Anda di halaman 1dari 49

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Tindakan

1. Pratindakan
Peneliti melangsungkan kegiatan pratidakan sebelum melakukan
tindakan. Pratindakan dilakukan kepada guru dan sejumlah 24 peserta didik
kelas IV SD Negeri Tegalsari No. 60 Surakarta. Kegiatan pratindakan
dilakukan guna memperoleh data informasi sebelum tindakan dilaksanakan.
Pratindakan yang dilakukan peneliti terdiri dari wawancara, studi
dokumentasi, angket dan observasi.
Wawancara dilakukan peneliti terhadap guru dan 6 peserta didik
pada 7 Oktober 2019. Wawancara pratindakan dilakukan untuk
mengumpulkan sejumlah informasi terkait minat, pelaksanaan dan tingkat
partisipasi belajar kelas IV SD Negeri Tegalsari. Hasil yang diperoleh dari
wawancara yaitu: 1) IPS menjadi materi membosankan dan dianggap tidak
terlalu penting layaknya matematika dan IPA 2) model, metode dan media
pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif lebih sering menggunakan
ceramah karena dianggap metode mengajar dengan cepat dan hanya
menggunakan buku penunjang, 3) partisipasi belajar peserta didik masih
kurang dari hasil wawancara pada enam peserta didik menjawab kadang-
kadang dan tidak pernah ketika ditanyai seberapa sering mereka bertanya,
menjawab, menyimpulkan dan indikator partisipasi belajar lainnya.
Peneliti melakukan pratindakan kedua yaitu studi dokumentasi. Studi
Dokumentasi yang dilakukan terdiri dari pengumpulan informasi berupa
silabus, RPP, absensi dan buku utama yang digunakan di kelas IV SD Negeri
Tegalsari No. 60 Surakarta.
Pratindakan selanjutnya adalah kegiatatan observasi. Kegiatan
observasi dilakukan pada peserta didik kelas IV SD Negeri Tegalsari.

30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

Observasi pratindakan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi


yang sudah divalidasi oleh dosen ahli. Observasi dilaksanakan 2 kali
pertemuanpada 23 Oktober-24 Oktober 2019. Observasi dilakukan ketika
guru kelas melangsungkan pembelajaran menggunakan model yang biasa
digunakan. Model yang digunakan yaitu model konvensional dengan metode
ceramah dan diskusi. Hasil dari kegiatan observasi dan angket pratindakan
menunjukkan partisipasi belajar peseta didik rendah. Penjabaran nilai
partisipasi belajar pratindakan (lampiran 6 halaman 94) dapat dilihat pada
tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Keterampilan Partisipasi Belajar Pratindakan


Frekuensi Nilai Tengah Persentase
Interval fi.xi
(fi) (xi) (%)
19 - 29 3 24 72 12,50
30 - 40 5 35 175 20,83
41 - 51 7 46 322 29,17
52 - 62 1 57 57 4,17
63 - 73 3 68 204 12,50
74 - 84 5 79 395 20,83
24 309 1225 100
51,50
Nilai Rata-Rata
(Rendah)
Ketuntasan Klasikal 20,83%
Ketidaktuntasan Klasikal 79,17%
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 19

Tabel 4.1 menunjukkan hasil pratindakan ketuntasan partisipasi


belajar secara klasikal sebesar 20,83% dan ketidaktuntasan sebesar 79,17%.
Ketuntasan partisipasi belajar IPS sebesar 20,83 % (5 dari 24 peserta didik)
terdiri dari 1 peserta didik (4,16%) termasuk berpartisipasi dan 4 peserta didik
(16,67%) termasuk cukup berpartisipasi. Ketidaktuntasan partisipasi belajar
menunjukkan persentase sebesar 79,17% menandakan bahwa terdapat 19 dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

24 peserta didik masuk kedalam kategori kurang berpartisipasi. Data lain


yang diperoleh adalah nilai rata-rata pratindakan di kelas IV SD Negeri
Tegalsari No. 60 sebesar 51,50 yang artinya belum mencapai KKM (≥75).
Nilai tertinggi dari pratindakan 84 dan nilai terendah 19. Ditinjau dari hasil
rata-rata observasi setiap indikator diperoleh tingkat partisi belajar sebesar
51,50% dengan kategori rendah dan belum mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%.
Pratindakan yang peneliti gunakan selanjutnya adalah angket.
Angket pratindakan diberikan pada semua peserta didik pada 24 Oktober
2019. Data yang diambil dari pemberian angket pratindakan ini untuk
menetahui minat belajar IPS dan tingkat partisipasi belajar peserta didik
sebelum dilakukan tindakan. Penyebaran angket ini dilakukan untuk
mengetahui penyebab rendahnya partisipasi belajar. Dua faktor yang
mempengaruhi bisa dari faktor peserta didik atau karena ada faktor lain yang
mempengaruhi. Hasil angket mengenai tingkat partisipasi belajar (lampiran 7
halaman 95) digunakan untuk memperkuat hasil observasi yang menunjukkan
persentase tiap indikator partisipasi belajar dapat diamati pada gambar 4.1
berikut:

Hasil Angket Pratindakan Partisipasi Belajar Setiap Indikator

Berpendapat

Menyimpulkan

Mencatat Penjelasan

Berdiskusi

Mengerjakan tugas/tes

Menjawab Pertanyaan

Mengajukan Pertanyaan

Perhatian Peserta Didik

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Gambar 4.1. Hasil Angket Partisipasi Belajar Pratindakan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

Gambar 4.1 menjelaskan capaian partisipasi setiap indikator dari


sudut pandang peserta didik menunjukkan rata-rata 60,74% dengan kategori
rendah dan belum mencapai indikator kinerja penelitian sebesar 80%
(lampiran 7 halaman 95). Meskipun rendah, angket minat menunjukkan
sebesar 72,4% (lampiran 7 halaman 95). Pada dasarnya peserta didik kelas IV
mrmiliki minat mendekati cukup terhadap pelajaran IPS. Kurangnya minat
terhadap pembelajaran IPS dikarenakan ketidaktepatan guru dalam penentuan
model yang digunakan.
Data yang telah dipaparkan diatas, menguraikan bahwa partisipasi
belajar IPS peserta didik kelas IV SD Negeri Tegalsari No.60 masih rendah.
Penyebab utamanya bukanlah dari minat peserta didik terhadap pelajaran IPS
melainkan karena penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. Guru
perlu menggunakan model pembelajaran yang sekiranya dapat membantu
mengoptimalkan partisipasi belajar peserta didik. Terkait permasalahan
tersebut, maka peneliti berkoordinasi guru kelas untuk menemukan pilihan
mengatasi masalah tersebut guna mengatasi rendahnya partisipasi belajar IPS
peserta didik dengan menggunakan model Quick on the Draw.
2. Hasil Tindakan Siklus I
Siklus 1 penelitian tindakan ini terdiri dari dua pertemuan. Setiap
pertemuan beralokasi waktu 3 X 35 menit. Tahapan terdiri dari empat
langkah yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi.
Pelaksanaan siklus 1 dirinci kedalam tahapan sebagai berikut:
a) Perencanaan
1) Peneliti melakukan kerjasama bersama guru kelas untuk menentukan
materi yang digunakan selama penelitian tindakan ini. Materi IPS
yang diambil adalah materi Kerajaan Hindu Budha. Materi IPS
Kerajaan Hindu Budha tertuang dalam buku Kurikulum 2013 Tema 5.
Pahlawanku, Subtema 1. Perjuangan Para Pahlawan, pembelajaran 1
dan 5. Penelitian ini memasukkan indikator pembelajaran 1 ke dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

pembelajaran 5 sehingga pokok bahasan terfokus dalam pembelajaran


5 dan topik materi untuk setiap pertemuan lebih luas.
2) Membuat silabus dan RPP sebanyak 2 kali pertemuan melaui
pengimplementasian model Quick on the Draw. RPP yang dibuat
adalah RPP tematik yang mencakup pelajaran IPS dan SBdP.
Pelaksanaan Quick on the Draw difokuskan pada materi Kerajaan
Hindu Budha. Perbedaan tiap RPP satu dengan lainnya terletak pada
nama kerajaan yang menjadi topik pembahasan RPP di setiap
pertemuan.
3) Membuat instrumen penelitian tindakan meliputii: kisi-kisi, lembar
pengamatan guru dan peserta didik dan lembar penilaian partisipasi
belajar, dan angket.
4) Mempersiapkan segala yang dibutuhkan dalam pembelajaran seperti
media pembelajaran, alat dan pola tempat duduk yang sesuai. Media
yang dipakai dalam siklus pertama adalah buku, kartu soal, teks
bacaan dan gambar seputar materi. Alat yang digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran terdiri dari nomor dada kelompok,
nomor dada absensi kelas dan alat dokumentasi. Pola tempat duduk
yang peneliti pilih adalah pola tradisional karena dirasa memudahkan
akses gerak peserta didik untuk mengambil kartu soal di meja guru.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam minggu
yang sama. Peneliti berperan sebagai pengajar dan guru kelas berperan
sebagai observer serta membantu mengkondisikan peserta didik. Setiap
pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh 5 teman dengan peran 4 teman
menjadi observer tiap kelompok yang beranggotakan 6 peserta didik dan 1
teman sebagai dokumentasi. Deskripsi tahap pelaksanaan tiap pertemuan
sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

35

1) Pertemuan 1
Siklus pertama pertemuan 1 dilakukan Rabu, 30 Oktober 2019.
Proses pembelajaran diikuti oleh 24 peserta didik kelas IV SD Negeri
Tegalsari No. 60 Surakarta. RPP yang dilaksanakan adalah RPP
Tematik Tema 5. Pahlawanku, Subtema 1. Perjuangan Para Pahlawan
dengan muatan pelajaran SBdP dan IPS. Pokok bahasan pertemuan 1
adalah materi Kerajaan Kutai. Fokus pembelajaran ini membahas
mengenai peninggalan Kerajaan Kutai, nilai perjuangan raja kerjaan
Kutai dan pengaruh kerajaan Hindu Budha bagi masyarakat sekitar
dibidang tradisi. Langkah-langkah pelaksanaan siklus pertama
pertemuan 1 dideskripsikan sebagai berikut:
a) Pendahuluan
(1) Pra Pembelajaran
Pendahuluan dimulai dari pengkondisian peserta didik dan
dilanjutkan salam dan menanyakan kabar oleh guru.
(2) Apersepsi
Guru memberikan apersepsi tentang kerajaan Hindu pertama
di Indonesia yaitu Kerajaan Kutai.
(3) Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu untuk
mengidentifikasi peinggalan kerajaan kutai, menganalisis
nilai perjuangan raja Kutai dan pengaruh kerajaan Hindu
Budha bagi masyarakat sekitar dibidang tradisi.
(4) Motivasi
Guru memberikan motivasi tepuk tunggal ganda untuk
melatih konsentrasi dan tepuk SD Tegalsari agar peserta
didik termotivasi mengikuti pembelajaran.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

36

b) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah model
Quick on the Draw sebagai berikut:
(1) Guru memberikan materi pengantar mengenai Kerajaan Kutai
(2) Peserta didik sejumlah 24 dikelompokkan menjadi empat
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam anggota dan
mendapat nomor urut dada yang berbeda mulai dari nomor
satu sampai enam.
(3) Setiap peserta didik dalam kelompok diberikan LKPD dan
bahan materi tambahan untuk digunakan sebagai bahan
diskusi.
(4) Guru menyampaikan aturan permainan Quick on the Draw
yaitu, anggota nomor dada satu tiap kelompok berlari ke meja
guru untuk mengambil kartu soal pertama pada saat guru
berkata “mulai”. Selanjutnya kartu dibawa ke kelompok dan
di diskusikan bersama anggota kelompok dengan
memanfaatkan penjelasan guru dan materi tambahan di
LKPD.
(5) Langkah selanjutnya, anggota nomor dada dua berlari maju
untuk menyerahkan hasil diskusi nomor soal pertama pada
guru. Guru melakukan tanya jawab seputar soal untuk
melatih kemampuan menjawab dan berpendapat peserta
didik. Apabila jawaban belum sesuai, maka anggota nomor
urut dua diminta kembali ke kelompok untuk memperbaiki
jawaban. Sebaliknya, apabila jawaban sesuai maka anggota
nomor dada dua boleh mengambil soal selanjutnya untuk
dibawa ke kelompok. Langkah tersebut dilakukan berulang
dan bergantian untuk melaporkan jawaban hingga kartu soal
habis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

37

(6) Kelompok yang berhasil menyelesaikan seluruh LKPD


dengan benar dan tercepat dinyatakan sebagai pemenang dan
mendapat apresiasi oleh guru.
(7) Semua pertanyaan dalam LKPD dibahas satu per satu secara
klasikal agar peserta didik memahami jawaban yang tepat.
(8) Pembuatan kesimpulan dan kesimpulan yang dilakukan guru
dan peserta didik.
c) Penutup
(1) Kesimpulan
Penyimpulan dilakukan guru dan peserta didik dari
pembelajaran yang telah berlangsung. Saat pembuatan
kesimpulan dilakuakan observasi untuk mengetahui seberapa
baik peserta didik berpartisipasi dalam membuat kesimpulan
(2) Evaluasi
Soal evaluasi diselesaikan secara perorangan untuk
mengetahui seberapa baik peserta didik menyelesaikan
tugasnya.
(3) Refleksi
Peserta didik melakukan refleksi bersama guru untuk
mengingat pembahasan dari awal hingga akhir pelajaran.
(4) Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang diberikan berbentuk PR dan tugas belajar
materi selanjutnya. Peserta didik juga diberikan kesempatan
menyampaikan pendapatnya tentang keberlangsungan proses
belajar hari ini. Akhir kegiatan guru memberikan pesan untuk
semangat belajar dan mengakhiri pembelajaran dengan
salam.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

38

2) Pertemuan 2
Siklus pertama pertemuan 2 berlangsun Jum’at, 01 November
2019. Proses pembelajaran diikuti oleh 24 peserta didik kelas IV SD
Negeri Tegalsari No. 60 Surakarta. RPP Tematik yang digunakan
yaitu Tema 5. Pahlawanku, Subtema 1. Perjuangan Para Pahlawan
dengan pelajaran SBdP dan IPS. Pokok bahasan pertemuan 2 adalah
materi Kerajaan Tarumanegara. Fokus pembelajaran ini membahas
mengenai peninggalan Kerajaan Tarumanegara, nilai perjuangan raja
Kerjaaan Tarumanegara dan pengaruh kerajaan Hindu Budha bagi
masyarakat sekitar di bidang bahasa. Langkah-langkah pelaksanaan
siklus pertama pertemuan 1 dideskripsikan sebagai berikut:
a) Pendahuluan
(1) Pra Pembelajaran
Kegiatan belajar diawali pengkondisian peserta didik
menggunakan yel dan tepuk ikan. Guru mengucap salam dan
menanyakan kabar.
(2) Apersepsi
Guru memberikan apersepsi dengan mengingat kembali
kerajaan Hindu Budha di Indonesia yang pernah dijelaskan
pada pertemuan pertama untuk mengarah pada kerajaan Hindu
yang kedua yaitu kerajaan Tarumanegara.
(3) Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
mengidentifikasi peinggalan kerajaan Tarumanegara,
menganalisis nilai perjuangan raja Tarumanegara dan pengaruh
kerajaan Hindu Budha bagi masyarakat sekitar dibidang
bahasa.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39

(4) Motivasi
Guru memberikan motivasi dengan nyanyian “apa kabar” agar
peserta didik semangat belajar.
b) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah model
Quick on the Draw sebagai berikut:
(1) Guru memberikan materi pengantar mengenai Keranjaan
Tarumanegara.
(2) Peserta didik sejumlah 24 dikelompokkan menjadi empat
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam anggota dan
mendapat nomor urut dada yang berbeda mulai dari nomor
satu sampai enam.
(3) Setiap peserta didik dalam kelompok diberikan LKPD dan
bahan materi tambahan untuk digunakan sebagai bahan
diskusi.
(4) Guru menyampaikan aturan permainan Quick on the Draw
yaitu, anggota bernomor dada satu tiap kelompok berlari ke
meja guru untuk mengambil kartu soal pertama pada saat
guru berkata “mulai”. Selanjutnya kartu dibawa ke kelompok
dan di diskusikan bersama anggota kelompok dengan
memanfaatkan penjelasan guru dan materi tambahan di
LKPD.
(5) Langkah selanjutnya, anggota nomor dada dua berlari maju
untuk menyerahkan hasil diskusi nomor soal pertama pada
guru. Guru melakukan tanya jawab seputar soal untuk
melatih kemampuan menjawab dan berpendapat peserta
didik. Apabila jawaban belum sesuai, maka anggota nomor
urut dua diminta kembali ke kelompok untuk memperbaiki
jawaban. Sebaliknya, apabila jawaban sesuai maka anggota
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40

nomor dada dua boleh mengambil soal selanjutnya untuk


dibawa ke kelompok. Langkah tersebut dilakukan berulang
dan bergantian untuk melaporkan jawaban hingga kartu soal
habis.
(6) Kelompok yang berhasil menyelesaikan seluruh LKPD
dengan benar dan tercepat dinyatakan sebagai pemenang dan
mendapat apresiasi oleh guru.
(7) Semua pertanyaan dalam LKPD dibahas satu per satu secara
klasikal agar peserta didik memahami jawaban yang tepat.
(8) Penyimpulan dan rangkuman dilakuakan bersama guru dan
peserta didik.
c) Penutup
(1) Kesimpulan
Penyimpulan hasil pembelajaran dilakukan perseta didik
dengan bimbingan guru. Saat pembuatan kesimpulan
dilakuakan observasi untuk mengetahui seberapa baik peserta
didik berpartisipasi dalam membuat kesimpulan.
(2) Evaluasi
Soal evaluasi diselesaikan secara perorangan untuk
mengetahui seberapa baik peserta didik mengerjakan
tugasnya.
(3) Refleksi
Peserta didik melakukan refleksi bersama guru untuk
mengingat pembahasan dari awal hingga akhir pelajaran.
(4) Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang diberikan berupa PR buntuk belajar
materi selanjutnya. Peserta didik menyanyikan lagu daerah
“Kota Solo” dilanjutkan berdoa kemudian diberikan
kesempatan menyampaikan pendapatnya tentang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41

pembelajaran dengan pengimplementasian model Quick on


the Draw. Akhir kegiatan guru menyampaikan pesan moral
dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus pertama pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan
oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan
dilakukan untuk memperoleh data kinerja guru dan tingkat partisipasi
belajar peserta didik kelas IV SD Negeri Tegalsari No. 60 dengan
implementasi model pembelajaran Quick on the Draw. Pengamatan
penelitian tindakan ini adalah:
1) Hasil Observasi Kinerja Guru
Peneliti bertindak selaku pengajar selama proses belajar. Hasil
nilai kinerja guru dengan menerapakan model Quick on the Draw saat
siklus I disajikan dalam rerata nilai kinerja guru siklus I pada Tabel
4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2. Skor Akhir Kinerja Guru Siklus I


No Keterangan Nilai
1. Pertemuan 1 2,78
2. Pertemuan 2 2,96
3. Siklus 1 2,87 (Kategori Baik)
Skor Maksimal 4,00 (Sangat Baik)

Berdasarkan Tabel 4.2 hasil pengamatan kinerja guru saat


siklus I disajikan melalui grafik Gambar 4.2 berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42

Skor Rata-Rata Kinerja Guru Siklus I

3
2,95
2,9
2,85
2,8
2,75
2,7
2,65
Pertemuan Pertemuan Siklus 1
1 2

Gambar 4.2. Grafik PengamatanKinerja Guru Siklus 1

Berdasarkan Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 perolehan skor kinerja


guru saat petemuan 1 2,78 dan pertemuan 2 meningkat 2,96. Rerata
kinerja guru siklus 1 sebesar 2,87 berkategori baik. Walaupun secara
keseluruhan kinerja guru telah berkategori baik, masih ada tujuh
indikator dengan skor 2 saat pertemuan pertama. Sehingga saat
pertemuan kedua, indikator yang dirasa kurang segera dibenahi dan
tersisa tiga indikator dengan skor 2 dan terjadi peningkatan kinerja
guru pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Indikator yang masih
mendapat skor 2 pada siklus pertama pertemuan 2 yaitu 1) melakukan
tanya jawab dengan peserta didik terkait jawaban kelompoknya, 2)
menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran,
dan 3) melaksanakan refleksi atau merangkum yang mengikutsertakan
peserta didik. Beberapa hal diatas menjadi kendala dalam proses
pembelajaran karena karena guru lebih sering fokus untuk
mengondisikan kelas dari pada penerapan model Quick on the Draw.
Selain itu, penggunaan media perlu diperbaiki pada pertemuan
selanjutnya agar peserta didik tertarik dan tidak membuat gaduh kelas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43

2) Hasil Observasi Keterampilan Partisipasi Belajar


Pengamatan terhadap partisipasi belajar kelas IV SD Negeri
Tegalsari sejumlah 24 peserta didik. Pengamatan dilaksanakan
menggunakan lembar observasi dengan menggunakan delapan
indikator. Indikator yang digunakan untuk meneliti partisipasi belajar
peserta didik yaitu 1) Perhatian peserta didik, 2) mengajukan
pertanyaan, 3) menjawab pertanyaan, 4) menyelesaikan tugas/tes, 5)
berdiskusi, 6) mencatat penjelasan, 7) menyimpulkan, dan 8)
berpendapat.
Kegiatan observasi siklus 1 pada indikator pertama yaitu
perhatian peserta didik. Hasil pengamatan menunjukkan 5 peserta
didik gaduh, mengganggu teman dan mengobrol dengan teman, 12
peserta didik tidak terfokus pada guru dan 1 peserta didik
mengerjakan kegiatan lain saat pembelajaran. Peserta didik masih
sering izin keluar masuk kelas dengan alasan membuang sampah dan
ke toilet.
Hasil pengamatan indikator kedua yaitu mengajukan pertanyaan.
Peserta didik yang mengajukan pertanyaan bertambah dari tahap
pratindakan sejumlah 18 menjadi 22 peserta didik. Pertanyaan yang
dilontarkan selama pembelajaran bervariasi. Ada yang bertanya sesuai
materi namun ada pula peserta didik yang bertanya diluar materi.
Pertanyaan lain yang cukup banyak yaitu mengenai teknis penerapan
model Quick on the Draw karena baru pertama kali diterapkan dan
proses pembelajaran di kelas IV.
Indikator selanjutnya yaitu menjawab pertanyaan. Saat
pratindakan 20 peserta didik yang menjawab pertanyaan dari guru
meningkat pada siklus pertama menjadi 24 peserta didik. Dengan
adanya kartu soal bergilir dalam menjawab pertanyan menjadikan
peserta didik harus menjawab dengan semampunya. Tidak semua
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44

peserta didik berhasil menjawab saat pelaporan jawaban pada guru


tanpa memegang lembar jawab. Dengan demikian walaupun tidak bisa
menjawab namun jawaban dalam LKPD benar dipersilahkan untuk
mengambil kartu soal berikutnya.
Indikator keempat yaitu menyelesaikan tugas/tes. Dalam
mengerjakan tes terdapat 9 peserta didik yang menunggu temannya
memulai mengerjakan. Ada pula peserta didik yang bermain kartu dan
menggambar saat evaluasi sudah dibagikan. Ketika guru memberikan
soal di papan tulis dan meminta untuk mengerjakan di depan kelas 5
peserta didik mengangkat tangan. Namun saat ditunjuk untuk maju
mereka menolak dan hanya 1 peserta didik yang bersedia.
Indikator kelima yaitu berdiskusi. Saat pembentukan kelompok
4 peserta didik yang tidak menerima kelompok yang telah dibentuk
guru. Mereka menolak bersama kelompoknya dan bergabung dengan
kelompok lain yang disukai, Pelaksanaan diskusi menunjukkan 10
peserta didik tidak berkontribusi dalam kelompoknya. Hal ini dapat
diketahui saat memberikan jawaban kepada guru masih ada peserta
didik yang tidak mengetahui jawaban hasil diskusi.
Indikator mencatat penjelasan peserta didik tanpa perintah
meningkat dari pratindakan 0 menjadi 18 peserta didik. Pertemuan
kedua cukup meningkat karena pada pertemuan sebelumnya peserta
didik terkendala tidak bisa mengerjakan nomor soal ketika
menemukan nomor soal dari materi yang dipaparkan guru.
Menyimpulkan pada akhir pembelajaran juga bertambah dari
pratindakan sejumlah 6 meningkat menjadi 13 peserta didik. Indikator
terakhir yaitu berpendapat hampir sama dengan menjawab pertanyaan.
Peserta didik yang mengutarakan pendapatnya saat pratindakan
sejumlah 18 peserta didik meningkat menjadi 23 peserta didik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45

Persentase hasil observasi partisipasi belajar siklus I (lampiran 13


halaman 137) setiap indikator ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3. Persentase Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap


Indikator Siklus I

Indikator Persentase
Perhatian Peserta Didik 76,56%
Mengajukan Pertanyaan 67,71%
Menjawab Pertanyaan 68,23%
Menyelesaikan tugas/tes 77,60%
Berdiskusi 73,96%
Mencatat Penjelasan 58,33%
Menyimpulkan 54,17%
Berpendapat 64,58%
Rata-Rata 67,64%
(Kategori Rendah)

Tabel 4.3 persentase hasil observasi setiap indikator partisipasi


belajar siklus I disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.3
berikut:

Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap Indikator Siklus I

Berpendapat

Menyimpulkan

Mencatat Penjelasan

Berdiskusi

Menyelesaikan tugas/tes

Menjawab Pertanyaan

Mengajukan Pertanyaan

Perhatian Peserta Didik

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Gambar 4.3. Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap Indikator


Siklus I
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46

Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 menunjukkan hasil observasi


partisipasi belajar setiap indikator siklus I. Indikator perhatian peserta
didik mencapai 76,56% yang mengalami peningkatan dari kondisi
awal 64,58%, mengajukan pertanyaan meningkat menjadi 67,71%,
dari kondisi awal 49,48%, menjawab pertanyaan mencapai 68,23%
mengalami peningkatan dari kondisi awal 49,48%, menyelesaikan
tugas/tes mencapai 77,60% mengalami peningkatan dari 65,10%,
berdiskusi mencapai 73,96% meningkat dari kondisi awal sebesar
67,19%, mencatat penjelasan mencapai 58,33% meningkat dari
36,46%, menyimpulkan mencapai 54,17% meningkat dari kondisi
awal 29,69% dan terakhir berpendapat juga mengalami peningkatan
mencapai 64,58% dari kondisi semula 50%. Rerata hasil observasi
partisipasi belajar siklus I 67,64% yang artinya tingkat partisipasi
belajar peserta didik rendah dan belum mencapai indikator kinerja
penelitian sebesar 80%. Capaian indikator tertinggi pada mengerjakan
tugas/tes (77,60%) dan indikator terendah menyimpulkan (54,17%).
Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
keterampilan partisipasi belajar pada siklus I (lampiran 13 halaman
137) pada Tabel 4.4 berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Keterampilan Partisipasi Belajar


Siklus I

Frekuenasi Nilai Tengah Persentase


Interval fi.xi
(fi) (xi) (%)
34 - 44 3 39 117 12,50
45 - 55 2 50 100 8,33
56 - 66 7 61 427 29,17
67 - 77 2 72 144 8,33
78 - 88 7 83 581 29,17
89 - 99 3 94 282 12,50
Jumlah 24 399 1651 100
Nilai Rata-Rata 67,67(Rendah)
Ketuntasan Klasikal 41,67%
Ketidaktuntasan Klasikal 58,33%
Nilai Tertinggi 94
Nilai Terendah 34

Data Tabel 4.4 menjelaskan nilai rerata siklus I 67,67 yang


artinya nilai klasikal rendah dan belum mencukupi KKM (≥75).
Ketuntasan klasikal sebesar 41,67% yang artinya menuntaskan 10 dari
24 peserta didik telah mencapai nilai KKM (≥75) dari hasil rerata
pertemuan I dan II. Sehingga ketidaktuntasan klasikal sebesar 58.33%
(14 dari 24 peserta didik) belum memenuhi indikator partisipasi
belajar. Perolehan nilai tertinggi sebesar 94 dan terendah 34. Hasil
siklus 1 disajikan melalui grafik pada Gambar 4.4 berikut:

Grafik Partisipasi Belajar Siklus I

8
6
4
2
0
34-44 45-55 56-66 67-77 78-88 89-99

Gambar 4.4 Grafik Partisipasi Belajar Siklus I


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48

Data yang berasal dari Tabel 4.4 dan Gambar 4.4 dibuat Tabel
kategori keterampilan partisipasi belajar yang telah dicapai saat siklus
I dalam Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5. Kategori Ketuntasan Klasikal Partisipasi Belajar Siklus 1


Kategori Interval Jumlah Persentase
Kurang Berpartisipasi 0-74 14 58,33%
Cukup Berpartisipasi 75-83 5 20,83%
Berpartisipasi 84-92 4 16,67%
Sangat Berpartisipasi 93-100 1 4,17%
Jumlah 24 100 %

Berdasarkan tabel 4.5 kategori ketuntasan klasikal hasil


observasi keterampilan partisipasi belajar siklus I dapat dibuat
persentase pada gambar 4.5 berikut:

Persentase Kategori Partisipasi Belajar Siklus I

4,17%
16,67%
Kurang Berpartisipasi
Cukup Berpartisipasi
Berpartisipasi
Sangat Berpartisipasi

58,33%
20,83%

Gambar 4.5. Persentase Kategori Partisipasi Belajar Siklus I

Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 menunjukkan ketuntasan klasikal


partisipasi belajar siklus 1 sebesar 41,67% dengan rincian 5 (20,83%)
peserta didik termasuk cukup berpartisipasi, 4 (16,67%) peserta didik
termasuk berpartisipasi dan 1 (4,17%) peserta didik termasuk sangat
berpartisipasi. Ketidaktuntasan klasikal 58,33% atau 14 peserta didik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49

termasuk kurang berpartisipasi, Hasil pengamatan ini menjelaskan


bahwa partisipasi belajar peserta didik meningkat dari pratindakan ke
siklus 1 yaitu bertambah 5 peserta didik. Sehingga pada siklus I
peserta didik yang tuntas sejumlah 10 atau meningkat sebesar 20,83%.
3) Hasil Angket Keterampilan Partisipasi Belajar
Teknik lain yang digunakan untuk memperkuat penelitian
tindakan ini adalah angket. Angket dibagikan saat satu siklus
terlaksana pada akhir pertemuan kedua. Angket dibagikan untuk
mengetahui tingkat partisipasi dari sudut pandang peserta didik. Hasil
angket menunjukkan persentase setiap indikator pada siklus I
(lampiran 14 halaman 138) dalam Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6. Persentase Hasil Angket Partisipasi Belajar Setiap


Indikator Siklus I

Indikator Persentase
Perhatian Peserta Didik 79,69%
Mengajukan Pertanyaan 73,96%
Menjawab Pertanyaan 75,52%
Menyelesaikan tugas/tes 77,08%
Berdiskusi 79,69%
Mencatat Penjelasan 70,31%
Menyimpulkan 62,50%
Berpendapat 64,58%
Rata-Rata 72,91%
(Kategori Rendah)

Tabel 4.6 persentase hasil angket partisipasi belajar setiap


indikator siklus I ditampilkan melalui grafik pada Gambar 4.6 berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50

Hasil Angket Partisipasi Belajar Siklus I

Berpendapat
Menyimpulkan
Mencatat Penjelasan
Berdiskusi
Menyelesaikan tugas/tes
Menjawab Pertanyaan
Mengajukan Pertanyaan
Perhatian Peserta Didik
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Gambar 4.6. Hasil Angket Partisipasi Belajar Siklus I

Tabel 4.6 dan Gambar 4.6 memaparkan hasil angket partisipasi


belajar setiap indikator siklus I. Indikator perhatian peserta didik
mencapai 79,69% mengalami peningkatan dari kondisi awal 70,31%,
mengajukan pertanyaan meningkat menjadi 73,96% dari kondisi awal
61,46%, menjawab pertanyaan mencapai 75,52% mengalami
peningkatan dari kondisi awal 62,50%, menyelesaikan tugas/tes
mencapai 77,08% meningkat dari kondisi awal 67,71%, berdiskusi
mencapai 79,69% mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar
64,58%, mencatat penjelasan mencapai 70,31% mengalami peningkatan
dari kondisi awal 53,13%, menyimpulkan mencapai 62,50% meningkat
dari kondisi awal sebesar 50%, dan berpendapat mencapai 64,58%
meningkat dari kondisi semula sebesar 56,25%. Rata-rata hasil angket
partisipasi belajar siklus I sebesar 72,91% yang artinya tingkat
partisipasi belajar peserta didik masih kurang (rendah) dan belum
mencapai indikator kerja penelitian sebesar 80%. Capaian indikator
tertinggi pada perhatian peserta didik dan berdiskusi (79,69%) dan
indikator terendah menyimpulkan (62,50%).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51

d. Refleksi
Data selama observas 1 siklus dikumpulkan. Selanjutnya data
ditelaah untuk direfleksi guna mengetahui kekurangan maupun kendala
agar dapat mengambil tindakan yang perlu diperbaiki pada siklus kedua.
Refleksi yang dilakukan dilihat dari dua aspek yaitu guru dan peserta
didik yang diuraikan sebagai berikut:
1) Guru
a) Guru kurang mengaitkan materi dengan pengalaman peserta
didik. Untuk itu perlu persiapan yang matang dalam menyusun
RPP sebelum dilaksanakan tindakan.
b) Aturan permainan model pembelajaran Quick on the Draw belum
sepenuhnya dikuasai sehingga dalam penjelasan dan pelaksanaan
membuat peserta didik bingung. Alangkah baiknya langkah-
langkah model Quick on the Draw dipahami lebih baik lagi.
c) Guru masih kurang baik dalam mengoreksi jawaban yang
diserahkan peserta didik. Hal tersebut dapat diatasi dengan
meningkatkan keterampilan mengoreksi jawaban agar tidak
terjadi tumbukan antar kelompok saat menyerahkan hasil diskusi.
d) Tanya jawab antara guru dengan peserta didik masih terbatas soal
di lembar jawab sehingga keterampilan berpendapat masih
kurang. Untuk itu guru perlu memberikan pertanyaan lanjutan
untuk melatih peserta didik berbicara dan berpendapat tanpa
melihat tulisan.
e) Media pembelajaran yang digunakan kurang menarik, hanya
sebatas gambar dan teks sehingga peserta didik merasa bosan.
Guru perlu menggunakan media yang bervariasi bisa juga
multimedia.
f) Guru kurang meyeluruh dalam membuat kesimpulan secara
klasikal bersama peserta didik sehingga keterlibatan dilakukan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52

beberapa peserta didik saja. Untuk mengatasinya peserta didik


yang kurang berpartisipasi dalam membuat kesimpulan sengaja
ditunjuk untuk membuat kesimpulan sebisanya agar semua dapat
berpartisipasi.
g) Beberapa bahasa kurang dipahami sehingga peserta didik bingung
dan menanyakan yang dimaksud guru. Guru perlu membiasakan
diri menggunakan kata yang sederhana dan mudah dipahami
peserta didik.
2) Peserta didik
a) Perhatian dan fokus peserta didik kurang baik selama proses
pembelajaran. Untuk meningkatkan perhatian dan fokus perlu
digunakannya media yang lebih menarik dan ice breaking agar
tidak merasa bosan dan menimbulkan kegaduhan.
b) Saat pemilihan anggota kelompok sesuai absensi, beberapa
peserta didik menolak bergabung dengan kelompoknya dan
memilih anggota sendiri. Upaya yang dapat dilakukan yaitu
dengan bermain games hitung untuk membentuk kelompok.
c) Peserta didik kurang dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan. Kegiatan ini hanya didominasi beberapa peserta didik
saja. Guru melakukan penunjukan secara bergilir kepada peserta
didik yang dirasa kurang dalam bertanya ataupun menjawab
pertanyaan agar mulai terbiasa.
d) Peserta didik malas dalam mencatat penjelasan guru. Langkah
yang perlu dilakukan adalah memberikan intruksi untuk mencatat
materi.
e) Peserta didik kurang tertib dalam melaporkan jawaban.
Seharusnya hanya satu anggota yang melaporkan jawaban, namun
dalam pelaporan anggota kelompoknya ikut maju dan berakibat
pada tidak kondusifnya suasana kelas. Upaya yang dilakukan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53

dengan memberikan peringatan lebih tegas secara lisan untuk


lebih tertib dalam melaporkan jawaban.
f) Beberapa peserta didik terkendala tidak mengetahui jawaban hasil
diskusi saat pelaporan jawaban pada guru yang menandakan
kurang terlibat dalam diskusi. Upaya yang dapat dilakukan
dengan memantau kegiatan diskusi dan memberikan arahan
bahwa akan ada tanya jawab tiap individu terkait kerja kelompok
yang dilakukan agar untuk melatih tanggungjawab peserta didik.
Hasil pengamatan siklus I menunjukkan ketuntasan klasikal hasil
observasi sebesar 41,67% (10 dari 24 peserta didik) dan rata-rata persentase
angket setiap indikator sebesar 72,91% dengan kategori rendah Keduanya telah
mengalami peningkatan dati kondisi awal. Meskipun telah mengalami
peningkatan, target yang telah ditentukan (80%) belum tercapai. Untuk itu
diperlukan perbaikan untuk meningkatkan keterampilan partisipasi belajar kelas
IV SD Negeri Tegalsari No. 60 dengan melakukan tindakan siklus II.

1. Hasil Tindakan Siklus II


Siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan beralokasi waktu
3 X 35 menit. Tahapan tindakan ini terdiri dari: 1) perencanaan, 2)
pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. Pelaksanaan siklus II dirinci
kedalam tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Peneliti melakukan kerjsama dengan guru untuk menentukan materi
yang digunkan selama penelitian tindakan. Materi IPS yang diambil
adalah materi Kerajaan Hindu Budha. Materi IPS Kerajaan Hindu
Budha tertuang dalam buku Kurikulum 2013 Tema 5. Pahlawanku,
Subtema 1. Perjuangan Para Pahlawan, pembelajaran 1 dan 5. Dalam
penelitian ini peneliti memasukkan indikator pembelajaran 1 ke dalam
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54

pembelajaran 5 sehingga pokok bahasan terfokus dalam pembelajaran


5 dan topik materi untuk setiap pertemuan lebih luas.
2) Membuat silabus dan RPP sebanyak 2 pertemuan dengan
mengimplementasikan model Quick on the Draw. RPP yang dibuat
adalah RPP tematik yang mencakup pelajaran IPS dan SBdP.
Pelaksanaan difokuskan materi Kerajaan Hindu Budha. Perbedaan tiap
RPP satu dengan lainnya terletak pada nama kerajaan yang menjadi
topik pembahasan RPP di setiap pertemuan.
3) Pembuatan instrumen penelitian tindakan terdiri dari kisi-kisi, lembar
pengamatan guru dan peserta didik dan lembar penilaian partisipasi
belajar, dan angket.
4) Mempersiapkan segala yang dibutuhkan selama pembelajaran seperti
media pembelajaran, alat dan pola tempat duduk yang sesuai. Media
yang dipakai dalam siklus kedua adalah buku, kartu soal, teks bacaan,
video pembelajaran dan gambar seputar materi. Alat yang digunakan
untuk menunjang proses pembelajaran terdiri dari nomor dada
kelompok, nomor dada absensi kelas dan alat dokumentasi. Pola
tempat duduk yang peneliti pilih adalah pola tradisional karena dirasa
memudahkan akses gerak peserta didik untuk mengambil kartu soal di
meja guru.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam minggu
yang sama. Peneliti berperan sebagai pengajar dan guru kelas sebagai
observer serta membantu mengkondisikan peserta didik. Setiap
pelaksanaan tindakan, peneliti dibantu oleh 5 teman dengan peran 4
teman menjadi observer tiap kelompok beranggotakan 6 peserta didik
dan 1 teman sebagai dokumentasi. Deskripsi tahap pelaksanaan tiap
pertemuan sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55

1) Pertemuan 1
Siklus II pertemuan 1 berlangsung pada Selasa, 5 November
2019. Proses pembelajaran diikuti oleh 24 peserta didik kelas IV SD
Negeri Tegalsari No. 60 Surakarta. RPP yang dilaksanakan adalah
RPP Tematik Tema 5.Pahlawanku, Subtema 1.Perjuangan Para
Pahlawan pembelajaran 5 dengan muatan pelajaran SBdP dan IPS.
Pokok bahasan pertemuan 2 adalah materi Kerajaan Kerajaan
Majapahit. Fokus pembelajaran ini membahas mengenai peninggalan
Kerajaan Majapahit, nilai perjuangan tokoh kerjaan Majapahit dan
pengaruh kerajaan Hindu Budha bagi masyarakat sekitar dibidang
seni arsitektur. Langkah-langkah pelaksanaan siklus kedua
pertemuan 1 dideskripsikan sebagai berikut:
a) Pendahuluan
(1) Pra Pembelajaran
Pembelajaran dimulai dengan pengkondisian peserta didik,
mengucap salam, menanyakan kabar, presensi dan
menyanyikan lagu nasional “Maju Tak Gentar”
(2) Apersepsi
Pemberian apersepsi dengan pengajuan pertanyaan oleh guru
terkait siapa yang pernah berkunjung ke Candi Cetho yang
merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit.
(3) Orientasi
Penyampaian tujuan pembelajaran hari ini yaitu untuk
mengidentifikasi peninggalan kerajaan Majapahit,
menganalisis nilai perjuangan tokoh Kerajaan Majapahit dan
pengaruh kerajaan Hindu Budha bagi masyarakat sekitar
dibidang Arsitektur.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56

(4) Motivasi
Guru memberikan motivasi games “Olala Olili” untuk
membangkitkan semangat peserta didik selama belajar.
b) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah model
Quick on the Draw sebagai berikut:
(1) Guru memberikan materi pengantar mengenai Kerajaan
Majapahit dengan bantuan video dan teks bacaan.
(2) Peserta didik sejumlah 24 dikelompokkan menjadi empat
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam anggota dan
mendapat nomor urut dada yang berbeda mulai dari nomor
satu sampai enam.
(3) Setiap peserta didik dalam kelompok diberikan LKPD dan
bahan materi tambahan untuk digunakan sebagai bahan
diskusi.
(4) Guru menyampaikan aturan permainan Quick on the Draw
yaitu, anggota bernomor dada satu setiap kelompok berlari ke
meja guru dan mengambil kartu soal pertama pada saat guru
berkata “mulai”. Selanjutnya kartu dibawa ke kelompok dan
di diskusikan bersama anggota kelompok dengan
memanfaatkan penjelasan guru dan materi tambahan di
LKPD.
(5) Langkah selanjutnya, anggota nomor dada dua berlari maju
untuk menyerahkan hasil diskusi nomor soal pertama pada
guru. Guru melakukan tanya jawab seputar soal untuk
melatih kemampuan menjawab dan berpendapat peserta
didik. Apabila jawaban belum sesuai, maka anggota nomor
urut dua diminta kembali ke kelompok untuk memperbaiki
jawaban. Sebaliknya, apabila jawaban sesuai maka anggota
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57

nomor dada dua boleh mengambil soal selanjutnya untuk


dibawa ke kelompok. Langkah tersebut dilakukan berulang
dan bergantian untuk melaporkan jawaban hingga kartu soal
habis.
(6) Kelompok yang berhasil menyelesaikan seluruh LKPD
dengan benar dan tercepat dinyatakan sebagai pemenang dan
mendapat apresiasi oleh guru.
(7) Semua pertanyaan dalam LKPD dibahas satu per satu secara
klasikal agar peserta didik memahami jawaban yang tepat.
(8) Penyimpulan dan perangkuman yang dilakukan bersama-
sama antara guru dan peserta didik.
c. Penutup
(1) Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan antara guru dan peserta didik dari
pembelajaran yang telah berlangsung. Saat pembuatan
kesimpulan dilakuakan observasi untuk mengetahui seberapa
baik peserta didik berpartisipasi dalam membuat kesimpulan.
(2) Evaluasi
Penyelesaian soal evaluasi secara perorangan untuk
mengetahui seberapa baik peserta didik mengerjakan tugas.
(3) Refleksi
Peserta didik melakukan refleksi bersama guru untuk
mengingat pembahasan dari awal hingga akhir pelajaran.
(4) Tindak Lanjut
Guru menyampaikan tindak lanjut berupa PR agar belajar
materi selanjutnya. Peserta didik juga diberikan kesempatan
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.
Akhir kegiatan guru memberikan pesan untuk semangat
belajar dan mengakhiri pembelajaran dengan salam.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

2) Pertemuan 2
Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada Kamis, 07 November
2019. Proses pembelajaran diikuti oleh 24 peserta didik kelas IV SD
Negeri Tegalsari No. 60 Surakarta. RPP yang dilaksanakan
merupakan RPP Tematik Tema 5. Pahlawanku, Subtema 1.
Perjuangan Para Pahlawan dengan muatan pelajaran SBdP dan IPS.
Pokok bahasan pertemuan 2 adalah materi Kerajaan Sriwijaya.
Fokus pembelajaran ini membahas mengenai peninggalan Kerajaan
Sriwijaya, nilai perjuangan raja Kerjaaan Sriwijaya dan pengaruh
kerajaan Hindu Budha bagi masyarakat sekitar di bidang Seni Rupa.
Langkah-langkah pelaksanaan siklus kedua pertemuan 2
dideskripsikan sebagai berikut:
a) Pendahuluan
(1) Pra Pembelajaran
Pembelajaran dimulai dengan pengkondisian peserta didik,
mengucap salam dan menanyakan kabar, dilanjutkan presensi
dan menyanyikan lagu ”Bagun Pemudi Pemuda”
(2) Apersepsi
Guru memberikan apersepsi dengan mengingat kembali
kerajaan Hindu Budha di Indonesia yang pernah dijelaskan
pada pertemuan pertama dengan bantuan peta sumattra untuk
mengarah pada kerajaan Budha yaitu kerajaan Sriwijaya.
(3) Orientasi
Penyampaian tujuan pembelajaran hari ini yaitu Guru
mengidentifikasi peinggalan kerajaan Sriwijaya, menganalisis
nilai perjuangan raja Sriwijaya dan pengaruh kerajaan Hindu
Budha bagi masyarakat sekitar dibidang seni rupa.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

(4) Motivasi
Guru memberikan motivasi dengan games “Bos Berkata”
agar peserta didik termotivasi selama belajar.
b) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti dilaksanakan dengan langkah model
Quick on the Draw sebagai berikut:
(1) Guru memberikan materi pengantar mengenai Keranjaan
Sriwijaya dengan bantuan media berupa video, teks dan
berbagai gambar.
(2) Peserta didik sejumlah 24 dikelompokkan menjadi empat
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari enam anggota dan
mendapat nomor urut dada yang berbeda mulai dari nomor
satu sampai enam.
(3) Setiap peserta didik dalam kelompok diberikan LKPD dan
bahan materi tambahan untuk digunakan sebagai bahan
diskusi.
(4) Guru menyampaikan aturan permainan Quick on the Draw
yaitu, anggota bernomor dada satu tiap kelompok berlari ke
meja guru untuk mengambil kartu soal pertama pada saat
guru berkata “mulai”. Selanjutnya kartu dibawa ke kelompok
dan di diskusikan bersama anggota kelompok dengan
memanfaatkan penjelasan guru dan materi tambahan di
LKPD.
(5) Langkah selanjutnya, anggota nomor dada dua berlari maju
untuk menyerahkan hasil diskusi nomor soal pertama pada
guru. Guru melakukan tanya jawab seputar soal untuk
melatih kemampuan menjawab dan berpendapat peserta
didik. Apabila jawaban belum sesuai, maka anggota nomor
urut dua diminta kembali ke kelompok untuk memperbaiki
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

jawaban. Sebaliknya, apabila jawaban sesuai maka anggota


nomor dada dua boleh mengambil soal selanjutnya untuk
dibawa ke kelompok. Langkah tersebut dilakukan berulang
dan bergantian untuk melaporkan jawaban hingga kartu soal
habis.
(6) Kelompok yang berhasil menyelesaikan seluruh LKPD
dengan benar dan tercepat dinyatakan sebagai pemenang dan
mendapat apresiasi oleh guru.
(7) Semua pertanyaan dalam LKPD dibahas satu per satu secara
klasikal agar peserta didik memahami jawaban yang tepat.
(8) Penyimpulan dan perangkuman yang dilakukan bersama-
sama anatar guru dan peserta didik.
d) Penutup
(1) Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan antara guru dan peserta didik dari
pembelajaran yang telah berlangsung. Saat pembuatan
kesimpulan dilakuakan observasi untuk mengetahui seberapa
baik peserta didik berpartisipasi dalam membuat kesimpulan.
(2) Evaluasi
Penyelesaian soal evaluasi secara perorangan untuk
mengetahui seberapa baik peserta didik mengerjakan tugas.
(3) Refleksi
Peserta didik melakukan refleksi bersama guru untuk
mengingat pembahasan dari awal hingga akhir pelajaran. \
(4) Tindak Lanjut
Guru menyampaikan tindak lanjut berupa PR agar
mempelajari materi selanjutnya. Peserta didik juga diberikan
kesempatan menyampaikan pendapatnya tentang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

pembelajaran hari ini. Akhir kegiatan guru memberikan


pesan moral dan menutup pembelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus II pertemuan 1 dan 2 dilaksanakan oleh
pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan
dilaksanakan guna memperoleh data kinerja guru dan tingkat partisipasi
belajar peserta didik dengan mengimplementasikan model Quick on the
Draw. Hal yang diamati dalam adalah:
1) Hasil Observasi Kinerja Guru
Peneliti bertindak sebagai pengajar dalam penelitian tindakan
ini. Hasil nilai kinerja guru dengan menerapakan model Quick on the
Draw pada siklus II ditampilkan dalam rerata nilai kinerja guru siklus
II pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7. Skor Akhir Kinerja Guru Siklus II


No Keterangan Nilai
1. Pertemuan 1 3,45
2. Pertemuan 2 3,67
3. Siklus II 3,56 (Sangat Baik)
Skor Maksimal 4,00 (Sangat Baik)

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil pengamatan kinerja guru pada


siklus II disajikan melalui grafik pada Gambar 4.7 berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

Skor Rata-Rata Kinerja Guru Siklus II

3,7
3,65
3,6
3,55
3,5
3,45
3,4
3,35
3,3
Pertemuan Pertemuan Siklus 1I
1 2

Gambar 4.7. Grafik Pengamatan Kinerja Guru Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Gambar 4.7 perolehan skor kinerja


guru pada saat petemuan 1 sebesar 3,45 dan pertemuan 2 3,67. Rerata
kierja guru siklus 1I 3,56. Sehingga hasil kinerja guru siklus II naik
dengan berkategori sangat baik. Artinya kinerja guru sudah sangat
baik dari siklus sebelumnya.
2) Hasil Observasi Keterampilan Partisipasi Belajar
Pengamatan terhadap partisipasi belajar kelas IV SD Negeri
Tegalsari sejumlah 24 peserta didik. Pengamatan dilaksanakan dengan
lembar observasi dengan menggunakan delapan indikator. Indikator
yang digunakan untuk meneliti partisipasi belajar peserta didik yaitu
1) Perhatian peserta didik, 2) mengajukan pertanyaan, 3) menjawab
pertanyaan, 4) menyelesaikan tugas/tes, 5) berdiskusi, 6) mencatat
penjelasan, 7) menyimpulkan, dan 8) berpendapat.
Kegiatan observasi pada indikator pertama yaitu perhatian
peserta didik. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat peningkatan
perhatian dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan indikator
kedua yaitu mengajukan pertanyaan. Peserta didik yang mengajukan
pertanyaan bertambah dan pertanyaan lebih kepada topik pelajaran
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

yang dibahas. Indikator selanjutnya yaitu menjawab pertanyaan.


Peserta didik secara keseluruhan antusias dan berebut dalam
menjawab pertanyaan guru. Kartu soal yang dijawab peserta didik
sudah dapat diselesaikan dengan lancar sehingga tidak mengulur
waktu. Indikator keempat yaitu menyelesaikan tugas/tes. Dalam
mengerjakan tes peserta didik sudah lebih baik dari sebelumnya
karena sudah menunjukkan keseriusan dalam mengerjakan tugas.
Pengumpulan tes juga sudah sesuai batas waktu yang ditentukan guru.
Indikator kelima yaitu berdiskusi. Peserta didik sudah menyetujui
kelompok yang terbentuk. Pelaksanaan diskusi juga menunjukkan
terdapat peningkatan peserta didik yang terlibat. Hal ini dapat
diketahui saat memberikan jawaban kepada guru secara keseluruhan
peserta didik menjawab lancar tanpa melihat lembar jawab. Indikator
mencatat penjelasan peserta didik mengalami peningkatan yang tinggi.
Peserta didik antusias mendengarkan penjelasan guru dan apabila
tertinggal mencatat meminta guru untuk mengulanginya.
Menyimpulkan pada akhir pembelajaran menunjukkan kenaikan
karena peserta didik berebut dalam membuat kesimpulan. Indikator
yang terakhir adalah berpendapat, peserta didik sudah lancar
mengutarakan pendapatnya saat menjawab pertanyaan.
Persentase hasil observasi partisipasi belajar siklus II (lampiran
18 halaman 142) setiap indikator disajikan pada Tabel 4.8 berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

Tabel 4.8. Persentase Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap


Indikator Siklus II

Indikator Persentase
Perhatian Peserta Didik 85,94%
Mengajukan Pertanyaan 83,85%
Menjawab Pertanyaan 81,77%
Menyelesaikan tugas/tes 88,02%
Berdiskusi 86,98%
Mencatat Penjelasan 86,46%
Menyimpulkan 79,69%
Berpendapat 79,17%
Rata-Rata 83,98% (Baik)

Tabel 4.8 persentase hasil observasi setiap indikator partisipasi


belajar siklus II ditampilkan dalam bentuk grafik pada Gambar 4.8
berikut:

Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap Indikator Siklus II

Berpendapat

Menyimpulkan

Mencatat Penjelasan

Berdiskusi

Menyelesaikan tugas/tes

Menjawab Pertanyaan

Mengajukan Pertanyaan

Perhatian Peserta Didik

74% 76% 78% 80% 82% 84% 86% 88% 90%

Gambar 4.8. Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap Indikator


Siklus II

Tabel 4.8 dan Gambar 4.8 menunjukkan hasil observasi


partisipasi belajar setiap indikator siklus II. Indikator perhatian peserta
didik mencapai 85,94% yang telah meningkat dari siklus I yang
semula 76,56%, mengajukan pertanyaan meningkat menjadi 83,85%
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

dari kondisi siklus I yang semula 67,71%, menjawab pertanyaan


meningkat mencapai 81,77% dari siklus I yang semula 68,23%,
menyelesaikan tugas/tes mencapai 88,02% telah meningkat dari siklus
I yang semula 77,60%, berdiskusi mencapai 86,98% telah meningkat
dari siklus yang semula 73,96%, mencatat penjelasan mencapai
86,46% telah meingkat dari siklus I yang semula 58,33%,
menyimpulkan meingkat mencapai 79,69% dari kondisi siklus I yang
semula 54,17% dan berpendapat juga meningkat menjadi 79,17%. dari
kondisi siklus I yang semula 64,58%. Rerata perolehan observasi
partisipasi belajar siklus I 83,98% yang artinya indikator kinerja
penelitian sebesar 80% telah tercapai. Capaian indikator tertinggi pada
mengerjakan tugas/tes (88,02%) dan indikator terendah berpendapat
(79,17%).
Hasil observasi siklus II ditunjukkan dalam Tabel distribusi
frekuensi yang disajikan dalam Tabel 4.9 berikut :

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Keterampilan Partisipasi Belajar


Siklus II

Frekuenasi Nilai Tengah Persentase


Interval fi.xi
(fi) (xi) (%)
55 - 62 2 58 116 8,33
63 - 70 2 66 132 8,33
71 - 78 2 74 148 8,33
79 - 86 5 82 410 20,83
87 - 94 8 90 720 33,33
95 - 102 5 98 490 20,83
Jumlah 24 468 2016 100
Nilai Rata-Rata 84,03(Tinggi)
Ketuntasan Klasikal 83,33%
Ketidaktuntasan Klasikal 16,67%
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 55
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Data tabel 4.9 menjelaskan bahwa nilai rerata siklus II 84,03


yangartinya rerata kelas sudah melebihi KKM (≥75). Ketuntasan
klasikal sebesar 83,33% yang artinya 20 dari 24 peserta didik telah
tuntas dengan melebihi nilai KKM (≥75). Sehingga ketidaktuntasan
klasikal sebesar 16,67% (4 dari 24 peserta didik) belum memenuhi
indikator partisipasi belajar. Perolehan nilai tertinggi 100 dan terendah
55. Hasil siklus 1I ditampilkan melalui grafik pada gambar 4.9
berikut:

Grafik Partisipasi Belajar Siklus II

12
10
8
6
4
2
0
55-62 63-70 71-78 79-86 87-94 95-102

Gambar 4.9. Grafik Partisipasi Belajar Siklus II

Data dari Tabel 4.9 dan Gambar 4.9 dibuat Tabel kategori
keterampilan partisipasi belajar yang telah dicapai peserta didik pada
siklus I1 dalam Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10. Kategori Ketuntasan Klasikal Partisipasi Belajar Siklus II

Kategori Interval Jumlah Persentase


Kurang Berpartisipasi 0-74 4 16,67%
Cukup Berpartisipasi 75-83 6 25%
Berpartisipasi 84-92 9 37,50%
Sangat Berpartisipasi 93-100 5 20,83%
Jumlah 24 100 %
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

Berdasarkan Tabel 4.10 ketuntasan klasikal hasil observasi


keterampilan partisipasi belajar siklus II dibuat persentase pada
Gambar 4.10 berikut:

Persentase Kategori Partisipasi Belajar Siklus II


16,67%
20,83%

Kurang Berpartisipasi
Cukup Berpartisipasi
Berpartisipasi
25,00% Sangat Berpartisipasi

37,50%

Gambar 4.10. Persentase Kategori Partisipasi Belajar Siklus II

Tabel 4.10 dan gambar 4.10 menunjukkan ketuntasan klasikal


partisipasi belajar siklus II sebesar 83,33% dengan rincian sebanyak 4
(16,67%) peserta didik masuk kategori kurang berpartisipasi, 6 (25%)
peserta didik termasuk cukup berpartisipasi, 9 (37,50%) peserta didik
termasuk berpartisipasi dan 5 (20,83%) peserta didik termasuk sangat
berpartisipasi. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa partisipasi
belajar peserta didik meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu
bertambah 10 peserta didik atau bertambah 41,67%.
3) Hasil Angket Keterampilan Partisipasi Belajar
Teknik lain yang digunakan untuk memperkuat penelitian
tindakan ini adalah angket. Angket dibagikan ketika satu siklus sudah
terlaksana pada akhir pertemuan kedua. Angket dibagikan untuk
mengetahui tingkat partisipasi dari sudut pandang peserta didik. Hasil
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

angket menunjukkan persentase setiap indikator siklus II (lampiran 19


halaman 143) yang ditampilkan melalui Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11. Persentase Hasil Angket Partisipasi Belajar Setiap


Indikator Siklus II

Indikator Persentase
Perhatian Peserta Didik 85,94%
Mengajukan Pertanyaan 83,33%
Menjawab Pertanyaan 84,90%
Menyelesaikan tugas/tes 89,06%
Berdiskusi 88,02%
Mencatat Penjelasan 81,25%
Menyimpulkan 78,65%
Berpendapat 78,13%
Rata-Rata 83,66% (Tinggi)

Tabel 4.11 persentase hasil angket partisipasi belajar siklus II


ditampilkan melalui grafik pada Gambar 4.11 berikut:

Hasil Angket Partisipasi Belajar Siklus II

Berpendapat
Menyimpulkan
Mencatat Penjelasan
Berdiskusi
Menyelesaikan tugas/tes
Menjawab Pertanyaan
Mengajukan Pertanyaan
Perhatian Peserta Didik
72% 74% 76% 78% 80% 82% 84% 86% 88% 90%

Gambar 4.11. Hasil Angket Partisipasi Belajar Siklus II


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

Tabel 4.11 dan Gambar 4.11 menunjukkan hasil angket


partisipasi belajar setiap indikator siklus II. Indikator perhatian peserta
didik mencapai 85,94% telah meningkat dari siklus I yang semula
79,69%, mengajukan pertanyaan meningkat menjadi 83,33% dari
siklus I yang semula 73,96%, menjawab pertanyaan meningkat
menjadi 84,90% dari kondisi siklus I yang semula 75,52%,
menyelesaikan tugas/tes meningkat menjadi 89,06% dari siklus I yang
semula 77,08%, berdiskusi meningkat menjadi 88,02% dari siklus I
yang semula 79,69%, mencatat penjelasan meningkat 81,25% dari
siklus I yang semula 70,31%, menyimpulkan meningkat menjadi
78,65% dari kondisi siklus I 62,50% dan berpendapat juga meningkat
menjadi 78,13% dari 64,58%. Rerata hasil angket partisipasi belajar
siklus II sebesar 83,66% yang artinya tingkat partisipasi belajar
peserta didik telah mencapai indikator kerja yang ditentukan yaitu
80%. Capaian indikator tertinggi pada menyelesaikan tugas/tes
(89,06%) dan indikator terendah yaitu berpendapat (78,13%).
d. Refleksi
Pelaksanaan siklus II hasil yang cukup memuaskan. Hasil tersebut
dilihat dari aspek guru maupun peserta didik yang diuraikan sebagai
berikut:
1) Guru
Hambatan maupun permasalahan dari guru pada siklus III sudah
teratasi, sehingga rata-rata kinerja guru menunjukkan poin 3 dan 4.
Dengan demikian, kinerja guru mencapai 3,56 dengan kategori sangat
baik.
2) Peserta Didik
Hasil pengamatan siklus II menyajikan ketuntasan klasikal hasil
observasi 83,33% (20 dari 24 peserta didik) dan rata-rata angket setiap
indikator sebesar 83,66%. Keduanya telah mencapai indikator kerja
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

penelitian (80%). Meskipun partisipasi belajar telah mencapai


indikator kerja penelitian, masih terdapat empat peserta didik dengan
kategori kurang berpartisipasi. Hal tersebut dikarena 3 peserta didik
pasif dan sering diam saat proses pembelajaran berlangsung. Satu
peserta didik masuk kategori kurang berpartisipasi sebab mempunyai
tingkat kognitif yang rendah. Guru sebaiknya lebih memberikan
perhatian, motivasi dorongan dan memprioritaskan kesempatan
berpartisipasi agar keempat peserta didik tersebut dapat berkontribusi
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian tindakan ini
dihentikan pada siklus II karena indikator kerja penelitian sudah
terpenuhi sebesar 83,66%.
4. Perbandingan Hasil Tindakan
Perbandingan yang dilakukan terdiri dari hasil pratindakan, siklus I,
dan siklus II. Perbandingan hasil tindakan dilaksanakan guna memperoleh
informasi adanya adanya peningkatan keterampilan partisipasi belajar
antarsiklus mulai dari kondisi rendah hingga tercapainya indikator kerja
penelitian sebesar 80%. Perbandingan peningkatan hasil tindakan tersebut
disajikan dalam beberapa aspek sebagai berikut:
a. Perbandingan Hasil Peningkatan Kinerja Guru
Hasil kinerja guru pada siklus I dan siklus II selalu terjadi
peningkatan. Peningkatan disajikan dalam perbandingan kinerja guru
antarsiklus pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12. Perbandingan Skor Rata-Rata Kinerja Guru


No Siklus Skor Kategori
1. Siklus I 2,87 Baik
2. Siklus II 3,56 Sangat Baik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

Tabel 4.12 perbandingan skor rerata kinerja guru disajikan melalui


grafik pada Gambar 4.12 berikut:

Perbandingan Kinerja Guru Antarsiklus

0
Siklus I Siklus II

Gambar 4.12. Perbandingan Kinerja Guru Antarsiklus

Tabel 4.12 dan Gambar 4.12 menyajikan peningkatan skor rata-rata


kinerja guru setiap tindakan. Skor kinerja guru pada siklus I 2,87
(kategori baik) meningkat saat siklus II menjadi 3,56 (sangat baik).
b. Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap Indikator
Perbandingan persenatse hasil observasi setiap indikator
mengalami peningkatan. Perbandingan setiap indikator disajikan dari
pratindakan, siklus I dan siklus II pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.123. Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar Setiap


Indikator

Indikator Pratindakan Siklus I Siklus II


Perhatian Peserta Didik 64,58% 76,56% 85,94%
Pengajuan Pertanyaan 49,48% 67,71% 83,85%
Menjawab Pertanyaan 49,48% 68,23% 81,77%
Menyelesaikan Tugas/Tes 65,10% 77,60% 88,02%
Berdiskusi 67,19% 73,96% 86,98%
Mencatat Penjelasan 36,46% 58,33% 86,46%
Menyimpulkan 29.69% 54,17% 79,69%
Berpendapat 50% 64,58% 79,17%
Rata-Rata 51,5% 67,64% 83,98%
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

Perbandingan hasil observasi partisipasi belajar setiap indikator


disajikan dalam grafik pada Gambar 4.13 berikut:

Perbandingan Hasil Observasi Belajar Setiap Indikator

100%
80%
Pratindakan
60%
Siklus I
40% Siklus II
20%
0%

Menyimpulkan
Peserta Didik

Menyelesaikan

Berdiskusi

Penjelasan

Berpendapat
Pertanyaan

Pertanyaan
Pengajuan

Menjawab

Mencatat
Perhatian

Tugas/Tes

Gambar 4.13. Perbandingan Hasil Observasi Setiap Indikator

Tabel 4.13 dan Gambar 4.13 menampilkan capaian dalam bentuk


persentase setiap indikator antarsiklus. Kenaikan persentase partisipasi
belajar setiap indikator dapat dilihat dari rerata persentase setiap siklus.
Rerata pratindakan capaian tiap indikator 51,5% dan menglamai
kenaikan saat siklus I menjadi 67,64%, dan naik kembali saat siklus II
menjadi 83,98%. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat
peningkatan partisipasi belajar setiap indikator sampai siklus II.
c. Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar
Hasil observasi partisipasi belajar diamati mulai dari pratindakan,
siklus I dan siklus II. Pengamatan tersebut dibandingkan guna
memperoleh data peningkatan antarsiklusnya pada Tabel 4.14 berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

Tabel 4.13. Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Belajar


Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 19 34 55
Nilai Tertinggi 84 94 100
Nilai Rata-Rata Klasikal 51,50 67,67 84,03
Persentase Ketuntasan Klasiklal 20,83% 41,67% 83,33%
KKM 80% peserta didik mencapai KKM (≥75)

Perbandingan hasil observasi yang disajikan dalam Tabel 4.14


memaparkan kenaikan keterampilan partisipasi belajar dari pratindakan
sampai siklus I dan siklus II. Nilai terendah pratindakan 19 naik pada
siklus I menjadi 34 dan mengalami kenaikan saat siklus II sebesar 55.
Peningkatan juga terdapat pada nilai tertinggi dari pratindakan, yaitu 84
meningkat menjadi 94 saat siklus I dan meningkat lagi saat siklus II yaitu
100. Nilai rata-rata klasikal juga mengalami peningkatan mulai dari
pratindakan sebesar 51,50 menjadi 67,67 saat siklus I dan mengalami
kenaikan saat siklus II menjadi 84,03. Peningkatan yang terdapat pada
uraian diatas berpengaruh pada ketuntasan klasikal setiap siklusnya.
Peningkatan ketuntasan klasikal disajikan dalam persentase pada
pratindakan sebesar 20,83% (5 dari 24 peserta didik tuntas) meningkat di
siklus I menjadi 41,67% (10 dari 24 peserta didik tuntas) dan meningkat
lagi saat siklus II menjadi 83,33% (20 dari 24 peserta didik tuntas).
d. Perbandingan Hasil Angket Partisipasi Belajar
Angket yang digunakan sebagai data untuk memperkuat bahwa
memang terdapat peningkatan partisipasi belajar antar siklus.
Peningkatan tersebut disajikan setiap indikator pada Tabel 4.15 berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

Tabel 4.15. Perbandingan Hasil Angket Partisipasi Belajar


Indikator Pratindakan Siklus I Siklus II
Perhatian Peserta Didik 70,31% 79,69% 85,94%
Pengajuan Pertanyaan 61,46% 73,96% 83,33%
Menjawab Pertanyaan 62,50% 75,52% 84,90%
Menyelesaikan Tugas/Tes 67,71% 77,08% 89,06%
Berdiskusi 64,58% 79,69% 88,02%
Mencatat Penjelasan 53,13% 70,31% 81,25%
Menyimpulkan 50,00% 62,50% 78,65%
Berpendapat 56,25% 64,58% 78,13%
Rata-Rata 60,74% 72,91% 83,66%

Perbandingan hasil angket partisipasi belajar setiap indikator


disajikan dalam grafik pada Gambar 4.14 berikut:

Perbandingan Hasil Angket Partisipasi Belajar

100%
80%
Pratindakan
60%
Siklus I
40% Siklus II
20%
0%
Menyimpulkan
Peserta Didik

Menyelesaikan

Berdiskusi

Penjelasan

Berpendapat
Pertanyaan

Pertanyaan
Pengajuan

Menjawab

Mencatat
Perhatian

Tugas/Tes

Gambar. 4.14 Perbandingan Hasil Angket Partisipasi Belajar

Tabel 4.15 dan Gambar 4.14 menampilkan capaian dalam bentuk


persentase setiap indikator antarsiklus. Kenaikan persentase partisipasi
belajar setiap indikator dapat dilihat dari rerata persentase setiap siklus.
Pratindakan menunjukkan rata-rata capaian setiap indikator 60,74% dan
meningkat di pada siklus I yaitu 72,91%, dan naik lagi saat siklus II
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

menjadi 83,66%. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat


peningkatan partisipasi belajar setiap indikator sampai siklus II.
Hasil keterampilan partisipasi belajar pada siklus II mengenai
materi Kerajaan Hindu Budha pada peserta didik kelas IV SD Negeri
Tegalsari No.60 telah mencapai indikator kinerja penelitian. Capaian
tersebut dapat dilihat dari ketuntasan klasikal hasil observasi sebesar
83,33% (20 dari 24 peserta didik mencapai KKM ≥75). Hasil tersebut
juga diperkuat dengan angket yang menunjukkan ketercapaian setiap
indikator partisipasi belajar pada siklus II 83,66%. Meskipun Hasil
penelitian tindakan dari angket dan observasi berbeda, namun keduanya
selalu menunjukkan peningkatan setiap siklusnya. Oleh Karena itu,
implementasi model Quick on the Draw untuk meningkatkan partisipasi
belajar IPS Materi Kerajaan Hindu Budha pada kelas IV SD Negeri
Tegalsari No.60 dinyatakan berhasil dan tindakan dihentikan di siklus II
.
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas di kelas IV SD Negeri Tegalsari Tahun Ajaran
2019/2020 diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan angket menunjukkan
keterampilan partisipasi belajar peserta didik rendah. Peneliti melakukan
perbaikan dengan mengimplementasikan langkah-langkah model pembelajaran
Quick on the Draw. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan
partisipasi belajar peserta didik sesuai dengan intikator yang peneliti tentukan.
Hasil temuan yang diperoleh pada peserta didik kelas IV SD Negeri
Tegalsari No.60 ditemukan bahwa model Quick on the Draw belum pernah
diterapkan di kelas IV. Hasil temuan tersebut diantaranya rasa senang dan
hilangnya kebosanan peserta didik selama proses pembelajaran. Peserta didik
juga mengakui bahwa mereka lebih antusias dan termotivasi untuk berpartisipasi
agar kelompoknya agar berhasil menyelesaikan soal paling cepat. Temuan ini
sesuai dengan harapan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses bahwa kegiatan


pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Aktivitas belajar peserta didik menunjukkan perhatian dan kesadaran
menulis penjelasan meningkat karena tanpa perhatian dan catatan, kartu soal
tidak terselesaikan. Peserta didik juga semakin terbiasa bertanya, menjawab, dan
berpendapat secara perseorangan atau bergantian. Diskusi yang sebelumnya
diselesaikan peserta didik tertentu telah meningkat dan pilih-memilih kelompok
tidak tampak lagi, Pengerjaan tes dengan batas waktu juga menjadikan peserta
didik terlatih berpikir cepat sehingga kegiatan diskusi berjalan sesuai teknis
bergantian setiap anggota. Dengan demikian, temuan yang menyebutkan adanya
peluang yang sama untuk berbicara mampu meningkatkan kelancaran berfikir
dapat dibuktikan (Masikem et al., 2016:34). Indikator menyimpulkan meningkat
yang ditandai dengan berebutnya peserta didik membuat kesimpulan.
Kesimpulan yang didapat dari uraian di atas bahwa terdapat peningkatan
berfikir, kerjasama, mengkomuikasikan jawaban, gagasan, dan pendapat yang
sesuai dengan teori bahwa model ini mengutamakan aktivitas kerja tim, berpikir,
mengkomunikasikan dan menemukan jawaban (Ginnis, 2016:163).
Keterampilan yang dilatih dari model tersebut perlu diterapkan sejak
sekolah dasar. Sejalan dengan pendapat Greenstain, 2012 abad 21 perlu
penguasaan keilmuan, metakognitif, berpikir kritis dan kreatif, berkomunikasi
dan berkolaborasi (Sugiyarti, Arif, & Mursalin, 2018) dengan tujuannya agar
peserta didik siap menghadapi kecakapan hidup abad 21 yang dituntut berbasis
teknologi dalam mengikuti era milenial. Untuk melatih keterampilan tersebut
maka peserta didik perlu memiliki porsi yang lebih dalam pembelajaran dengan
menerapakn Student Centred Learning pada kurikulum 2013.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

Keterampilan yang wajib dikuasi peserta didik untuk menghadapi abad


21 dikenal dengan 4C. Menurut Anies Baswedan keterampilan 4C terdiri dari
Critical Thinking, Communication, Collaboration, dan Creativity (Sugiyarti et
al., 2018:440). Critical Thinking (berpikir kreatif) berkaitan dengan bernalar,
mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah perlu dikuasai
peserta didik di abad 21. Tujuannya untuk memfilter paham radikal yang tidak
sesuai dari arus globalisasi. Communication (komunikasi) sebagai bentuk output
dari hasil berpikir sebagai bentuk nyata keberhasilan suatu pendidikan.
Collaboration (kerjasama) yang dilakuakan bersama orang lain akan melatih diri
untuk bertanggungjawab, menghargai orang lain dan berguna bagi
lingkungannya. Terakhir yaitu Creativity (kreatifitas) yang perlu dilatih setiap
hari yang bisa dikembangkan dengan melatih berfikir kreatif peserta didik untuk
menghasilkan sesuatu yang baru baik gagasan maupun sebuah produk.
Selain melatih keterampilan. model Quick on the Draw juga
mendukung gerakan literasi dari Kemendikbud. Pemberian bahan ajar tambahan
saat kerja kelompok melatih peserta didik untuk tidak malas membaca. Selain itu
gerakan literasi dengan menggunakan bahan ajar tambahan membuat peserta
didik semakin mandiri dan terbiasa belajar dari bermacam-macam sumber dan
kemampuan berpikir lebih baik (Ginnis, 2016:165 & Riyadi et al., 2016).
Penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan
Malik, H (2017) dengan menggunakan metode tutor sebaya terbukti mampu
menaikkan partisipasi belajar dari 48,96% menjadi 84, 26%. Selain itu penelitian
yang telah dilakukan Indriyani, S (2019) dengan Quick on the Draw mampu
membantu meningkatkan keterampilan berpikir fluency dari pratindakan 39%
naik ke 86%.
Menurut data penelitian yang ditemukan dalam penelitian tindakan ini
dapat membantu peningkatan keterampilan partisipasi belajar peserta didik.
Dengan ini, model Quick on the Draw bisa digunakan untuk solusi alternatif
rendahnya keterampilan partisipasi belajar peserta didik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Anda mungkin juga menyukai