Telur yang sudah dikeluarkan diaduk dengan sperma
yang sudah diberi tambahan NaCl dengan menggunakan bulu ayam agar telur
tidak rusak. Setelah pengadukan, NaCl dbuang hingga hanya telur saja.
29
4.2.3 Penetasan Telur dan Pemeliharaan Larva
Telur ikan baung (Mystus nemurus) yang terbuahi atau hidup, selanjutnya
dipersiapkan terlebih dahulu 1-2 hari sebelumnya dengan diisi air bersih yang
berasal bak penampungan air (tandon). Air diisi ke dalam wadah penetasan
4.3 Pakan
4.3.1 Pakan Induk
pemeliharaan. Persiapan wadah larva dimulai dari menguras air akuarium Larva
sebanyak 1 kali dalam satu hari yaitu pukul 08:00. Pakan yang diberikan berupa
pellet merk PROVIT dengan kandungan protein 30%. Jumlah pakan yang
diberikan yaitu hanya 3% dari bobot tubuh induk. Selain menggunakan pellet,
digunakan juga pakan alami berupa keong mas dan kijing sekenyang nya
kandungan kualitas telur. Hal ini dikarenakan kijing atau keong mas memiliki
30
kandungan protein yang tinggi (58-60%). (jurnalnya belum ya)
Larva baung (Mystus nemurus) yang baru menetas tidak perlu diberi pakan
terlebih dahulu karena larva tersebut masih memiliki cadangan makanan berupa
kuning telur. Larva baung (Mystus nemurus) masih memiliki cadangan makanan
Sukabumi, Jawa Barat diberikan pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.)
setelah berumur empat hari dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali
sehari yaitu pagi hari pukul 08.00 dan sore hari pukul 15.00 dimana pemberian
untuk membersihkan kotoran yang berada di dalam cacing sutra sehingga cacing
sutra menjadi bersih dan aman untuk pakan larva ikan baung (Mystus nemurus).
Jurnal khasiat kunyit Adapun bentuk fisik dari pakan alami berupa cacing
sutra (Tubifex sp.) untuk pakan larva ikan baung (Mystus nemurus) di CV.
31
Sumber: Dokumentasi Praktik Kerja Magang, 2021
Gambar 1. Cacing Sutra (Tubifex sp.)
32
4.4 Hasil Pembenihan Ikan
4.4.1 Komoditas
a. Klasifikasi (jurnal)
b. Morfologi (jurnal)
Telur ikan baung (Mystus nemurus) yang telah terbuahi akan berwarna
kuning transparan sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna putih
Qt
FR(%)= ×100 %
Qo
Keterangan:
Total telur yang dihasilkan berjumlah 4.000 butir. Telur yang terbuahi atau
yang hidup berjumlah 3.950 butir sedangkan yang tidak terbuahi atau yang mati
(fertilization rate/FR) dari ikan baung (Mystus nemurus) yaitu sebesar 98%.
33
4.4.3 Derajat Penetasan Telur (Hatching Rate)
Telur yang tidak dibuahi harus segera di buang karena akan berpengaruh
merupakan banyaknya telur yang berhasil menetas menjadi larva. Larva yang
sudah menetas akan terapung dengan bagian perut berada diatas. Derajat
berikut:
Tingkat kelangsungan hidup (Survival Rate/SR) dimulai dari telur menetas hingga
telur mencapai fase benih berumur 7-8 hari. Tingkat kelangsungan hidup
menunjukkan persentase larva yang hidup dari jumlah telur yang menetas
setelah telur berumur delapan hingga sepuluh hari (Pratama, et al., 2018).
34
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
pemeliharaan larva.
55%.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM)
35
hatchery ikan baung (Mystus nemurus) lebih diperhatikan lagi untuk kebersihan
di hatchery sudah berkarat dan banyak yang keopos. Selain itu, pemeliharaan
yang dilakukan terhadap larva ikan baung (Mystus nemurus) lebih di tingkatkan
untuk menghindari tingkat mortalitas yang tinggi sehingga bisa didapatkan hasil
36
DAFTAR PUSTAKA
Andriani. Y., Zidni, I., Lili, W., dan Subhan, U. (2021). Penyuluhan Pembenihan
Menggunakan Teknik Hipofisasi sebagai Upaya Pengembangbiakan
Ikan Tagih (Mystus nemurus C.V.). Media Kontak Tani Ternak. 3(2), 42-
48.
Burnawi dan Apriyadi. (2014). Tajur rendam (fishing line) alat tangkap ikan baung
(Mystus nemurus) di Sungai Belida Sumatera Selatan. BTL. 11(1), 15-
17.
Usni dan Deni. (2013). Panduan Lengkap Benih Ikan Konsumsi. Penebar
Swadaya, Jakarta.
37
LAMPIRAN
Lampiran 1. xxxxxxxx
Isi text
38
Lampiran 2. xxxxxxx
39