Anda di halaman 1dari 74

PANDUAN UMUM PENDIDIKAN

PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MURNI TEGUH
2022​
KATA PENGANTAR

Stikes Murni Teguh Go up..!!


Yes Yes Yes..!
Quality Is Our Consent ! Thats True!!
Yes Yes Yes ...!

Selamat datang kami ucapkan kepada mahasiswa baru program studi


Profesi Ners STIKes Murni Teguh, selamat atas keberhasilan anda yang telah
melewati berbagai program seleksi sehingga bisa menjadi mahasiswa di program
studi Profesi Ners STIkes Murni Teguh
Puji dan Syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Mahakuasa oleh karna
berkatnya kita dapat melaksanakan program profesi ners ini, kiranya dengan belas
kasihnya program profesi ners STIkes Murni Teguh Medan tetap maju terdepan
dalam menciptkan calon mahasiswa/i yang berkualitas dan sebagai generasi yang
mengabdi kepada bangsa dan negara Indonesia
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan
Buku panduan Profesi Ners ini, semoga panduan ini bisa bermanfaat khususnya
kepada mahasiswa, dosen dan proseptor klinik dalam menjalankan praktek
pembelajaran profesi ners, kami juga memohon kritik dan saran dari pihak pihak
lain yang telah membaca panduan ini untuk semakin lebih baik kedepannya
Segenap Civitas Akademika Stikes Murni Teguh mengucapkan selamat
datang dan selamat berjuang...! semoga Tuhan Senantiasa menyertai kita.

Medan ​Agustus 2020


Salam

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ​i
DAFTAR ISI ​ii
DAFTAR LAMPIRAN ​iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Sejarah STIKes Murni Teguh ​2
1.2 Visi Misi Tujuan STIKes Murni Teguh ​3
1.3 Visi Misi Tujuan Program Studi Keperawatan ​4
1.4 Aturan Pedoman Panduan Profesi Ners ​5
BAB II. ​STRUKTUR ORGANISASI
2.1. Struktur Organisasi Yayasan Tapemulia Bangsa ​5
2.2. Struktur Organisasi STIkes Murni Teguh Medan ​5
2.3. Dosen Keperawatan STIKes Murni Teguh ​6
BAB III. ​KONSEP PENDIDIKAN NERS
3.1. Falsafah Keperawatan 7​
3.2. Keperawatan Sebagai Profesi ​10
3.3. Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional ​12
BAB IV. ​PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS
4.1 Sikap ​13
4.2 Penguasaan pengetahuan ​14
4.3 Keterampilan khusus ​15
BAB
V. ​STURUKTUR ​KURIKULUM ​DAN
​CAPAIAN PEMBELAJARAN PROFESI
NERSPEMBAHASAN........
5.1 Struktur Kurikulum ​18
5.2 Deskripsi Mata Kulia Profesi Ners ​25
BAB
VI. ​SYARAT ​PESERTA ​DAN ​T
EMPAT ​PRAKTIK PROFESI
..................................................................................
6.1 Persyaratan Peserta didik ​78
6.2 Pendaftaran dan Penerimaan Mahasiswa ​78
6.3 Petunjuk Pendaftaran Online ​78
6.4 Wahana Praktek Profesi Ners ​80
BAB VII. ​PEMBIMBING DAN MEKANISME BIMBINGAN
7.1 Pembimbing Klinik 8​ 2
7.2 Model Bimbingan Preceptoring 8​ 2
7.3 Preseptee (peserta didik) 8​ 3
7.4 Definisi Tentang Preseptor 8​ 3
7.5 Kemampuan preseptor 8​ 4
7.6 Tugas Pokok Preseptor 8​ 4
7.7 Metoda Pembelajaran Peserta Didik 8​ 5
7.8 Pelaksanaan Kegiatan Program Preseptoring 8​ 5
7.9 Dosen Pembimbing Klinik dan Preceptor Klinik 9​ 8

BAB VIII. TATA TERTIP DAN ATURAN PELAKSAAN PROFESI


8.1 Waktu Pelaksanaan ​101
8.2 Tata Tertib Umum ​101
8.3 Tata Tertib Pelaksanaan ​102
BAB IX. ​EVALUASI. ​105
BAB X. ​PENUTUP ​107

LAMPIRAN

BAB
I
PEN
DAH
ULU
AN

1.1. Sejarah STIKes Murni Teguh


STIKes Murni Teguh adalah perubahan nama dari STIKes Bina Bangsa
Kuala Simpang Aceh dengan izin perubahan melalui surat keputusan Menteri Riset
Teknologi Pendidikan Tinggi RI No. 251/KPT/I/2017 tanggal 8 Mei 2017 tentang
izin perubahan nama dan lokasi STIKes Bina Bangsa Kuala Simpang di Kabupaten
Aceh Tamiang menjadi STIKes Murni Teguh di kota Medan yang diselenggarakan
oleh Yayasan Tapeumulia Bangsa.
Proses perubahan tersebut diawali oleh perubahan kepengurusan Yayasan
Tapeumulia Bangsa melalui SK Nomor 1110/2016 tanggal 17 November
2016,selanjutnya diadakan rapat yayasan yang menghasilkan keputusan bahwa
tempat kedudukan Yayasan Tapeumulia Bangsa berpindah dari kota Banda Aceh
menjadi di Medan. Pada rapat tanggal 19 Desember 2016 Pembina, Pengurus dan
Pengawas Yayasan Tapeumulia Bangsa menyetujui pemindahan domisili/lokasi dan
perubahan nama STIKes Bina Bangsa Kualasimpang Provinsi Aceh menjadi
STIKes Murni Teguh di kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Proses perpindahan
domisili dan pergantian nama tersebut disetujui dengan keluarnya surat keputusan
Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi RI No. 251/KPT/I/2017 yang
diserahkan oleh Kopertis Wilayah I Sumatera Utara. Berdasarkan hal tersebut proses
pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang dilaksanakan pada saat ini oleh
STIKes Murni Teguh adalah kelanjutan yang terintegrasi dengan yang dilaksanakan
STIKes Bina Bangsa Kuala Simpang Aceh.
STIKes Bina Bangsa Kualasimpang berdiri pada tahun 2008 dengan Izin
Operasional SK Mendiknas Nomor 121/D/O/2008 tanggal 08 Juli 2008. STIKes
Bina Bangsa Kualasimpang menyelenggarakan program studi S-1 Ilmu
Keperawatan dan D-III Kebidanan. Kedua program studi tersebut telah terakreditasi
BAN-PT (S-1 Ilmu Keperawatan) dengan nomor SK:042/BAN- PT/Ak-
XV/S1/XI/2012 berlaku sampai dengan 23 November 2017 dan LAM-PTKes (D-III
Kebidanan) dengan Nomor SK: 0213/LAM-PTKes/Akr/Dip/XII/2015 berlaku
sampai dengan 20 Desember 2020.
Tujuan utama pergantian pengurus Yayasan Tapeumulia Bangsa, perpindahan
domisili dan pergantian nama adalah peningkatan kualitas STIKes Bina Bangsa
yang telah berubah menjadi STIKes Murni Teguh. Untuk mencapai tujuan tersebut
STIKes Murni Teguh terus berbenah diri

melakukan pembenahan-pembenahan internal untuk memenuhi bahkan melebihi


Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005. Sebagai panduan untuk melaksanakan proses perbaikan tersebut, yayasan
Tapeumulia Bangsa dan STIKes Murni Teguh merevisi visi, misi, tujuan dan
sasaran. Perumusan ulang visi dan misi STIKes Murni Teguh dan program studi
yang dikelola dilakukan oleh pimpinan STIKes dengan melibatkan stakeholders
internal dan eksternal. Stakeholders internal yang terlibat terdiri atas pengelola
Program Studi Ilmu, dosen tetap, staf administrasi, dan mahasiswa. Sedangkan
stakeholders eksternal yang terlibat diantaranya Pihak Rumah Sakit, Dinas
Kesehatan Kota Medan, Puskesmas, Organisasi Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI), dan Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)
Regional.Berbagai pihak yang dilibatkan tersebut bertujuan untuk merumuskan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi STIKes Murni Teguh.
Tahun 2019 stikes murni teguh melakukan pengajuan pembukan program studi
Ners sebagai amanat untuk terus memajukan pendidikan khususnya di program
studi keperawatan, pada bulan Februari 2020 terlaksanya evaluasi lapangan usul
prodi ners dari Kementrian pendidkan dan kebudayaan selama 3 hari dan pada bulan
April 2020 dikerluarkannya izin prodi ners melalui LLDIKTI wilayah 1, atas izin
prodi ners STIKes Murni Teguh melaksanakn program ners untuk mahasiswa
angkatan I pada bulan oktober Ta.2020/2021.

18
1.2. Visi Misi Tujuan STIKes Murni Teguh

1. Visi
Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul dan berdaya saing dalam
menghasilkan tenaga profesional di bidang kesehatan berstandar
Internasional Tahun 2030
2. Misi
a. Menghasilkan lulusan di bidang kesehatan yang berbudaya
Indonesia, berkarakter baik, profesional berstandar Internasional.
b. Mengaplikasikan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan pada tingkat lokal dimana perguruan
tinggi berdomisili.

c. Membentuk masyarakat akademik sebagai kekuatan moral yang


menjadi garda terdepan untuk menjaga Persatuan dan kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
3. Tujuan
a. Mewujudkan proses pendidikan yang memenuhi standar
kompetensi dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang
berbudaya Indonesia, berkarakter baik, dan profesional
berstandar Internasional.
b. Menghasilkan penelitian kesehatan yang berfokus pada pelayanan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c. Mewujudkan pelaksanaan pengabdian masyarakat yang berfokus
pada pelayanan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
d. Terjalinnya kerjasama dengan berbagai stakeholder untuk
Penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi.
e. Menjadi lembaga pendidikan tinggi kesehatan yang mandiri dan
terpercaya berlandaskan Pendidikan Karakter (Soft Skills).

1.3. Visi Misi Tujuan Program Studi Keperawatan (S1 Keperawatan + Ners)

1. Visi
Mengaplikasikan keilmuan dan keahlian keperawatan yang responsif
terhadap layanan kesehatan termutakhir yang berkualitas, dan
mengembangkan aplikasi keilmuan dan teknologi keperawatan di bidang
onkologi berstandar Internasional Tahun 2030
2. Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang unggul dan
berkualitas untuk menghasilkan tenaga profesional dalam
perawatan umum dan perawatan paliatif onkologi berstandar
Internasional.
b. Menyelenggarakan pendidikan berkarakter yang unggul dan
berkualitas dalam pelayanan asuhan keperawatan untuk
menghasilkan lulusan dengan etos kerja berstandar Internasional.
c. Menyelenggarakan penelitian yang fokus pada aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan paliatif
onkologi. 18

d. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat untuk menyelesaikan


permasalahan asuhan keperawatan pada tingkat lokal dimana
perguruan tinggi berdomisili.
e. Menyelenggarakan kerjasama dalam bidang keperawatan di tingkat
Nasional dan Internasional untuk meningkatkan kapasitas
institusi secara berkelanjutan.
3. Tujuan
a. Terwujudnya pendidikan yang menghasilkan tenaga profesional
khususnya
paliative care oncology berstandar Internasional.
b. Menghasilkan lulusan dengan etos kerja yang berkarakter dengan
etos kerja berstandar Internasional.
c. Menghasilkan pengembangan aplikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bidang keperawatan paliatif onkologi
berdasarkan hasil penelitian.
d. Menghasilkan solusi dari permasalahan kesehatan dalam asuhan
keperawatan umum dan onkologi yang ditujukan kepada
masyarakat.
e. Terwujudnya kerjasama dalam bidang keperawatan dengan
berbagai institusi di tingkat Nasional dan Internasional

1.4. Pendoman Aturan


Aturan aturan yang digunakan sebagai pedoman pembuatan panduan ini
adalah sebagai berikut :
a. Statuta STIKes Murni Teguh
b. Rencana Induk Pengembangan (RIP) STIKes Murni Teguh
c. Rencana Strategis (Renstra) STIKes Murni Teguh
d. Standar Mutu Pendidikan STIKes Murni Teguh
e. Buku Panduan Akademik STIKes Murni Teguh
f. Kurikulum Inti Pendidikan Ners Indonesia 2015
g. Panduan Kurikulum Program Studi S1-Ilmu Keperawatan
h. Standar Nasional Dikti No. 44 Tahun 2015
i. Standar Nasional Permenristekdikti No. 50 Tahun 2018
j.
Keputusan ​Menteri ​Kesehatan ​Republik ​Indo
nesia ​Nomor HK.01.07/MENKES/425/2020 Tentang Standar
Profesi Perawat

BAB
II STRUKTUR
ORGANISASI

18

YAYASAN
TAPEUMULIA
BANGSA DEWAN
PERTIMBANGAN
DEWAN
PENGURUS
KETUA STIKESMURNI
TEGUH
SENAT
STIKESMURNI
LPP LEMBAGA PENJAMIN TEGUH
M MUTU

BAG. PENELITIAN & WAKIL KETUA I WAKIL KETUA II


PENGABDIAN WAKIL KETUA III
(BID. KURIKULUM & (BID. UMUM & (BID.
AKADEMIK) KEPEGAWAIAN) KEMAHASISWAAN)

SEKRETAR
BAG.TEKNISI/ IS UPT. LABORATORIUM
IT PRODI ILMU BID. KEUANGAN DAN
KEPERAWATAN ACCOUNTING BIMBINGAN
KONSELINGI

ADMINISTRA UPT. UPT. SISTEM INFORMASI, OPT. BADAN


SI LABORATORIUM DATA DOSEN & EKSEKUTIF
PRODI PROGRAMMER MAHASISWA
KEBIDANAN
KA. BIRO ADMINISTRASI HIMPUNAN ALUMNI


& AKADEMIK BAG.
KEPEGAWAIAN/PGA

OPT. PANGKALAN DATA


PERGURUAN TINGGI STIKESMURNI
(FEEDER) BAG. LAYANAN TEGUH
KESEHATAN

UNIT
PERPUSTAKAAN
KA. PROGRAM KA. PROGRAM STUDI
STUDI PROFESI


NERS
Skema 2.1. Struktur Organisasi STIKes Murni Teguh
S1 ILMU KEPERAWATAN KA.
PROGRAM STUDI
D3 KEBIDANAN
DOSE
N
GARIS KOMANDO & PELAPORAN

2.1. Struktur Organisasi Yayasan Tapemulia Bangsa


GARIS KOORDINASI

Pembina yayasan ​: Tjin Ten Chun


Ketua yayasan ​: Dr.dr. Mutiara,
MHA.,MKT Pengawas
Yayasan ​: Clement Zichri Ang
2.2. Struktur Organisasi STIkes Murni Teguh Medan

Ketua ​: Seriga Banjarnahor S.Kep.,Ns.,MARS


Waket 1 ​: Lenny Lusia S, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Waket II ​: Regina Marintan Sinaga, S.Si, Apt, M.Kes
Waket III ​: Harsudianto Silaen, S.Kep.,Ns.,M.Kep

2.3. Dosen Keperawatan STIKes Murni Teguh


Departemen Keperawatan Dasar dan Management

Departemen Medikal Bedah & Gawat Darurat 18

Departemen Keperawatan Anak & Maternitas

Departemen Keperawatan Jiwa, Komunitas & Gerontik


1.
Harsudianto Silaen, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. Seriga Banjarnahor, S.Kep.,Ns.,MARS
3. M.Taufik Daniel, S.Kep, Ns, M.Kep
4. Hizkianta Sembiring, S.Kep, Ns, M.Kep
1. M. Taufik Daniel Hasibuan, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. Lam Murni Sagala, S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Harsudianto Silaen, S.Kep.,Ns.,M.Kep
4. Lenny Lusia, S.Kep.,Ns.,M.Kep
5. Hizkianta Sembiring, S.Kep, Ns, M.Kep
1. Afnijar Wahyu, S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. Dior Manta Tambunan, S.Kep, Ns, M.Kep
3. Lenny Lusia, S.Kep.,Ns.,M.Kep

1. Siti Meilan Simbolon, S.Kep.Ns.,M.Kep


2. Afnijar Wahyu, S.Kep.,Ns.,M.Kep
3. Seriga Banjarnahor, S.Kep.,Ns.,MARS

BAB III
KONSEP PENDIDIKAN NERS

Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-professional dengan proses


pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang kemampuan seorang
mahasiswa untuk menjadi seorang akademisi dan professional. Lamdasan tumbuh
kembang kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang meliputi
falsafah keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai bentuk pelayanan
profesional yang akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama dalam
proses pembelajaran. Kerangka konsep pendidikan ners saat ini mengembangkan
kerangka konsep yang dipergunakan pada kurikulum inti pendidikan ners tahun
2021 dengan melakukan penyesuaian terhadap Kerangka Kualifikasi nasional dan
Standard Nasional Pendidikan Tinggi tahun 2015.
18
1.1. Falsafah Keperawatan
Pendidikan Ners mengacu pada falsafah keperawatan yang menjadi pedoman
utama bagi profesi keperawatan. Falsafah keperawatan merupakan nilai-nilai,
keyakinan, dan cara pandang perawat terhadap fenomena yang menjadi fokus
kajian utama, yaitu manusia yang berada dalam rentang sehat-sakit yang memiliki
kebutuhan dasar. Keperawatan meyakini bahwa manusia dan kemanusiaan
merupakan titik sentral setiap upaya pelayanan kesehatan dengan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Bertolak dari keyakinan tersebut, keperawatan memandangempat konsepdasar yang
dikenal sebagai metaparadigma keperawatan yaitu manusia, lingkungan, sehat dan
keperawatan.
1. Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu
kesatuan yang utuh dan unik dari bio-psiko-sosio-spiritual dan kulltural. Untuk
dapat melangsungkan kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara
seimbang yang mencakup bio-psiko- sosio-spiritual-kultural.

Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan


memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat
pada dasarnya bersifat biologis,

psikologis, sosial, spiritual dan kultural, kapasitas berfikir, belajar, bernalar,


berkomunikasi, mengembangkan budaya dan nilai-nilai.
Manusia berorientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai
tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya dan
berespon secara positif terhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi dan
memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya.
Manusia selalu mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa antara lain belajar, menggali serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk terlibat
secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian Manusia dalam keperawatan menjadi sasaran pelayanan
keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga, kelompok dan
komunitas yang selalu dapat berubah untuk mencapai keseimbangan terhadap
lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi.

2. Lingkungan
Lingkungan dalam keperawataan adalah faktor yang dapat mempengaruhi
kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasal dari dalam manusia itu
sendiri mencakup; faktor genetik, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi
(psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun
yang dimaksudlingkungan ekternal adalah lingkungan disekitar manusia
mencakup lingkungan fisik, biologik, sosial, kultural dan spiritual.
Lingkungan eksternal diartikan juga sebagai lingkungan masyarakat yang
berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena interaksi antara manusia,
budaya dan aspek spiritual yang dinamis, mempunyai tujuan dan sistem nilai
serta berada dalam suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang
terorganisir.Masyarakat adalah sistem sosial dimana semua orang berusaha
untuk saling membantu dan saling melindungi agar kepentingan bersama dalam 18
hubungannya dengan lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan kebutuhan
dasar secara optimal.

Manusia sebagai makluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan


secara dinamis dan mempunyai kemampuan berespon terhadap lingkungan yang
akan mempengaruhi derajat kesehatannya.
3. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi sesuai undang-undang No 36 tahun
2009 tentang Kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan UUD
1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upaya-
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas untuk membuat tujuan yang realistik serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber- sumber yang tersedia dalam mencapai
tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, kelompok, komunitas, dan masyarakat.
4. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia
sejak fertilisasi sampai akhir hayat, yang diberikan karena adanya
ketidaktahuan, ketidakmauan, dan atau ketidakmampuan. Lingkup praktik
keperawatan meliputipromosi kesehatan, mencegah sakit, memulihkan
kesehatan dan mengurangi penderitaan termasuk mendampingi klien saat
sakaratul maut agar meninggal secara damai dan bermartabat. Selain pemberi
asuhan, perawat juga berperan melakukan advokasi untuk kepentingan klien,
memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan profesional
melalui pendidikan berkelanjutan, penelitian dan menggunakan hasil penelitian
didalam praktik, serta berpartisipasi didalam pembuatan kebijakan pelayanan
kesehatan dan pendidikan keperawatan.

1.2. Keperawatan Sebagai Profesi


Pada lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983 yang merupakan awal
diterimanya profesionalisme keperawatan di Indonesia, mendefinisikan keperawatan
sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang
diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
sehari-hari secara mandiri. Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada
manusia dan kemanusiaan, mendahulukan kepentingan kesehatan klien diatas
kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/asuhan yang bersifat humanistik, 18
menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai tuntunan utama
dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut diperjelas
dengan pandangan berbagai pakar keilmuan keperawatan tentang pengertian
keperawatan antara lain sebagai berikut : Virginia Handerson (1960) mendefinisikan
keperawatan secara fungsional sebagai berikut; ”The unique function of the nurse is
to assist the individual, sick or well, in the performance of those activities
contributing to health or its recovery or to a peaceful death that the would perform
unaided if he had the strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse
is a helping art, it is also a science” Martha E Roger (1970) mendefinisikan
keperawatan sebagai berikut; “Nursing is humanistic science dedicated to
compassionate concern for maintaining and promoting health, preventing illness,
caring for rehabilitating the sick and disable. Nursing is a learn profession that both
a science and art “ Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa: ”Nursing is
primarily assisting the individual (sick or well) in the performance of those activities
contributing to health, or is recovery or to peacefull death that he would perform
unaided if he had the necessary strength, or knowledge. It is likewise the unique
contribution of nursing to help the individual to be independent of such assistance as
soon as possible”. International Council of Nurses (2007) mendefinisikan
keperawatan sebagai berikut; “Nursing encompasses autonomous and collaborative
care of indivuals

of all ages, families, groups and communities, sick or well and in all settings.
Nursing includes the promotion of health, prevention of illness, and the care of ill,
disable and dying people. Advocacy, promotion of safe environment, research,
participation in shaping health policy and in patient and health system management,
and education are also key nursing roles “ Lahirnya Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, merupakan landasan yuridis
diakuinya keperawatan sebagai profesi yang memiliki otomi dalam menjalankan
praktik serta mengatur profesinya melalui lembaga independen yaitu Konsil
Keperawatan. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat baik keadaan sakit maupun sehat. Tingkat
pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan tercermin antara lain pada
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan dan pembinaan
pelayanan/asuhan keperawatan kepada masyarakat. Berbagai jenjang
pelayanan/asuhan keperawatan harus dikembangkan, mencakup pelayanan/asuhan
keperawatan primer, sekunder, dan tertier. Rujukan keperawatan dikembangkan dan
dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan ketenagaan dan fasilitas
kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan keperawatan yang bersifat intra
institusi maupun rujukan yang bersifat inter institusipelayanan kesehatan. Berbagai
sifat pelayanan/asuhan keperawatan baik yang bersifat saling bergantung antara
pelayanan/asuhan profesional (interdependen), maupun pelayanan/asuhan yang
bersifat mandiri (independen) dapat dilaksanakan sesuai dengan hakikat
keperawatan sebagai profesi.

3.3. Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional


Sifat dan hakikat pelayanan/ asuhan keperawatan bertujuan untuk
tercapainya kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara optimal.
Pelayanan keperawatan kepada klien dilaksanakan pada seluruh tatanan pelayanan
kesehatan baik di klinik maupun di komunitas. Menurut International Council of
Nurses (2009), lingkup praktik keperawatan tidak dibatasi pada tugas, fungsi, dan
tanggung jawab yang spesifik, tetapi merupakan kombinasi pengetahuan, membuat
18
keputusan, dan ketrampilan yang mengijinkan perawat untuk memberikan
perawatan secara langsung dan mengevaluasi dampaknya, membela pasien untuk
kesehatannya, mensupervisi dan mendelegasi pada yang lain, memimpin dan
mengelola, mengajar, melakukan penelitian dan pengembangan kebijakan kesehatan
untuk sistem asuhan kesehatan. Lingkup praktik perawatan bersifat dinamis dan
responsif terhadap perubahan

kebutuhan kesehatan, pengembangan pengetahuan dan teknologi. Review periodik


lingkup praktik ini penting untuk mengikuti perkembangan kesehatan terbaru dan
untuk mendukung peningkatan status kesehatan. Lingkup praktik ini harus cukup
luas dan fleksibel agar dapat berinovasi dan mengikuti perkembangan

BAB IV
PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS

Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program
studi di masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil lulusan Program Studi Profesi
Ners adalah sebagai :
1. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
2. Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga,dan tim
kesehatan)
3. Educator dan health promoter (Pendidikan dan promosi kesehatan bagi
klien, keluarga dan masyarakat)
4. Manager dan leader (Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah
sakit maupun masyarakat) 4.1.5 Researcher (Peneliti )

Berdasarkan ​pada kerangka konsep dan tujuan pendidikan maka capaian


pembelajaran Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes MURNI TEGUH adalah :
4.1. SIKAP

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap
religius;

2.
Menjunjung ​tinggi ​nilai ​kemanusiaan ​dalam
​menjalankan ​tugas ​berdasarkan agama,moral, dan
etika;
3. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
4. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan,
serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
6. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, 18
berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;
7. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan;
8. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
9. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan;

10. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang


keahliannya secara mandiri.
11. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi
kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan
profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan
hukum/peraturan perundangan;
12. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka
budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia;
13. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan
sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung
jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan
elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup
tanggungjawabnya;
14. Memiliki nilai-nilai moral yang tinggi dan profesional dalam penerapan
asuhan keperawatan.

4.2. PENGUASAAN PENGETAHUAN

1. Menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya konseptual


model dan
middle range theories;

2. Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik;


3. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan(humanity values);
4. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang
keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan
anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas, serta keperawatan
gawatrurat dan bencana;
5. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan;
6. Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik;
7. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian
dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan
tertier;

18
8. Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life support)
dan penanganan trauma (basic trauma cardiac life support/BTCLS) pada
kondisi kegawatdaruratan dan bencana;
9. Menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara umum dan
dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan;
10. Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan
keperawatan dan kesehatan
11. Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan perlindungan kerja ners,
keselamatan pasien dan perawatan berpusat atau berfokus pada pasien
12. Menguasai metode penelitian ilmiah.
13. Menguasai pengetahuan asuhan keperawatanmedikal bedah pada klien
dewasa

14. Menguasi berbagai bahasa Internasional dalam pemberian Asuhan


Keperawatan

4.3. KETERAMPILAN KHUSUS

1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan


berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai
standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang
telah atau belum tersedia;
2. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi
(keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas,
keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas (termasuk keperawatan
keluarga dan keperawatan gerontik) sesuai dengan delegasi dari ners
spesialis;
3. Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic
trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/bencana
sesuai standar dan kewenangannya;
4. Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan
supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang
didelegasikan;
5. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan
keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari
berbagai sumber untuk
6. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan;

7. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan


keperawatansesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang
peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien
individu, keluarga dan masyarakat;
8. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi
klien yang tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi 18
dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan;
9. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara
reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
10. Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan
informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga
/pendamping/penasehat utnuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya;
11. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah
kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang
dilaksanakannya;
12. Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP;
13. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam
praktik asuhan keperawatan;
14. Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang
rawatdalam lingkup tanggungjawabnya;
15. Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk
menghasilkan langkah- langkah pengembangan strategis organisasi;
16. Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi
kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta
kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan
gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
17. Mengaplikasikan dan mengintegrasikan nilai – nilai human caring dalam
penerapan asuhan keperawatan.
18. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan medikal bedah pada klien
dewasa.

A. KETERAMPILAN UMUM
1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan
memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi
kerja profesinya;

2. Bembuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan


profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
3. Benyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang
keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode
etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik;
4. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat
bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat
terutama masyarakat profesinya;
5. Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui
pelatihan dan pengalaman kerja;
6. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode
etik profesinya;
7. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang
dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh
sejawat; 18
8. Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang
profesinya;
9. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan
masalah pekerjaan bidang profesinya;
10. Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi
dan kliennya;
11. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan
hasil kerja profesinya;
12. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.

BAB IV
STURUKTUR KURIKULUM DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
PROFESI NERS

4.1. STRUKTUR KURIKULUM


Program profesi Ners merupakan satu kesatuan yang utuh dari program
pendidikan dalam Program Studi Ilmu Keperawatan, program pendidikan profesi
Ners merupakan lanjutan tahap akademik pada pendidikan sarjana keperawatan
yang ditempuh peserta didik setelah dinyatakan lulus tahap akademik dan mendapat
gelar sarjana keperawatan. Program pembelajaran profesi Ners dilaksanakan di
lahan klinik dan lapangan.
Proses pembelajaran profesi di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Murni Teguh ditempuh dalam waktu 2 semester dengan beban studi pada tahap
profesi keperawatan adalah 36 SKS. ​

Penjabaran sebaran sebagai berikut ini


Semester 1

No. Kode MK Mata kuliah SKS T P Tambahan

1 PR72001 Praktik Profesi Keperawatan Dasar (PPKD) 2 - 2


2 PR78002 Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah 6 - 1
(PPKMB)
3 PR73003 Praktik Profesi Keperawatan Anak (PPKA) 3 - 3
4 PR73004 Praktik Profesi Keperawatan Maternitas 3 - 3
(PPKM)
5 PR73005 Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Jiwa 3 - 3
(PPKKJ)
6 PR73006 Praktek Profesi Keperawatan Paliatif 3 3
Onkologi
Jumlah SKS 20

Semester 2 18

No.
Kode MK Mata kuliah SKS T P Tambahan

1 PR72007 Praktik Profesi Manajemen Keperawatan 2 - 2


(PPMK)
2 PR73008 Praktik Profesi Keperawatan gawat darurat 4 - 4 1
dan Kritis (PPKGK)
3 PR72009 Praktik Profesi Keperawatan Gerontik 2 - 2
(PPKG)
4 PR74010 Praktik Profesi Keperawatan Keluarga dan 4 - 4
Komunitas (PPKKK)
5 PR72011 Karya Ilmiah Akhir 2 - 2
Jumlah SKS 16


Berdasarkan ketentuan penghitungan beban SKS praktikum menurut SN PT Tahun
2015 yaitu 1 SKS praktik lapangan ditempuh dalam waktu 170 menit perminggu
persemester.
Lama praktek perminggu adalah :

Hari Kerja ​: 6 Hari


J
a
m
P
r
a
k
t
e
k
E
f
e
k
t
i
f

:
7
J
a
m
B
e
b
a 18
n
S
K
S
P
r
o
f
e
s
i
N
e
r
s

:
3
6
S
K
S
36 x 170 Menit x 16 Minggu/Semester : 1768 Jam /42 : 36 Minggu

PROFESI

SEMESTER
I
No KODE MA MATA AJAR SKS Lama

Jam
1 PR72001 Praktik Profesi Keperawatan Dasar (PPKD) 2 90.6

2 PR78002 Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah 6 272


(PPKMB)
3 PR73003 Praktik Profesi Keperawatan Anak (PPKA) 3 136

4 PR73004 Praktik Profesi Keperawatan Maternitas (PPKM) 3 136

5 PR73005 Praktik Profesi Keperawatan Kesehatan Jiwa 3 136


(PPKKJ)
PR73006 Praktek Profesi Keperawatan Paliatif Onkologi 3
Jumlah 20

SEMESTE
R II
No KODE MA MATA AJAR SKS 18 Lama

Jam

1 PR72007 Praktik Profesi Manajemen Keperawatan 2 90.6


(PPMK)
2 PR73008 Praktik Profesi Keperawatan gawat darurat dan 4 272
Kritis (PPKGK)
3 PR72009 Praktik Profesi Keperawatan Gerontik (PPKG) 2 90.6

4 PR74010 Praktik Profesi Keperawatan Keluarga dan 4 272


Komunitas (PPKKK)
5 PR72011 Karya Ilmiah Akhir Ners 4 272

Jumlah 16
Total 36
Waktu

4.2. DESKRIPSI MATA KULIAH PROFESI NERS

SEMESTER 1 PROFESI :
Mata Kuliah : Keperawatan Dasar
Profesi (KDP) Beban Studi : 2 SKS
Deskripsi Mata Kuliah: Praktik Keperawatan Dasar Profesi (KDP) merupakan
bagian awal dari rangkaian proses pendidikan Ners tahap profesi yang akan diikuti
oleh seluruh mahasiswa pada tatanan klinik di rumah sakit. Kemampuan yang
dicapai selama program ini akan menjadi dasar kemampuan di mata kuliah tahap
profesi selanjutnya. Setelah menjalani praktik KDP ini, mahasiswa diharapkan
mampu menentukan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar, dan melaksanakan
tindakan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien dan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Keperawatan dasar profesi
difokuskan untuk mengasah kemampuan mahasiswa agar mampu bersikap dan 18
bertindak sebagai perawat profesional. Kemampuan yang dimaksud adalah:
kemampuan melakukan analisis gangguan kebutuhan dasar klien dan keluarga,
bersikap caring di setiap kesempatan memberikan asuhan keperawatan, membina
hubungan interpersonal kepada klien dan keluarganya, memberikan asuhan saat
klien dan keluarga mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar.
Capaian Pembelajaran:

1. Bila merawat klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar,mahasiswa


mampu:
a. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi
keperawatan
b. Melakukan pengkajian yang terkait dengan kebutuhan dasar klien dan
keluarga
c. Menegakkan diagnosis keperawatan yang terkait dengan gangguan
kebutuhan dasar
d. Menyusun intervensi keperawatan dan rasionalnya
e. Mengimplementasikan perencanaan keperawatan
f. Melakukan evaluasi keperawatan
2. Mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan profesional dalam:

No Capaian pembelajaran Tingkat


pencapai
an
1 Menunjukkan sikap caring di setiap asuhan keperawatan
yang diberikan

2 Menerapkan tindakan universal precaution di setiap asuhan


keperawatan yang diberikan (keamanan dan kenyamanan)
3 Membina komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga
(komunikasi)
4 Melakukan ​tindakan ​keperawatan ​
untuk ​mengatasi gangguan konsep diri (konsep
diri)
5 Melakukan ​tindakan ​keperawatan ​untu
k ​mengatasi
kecemasan (stres koping)
6 Melakukan ​tindakan ​keperawatan ​untu
k ​mengatasi
kehilangan dan berduka (nilai dan keyakinan)
7 Memberikan pendidikan kesehatan dan perencanaan pulang
untuk klien dan keluarga (nilai dan keyakinan)
8 Melakukan pemeriksaan fisik umum (general survey)
9 Melakukan penyadapan EKG 12 lead (sirkulasi)
10 Melatih nafas dalam dan batuk efektif (oksigenasi)
11 Melakukan fisioterapi dada (oksigenasi)
12 Memberikan terapi oksigen melalui nasal kanula dan 18
masker (oksigenasi)
13 Melatih rentang pergerakan sendi (RPS) (mobilisasi)
14 Mengatur posisi klien di tempat tidur (mobilisasi)
15 Memindahkan klien (mobilisasi)
16 Memandikan klien di tempat tidur (integritas kulit)
17 Merawat mulut klien penurunan kesadaran (integritas kulit)
18 Merawat perineum (integritas kulit)
19 Memasang dan melepaskan NGT (cairan dan nutrisi)
20 Memberikan makan melalui NGT (cairan dan nutrisi)
21 Merawat luka sederhana (integritas kulit)
22 Melakukan kanulasi intra vena: pasang, rawat, lepas
(sirkulasi)
23 Memasang kateter urin (eliminasi)
24 Melakukan enema (eliminasi)
25 Memberikan medikasi melalui intramuskular, intravena,
subkutan, dan intrakutan (keamanan dan kenyamanan)
26 Mengambil darah vena (sirkulasi)
27 Melakukan penghisapan lendir (suction) (oksigenasi)
28 Menghitung kebutuhan kalori (cairan dan nutrisi)
29 Memberikan makan per-oral (cairan dan nutrisi)
30 Mengajarkan teknik relaksasi, distraksi, hypnoterapi, dan
guided imagery. (istirahat tidur)
31 Mengajarkan kesehatan reproduksi (seksualitas reproduksi)
32 Melakukan teknik keperawatan untuk menstabilkan suhu
tubuh pasien (thermoregulasi)

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial klinis yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas
5. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill 18
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portofolio

Daftar Referensi:
Amelia K., Hanny H. (2005). Buku Panduan Keterampilan Dasar Profesi
Keperawatan. Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Jakarta: Penerbit
Fakultas Ekonomi UI.
Harkreader, H., Hogan M.A., Thobaben M. (2007). Fundamentals of Nursing
Caring and Clinical Judgement. Canada: Elsevier.
Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. Lynn P. (2011).
Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. NANDA International
(2012).Nursing diagnosis: Definition and classification 2012-2014. Oxford:
Wiley-Blackwell.
Potter, PA. & Perry, A.G. (2009). Potter & Perry’s fundamentals of nursing (7th
ed). Sydney: Mosby

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal


Bedah (KMB) Beban Studi : 6 SKS

Deskripsi Mata Kuliah: Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan


program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat
menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap ketika melakukan asuhan
keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi
advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil
penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan pada orang dewasa. Praktik
Profesi Keperawatan Medikal Bedah mencakup asuhan keperawatan pada klien
dewasa dalam konteks keluarga yang mengalami masalah pemenuhan kebutuhan
dasarnya akibat gangguan satu sistem (organ) ataupun beberapa sistem (organ)
tubuhnya.

Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan
pada orang dewasa
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab.
4. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal
5. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau
faktor lain dari setiap klien yang unik
6. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien
dewasa
7. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan
dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar
pelayanan yang diberikan efisien dan efektif
8. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan orang dewasa.
9. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
10. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
11. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
12. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku
dalam bidang kesehatan.
13. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan

14. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.


15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
17. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Daftar kasus dan tingkat pencapaian:

No Kasus Tingkat
Pencapaian
Sistem Pernapasan
1. Asuhan keperawatan pasien Pneumonia
2. Asuhan keperawatan pasien PPOK
3. Asuhan keperawatan pasien Asma
4. Asuhan keperawatan pasien Ca paru
Sistem Kardiovaskuler
5. Asuhan keperawatan pasien Dekompensasio
cordis
6. Asuhan keperawatan pasien Hipertensi
7. Asuhan keperawatan pasien Aritmia
Sistem Hematologi
8. Asuhan keperawatan pasien Leukemia
9. Asuhan keperawatan pasien Anemia
10. Asuhan keperawatan pasien DHF
Sistem Endokrin
11. Asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus
12. Asuhan keperawatan pasien Hipertiroidisme
13. Asuhan keperawatan pasien Hipotiroidisme
Sistem Imunologi
14. Asuhan keperawatan pasien Rematik
15. Asuhan keperawatan pasien HIV/AIDS
Sistem Pencernaan
16. Asuhan keperawatan pasien Apendisitis, kanker

kolorektal, hepatitis, sirosis hepatis


17. Asuhan keperawatan pasien Pankreatitis akut
18. Asuhan keperawatan pasien Diare
19. Asuhan keperawatan pasien Kolelitiasis akut
20. Asuhan keperawatan pasien Ileus obstruktif
21. Asuhan keperawatan pasien Karsinoma saluran
cerna
22. Asuhan keperawatan pasien Thypoid
Sistem Perkemihan
23. Asuhan keperawatan pasien penyakit ginjal
kronik
24. Asuhan keperawatan pasien BPH
Sistem Muskuloskeletal
25. Asuhan keperawatan pasien Fraktur
26. Asuhan keperawatan pasien Dislokasi
Sistem Integumen
27. Asuhan keperawatan pasien luka bakar
Sistem persepsi sensori
28. Asuhan keperawatan pasien Glaukoma
29. Asuhan keperawatan pasien Katarak
30. Asuhan keperawatan pasien Otitis
31. Asuhan keperawatan pasien Vertigo
Sistem Persarafan
32. Asuhan keperawatan pasien Stroke
33. Asuhan keperawatan pasien tumor otak
34. Asuhan keperawatan pasien Meningitis
35. Asuhan keperawatan pasien Cedera Kepala

Daftar Keterampilan Klinik dan tingkat pencapaian

No Keterampilan Klinik Tingkat pencapaian


1. Melakukan pengkajian awal terdiri dari :
Alergi, Alasan masuk RS, Riwayat kesehatan
(genogram),

2. Melakukan pemeriksaan fisik (head to toe)


3. Melakukan pemeriksaan neurologi dasar :
GCS, Pupil, Fungsi motoric, Fungsi
sensibilitas, Fungsi saraf kranial, Tanda
rangsang meningeal, Tingkat keparahan
stroke dengan Skala NIHSS, Tingkat
kecacatan/ ketunaan dengan skaka Rankin,
Prognosa stroke dengan skala Orpington,
Skrining fungsi menelan

4. Melakukan Pemeriksaan dan analisa


spirometri
5. Melakukan pengkajian Status psikososial dan
ekonomi
6. Melakukan pengkajian Risiko jatuh
7. Melakukan pengkajian Status fungsional
8. Melakukan pengkajian Tingkat nyeri
9. Melakukan pengkajian Skrining gizi
10 Melakukan pengkajian kebutuhan edukasi
11 Melakukan pengkajian Kebutuhan Discharge
planning
Memenuhi kebutuhan oksigen
12 Monitoring tanda perburukan fungsi
pernafasan
13 Memberikan oksigen: simple mask,
rebreathing mask, nonrebreathing mask,

tracheostomy tube
14 Melakukan suctioning: nasotracheal,
Oropharyngeal, Nasopharyngeal, close
suction

15 Melakukan perawatan trakeostomi :


perawatan tube, membersihkan luka, ganti
balutan

16 Melakukan perawatan WSD : ganti balutan,


ganti botol, membuang cairan
17 Melakukan chest physioterapi
18 Melakukan postural drainage
19 Melakukan pengukuran Incentive spirometry 84
Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
20 Melakukan interpretasi rekaman EKG
21 Melakukan pemberian darah : mengecek
instruksi, mencocokan identitas, memberikan
darah, monitor selama pemberian, evaluasi
reaksi transfusi

22 Melakukan monitoring dan evaluasi efekifitas


stocking elastis
23 Melakukan pemberian posisi kepala netral
24 Melakukan tatalaksana klien terpasang
EVD (External Ventrikular Drainage)

24 Melakukan ​tatalaksana ​klien


​dengan
peningkatan tekanan intrakranial
25 Melakukan ​aspirasi ​pada ​
klien ​dengan
ekstravasasi
26 Memberikan kompres hangat/ dingin pada
klien dengan ekstravasasi
27 Melakukan ​talaksana ​keperawata
n ​klien

yang akan diberikan transfusi dan produk


darah yg membutuhkan observasi khusus
28 Melakukan ​perawatan ​Central
line/Peripherally ​Inserted ​Centr
al ​Line (PICC) catheter

29 Melakukan Perawatan AV shunt/ CDL


30 Mengukur CVP
31 Melakukan penekanan di area perdarahan
pada klien dengan radioterapi
32 Melakukan interpretasi rekaman EKG
Memenuhi kebutuhan nutrisi
33 Melakukan ​pemasangan ​Tube
​feeding ​/
Nasogastric
34 Memberikan ​nutrisi per oral pada
pasien
berisiko tinggi
84
35 Memberikan nutrisi melalui Tube feeding /
Nasogastric
36 Melakukan interpretasi hasil pemeriksaan
gula darah
37 Melatih fungsi menelan pada klien dengan
disfagia
38 Melakukan irigasi NGT
39 Memberikan makan secara oral pada klien
post tindakan brakhiterapi nasofaring
Memenuhi kebutuhan eliminasi
40 Melakukan pemasangan intermitten kateter
41 Melakukan pemasangan kateter urin / Douer
katheter lakilaki/ perempuan
42 Melakukan enema
43 Melakukan manual evakuasi faeses

44 Melakukan perawatan sistostomy


45 Melakukan perawatan kolostomy
46 Melakukan monitoring dan evaluasi
keseimbangan cairan
47 Melepas kateter menetap 48 Melakukan
perawatan peritoneal dialisis
48 Melakukan perawatan klien hemodialisis
49 Melakukan irigasi kateter / bladder
50 Melakukan pemasangan intermitten kateter
Memenuhi ​kebutuhan
mobilisasi/pergerakan/ immobilisasi
51 Mengkaji risiko dekubitus ( Skala Norton/
Skala Braden)
52 Melakukan perawatan kulit pada klien
resiko tinggi
53 Melaksanakan alih baring dengan five
pillow
54 Melakukan Range of Motion (ROM) pada
kasus pathologis
55 Melakukan ambulasi dengan alat bantu jalan
56 Melakukan perubahan posisi dengan metode
logroll
57 Melatih klien berjalan dengan alat bantu:
tongkat; walker
58 Melakukan mobilisasi pada klien paska 84
operasi
59 Melakukan perawatan klien dengan traksi :
skin traksi, skeletal traksi, Hallow traksi,
kotrel traksi
60 Melakukan perawatatan eksternal
immobilisasi : cast/ gips
61 Melatih mobilisasi pada klien paska
amputasi
62 Melakukan penatalaksanaan posisi pada
klien gangguan
Jantung
63 Melatih mobilisasi pada klien dengan
gangguan jantung
Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
64 Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
masalah tidur

65 Melakukan penilaian skala nyeri


66 Melakukan hipnotherapy, imajinasi
terpimpin
67 Melakukan evaluasi pemberian relaksan
68 Melakukan pencegahan cidera selama klien
tidur
69 Melakukan tindakan untuk penurunan
distraksi lingkungan
Memenuhikebutuhan personal hygiene,
integumen
70 Memandikan klien dengan kondisi kritis
71 Melakukan perawatan mulut klien dengan
penurunan kesadaran
72 Monitoring ​dan ​evaluasi ​
pencapaian
pemenuhan kebutuhan personal hygiene
73 Melakukan perawatan luka grade II dan III
74 Melakukan perawatan luka ulkus gangrene
75 Melakukan ​perawatan ​luka/pin
external
fikasasi (Illizarov)
76 Melakukan perawatan luka amputasi
77 Melakukan perawatan area penusukan pin
(pin site care)
78 Melakukan perawatan drain
79 Melakukan perawatan luka post operasi
diameter > 5 cm
80 Melakukan perawatan luka operasi dengan
dehiscene,
exudatif, infeksi, dan nyeri 84
81 Melakukan perawatan luka kanker dewasa
dan anak
dengan perdarahan, high exudatif, infeksi,
bau, dan nyeri
82 Melakukan perawatan luka simple fistula
dengan high
exudatif, maserasi, eskoriasi
83 Melakukan perawatan luka percuteus tube:
gastrostomi, neprostomi, trachesotomi,
sistostomi, trans bilier hepatic dengan
infeksi, maserasi, eskoriasi.
84 Melakukan perawatan luka kaki diabetik
tanpa penyulit
85 Melakukan perawatan luka arterial dan
venous ulcer dan
bandaging tanpa penyulit

86 Melakukan perawatan luka post radiasi


87 Melakukan irigasi mata
88 Melakukan irigasi telinga
Memenuhi kebutuhan suhu tubuh normal
89 Melakukan pemakaian hipothermi atau
hiperthermi blanket
90 Melakukan pemberian antipiretik
91 Melakukan monitoring suhu tubuh klien
Memenuhi keselamatan klien
92 Melakukan pengkajian ulang jatuh dengan
skala morse,
hamty damty, time up and go
93 Melakukan edukasi klien yang beresiko
jatuh tinggi
94 Melakukan ​tindakan ​pencegah
an mencederai diri dengan restrain fisik
95 Melakukan ​tindakan ​pencegah
an mencederai diri dengan restrain obat
96 Melakukan evaluasi efektifitas penggunaa
matras anti dekubitus
97 Melakukan penggantian alat tenun pada
klien kondisi kritis
Memenuhi kebutuhan dalam komunikasi
98 Melakukan penatalaksanaan pemulangan
klien (edukasi kontrol, obat dan aktivitas)
Memenuhi kebutuhan spiritual
99 Melakukan perawatan terminal dengan
pendekatan
Spiritual
84
Melakukan penatalaksanaan
keperawatan pada klien
kemoterapi, target therapi, bioterapi
10 Melakukan tindakan pemberian kemoterapi
10 Membersihkan tumpahan kemoterapi
dengan spill kit
10 Melakukan pelepasan infus saat terjadi
ekstravasasi
Melakukan penatalaksanaan
keperawatan radioterapi
10 Melakukan persiapan klien untuk tindakan
radiasi internal
(ablasi )
10 Melakukan persiapan klien untuk tindakan

implantasi Melakukan
pengelolaan ​paket alat selam
tindakan brakhiterapi: ginekologi
dan head and neck
10 Melakukan ​monitoring ​klien
​selama
tindakan brakhiterapi: implantasi
10 Melakukan persiapan klien untuk tindakan
radiasi seluruh
Tubuh
10 Mendampingi ​klien ​selama
​simulasi ​:
observasi perdarahan dan aspirasi
10 Melakukan timbang terima klien ke perawat
ruangan
10 Melakukan observasi kesadaran
Melakukan penatalaksanaan
keperawatan neurodiagnostik
11 Melakukan monitoring klien selama EMG
11 Melakukan persiapan pada klien yang akan
dilakukan EEG
11 Melakukan monitoring klien selama EEG
11 Melakukan persiapan pada klien yang akan
dilakukan NO
(Neuro Opthalmologi dan Otologi)
11 Melakukan ​monitoring ​klien
​selama
dilakukan NO (Neuro Opthalmologi dan
Otologi)
11 Melakukan pemeriksaan menggunakan
tools: MMSE (Mini
Mental State Exam)
11 Melakukan terapi kognitif
84
11 Melakukan persiapan klien paska operasi
kasus bedah
Syaraf
11 Melakukan persiapan klien paska angiografi
Penatalaksanaan pemberian obat
11 Melakukan pemberian obat melalui
nasogastric
12 Melakukan ​pemberian ​obat
​melalui
nebulization
12 Melakukan pemberian obat melalui central
line
12 Melakukan ​pemberian ​obat
​Patient Controlled Analgesia
(PCA)
12 Melakukan pemberian obat Metered Dose
Inhaler (MDI)

dengan inhaler
12 Melakukan pemberian obat non narcotic
agents

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health/ hospital(PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat 84
8. Portfolio

Daftar Referensi:

Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-


Based Guide to Planning Care, 10e. Mosby elsevier.

Barber B, Robertson D, (2012).Essential of Pharmacology fo Nurses, 2nd edition,


Belland Bain Ltd, Glasgow

Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012).


Nursing Interventions Classification (NIC), 6e. Philladelphia: Mosby Elsevier
Dudek,S. G. (2013). Nutrition Essentials for Nursing Practice, 7th. Lippincott:
William Wilkins Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K.,
Maas, M. L. & Swanson, S. (2011).
NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting
Critical Reasoning and Quality Care, 3e. Philladelphia: Mosby Elsevier

Lewis S.L, Dirksen S. R, Heitkemper M.M, Bucher L, Harding M. M, (2014). Medical


Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems. Canada:
Elsevier.
Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer
Health Madara B, Denino VP, (2008). Pathophysiology; Quick Look Nursing, 2nd
ed.Jones and Barklet
Publisher, Sudbury

McCance, K.L. & Huethe, S. E. (2013). Pathophysiology: The Biologic Basis for
Disease in Adults and Children, 7e. Elsevier

Moorehead, S., Johnson, M., Maas, M.L. & Swanson, E. (2012). Nursing
Outcomes Classification (NOC): Measurement of Health Outcomes, 5e.
Mosby Elsevier.

Nanda International. (2014). Nursing Diagnoses 2015-17: Definitions and


Classification (Nanda International). Philladelphia: Wiley Blackwell

Silverthorn, D. U. (2012). Human Physiology: An Integrated Approach (6th Edition)

Skidmore-Roth, Linda (2009). Mosby's 2009 nursing drug reference Toronto : Mosby

84
Mata Kuliah :
Keperawatan Anak
Beban Studi : 3
SKS

Deskripsi Mata Kuliah:

Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan


mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan
profesional yang aman dan efektif, memberikan pendidikan kesehatan,
menjalankan fungsi advokasi pada klien anak dan keluarganya, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang
berkaitan dengan keperawatan pada anak.

Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat


usia (neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja) dalam konteks
keluarga yang bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan
pada anak sehat, anak sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, anak
dengan masalah pediatrik sosial dan manajemen terpadu balita sakit, dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan di tatanan klinik.
Capaian Pembelajaran :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan anak dengan berbagai tingkat usia dalam konteks
keluarga
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab
4. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien anak pada berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga
ditatanan klinik
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS,RDS,
Prematur dan BBLR,penyakit infeksi (Thypoid, sepsis
neonatorum, NEC, kejang demam, Morbili)
hiperbilirubinemia, luka bakar.
- Bayi dan anak dengan gangguan oksigenasi akibat asfiksia
neonatorum, RDS, ISPA/Pneumonia, Asma, Anemia,
tuberculosis, thalassemia, masalah kelainan jantung bawaan
(ToF, PDA, VSD, ASD)
- Bayi dan anak dengan masalah keganasan: leukemia,
retinoblastoma, rhabdomiosarkoma, limfoma maligna,
meningoencefalokel, SOL, osteosarkoma, Tumor Wilm.
- Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan
kongenital : Hirschprung, Malformasi anorektal,
Hypospadia,Labiopalatoskizis, atresia esophagus, gastroskizis
dan omphalochele, ileus obstruksi, stenosis pylorus.

84
- Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit
:, Diare, DHF, NS, glomerulo nefritis akut dan kronis, GGA dan GGK
- Bayi dan anak dengan gangguan nutrisi: KEP/ malnutrisi,
Juvenile DM, Obesitas
- Bayi dan anak dengan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan: Autism, ADHD, retardasi mental
- Bayi dan anak dengan gangguan keamanan fisik :
Meningitis.Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang,
epilepsy, fraktur, apendisitis, hydrocephalus.
- Bayi dan anak dengan gangguan psiko-sosial
- Anak dengan gangguan sistem imun: SLE, HIV/AIDS
5. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan
legal pada klien anak dalam konteks keluarga
6. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien anak dalam konteks keluarga
7. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada
klien anak
8. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan pada klien anak dalam
konteks keluarga
9. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan
keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya
10. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko
pada klien anak dalam konteks keluarga
11. Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di
Puskesmas, dengan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS)
12. Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sehat di masyarakat
13.
Memberikan ​dukungan ​kepada ​tim ​as
uhan d​ engan ​ empertahankan akuntabilitas asuhan
m
keperawatan yang diberikan
14. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
17. Menggunakan hasil ​penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan

Daftar kasus dan tingkat pencapaian:

No Kasus Tingkat
Pencapaian
1. Asuhan keperawatan bayi dengan Asfiksia Neonatorum
2. Asuhan keperawatan bayi atau anak dengan RDS
(Respiratory Distress Syndrome) 84
3. Asuhan keperawatan bayi berat lahir rendah dan
premature
4. Asuhan keperawatan bayi dengan hiperbilirubinemia
5. Asuhan keperawatan pada bayi dengan sepsis
neonatorum
6. Asuhan keperawatan anak dengan thypoid
7. Asuhan keperawatan anak dengan Morbili
8. Asuhan keperawatan anak dengan
ISPA/neumonia/Bronchopneumonia
9. Asuhan keperawatan anak dengan tuberkulosis
10. Asuhan keperawatan anak dengan Asma
11. Asuhan keperawatan anak dengan Anemia
12. Asuhan keperawatan anak dengan Thalasemia
13. Asuhan keperawatan anak dengan
Hirschprung/omphalochel/atresia osefagus/gastroskizis
14. Asuhan keperawatan anak dengan hipospadia
15. Asuhan keperawatan anak dengan
Labioschizis/labiopalatoschizis
16. Asuhan keperawatan anak dengan diare
17. Asuhan keperawatan anak dengan DHF
18. Asuhan keperawatan anak dengan Sindroma Nefrotik
19. Asuhan keperawatan anak dengan GNA/GNK
20. Asuhan keperawatan anak dengan GGA/GGK pada
Anak
21. Asuhan keperawatan anak dengan malnutrisi
22. Asuhan keperawatan anak dengan Juvenile DM
23. Asuhan keperawatan anak dengan ITP
24. Asuhan keperawatan anak dengan
Meningitis/Enchepalitis/hidrocephalus
25. Asuhan keperawatan anak dengan Kejang
26. Asuhan keperawatan anak dengan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
27. Asuhan keperawatan anak dengan luka bakar
28. Asuhan keperawatan anak dengan fraktur
29. Asuhan keperawatan anak dengan masalah kelainan

jantung bawaan (TOF, ASD, VSD, PDA)


30. Asuhan keperawatan anak dengan keganasan (leukemia,
osteosarkoma, retinoblastoma, rhabdomiosarkoma,
limfoma maligna, menigo-encephalocel, SOL, tumor
Wilm,s)
31. Asuhan keperawatan anak dengan gangguan imun :
SLE, HIV/AIDS

Daftar Keterampilan Klinik dan tingkat pencapaian


84

No Kasus Tingkat
Pencapa
ian
1. Asuhan keperawatan bayi dengan Asfiksia Neonatorum
2. Asuhan keperawatan bayi atau anak dengan RDS
(Respiratory Distress Syndrome)
3. Asuhan keperawatan bayi berat lahir rendah dan
premature
4. Asuhan keperawatan bayi dengan hiperbilirubinemia
5. Asuhan keperawatan pada bayi dengan sepsis
neonatorum
6. Asuhan keperawatan anak dengan thypoid
7. Asuhan keperawatan anak dengan Morbili
8. Asuhan keperawatan anak dengan
ISPA/neumonia/Bronchopneumonia
9. Asuhan keperawatan anak dengan tuberkulosis
10. Asuhan keperawatan anak dengan Asma
11. Asuhan keperawatan anak dengan Anemia
12. Asuhan keperawatan anak dengan Thalasemia
13. Asuhan keperawatan anak dengan
Hirschprung/omphalochel/atresia osefagus/gastroskizis
14. Asuhan keperawatan anak dengan hipospadia
15. Asuhan keperawatan anak dengan
Labioschizis/labiopalatoschizis
16. Asuhan keperawatan anak dengan diare
17. Asuhan keperawatan anak dengan DHF
18. Asuhan keperawatan anak dengan Sindroma Nefrotik
19. Asuhan keperawatan anak dengan GNA/GNK
20. Asuhan keperawatan anak dengan GGA/GGK pada
anak
21. Asuhan keperawatan anak dengan malnutrisi
22. Asuhan keperawatan anak dengan Juvenile DM

23. Asuhan keperawatan anak dengan ITP


24. Asuhan keperawatan anak dengan
Meningitis/Enchepalitis/hidrocephalus
25. Asuhan keperawatan anak dengan Kejang
26. Asuhan keperawatan anak dengan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
27. Asuhan keperawatan anak dengan luka bakar
28. Asuhan keperawatan anak dengan fraktur
29. Asuhan keperawatan anak dengan masalah kelainan
jantung bawaan (TOF, ASD, VSD, PDA)
30. Asuhan keperawatan anak dengan keganasan (leukemia,
osteosarkoma, retinoblastoma, rhabdomiosarkoma, 84
limfoma maligna, menigo-encephalocel, SOL, tumor
Wilm,s)
31. Asuhan keperawatan anak dengan gangguan imun :
SLE, HIV/AIDS
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas (ronde)
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan
terkini
7. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
8. Bed side teaching

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Rujukan
Ball. J.W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric Nursing : Caring for Children. New
Jersey : Prentice Hall
Barbara, V.W. et. al. 2000. Nursing Care of the General Pediatric SurgicalPatient.
Maryland : Aspen Publication

Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their
families:The continuum of care. Philadelphia: W.B.Saunders Company.
Hay, W, et. al. 1997. Current Pediatric Diagnosis and Treatment, Connecticut :
Appleton dan Lange.
Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007).
Wong’s ​Nursing ​Care ​of ​Infants ​
and Children”. (8th edition). Canada: Mosby Company.
Hockenberry, Wilson. (2008). Wong’s Essentials of Pediatric
th
Nursing. (8 ed.). St. Louis: Mosby Elseiver
Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian
: Lippincott.
Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M. 1990. Nursing Care of Children and
Families. 84
Redwood City : Addison Wesley
Muscari, ​M.E. ​(2001). ​Advanced ​pediatric
​clinical ​assessment: S​ kills a​ nd
procedures. Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H. (1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas
Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia.
Wong and whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis :
Mosby Year Book Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical
manual of pediatric nursing, St.
Louis : Mosby.
Wong. D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing care of infants and children,
th
(7 edition), St. Louis: Mosby.

Mata Kuliah :
Keperawatan Maternitas
Beban ​: 3 SKS
Deskripsi Mata Kuliah
Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan
fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan
maternitas dalam konteks keluarga.
Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap dimulai
dari prenatal, intranatal dan post natal baik yang normal dan berisiko serta
masalah- masalah pada sistem reproduksi dan keluarganya.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu :
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan paska melahirkan
baik yang normal dan berisiko serta masalah-masalah pada
sistem reproduksi dan keluarganya.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
4. Menggunakan proses keperawatan pada ibu hamil, melahirkan dan
paska melahirkan baik yang normal dan berisiko serta masalah-
masalah pada sistem reproduksi dan keluarganya.
5. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan
legal : merencanakan program keluarga berencana.
6. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik.
7. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan ibu hamil, melahirkan, paska melahirkan, baik yang
normal dan berisikoserta masalah-masalah pada sistem reproduksi
dan keluarganya.
8. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan 84
inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
9. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan maternitas.
10. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten.
11. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.

12. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui


penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
13.
Memberikan ​dukungan ​kepada ​tim ​asu
han ​dengan ​mempertahankan akontabilitas asuhan
keperawatan yang diberikan.
14. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
17. Menggunakan hasil ​penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan maternitas.

Daftar kasus dan tingkat pencapaian:

No Kasus Tingkat
pencapaia
n
1 Fisiologi Obstetri
1.1 Askep Ante Natal
1.2 Askep Intra Natal
1.3 Askep Post Natal
1.4 Manajemen Laktasi
1.5 KB
2 Komplikasi Perdarahan Pada awal Kehamilan
2.1 Abortus
2.2 Inkompetensia serviks
2.3 Kehamilan ektopik
2.4 Mola hidatidosa
3 Hiperemisis gravidarum
4 Komplikasi perdarahan pada akhir kehamilan:
4.1 Plasenta previa
4.2 Abrupsio/solusio plasenta
5 Hipertensi pada kehamilan
6 Preeklampsia
7 Eklampsia
8 Kehamilan lewat waktu
9 Kehamilan Ganda 84
10 Makrosomia
11 Hydramnion
12 Persalinan Preterm
13 Persalinan Lama
14 Malposisi, Malpresentasi dan CPD

15 Distosia Bahu
16 Prolaps Tali Pusat
17 Ketuban Pecah Dini
18 Perdarahan Pascasalin
18.1 Atonia Uteri
18.2 Robekan pada jalan lahir
18.3 Infeksi Pascasalin
18.4 Mastitis
19 Penyakit pada sistem reproduksi
19.1 Infeksi pada organ reproduksi
Vulvitis, vaginitis, servikitis, salpingitis, PMS, HIV
19.2 Tumor
Mioma uteri, endometriosis, dan cyste ovari
19.3 Keganasan
Ca. Servik, dan Ca. Ovarium
19.4 Infertilitas
Perempuan dan Pria
19.5 Gangguan Menstruasi
Amenorrhea, sindroma premenstruasi, dan
dysmenorrhea

Daftar Keterampilan Klinik dan tingkat pencapaian

No Keterampilan Tingkat
Klinik pencapaian
1 Manuver Leopold dan penghitungan denyut jantung janin
2 Mengatur tinggi fundus uteri kehamilan
3 Menentukan usia kehamilan
4 Menghitung taksiran persalinan
5 Menghitung Taksiran berat janin
6 Melakukan periksa dalam
7 Membantu melakukan pemeriksaan pap smear
8 Membantu melakukan pemeriksaan IVA
9 Membantu melakukan pemeriksaan kolposkopi
10 Membantu melakukan apus vagina
11 Analisis hasil Laboratorium
12 Analisis hasil USG 84
13 Pemeriksaan refleks
14 Observasi cairan vagina

15 Observasi edema
16 Senam hamil
17 Menolong partus normal, meliputi :
a. Melakukan observasi kemajuan persalinan
b. Manajemen nyeri persalinan
c. Melakukan amniotomi
d. Melakukan episiotomi
e. Menolong kelahiran janin
f. Membersihkan jalan nafas bayi segera setelah lahir
g. Menghitung nilai Apgar bayi
h. Melahirkan plasenta dan memeriksa kelengkapannya
i. Mencegah perdarahan pada kala IV
j. Menjahit luka episiotomy (perineorafi)
k. Memfasilitasi boanding & attachment (inisiasi menyusu
dini)
18 Memasang CTG (cardiotocography)
19 Melakukan pemeriksaan umum nifas
20 Melakukan perawatan payudara
21 Melakukan perawatan perineal
22 Manajemen laktasi
23 Memandikan bayi baru lahir dan merawat tali pusat
24 Memberikan perawatan bayi sehari-hari
25 Memberikan edukasi kesehatan
26 KB
a. Memberikan penyuluhan alat kontrasepsi
b. Membantu memasang alat kontrasepsi dalam rahim
c. Membantu memberikan injeksi kontrasepsi
d. Observasi tindakan kontap
f. Pemasangan susuk
g. Pemasangan kondom
27 Postpartum
a. Pemeriksaan TFU
b. Pemeriksaan Lochea
c. Senam Nifas
d. Perawatan luka episiotomy
e. Menilai REEDA
f. Homan Sign
g. Breast Care
h. Bladder training
i. Manajemen laktasi
j. Vulva hygiene

84
28 Melakukan konseling keluarga
29 Klimakterium
a. Observasi tanda dan gejala menopause
b. Observasi tanda dan gejala osteoporosis
c. Terapi Hormon
d. Nutrisi menopause
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portofolio

Daftar Rujukan
Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006.
Nursing Care PlansGuidelines for Individualizing Client Care
th
Across The life Span. 7 Edition. F.A. DavisCompany.
Philadelphia.
Gulanick Meg, Myers Judith L. 2007. Nursing Care Plans: Nursing
th
Diagnosis and Intervention. 6 Edition. St. Louis. Mosby.
Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and
Gynecology Care The Nurse ang the Family. The C.V. Mosby
Company. St. Louis. Toronto. Princeton.
Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004.
th
Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice. 7
Edition. Pearson Education, Inc. Upper SaddleRiver. New Jersey.
United Stated of America.
Lowdermilk Deitra Leonard, Perry Shannon E, Bobak Irene M. 1999.
Maternity Nursing. Fifth Edition. Mosby. St. Louis, London,
Philadelphia, Sydney, Toronto.

May Katharyn Antle and Mahlmeister Laura Rose. 1990.


Comprehensive Maternity Nursing Nursing Process and
Childbearing Family. . J.B. Lippincott Company Philadelphia.
Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Fransisco, London, 84
Sydney, Tokyo.
Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive Maternity
Nursing Nursing Process and Childbearing Family. J.B.
Lippincott Company Philadelphia. London Mexico City,
Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney.
Niswander Kenneth R. 1983. Manual of Obstetri Diagnosis and
Therapy. Second Edition. Little, Brown and Company, Boston
Medical Science International, Ltd, Tokyo.

Mata ajar ​: Keperawatan kesehatan Jiwa


Beban Studi ​: 3 SKS

Deskripsi Mata Ajar


Praktik profesi keperawatan kesehatan jiwa merupakan tahapan program yang
menghantarkan mahasiswa ketika adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan jiwa yang diberikan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik yang sifatnya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif serta
memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini
yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.

Praktik profesi keperawatan kesehatan jiwa berfokus pada penerapan asuhan


keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa dalam konteks
keluarga dan masyarakat melalui penerapan terapi modalitas keperawatan.

Capaian pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan kesehatan Jiwa mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
4. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan
keluarga yang mengalami masalah adaptasi bio-psiko-sosio-
spiritual terutama masalah gangguan jiwa dengan core problem;
Hallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah, Isolasi Sosial, Bunuh
Diri, Perilaku Kekerasan dan Defisit Perawatan Diri. peserta
pratik melakukan proses keperawatan jiwa
5. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
6. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik.
7. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien.
8. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
9. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan jiwa.
10. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten. 84
11. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.

12. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui


penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
13. Memberikan ​dukungan ​kepada tim ​asuhan
denganmempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan .
14. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
17. Menggunakan hasil ​penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan .

Daftar kasus dan tingkat pencapaian

No Kasus Tingkat
pencapaia
n
1 Asuhan keperawatan klien yang mengalami masalah psikososial
1.1 Asuhankeperawatankliendgn gangguan konsep diri
1.2 AsuhankeperawatankliendenganKecemasan
1.3 Asuhankeperawatanklienkehilangan
1.4 Asuhankeperawatankliendengan ketidakberdayaan
dan keputusasan
2 Asuhankeperawatankliendengandistres spiritual
3 Asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa
3.1 Asuhankeperawatanklien yang mengalami perilaku
kekerasan
3.2 Asuhankeperawatanklien yang mengalami bunuh diri

3.3 Asuhankeperawatanklien yang mengalami waham


3.4 Asuhankeperawatanklien yang mengalami halusinasi

3.5 Asuhan keperawatanklien yang mengalami harga diri


rendah dan isolasi sosial.
3.6 Asuhankeperawatanklien yang mengalami defisit
perawatan diri
4 Asuhankeperawatanklien kelompok khusus: Psikotik
Gelandangan. korban pemerkosaan, Korban KDRT,
Korban trafficking, dan Narapidana
Daftar keterampilan klinik keperawatan jiwa dan tingkat pencapaian

No Daftar keterampilan Tingkat


pencapaian
84

1 Melakukan pengkajian awal keperawatan jiwa :


a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit masa lalu
c. Risiko bunuh diri
d. Psikososial
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Pola fungsional
g. Pemeriksaan fisik
h. Aktifitas fisik untuk melakukan kegiatan sehari - hari
i. Status mental
2 Melakukan pengkajian faktor risiko yang berhubungan
dengan keselamatan Klien, meliputi:
a. Risiko bunuh diri
b. Risiko perilaku kekerasan
c. Putus zat/ intoksikasi
d. Reaksi alergi atau efek samping obat
e. Kejang
f. Jatuh atau kecelakaan
g. Lari dari RS
h. Ketidakstabilan fisiologis
3 Menetapkan diagnosis Keperawatan:
a. Menganalisa hasil pengkajian
b. Merumuskan diagnosa keperawatan
c. Menetapkan prioritas diagnosa keperawatan
3 Merencanakan tindakan keperawatan:
a. Menyusun rencana tindakan keperawatan untuk
Klien, keluarga dan kelompok Klien dan kolaborasi
berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah di
rumuskan
b. Menetapkan kriteria evaluasi berdasarkan kemampuan
dan
penurunan tanda dan gejala
4 1. Melakukantindakankeperawatan klien dewasa
a. Melakukantindakankeperawatan kliendengan
gangguan peran
b. Melakukantindakankeperawatan klien dengan
harga diri rendah situasional
c. Melakukan tindakankeperawatan klien dengan
gangguan gambaran diri
d. Melakuka tindakan keperawatan pada klien
dengan waham
e. Melakukan tindakan perawatan klien dengan

kerusakan komunikasi verbal


f. Melakukan tindakankeperawatan klien dengan
berduka komplek
g. Melakukan tindakankeperawatan klien dengan 84
berduka antisipatif
h. Managemen stress
i. Melakukan t tindakankeperawatan klien dengan
klien keputusasaan
j. Melakukantindakankeperawatan klien
dengan ketidakberdayaan
k. Melakukan tindakankeperawatan pada klien
dengan koping yang tidak efektif
l. Melakukan tindakankeperawatan pada keluarga
klien dengan koping yang tidak efektif
m. Melakukan persiapan ECT
n. Melakukan perawatan klien selama ECT
o. Melakukan perawatan klien setelah ECT
p. Melakukan terapi aktifitas kelompok
q. Melakukan tindakan keperawatan mengatasi
delirium akibat dampak dari zat
r. Melakukan tindakan keperawatan pada klien
yang mengalami gangguan harga diri
s. Melakukan tindakan keperawatan untuk
peningkatan kesadaran diri
t. Melakukan tindakankeperawatan untuk
peningkatan sosialisasi
u. Melakukan tindakankeperawatan untuk pencegahan
pengguanaan zat

v. Melakukantindakankeperawatan penggunaan zat


pada klien putus zat alkohol/obat/over dosis
w. Melakukan tindakankeperawatan untuk
peningkatan keterampilan hidup,
x. Melakukan tindakankeperawatan untuk
peningkatan kemampuan belajar
y. Melakukan manajemen krisis pada pasien perilaku

kekerasan sebagai ketua tim

5 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan:dengan


SOAP

6 6.1. Melakukan rujukan asuhan keperawatan kepada


sesama ners atau ners spesialis berupa:
a. Pengkajian keperawatan
b. Rumusan diagnosa keperawatan
c. Rencana tindakan keperawatan
d. Tindakan keperawatan
e. Evaluasi keperawatan
6.2. Menerima rujukan tindakan keperawatan
dari perawat vokasi
7 Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat
sesuai dengan kompetensi:
Monitoring perilaku 84
b. Monitoring efek samping obat
c. Melakukan tindakanrestraint
d. Melakukan seclutiondgn mempetimbangkan etik
e. Melakukan tindakankeperawatan intensif pada
klien perilaku kekerasan
f. Melakukan tindakan keperawatan intensif pada klien
risiko bunuh diri
g. Melakukan tindakan keperawatan intensif pada
klien dengan Waham
h. Melakukan tindakan keperawatan intensif pada
klien dengan halusinasi
i. Melakukan tindakan keperawatan intensif pada klien
isolasi sosial
j. Melakukantindakan keperawatan pada
klien overdosis/intoksikasi
k. Melakukan tindakan keperawatan pada klien yang
mengalami efek samping obat

8 Memberikan konsultasi Keperawatan kepada tenaga


vokasi dan
berkolaborasi dengan dokter;(hubungan
profesional)
9 Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada
Klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat
bebas dan obat bebas terbatas:
a. Memberikan edukasi tentang prinsip 7 benar minum
obat.
b. Monitoring pemberian obat yang aman dan benar.
c. Mengobservasi efek obat terhadap klien
d. Melaksanakan monitoring dan evaluasi

pemberian/identifikasi, penggunaan, penyimpanan


obat

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan
terkini
7. Belajar berinovasi dalam
pengelolaan asuhan. 8.
84
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Rujukan
Carson, V.B. (2000). Mental Health Nursing: The nurse-patient journey. (2th
ed.).
Philadelphia: W.B. Sauders Company
Fortinash, K..M., &Holoday W. P.A., (2006), Pscyciatric nursing care plans,
St. Louis, Mosby Your Book.
Frisch N.,& Frisch A. (2011). Psychiatric mental health nursing. 4 ed.
Australia: Delmar CENGAGE learning
Gail Williams, Mark Soucy. (2013). Course Overview - Role of the Advanced
Practice Nurse & Primary Care Issues of Mental
Health/Therapeutic Use of Self . School of Nursing, The
University of Texas Health Science Center at San Antonio
Halter MJ. (2014). Varcarolis' Foundations of Psychiatric Mental Health
Nursing: A Clinical Approach. 7th edition. Saunders: Elsevier
Inc.
Marry Ann Boyd.(2002).Psychiatric Nursing Contemporary Practice, second
edition. Nanda. (2005). Nursing Diagnosis’ definition & Clasificatian. Nanda
International. Noren
Cavan Frisch & Lawrence E Frisch.(2007).Psychiatric Mental
Health Nursing,
third edition.New York:Thomson Delmar Learning.
Sheila L. Videbeck.(2011).Psychiatric Mental HealthNursing, fifth edition.
Philadelphia

Wolters Kluwer,Lippincot William & Wilkins.Stuart, G.W.T., Keliat B.A.,


Pasaribu J. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan
Jiwa Stuart. Edisi Indonesia 10. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte
Ltd.
Twosend, Mary C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing: Concept of
Care in Evidence Based Practise (6thEd). F.A. davis Company.

SEMESTER 2 PROFESI :

Mata ajar ​: Keperawatan Gerontik


Beban
Studi ​: 2
SKS Deskripsi
Mata Ajar : 84
Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan profesional yang aman dan efektif, memberikan pendidikan
kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal
dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan gerontik.

Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut dengan
masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial serta untuk
meningkatkan kualitas hidup klien.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam
pemberian ​asuhan keperawatan pada klien usia lanjut.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
3. Menggunakan teknologi dan informasi ​kesehatan secara
efektif dan bertanggung jawab.
4. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan
masalah klien usia lanjut
- Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia hipostatik,
Dekompensasio cordis, hipertensi.
- Eliminasi : BPH .
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare.
- Nutrisi: KEP.
- Keamanan fisik dan Mobilitas fisik: fraktur, artritis.
5. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal .
6. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap klien usia lanjut yang unik .
7. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan klien usia lanjut.
8. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
9. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan

keperawatan usia lanjut.


10. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan
konsisten.
11. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
12. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
13. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan .
14. Memberikan ​dukungan ​kepada tim ​asuhan
dengan ​mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan 84
yang diberikan .
15. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
16. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
17. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
18. Menggunakan hasil ​penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Daftar kasus dan tingkat pencapaian:

No Kasus Tingkat pencapaian


Lanjut usia dengan masalah fisik
1 Lanjur usia dengan COPD
2 Lanjut usia dengan Pneumonia hipostatik
3 Lanjut usia dengan Dekompensasio cordis
4 Lanjut usia dengan Hipertensi
5 Lanjut usia dengan BPH
6 Lanjut usia dengan Diare
7 Lanjut usia dengan KEP
8 Lanjut usia dengan Fraktur
9 Lanjut usia dengan artritis
Lanjut usia dengan masalah psiko sosial spiritual
10 Lanjut usia dengan masalah gangguan
konsep diri
11 Lanjut usia dengan masalah demensia
12 Lanjut usia dengan masalah spiritual

Daftar Keterampilan Keperawatan dan tingkat pencapaian

No Keterampilan keperawatan Tingkat pencapaian


1 Melakukan komunikasi efektif
2 Melakukan pemeriksaan fisik
3 Melakukan ​pemeriksaan ​terkai
t ​sesuai
kebutuhan keluarga
4 Melakukan pemberian edukasi kesehatan
5 Menyiapkan media edukasi kesehatan
sesuai kebutuhan lansia
6 Melakukan pemberian intervensi
keperawatan sesuai prosedur keperawatan
dan kebutuhan lansia berdasarkan masalah
keperawatan
7 Melakukan pemberian terapi modalitas 84
atau komplementer sesuai masalah
keperawatan pada lansia
8 Melakukan koordinasi dan rujukan sesuai
kebutuhan lansia

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report dan overan dinas
5. Pendelegasian kewenangan bertahap
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
Metoda evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Rujukan
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah tentang Kesehatan Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing. St. Louis: Mosby Book, Inc.
Miller, C. (1995). Nursing care of older adults, theory and practice. Second
edition.

Philadelphia: J.B. Lippincott company


Taylor, Carrol et all. (2004).Fundamentals of Nursing. Philadelphia : JB
Lippincott Company
Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia:
W.B. Saunders company.
Wold, G.H. (1999).Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby.

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat


Darurat dan Kritis Beban Studi : 3 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian 84
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat
keputusan legal dan etik serta menggunakan salah satu referensi dari hasil
penelitian yang berkaitan dengan keperawatan gawat darurat.
Praktik Profesi Keperawatan Gawat darurat mencakup asuhan keperawatan dalam
konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang mengalami
masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem
(organ) ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan gawat darurat mahasiswa mampu :
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
4. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien pada berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat
akibat gangguan:
- Termoregulasi : trauma kapitis.
- Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks
- Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan
ketoasidosis , krisis tiroid.
- Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang berbisa.
5. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan
legal pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat.
6. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan
gawat darurat.
7. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif pada
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat:
resusitasi/RJP/BHD.
8. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat (Triage).
9. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat
usia dalam keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak
klien agar dapat mengambil

keputusan untuk dirinya.


10. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko
pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat
darurat.
11. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan .
12. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan . 84
13. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
14. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
15. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
16. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan.

Daftar kasus dan tingkat pencapaian:

No Kasus Tingkat
Pencapaia
n
1 Asuhan Keperawatan pasien Syok
2 Asuhan Keperawatan pasien trauma dada
3 Asuhan Keperawatan pasien Gagal nafas
4 Asuhan Keperawatan pasien infark miokardium
5 Asuhan Keperawatan pasien trauma kepala
6 Asuhan Keperawatan pasien trauma abdomen
7 Asuhan Keperawatan pasien trauma muskuloskeletal
8 Asuhan Keperawatan pasien kegawatan obstetri
9 Asuhan Keperawatan pasien overdosis dan keracunan
10 Asuhan Keperawatan pasien DM dengan
ketoasidosis/kegawatan hiperglikemia
11 Asuhan Keperawatan pasien DM dengan hipoglikemia
12 Asuhan Keperawatan pasien krisis tiroid
13 Asuhan Keperawatan pasien sengatan binatang berbisa

Daftar Keterampilan Klinik dan tingkat pencapaian


No Keterampilan Tingkat
Klinik pencapaia
n
1 Perawatan pasien dengan menggunakan ventilator
mekanik
2 Melakukan triage

3 Pengkajian kegawat daruratan


4 Pembidaian
5 Pembebasan jalan nafas
6 control servikal
7 Needle decompression
8 occlusive dressing
9 BCLS

Metoda pembelajaran
84
1. Pre dan post conference
2. Demonstrasi
3. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
4. Diskusi kasus.
5. Case report dan hand over pasien.
6. Pendelegasian kewenangan bertahap.
7. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologikesehatan/keperawatan
terkini.
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
9. Bed side teaching
Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Rujukan:

Emergency Nurses Association. (2013). Sheehy’s Manual of Emergency Nursing:


th
Principles and Practice. 7 ed. Mosby: Elsevier Inc
Proehl, Jean. A. (2009). Emergency Nursing Procedures E-book. Saunders:
Elsevier Inc Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core
Curriculum (6 Eds).
Saunders: Elsevier Inc.
Tscheschlog, B. A. & Jauch, A. (2014). Emergency nursing made incredibly easy.
Wolter Kluwers
Schumacher, L. & Chernecky, C. C. (2009).Saunders Nursing Survival Guide: Critical
Care & Emergency Nursing, 2e. Saunders: Elsevier Inc.

Mata ajar : Keperawatan keluarga dan


komunitas Beban ​: 5 SKS

Deskripsi Mata Ajar Keperawatan Keluarga :


Mata ajar profesi keperawatan keluarga merupakan tahapan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima
pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk pencegahan primer, sekunder dan tersier kepada keluarga
dengan masalah kesehatan yang bersifat aktual, risiko dan potensial.
Mahasiswa juga memperoleh latihan untuk menjalankan fungsi advokasi,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini 84
terkait dengan keperawatan keluarga. Praktik profesi keperawatan keluarga
berfokus pada penerapan kebijakan dan program pemerintah tentang
kesehatan masyarakat dan pemberdayaan keluarga melalui kerjasama dengan
lintas program dan sektoral.

Mata ajar profesi keperawatan keluarga diberikan pada semester kedua tahap
profesi dengan beban studi 2 SKS. Pelaksanaan mata ajar ini dilakukan
terintegrasi dengan pelaksanaan mata ajar profesi keperawatan komunitas
yang memiliki beban studi 3 SKS. Praktik profesi pada keluarga dikelola oleh
mahasiswa secara individual sesuai dengan empat belas dasar kebutuhan
manusia menurut Henderson (1966).

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan keluarga mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam
pemberian ​asuhan keperawatan pada individu dalam
keluarga maupun keluarga sebagai satu unit.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dengan keluarga.
3. Menggunakan teknologi dan informasi ​kesehatan secara
efektif dan bertanggung jawab.
4. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-
masalah pada keluarga.
5. Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga.
6. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan
etis dan legal : merencanakan program keluarga
berencana.
7. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik,
agama atau faktor lain dari setiap individu dalam keluarga.
8. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan
kebutuhan kesehatan keluarga.
9. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan
inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan efektif.
10. Mengembangkan intervensi yang kreatif dan sesuai dengan kemampuan
keluarga

terutama dalam aspek promotif dan preventif.


11. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan keluarga.
12. Memberikan asuhan keperawatan keluarga yang berkualitas secara
holistik, kontinyu dan konsisten.
13. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak
keluarga agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya.
14. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
15. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
16. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif melalui kemitraan
baik dengan profesi kesehatan lain maupun penentu kebijakan di 84
masyarakat.
17. Mengembangkan potensi diri terkait dengan keterampilan
melakukan intervensi untuk meningkatkan kemampuan
professional.
18. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan dengan
pengembangan jejaring kemitraan dengan berbagai lembaga yang
memiliki perhatian terhadap keluarga baik nasional maupu
internasional.
19. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan keluarga.
20. Mampu melaksanakan terapi modalitas/komplementer sesuai
dengan kebutuhan keluarga.

Daftar kasus dan tingkat pencapaian:

No Kasu Tingkat
s pencapaian
1 Keluarga pasangan baru
1.1 Askep terkait komunikasi dan interaksi
1.2 Askep terkait perubahan kebutuhan
fisiologis
1.3 Askep terkait perubahan sosial
1.4 Askep terkait persiapan kehamilan
2 Keluarga menanti kelahiran
2.1 Askep terkait kebutuhan fisiologis
kehamilan
2.2 Askep terkait kebutuhan psikososial
kehamilan
2.3 Askep terkait kebutuhan nutrisi bumil
3 Keluarga dengan toddler
3.1 Askep terkait nutrisi dan laktasi

3.2 Askep terkait kebutuhan pertumbuhan dan


perkembangan usia 1 hari - 36 bulan
4 Keluarga dengan balita
4.1 Askep terkait kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan balita
4.2 Askep terkait kebutuhan pola asuh
5 Keluarga dengan anak usia sekolah (AUS)
5.1 Askep terkait kebutuhan fisiologis AUS
5.2 Askep terkait kebutuhan psikososial AUS
5.3 Askep terkait kebutuhan belajar AUS
6 Keluarga dengan remaja
6.1 Askep terkait kebutuhan fisiologis remaja
Askep terkait kebutuhan psikososial remaja
Askep terkait kebutuhan komunikasi dan
interaksi dengan remaja
7 Keluarga dewasa 84
7.1 Askep terkait penyakit menular
7.2 Askep terkait penyakit tidak menular

Daftar Keterampilan Keperawatan dan tingkat pencapaian

No Keterampilan keperawatan Tingkat


pencapaian
1 Melakukan komunikasi efektif
2 Melakukan pemeriksaan fisik
3 Melakukan ​pemeriksaan ​terkai
t ​sesuai
kebutuhan keluarga
4 Melakukan pemberian edukasi kesehatan
5 Menyiapkan media edukasi kesehatan
sesuai kebutuhan keluarga
6 Melakukan pemberian intervensi
keperawatan sesuai prosedur keperawatan
dan kebutuhan keluarga berdasarkan
masalah keperawatan
7 Melakukan pemberian terapi modalitas
atau komplementer sesuai masalah
keperawatan dalam keluarga
8 Melakukan koordinasi dan rujukan sesuai
kebutuhan keluarga

Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor
3. Diskusi kasus
4. Case report
5. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book
2. Direct Observasional of Prosedure skill
3. Kasus lengkap, kasus resume
4. Porto folio

84
Deskripsi Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Praktik Profesi Keperawatan Komunitas fokus pada pemberian
pelayanan dan asuhan keperawatan dalam pencegahan primer,
sekunder dan tersier terhadap masyarakat dengan masalah yang
bersifat aktual, risiko ataupun sejahtera. Fokus praktik adalah keluarga
dan kelompok di komunitas. Lingkup pembahasan mengenai
kebutuhan dasar manusia pada semua rentang usia (bayi sampai lanjut
usia). Pelaksanaan praktik keperawatan komunitas dilakukan
mahasiswa secara berkelompok yang ditempatkan diwilayah setingkat
rukun warga (RW). Praktik keperawatan dilaksanakan dengan sasaran
kelompok sesuai tumbuh kembang.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan komunitas mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian kelompok dan menganalisis hasilnya
2. Mengimplementasikan tindakan atau prosedur untuk
pemenuhan kebutuhan keluarga dan kelompok di komunitas
3. Mengevaluasi tindakan pemenuhan kebutuhan keluarga dan
kelompok di komunitas dan merencanakan tindak lanjut
4. Menerapkan berbagai prinsip kependidikan kesehatan dengan
sasaran klien, teman sejawat dan tim kesehatan dalam bidang
keperawatan
5. Berkomunikasi terapeutik pada klien, teman sejawat dan tim kesehatan
6. Menerapkan prinsip etik dan legal dalam pelaksanaan praktik
7. Menerapkan prinsip penelitian dalam praktik keperawatan komunitas
8. Menunjukkan peran sebagai leader dalam mengelola
praktik keperawatan komunitas

Daftar keterampilan klinik dan target pencapaian

No Keterampilan Klinik Tingkat


pencapaian
1 Melakukan pengkajian keluarga dan komunitas
Menyusun kisi-kisi instrumen pengkajian komunitas
2 Melakukan pemeriksaan fisik individu dalam keluarga
3 Menentukan scoring masalah keluarga dan komunitas
4 Melakukan intervensi keperawatan keluarga :
a. Tehnik relaksasi : nafas dalam
b. ROM
c. Kompres hangat
d. inhalasi sederhana
e. fisioterapi dada
5 Memberikan ​edukasi ​kesehatan ​pada
​keluarga ​dan
masyarakat
6 Melakukan evaluasi askep keluarga dan komunitas
7 Mengevaluasi tingkat kemandirian keluarga

84
Metoda pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual
3. Diskusi kasus

Metode Evaluasi:
1. Laporan pendahuluan
2. Laporan askep komunitas
3. Supervisi pertemuan dengan masyarakat
4. Supervisi Kegiatan UKS dan posyandu
5. Kinerja individu

Daftar Rujukan
Allender, J.A. & Spradley, B.W. (2005). Community health nursing:
th
promoting and protecting the public’s health. 6 ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Anderson, E.T., & McFarlane, J. (2004). Community as partner: Theory
th
and Practice in nursing. 4 ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. (Wajib)
Edelman, C.L & Mandle C.L. (2006). Health promotion throughout the life
span. St.
Louis: Mosby

Eugesti, CS. Guire, L.S, Stone CS, (2002). Comprehensive community


health nursing family, aggregate, & community Practice. St.
Louis: Mosby
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2013). Family nursing:
Research, theory & practice. New Jersey: Prentice Hall (Wajib)
Gordis, Leon. (1996). Epidemiology. Toronto: WB. Saunders Company
Hitchcock, J.E.
Schubert, P.E. & Thomas, S.A. (2004)
Community health nursing: Caring in
action. Albany: Delmar Publisher
Kaakinen, Gedaly-Duff, Coehlo & Hanson (2010). Family health care nursing:
Theory,
practice & Research. Philadelphia: FA Davis Company
th
Maglaya, A.S. (2015). Nursing practice in the community. 5 Ed. Marikina
City: Argonauta Corporation. (Wajib)
Mc. Muray. A (2003). Community health & wellness a socioecological
approach. St Louis: Mosby
Nies, M.A., & McEwen, M.M, (2001) Community health nursing
promoting the health of population, Washington: WB Saunders
Company
Neufeld & Harrison (2010). Nursing and family care giving: social
support and non support. New York: Springer publishing
company. (Wajib)
Pender, N.J, Murdaugh C.L, & Parsons. (2002). Health promotion in
th
nursing Practice, 4 ed. New Jersey: Prentice Hall. 84
Stanhope, M and Lancaster, J. (2009). Community & public health
nursing. St Louis The Mosby Year Book.
Wright & Leahey (2009). Nurses and families: A guide to family
5th
assessment and intervention. ed. Philadelphia: FA. Davis
Company . (Wajib)

Mata ajar ​: Manajemen Keperawatan


Beban Studi ​: 2 SKS

Deskripsi Mata kuliah:


Praktik profesi manajemen keperawatan merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerapkan
konsep-konsep yang berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan
dalam pelayanan keperawatan yang sesuai dengan keadaan saat ini.
Praktik Profesi Manajemen Keperawatan mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan menerapkan berbagai
gaya kepimpinan yang efektif. Selama praktik mahasiswa memprakarsai
perubahan yang efektif dan inovatif dalam asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan.

Capaian Pembelajaran :
Setelah mengikuti praktik profesi manajemen keperawatan mahasiswa mampu:
1. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
2. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
3. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
4. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan
keperawatan ​secara berkelompok.
5. Mengorganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara
berkelompok.
6. Mencegah dan menyelesaikan konflik di dalam tim
7. Memberikan pengarahan kepada anggota timnya
8. Melakukan supervisi terhadap anggota timnya.
9. Melakukan evaluasi terhadap anggota timnya.
10. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi
ruangan.
11. Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan keperawatan.
12. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko.
13. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan
mempertahankan akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
14. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
professional.
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
17. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan
klien.

84
Daftar Keterampilan dan tingkat pencapaian

No Keterampilan Klinik Tingkat


pencapaian
1 Berperan sebagai anggota tim /PN
2 Melaporkan kasus kelolaan dengan metode SBAR

3 Berperan sebagai ketua tim


4 Memimpin ronde keperawatan
5 Merencanakan ketenagaan keperawatan sederhana
yang sesuai dengan kebutuhan ruang rawat
6 Berperan sebagai kepala ruangan dengan menerapkan
gaya kepemimpinan yang efektif
7 Memimpin laporan antar shift
8 Mengelola konflik
9 Memimpin pre conference dan post conference
10 Mampu berkoordinasi dengan tim lain
11 Mampu berkoordinasi dengan profesi lain
12 Memberikan pengarahan
13 Melakukan supervisi asuhan
14 Melakukan evaluasi kinerja
15 Melakukan perubahan sesuai dengan prioritas
masalah diruangan
16 Mendesiminasikan hasil perubahan

Metoda pembelajaran.
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor.
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health (PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1. Log book.
2. Direct Observasional of Prosedure skill.
3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis).
4. Critical insidence report.
5. OSCE.
6. Problem solving skill.
84
7. Kasus lengkap, kasus singkat.
8. Portfolio.

Daftar Rujukan
Sullivan,J.E., et all (2001) Effective leadership and management in nursing
. New Jersey: Prentice- Hall
Barret Jean et all (1975). The Head Nurse, Her Ladership Role
Gilliies, D.A. (1994).Nursing management: A System approach.
Philadelphia: W.B Saunders.
Kron (1981). The Management of Patient Care. Putting Leadership Skills to
Work.WB Saunders
Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV

Mosby ​ ​Marquis, ​B. ​L., ​(2000). ​Le


adership ​roles ​and ​management ​functio
ns nursing.Philadelphia: Lippincott.
Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J.
(1998). ​Introductory ​management ​and
Leadership for Nurses. London : Jones and Bartlett Publisher.
Roussel, L. , Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J (2006 ). Nursing
management and leadership .Sudbury: Jones and Bartlett
Publishers.

Mata Kuliah : Keperawatan Paliatif


pada kanker Beban Kredit : 4 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Program Keperawatan Paliatif Kanker (KPK) merupakan bagian dari rangkaian
program profesi pendidikan keperawatan sebagai tambahan mata kuliah dan wajib
diikuti oleh seluruh mahasiswa program profesi di Pendidikan Tinggi
Keperawatan STIKes Murni Teguh. Program ini dijalankan pada program profesi
dibergai rumah sakit. Kemmapuan yang dicapai selama program ini akan menjadi
dasar kemampuan di lapangan pekerjaan nantinya. Setelah menajalankan program
ini, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan tentang konsep perawatan paliatif
pasien kanker dalam tatanan praktek rumah sakit, rawat jalan, klinik perawatan
dan di rumah dalam menerapkan asuhan keperawatan paliatif kanker.

Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Paliatif pada kanker mahasiswa mampu
:
1. Memahami kembali konsep kanker
2. Memahami dan menerapkan diagnosis kanker
3. Prinsip perawatan pasien kanker
4. Prinsip perawatan paliatif kanker
5. Prinsip penelitian perawatan pasien kanker pada tatanan klinik
84
6. Perawatan masalah klinis umum pasien kanker
7. Perawatan pasien dengan kasus kegawatdaruratan kanker

Daftar Keterampilan dan tingkat pencapaian


No Keterampilan Klinik Tingkat
pencapaian
1 Menunjukkan ​sikap ​caring ​dalam
​setiap ​asuhan
keperawatan onkologi
2 Memberikan terapi paliatif care pada pasien dengan
onkologi
3 Memberikan asuhan keperawatan pasien onkologi

4 Memberikan ​asuhan ​keperawatan ​


kanker ​dengan
pembedahan, kemoterapi dan radioterapi
5 Memberikan perawatan paliatif (mis; supportif terapi,
emosional support, physical care) pada pasien kanker
dengan pembedahan, kemoterapi dan radioterapi

6 Memberikan perawatan masalah klinis umum pasien


kanker seperti; pencegahan dan deteksi dini kanker,
informasi dan sumber data masalah klinis umum
kanker, coping pasien kanker dan melakukan
perawatan gangguan kenyamanan pasien kanker
seperti; nyeri, gangguan tidur, kelelahan, gangguan
nutrisi, mekanisme proteksi, gangguan sum-sum
tulang, membrane mukosa, kulit, komplikasi
neurologis, eliminasi, perubahan anatmois tubuh,
perubahan fungsi usus, perubahan fungsi kandung
kemih, gangguan seksual dan perubahan fungsi paru-
paru

7 Mampu meningkatkan quality of life pasien kanker

Metoda pembelajaran.
1. Pre dan post conference.
2. Tutorial individual yang diberikan preceptor. 84
3. Diskusi kasus.
4. Case report dan overan dinas.
5. Pendelegasian kewenangan bertahap.
6. Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi
kesehatan/keperawatan terkini.
7. Problem solving for better health/ hospital(PSBH).
8. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan
Metode
Evaluasi:
1. Log book

2. Direct Observasional of Prosedure skill


3. Case test/uji kasus (SOCA – Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio

Daftar Rujukan

th
Jhonson,B.L & Cross,J. 1998. Hand Book of Oncology Nursing, 3 Edition. Jones
and Bartlett Publishers: USA
Gale, D & Charette, J. 1995. Oncology Nursing Care Plans. Delmar : USA

Pitot., C., Hendry. 2002. Fundamental of Oncology4th edition. Marcell


Dekker: New York. Shirley., Otto. E., 1996. Buku Saku Keperawatan
Onkologi.EGC: Jakarta
Shirley., Otto. E., 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi.EGC: Jakarta

BAB VI
SYARAT PESERTA DAN TEMPAT
PRAKTIK PROFESI

6.1. Persyaratan Peserta didik :


1. Telah menyelesaikan perkuliahan Tahap akademik dan dapat dibuktikan
dengan ijazah dan transkrip nilai dari perguruan tinggi, bagi mahasiswa
yang baru lulus dapat dibuktikan dengan hasil yudisium akademik/surat
84
keterangan lulus sementara.
2. Memenuh syarat sehat secara fisik dan psikologis,tidak buta warna, bebas
dari kecacatan yang dapat mengganggu pekerjaan sebagai perawat dan
memiliki tinggi badan min. 150 cm (perempuan) dan 155 cm (laki-laki)
3. Telah mendaftar sebagai mahasiswa profesi melalui laman https://stikes-
murniteguh.ac.id/online_registration/
4. Mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan dan kepaniteraan (angkat janji
Ners) serta orientasi lahan praktik
6.2. Pendaftaran dan Penerimaan Mahasiswa
Syarat Pendaftaran Mahasiswa Profesi adalah:
1. File foto berwarna terbaru ukuran 3x4 cm.
2. File foto berwarna terbaru ukuran 4x6 cm.
3. File fotocopy Ijazah/SKTL
4. File fotocopy Transkrip Nilai/Hasil yudisium Akademik
5. File fotocopy Kartu Keluarga.
6. File fotocopy KTP
7. File bukti pembayaran
8. Batas maksimal file yang akan diupload adalah 1MB dan hanya berekstensi
jpg, jpeg, png & gif.
6.3. Petunjuk Pendaftaran Online Pendaftaran Mahasiswa Profesi adalah:
1. Untuk melakukan pendaftaran online, silahkan klik menu “login”.
2. Apabila anda sudah mempunyai akun, silahkan masukkan “username” dan
“password”. Kemudian klik button “Sign In”. Namun apabila belum
punya akun, silahkan klik “Daftar disini” untuk membuat akun.

3. Apabila anda berhasil login akan tampil halaman pendaftaran


baru. Terdapat empat form yang harus diisi, yaitu form profil, form
keluarga, form berkas, dan form angket informasi. Isilah dengan benar
keempat form secara berurut.
4. Batas maksimal ukuran masing-masing file yang akan di upload pada form
berkas adalah 1 MB dan hanya berekstensi jpg, jpeg, png, & gif.
5. Klik button “Simpan” untuk menyimpan data-data yang telah Anda isi pada
masing- masing form.
6. Apabila Anda sudah melengkapi dan menyimpan data pada semua form
maka akan ditampilkan data-data yang sudah Anda isi sebelumnya.
7. Pastikan semua data sudah benar. Apabila terdapat data yang salah, silahkan
klik button “Ubah Data” pada bagian bawah untuk mengubah data atau
dengan mengklik menu “Ubah Data” yang terdapat pada barisan menu.
8. Pada halaman “Ubah Data” Anda dapat melihat “Nomor Pendaftaran” dan
“Status Konfirmasi” serta data-data lainnya.
9. Apabila Anda selesai mengubah data, silahkan klik button ”Perbarui”
untuk menyimpan perubahan.
10. Data yang telah Anda masukkan akan diverifikasi oleh koordinator
pendaftaran. Silahkan tunggu konfirmasi dari koordinator pendaftaran.
11. Apabila koordinator pendaftaran telah mengkonfirmasi data Anda, maka
status konfirmasi akan berubah menjadi “SUDAH DIKONFIRMASI”.
Dengan begitu Anda tidak dapat lagi mengubah data-data Anda.
12. Jika data Anda sudah dikonfirmasi oleh koordinator pendaftaran, maka
Anda dapat mendaftar sebagai peserta ujian. Anda dapat memilih
gelombang ujian dengan mengklik menu “Kartu Tanda Ujian”. Silahkan 84
pilih tanggal ujian yang Anda kehendaki. Kemudian klik button “Daftar”.
13. Setelah itu akan tampil kartu tanda ujian sesuai dengan tanggal ujian yang
telah Anda pilih sebelumnya.
14. Silahkan print kartu tanda ujian dengan mengklik button “Print” pada
bagian kiri bawah dan bawalah kartu tanda ujian pada saat ujian.

6.4. Wahana Praktek Pendidikan Profesi Ners


Tempat pengembangan ketrampilan keperawatan klinik yang dipergunakan
untuk praktek keperawatan klinik (tahap profesi) adalah yang memiliki
kriteria sebagai berikut :
1. Merupakan rumah sakit pendidikan utama atau satelit atau institusi
jejaring lainnya seperti Puskesmas dan Panti Werdha, Kualifikasi
RS : kelas A atau B untuk kompetensi utama, kelas B dan kelas C
untuk kompetensi pendukung, rumah sakit khusus atau wahana
fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk kompetensi lainnya.
2. Sesuai dengan tujuan praktek.
3. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk kontak dengan pasien atau
klien.
4. Mempunyai pembimbing klinik yang kompeten pada bidangnya
Latar belakang pendidikan profesi ners dengan minimal
pengalaman kerja 5 tahun diarea yang relevan.
5. Memberi kesempatan praktek untuk mempelajari berbagai keterampilan.
6. Memacu kemampuan berfikir kritis bagi peserta didik.
7. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan
pengetahuan/teori yang telah didapat.
8. Memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengintegrasikan
pengetahuan.
9.
Menggunakan ​konsep/metode ​penugasan ​yang
​sesuai ​dengan k​ onsep keperawatan.

Berikut ini adalah tempat pengembangan ketrampilan keperawatan klinik


untuk tiap-tiap mata ajar:
1) RS Memorial Hospital Murni Teguh Medan pencapaian
kompetensi dalam bidang : Keperawatan Medikal Bedah,
Manajemen Keperawatan, keperawatan Paliatif care,
Keperawatan gawat darurat & Kritis.
2) RSIA Rosiva pencapaian kompetensi dalam bidang :
Keperawatan Maternitas dan Anak.
3) Rumah Sakit Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Medan
pencapaian kompetensi dalam bidang : Keperawatan Jiwa

4) Desa Saurmatio Dusun II Kecamatan Pantai Labu, Desa


pardamean Sibisa Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba
Samosir Provinsi Sumatera Utara, pencapaian kompetensi
dalam bidang : Keperawatan Keluarga & Komunitas
5) Panti Jompo, pencapaian kompetensi dalam bidang : 84
Keperawatan Gerontik

BAB VII
PEMBIMBING DAN MEKANISME
BIMBINGAN

7.1. Pembimbing Klinik


Pembimbing akademik disebut juga sebagai dosen pembimbing klinik,
sedangkan pembimbing klinik/lapangan disebut preceptor yang memenuhi
memenuhi kriteria- kriteria sebagai berikut:
a) Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya
berpendidikan lebih tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal
36 ayat 1), minimal merupakan seorang ners tercatat (STR) /
memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman klinik minimal 5
tahun.
b) Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian di bidangnya (PP no
19/2005 tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan
pasal 36 ayat 1) .
c) Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya
bekerja dimana yang bersangkutan ditunjuk sebagai preseptor
sehingga dapat membimbing peserta didik dengan baik.
d) Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena
sikap, perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata-rata.

7.2. Model Bimbingan Preceptoring


Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses melimpahkan
kewenangan secara bertahap dari para preseptor kepada peserta didik.
Setiap ruang yang dilalui peserta didik harus memiliki pembimbing yang
berperan sebagai preseptor. Tujuannya adalah agar peserta didik menjadi
dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga ketika
lulus mampu menjadi profesional sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan
membekali peserta didik suatu program “ANTARA” yang terstruktur dan
mendukung sebagai jembatan menuju upaya menghasilkan praktisi yang
handal dan kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi layanan
yang bertingkat tinggi. Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai
dengan menggunakan istilah preseptor

karena durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara
intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk
mewakili peserta didik

7.3. Preseptee (peserta didik) 84


Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali
dengan kompetensi yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya,
sehingga dapat berfungsi sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu,
semua peserta didik yang akan berperan sebagai preseptee adalah individu
yang baru akan memasuki dunia nyata dan memerlukan bimbingan namun
telah memiliki seluruh capaian pembelajaran yang diperlukan. Kebutuhan
akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan pasien
yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yang
didaya- gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai
tenaga gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi
stres yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana
keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya.
Disamping itu, keberadaan preseptor juga untuk menjamin bahwa
tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak
diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang
tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi risiko pekerjaan terjadi
pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan
yang lebih kompleks. Pada program preseptoring, proses mempelajari
suatu capaian pembelajaran sudah diminimalisasi, sebaliknya pada
pendidikan ini difokuskan pada penerapan pengetahuan, teori, konsep,
sikap, dan keterampilan kedalam tatanan nyata dengan subyek klien nyata /
riil bukan pasien simulasi. Oleh karena itu, keberadaan seseorang yang
bertindak sebagai pembimbing dan preseptor bukan hanya memberikan
bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya dalam memberikan asuhan klien kepada peserta didik.

7.5. Definisi Tentang Preseptor :


1. Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di
tatanan klinik atau perawat senior yang bekerja di tatanan layanan dan
ditetapkan sebagai preseptor.

2. Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan


pengalaman praktik kepada peserta didik; biasanya seorang perawat
praktisi yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan
tertentu, yang mampu mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi,
serta bersikap dan bertindak sebagai “model peran” untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan individu pemula dalam periode tereantu
dengan tujuan tertentu mensosialisasikan pemula kedalam peran baru
sebagai profesional”

7.5. Kemampuan preseptor


1. Berkomunikasi secara baik dan benar.
2. Model peran profesional.
3. Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik.
4. Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah.
5. Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik.
6. Cukup megenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini.
7. Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor.
84

7.6. Tugas Pokok Preseptor


1. Preseptor mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik
melalui silabus/Course Study Guide/ modul praktik dari institusi
pendidikan.
2. Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik
menerapkan pengetahuan teoritis kedalam praktik.
3. Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik
selama proses belajar klinik berlangsung.
4. Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari
peserta didik menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta
didik.
5. Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk
menjembatani masalah transisional tersebut diatas.
6. Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan
menumbuhkan akuntabilitas peserta didik selama proses belajar.

7. Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran


profesi ners peserta didik.
8. Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada
peserta didik terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama
belajar di klinik.
9. Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal
dan profesional kepada peserta didik.
10. Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta
mencatat pencapaian kompetensi klinik peserta didik.

7.7. Metoda Pembelajaran Peserta Didik


Beberapa metoda pembelajaran peserta didik diinisiasi dan
fasilitasi oleh preseptor/ mentor di setiap stase, meliputi :
a. Pre dan postconference.
b. Tutorial individual yang diberikan preseptor.
c. Diskusi kasus.
d. Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan/keperawatan terkini.
e. Pendelegasian kewenangan bertahap
f. Problem Solving for Better Health (PSBH).
g. Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.
h. Laporan kasus dan overan dinas.
i. dll.
Pemilihan metoda dapat disesuaikan dengan tujuan pencapaian
kompetensi dan lama waktu program preseptoring sudah berlangsung.

7.8. Pelaksanaan Kegiatan Program Preseptoring


1. Persiapan sebelum melakukan program preseptor.
Peserta didik yang akan ditempatkan di Rumah Sakit atau wahana praktek
lainnya wajib menjalani kegiatan sebagai berikut : 84
a) Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku
pedoman preseptorship dan program kegiatannya.

b) ​Memberikan waktu pada peserta didik untuk mendalami ruang


rawat dan kliennya pada saat orientasi.
c) Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama
dengan RS selama 2 hari seperti ; kebijakan yang berlaku di RS dan
ruang rawat dimana peserta didik ditempatkan, sifat layanan yang
diberikan dan jenis dan kriteria pasien yang dirawat,aturan dan
ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti klien
jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dan lain-lain, kedudukan dan
posisi preseptor dan peserta didik.
d) Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat,
untuk:
- Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik.
- Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta
didik, berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan
kemampuan belajar peserta didik.
- Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara
preseptor dan peserta didik.
- Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta
didik.
- Menyepakati kontrak belajar
2. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship.
Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan
memberikan kepada setiap preseptor beberapa kasus klien dengan berbagai
tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda.
Lazimnya, setiap preseptor memiliki 4 sampai dengan 6 klien yang
menjadi tanggung jawabnya. Setiap preseptor memiliki 2 sampai dengan 3
orang peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. Preseptor harus
memahami karakteristik setiap peserta didik agar ketika melimpahkan
sebagian kewenangan yang dimilikinya tidak menyamaratakan tingkat
kemampuan menjalankan kompetensi dari masing-masing peserta didik,
walaupun ia harus memiliki asumsi bahwa setiap peserta didik telah
memiliki kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang ners dan
telah lulus uji masuk klinik. Mengikuti preseptor dalam mengkaji klien,
menghadiri pertemuan tim asuhan, mendokumentasikan,
mengoperasionalkan komputer,

mengantarkan klien keluar ruang rawat. Memperkenalkan secara ekstensif


pada komunitas klien yang berada di ruangan dimana peserta didik
ditempatkan.

84

3. Mekanisme Bimbingan
1. Pelaksanaan bimbingan kepada peserta didik dapat dilaksanakan dengan 3
tahapan yaitu 1) Tahap persiapan 2) Tahap pelaksanaan dan 3) Tahap
Evaluasi. Tahapan bimbingan sebagai berikut :
Kegiatan Dosen Pembimbing Klinik Preseptor Peserta Didik
Bimbingan
Tahap • Memberikan buku • Melakukan ​pre- • Memahami buku
persiapan panduan praktek conference bersama praktek yang diberikan
lapangan kepada dengan perserta didik dosen pembimbing
peserta didik • Memberikan informasi • Membuat laporan pendahuluan
• Menginformasikan kepada peserta didik yang disesuaikan dengan
kepada peserta didik terhadap lingkungan standar LP yang
capaian kompetensi praktek profesi seperti oleh dosen
mata kuliah PBL ruangan, ​jenis klinik/kepala departemen
secara komprehensif pelayanan ​dan • Memahami
• Memberikan penugasan pasien/klien lengkap pendahuluan yang
berupa laporan dengan informasi diselesaikan
pendahuluan kepada diagnosis, nama, usia, berhubungan dengan
peserta didik yang lama dirawat dll. diagnosis klien
disesuaikan dengan • Melaksanakan praktek peserta didik
standar pencapaian evaluasi ​pemah • Melakukan perencanaan
kompetensi setiap aman peserta didik perkenalan
mata kuliah profesi pasien/klien dan
• Melakukan pre- aksi ​kedepannya
conference bersama ​selama melaksanakan
dengan peserta didik praktek profesi.
dan preseptor untuk
mengevaluasi
persiapan peserta
didik dalam
melaksakan praktek
Tahap • Mengobservasi • Mengobservasi • Memperkenalkan
Pelakasanaan mahasiswa mahasiswa pasien
• Memberikan bimbingan • Memberikan • Melakukan kontrak
untuk ​menumb bimbingan ​ pasien
uhkan kemampuan ​untuk • Melakukan validasi/pengkajian
intelektual, teknikal menumbuhkan berdasarkan
dan interpersonal kemampuan keperawatan
• Melakukan bedside intelektual, ​tekn • Melakukan
teaching ikal dan interpersonal keperawatan
• Membimbing • • Melaukan persiapan
pelaksanaan rounde Melakukan ​bedsi sesuai dengan jenis
keperawatan, serta de bimbingan yang
kegiatan penugasan dilakukan
yang • Melaksanakan
keperawatan,

lain teaching mengikuti bedside teaching


• melakukan • Membimbing •
84
postconference di pelaksanaan ​ Melakukan ​refleksi
akhir minggu ​rounde us ​atau presentasi
• Memberikan umpan keperawatan, ​ artikel jurnal
balik dan penilaian ​serta • Melakukan terapi bermain
kepada peserta didik kegiatan ​penuga keperawatan anak)
san yang lain • Melakukan penyuluhan kesehatan
• melakukan • Melakukan post conference
postconference ​
di akhir minggu
• Memberikan umpan
balik dan penilaian
kepada peserta didik
Tahap • Melakukan bimbingan • Melakukan bimbingan • Menyimpulkan hasil
Evaluasi dan dan ​observasi selama melakukan proses
observasi ​men mengenai kemampuan keperawatan kepada klien
genai kemampuan interpersonal • Mebuat laporan lengkap
interpersonal • Membantu mengevaluasi asuhan keperawatan
• Menerima laporan laporan dijalankan
hasil asuhan asuhan ​keperaw • Mempresentasikan hasil
keperawatan pasien atan lengkap asuhan keperawtan
dari peserta didik peserta ​didik telah diselesaikan
• Memeriksa laporan ​ ​dan • Menyerahkan laporan
yang diberikan oleh memberikan ​um pembimbing
peserta didik pan balik • Menerima umpan
• Mengevaluasi laporan pembimbing
dan meberikan • Mengikuti ujian Akhir
umpan balik kepada diberikan dosen pembimbing
peserta didik
• Menyelenggarakan
ujian akhir stase

2. Dosen Pembimbing Klinik (DPK) bekerjasama dengan perawat ruangan


atau pembimbing klinik (PK) perlu mengetahui kegiatan-kegiatan
klinik di lapangan, memiliki daftar kegiatan tersebut, jumlahnya dan
kemudian menugaskan peserta didik untuk melakukan keterampilan
yang ada sesuai kompetensi yang akan dicapai.
3. Kegiatan pelaksanaan keterampilan tersebut perlu diobservasi oleh PK
dan/atau DPK dibuktikan dengan adanya tanda tangan/paraf dari
DPK/PK minimum 75% dari seluruh target yang akan dicapai.
4. DPK dan PK menentukan klien utama yang akan dirawat oleh peserta
didik berdasarkan kebutuhan kompetensi yang perlu dicapai oleh
peserta didik.
5. Persiapan oleh peserta didik:
a. Seluruh peserta didik mendapatkan satu kasus yang ada di ruangan
sebagai bahan laporan pendahuluan paling lambat satu hari sebelum
masuk pada stase/ruangan tersebut.
b. Menyerahkan laporan pendahuluan sesuai kasus yang akan dikelola
kepada pembimbing klinik dan/atau pembimbing akademik pada saat
pre- conference di hari pertama di masing-masing ruangan/stase 84
c. Peserta didik diwajibkan melapor kepada penanggung jawab ruangan
(Kepala Ruang) dan/atau PK sebelum mendapatkan pengalaman klinik
pada hari pertama setiap pergantian ruang.
d. Peserta didik mempersiapkan diri dengan peralatan standar (terlampir)
yang harus dibawa

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Profesi


1. Pre Conference dan Post Conference
1. PRE
CONFERENCE Tujuan
Pre conference
1. Diharapkan mahasiswa jelas mengenai kasus yang di ambil. Untuk
kepentingan pasien: safety dan untuk kepentingan mahasiswa: siap
berhadapan dg pasien

2. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran yang didapatkan dari kasus


sesuai dengan kompetensi pengetahuan klinik, ketrampilan klinik dan
sikap klinik
3. Persiapan melakukan keterampilan klinik jika mahasiswa tidak tahu
mengenai tujuan yang akan dicapai pada saat melakukan keterampilan
akan ada masalah
Pelaksanaan
1. Waktu: 30 – 60 menit
2. Laporan pendahuluan di baca oleh pembimbing
3. Klarifikasi dan pertanyaan: Urut/Sistematis (definisi, etiologi,
patofisilogi, diagnosis, terapi, askep misalnya dengan pendekatan
NANDA-I, NOC, NIC)
4. Menekankan inti permasalahan

2. POST
CONFERENCE Tujuan
Post-conference
1. Mengevaluasi apakah tujuan pebelajaran yang ditetapkan pada saat
preconference tercapai
2. Membantu menghubungkan kegiatan klinik yang telah dilakukan
dengan target kompetensi yang dicapai
3. ​Mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan bersikap
terbuka terhadap perbedaan ide dan selalu mengantisipasi konsekuensi
tindakan yang dilakukan pada pasien
4. Menjadikan Pembelajaran menjadi bermakna
5. Membantu retensi pengalaman dalam menangani kasus

84
Pelaksanaan
1. Deskripsi
2. Adakah emosi pribadi dalam kasus ini
3. Evaluasi apakah pengalaman ini baik atau buruk
4. Analisis apa yang dipelajari pada kasus ini

5. Kesimpulan: adakah tindakan yang berbeda dari yan sudah dilakukan
6. Tindak lanjut: Jika terjadi kasus serupa, apa yang akan
dikerjakan Peran Pembimbing
1. Melakukan verifikasi kasus dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
2. pertanyaan menghubungkan kompetensi yang sudah dicapai terhadap
kompetensi/tujuan pembelajaran yang di tentukan pada awal
pembelajaran klinik
3. Memberikan umpan balik kepada peserta didik

2. BEDSIDE TEACHING
Bedside teaching adalah belajar dengan adanya pasien selama proses
pembelajaran atau belajar di samping pasien. Aktivitas yang paling penting
dalam bedside learning adalah aktivitas belajar dan refleksi. Secara lebih rinci
bedside learning memuat proses belajar dan mengajar yang melibatkan
pembimbing klinik sebagai pengajar dan peserta didik. Selain itu proses bedsi
de lea r ning dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan kebutuhan pasien
sehingga kenyamanan dan kebutuhan pasien harus tetap diperhatikan.
Bedside teaching berlangsung natural, bukan proses yang dibuat-buat dan juga
pada lingkungan nyata disekitar pasien. Misalnya ruang rawat inap dengan ada
pasien lain, kehadiran keluarga pasien dan juga lingkungan fisik pasien yang
mungkin panas, tidak nyaman. Kondisi yang alami ini juga dapat menjadi
sumber refleksi pembelajaran bagi peserta didik.
Keuntungan belajar dan mengajar dengan bedside teaching adalah:
1) Peserta didik dapat melakukan observasi dari role model -nya langsung.
Role model yang dimaksud disini adalah pasien atau pembimbing
klinik yang melaksanakan bimbingan. Peserta didik akan melihat dan
mempelajari langsung bagimana ekspresi pasien yang nyeri, bagaimana
melakukan perawatan luka yang kotor, berhadapan langsung dengan
pasien yang tidak kooperatif dan mereka akan mempelajari
penyelesaiannya secara langsung oleh pembimbing klinik

2) Peserta didik dapat melakukan tindakan nyata langsung ke pasien seperti


pemeriksaan fisik, perawatan bayi baru lahir, perawatan pasien dengan
tracheostomi dan lain-lain 84
3) Peserta didik melihat langsung respon pasien misalnya bagaimana
pasien yang kesakitan saat di lakukan injeksi, bagaiman pasien marah
ketika tidak mendapatkan pelayanan yang baik
4) Peserta didik dapat terus mengembangkan ketrampilan komunikasinya
dengan pasien saat melihat pembimbing berinteraksi langsung kepada
pasien
5) Peserta didik dapat berlajar bagaimana bekerja tim yang baik, karena
dalam memberikan asuhan keperawatan perawat tidak dapat bekerja
sendiri selama 24 jam
6) Peserta didik dapat mempelajari langsung dari kasus atau situasi nyata
yang tidak bisa ditemui pada fase akademik.
Penjelasan Tahapan Bedside Learning
1. Persiapan Mahasiswa
a. Menjelaskan apa yang harus mahasiswa pelajari saat bedside
teaching /tujuan pembelajaran (target mahasiswa)
b.
Mengkaji ​pengetahuan ​mahasiswa ​(tentang
​ketrampilan keperawatan yang akan di bedside
teachingkan)
c. Menjelaskan peran mahasiswa saat bedside teaching
d. PK melakukan demonstrasi tindakan keperawatan, mahasiswa
yang lain sebagai observer, jika tujuannya untuk demonstrasi
(sebagai role model )
e. Salah satu mahasiswa melakukan tindakan, mahasiswa yang lain
dan PK mengobservasi, jika tujuannya untuk observasi dan
memberikan feed back
f. Menjelaskan tentang apa yang akan didiskusikan dengan pasien
atau yang tidak perlu di diskusikan
2. Persiapan pasien
a. Jelaskan tentang kegiatan bedside teaching dan tujuannya

b. Tanyakan kesediaan pasien


c. Alokasi waktu
3. Sesi dengan Pasien
a. Jelaskan kembali secara singkat tentang kegiatan, tujuan dan
siapa orang yang terlibat b) Jelaskan kondisi pasien secara
singkat
b. Lakukan tindakan keperawatan
c. PK melakukan demonstrasi tindakan keperawatan, mahasiswa
yang lain sebagai observer jika tujuannya untuk demonstrasi
(sebagai role model)
4. Rangkuman
a. Memberikan informasi
b. Menarik pengalaman dalam konteks keilmuan 84
c.
Boleh ​meminta ​peserta ​didik ​meran
gkum ​(sekaligus ​cek pemahaman
d. Tekankan kembali tujuan pembelajaran yang sudah dicapai
dengan bedside teaching ini
5. Tahap Pemberian Debriefing
a. Tanyakan tentang hasil observasi mahasiswa
b. Tanyakan pertanyaan mahasiswa terkait dengan tindakan proses
bedside teaching (tindakan, respon pasien, dll)
6. Diskusi
a. Diskusi dengan mahasiswa berdasarkan hasil observasi dan
pertanyaan mahasiswa
b. Jangan lupa memberikan feedback
c. Saran follow up
d. Informasikan tentang sumber bacaan yang dapat digunakan
belajar lebih lanjut
3. ROUND KEPERAWATAN
Round Keperawatan adalah proses pembelajaran di klinik yang merupakan
bagian dari bedside teaching, dimana dalam proses pelaksanaan saat berada di
hadapan pasien mahasiswa menyampaikan kondisi pasien secara utuh.
Kemudian

dilanjutkan dengan intervensi selanjutnya yang sudah direncanakan tim


misalnya memberikan pendidikan kesehatan, menyampaikan kondisi khusus
pasien atau menjelaskan sesuatu yang terkait dengan kondisi pasien.
Langkah-langkah Nursing
Round Tahap Persiapan
1. Persiapan Mahasiswa
a. Menjelaskan apa yang harus mahasiswa pelajari saat round
/tujuan pembelajaran (Target mahasiswa)
b. Mengkaji pengetahuan mahasiswa ( tentang kondisi pasien
secara utuh)
c. Menjelaskan peran mahasiswa saat round (mahasiswa yang
berperan aktif menyampaikan tentang kondisi pasien secara
utuh)
Dengan bahasa yang dimengerti oleh pasien
d. Menjelaskan tentang apa yang akan didiskusikan dengan pasien
atau yang tidak perlu di diskusikan
2. Persiapan pasien
a. Jelaskan tentang kegiatan round keperawatan dan tujuannya
b. Kesediaan pasien
c. Alokasi
waktu Tahap dengan
Pasien 84
1. Mahasiswa atau PK menjelaskan kembali secara singkat tentang
kegiatan, tujuan dan siapa orang yang terlibat
2. Mahasiswa menjelaskan kondisi pasien secara utuh (hasil pengkajian,
pemeriksaan diagnostik, diagnosa keperawatan, tindakan keperawatan
yang sudah atau belum dilakukan dan alasannya) sesuai dengan asuhan
keperawatan yang telah disusun oleh mahasiswa
3. Data yang di sampaikan mahasiswa dilengkapi oleh PK atau supervisor
yang lain yang terlibat dalam kegiatan rounde keperawatan
4. Data juga bisa di cross - check pasien
5. Mendiskusikan dengan pasien sesuai dengan tujuan rounde yang telah
ditetapkan sebelumnya misalnya untuk: menyelesaikan masalah pasien,

memberikan pendidikan kesehatan, menyampaikan suatu informasi, atau


merubah perilaku pasien
6. Tanyakan respon pasien juga dilihat ekspresinya
7. Kontrak pertemuan yang akan datang
8. Terminasi (penutup dan terima kasih)

Tahap Pemberian De – briefing


1. Tanyakan tentang hasil observasi mahasiswa 2
2.
​Tanyakan ​pertanyaan ​mahasiswa ​terkait
​dengan ​proses ​rounde keperawatan (tindakan,
respon pasien, dll).
Diskusi
1. Diskusi dengan mahasiswa berdasarkan hasil rounde dan pertanyaan
mahasiswa
2. Jika ada hal yang perlu ditindak lanjuti terkait pasien boleh
menghadirkan keluarga dalam proses diskusi
3. Jangan lupa memberikan feedback
4. Saran follow – up
5. Informasikan tentang sumber bacaan yang dapat digunakan belajar lebih
lanjut
Rangkuman
1. Memberikan informasi
2. Menarik pengalaman dalam konteks keilmuan
3. Boleh meminta peserta didik merangkum (sekaligus cek pemahaman)
4. Tekankan kembali tujuan pembelajaran yang sudah dicapai dengan
rounde keperawatan ini.
4. Presentasi/Refleksi Kasus,
Metode pembelajaran ini mahasiswa mempresentasikan kasus kelolaan berupa
asuhan keperawatan yang sudah mereka susun selama mereka praktik di klinik. 84
Dalam mempresentasikan kasus mahasiswa juga merefleksikan pengalaman,
perasaan dan pencapaian kompetensi mereka di klinik.
5. Presentasi Jurnal

Mahasiswa sebelumnya diberikan penugasan untuk mencari artikel jurnal


berupa penelitian yang terkait dengan kasus yang mereka kelola di klinik.
Artikel ini kemudian dianalisis oleh mahasiswa dan dipersiapkan untuk
presentasi. Presntasi dilaksanakan bersama dosen pembimbing, pembimbing
klinik, dan mahasiswa lain yang juga praktik di stase yang sama. Diakhir
presentasi jurnal diharapkan dengan presentasi ini dapat memberikan implikasi
yang penting badi praktik keperawatan.
6. penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di ruangan tertentu dalam bagian praktik
klinik, misalnya poliklinik atau ruang perawatan khusus. Sebelumnya
mahasiswa melakukan studi pendahuluan dengan mempelajari kasus atau
kondisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien, setelah topik didapatkan
mahasiswa menyusun bahan penyuluhan berupa SAP (satuan acara
penyuluhan), materi penyuluhan dan media penyuluhan berupa leaflet dan
media presentasi yang lainnya.
7. Terapi Bermain
Bermain terapetik bertujuan untuk memberikan aktivitas bermain yang
merupakan aktivitas harian anak, dimana aktivitas ini dapat bersifat
edukasional (memberikan pengetahuan mengenai sesuatu) atau situasional
(memberikan stimulus sesuai situasi anak) sehingga dapat membantu
kesembuhan anak.
8. Menyusun Asuhan Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan yang dimaksud adalah rencana asuhan
keperawatan kepada klien atau pasien yang telah dipilih oleh PK untuk
dikelola peserta didik. Asuhan keperawatan disusun menggunakan pendekatan
Standarized Nursing Language (SNL) dari NANDA, NOC dan NIC yang
meliputi:
a. Pengkajian
b. Analisis data sampai dengan penentuan diagnosis keperawatan
c. Menyusun rencana asuhan keperawatan
d. Melakukan implementasi

e. Melakukan evaluasi​

BAB VIII
TATA TERTIP DAN ATURAN PELAKSAAN
PROFESI

8.1. WAKTU PELAKSANAAN 84


1. Kepaniteraan Klinik profesi Ners berlangsung 2 semester
2. Waktu dinas di rumah sakit tertera dibawah ini, sudah termasuk
istirahat, pre conference dan post conference.
Dinas Pagi ​: Jam 07.00 –14.00 Wib
Dinas Sore ​: Jam 14.00 - 21.00 Wib
Dinas Malam ​: Jam 21.00 – 07.00 Wib
3. Kehadiran Mahasiswa 100 %
8.2. TATA TERTIB UMUM
1. Berlaku jujur dalam seluruh kegiatan proses pembelajaran profesi.
2. Menaati segala peraturan yang ditetapkan oleh program studi dan
rumah sakit dan lingkungan tempat pratik profesi
3. Memegang teguh tata krama atau sopan santun pergaulan dalam
segala tingkah lakunya
4. Menjaga kebersihan dan merawat segala fasilitas pendidikan
yang ada di tempat praktik profesi
5. Berpakaian rapi dan sopan dan seragam yang ditetapkan oleh
institusi pendidikan selama berada di tempat praktik profesi
6. Bagi mahasiswa putra tidak diperkenankan berambut gondrong
dan tidak boleh menggunakan anting
7. Bagi mahasiswa putri yang berbaju muslimah, muka harus
tampak (tidak diperbolehkan memakai penutup muka (cadar).
sehingga dapat dikenali dengan mudah baik oleh rekan sejawat,
pasien dan pembimbing rumah sakit
8. Tidak merokok di lingkungan tempat praktik profesi.
9. Tidak bertato.

8.3. TATA TERTIB PELAKSANAAN


1. Mahasiswa wajib hadir di lahan praktek 15 menit sebelum shift dimulai.
2. Mahasiswa wajib mengikuti pre dan post conference.
3. Mahasiswa wajib memakai uniform/seragam dan atribut yang sudah
ditentukan oleh institusi pendidikan
4. Mahasiswa wajib membuat laporan pada akhir pelaksanaan sesuai
dengan kopetensi yang diminati oleh mahasiswa. (Dikumpulkan
paling lambat 1 mgg setelah berakhirnya stase peminatan).
5. Mahasiswa wajib memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan dari
intitusi pendidikan dan diketahui oleh pembimbing dari institusi
pendidikan.
6. Mahasiswa dilarang memanjangkan kuku, menggunakan cat kuku,
memakai perhiasaan (anting, kalung, gelang, cincin dll) dan
memakai HP selama dinas berlangsung.
7. Berpakaian praktik lengkap dan rapi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di lahan praktik
8. Mahasiswa menggunakan sepatu yang rapi dan sesuai dengan seragam
yang dikenakan 84
9. Mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan sandal
10. Mahasiswa pria tidak diperkenankan menggunakan anting dan
berambut gondrong
11. Mahasiswa perempuan diharuskan memakai cap dengan tatanan
rambut rapi di bawah cap , untuk rambut panjang diikat rapi dan
dimasukkan ke dalam cap
12. Seragam dan penampilan mahasiswa harus selalu terlihat rapi dan
bersih selama menjalani praktik
13. Pada saat praktik di lingkungan komunitas, mahasiswa menggunakan
pakaian rapi yang telah ditentukan oleh departemen komunitas
14. Mahasiswa perempuan tidak diperkenankan menggunakan perhiasan
yang mencolok
15. Mahasiswa wajib memakai jam tangan (yang mempunyai detik)

16. Mahasiswa yang meninggalkan lahan praktek pada jam dinas


dianggap tidak hadir.
17. Mahasiswa wajib menjaga nama baik institusi pendidikan dan rumah
Hari Ket Paraf
No Tindakan sakit
18. Mahasiswa wajib mengganti 1 2 kerusakan
3 4 5 alat
6 yang
7 8dipakai
9 10dari
11 institusi
12 13 M R S Preceptor

pendidikan dan
1. Menunjukkan sikap caring di setiap asuhanlahan praktek akibat kelalaian mahasiswa.
19. Mahasiswa wajib melaksanakan presentasi diakhir stase peminatan.
keperawatan yang diberikan
2. Menerapkan tindakan20.universal
Tempat precaution
presentasi :dilahan praktek
setiap asuhan
21. Bila(keamanan
3. keperawatan yang diberikan 1 hari absen tanpa alasan akan mengganti dinas selama 3 hari dan
dan
kenyamanan) bila tidak hadir karena alasan sakit dan ijin maka mengganti dinas
sebanyak hari
4. Membina komunikasi terapeutik dengan klien sakit/ijin tersebut.
22. Apabila
dan keluarga (komunikasi) ketidakhadiran karena sakit/ijin harus ada harus disertai surat
keterangan dokter dan wajib mengganti sejumlah hari yang
5.
ditinggalkan sesuai dengan ketentuan
Melakukan ​tindakan ​keperawatastandart (nursing kit)
23. Membawa peralatan
n ​untuk mengatasi
24. Peserta
gangguan
didik
konsep
harus menyerahkan nursing care plan dalam bentuk
diri (konsep diri) laporan pendahuluan (LP) sesuai ketentuan yang berlaku pada
6. masing- masing mata ajar diserahkan langsung kepada pembimbing
klinik yang ditunjuk
Melakukan ​tindakan ​keperawata
25. Peserta didik mempunyai buku agenda kegiatan (log book) yang
n ​untuk mengatasi memuat
kecemasan pencapaian
(stres ketrampilan klinik dan bukti penyerahan
koping) laporan
26. Mengisi presensi pada setiap ruangan yang harus diketahui oleh
pembimbing klinik
27. Pada hari libur nasional kegiatan tahap profesi tetap berjalan sesuai
dengan jadwal
28. Mengajukan surat permohonan cuti untuk mahasiswa yang
mempunyai keperluan libur/cuti dengan format terlampir
29. Apabila mahasiswa menghendaki ijin/ mengganti jadwal dinas karena
ada keperluan, mahasiswa terlebih dahulu mengisi form penggantian
dinas yang ditandatangani oleh koordiantor profesi di masing-
masing stase, apabila ketentuan tidak diindahkan maka mahasiswa
yang
84

bersangkutan mengganti jadwal dinas, tanpa formulir yang


ditandatangani oleh korodinator stase tersebut maka dianggap
mahasiswa ini belum mengganti jadwal dinas tersebut.
30. Hal-hal yang belum diatur dalam buku panduan ini akan diatur
kemudian

BAB IX
EVALU
ASI

1. Komponen Evaluasi
Evaluasi hasil studi adalah penilaian terhadap kemampuan
mahasiswa secara komprehensif selama satu stase berakhir yang
meliputi beberapa domain seperti pengetahuan, sikap dan ketrampilan,
penilaian dilakukan oleh preceptor / pembimbing klinik di setiap
tempat pelaksanaan profesi keperawatan, baik di Rumah Sakit,
Puskesmas, maupun di komunitas yang digunakan sebagai tempat
praktek profesi
Komponen penilaian Penilaian program profesi sebagai berikut

Aspek Penilaian Domain Bobot


Komprehensif Pengetahuan dan Keterampilan
60 %
1. Log book
2.
Direct ​Observasional
​of Prosedure skill
3. Case test/uji kasus (SOCA –
Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report.
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portofolio
9. dll
Sikap 84
20 %
1. Attitude
2. Presensi
Ujian Akhir 1. Persentase kasus Akhir stase 20 %
Stase 2. CBT

2. Sistem Evaluasi
1) Proses evaluasi dilaksanakan setiap stase
2) Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh Dosen Pembibing Klinik
dan Preseptor Klinik
3) Domain evaluasi disesuaikan dengan metode evaluasi pada tiap
tiap stase

4) Domain evaluasi yang tidak tersedia di panduan di tentukan oleh


koordinator masing masing stase

3. Standar Penilaian dan pembobotan

Berikut ini merupakan standar penilaian hasil belajar dari mahasisswa profesi
ners STIKes Murni Teguh :

Rentang Nilai Absolut Nilai Mutu/Bobot Predikat


86-100 4.00 A
79-85 3.75 A-
73-78 3.50 B+
68-72 3.00 B
62-67 2.75 C+
55-61 2.00 C
41-54 1.00 D
0-40 0 E


BAB X
PENUT
UP
84
Terimakasih telah membaca dan melaksankan panduan ini kami mengharapkan
proses pembelajaran tahap profesi ners dapat terkoordinir dengan baik dan
dapat memberikan arah yang jelas pada peserta didik. Pedoman pembelajaran
tahap profesi ners ini akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun ajaran.

Lampiran 1
C
O
N
T
O
H
F
O
R
M
A
T
L
O
O
G
B
O
O
K


Nama ​:
Nim ​:
Stase ​: Keperawatan Dasar Profesi Petunjuk Pengisian

Lama Dinas ​: 13 Hari


Nama Preceptor ​:
Ruangan ​:

1. Berilah tanda centang (√) Berilah tanda centang (√) pada kolom tanggal sesuai
tindakan kpada kolom tanggal sesuai tindakan keperawataeperawatan yang n
yang saudara kerjakan sesuai dengan daftarsaudara kerjakan sesuai dengan
daftardinas saudara.dinas saudara.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom S bila tindakan keperawatan dilakukan
dengan supervisi,kolom R bila tindakan keperawatanBerilah tanda centang (√)
pada kolom S bila tindakan keperawatan dilakukan dengan supervisi,kolom R 84
bila tindakan keperawatan dilakukan dengan rekan kerja, dilakukan dengan
rekan kerja,dan kolom M bila dan kolom M bila tindakan keperawatan
dilakukan secara mandiri.

7. Melakukan ​tindakan ​keperawata


n ​untuk mengatasi kehilangan dan
berduka (nilai dan
keyakinan)
8. Memberikan ​pendidikan ​kesehat
an ​dan
perencanaan pulang untuk klien dan keluarga
nilai dan keyakinan)
9. Melakukan pemeriksaan fisik umum (general
survey)
10. Melakukan ​penyadapan ​EKG
​12 ​lead
sirkulasi)
11. Melatih ​nafas ​dalam ​dan
​batuk ​efektif
oksigenasi)
12. Melakukan fisioterapi dada (oksigenasi)
13. Memberikan terapi oksigen melalui nasal
kanula dan masker (oksigenasi)
14. Melatih ​rentang ​pergerakan
​sendi ​(RPS)
mobilisasi)
15. Mengatur ​posisi ​klien ​di
​tempat ​tidur
mobilisasi)
16. Memindahkan klien (mobilisasi)
17. Memandikan klien di tempat tidur (integritas
kulit)
18. Merawat mulut klien penurunan kesadaran
integritas kulit) 84
19. Merawat perineum (integritas kulit)
20. Memasang dan melepaskan NGT (cairan dan
nutrisi)
21. Memberikan makan melalui NGT (cairan dan
nutrisi)
22. Merawat luka sederhana (integritas kulit)
23. Melakukan kanulasi intra vena: pasang, rawat,
epas (sirkulasi)

24. Me masang kateter urin (eliminasi)


25. Me lakukan enema (eliminasi)
26. Memberikan medikasi melalui intramuskular,
ntravena, ​subkutan, ​dan ​i
ntrakutan
keamanan dan kenyamanan)
27. Me ngambil darah vena (sirkulasi)
28. Me lakukan ​penghisapan ​lendir
​(suction)
oksigenasi)
29. Me nghitung kebutuhan kalori (cairan dan
nu trisi)
30. Me mberikan ​makan ​per-
nu oral ​(cairan ​dan
trisi)
31. Me ngajarkan ​teknik ​relaksasi,
​distraksi, hypnoterapi, dan guided
imagery. (istirahat
idur)
32. Me ngajarkan ​kesehatan ​reproduk
si
seksualitas reproduksi)
33. Me lakukan ​teknik ​keperawatan
​untuk
menstabilkan ​suhu ​tubuh ​
pasien thermoregulasi)

Mengetahui Kepala Ruangan

Medan. ​Oktober 2022


Preseptee
​ 84


Lampiran 2

FORMULIR BIMBINGAN DOSEN PEMBIMBING


KLINIK PROFESI NERS

Stase ​: ​Tahun Ajaran ​:


Lama PBL ​: ​Semester ​:
Wahana Praktek :​ ​ ode MT Kuliah
K ​:

Pert Nama Waktu Ruangan Metode Kegiatan Temuan


Dosen Bimbingan Bimbingan
Pembimbing
Tanggal Pukul

84

Ketua Program Studi Ners ​Kepala Departemen

(Afnijar Wahyu,S.Kep.,Ns.,M.Kep) ​(. ​)


NIDN : 1030128801 ​NIDN :

Lampiran 3
FORMULIR BIMBINGAN PRESEPTOR KLINIK
PROFESI NERS

Stase ​: ​Tahun Ajaran ​:


Lama PBL ​: ​Semester ​:
Wahana Praktek :​ ​ ode MT Kuliah
K ​:

Pert Nama Waktu Ruangan Metode Kegiatan Temuan


Dosen Bimbingan Bimbingan
Preseptor
Tanggal Pukul
84

Ketua Program Studi Ners ​Kepala Departemen

(Afnijar Wahyu,S.Kep.,Ns.,M.Kep) ​(. ​)


NIDN : 1030128801 ​NIDN :

Lampiran 4
FORMULIR PENDELEGASIAN KEWENANGAN PRESEPTOR
KLINIK KE PESERTA DIDIK

Stase ​: ​Tahun Ajaran ​:


Lama PBL ​: ​Semester ​:
Wahana Praktek :​ ​ ode MT Kuliah
K ​:

No Tindakan Prosedural Ketergantungan Ketergantungan Ketergantungan


Mandiri Minimal Sedang
1. Memberikan ​pendidikan ​kesehatan
​dan
perencanaan pulang untuk klien dan keluarga (nilai
dan keyakinan)
2. Melakukan ​pemeriksaan umum (general
​fisik
survey)
3. Melakukan penyadapan EKG 12 lead (sirkulasi)
4. Melatih nafas dalam dan batuk efektif (oksigenasi)
5. Melakukan fisioterapi dada (oksigenasi)
6. Memberikan terapi oksigen melalui nasal kanula
dan masker (oksigenasi)
7. Melatih ​rentang ​per sendi (RPS)
gerakan
(mobilisasi)
8. Mengatur posisi klien di tempat tidur (mobilisasi)
9. Memandikan klien di tempat tidur (integritas kulit)
10. Merawat ​mulut ​klien ​penurunan
​kesadaran

(integritas kulit)
11. Merawat perineum (integritas kulit)
12. Memasang dan melepaskan NGT (cairan dan
nutrisi)
13. Memberika makan melalui NGT (cairan dan
n
nutrisi)
14. Merawat luka sederhana (integritas kulit)
15. Melakukan kanulasi intra vena: pasang, rawat,
lepas (sirkulasi)
16. Memasang kateter urin (eliminasi)
17. Melakukan enema (eliminasi)
18. Memberikan ​medikasi ​melalui ​
intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan
(keamanan dan
kenyamanan)
19. Mengambil darah vena (sirkulasi)
20. Melakukan penghisapan lendir (suction)
(oksigenasi)
21. Menghitung kebutuhan kalori (cairan dan nutrisi)
22. Memberikan makan per-oral (cairan dan nutrisi)
23. Mengajarkan ​teknik ​relaksasi, ​
distraksi, hypnoterapi, dan guided imagery.
(istirahat tidur)
24. Mengajarkan ​kesehatan ​reproduksi
​(seksualitas
reproduksi)
25. Melakukan teknik keperawatan untuk menstabilkan
suhu tubuh pasien (thermoregulasi)

Catatan : Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan


fokus dari proses belajar sehingga kegiatan belajar diarahkan pada penumbuh
kembangan peserta didik untuk menjadi ners professional, peserta didik yang di anggap
belum mampu untuk mendapatkan tahap pendelegasian pada tingkat yang lebih tinggi
tidak dipaksakan untuk menerima pendelegasian tersebut.

Mengetahui
Ko.Dosen Pembimbing Klinik

Medan, Oktober 2020 Presetor


Anda mungkin juga menyukai