Anda di halaman 1dari 11

SINDROM KORONER AKUT

OLEH:

Nama : - Neti Oktafelani (1933006)


- Enjelia Ayu Margaretta (1933023)

Prodi : S1 Ilmu Keperawatan

Mata Kuliah : Keperawatan gawat darurat

Dosen Pengampu : Ns. Dheni Koerniawan M.Kep

UNIVERSITAS KHATOLIK MUSI CHARITAS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang puji
Tuhan tepat pada waktunya yang berjudul “SINDROM KORONER AKUT”.

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Sindrom Koroner akut, .Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah
ini.

Akhir kata, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan memberikan
berkat segala usaha kita. Amin.

Penulis

Palembang, 14 september 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………… xi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………... xii

PEMBAHASAN………………………………………………………………………. xiii

A. PATOFLO DIAGRAM ……………………………………………………… 1

1. Faktor resiko dan etiologi………………………………………….. 1


2. Patofisiologi ………………………………………………………... 1
3. Pemeriksaan diaknostik……………………………………………. 1
4. Manifestasi klinis/ tanda gejala…………………………………… 2
5. Komplikasi…………………………………………………………..2
6. Penatalaksanaan…………………………………………………….2
7. Masalah ……………………………………………………………..3

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORI DAN KASUS …………………. 4


1. Diaknostik ………………………………………………………... 5
2. Tujuan ……………………………………………………………. 5
3. Intervensii ………………………………………………………… 5
4. Rasional……………………………………………………………. 5

C. DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 6
A. PATOFLOW DIAGRAMSINDROM KORONER AKUT

(Kegawatan pada pembuluh darah koroner)

Kurangnya aktvitas
fisik

timbunan
lemak(ateroskle
rosis)

SINDROM KORONER
AKUT

Plak ateroma pembuluh


Manifestasi akut
darah koroner koyak

Menutupi plak

Proses agresi Aktivasi jalur


trombosit Koagulasi
Perubahan komposisi plak Penipisan tudung fibrus

Trombus kaya trombosit Menyumbat liang pembuluh Total/parsial


darah korner
(White thrombust)
Atau mikroemboli

Trombus kaya
Menyebabkan Terjadi pelepasan
zat vasoaktif
trombosit
vasokonstriksi
(White thrombust)

Memperberat gangguan menyebabkan


Berkurangnya aliran
Iskemia
Aliran darah koroner darah koroner
miokardium

Miokrdium
Oksigen kurang 20 mengalami
menit nekrosis

Iskemia Menyebabkan terjadi


Gangguan kontraklitas iskemia &nekrosis Obstruksi subtotal
miokardium jaringan otot jantung Disertai
(miokard) Vasokonstriksi

Proses hibernating/stunning, distrimia/remodelling ventrikel Obstruksi dinamis

Penyempitan arteri
Akibat oleh
Spasme lokal arteri koronaria epikardial koronaria, tanpa
progresi
spasme/trombus
plak/restenosis
Demam, Anemia,
Tirotosikosis, Hipotensi
Takikardia

Perubahan
EKG,STEMI/NSTEMI
tanpa gelombang Q
patologik

TD: Nyeri di tengah


dada, seperti rasa
ditekan, rasa Pemasangan oksigen
diremas-remas,
menjalar ke leher

KOMPLIKASI MK: NYERI


AKUT
B. Asuhan Keperawatan

No. Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional


1. Nyeri Pengalaman sensorik atau 1. Mengidentifikasi Memberikan
akut emosional yang berkaitan lokasi, karakteristik, teknik non
dengan kerusakan jaringan durasi, frekuensi, farmakologis
aktual/fungsional kualitas, intensitas untuk
nyeri, mengurangi rasa
2. Mengidentifikasi nyeri seperti
respon non verbal, lalu pijat terapi
Identifikasi pengaruh kompres air
budaya terhadap hangat/dingin,
respon nyeri Lalu Fasilitasi
3. Memberikan teknik istirahat dan
non farmakologis tidur serta
untuk mengurangi rasa Menjelaskan
nyeri seperti pijat penyebab,
terapi kompres air periode, dan
hangat/dingin, pemicu nyeri,
4. Fasilitasi istirahat lalu
dan tidur mengajarkan
5. Menjelaskan teknik
penyebab, periode, dan nonfarmakologis
pemicu nyeri, lalu untuk
mengajarkan teknik mengurangi rasa
nonfarmakologis untuk nyeri
mengurangi rasa nyeri

C. Kasus:

Seorang laki-laki berinisial Ny.R usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri dada. Nyeri
dada dirasakan seperti tertimpa beban berat menjalar sampai ke punggung sejak 10
jam sebelum masuk RS, Keluhan makin memberat pada 4 jam terakhir, pasien juga
mengeluhkan dada terasa sesak, nyeri pada ulu hati, dan disertai keringat dingin. Riwayat
penyakit dahulu untuk keluhan serupa penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, penyakit
diabetes melitus, alergi, dan trauma disangkal. Riwayat penyakit keluarga ayah memiliki
riwayat penyakit jantung dan hipertensi. Untuk kebiasaan sehari-hari pasien tidak meminum
alcohol, obat-obatan, namun sering mengkonsumsi makanan berlemak dan merokok.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, kompos mentis, tekanan darah
150/90 mmHg, nadi 60x/menit, pernafasan 18x/menit, suhu 36,8ᵒC. Status generalis,
pemeriksaan fisik jantung, Pemeriksaan abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan penunjang laboratorium darah rutin, kimia klinik, EKG, didapatkan hasil
eritrosit 3.99 juta/L, neutrophil 71.8, limfosit 23.0, MCV 101.6, MPV 8,7, HS troponin 236,
7,SGOT 48.
a. Asuhan Keperawatan
a. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama :Ny.R
b. Jenis kelamin :Laki-laki
c. Usia :65 tahun
2. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang : dengan keluhan nyeri
dada. Nyeri dada dirasakan seperti tertimpa beban berat
menjalar sampai ke punggung sejak 10 jam sebelum masuk
RS, Keluhan makin memberat pada 4 jam terakhir.

- Data subjektif : keluhan nyeri dada. Nyeri dada


dirasakan seperti tertimpa beban berat menjalar sampai ke
punggung sejak 10 jam sebelum masuk RS, Keluhan makin
memberat pada 4 jam terakhir, merasakan dada terasa
sesak, nyeri pada ulu hati, disertai keringat dingin

- Data Objektif : Keadaan umum tampak lemas, kompos


mentis, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 60x/menit,
pernafasan 18x/menit, suhu 36.8ᵒC. Status generalis,
pemeriksaan fisik jantung. Pemeriksaan abdomen dan
ekstremitas dalam normal. Pemeriksaan penunjang
laboratorium darah rutin, kimia klinik, EKG, didapatkan
hasil eritrosit, 3.99 juta/L, neutrophil 71.8 limfosit 23.0,
MCV 101.6, MPV 8.7, HS troponin 236.7, SGOT 48.

3. Pengkajian Fisik
- Pemeriksaan fisik secara umum:
 Tekanan darah :150/90 mmHg
 Nadi :60x/menit
 Frekuensi napas :18x/menit
 Suhu tubuh :36.8ᵒC.
 Kesadaran : eritrosit, 3.99 juta/L,
neutrophil 71.8 limfosit 23.0, MCV 101.6, MPV
8.7, HS troponin 236.7, SGOT 48.

4. Analisa data
No. Data Faktor risiko Masalah
1. DS: Agen pencedera fisik Nyeri akut
-Pasien datang dengan keluhan nyeri
dada

DO:
-Tekanan darah 150/90 mmHg
-Nadi 60x/menit
-Status generalis
- pemeriksaan fisik jantung

2. DS: Kelelahan otot Gangguan ventilasi


- Pasien merasakan dada terasa sesak pernapasan spontan

DO :
- Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak lemas, kompos
mentis
-Pernafasan :18x /menit
-Suhu tubuh: 36.8ᵒC.
-Pemeriksaan abdomen dan
ekstremitas dalam normal.
Pemeriksaan penunjang laboratorium
darah rutin, kimia klinik, EKG,
didapatkan hasil eritrosit, 3.99 juta/L,
neutrophil 71.8 limfosit 23.0, MCV
101.6, MPV 8.7, HS troponin 236.7,
SGOT 48.

b. DIAGNOSA KEPERAWATAN

- Nyeri akut b.d agen pencedera fisik ditandai dengan pasien


mengeluh nyeri dan tampak meringis.

- Gangguan ventilasi spontan b.d kelelahan otot pernapasan


ditandai dengan adanya dispnea atau yang disebut dengan
sesak nafas.

DIAGNOSIS LUARAN INTERVENSI


Nyeri akut Luaran utama: Tingkat Intervensi utama:
nyeri Manajemen nyeri
Observasi:
1. Keluhan nyeri meningkat 1. Identifikasi lokasi,
2. Meringis meningkat frekuensi, kualitas, intensitas
3. Gelisah meningkat nyeri
4. Frekuensi nadi membaik 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi nyeri pada
kualitas hidup
4. Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik:
1.Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Fasilitasi istirahat dan
tidur.

Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Gangguan ventilasi spontan Luaran Utama: Interveni utama:
1. Dispnea menurun Dukungan ventilasi

Observasi
1. Identifikasi adanya
kelelahan otot bantu napas
2. Monitor status respirasi
dan oksigenasi (Mis.
Frekuensi dan kedalaman
napas, penggunaan otot bantu
napas,bunyi napas akut

Terapeutik
1. Berikan posisi semi fowler
2. Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan (MIS. Nasal
kanul, masker wajah)
Edukasi
1. Ajarkan melakukan teknik
relaksasi napas dalam
DAFTAR PUSTAKA

Sanjani Dwi Rizal. 2018. Sindrom coroner akut.

Aspiani yuli reny S.KEP.2010.asuhan keperawatan klien dengan gangguan


kardiovaskular aplikasi NIC & NOC. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai