Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

“PENGETAHUAN PENYAKIT VERTIGO PADA REMAJA”

Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III

Dibina oleh : Ns. Sih Ageng Lumadi, S.Kep., M.Kep

1. Desi Yulita (1914314201036)


2. Dhea Rira (1914314201038)
3. Eka Nata Lintang (1914314201041)
4. Eka Puji Lestari (1914314201042)
5. Enos Umbu Mada (1914314201043)
6. Rama Putra R (1914314201059)
7. Sandra Wakiah (1914314201064)
8. Sela Tri Yuliana (1914314201065)
9. Tri Anggun (1914314201066)
10. Via Dea (1914314201068)
11. Eva Maulidia (1914314201109)
12. Vania Wahyu M (1714314201024)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI


S1 KEPERAWATAN
2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN

USULAN PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES MAHARANI MALANG
Malang, 12 Oktober 2021

Mengetahui,

Ka. STIKes Maharani,

Reny Tri Febriani, S.ST., M.Kes


NIK. 07314318104

Menyetujui,

Kepala UPPM, Dosen Pembimbing,

Ns. Kurnia Laksana, S.Kep., M.Kep Ns. Sih Ageng Lumadi, S.Kep., M.Kep
NIK. 07314320108 NIK. 07314307008
LEMBAR PENGESAHAN

USULAN PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES MAHARANI MALANG
Malang, 12 Oktober 2021

Mengetahui,

Ka. STIKes Maharani,

Reny Tri Febriani, S.ST., M.Kes


NIK. 07314318104

Menyetujui,

Kepala UPPM, Dosen Pembimbing,

Ns. Kurnia Laksana, S.Kep., M.Kep Ns. Sih Ageng Lumadi, S.Kep., M.Kep

NIK. 07314320108 NIK. 07314307008

Tempat Pelaksanaan
SMK Madani Turen

( )
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Vertigo merupakan perasaan yang abnormal mengenai adanya gerakan
penderita terhadap sekitarnya atau sekitarnya terhadap penderita, tiba-tiba semuanya
terasa berputar atau bergerak naik turun di hadapannya. Keadaan ini sering disusul
dengan muntah-muntah, berkeringat dan kolaps, tetapi tidak pernah kehilangan
kesadaran dan seringkali disertai dengan gejala-gejala penyakit telinga lainnya.
Kondisi ini merupakan gejala kunci yang menandakan adanya gangguan sistem
vestibuler dan kadang merupakan gejala kelainan labirin.
Di Indonesia dilaporkan bahwa pada tahun 2009, angka kejadian vertigo sangat
tinggi sekitar 50% dari orang tua yang berumur 75 tahun, dan pada tahun 2010
terjadi 50% kasus dari usia 40-50 tahun dan juga merupakan keluhan nomor tiga
paling sering dikemukakan oleh penderita yang datang ke praktek umum.Pada
umumnya vertigo ditemukan sebesar 4-7% dari keseluruhan populasi dan hanya
15% yang diperiksakan ke dokter. Cukup banyak penyebab vertigo baik vertigo tipe
perifer, sentral, maupun tipe campuran. Sifat vertigo ini hampir mirip satu dengan
lainnya sehingga memerlukan pengamatan yang teliti dan anamnesis yang lengkap
agar diagnosis dapat ditegakkan dan terapi dapat dipilih dengan tepat. Penyebab
vertigo terbanyak adalah gangguan pada leher. Gangguan leher ini ditimbulkan
adanya pengapuran pada tulang leher yang menyebabkan vertigo. Tulang leher
sebagai penyangga kepala ketika mengalami gangguan menyebabkan rasa terhuyung
atau sempoyongan. Gangguan leher terjadi umumnya akibat pola hidup atau pola
kerja tidak seimbang. Stress atau tekanan akibat pola kerja tak seimbang ini
memungkinkan tidak adanya kesempatan berolahraga maupun relaksasi. Rasa
pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa
yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. (Amin & Lestari, 2020).
1.2. Analisa Situasi
Siswa Siswi di SMK Madani Turen Malang adalah kumpulan anak remaja
yang belum memahami mengenai vertigo dan perlu dilakukannya pendidikan
kesehatan di SMK Madani Turen Malang.
1.3. Identifikasi Dan Rumusan Masalah
Banyaknya para remaja yang memiliki kesadaran rendah akan pengetahuan
mengenai vertigo, apalagi untuk kalangan wanita penyakit vertigo paling sering
dialami, banyak remaja wanita masih belum mengetahui hal tersebut ,serta
hubungan dengan perokok aktif maupun pasif dikalangan remaja laki laki. Masih
banyak para remaja putri maupun putra yang mengalami vertigo tetapi masih
bingung bagaimana cara mengatasinya,kebanyakan dari mereka memilih alternative
tidur dan meminum obat anti nyeri untuk menghilangkan sensasi rasa pusing dan
berputar putarnya,padahal masih banyak alternatif lain untuk mengatasi vertigo
tersebut. Para remaja putra yang cenderung kecanduan rokok akan merasakan
vertigo ketika pola merokok tersebut tidak dilakukannya, sehingga disini masih
perlunya pemahaman dan pendidikan kesehatan mengenai efek yang ditimbulkan
oleh rokok yang tidak mereka sadari.
Pada wanita stress akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang
menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil, sering kali terjadi gangguan vaskuler
koklea terminal yang menimbulkan vertigo dan tinitus. Gangguan tersebut akan
hilang, bila keadaan sudah normal kembali.
Intensitas gejala vertigo ditentukan keseimbangan sistem saraf otonom dimana
orang yang menunjukkan tanda dominasi sistem saraf simpatik lebih sedikit
gejalanya. Wanita akan lebih rentan terhadap vertigo dibandingkan dengan pria.
Kemungkinan pengaruh progesteron menurunkan kegiatan sistem saraf sismpatik,
sehinggan wanita menjadi lebih rentan
Dari penelitian diatas kerentanan terhadap vertigo ditentukan juga oleh besar dan
cepatnya respon seorang bila berhadapan dengan rangsangan yang disebut receptive.
Orang yang receptive lebih mudah mengalami vertigo, oleh karena orang ini lebih
cepat menyadari adanya ketidaksesuaian antara pola rangsangan yang baru dihadapi
dengan pola yang sudah disimpan diotak, karena orang tipe ini tergolong orang yang
mempunyai tipe Sistem Saraf Pusat (SSP) lemah.
Beradasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa orang dengan tempramen
introvert adalah orang yang bereaksi lebih intensif terhadap rangsangan, oleh karena
itu tipe introvert mudah menderita vertigo.
1.4. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan kegiatan penyuluhan pengaruh vertigo pada usia remaja adalah
memberikan pengetahuan kepada Para Siswa dan Siswi SMK Madani Turen Malang
akan pentingnya menjaga kesehatan terutama untuk menghindari terjadinya vertigo,
dan Setelah dilakukan kegiatan ini, diharapkan siswa siswi mampu :
a. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit Vertigo
b. Untuk mengetahui penyebab Vertigo pada remaja
c. Untuk mengetahui komplikasi penyakit apa saja yang dapat muncul akibat
Vertigo
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit Vertigo
1.5. Sasaran Kegiatan
Siswa dan Siswi SMK Madani Turen kelas 12
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. WAKTU DAN PELAKSANAAN


Kegiatan pendidikan kesehatan ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : 04 November 2021
Jam : 09.00
Tempat : SMK Madani Turen Malang
1.2. NAMA KEGIATAN
“Pendidikan Kesehatan Sistem Saraf”
1.3. TEMA KEGIATAN
“Penyakit Vertigo pada Remaja”
1.4. METODE
- Tanya Jawab
- Demonstrasi
1.5. MEDIA
- Media
a. Leaflet
b. LCD
c. PPT
d. Speaker
- Alat Pendukung
a. Meja
b. Kursi
1.6. SUSUNAN PANITIA
Terampir
1.7. ANGGARAN DANA
Terlampir
1.8. RUNDOWN ACARA
Terlampir
BAB III

PENUTUP

Demikian proposal pendidikan kesehatan ini kami buat, besar harapan kami
agar, Bapak/Ibu dapat menyetujui dan mendukung terlaksananya kegiatan penyuluan ini
dengan baik semoga sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan dan tuhan
YME memberikan petunjuk dan meridhoi segala amal baik kita dalam pelaksanaan
kegiatan ini.
Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA

1. Fasilitator : Ns. Sih Ageng Lumadi, S.Kep., M.Kep


2. Ketua Pelaksana :Rama Putra Reynaldi
3. Sekertaris :Eka Puji Lestari
4. Bendahara :Eka Nata Lintang
5. Sie Acara :Vania Wahyu
Sela Tri Y
Anggun Tri
6. Sie Humas :Dhea Rira A
Sandra Wakiah
7. Sie Dekdok :Rama Putra Reynaldi
8. Sie Perkap dan Transport :Enos Umbu M
Eva Maulida
9. Sie Konsumsi dan Hadiah :Via Dea Lestari
Desi Yulita R
10. Pemateri :Sandra Wakiah Prihatini
Eka Puji Lestari
Lampiran 2

RENCANA ANGGARAN DANA

Dana Pemasukan

Iuran per mahasiswa Rp.60.000.- = Rp.720.000

1. Pengeluaran

NO JENIS PEMBIAYAAN VOLUME SATUAN JUMLAH


1. Perlengkapan: 3 Lembar Rp.30.000 Rp.10.000
Print Daftar Hadir Tamu
2. Print Dan Jilid Proposal _ _ Rp.40.000
3. Print Leafleat 15 Lembar _ Rp.45.000
4. Print Banner 1 Lembar _ Rp.30.000

5. Humas: _ _ Rp.20.000
Bensin
6. Konsumsi: 30 Buah Rp.8.000 Rp.240.000
Konsumsi Tamu Peserta 1 Kotak
(Snack+Aqua Gelas+Buah)
7. Parcel Buah+Kue Bolu 1 Buah Rp.100.000 Rp.100.000
8. Konsumsi Dosen 1 Kotak Nasi 1 Buah Rp.20.000 Rp.20.000
(Snack+Aqua Gelas+Buah)
9. Konsumsi Panitia 1 Kotak Nasi + 12 Buah Rp. 10.000 Rp. 120.000
Aqua Gelas
10. Acara: _ Rp.45.000 Rp.45.000
Hadiah Doorprize
11. Bensin Dosen _ Rp.50.000 Rp.50.000
TOTAL Rp.720.000

Lampiran 3

BENTUK KEGIATAN

PENGETAHUAN VERTIGO PADA USIA REMAJA


No. WAKTU KETERANGAN PENANGGUNG JAWAB
1. 08.45 Peserta Memasuki Ketua Pelaksana
Ruangan Sie Acara
2. 09.00 – 09.05 Pembukaan acara Sie Acara
- Salam sapa Pemateri
- Perkenalan panitia
- Tujuan penyuluhan

3. 09.05 – 09.10 Sambutan Ketupel Ketua Pelaksana


4. 09.10 – 09.55 Penyampaian materi Pemateri
- Pengantar
- Penayangan slide
materi
- Tanya jawab (2
pertanyaan) dari
peserta
- 1 pertanyaan dari
panitia
5. 09.55-10.00 Penutupan acara Sie Acara
- Pembagian Pemateri
Souvenir
6. 10.00 Dokumentasi Sie Dekdok
- Foto bersama
semua yang terlibat
diacara penyuluhan
Lampiran 4

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAH (SAP)

VERTIGO PADA USIA REMAJA

Pokok bahasan : Sistem Syaraf


Sub pokok bahasan : Masalah Penyakit Vertigo Pada Remaja

Sasaran : Siswa-Siswi SMK Madani Turen kelas 12

Tempat : Ruang kelas SMK Madani Turen

Hari/Tanggal :

Waktu : 60 menit

Tim Pendidikan Kesehatan : Kelompok 1 Mahasiswa Stikes Maharani

I. TUJUAN
a) INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan kesehatan “Masalah Penyakit Vertigo
Pada Remaja” pelajar SMK Madani Turen diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit vertigo
b) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan Pendidikan kesehatan “Masalah Penyakit Vertigo
Pada Remaja”, pelajar SMK Madani Turen diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian penyakit vertigo
2. Menyebutkan penyebab penyakit vertigo
3. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit vertigo
4. Menjelaskan penatalaksanaan penyakit vertigo
5. Menjelaskan bagaimana komplikasi penyakit vertigo
6. Menjelaskan pencegahan penyakit vertigo

II. MATERI (terlampir)


1. Pengertian penyakit vertigo
2. Penyebab penyakit vertigo
3. Tanda dan gejala penyakit vertigo
4. Penatalaksanaan penyakit vertigo
5. Bagaimana komplikasi penyakit vertigo
6. Pencegahan penyakit vertigo
III. METODE
a. Tanya Jawab
b. Demonstrasi
IV. MEDIA
- Media
e. Leaflet
f. LCD
g. PPT
h. Speaker
- Alat Pendukung
c. Meja
d. Kursi
V. KEGIATAN PENYULUHAN

WAKTU TAHAP PENYULUH SASARAN


KEGIATAN
5 Menit Pendahuluan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam 2. Memperhatikan penyuluh
2. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan penyuluh
3. Menyampaikan topik, maksud menyampaikan topik dan
dan tujuan penkes tujuan.
4. Kontrak waktu untuk 4. Menyetujui kesepakatan
kesepakatan pelaksanaan waktu pelaksanaan
penkes penkes
45 Menit Kegiatan Inti 1. Menggali kemampuan remaja 1. Menyampaikan
tentang materi yang akan pengetahuannya tentang
disampaikan. materi penyuluhan
2. Memberikan penjelasan 2. Mendengarkan penyuluh
tentang materi yang akan menyampaikan materi
diberikan kepada remaja 3. Bertanya tentang materi
dengan menggunakan leaflet yang telah diberikan
3. Mendemonstrasikan Teknik 4. Menjawab pertanyaan
mengatasi vertigo dengan
Latihan manuver epley
4. Memberikan kesempatan
kepada remaja untuk bertanya.
5. Memberikan pertanyaan
kepada sasaran tentang materi
yang sudah disampaikan
penyuluh
10 Menit Penutup 1. Menyimpulkan dan 1. Mendengarkan
mengklarifikasi materi 2. Menyepakati perencanaan
penyuluhan yang telah tindak lanjut.
disampaikan kepada sasaran 3. Mendengarkan penyuluh
2. Membuat perencanaan dari menutup acara dan
materi yang telah disampaikan menjawab salam
3. Menutup acara dan
mengucapkan salam serta
terima kasih kepada sasaran
VI. DAFTAR PERTANYAAN
Berikut pertanyaan untuk peserta Pendidikan kesehatan saat evaluasi
1. Apa yang di maksud penyakit vertigo?
2. Apa saja yang menjadi penyebab penyakit vertigo?
3. Apa saja tanda dan gejala penyakit vertigo?

VII. EVALUASI
1. Struktur
- Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah tersedia sebelum hari H
- Penyuluh telah membuat janji dan menginformasikan waktu pelaksanaan
penyuluhan kepada setiap pihak yang terlibat
- Peserta mengikuti Pendidikan Kesehatan
2. Proses
- Peserta antusias terhadap materi Pendidikan Kesehatan
- Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sebelum Pendidikan
Kesehatan berakhir
- Sasaran aktif bertanya dan menjawab selama Pendidikan Kesehatan
berlangsung
- Sasaran dapat tenang dan berkonsentrasi terhadap materi yang
dipaparkan
3. Hasil

No Evaluasi Lisan Respon Audiens Nilai


1. Pengertian Penyakit Vertigo
2. Penyebab Penyakit Vertigo
3. Tanda dan gejala Penyakit Vertigo
4. Pencegahan Penyakit Vertigo
5. Komplikasi Penyakit Vertigo
6. Penatalaksanaan Penyakit Vertigo

VIII. PROTOKOL KESEHATAN


Berikut aturan protokol kesehatan saat kegiatan pendidikan kesehatan berlangsung
:
1. Seluruh panita, tim pendidikan kesehatan dan peserta pendidikan kesehatan
wajib mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan pendidikan kesehatan.
2. Seluruh panita, tim pendidikan kesehatan dan peserta pendidikan kesehatan
wajib menggunakan masker saat pendidikan kesehatan berlangsung.
3. Seluruh panita, tim pendidikan kesehatan dan peserta pendidikan kesehatan
wajib menjaga jarak satu sama lain.
Lampiran 5

MATERI

A. Pengertian
Vertigo adalah salah satu keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang
digambarkan sebagai rasa berputar, pening, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau
pusing (dizziness). (Indriawati and Pinzon, 2017) Vertigo adalah sensasi gerakan
tubuh ketika tubuh tidak sedang bergerak, yang tidak sesuai dengan gerakan kepala
normal, merupakan gejala murni atau kumpulan gejala (sindroma) yang terdiri dari
gejala pusing berputar, gejala somatik (nistagmus dan ketidakseimbangan), dan
gejala otonom (mual, muntah, keringat dingin). Vertigo diklasifikasikan
berdasarkan etiologisnya yaitu vertigo perifer (gangguan di sistem vestibular
perifer) dan vertigo sentral (gangguan di batang otak atau serebelum). (Spiegel et
al., 2017).
B. Penyebab Vertigo
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam saraf yang
menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri. Vertigo juga
bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau perubahan tekanan darah yang
terjadi secara tibatiba.
Pasien vertigo yang paling banyak dijumpai adalah dengan jenis kelamin
perempuan. Hasil ini sesuai dengan penelitian epidemiologi di Jerman yang
menyatakan bahwa kejadian vertigo lebih banyak terjadi pada jenis kelamin
perempuan, dimana rasio prevalensi satu tahun antara laki-laki dan perempuan
adalah 1:2,7 (Neuhauser, 2016). kemungkinan karena perubahan hormonal dan juga
fakta bahwa wanita lebih sering mencari pelayanan kesehatan (Lopes et al, 2014).
Namun didapatkan juga bahwa pasien vertigo yang tidak merokok lebih
banyak daripada pasien vertigo yang merokok. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wang et al, 2018 yang mendapatkan hasil bahwa pasien
vertigo yang merokok sebanyak 20 orang (23%). Penyakit vestibular perifer dan
gangguan pendengaran adalah penyakit telinga dalam yang utama. Gangguan pada
vasodilatasi karena disfungsi endotel dan vasospasm yang terjadi sebagai akibat
dari merokok dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan kasus penyakit
vestibular perifer yang baru. Perubahan yang terjadi akibat merokok menyebabkan
gangguan aliran darah transien ke arteri labirin, arteri yang menyuplai telinga dalam
yang dapat menimbulkan penyakit vestibular perifer (Wada et al, 2017).
Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
a. Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut).
2. Obat-obatan
a. Alkohol
b. Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
a. Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral
dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
a. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
b. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
c. Herpes zoster
d. Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
e. Peradangan saraf vestibuler
f. Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
a. Sklerosis multiple
b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
c. Tumor otak
d. Tumor yang menekan saraf vestibularis.

C. Tanda Dan Gejala Vertigo


a. Pusing kepala.
b. Dunia seakan berputar-putar.
c. Kehilangan keseimbangan.
d. Mual dan muntah.
e. Keringat berlebih.
f. Sakit kepala.
g. Gerakan mata tak normal.
h. Telinga berdenging.
D. Penatalaksanaan Vertigo
Penatalaksanaan vertigo bergantung pada lama keluhan dan
ketidaknyamanan akibat gejala yang timbul serta patologi yang mendasarinya
(Padila, 2012; Padila, 2013). Pada vertigo, beberapa tindakan spesifik dapat
dianjurkan untuk mengurangi keluhan vertigo. Pada penyakit meniere misalnya,
pengurangan asupan garam dan penggunaan diuretik disarankan untuk mengurangi
tekanan endolimfatik. Untuk BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo), dapat
dicoba dengan “bedside maneuver” yang disebut dengan “epley particle
repositioning maneuver” (Wahyudi, 2012). Ditambahkan oleh Setiawati & Susianti
(2016), tatalaksana vertigo terbagi menjadi tatalaksana farmakologi yaitu dengan
pemberian obat-obatan, tatalaksana non farmakologi berupa pemberian terapi dan
operasi yag dilakukan pada pasien BPPV yang kronik.
Menurut Sutarni (2015) tujuan utama terapi vertigo adalah mengupayakan
tercapainya kualitas hidup yang optimal sesuai dengan perjalanan penyakitnya,
dengan mengurangi atau menghilangkan sensasi vertigo dengan efek samping obat
yang minimal. Ditambahkan oleh Sumarliyah & Saputro (2015) untuk mengatasi
keluhan vertigo dapat dilakukan fisioterapi berupa senam vertigo, tapi pada
kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya senam
vertigo sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan vertigo.
E. Komplikasi Vertigo
Bila penyakit vertigo dibiarkan berlarut-larut maka akan mengakibatkan :
1. Penurunan kesadaran
2. Tuli
3. Kelumpuhan otot-otot wajah
4. Buta
F. Pencegahan Vertigo
1. Memiliki Pola Hidup yang Sehat
2. Menghindari Kondisi Anemia
3. Menghindari Konsumsi Minuman Beralkohol
4. Mengelola Stress dengan Baik
5. Memosisikan Kepala yang Lebih Tinggi saat Tidur
Posisi kepala yang lebih tinggi dapat membuat kepala dapat lebih mudah
menerima dan mengalirkan darah. Sakit kepala seperti vertigo pun dapat
lebih mudah dicegah
6. Menghindari Perubahan Posisi secara Mendadak
7. Menjaga Kesehatan Jantung
8. Menjaga Kesehatan Telinga
9. Menghindari Konsumsi Obat-Obatan Kimia Berlebihan
10. Menghindari Cedera pada Bagian Kepala
11. Menghindari Cedera pada Bagian Tulang Belakang
12. Mengonsumsi Makanan yang Bernutrisi.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer et al.2000.Kapita Selekta Kedokteran Edisi III.Jakarta:Media Aesculapius


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sudoyo Aru.W et al.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Doengoes Marilynn.E et al.1999.Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3.Jakarta : EGC
Israr,yayan A.2008.Vertigo.Diakses:28 Mei 2018.
https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/vertigo_files-of-drsmed.pdf
Lumban Tobing.S.M,2003,Vertigo Tujuh Keliling,Jakarta: FK UI

Anda mungkin juga menyukai