OLEH:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang puji
Tuhan tepat pada waktunya yang berjudul “SINDROM KORONER AKUT”.
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Sindrom Koroner akut, .Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah
ini.
Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan memberikan
berkat segala usaha kita. Amin.
Penulis
KATA PENGANTAR………………………………………………………………… xi
PEMBAHASAN………………………………………………………………………. xiii
C. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 6
A. PATOFLOW DIAGRAMSINDROM KORONER AKUT
Kurangnya aktvitas
fisik
timbunan
lemak(ateroskle
rosis)
SINDROM KORONER
AKUT
Menutupi plak
Trombus kaya
Menyebabkan Terjadi pelepasan
zat vasoaktif
trombosit
vasokonstriksi
(White thrombust)
Miokrdium
Oksigen kurang 20 mengalami
menit nekrosis
Penyempitan arteri
Akibat oleh
Spasme lokal arteri koronaria epikardial koronaria, tanpa
progresi
spasme/trombus
plak/restenosis
Demam, Anemia,
Tirotosikosis, Hipotensi
Takikardia
Perubahan
EKG,STEMI/NSTEMI
tanpa gelombang Q
patologik
C. Kasus:
Seorang laki-laki berinisial Ny.R usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri dada. Nyeri
dada dirasakan seperti tertimpa beban berat menjalar sampai ke punggung sejak 10
jam sebelum masuk RS, Keluhan makin memberat pada 4 jam terakhir, pasien juga
mengeluhkan dada terasa sesak, nyeri pada ulu hati, dan disertai keringat dingin. Riwayat
penyakit dahulu untuk keluhan serupa penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, penyakit
diabetes melitus, alergi, dan trauma disangkal. Riwayat penyakit keluarga ayah memiliki
riwayat penyakit jantung dan hipertensi. Untuk kebiasaan sehari-hari pasien tidak meminum
alcohol, obat-obatan, namun sering mengkonsumsi makanan berlemak dan merokok.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, kompos mentis, tekanan darah
150/90 mmHg, nadi 60x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36,8ᵒC. Status generalis,
pemeriksaan fisik jantung, Pemeriksaan abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan penunjang laboratorium darah rutin, kimia klinik, EKG, didapatkan hasil
eritrosit 3.99 juta/L, neutrophil 71.8, limfosit 23.0, MCV 101.6, MPV 8,7, HS troponin 236,
7,SGOT 48.
a. Asuhan Keperawatan
a. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama :Ny.R
b. Jenis kelamin :Laki-laki
c. Usia :65 tahun
2. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang : dengan keluhan nyeri
dada. Nyeri dada dirasakan seperti tertimpa beban berat
menjalar sampai ke punggung sejak 10 jam sebelum masuk
RS, Keluhan makin memberat pada 4 jam terakhir.
3. Pengkajian Fisik
- Pemeriksaan fisik secara umum:
Tekanan darah :150/90 mmHg
Nadi :60x/menit
Frekuensi napas :18x/menit
Suhu tubuh :36.8ᵒC.
Kesadaran : eritrosit, 3.99 juta/L,
neutrophil 71.8 limfosit 23.0, MCV 101.6, MPV
8.7, HS troponin 236.7, SGOT 48.
4. Analisa data
No. Data Faktor risiko Masalah
1. DS: Agen pencedera fisik Nyeri akut
-Pasien datang dengan keluhan nyeri
dada
DO:
-Tekanan darah 150/90 mmHg
-Nadi 60x/menit
-Status generalis
- pemeriksaan fisik jantung
DO :
- Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak lemas, kompos
mentis
-Pernafasan :18x /menit
-Suhu tubuh: 36.8ᵒC.
-Pemeriksaan abdomen dan
ekstremitas dalam normal.
Pemeriksaan penunjang laboratorium
darah rutin, kimia klinik, EKG,
didapatkan hasil eritrosit, 3.99 juta/L,
neutrophil 71.8 limfosit 23.0, MCV
101.6, MPV 8.7, HS troponin 236.7,
SGOT 48.
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Terapeutik:
1.Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Gangguan ventilasi spontan Luaran Utama: Interveni utama:
1. Dispnea menurun Dukungan ventilasi
Observasi
1. Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu napas
2. Monitor status respirasi
dan oksigenasi (Mis.
Frekuensi dan kedalaman
napas, penggunaan otot bantu
napas,bunyi napas akut
Terapeutik
1. Berikan posisi semi fowler
2. Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan (MIS. Nasal
kanul, masker wajah)
Edukasi
1. Ajarkan melakukan teknik
relaksasi napas dalam
DAFTAR PUSTAKA