Makalah disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah Pancasila yang
diampu oleh dosen : Agam Cendekia, SH., M . KN.
Disusun Oleh :
NO.ABSEN : 26
NIM : 215221228
PENDAHULUAN
Istilah hukum dasar sesungguhnya merupakan bahasa lain dari Undang-Undang Dasar atau
konstitusi. Oleh sebab itu, hukum dasar sering juga disebut Undang-Undang Dasar atau
konstitusi yang penyebutannya sering tidak beraturan dan dipertukarkan antara satu dengan
lainnya. Namun demikian, perlu kiranya untuk dipahami bahwa sekalipun hukum dasar sering
dipersamakan dengan istilah Undang-Undang Dasar atau konstitusi, sesungguhnya istilah-istilah
dimaksud memiliki perbedaan signifikan. Kalaupun hendak dipersamakan penggunaannya,
barangkali hukum dasar hanya identik dengan istilah konstitusi, sementara terhadap istilah
Undang-Undang Dasar, dapat dikemukakan bahwa istilah hukum dasar memiliki makna berbeda
dengan istilah tersebut. Hukum dasar atau konstitusi terdiri dari hukum dasar tertulis dan tidak
tertulis, sedangkan Undang-Undang Dasar merupakan hukum dasar tertulis. Dengan demikian,
dapat dipahami bahwa Undang-Undang Dasar hanya merupakan bagian dari hukum dasar atau
konstitusi.
Hukum dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan constitution atau dalam bahasa Indonesia
dikenal dengan istilah konstitusi. Di Perancis, dikenal dengan istilah constituer yang memiliki
makna membentuk, sedangkan di Belanda disebut Grondwet. Kata Wet berarti undang-undang,
sedangkan grond berarti tanah/dasar.5 Jadi, Grondwet dapat dimaknai sebagai Undang-Undang
Dasar.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam ilmu
kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara (pilisophisce gronslag). Dalam
kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, termasuk dalam sumber tertib hukum di Indonesia, sehingga Pancasila
merupakan sumber nilai, norma dan kaidah baik moral maupun hukum di Indonesia. Oleh
karenanya, Pancasila merupakan sumber hukum negara baik yang tertulis maupun yang tak
tertulis atau convensi.
Yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan
negara. Untuk menyelediki hukum dasar suatu negara tidak cukup hanya menyelidiki pasal-pasal
UUD nya saja, akan tetapi harus menyelidiki juga bagaimana prakteknya dan suasana
kebatinannya dari UUD itu.
Hukum dasar tertulis (UUD) merupakan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintah suatu negara dalam menentkan mekanisme kerja badan-badan tersebut seperti
ekslusif, yudikatif dan legislatif.
Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis, kedudukan dan fungsi dari
UUD 1945 merupakan pengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarkat, warga
negara Indonesia sebagai hukum dasar UUD 1945 memuat normat-norma atau aturan-aturan
yang harus diataati dan dilaksanakan.
Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum, oleh karena itu dalam
segala aspek pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam system peraturan perundang
– undangan. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia. Hal ini tidaklah lepas dari eksistensi pembukaan UUD 1945,
yang dalam konteks ketatanegaraan Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena
merupakan suatu staasfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di
Indonesia. Dalam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia, pada
hakikatnya merupakan suatu dasar dan asas kerohanian dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara termasuk dalam penyusunan tertib hukum di Indonesia.
Dalam hal perubahan tersebut Secara umum dapat kita katakan bahwa perubahan mendasar
setelah empat kali amandemen UUD 1945 ialah komposisi dari UUD tersebut, yang semula
terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasannya, berubah menjadi hanya terdiri atas
Pembukaan dan pasal-pasal. Penjelasan UUD 1945, yang semula ada dan kedudukannya
mengandung kontroversi karena tidak turut disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945,
dihapuskan. Materi yang dikandungnya, sebagian dimasukkan, diubah dan ada pula yang
dirumuskan kembali ke dalam pasal-pasal amandemen. Perubahan mendasar UUD 1945 setelah
empat kali amandemen, juga berkaitan dengan pelaksana kedaulatan rakyat, dan penjelmaannya
ke dalam lembaga-lembaga negara.
Adapun dua kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 pada sistem hukum di Indonesia, yaitu
sebagai hukum dasar tertulis paling tinggi dan norma hukum tertinggi. Undang-Undang Dasar
1945 bersifat tertulis, artinya merupakan suatu hukum yang mengikat pemerintah dan setiap
warga negara.
Kedudukan UUD 1945 tidak lepas dengan pembahasan mengenai konstitusi. Pernahkah
kamu mendengar kata konstitusi? Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan tentang
ketatanegaraan (undang-undang dasar dan sebagainya. UUD 1945 hanya sebagian dari
konstitusi, yaitu konstitusi tertulis. Berikut ini kedudukan UUD NRI 1945 bagi kehidupan rakyat
Indonesia.
Negara Republik Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar
tertulis. Selain ada hukum dasar tertulis, juga terdapat hukum dasar tidak tertulis yang timbul dan
terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara. Undang-Undang Dasar 1945 bersifat tertulis,
artinya merupakan suatu hukum yang mengikat pemerintah dan setiap warga negara. Fungsi
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai hukum dasar tertulis, yaitu untuk mengatur jalannya
pemerintahan negara.
Sebagai hukum dasar, UUD Negara Republik Indonesia menduduki posisi tertinggi yang
melandasi peraturan perundang-undangan lainnya. Sedangkan sebagai hukum dasar tertinggi,
segala peraturan perundangan di bawah UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945. Selain itu, Undang-Undang Dasar 1945 juga digunakan penentu hak dan kewajiban
negara, aparat negara, dan warga negara.
Selain itu, UUD 1945 juga merupakan norma hukum tertinggi dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia. Fungsinya sebagai norma hukum tertinggi adalah untuk dijadikan dasar
penyusunan peraturan perundang-undangan.
Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat
untuk dijadikan panduan tingkah laku yang sesuai dan berterima. Artinya, UUD 1945 juga
menjadi panduan dan aturan yang mengatur hukum di Indonesia. Selain itu, UUD 1945 juga
mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, yang dapat memeriksa apakah norma hukum yang lebih
rendah berlaku sesuai dengan UUD 1945.
2.3 Sifat UUD 1945
Kita tau bahwa negara kita memiliki UUD 1945 yang merupakan salah satu suber hukum
potensial bagi negara Indonesia. Tidak hanya potensial namun UUD 1945 juga merupakan
pemegang hal pemgang kontrol dan tindakan tertinggi di perundang undangan Indonesia
seperti prinsip-prinsip dalam hierarki peraturan perundang-undangan.
1. Konstitusi tertulis
UUD adalah dokumen tertulis yang memuat aturan-aturan dasar, dan karena itu, memenuhi
kebutuhan dasar ini dari pemerintah federal. Bahkan, Konstitusi Indonesia adalah yang paling
rumit Konstitusi dunia. Rumusan UUD 1945 akan mengikat dan mengatur pemerintah setiap
warga negara dan penyelenggara dari negara.
2. Singkat
UUD 1945 hanya akan memuat beberapa aturan pokok dan aturan dasar di Indonesia.
3. Konstitusi yang kaku
UUD 1945 adalah peraturan sebagian besar merupakan Konstitusi yang kaku. Semua
ketentuan Konstitusi tentang hubungan Uni-Negara dapat diubah hanya oleh tindakan bersama
dari Badan-Badan Legislatif Negara dan Parlemen. Ketentuan tersebut dapat diubah hanya jika
amandemen disahkan oleh dua pertiga mayoritas anggota yang hadir dan memberikan suara di
Parlemen yang juga merupakan mayoritas mutlak dari total keanggotaan dan diratifikasi.
4. Supremasi Konstitusi
UUD 1945 juga tertinggi dan bukan buatan tangan baik dari Pusat. Jika karena suatu alasan,
setiap organ Negara berani melanggar ketentuan Konstitusi, pengadilan hukum ada untuk
memastikan bahwa martabat Konstitusi ditegakkan dengan segala cara.
5. Peradilan Independen
Di Indonesia, UUD 1945 telah menyediakan Mahkamah Agung dan setiap upaya telah
dilakukan untuk melihat bahwa peradilan di Indonesia bersifat independen dan tertinggi.
Mahkamah Agung Indonesia dapat menyatakan sebuah undang-undang sebagai Konstitusi yang
inkonstitusional atau ultra, jika bertentangan dengan ketentuan Konstitusi. Untuk memastikan
ketidak berpihak pada lembaga peradilan, hakim kami tidak dapat dilepas oleh Eksekutif dan gaji
mereka tidak dapat dibatasi oleh Parlemen.
6. Legislatif Bicameral
Sistem bikameral dianggap penting dalam sebuah federasi karena hanya ada di Majelis
Tinggi bahwa unit-unit dapat diberikan perwakilan yang setara. UUD juga menyediakan Badan
Legislatif bikameral di Pusat.
7. Pemilihan Pemerintahan
Di sebuah negara federal, ada dua pemerintahan pemerintah nasional atau federal dan
pemerintah dari setiap unit komponen. Tetapi di Negara kesatuan hanya ada satu pemerintahan,
yaitu pemerintah nasional. Jadi, Indonesia, sebagai sistem presidensial, memiliki Pemerintah
Pusat dan Pemerintahan Bagian.
8. Supel
Artinya UUD 1945 bisa di kembangkan dan juga akan mengikuti arus dan perkembangan
zaman. Walaupun telah terbentuk pada saat proklamasi kemerdekaan seperti hubungan pancasila
dengan UUD.
9. Hukum Yang Positif
Semua yang dirangkum dan berada dalam badan UUD 1945 adalah peraturan, perundang
undangan dan semua masalah yang mengatur hukum yang tentunya akan bersifat positif dan
mengundang beberapa norma-norma batasan tertentu.
10. Universal
Ini menyatakan sifat UUD 1945 yang menyeluruh dan mengatur semua hal dalam peraturan
termasuk tentang beragam keunikan dan perbedaan di Indonesia seperti, agama suku dan bangsa.
11. Terbuka
UUD 1945 bukalah sistem pemerintahan yang akan mengekang dan terlalu kaku, namun
bisa menerima segala anjuran, arahan dan masukan yang bersifat positif dan membangun
seperti dasar hukum komisis yudisial.
Berdasarkan definisi dan sifat UUD 1945 di atas, fitur utama dari UUD tercantum di bawah ini.
UUD adalah dasar dari pemerintahan negara.
UUDadalah perwujudan dari hukum dasar. Ini adalah dokumen aturan negara.
UUD menggambarkan kekuasaan dan fungsi dari pemerintah org berbeda dan hubungan
antar organ-organ ini.
UUD menyatakan di satu sisi kekuasaan dan tugas pemerintah dan, tentang hak dan
kewajiban warga negara.
UUD 1945 memiliki kedudukan yang tetap, dan melekat bagi Negara Republik Indonesia.
Oleh sebab itu, pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk DPR dan
MPR sesuai dengan sifat konstitusinya pasal 3 dan pasal 37 UUD 1945 berarti meniadakan
Negara Republik Indonesia. Hal ini disebabkan Pembukaan UUD 1945 merupakan:
1. Sumber dari motivasi dan inspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia.
2. Sumber dari cita-cita hukum dan cita-cita moral yang ingin ditegakkan dalam lingkungan
Internasional dan Nasional.
Pada tahun 1999-2002 UUD 1945 mengalami perubahan amandemen yang keempat,
perubahan dalam bentuk amandemen, yaitu penambahan dan pengurangan beberapa hal yang
selama ini belum dimuat dalam UUD 1945, perubahan difokuskan pada batang tubuh UUD 1945
dan bukan pada pembukaan UUD 1945. Maka dari itu UUD 1945 sudah tidak bisa lagi dirubah,
jikalau ada suatu permasalahan yang berkembang sesuai perubahan zaman, jalan satu-satunya
ialah revisi UUD 1945. Salah satu tuntutan Reformasi 1998 ialah dilakukannya perubahan
(amandemen) terhadap UUD 1945.
1. Pada masa Orde Baru kekuasaan tertinggi ditangan MPR dan bukan terletak pada rakyat,
Berikut amandemen UUD 1945 yang ditetapkan dalam siding Umum dan Sidang Tahunan
MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 (Amandemen Pertama
UUD 1945)
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 (Amandemen Kedua
UUD 1945)
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 (Amandemen Ketiga
UUD 1945)
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 (Amandemen Keempat
UUD 1945)
Selain itu ada beberapa yang menjadi tujuan bangsa Indonesia merubah Amandemen UUD
1945, yakni:
Disamping itu amandemen UUD 1945 memiliki alas an yang diharuskan, yaitu:
Secara Historis Pada mulanys UUD 1945 disusun oleh BPUPKI dan PPKI sebagai
Undang-Undang yang bersifat sementara karena dibuat dan ditetapkan dalam
keadaan dan suasan tergesa-gesa sehingga dianggap tidak lengkap.
Secara Fisolofis Materi-materi yang terdapat didalam UUD 1945 tercampur aduk
dari berbagai gagasan yang kadang-kadang saling bertentangan. Hal ini disebabkan
para pembuat UUD 1945 (anggota BPUPKI dan PPKI) berasal dari latar belakang
macam gagasan yang berbeda pula dan mengakibatkan timbulnya berbagai
perbedaan.
Secara Teoritis Secara Konstitusionalisme, kebebasan konstitusi suatu Negara pada
hakikatnya ialah membatasi kekuasaan Negara agar tidaksewenangwenang tetapi
didalam UUD 1945 kurang menonjolkan pembatasan kekuasaan melainkan lebih
menonjolkan prinsip totaliterisme.
Secara Yuridis Sebagaimana lazimnya setiap konstitusi, maka UUD 1945 juga telah
mencantumkan klausul perubahan UUD 1945 itu sendiri seperti yang terdapat dalam
pasal 37.
Secara Praktis Politis Bahwa sadar atau tidak sadar, langsung atau tidak langsung
dalam praktiknya UUD 1945 sering mengalami perubahan dan penyimpangan dari
teks aslinya. Baik pada masa 1945-1949 dan 19591998. Bahkan praktik politik sejak
1959-1994 UUD 1945 yang kurang membatasi kekuasaan eksekutif dan pasal-
pasalnya yang bisa menimbulkan multi interpretasi yang telah dimanipulasi oleh
pemerintah yang ingin berkuasa.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Istilah hukum dasar sesungguhnya merupakan bahasa lain dari Undang-Undang Dasar atau
konstitusi. Oleh sebab itu, hukum dasar sering juga disebut Undang-Undang Dasar atau
konstitusi yang penyebutannya sering tidak beraturan dan dipertukarkan antara satu dengan
lainnya. Undang-Undang Dasar, dapat dikemukakan bahwa istilah hukum dasar memiliki makna
berbeda dengan istilah tersebut. Hukum dasar atau konstitusi terdiri dari hukum dasar tertulis dan
tidak tertulis, sedangkan Undang-Undang Dasar merupakan hukum dasar tertulis. Hukum dasar
dalam bahasa Inggris disebut dengan constitution atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan
istilah konstitusi.
Adapun dua kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 pada sistem hukum di Indonesia, yaitu
sebagai hukum dasar tertulis paling tinggi dan norma hukum tertinggi. Undang-Undang Dasar
1945 bersifat tertulis, artinya merupakan suatu hukum yang mengikat pemerintah dan setiap
warga negara. UUD 1945 memiliki kedudukan yang tetap, dan melekat bagi Negara Republik
Indonesia. Oleh sebab itu, pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk
DPR dan MPR sesuai dengan sifat konstitusinya pasal 3 dan pasal 37 UUD 1945 berarti
meniadakan Negara Republik Indonesia.
SARAN
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan
dengan Pengertian, Kedudukan, Sifat dan Fungsi Pembukaan UUD 1945 agar dapat menambah
wawasan dan dapat dipraktekan di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/374961131/Pengertian-Hukum-Dasar
https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/30/183000369/kedudukan-pembukaan-
uud-1945
https://bobo.grid.id/read/082943647/kedudukan-sifat-dan-fungsi-undang-undang-
dasar-1945-bagi-indononesia
https://tirto.id/amandemen-uud-1945-dilakukan-4-kali-sejarah-perubahan-pasal