Anda di halaman 1dari 12

MATERI

DIODA
1. Pengertian
Dioda (diode) merupakan salah satu komponen elektronika aktif yang
terbuat dari bahan semikonduktor, dimana pada umumnya dioda mempunyai 2
elektroda (kaki diode) yakni anoda (+) dan katoda (-). Pada umumnya dioda dibuat
dari bahan semikonduktor. Struktur dasar dioda berupa bahan semikonduktor tipe P
yang disambungkan dengan bahan tipe N. Pada ujung bahan tipe P dijadikan
terminal Anoda dan ujung lainya katoda (K) sehingga dua terminal inlah yang
menyiratkan nama diode. Pada saat terjadinya sambungan (junction) p dan n, hole-
hole pada bahan p dan electron-elektron pada bahan n disekitar sambungan
cenderung untuk berkombinasi. Hole dan elektron yang berkombinasi ini saling
meniadakan, sehingga pada sekitar daerah sambungan ini kosong dari pembawa
muatan dan terbentuk lapisan pengosongan (depletion layer).
Dalam teori seminonduktor, bahan semikonduktor adalah bahan yang sifat-
sifat kelistrikanya terletak antara sifat-sifat konduktor dan isolator. Sifat-sifat
kelistrikan konduktor maupun isolator tidak mudah berubah oleh temperature,
cahay, medan magnit, tetapi pada semikonduktor sifat-sifat tersebut sangat sensitif.
Contoh dari bahan semikonduktor yaitu Silicon (tegangan maju 0,7 Volt) dan
Germanium (tegangan maju 0,3 Volt)

2. Simbol dioda

3. Fungsi Dioda
a. Sebagai penyearah, untuk dioda bridge
b. Sebagai penstabil tegangan (voltage regulator), untuk dioda zener
c. Pengaman / sekering
d. Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas / membuang level sinyal
yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
e. Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen DC kepada
suatu sinyal AC
f. Sebagai pengganda tegangan.
g. Sebagai indikator, untuk LED (light emiting dioda)
h. Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
i. Sebagai sensor cahaya, untuk dioda photo
j. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), untuk dioda varactor

4. Jenis – jenis dioda

A. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)


Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus
searah (dc) atau mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini
disimbolnya.
 
Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

Gambar 1. dioda penyearah

B. DIODA ZENER 

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan


dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Dioda yang
bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4
sampai 200 volt dengan disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Disipasi daya adalah Berubahnya tenaga mekanis atau listrik menjadi
tenaga panas per satuan waktu. Panas ini umumnya terbuang begitu saja sehingga
tidak dapat dimanfaatkan. Tenaga listrik yang berubah menjadi panas pada
sepotong kawat dengan resistansi R dan dialiri arus listrik sebesar i adalah P = i 2R
tiap detiknya. Menurut hukum Ohm, iR = V (selisih voltase antara kedua ujung
kawat), maka P = i2R = i V. Dari rumus ini jelas bahwa disipasi akan makin kecil
bila arus makin kecil.

Gambar 2. dioda zener

C. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODA ) 

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid


State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan
optik, sehingga dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan
elektroda-elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan
Katoda (-).Ada tiga kategori umum penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya, LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna 
TABEL WARNA LED DAN TEGANGANNYA

Warna Tegangan Maju


Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena
dapat mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter
dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.

Jenis-jenis LED antara lain :

1. Miniature LED

Miniature LED merupakan jenis lampu LED paling sering dijumpai di berbagai
alat elektronik dengan desain surface-mount atau through-hole. Miniature LED
lights ini juga terpisah menjadi 3 kategori, yakni low current, standard and
ultra-high output. Miniature LED lights biasanya digunakan sebagai lampu
indikator pada handphone atau kalkulator. Lampu LED ini juga tersedia dan
bisa langsung digunakan tanpa tambahan casing atau packaging. Biasanya
lampu LED yang tidak dipakai hanya berupa chip semikonduktor sederhana
yang dihubungkan dengan kabel – kabel konduktif.

2. High-Power LED

High-power LED (HPLED) memproduksi intensitas cahaya lampu yang lebih


kuat, atau bisa disebut yang paling kuat di antara semua jenis lampu LED.
Namun, lampu LED satu ini memiliki potensi untuk lebih cepat panas
dibandingkan LED lain. Untuk itu, dalam memasang High-power LEDs
(HPLED) ini, kita perlu memperkirakan lokasi yang tepat, yakni area yang
terbuat dari bahan penyerap panas, sehingga lampu LED ini bisa menjadi
dingin selama proses konveksi. Jangan sampai lampu ini mengalami over
heating karena akan mengakibatkan komponennya terbakar. Beberapa LED
jenis ini sering disebut solid state lights karena eleketroluminesennya
digerakkan oleh material yang kecil namun solid.

HPLED saat ini sudah populer digunakan sebagai pengganti lampu fluorescent
atau incandescent sebab lampu ini sudah terbukti lebih hemat energi. Meskipun
harga lampu ini tergolong mahal, namun konsumsi energinya cenderung irit
dan lebih tahan lama.

3. Super Flux LED

Super Flux LED biasany digunakan pada panel – panel berukuran besar,
misalnya pada papan iklan atau billboard. Berbeda dengan lampu LED lain,
lampu LED ini memakan konsumsi energi listrik cukup besar, sebab lampu ini
terdiri dari dua kutub negatif dan dua kutub positif. Namun pancaran yang
dihasilkan sangat maksimal, sehingga papan iklan atau billboard menjadi
terlihat terang, cukup mencolok, dan menarik perhatian.

4. Flashing LED

Flashing LED merupakan lampu LED yang bisa berkedip dalam interval
tertentu dan biasanya juga digunakan sebagai lampu indikator. Agar lampu
LED ini bisa berkedip setiap sepersekian detik, digunakanlah vibrator yang
diintegrasikan pada sirkuit yang menginterupsi aliran cahaya lampunya dalam
interval yang sudah ditentukan.

5. Bi-color LED

Bi-color LED mengkombinasikan dua jenis sumber cahaya yang dipusatkan


menjadi satu, di mana masing – masing lampu memiliki warna yang berbeda
yang akan menyala secara bergantian, sehingga tercipta variasi warna yang
unik. Bahkan saat aliran dari kedua lampu ini terjadi secara bersamaan, bukan
mustahil akan tercipta warna ketiga yang menjadi gabungan antara warna pada
lampu LED satu dan dua.
D. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODA)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja
yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk
dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon.
Penggunaan photo dioda ini adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-
Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan
jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini
digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan
alarm.

Gambar 4. dioda foto.

E. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya


mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini
bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor
ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan
yang diberikan. Jika tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda
varactor banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio). 

Gambar 5. dioda varactor


F. DIODA SCHOTTKY (SCR)

            DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang


mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate (G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari
bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif
Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Gambar 6. dioda schottky.


5. Bias Maju dan Bias Mundur Pada Dioda
1. Bias Maju (Forward Bias)

Gambar 3-2.3 Dioda Bias Maju

Jika anoda dihubungkan dengan kutub positif sumber searah dan katodanya
dihubungkan dengan kutub negatifnya.

Pada kondisi seperti ini arus akan mengalir dari anoda menuju katoda.
Tegangan dimana dioda mulai mengalirkan arus disebut sebagai tegangan
kerja dioda (Vf). Untuk dioda silikon Vf 0,7 volt sedangkan untuk dioda
germanium Vf  0,3 volt.
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi
kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat
keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P
banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N
banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika
diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih
besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak
untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka
akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut
aliran holedari P menuju N. Jika menggunakan terminologi arus listrik, maka
dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
2. Bias Mundur (Reverse Bias)

Gambar Dioda Bias Mundur

Jika kedua elektroda dioda tersebut kita hubungkan secara terbalik


(berlawanan polaritas), yaitu anoda dihubungkan dengan sumber negatif
sumber searah sedangkan katoda dihubungkan dengan sumber positifnya.
Pada saat reverse ini dioda akan mempunyai nilai hambatan yang besar,
sehingga arus tidak akan atau sedikit mengalir. Pada bias mundur dioda
bekerja bagaikan saklar terbuka dan membuat tegangan yang jatuh pada
dioda akan sama dengan tegangan supply.

Apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan


memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat
polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.
Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau
aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron
masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi
(depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Demikianlah
sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja.
Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor.
Tidak serta merta di atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas
nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi
(depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan
konduksi adalah di atas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk dioda
yang terbuat dari bahan Germanium.

Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun
memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi
breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang
terbentuk di lapisan deplesi.

6. Prinsip kerja
a. Dioda hanya mengalirkan arus listrik 1 arah dari anoda ke katoda
b. Potensial anoda harus lebih besar dari katoda (VA>VK)(Saklar
tertutup)/(menghantar), maksudnya adalah jika tegangan pada Anoda (+)
lebih besar dari tegangan pada katoda (-) maka dioda akan seperti sakelar
yang tertutup. Sehinga, dioda akan dapat mehantarkan arus lustrik.
Sebaliknya, jika VA<VK (Menghambat)/(Saklar terbuka). Maka, dioda
tidak akan menghantarkan arus listrik.
7. Pengujian dioda
 Menggunakan AVOmeter
Pada pengujian dioda menggunakan alat ukur yaitu AVOmeter dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
A. Menggunakan avometer digital

Menguji Dioda Dengan Multimeter Digital

Untuk mengetahui kondisi dioda,status dioda, kondisi dengan cara :


1) Dioda Pilih mode sesuai dengan resistant dioda (apabila multimeter
digital tidak ada pilihan dioda dapat memilih mode pengukuran
resistansi / Ohm) dengan memutar switch digital meter.
2) Dioda disebut normal atau kondisi dioda baik bila nilai resistansinya
kecil saat probe kabel merah dihubungkan dengan kaki dioda anoda (+)
dan probe kabel hitam dihubungkan dengan kaki katoda (-).
3) Dan juga dikatakan bagus bila resistansinya besar mendekati tak
berhingga bila pemasangan probe pada dioda tadi dibalik.
4) Dioda pada kondisi short bila nilai resistan 0 ohm saat diukur pada arah
sesuai dengan arah arus llistrik (forward/ langkah ke 2) dan posisi
sebaliknya (reverse).
5) Dioda kondisi open atau putus bila nilai resistan mendekati tak
terhingga saat diukur searah arus listrik (forward / langkah ke 2) dan
posisi sebaliknya (reverse).

B. Menggunakan avometer analog

Menguji Dioda Dengan Multimeter Analog

1) Pilih mode pengukuran resistansi (OHM) dengan tingkat resistan (range


x 1) dengan memutar select switch analog multi meter.
2) Dioda dikatakan normal bila nilai resistansinya kecil (jarum multimeter
mendekati nilai 0 Ohm) saat probe kabel merah dihubungkan dengan
dioda anoda (+) dan probe kabel hitam dihubungkan dengan katoda (-).
3) Dan juga dioda dikatakan bagus bila resistansinya besar (jarum
multimeter tidak bergerak) bila pemasangan probe pada dioda dibalik.
4) Dioda pada kondisi short bila nilai resistan 0 ohm saat diukur pada arah
sesuai dengan arah arus llistrik (forward/ langkah ke 2) dan posisi
sebaliknya (reverse).
5) Dioda kondisi open atau putus bila nilai resistan mendekati tak
terhingga saat diukur searah arus listrik (forward / langkah ke 2) dan
posisi sebaliknya (reverse).

Anda mungkin juga menyukai