Anda di halaman 1dari 22

Sejarah Teknik Cetak Offset

Tugas 3&4
Teknik Cetak Offset

Disusun oleh :
Haninwendho
(NIM : 2006411050)
Program Studi Teknik Industri Cetak Kemasan

Politeknik Negeri Jakarta


Jl. Prof. DR. G.A. Siwabessy, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat
16424
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan YME. Hanya kepada-
Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan.
Tidak lupa doa serta pujian kami haturkan pada Tuhan Nabi Agung Kita, Tuhan
Yesus Kristus. Wahyu beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.

Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul


“Sejarah Teknik Cetak Offset”. Pada isi makalah akan diuraikan mengenai sejarah
yang berkembang pada zaman perpecahan antara Kristen dan Protestan. Ajaran
tersebut tidak luntur begitu saja, tetapi diadaptasi oleh masyarakat sekitar,
termasuk masyarakat masa kini. Akan diuraikan beberapa tokoh lain yang ikut
dalam sejarah perkembangan teknik cetak offset.

Makalah “Sejarah Teknik Cetak Offset” disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah Teknik Cetak Offset 1. Kami menantikan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat dilakukan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bogor, 04 Oktober 2020

Haninwendho,
(NIM : 2006411050)

2
PENDAHULUAN
Pada zaman serba modern seperti saat ini teknologi cetak sangat
mengalami perkembangan, sejarah mengenai teknik cetak semakin terlupakan
oleh penerus generasi muda. Mungkin saja disebabkan oleh pengaruh kemajuan
teknologi, sehingga para penerus generasi kita tidak mengetahui bagaimana teknik
cetak pertama kali ditemukan. Menurut saya secara pribadi, kita perlu mengetahui
bagaimana teknik cetak pertama kali ditemukan, karena tanpa mengetahui hal
tersebut maka tidak akan bisa tahu detail bagaimana sebuah produk cetak tercipta.

Beberapa hal yang sering saya dengar kenapa perlu belajar teknologi dari
masa lalu padahal saat ini sudah ada teknologi cetak yang sangat memudahkan
kita? Jawaban akan saya coba paparkan melalui penjelasan sejarah dalam makalah
yang saya tulis sendiri ini. Semoga apa yang saya paparkan dalam sejarah teknik
cetak sendiri dapat membuka wawasan bahawa tanpa adanya sejarah tidak akan
ada teknologi cetak seperti sekarang ini

Memang akan terjadi pedebatan antara teknologi cetak modern dan teknik
cetak konvensional yang akan dibahas dalam makalah ini, namun tujuan utama
dalam penulisan makalah ini adalah supaya sejarah tidak pernah kita lupakan
karena itulah yang membuat kita bisa berdiri tangguh sampai saat ini.
Perkembangan yang terjadi sangat membantu kinerja dan kebutuhan manusia, tapi
pernahkah saudara pembaca berfikir apakah manusia menjadi dimanjakan oleh
teknologi? dan membuat manusia itu sendiri menjadi pasif lalu mengandalkan
teknologi.

Semoga apa yang saya tulis ini dapat berguna bagi sesama kita dan dapat
membuka wawasan lebih mendalam lagi mengenai teknik cetak terutama Teknik
Cetak Offset melalui sejarah dan perkembangan nya hingga saat ini, akhir kata
saya ucapkan terima kasih,

3
DAFTAR ISI
Sejarah Teknik Cetak Offset...........................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................3
Bab 1 “Johannes Gutenberg”.............................................................................................5
Masa muda.....................................................................................................................6
Penemuan percetakan...................................................................................................6
Pencetakan Alkitab.........................................................................................................7
Penemuan dan kontribusi lain.......................................................................................8
Kematian........................................................................................................................8
Bab 2. Cetak ofset..............................................................................................................9
Sejarah Cetak Offset.....................................................................................................10
Modern Offset Printing................................................................................................11
Keunggulan pencetakan offset dibandingkan dengan metode pencetakan lainnya
antara lain:...................................................................................................................12
Kekurangan dari pencetakan offset dibandingkan dengan metode pencetakan lainnya
meliputi:.......................................................................................................................12
Variasi proses...............................................................................................................13
Pelat Cetak...................................................................................................................14
Material Pelat Cetak....................................................................................................14
Computer-to-plate.......................................................................................................15
Sheet-fed offset............................................................................................................16
Perfecting Press............................................................................................................16
Duplikator offset..........................................................................................................16
Sistem Feeder...............................................................................................................17
Sistem pencetakan-tinta..............................................................................................17
Sistem pengantaran.....................................................................................................17
Slur...............................................................................................................................17
Web-fed offset.............................................................................................................18
Heatset web offset.......................................................................................................19
Coldset web offset.......................................................................................................19
Bab III . Penutup...............................................................................................................20
1. Kesimpulan...............................................................................................................20
2. Saran........................................................................................................................20

4
Bab IV. Daftar Pustaka......................................................................................................21

Bab 1 “Johannes Gutenberg”


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg (sekitar 1398 - 3 Februari


1468) adalah seorang pandai logam dan penemu berkebangsaan Jerman yang
memperoleh ketenaran berkat sumbangannya di bidang teknologi percetakan pada
tahun 1450-an, termasuk aloy logam huruf (type metal) dan tinta berbasis-minyak,
cetakan untuk mencetak huruf secara tepat, dan sejenis mesin cetak baru yang
berdasarkan pencetak yang digunakan dalam membuat anggur.

Tradisi menjulukinya sebagai penemu movable type di Eropa, suatu


perbaikan sistem pencetakan blok yang sudah digunakan di wilayah tersebut.
Dengan mengkombinasikan unsur-unsur ini dalam suatu sistem produksi, ia
memungkinkan terjadinya pencetakan materi tertulis secara cepat, serta terjadinya
ledakan informasi di Eropa Renaisans.

Karya utamanya, Alkitab Gutenberg (juga dikenal sebagai Alkitab 42


baris), telah diakui memiliki estetika dan kualitas teknikal yang tinggi

5
Masa muda
Gutenberg lahir di kota Mainz, Jerman, sebagai putra bungsu dari
pedagang kelas atas Friele Gensfleisch zur Laden, dari istri keduanya, Else
Wyrich. Menurut beberapa laporan Friele adalah seorang tukang emas untuk
uskup di Mainz, tetapi kemungkinan besar ia juga melakukan perdagangan kain
sebagai sumber penghasilannya.[1] Tahun kelahiran Gutenberg tidak diketahui
persis namun kemungkinan besar sekitar 1398.

Ia menerima latihan awal sebagai seorang tukang emas. Pada tahun 1411,
terjadi pemberontakan di Mainz, sehingga dia harus pindah ke Strasbourg dan
tinggal di sana selama 20 tahun. Di Strasbourg, dia menyambung hidupnya
dengan membuat barang yang terbuat logam. Gutenberg menghasilkan hiasan
kecil becermin untuk dijual kepada peziarah agama Kristen. Dia kemudiannya
pulang ke Mainz dan bekerja sebagai seorang tukang emas.

Penemuan percetakan
Ide Gutenberg yang terpenting tercetus ketika dia bekerja sebagai tukang
emas di Mainz. Dia mendapat ide untuk menghasilkan surat indulgensi dengan
membentuk kop huruf untuk mencetak surat indulgensia dengan banyak agar dia
mendapat banyak uang untuk membayar hutang-hutangnya ketika dia bekerja
sebagai tukang logam dahulu. Waktu itu, buku dan surat ditulis dengan tulisan
aksara latin dengan tangan dan mengandung banyak kesalahan ketika penyalinan,
selain itu kekurangannya ialah lambat.

Oleh karena itu, Gutenberg pertama kalinya membuat acuan huruf logam
dengan menggunakan timah hitam untuk membentuk tulisan aksara latin . Pada
mulanya, Gutenberg terpaksa membuat hampir 300 bentuk huruf untuk meniru

6
bentuk tulisan tangan yang berbentuk tegak-bersambung. Setelah itu, Gutenberg
membuatkan untuk mereka mesin cetak yang bergerak untuk mencetak. Mesin
cetak bergerak inilah sumbangan terbesar Gutenberg. Setelah menyempurnakan
mesin cetak bergeraknya, Gutenberg mencetak beribu-ribu surat indulgensi yang
disalah gunakan oleh Gereja Katolik. Penyalah-gunaan ini merupakan puncak
timbulnya bantahan daripada sebagian pihak seperti Martin Luther.

Pencetakan Alkitab
Pada tahun 1452, Gutenberg mendapatkan pinjaman uang dari Johann Fust
untuk memulakan proyek pencetakan Alkitab yang terkenal. Namun, Gutenberg
telah dipecat dari pengurusan percetakan Alkitab itu sebelum dia disiapkan
sepenuhnya disebabkan Gutenberg dituduh mencetak surat indulgensi, kalender
dan buku bacaan ringan sebagai pengisi waktu luang. Bagaimanapun Alkitab yang
dihasilkan masih dikenal sebagai Alkitab Gutenberg yang mengandung 42 baris
setiap halaman disiapkan yang pada 15 Agustus 1456 dan dianggap sebagai buku
bercetak tertua di dunia barat.

Dua ratus jilid salinan Alkitab Gutenberg telah dicetak, sebagian kecilnya
(lebih kurang 50) dicetak di atas kulit lembu muda. Alkitab Gutenberg yang
cantik dan mahal itu dijual dengan harga tiga tahun gaji seorang kuli biasa. Buku
itu dijual di Pameran Buku Frankfurt pada tahun 1456. Secara kasar, hampir
seperempat Bible Gutenberg masih terawat sampai sekarang.

Penemuan dan kontribusi lain


Selain menjadi ahli dalam bidang percetakan, Gutenberg juga menciptakan
bahan sampingan percetakan seperti tinta dan cetakan huruf. Tinta yang

7
digunakan terbuat dari campuran minyak, tembaga, dan timah hitam yang masih
bagus warnanya. Tinta itu adalah bentuknya lain daripada tinta untuk menulis
biasa karena tinta percetakan lebih pekat dan lebih lengket. Gutenberg juga telah
menyempurnakan campuran logam untuk membentuk cetakan huruf dengan
gabungan timah hitam, antimon dan timah yang masih baru digunakan hingga
abad ke 20.

Gutenberg juga dipercaya untuk bekerja yang tugasnya adalah menyiapkan


Ensiklopedia Catholicon of Johannes de Janua, setebal 748 halaman dengan 2
ruangan setiap halaman dan 66 baris setiap satu ruangan. Pada akhir hayatnya dia
diterima sebagai pengiring kepada uskup besar Mainz.

Kematian
Pada tahun 1468 Gutenberg meninggal dan dimakamkan di gereja
Franciscan, Mainz

8
Bab 2. Cetak ofset
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Proses cetak offset lithografi


Cetak ofset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra
(image) bertinta di-transfer (atau di- "offset") terlebih dahulu dari plat ke
lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan
dengan proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak
bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata
(planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung
tinta (ink rollers), sementara area yang yang tidak dicetak menarik air,
menyebabkan area yang tak dicetak bebas tinta.

Proses "web" modern memasukkan gulungan kertas besar melalui mesin


press besar di beberapa bagian, biasanya untuk beberapa meter, yang kemudian
dicetak terus menerus saat kertas dimasukkan.

Perkembangan mesin cetak offset datang dalam dua versi: pada tahun
1875 oleh Robert Barclay dari Inggris untuk pencetakan di atas timah, dan pada
tahun 1904 oleh Ira Washington Rubel dari Amerika Serikat untuk dicetak di atas
kertas.

9
Sejarah Cetak Offset
Litografi pada awalnya dibuat untuk menjadi metode reproduksi karya
seni yang murah. Proses pencetakan ini terbatas untuk digunakan pada permukaan
yang rata dan berpori karena pelat cetak terbuat dari batu kapur. Nyatanya, kata
"litograf" secara historis berarti "gambar dari batu" atau "dicetak dari batu".

Mesin cetak litograf offset putar pertama dibuat di Inggris dan dipatenkan
pada tahun 1875 oleh Robert Barclay. Perkembangan ini menggabungkan
teknologi pencetakan transfer pertengahan abad ke-19 dan mesin cetak rotari
Richard March Hoe tahun 1843 — mesin cetak yang menggunakan silinder
logam, bukan batu pipih. Silinder offset ditutupi dengan karton yang dirawat
secara khusus yang memindahkan gambar cetakan dari batu ke permukaan logam.
Belakangan, penutup karton dari silinder offset diubah menjadi karet, yang masih
merupakan bahan yang paling umum digunakan.

Ketika abad ke-19 ditutup dan fotografi menjadi populer, banyak


perusahaan litograf gulung tikar. Photoengraving, sebuah proses yang
menggunakan teknologi halftone alih-alih ilustrasi, menjadi estetika utama era
tersebut. Banyak percetakan, termasuk Ira Washington Rubel dari New Jersey,
menggunakan proses litograf berbiaya rendah untuk menghasilkan salinan foto
dan buku. Rubel menemukan pada tahun 1901 — dengan lupa memuat selembar
kertas — bahwa mencetak dari rol karet, alih-alih dari logam, membuat halaman
yang dicetak lebih jelas dan tajam. Setelah penyempurnaan lebih lanjut,
Perusahaan percetakan Potter Press di New York memproduksi mesin cetak pada
tahun 1903. Pada tahun 1907, mesin cetak offset Rubel digunakan di San
Francisco.

10
Perusahaan Pers Otomatis Harris juga membuat pers serupa sekitar waktu yang
sama. Charles dan Albert Harris membuat model pers mereka "pada mesin press
surat berputar".

Penerbit surat kabar Staley T. McBrayer menemukan mesin cetak offset


web Vanguard untuk pencetakan surat kabar, yang ia perkenalkan pada tahun
1954 di Fort Worth, Texas.press for newspaper printing, which he unveiled in
1954 in Fort Worth, Texas.

Modern Offset Printing


Salah satu fungsi penting dalam proses pencetakan adalah produksi
pracetak. Tahap ini memastikan bahwa semua file diproses dengan benar sebagai
persiapan untuk pencetakan. Ini termasuk mengonversi ke model warna CMYK
yang tepat, menyelesaikan file, dan membuat pelat untuk setiap warna pekerjaan
yang akan dijalankan di pers.

Litografi offset adalah salah satu cara paling umum untuk membuat bahan
cetakan. Beberapa aplikasi umumnya meliputi: surat kabar, majalah, brosur, alat
tulis, dan buku. Dibandingkan dengan metode pencetakan lainnya, pencetakan
offset paling cocok untuk secara ekonomis menghasilkan cetakan berkualitas
tinggi dalam jumlah besar dengan cara yang hanya memerlukan sedikit perawatan.
[8] Banyak mesin cetak offset modern menggunakan sistem komputer-ke-pelat
sebagai lawan dari aliran kerja komputer-ke-film yang lebih lama, yang
selanjutnya meningkatkan kualitasnya.

Ada dua jenis pencetakan offset: offset basah dan offset tanpa air.
Litografi offset basah menggunakan campuran fluida pembasahan (larutan
peredam) untuk mengatur perekatan tinta dan untuk melindungi area non-gambar.
Litografi offset tanpa air menggunakan metode berbeda di mana area non-gambar
pelat dilindungi melalui lapisan silikon anti tinta. Litografi offset tanpa air relatif
baru.

11
Keunggulan pencetakan offset dibandingkan
dengan metode pencetakan lainnya antara lain:

• kualitas gambar tinggi yang konsisten. Pencetakan offset menghasilkan


gambar yang tajam dan bersih serta lebih mudah mengetik daripada,
misalnya, pencetakan letterpress; ini karena selimut karet sesuai dengan
tekstur permukaan cetakan;
• Produksi pelat cetak yang cepat dan mudah;
• Umur pelat cetak lebih lama daripada pada pengepres lito langsung karena
tidak ada kontak langsung antara pelat dan permukaan pencetakan. Pelat
yang dikembangkan dengan benar yang digunakan dengan tinta yang
dioptimalkan dan larutan air mancur dapat mencapai panjang lebih dari
satu juta tayangan;
• biaya. Cetak offset adalah metode termurah untuk menghasilkan cetakan
berkualitas tinggi dalam jumlah pencetakan komersial;
• kemampuan untuk mengatur jumlah tinta pada roller air mancur dengan
kunci sekrup. Paling umum, bilah logam mengontrol jumlah tinta yang
ditransfer dari palung tinta ke roller air mancur. Dengan menyetel sekrup,
operator mengubah jarak antara blade dan roller air mancur, menambah
atau mengurangi jumlah tinta yang diterapkan ke roller di area tertentu. Ini
akibatnya mengubah kerapatan warna di area masing-masing gambar.
Pada mesin yang lebih lama seseorang menyesuaikan sekrup secara
manual, tetapi pada mesin modern, kunci sekrup dioperasikan secara
elektronik oleh printer yang mengendalikan mesin, memungkinkan hasil
yang jauh lebih presisi.

Kekurangan dari pencetakan offset dibandingkan


dengan metode pencetakan lainnya meliputi:

• kualitas gambar yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan


pencetakan rotogravure atau photogravure;
• kecenderungan pelat cetak aluminium anodized menjadi sensitif (karena
oksidasi kimiawi) dan mencetak di area non-gambar-latar belakang ketika
pelat yang dikembangkan tidak dirawat dengan benar;
• waktu dan biaya yang terkait dengan produksi pelat dan penyiapan mesin
cetak. Akibatnya, pekerjaan pencetakan dalam jumlah sangat kecil
sekarang dapat menggunakan mesin offset digital.

12
Setiap teknologi pencetakan memiliki tanda pengenalnya sendiri, dan
pencetakan offset tidak terkecuali. Dalam reproduksi teks, tepi jenis tajam dan
memiliki garis tepi yang jelas. Kertas yang mengelilingi titik tinta biasanya belum
tercetak. Titik halftone dapat berbentuk heksagonal meskipun terdapat metode
penyaringan yang berbeda.

Variasi proses
1. Blanket-ke-Blanket

Metode pencetakan di mana kedua sisi selembar kertas dicetak secara


bersamaan, dengan dua silinder blanket per warna; selembar kertas dilewatkan di
antara mereka, dengan setiap pencetakan silinder di satu sisi. [1 Mesin press
blanket-to-blanket dianggap sebagai mesin press yang sempurna karena dapat
mencetak di kedua sisi lembar pada saat yang bersamaan. Tidak ada silinder kesan
karena silinder selimut yang berlawanan bertindak sebagai silinder kesan satu
sama lain selama produksi cetak. Metode ini paling banyak digunakan pada mesin
cetak offset yang dirancang untuk pencetakan amplop. Ada juga dua silinder pelat
per warna pada kempaa;

2. Blanket-ke-baja

Metode pencetakan yang mirip dengan mesin cetak offset; hanya saja
tekanan pelat dan silindernya cukup presisi. Tekanan aktual antara silinder pelat
dan blanket optimal pada 0,005 ″; seperti pemerasan atau tekanan antara silinder
selimut dan media. Pengepres dari blanket ke baja dianggap pengepres satu warna.
Untuk mencetak sisi sebaliknya, jaring dibalik di antara unit-unit pencetakan
dengan menggunakan batang pemutar. Metode ini dapat digunakan untuk
mencetak formulir bisnis, surat komputer dan iklan surat langsung;

3. Pencetakan ukuran variabel

Proses pencetakan yang menggunakan unit pencetakan, sisipan, atau kaset


yang dapat dilepas untuk pencetakan dua sisi satu sisi dan blanket-ke-blanket;

13
4. Offset tanpa kunci

Proses pencetakan yang didasarkan pada konsep penggunaan tinta baru


untuk setiap putaran dengan menghilangkan sisa tinta pada drum tinta setelah
setiap putaran. Sangat cocok untuk mencetak koran;

5. Pencetakan offset kering

Proses pencetakan yang menggunakan pelat relief photopolymer


yang didukung logam, mirip dengan pelat letterpress, tetapi, tidak seperti
pencetakan letterpress di mana tinta ditransfer langsung dari pelat ke
substrat, pada pencetakan offset kering, tinta dipindahkan ke selimut karet
sebelum digunakan. ditransfer ke media. Metode ini digunakan untuk
mencetak pada ember, bak, cangkir dan pot bunga plastik kaku yang
dicetak injeksi.

Pelat Cetak
Material Pelat Cetak
Pelat yang digunakan dalam pencetakan offset tipis, fleksibel, dan
biasanya lebih besar dari ukuran kertas yang akan dicetak. Dua bahan
utama digunakan:

 Pelat logam, biasanya aluminium, meskipun terkadang terbuat dari


multimetal, kertas, atau plastik
 Pelat poliester, yang jauh lebih murah dan dapat digunakan sebagai
pengganti pelat aluminium untuk format yang lebih kecil atau
pekerjaan berkualitas menengah, karena stabilitas dimensinya lebih
rendah.

14
Computer-to-plate
Komputer-ke-pelat (CTP) adalah teknologi baru yang menggantikan
teknologi komputer-ke-film (CTF), dan memungkinkan pencitraan pelat logam
atau poliester tanpa menggunakan film. Dengan menghilangkan proses
pengupasan, pengomposisian, dan pembuatan pelat tradisional, CTP mengubah
industri pencetakan, yang menyebabkan berkurangnya waktu pracetak, biaya
tenaga kerja yang lebih rendah, dan kualitas cetak yang lebih baik.

Sebagian besar sistem CTP menggunakan teknologi CTP atau violet


termal. Kedua teknologi tersebut memiliki karakteristik yang sama dalam hal
kualitas dan ketahanan pelat (untuk pengoperasian yang lebih lama). Namun,
sistem CTP violet seringkali lebih murah daripada sistem termal, dan sistem CTP
termal tidak perlu dioperasikan di bawah lampu kuning.

Thermal CTP melibatkan penggunaan laser termal untuk mengekspos atau


menghilangkan area lapisan saat pelat sedang dicitrakan. Ini tergantung pada
apakah pelat itu negatif, atau bekerja positif. Laser ini umumnya memiliki panjang
gelombang 830 nm, tetapi bervariasi dalam penggunaan energinya tergantung
pada apakah mereka digunakan untuk mengekspos atau mengablasi material.
Laser CTP Violet memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek, 405 nm –
410 nm. Violet CTP adalah "berdasarkan emulsi yang disetel ke paparan cahaya
tampak".

Proses lainnya adalah sistem pelat komputer-ke-konvensional (CTCP) di


mana pelat offset konvensional dapat diekspos, menjadikannya pilihan yang
ekonomis.

15
Sheet-fed offset
Sheet-fed mengacu pada setiap lembar kertas atau gulungan yang
dimasukkan ke mesin press melalui batang pengisap yang mengangkat dan
menjatuhkan setiap lembar ke tempatnya. Sebuah mesin cetak litograf ("lito"
singkatnya) menggunakan prinsip litografi untuk mengaplikasikan tinta ke pelat
cetak, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Lito yang diberi makan lembaran
biasanya digunakan untuk pencetakan majalah jangka pendek, brosur, judul surat,
dan pencetakan komersial umum (pekerjaan). Pada sheet-fed offset, "pencetakan
dilakukan pada satu lembar kertas saat diumpankan ke pers satu per satu". Mesin
press sheet-fed menggunakan registrasi mekanis untuk menghubungkan setiap
lembaran satu sama lain untuk memastikan bahwa mereka direproduksi dengan
citra yang sama dalam posisi yang sama pada setiap lembaran yang melewati
press.

Perfecting Press
Mesin press yang menyempurnakan, juga dikenal sebagai mesin cetak
dupleks, adalah mesin cetak yang dapat mencetak di kedua sisi kertas pada saat
yang bersamaan. Mesin cetak offset web dan sheet-fed serupa karena banyak dari
mereka juga dapat mencetak pada kedua sisi kertas dalam satu langkah,
membuatnya lebih mudah dan lebih cepat untuk mencetak dupleks.

Duplikator offset
Duplikator offset adalah pengepres litograf offset kecil yang digunakan
untuk reproduksi salinan satu warna dan dua warna yang cepat dan berkualitas
baik dalam ukuran hingga 12 ″ kali 18 ″.

16
Sistem Feeder
Sistem Feeder bertanggung jawab untuk memastikan kertas mengalir
melalui press dengan benar. Di sinilah media diisikan dan kemudian sistem diatur
dengan benar ke spesifikasi media tertentu untuk press.

Model populer dibuat oleh A. B. Dick Company, Multilith, dan garis Chief
dan Davidson dibuat oleh A.T.F.-Davidson. Duplikator offset dibuat untuk
pekerjaan pencetakan cepat dan cepat; mencetak hingga 12.000 tayangan per jam.
Mereka dapat mencetak formulir bisnis, kop surat, label, buletin, kartu pos,
amplop, folder, laporan, dan literatur penjualan.

Sistem pencetakan-tinta
Unit Pencetakan terdiri dari banyak sistem berbeda. Sistem peredam
digunakan untuk menerapkan larutan peredam pada pelat dengan penggulung air.
Sistem tinta menggunakan rol untuk mengirimkan tinta ke pelat dan silinder
selimut untuk ditransfer ke media. Silinder pelat adalah tempat pelat yang berisi
semua pencitraan dipasang. Terakhir, selimut dan silinder cetak digunakan untuk
mentransfer gambar ke media yang berjalan melalui press.

Sistem pengantaran
Sistem pengiriman adalah tujuan akhir dalam proses pencetakan sementara
kertas dijalankan melalui press. Setelah kertas mencapai pengiriman, itu ditumpuk
agar tinta mengering dengan cara yang benar. Ini adalah langkah di mana
lembaran diperiksa untuk memastikannya memiliki kerapatan dan registrasi tinta
yang tepat.

Slur
Produksi atau dampak gambar ganda dalam pencetakan dikenal sebagai
slur.

17
Web-fed offset
Web-fed mengacu pada penggunaan gulungan (atau "jaring") kertas yang
dipasok ke mesin cetak. [21] Pencetakan web offset umumnya digunakan untuk
menjalankan lebih dari lima atau sepuluh ribu tayangan. Contoh umum
pencetakan web termasuk surat kabar, sisipan atau iklan koran, majalah, surat
langsung, katalog, dan buku. Pengepres yang menggunakan web dibagi menjadi
dua kelas umum: pengepresan web coldset (atau non-heatset) dan heatset offset,
perbedaannya terletak pada cara mengeringkan tinta. Pencetakan offset web
dingin mengering melalui penyerapan ke dalam kertas, sementara heatset
menggunakan lampu pengering atau pemanas untuk mengeringkan atau
"mengatur" tinta. Mesin pres heatset dapat mencetak pada kertas berpelapis (licin)
dan tak berpelapis, sedangkan alat pres dingin terbatas pada stok kertas tak
berpelapis, seperti kertas koran. Beberapa mesin cetak web coldset dapat
dilengkapi dengan pengering panas, atau lampu ultraviolet (untuk digunakan
dengan tinta UV-curing), sehingga memungkinkan mesin cetak surat kabar untuk
mencetak heatset halaman berwarna dan coldset halaman hitam putih.

Mesin cetak offset web bermanfaat dalam pekerjaan pencetakan jangka


panjang, biasanya mesin cetak yang melebihi 10.000 atau 20.000 tayangan.
Kecepatan merupakan faktor penentu ketika mempertimbangkan waktu
penyelesaian produksi pers; beberapa mesin cetak web mencetak dengan
kecepatan 3.000 kaki (915 meter) per menit atau lebih cepat. Selain keunggulan
kecepatan dan penyelesaian cepat, beberapa pengepres web memiliki kemampuan
sebaris untuk memotong, melubangi, dan melipat.

18
Heatset web offset
Bagian dari pencetakan offset web ini menggunakan tinta yang
dikeringkan dengan penguapan dalam pengering yang biasanya ditempatkan tepat
setelah unit pencetakan; ini biasanya dilakukan pada kertas berpelapis, di mana
sebagian besar tinta tetap berada di permukaan, dan memberikan gambar cetak
kontras tinggi yang mengkilap setelah pengeringan. Karena kertas meninggalkan
pengering terlalu panas untuk pelipatan dan pemotongan yang biasanya
merupakan prosedur hilir, satu set "gulungan dingin" ditempatkan setelah
pengering menurunkan suhu kertas dan mengatur tinta. Kecepatan pengeringan
tinta adalah fungsi dari suhu pengering dan lamanya waktu kertas terkena suhu
ini. Jenis pencetakan ini biasanya digunakan untuk majalah, katalog, sisipan, dan
proses produksi volume sedang hingga tinggi lainnya, kualitas sedang hingga
tinggi.

Coldset web offset


Ini juga merupakan bagian dari pencetakan offset web, biasanya
digunakan untuk hasil cetak berkualitas lebih rendah. Ini adalah tipikal produksi
surat kabar. Dalam proses ini, tinta mengering dengan cara diserap ke dalam
kertas di bawahnya. Konfigurasi coldset tipikal sering kali merupakan rangkaian
periferal dan unit cetak yang disusun secara vertikal. Saat surat kabar mencari
pasar baru, yang sering kali menyiratkan kualitas yang lebih tinggi (lebih
mengkilap, lebih kontras), mereka dapat menambahkan menara heatset (dengan
pengering) atau menggunakan tinta berbasis UV (ultraviolet) yang "mengering" di
permukaan dengan polimerisasi daripada dengan penguapan atau
penyerapan.Heatset web offset

19
Bab III . Penutup
1. Kesimpulan

Menurut hasil riset yang kami lakukan, minat generasi penerus untuk mengetahui
sejarah di Indonesia ini sangat minim sekali. Bahkan, tidak adanya fasilitas bagi
penduduk untuk mendapatkan literasi berbahasa Indonesia. Hal ini sangat di
sayangkan, karena di era digital seperti ini masih ada masyarakat yang kurang
minat pada sejarah. Padahal biasanya, orang yang jauh dari perkotaan akan lebih
senang membaca. Sebab dari membaca mereka mendapatkan informasi penting.

Setelah melihat kondisi seperti itu, kami memutuskan untuk memberikan waktu
membaca buku selama seminggu. Dalam waktu sehari mereka dianjurkan
membaca buku maksimal dua buku. Ternyata hasilnya, hari pertama dan kedua
sama sekali tidak ada yang berkunjung ke perpustakaan buatan kami. Pada hari
ketiga, mulailah ada yang mengunjungi perpustakaan walaupun belum banyak.
Hanya ada satu atau tiga anak saja. Setelah itu mereka mengajak teman lainnya
untuk mengunjungi perpustakaan. Puncaknya di hari keempat sudah banyak yang
mengunjungi dan berniat untuk meminjam sebuah buku. Hasil yang di luar
dugaan, dengan tumbuhnya minat baca ini akhirnya perpustakaan diperpanjang
untuk selamanya mereka ingin membaca.

2. Saran

Setelah berhasil meriset kondisi dan situasi di Indonesia tersebut, kami memiliki
saran untuk dibangunnya sarana membaca yang tidak hanya untuk anak-anak,
melainkan juga orang dewasa. Inilah yang dapat dikatakan sebagai “habis gelap
terbitlah terang”. Gelap yang dimaksudkan adalah kurangnya minat baca,
sedangkan terang di sini adalah mulai tumbuh minat membaca masyarakat di desa
Boa.

Untuk hal seperti ini seharusnya, tidak luput dari pandangan pemerintah. Sebab
ini ada sangkutannya dengan rakyat yang sangat berbahaya jika terus berlanjut.
Bagaimana negara akan maju, jika masyarakat atau rakyatnya tidak ada minat
membaca.

20
Bab IV. Daftar Pustaka
1. "offset printing (printing technique) - Encyclopædia Britannica".
Britannica.com. Retrieved 2013-11-24.
2. Meggs, Philip B. (1998). A History of Graphic Design (Third ed.). John
Wiley & Sons, Inc. pp. 146–150. ISBN 978-0-471-29198-5.
3. Carter, Rob, Ben Day, Philip Meggs. Typographic Design: Form and
Communication, Third Edition. (2002) John Wiley & Sons, Inc. p 11
4. Howard, Nicole (2005). The book: the life story of a technology.
Greenwood Publishing Group. pp. 140–148. ISBN 0-313-33028-X.
5. "Rubel Offset Lithographic Press". HistoryWired: A few of our favorite
things. Smithsonian Institution. Retrieved 30 Sep 2012.
6. "Short History of Offset Printing"
7. "Staley McBrayer, 92; Inventor of Offset Press for Newspaper Printing".
Associated Press. April 18, 2002. Retrieved October 19, 2017 – via Los
Angeles Times
8. Kipphan, Helmut (2001). Handbook of print media: technologies and
production methods (Illustrated ed.). Springer. p. 354. ISBN 3-540-67326-
1.
9. "Printing Process Explained - Lithography". Dynodan.com. Retrieved
2012-11-15
10. Johansson, Kaj; Lundberg, Peter; Ryberg, Robert (2007). A guide to
graphic print production (second ed.). Wiley. p. 353. ISBN 0-471-76138-
9.
11. Kipphan, Helmut (2001). Handbook of print media: technologies and
production methods (Illustrated ed.). Springer. pp. 130–144. ISBN 3-540-
67326-1.
12. Commercial Color Offset Printing – A Compendium of Commercial
Printing Terminology
13. Romano & Riordan[which?] 139–141
14. Kipphan 209
15. Bruno, Romano and Riordan[which?] 126
16. "What is Offset Printing"[which?]

21
17. Bruno, Romano and Riordan[which?] 137
18. DeJidas & Destree, 2005, p. 55-57
19. DeJidas & Destree, 2005, p. 143
20. AMAN-2008
21. Spectrum Printers
22. Kipphan, Helmut (2001). Handbook of print media: technologies
and production methods (Illustrated ed.). Springer. p. 137. ISBN 3-540-
67326-1.
23. Romano & Riordan[which?] 160

Terima Kasih sudah membaca makalah

22

Anda mungkin juga menyukai