Davies MJ
Heart 83:361, 2000
ECG
No ST Elevation ST Elevation
NSTEMI
Biochem.
Marker
Myocardial Infarction
Final Dx Unstable Angina NQMI Qw MI
ACS KLINIS EKG LABORATORIU
M
UAP > Nyeri dada kurang dari 20 Bisa ditemukan: Enzim Jantung
menit dan ada peningkatan ST depresi < 0.5 mm (BIOMARKER)
frekuensi sakit atau jika ada (0.05 mV) Normal
gejala perburukan T Inversi < 2mm
> Biasanya nyeri dada dapat (0.2 mV)
hilang dengan obat-obatan
• Keluhan klinis
• Gambaran khas elektrokardiografi (EKG)
• Peningkatan kadar enzim jantung :
(CK, CKMB dan troponin)
Normal
Fatty
streak
Fibrous
plaque
Athero-
sclerotic
plaque
rupture/
fissure &
thrombosis MI
}ACS
Ischemic
stroke/TIA
Critical leg
ischemia
Keluhan klinis (-)
Angina Stabil Kematian
Intermittent claudication Akibat Kardiovaskular
Bertambahnya Umur
ACS, acute coronary syndrome; TIA, transient ischemic attack
1. Penyempitan Arteri Koroner
2. Penurunan Aliran Darah / CO, Decreased oxygen
delivery (e.g. anemia,hypotension)
3. Peningkatan Kebutuhan Oksigen di Miokard (e.g.
sepsis, thyrotoxicosis)
4. Spasme Arteri Koroner
5. Atherosclerotic plaque rupture *
inflammation
thrombosis
Dissection
FAKTOR RESIKO
Faktor Predisposisi
Faktor resiko yang tidak dapat dirubah
• Usia > 40 tahun
• Jenis Kelamin : insiden pada pria,
sedangkan pada wanita meningkat setelah
menopouse
• Herediter
• Ras : Lebih tinggi insiden pada kulit hitam
Faktor resiko yang dapat dirubah
Mayor
> Hiperlipidemia
> Diet yang tinggi lemak jenuh
> Hipertensi
> Merokok
> Diabetes
> Obesitas
Minor
> Inaktifitas fisik
> Stres
> Pola kepribadian tipe A (emosional, agresif)
SIAPA SAJA BERESIKO TERKENA PJK ?
Serangan Jantung
( Infark Myokard )
Infark Miokard
Apa yang terjadi saat serangan jantung
Tergantung ringan beratnya serangan jantung
Arteri koroner mana & berapa arteri koroner
yang tersumbat
banyak pasien meninggal mendadak
dalam 1 jam setelah gejala timbul
Fibrilasi Ventrikel : jantung bergetar
berdenyut tidak efisien
Golden Hour = first 60 min. Total ischemic time: within 120 min.
Otot Jantung mengalami Kerusakan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
EKG
Enzim jantung, (CKMB, Troponim T)
LDH, Kolesterol atau trigleserida serum
Elektrolit
Sel darah putih
PT, APTT
AGD
Rontgen dada
Ekokardiogram
Pemeriksaan Pencitraan Nuklir
Talium
Technetium
Pencitraan darah jantung (MUGA)
Angiografi koroner, jantung Angioplasty atau emergensi
Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Tes stress olah raga
PENTALAKSANAAN
Monitor, Support ABCs, Berikan Aspirin
Pasien dianjurkan istirahat total
Oksigen 2-4 liter/menit, Obs Sat O2
Pasien puasa 4-6 jam, setelah pasien tidak ada keluhan nyeri dada dapat diit cair
Pasang iv line dan infuse untuk pemberian obat-obatan intra vena
Menghilangkan keluhan nyeri dada dengan :
Morfin 2,5-5 mg iv atau petinidin 25-50 mg, Lain-lain : Nitrat, Calsium Antagonis, dan Beta bloker
Stabilisasi tekanan darah
Mengurangi perluasan kematian otot jantung
Pembukaan sumbatan bekuan darah pd pembuluh koroner (reperfusi) :
• Obat-obatan Trombolitik (pada pasien dengan Acute STEMI < 3 jam)
• Angioplasti koroner dgn balon (PTCA) / Primary PCI
• Bila keduanya tidak mungkin bedah pintas koroner (CABG)
PTCA
CABG
CABG
CABG
Tindakan reperfusi yang cepat
meminimalkan kerusakan otot jantung
memelihara fungsi pompa jantung
Tidak merokok
Managemen BB ( Lingkar pinggang <35 inci (P) dan < 40 inci (L)
Makanan yang tidak berlebihan
Olah raga teratur dan rutin
Istirahat yang cukup
Managemen Lipid (LDL <100 mg/dl, Trigliserida <150 mg/dl,
HDL > 40 mg/dl)
Kontrol tekanan darah < 140/90 mmHg dan gula darah
Sering melakukan kontrol kesehatan bila mempunyai faktor
risiko
PENGKAJIAN
Anamnesa
Keluhan sakit dada
Riwayat penyakit atau pengobatan
sebelumnya
Faktor resiko PJK
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Perfusi perifer
Bunyi jantung
Bunyi paru
Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles
Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi, krekles
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
Circulation
a. Nadi lemah , tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat / menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urine menurun
• Pola Aktifitas (Kelemahan atau Kelelahan)
• Pola Eliminasi
• Pola Neurosensori (Pusing, Nyeri,lemas)
• Pernafasan:
Gejala :
• Dispnea saat aktivitas ataupun saat istirahat
• Dispnea nokturnal
• Batuk dengan atau tanpa produksi sputum
• Riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.
Tanda :
• Peningkatan frekuensi pernafasan
• Nafas sesak / kuat
• Pucat, sianosis
• Bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputumSistem
Gastrointestinal : Mual, Nyeri lambung dan muntah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan demand O2
Tujuan :
• Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan selama di RS
Kriteria Hasil:
• Nyeri dada berkurang misalnya dari skala 3 ke 2, atau dari 2 ke 1
• Ekpresi wajah rileks / tenang, tak tegang
• Tidak gelisah
• Nadi 60-100 x / menit,
• TD 120/ 80 mmHg
Intervensi :
• Observasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada
• Anjurkan pada klien menghentikan aktifitas selama ada serangan dan istirahat.
• Bantu klien melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam, perilaku
distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi.
• Pertahankan oksigenasi dengan bikanul contohnya ( 2-4 L/ menit )
• Monitor tanda-tanda vital ( nadi & tekanan darah ) tiap dua jam.
• Kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik.
• Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan factor-faktor listrik,
penurunan Miokard
Tujuan :
• Curah jantung membaik / stabil setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
Kriteria Hasil :
• Tidak ada edema
• Tidak ada disritmia
• Haluaran urin normal
• TTV dalam batas normal
Intervensi :
• Pertahankan tirah baring selama fase akut
• Kaji dan laporkan adanya tanda – tanda penurunan COP, TD
• Monitor haluaran urin
• Kaji dan pantau TTV tiap jam
• Kaji tingkat kesadaran
• Kaji dan pantau EKG tiap hari
• Berikan oksigen sesuai kebutuhan
• Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi
• Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis
• Berikan makanan sesuai diitnya
• Hindari valsava manuver, mengejan ( gunakan laxan )
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot jantung,
penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
Tujuan :
• Gangguan perfusi jaringan berkurang / tidak meluas selama dilakukan tindakan
perawatan di RS.
Kriteria Hasil:
• Daerah perifer hangat
• Tidak sianosis
• Gambaran EKG tak menunjukan perluasan infark
• RR 16-24 x/ menit
• Tidak terdapat clubbing finger
• Kapiler refill 3-5 detik
• Nadi 60-100x / menit
• TD 120/80 mmHg
Intervensi :
• Monitor Frekuensi dan irama jantung
• Observasi perubahan status mental
• Observasi warna dan suhu kulit / membran mukosa
• Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
• Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasi
• Pantau pemeriksaan diagnostik / dan laboratorium misal EKG, elektrolit , GDA (Pa O2,
Pa CO2 dan saturasi O2 ). Dan pemberian oksigen
• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan aliran
darah ke alveoli atau yang utama paru, perubahan membran
alveolar-kapiler (Atelektasis, kolaps jalan nafas/alveolar edema
paru/efusi sekresi berlebihan/ perdarahan aktif)
Kriteria hasil :
• Tidak sesak nafas
• Tidak gelisah
• GDA dalam batas Normal
• Intervensi :
• Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu
pernafasan
• Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan / tidak adanya bunyi
nafas dan adanya bunyi tambahan misal krakles, ronki dll.
• Lakukan tindakan untuk memperbaiki / mempertahankan jalan nafas
misalnya , batuk, penghisapan lendir dll.
• Tinggikan kepala / tempat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
• Kaji toleransi aktifitas misalnya keluhan kelemahan/ kelelahan selama
kerja atau tanda vital berubah.
• Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan/informasi tentang kondisi penyakitnya
Tujuan : Cemas Berkurang atau Hilang
Intervensi :