Anda di halaman 1dari 53

SINDROMA KORONER AKUT

Dasep Ulfi Firmansyah


Pengertian
• Acute Coronary Syndrome Adalah Suatu keadaan gawat
darurat jantung dengan manifestasi klinis berupa tidak
enak di dada atau gejala – gejala lain sehingga
menyebabkan ischemic myiocard (Woords. Susan L, 2005.
Cardiac Nursing)
• Terjadinya ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen miokard
• Penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh darah
koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh yang
diikuti oleh penebalan dan kekakuan pembuluh tersebut
(aterosklerosis)
Hamm Lancet 358:1533,2001

Presentation Ischemic Discomfort


Working Dx Acute Coronary Syndrome

Davies MJ
Heart 83:361, 2000

ECG
No ST Elevation ST Elevation
NSTEMI

Biochem.
Marker
Myocardial Infarction
Final Dx Unstable Angina NQMI Qw MI
ACS KLINIS EKG LABORATORIU
M
UAP > Nyeri dada kurang dari 20 Bisa ditemukan: Enzim Jantung
menit dan ada peningkatan ST depresi < 0.5 mm (BIOMARKER)
frekuensi sakit atau jika ada (0.05 mV) Normal
gejala perburukan  T Inversi < 2mm
> Biasanya nyeri dada dapat (0.2 mV)
hilang dengan obat-obatan

NSTEMI  Nyeri dada > 20 menit Ditemukan dengan BIOMARKER


 Lokasi sampai subternal, deviasi segmen CKMB >25 µ/l
kadang sampai ST depresi > 0.5 mm Troponin T
epigastrium dengan ciri (0.05 mV) (+) >0.03
seperti diperas, diikat Dapat di sertai meningkat
atau terasa terbakar dengan gelombang T
Inversi
ELEKTROKARDIOGRAFI
• Depresi segmen ST > 0.05 mV
ELEKTROKARDIOGRAFI
• Inversi gelombang T, > 0.2 mV
STEMI
Kerusakan otot jantung (miokard) yang di sebabkan oleh tidak
adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan arteri koroner

KLINIS EKG LABORATORIUM


Nyeri dada typikal ST segmen elevasi > 1mm BIOMARKER
angina > 20 menit, bisa di lead ekstremitas dan > CKMB >25 µ/l
hilang / tidak hilang 2mm di lead prekordial Troponin T (+) >0.03
dengan obat-obatan yang bersebelahan meningkat
Lokasi subternal,
retrostenal, prekordial
Sifatnya rasa sakit
seperti di tekan dan
terbakar
APAKAH GEJALA SEORANG MENDERITA PENYAKIT
JANTUNG KORONER

• Tidak ada gejala


• Sakit dada sebelah kiri
(kdg menjalar keleher dan
lengan kiri)
• Sesak Napas/Payah
Jantung
• Perasaan denyut jantung
tidak teratur
• Mati Mendadak
Gejala Serangan Jantung
 Nyeri dada khas
Lokasi :
Dibelakang tulang dada, Dada sebelah kiri
Kualitas:
seperti ditekan/ditindih benda berat,
dibakar, diremas, ditusuk, diiris, tercekik
Penjalaran:
Leher, Rahang bawah, Bahu,Punggung,
pergelangan s/d jari-jari, Ulu hati.
Gejala penyerta:
Rasa sukar hirup/ sesak napas
Keringat dingin, Pucat
Dibelakang Dibelakang tulang Dari dada menjalar
dada menjalar ke ke bahu dan lengan
tulang dada leher

Dari dada menjalar Didada bawah di ulu hati Didareah punnggung


ke rahang (sering ditafsirkan di antara kedua belikat
sebagai penyakit maag)
Diagnosis ditegakkan, bila:
( 2 dari 3 indikator )
kriteria WHO terpenuhi, yaitu

• Keluhan klinis
• Gambaran khas elektrokardiografi (EKG)
• Peningkatan kadar enzim jantung :
(CK, CKMB dan troponin)

Apa Yang Harus Dilakukan sebelum ke Dokter ?


Terpenting : Periksa Kesadaran Penderita !!!
ETIOLOGI
Adanya aterosklerosis koroner dimana terjadi
kelainan pada intima bermula berupa bercak fibrosa
(fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi,
pendarahan, kalsifikasi dan trombosis. Perjalanan
dalam kejadian aterosklerosis tidak hanya
disebabkan oleh faktor tunggal, akan tetapi diberati
juga banyak faktor lain seperti : hipertensi, kadar
lipid, rokok, kadar gula darah yang abnormal.
Proses Aterosklerosis yang
Progresif
Angina Tak
Plaque
Stabil

Normal
Fatty
streak
Fibrous
plaque
Athero-
sclerotic
plaque
rupture/
fissure &
thrombosis MI
}ACS
Ischemic
stroke/TIA

Critical leg
ischemia
Keluhan klinis (-)
Angina Stabil Kematian
Intermittent claudication Akibat Kardiovaskular

Bertambahnya Umur
ACS, acute coronary syndrome; TIA, transient ischemic attack
1. Penyempitan Arteri Koroner
2. Penurunan Aliran Darah / CO, Decreased oxygen
delivery (e.g. anemia,hypotension)
3. Peningkatan Kebutuhan Oksigen di Miokard (e.g.
sepsis, thyrotoxicosis)
4. Spasme Arteri Koroner
5. Atherosclerotic plaque rupture *
inflammation
thrombosis
Dissection
FAKTOR RESIKO
Faktor Predisposisi
Faktor resiko yang tidak dapat dirubah
• Usia > 40 tahun
• Jenis Kelamin : insiden pada pria,
sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopouse
• Herediter
• Ras : Lebih tinggi insiden pada kulit hitam
Faktor resiko yang dapat dirubah
Mayor
> Hiperlipidemia
> Diet yang tinggi lemak jenuh
> Hipertensi
> Merokok
> Diabetes
> Obesitas
Minor
> Inaktifitas fisik
> Stres
> Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif)
SIAPA SAJA BERESIKO TERKENA PJK ?
Serangan Jantung
( Infark Myokard )

kematian sebagian otot jantung disebabkan


oleh terhentinya pasokan darah akibat
tersumbatnya satu / lebih pembuluh koroner
oleh gumpalan darah (trombus).

KENALI GEJALA / TANDA SERANGAN JANTUNG


> 90% penderita serangan jantung, sumbatan
akibat jendalan darah
karena adanya plak aterosklerosis yang pecah.

 menghambat / memblokir aliran darah yg


memperdarahi otot jantung dibagian distal
setelah sumbatan  sel-sel akan mati

Infark Miokard
Apa yang terjadi saat serangan jantung
Tergantung ringan beratnya serangan jantung
Arteri koroner mana & berapa arteri koroner
yang tersumbat
banyak pasien meninggal mendadak
dalam 1 jam setelah gejala timbul
Fibrilasi Ventrikel : jantung bergetar
berdenyut tidak efisien

penelitian terbaru terbukti jendalan :


trombosis koroner
Bila Terjadi Serangan Jantung?
• Pastikan keluhan  khas serangan jantung
• Merasa yakin  baringkan penderita
• Panggil dokter / langsung di bawa ke RS
• Aspirin dapat diberikan untuk dikunyah

penderita tidak sadarkan diri , segera


lakukan resusitasi jantung paru dg
melakukan bantuan hidup dasar

Kematian tertinggi  jam-jam pertama


Options for Transport of Patients With STEMI and
Initial Reperfusion Treatment
Hospital fibrinolysis:
Door-to-Needle
within 30 min.
Not PCI
capable

Onset of 9-1-1 EMS on-scene EMS Inter-


symptoms of EMS • Encourage 12-lead ECGs. Triage Hospital
STEMI Dispatch • Consider prehospital fibrinolytic if Plan Transfer
capable and EMS-to-needle within 30
min.
PCI
capable
GOALS
5 8
min. EMS Transport
min.
Patient EMS Prehospital fibrinolysis EMS transport
EMS-to-needle EMS-to-balloon within 90 min.
within 30 min. Patient self-transport
Dispatch Hospital door-to-balloon
1 min. within 90 min.

Golden Hour = first 60 min. Total ischemic time: within 120 min.
Otot Jantung mengalami Kerusakan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 EKG
 Enzim jantung, (CKMB, Troponim T)
 LDH, Kolesterol atau trigleserida serum
 Elektrolit
 Sel darah putih
 PT, APTT
 AGD
 Rontgen dada
 Ekokardiogram
 Pemeriksaan Pencitraan Nuklir
 Talium
 Technetium
 Pencitraan darah jantung (MUGA)
 Angiografi koroner, jantung Angioplasty atau emergensi
 Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
 Tes stress olah raga
PENTALAKSANAAN
Monitor, Support ABCs, Berikan Aspirin
Pasien dianjurkan istirahat total
Oksigen 2-4 liter/menit, Obs Sat O2
Pasien puasa 4-6 jam, setelah pasien tidak ada keluhan nyeri dada dapat diit cair
Pasang iv line dan infuse untuk pemberian obat-obatan intra vena
Menghilangkan keluhan nyeri dada dengan :
Morfin 2,5-5 mg iv atau petinidin 25-50 mg, Lain-lain : Nitrat, Calsium Antagonis, dan Beta bloker
Stabilisasi tekanan darah
Mengurangi perluasan kematian otot jantung
Pembukaan sumbatan bekuan darah pd pembuluh koroner (reperfusi) :
• Obat-obatan Trombolitik (pada pasien dengan Acute STEMI < 3 jam)
• Angioplasti koroner dgn balon (PTCA) / Primary PCI
• Bila keduanya tidak mungkin  bedah pintas koroner (CABG)
PTCA
CABG
CABG
CABG
Tindakan reperfusi yang cepat
 meminimalkan kerusakan otot jantung
 memelihara fungsi pompa jantung

Jumlah sisa otot jantung yg masih sehat


- penentu utama kualitas hidup
- memperpanjang harapan hidup pasca serangan

Reperfusi optimal: dilakukan dlm 4 – 6 jam


dari serangan jantung.

waktu sangat bermanfaat keselamatan otot jantung


Modifikasi Gaya Hidup
Menurunkan resiko PJK

• Atasi Stres dengan relaksasi


• Stop merokok
• Stop minuman beralkohol
• Makanan yang sehat dan seimbang
• Pertahankan kebugaran dgn olahraga teratur
Komplikasi Serangan Jantung

 Gangguan Irama Jantung/Aritmia


 Gagal Jantung Kongestif
 Cardiac Shock
 Aneurisma Jantung
Kematian Mendadak
Emboli jantung
Ruptur Septum Ventrikuler
Ruptur Septum Papilaris
 
Are
Are you
you hungry
hungry
or
or
sleepy
sleepy ????
????
Sciences
Sciences
HINDARKANLAH DIRI ANDA DARI SERANGAN
JANTUNG/OTAK YANG FATAL !!!
DGN MENGURANGI FAKTOR-FAKTOR RISIKO :

 Tidak merokok
 Managemen BB ( Lingkar pinggang <35 inci (P) dan < 40 inci (L)
 Makanan yang tidak berlebihan
 Olah raga teratur dan rutin
 Istirahat yang cukup
 Managemen Lipid (LDL <100 mg/dl, Trigliserida <150 mg/dl,
HDL > 40 mg/dl)
 Kontrol tekanan darah < 140/90 mmHg dan gula darah
 Sering melakukan kontrol kesehatan bila mempunyai faktor
risiko
PENGKAJIAN
 Anamnesa
 Keluhan sakit dada
 Riwayat penyakit atau pengobatan
sebelumnya
 Faktor resiko PJK
Pemeriksaan Fisik
 Tanda-tanda vital
 Perfusi perifer
 Bunyi jantung
 Bunyi paru
Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles
Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun
• Pola Aktifitas (Kelemahan atau Kelelahan)
• Pola Eliminasi
• Pola Neurosensori (Pusing, Nyeri,lemas)
• Pernafasan:
Gejala :
• Dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
• Dispnea nokturnal
• Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
• Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
• Peningkatan frekuensi pernafasan
• Nafas sesak / kuat
• Pucat, sianosis
• Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputumSistem
Gastrointestinal : Mual, Nyeri lambung dan muntah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan demand O2
Tujuan :
• Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
• Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
• Ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
• Tidak gelisah
• Nadi 60-100 x / menit,
• TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
• Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada
• Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
• Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam, perilaku
distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
• Pertahankan oksigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
• Monitor tanda-tanda vital ( nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
• Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.
• Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik,
penurunan Miokard
Tujuan :
• Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
Kriteria Hasil :
• Tidak ada edema
• Tidak ada disritmia
• Haluaran urin normal
• TTV dalam batas normal
Intervensi :
• Pertahankan tirah baring selama fase akut
• Kaji dan laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP, TD
• Monitor haluaran urin
• Kaji dan pantau TTV tiap jam
• Kaji tingkat kesadaran
• Kaji dan pantau EKG tiap hari
• Berikan oksigen sesuai kebutuhan
• Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
• Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
• Berikan makanan sesuai diitnya
• Hindari valsava manuver, mengejan ( gunakan laxan )
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
Tujuan :
• Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan
perawatan di RS.
Kriteria Hasil:
• Daerah perifer hangat
• Tidak sianosis
• Gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
• RR 16-24 x/ menit
• Tidak terdapat clubbing finger
• Kapiler refill 3-5 detik
• Nadi 60-100x / menit
• TD 120/80 mmHg
Intervensi :
• Monitor Frekuensi dan irama jantung
• Observasi perubahan status mental
• Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa
• Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
• Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasi
• Pantau pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium misal EKG, elektrolit , GDA (Pa O2,
Pa CO2 dan saturasi O2 ). Dan pemberian oksigen
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran
darah ke alveoli atau yang utama paru, perubahan membran
alveolar-kapiler (Atelektasis, kolaps jalan nafas/alveolar edema
paru/efusi sekresi berlebihan/ perdarahan aktif)
Kriteria hasil :
• Tidak sesak nafas
• Tidak gelisah
• GDA dalam batas Normal
• Intervensi :
• Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu
pernafasan
• Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi
nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll.
• Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas
misalnya , batuk, penghisapan lendir dll.
• Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
• Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama
kerja atau tanda vital berubah.
• Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan/informasi tentang kondisi penyakitnya
Tujuan : Cemas Berkurang atau Hilang
Intervensi :

 Kaji tingkat cemas (Ringan, sedang, berat)


 Beri kenyamanan dan ketenangan hati
 Beri motivasi pasien dan keluarga untuk bertanya dan
mengekpresikan perasaan, pikiran dan pandangan
dirinya
 Jelaskan prosedur/tindakan, perkembangan penyakitnya
 Orentasikan lingkungan
 Beri terafi sesuai program
• Resiko berlebihan volume cairan ekstravaskuler
berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal,
penurunan natrium/retensi air, peningkatan
tekanan hidrostatik, penurunan plasma
• Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang informasi tentang fungsi jantung
/implikasi penyakit jantung dan status
kesehatan yang akan datang, kebutuhan
perubahan pola hidup
Kita berjanji !!! Kamu tidak pakai lagi celena pendekmu
yang konyol itu dan saya tidak lagi memakai gaun mini
yg jelek ini…

Anda mungkin juga menyukai