Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JOURNAL REVIEW

KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu :
Haryani Pratiwi , SE, M.Si
Tuti Sriwedari , SE , M.Si , AK CA

Disusun oleh :
Kelompok 6
Dhebora Natasya Saragih 7191142006
Duma Hutagaol 7193142005
Febry Indah Regina Sitio 7192442005
Henny Novita Yanti 7193342025
Ratih M Situngkir 7193142014
Sehatmasari Simamora 7193342007

PROGRAM S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI A 2019


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat,
berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah Critical Journal Review ini.
Shalawat serta salam tidak lupa kita sampaikan kepada Rasulullah, yang telah membawa kita
dari zaman yang penuh kezaliman dan kebodohan menjadi zaman yang saraf dengan ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Haryani Pratiwi , SE, M.Si dan ibu Tuti Sriwedari , SE , M.Si , AK CA selaku dosen mata
kuliah Kewirausahaan yang telah membimbing kami , serta pihak-pihak lain yang terkait
dalam proses pembuatan makalah Critical Journal Review ini secara langsung maupun tidak
langsung.

Kami menyadari bahwa tugas Critical Journal Review ini masih jauh dari kata
sempurna. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Kami mohon
maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas. Karena itu
kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini. Kami berharap semoga tugas Critical Journal Review ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Atas perhatiannya kami mengucapkan
terimakasih.

Medan , September 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i


DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Journal Review ............................................... 1
1.2 Manfaat Critical Journal Review .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Critical Journal Review ............................................................................ 1

BAB 2 RINGKASAN JOURNAL......................................................................................... 2


2.1 Analisis Journal Pertama ..................................................................................... 2
2.2 Analisis Journal Kedua ....................................................................................... 10

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 17


3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 17
3.2 Saran ...................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Journal Review merupakan sebuah kegiatan menjabarkan kembali isi
sebuah jurnal atau lebih dengan melakukan perbandingan-perbandingan terhadapa jurnal
yang memiliki kesamaan topik. Dalam mereview jurnal ini kita dituntut berfikir secara
kritis dalam mengulas kembali materi dalam jurnal tersebut.
Dengan adanya tugas mengkritik jurnal di harapkan para mahasiswa mampu untuk
menguasai tujuan dialaksanakannya tugas tersebut misalnya untuk mengetahui apa isi,
kelebihan , kekurangan serta dapat menyimpulkan hasil reviewannya dan juga memberikan
kritik dan saran kepada penulis. Dan dengan adanya tugas meriview jurnal ini mahasiswa
dituntut untuk dapat membudayakan sikap rajin membaca serta kritis dalam berfikir selain
dari pada pemenuhan tugassemata.

1.2 Manfaat Critical Journal Review


Adapun manfaat dari Critical Journal Review ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkritisi suatu jurnal.
2. Untuk mengembangkan kreativitas menulis mahasiswa.
3. Menyempurnakan sebuah jurnal dan mencari sumber bacaan yang relevan.

1.3 Tujuan Critical Journal Review


Tujuan penulisan Critikal Jurnal Review (CJR) adalah untuk menyelesaikan tugas
dari ibu dosen pengampuh mata kuliah Kewirausahaan , namun tujuan penulisan CJR
secara khusus adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Kewirausahaan
2. Melatih mahasiswa mendeskripsikan garis-garis besar isi beberapa jurnal.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal yang di review.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Journal Pertama

Analisis Sektor Usaha Kecil & Menengah Menjadi Model Kewirausahaan


1 Judul
Sosial Berbasis Ekonomi Kreatif

2 Jurnal Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia


http://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/FIRM-
3 Download
JOURNAL/article/download/382/227

4 ISSN 2597 – 6230

Volume dan Volume 4 , Nomor 2 dan Halaman 159-173


5
Halaman

6 Tahun 2017

7 Penulis Dedi Rianto Rahadi

8 Reviewer Kelompok 6

9 Tanggal 13 September 2021


Abstrak
10
penelitian
Tujuan penelitian sebagai berikut :
a) untuk melakukan analisis UKM menjadi bagian dari social
- Tujuan entrepreneuship berbasis ekonomi kreatif.
Penelitian
b) untuk membuat model social entrepreneuship berbasis ekonomi
kreatif.
Subjek penelitian ini adalah para pelaku usaha kecil menengah seperti
- Subjek
penelitian payung, baju batik dan kelon geulis
Metode penelitian secara kuantitatif (statistik deskriptif) dan kualitatif
- Assessme
nt data (model analisis interaktif)
Social Entrepreneurship, Usaha Kecil & Menengah (UKM), Ekonomi
- Kata
kunci Kreatif

2
11 Pendahuluan
Kewirausahaan Sosial telah menjadi prioritas dalam mengedepankan
aktivitas sosial dengan memberdayakan masyarakat sekitar melalui sektor
ekonomi. Model ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan sosial yang
tengah dihadapi masyarakat Indonesia, khususnya kemandirian dalam
bidang ekonomi.
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu sentra industri yang banyak
menghasilkan berbagai macam sektor usaha, diantaranya kerajinan tangan,
kuliner dan fashion. Sektor ini dapat menjadi pintu masuk industri kreatif
dalam bentuk kewirausahaan sosial. Industri kreatif di Indonesia telah
memberikan kontribusi untuk membantu perekonomian nasional sebesar
11%, lihat gambar 1 (sumber BPS, Pusdatin Kemenperin, 2016).
Identifikasi masalah tercermin dari masalah mendasar di bidang ekonomi
yang dihadapi kota Tasikmalaya adalah daya beli masyarakat yang
tergolong rendah hanya Rp. 631.750,- per kapita (2011), tingkat
- Latar kemiskinan yang tinggi (19,98%) dan pengangguran yang besar (9,14%).
belakang
(sumberhttp://www.bsn.go.id/uploads/download/Kesiapan_Tasikmalaya_m
dan teori
enghadapi_MEA_BudiBudiman1.pdf). Kondisi harus segera dicarikan
solusinya guna menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah maupun memanfaatkan potensi yang dimiliki masyarakat. Dari
hasil pra survey yang dilakukan permasalahan secara umum yang dihadapi
UKM 1) masih lemahnya design dan kualitas produk, 2). minimya
pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam mengelola usaha, 3). segmen
pasar global belum digarap secara optimal, melalui pemanfaatan sosial
media, 4). keterbatasan dalam permodalan, informasi pasar, marketing,
sarana dan prasarana produksi Kewirausahaan sosial tidak hanya
menghasilkan laba tetapi juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat
dengan mengurangi kesenjangan sosial. Munculnya ide dan dan adanya
keinginan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui usaha
bersama-sama untuk menghasilkan keuntungan. Sebahagian keuntungan
yang diperoleh akan digunakan untuk membangun usaha yang baru yang

3
akan dikelola masyarakat dan seterusnya.

Metode penelitian
12

Pendekatan kualitatif digunakan dalam metode penelitian ini yang bersifat


deksriptif. Untuk mendukung pendekatan tersebut, peneliti menggunakan
metode penelitian lapangan (field research). Guna

memudahkan penelitian, maka diambil data dari sumber data primer


seperti:

1. Observasi
2. Wawancara langsung.
Wawancara mendalam atau in-depth interview adalah metode yang

- Langkah digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari


penelitian seseorang yang disebut informan melalui suatu percakapan yang
sistematis dan terorganisasi (Silalahi, 2012). Informan utama (key
informant), yaitu pengelola UKM, pemerintah daerah, serta komunitas
masyarakat yang berada disekitar UKM.
3. Teknik PRA (Participatory Rural Appraisal ).
Menurut (Adimihardja, (2003) PRA adalah suatu teknik yang
memungkinkan masyarakat turut serta dalam membuat tindakan nyata,
pengawasan, dan evaluasi terhadap kebijakan yang berpengaruh pada
kehidupannya.

Hasil penelitian menunjukkan pemerintah daerah mendukung


sepenuhnya keberadaan UKM khususnya sektor kerajinan, dengan
memberikan fasilitas berubah kebijakan maupun bantuan pendanaan.
Sebagian pengrajin sudah memiliki konsep ide maupun kreatifitas dalam
- Hasil meningkatkan kualitas produk, hal ini terlihat dari inovasi produk yang
penelitian
dikembangkan. Masyarakat, pemerintah dan komunitas pengrajin
mendukung keberadaan kewirausahaan sosial berbasis ekonomi kreatif
guna mendukung peningkatan perekonomian. Untuk mendukung
keberlangsungan kewirausahaan sosial berbasis ekonomi kreatif

4
dibutuhkan keterlibatan pemerintah, pengusaha, masyarakat melalui
pendampingan secara berkelanjutan dengan dukungan kebijakan yang
berpihak kepada UKM.

Ilmu Ekonomi. (2017, Mei 2017). Retrieved from dosenekonomi.com:

http://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/tujuan-ekonomi-kreatif/

A, H. (2008). Langkah Mudah Mengembangkan dan Memanfaatkan


Weblog. Yogyakarta:

Andi. A, N. (2006). Social Entrepreneurship New Model of Sustainable


Change. Oxford: Oxford University Press.

Adimiharja K, H.H. (2003). Participatory Research Appraisal: Pengabdian


Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Alexander Osterwalder, Yves Pigneur. (2009). Business Model


Generations. New York: Wiley.

Astridya Paramita dan Lusi Kristiana. (2013, April 2). Tenik Focus Group
Discussion dalam Penelitian Kualitatif. Buletin Penelitian Sistem
- Refrensi Kesehatan volume 15, p. 30.

Bornstein, D. (2007). How to Change the World. New York: Oxford


University Press.

Braun, K. (2009, April 2). Social Entrepreneurship: Perspective on


Academic Discipline. Theory in Action Volume 2, p. 20.

Darmano. (2017, Mei 27). Logic Emotion. Retrieved from


darmano.typepad.com:

http://darmano.typepad.com/logic_emotion/

Diman. (2017, Mei 27). upload. Retrieved from bsn.go.id:

http://www.bsn.go.id/uploads/download/Kesiapan_Tasikmalaya_menghada
pi_MEA_

BudiBudiman1.pdf dkk, A. G. (2002). The Process of Social

5
Entrepreneurship: Creating Opportunities Worthy of Serious Pursuit.
Duke The Fuqua School of Bussiness .

E, M. J. (2005). How intentions to create a social venture are formed - A


case study. IESE

Business School. (Vol. 593), 593.

Firdaus, N. (2014). Pengentasaan Kemiskinan Melalui Pendekatan


Kewirausahaan Sosial .

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Vol 22, 1-10.

Fram EH, MS McCarthy. (2009). Retaining Customer Satisfaction in


Turbulent Times. International Journal of Bank Marketing, 555-562.

H, U. (2014). Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Sosial. Bandung:


Among Makarti.

Haryadi E, SJ Waluyo. (2006). Kewirausahaan Sosial LSM Bina Swadaya:


Refleksi Pernajalan dalam Menjalankan Misi Pemberdayaan
Masyarakat. Jurnal Galang, 109-124.

Hurgald, L. (2010). Discourses of Social Entrepreneurshi-Variation of the


Same Theme? EMES European Research Network.

I, M. J. (2006). Social entrepreneurship : A souce of explanation, prediction


and delight. Journal of World Business, 36 : 44.

Jiao, H. (2011). A Conceptual Model for Social Entrepreneurship Directed


Toward Impact on Society. Social Enterprise Journal volume 7, 130-
149.

Madcoms. (2010). Facebook, Twitter dan Plurk dalam Satu Genggaman.


Yogyakarta: Andi.

Manuel London, Richard G. Morfopoulos. (2010). Social Entrepreneurship:


How to Start Successful Corporate Social Responsibility and
Community-based Initiatives for Advocacy and Change. Wiley: New
York.

6
Noruzi MR, JH Westover, GR Rahimi. (2014). An Exploration to Social
Entrepreneurship in the Entrepreneurship Era. Asian Social Science,
3-10.

Palesangi, M. (2012). Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan Sosial.


Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.

Patra SK, SC Nath. (2014). Social Transformation trough Social


Enterpreneurship: An Explanatory Study. The IUP Journal of
Enterpreneurship Development volume XI, 7-17.

Perrini F, C Vurro. (2006). Social Entrepreneurship: Innovation and Social


Change Across Theory and Practice. In J. R. J Mair, Social
Entrepreneurship (pp. 57-85). New York: Palgrave Macmillan.

Rahmawati, P. (2011). Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan


Kewirausahaan Sosial. Jurnal Pendidikan Inovatif, 1-15.

Situmorang DBM, IR Miranti. (2012). Socail Entrepreneurship to Develop


Ecotourism. Procedia Economic and Finance, 298-405.

Sofia, I. P. (2015). Konstruksi Model Kewirausahaan Sosial sebagai


Gagasan Inovasi Sosial bagi Pembangunan Perekonomian. Jakarta:
Universitas Pembangunan Jaya.

Steinerowski A, J. S. (2008). Who are the social entrepreneurs and what do


they actually do?.Frontiers of Entrepreneurship Research 28 , 21.

Stephen P Robbins, Mary Coulter. (2012). Management. New Jersey:


Pearson.

Yunus, M. (2007). Creating a World Without Poverty: Social Business and


the Future of

Capitalism. New York: Perseus Book.

Zarrella, D. (2010). The Social Media Marketing Book. Jakarta: PT.


Serambi Ilmu Semesta.

Analisis jurnal
13

7
- Pada penelitian ini dapat memberikan solusi atas permasalahan yang
terjadi di kota Tasikmalaya tentang UKM pengrajin payung, baju batik
- Kekuatan
penelitian dan kelon geulis agar produk" mereka bisa lebih baik lagi dan bisa
menjadi entrepreneur
- Pada penelitian tidak disebutkannya berapa sample UKM yang mereka
observasi
- Kelemaha - Pelaku usaha UKM di Tasikmalaya Masi banyak dan beragam,
n
mengapa hanya 3 jenis hasil kerajinan saja yang diambil, sebaiknya
penelitian
bisa jadi 4 atau lebih dan memilih UKM bersadarkan tingkat
permintaan terbanyak

Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

a) Implementasi dan pengembangan social entrepreneurship berbasis


ekonomi kreatif masih memiliki beberapa kelemahan diantaranya :
masih banyak pengrajin yang berjalan sendiri-sendiri dalam
mengelola usahanya dan koordinasi dengan pemerintah daerah masih
belum optimal. Komunitas pengrajin belum berjalan optimal dalam
meningkatkan kualitas usaha pengrajin sehingga terkesan mereka
(pengrajin) saling bersaing sesama pengrajin sendiri.
b) Ide kreatif dan terobosan inovasi untuk mengembangkan produk
sudah cukup baik, tetapi tetap perlu didukung oleh pemerintah.
14 Kesimpulan
Pemerintah harus dilibatkan untuk mendukung usaha mereka
khususnya dalam mengeluarkan aturan yang berpihak pada pengrajin.
c) Minimnya generasi muda untuk meneruskan usaha kerajinan oleh
keluarga menjadikan jumlah pengrajin berkurang. Selain itu, tingkat
pendidikan yang relatif rendah dan usia yang tidak lagi produktif
dapat menjadi kendala dalam implementasi social entrepreneurship.
d) Kosep kewirausahaan sosial yang akan dijalankan harus berorientasi
pada permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, dengan
mengedepankan pemberdayaan dan kerjasama dengan berbagai
pihak.

8
e) Kegiatan usaha sosial yang dilakukan harus berdampak pada
perubahan pada masyarakat untuk jangka panjangnya.

Saran yang dapat dilaksanakan sesuai dari hasil penelitian sebagai


berikut :

a) Pemerintah daerah berserta komunitas pengrajin harus peka terhadap


permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat dilingkungannya,
dengan ikut melakukan perubahan melalui kegiatan usaha yang dapat
15 Saran memunculkan kemandirian.
b) Pendampingan, kontrol dam evaluasi dapat dilakukan secara
bersama-sama terhadap usaha untuk mewujudkan kegiatan sosial.
c) Komunitas pengrajin kerajianan harus mampu menjadi pelopor untuk
menjadi agen perubahan dengan ikut membantu pemerintah daerah
menanggulangi kesenjangan sosial melalui usaha sosial

9
2.2 Analisis Journal Kedua

Konstruksi Model Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship) sebagai


1 Judul
Gagasan Inovasi Sosial bagi Pembangunan Perekonomian

2 Jurnal Jurnal Universtas Pembangunan Jaya

3 Download http://ojs.upj.ac.id/index.php/journal_widya/article/view/7

4 ISSN 2337-7313

Volume dan Volume 2 , Nomor 2 dan Halaman 1-22


5
Halaman

6 Tahun 2015

7 Penulis Irma Paramita Sofia

8 Reviewer Kelompok 6

9 Tanggal 13 September 2021


Abstrak
10
penelitian
Tujuan dari penulisan ini ialah peneliti mencoba untuk memberikan tinjauan
literatur dari konsep kewirausahaan sosial, seperti latar belakang sejarah,
- Tujuan karakteristik dan model bisnis yang efektif untuk kewirausahaan sosial dan
Penelitian
praktik social entrepreneurship dalam masyarakat dan pembangunan
perekonomian suatu negara.
Subjek penelitian ini adalah para masyarakat umum khususnya masyarakat
- Subjek
penelitian Indonesia.
- Assessme Metode penelitian secara kualitatif dengan studi literatur (literatur review)
nt data
Social Entrepreneurship, Inovasi Sosial, Model Bisnis, Pembangunan
-Kata kunci
Ekonomi

11 Pendahuluan
Masalah pengangguran merupakan masalah yang dihadapi oleh setiap
negara, demikian pula yang terjadi di Indonesia. Tingginya angka
- Latar pengangguran di Indonesia dipengaruhi oleh kualitas ketenagakerjaan di
belakang
Indonesia yang masih memprihatinkan baik dilihat dari sisi kualifikasi
maupun kompetensi.

10
Angka pengangguran yang cukup besar tentunya dapat menimbulkan
masalah sosial yaitu kemiskinan. Diperlukan beberapa solusi nyata untuk
menekan permasalahan sosial yang timbul karena tingginya tingkat
pengangguran akibat terbatasnya lahan pekerjaan.
Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan
mengembangkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship). Sebagai
bidang yang relatif baru, maka terdapat sejumlah pendapat yang tidak
seragam tentang apa yang dimaksud dengan kewirausahaan sosial, maka
pada penelitian iniakan ditelusuri lebih mendalam.

Pembahasan
12

A. Tinjauan Teoritis
 Konsep Social Entrepreneurship

Menurut Hulgard (2010), social entrepreneurship secara komprehensif adalah sebagai


penciptaan nilai sosial yang dibentuk dengan cara bekerja sama dengan orang lain atau
organisasi masyarakat yang terlibat dalam suatu inovasi sosial yang biasanya menyiratkan
suatu kegiatan ekonomi. Sedangkan social entrepreneur adalah seseorang yang mengerti
permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan
perubahan sosial, terutama meliputi bidang kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan.

Social entrepreneurship memiliki 4 elemen utama yaitu social value yang


menciptakan manfaat sosial yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Civil society
berasal dari inisiatif dan partisipasi masyarakat sipil dengan mengoptimalkan modal sosial
yang ada di masyarakat. Innovation dimana social entrepreneurship memecahkan masalah
sosial dengan cara inovatif yaitu dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi sosial.
Economic activity dikembangkan untuk menjamin kemandirian dan keberlanjutan misi sosial
organisasi.

 Inovasi sosial

Inovasi sosial terjaddi karena perasaan tidak puas terhadap kondisi dan situasi yang
ada serta adanya peluang untuk memperbaiki keadaan yang ada, inovasi harus dijadikan
sebagai suatu alat dan bukan suatu tujuan, tujuan dari suatu inovasi adalah perubahan atau

11
perbaikan dari kondisi yang ada menjadi lebih baik, namun tidak semua perubahan dapat
dikatakan sebagai suatu inovasi.

Inovasi sosial sangat berkaitan dengan sosial entrepreneurship. Inovasi sosial adalah
pondasi bagi seorang sosiial entrepreneur dalam menjalankan bisnis untuk mencari
kesempatan, memperbaiki sistem, menemukan pendekatan yang baru serta menciptakan
solusi terhadap perubahan lingkungan yang lebih baik.

 Aspek aspek dalam Social Entrepreneurship


a) Proses mendefinisikan tujuan atau misi
b) Proses mengenali dan menilai peluang
c) Proses manajemen risiko
d) Mengidentifikasi dan menarik pelanggan
e) Proyeksi arus kas

 Model Bisns Social Entrepreneurship

Model bisnis merupakan gamabaran dasar pemikiran tentang bagaimana organisasi


menciptakan dan memberikan nilai. Model bisnis memperlihatkan cara berpikir tentang
bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang. Seperti halnya bisnis, kesempatan yang
dimiliki oleh sosial entrepreneurship harus didukung juga oleh model bisnis yang masuk akal
dan realistis. Beberapa literatur menyarankan desain model bisnis untuk sosial
entrepreneurship harus dibangun dengan sebuah jaringan dan koneksi yang kuat dan terpadu
dengan pengetahuan mengenai bisnis yang dimana mereka dapat menemukan nilai secara
individual dan bersama sama secara keseluruhan sebagai suatu ekosistem. Social
entrepreneurship dianggap telah memiliki “sarang” apabila organisasi dapat mengandalkan
kerjasama di lingkungan mereka berada.

Informasi dari para pelanggan terkait perubahan yang terjadai di pasar dapat diartikan
sebagai sebgai dynamic signal, dimana para pelaku harus mengambil dan memproses
informasi ini agar dapat mengarah kepada nilai sosial yang ingin diciptakan, yang
digambarkan sebagai sebuah metafilter.

B. Perkembangan Social Entrepreneurship di Indonesia

12
 Menilik perkembangan sosial entreprneurship di Indonesia

Konsep social entrepreneurship mencapai puncak pemahamannya pada dekade tahun


2006 dengan dibuktikan di mata dunia internasional seorang Mohammad Yunus pemenang
Nobel Perdamaian bidang ekonomi mikro. Semenjak ittu, social entrepreneurship banyak
diperbincangkan termasuk di Indonesia. Ditambah lagi permasalahan sosial yang terjadi di
Indonesia menjadi faktor pendukung tumbuhnya berbagai komunitas social entrepreneurship,
dua di antaranya yaitu: Asosiasi Social Entrepreneurship Indonesia (AKSI) yang merupakan
wadah untuk menajring para kewirausahaan sosial di seluruh Indonesia yang memiliki visi
untuk menciptakan lingkungan yang mendukung untuk tumbuhnya social entrepreneurship di
Indonesia. Lahir atas keprihatinan terhadap situasi bangsa Indonesia yang dilanda banyak
permasalahan sosial, seperti kemiskinan, kerusakan lingkungan dan sebagainya.

Dan Indonesia Setara, yang merupakan sebuah organisasi non profit yang dibentuk pada
November 2010 yang memiliki tujuan untuk membangun mindse percaya diri bahwa rakyat
Indonesia mampu berprestasi untuk mendorong kemajuan bangsa. Organisasi ini membantuk
pelaku UMKM dan Koperasi agar mampu mengakses peluang dan kesempatan tersebut
sehingga tumbuh dan berkembang.

 Pengakuan Social Entrepreneurship di Indonesia

Selain muncul komunitas komunitas sosial, pengakuan social entrepreneurship juga


diwujudkan dalam bentuk penggelontoran dana dana yang diperebutkan berbagai social
entrepreneurship melalui berbagai proyek yang diusulkan oleh lembaga social
entrepreneurship. Pengakuannya semakin diperkokoh dengan pemberian penghargaan kepada
social entrepreneurship yang diadakan oleh banyak institusi.

 Pelaku Social Entrepreneurship di Indonesia


a) Kelompok Wanita Tani Tunas Mekar: Sistem Pertanian Terintegrasi (SIMANTRI)
b) Srini Maria: Ibu Buncis dari Merapi
c) Baban Sarbana: Menghubungkan anak-anak yatim piatu dengan dunia melalui jejaring
online untuk masa depan yang lebih baik
d) Elang Gumilang: Kredit Pemilikan Rumah Sederhana Bersubsidi (KPRS)
e) Fajri Mulya Iresha: Zero Waste Indonesia, Saatnya Indonesia Bebas Sampah

13
 Peranan Social Entrepreneurship dalam Pembangunan Ekonomi

Peranan social entrepreneurship dapat berperan dari segi internal dan eksternal. Dari segi
iinternal adalah untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap orang lain, menciptakan
rasa kepercayaan diri dan dapat meningkatkan daya tarik pelakunya. Sedangkan dari segi
eksternal, kewirausahaan sosial dapat berperan sebagai penyedia lapangan pekerjaan bagi
masyarakat yang belum mendapatkan peluang kerja.

Social entrepreneurship juga berperan dalam pembangunan ekonomi karena ternyata mamu
memberikan daya cipta nilai-nilai sosial maupun ekonomi, seperti yang dipaparkan oleh
Santosa (2007) berikut:

a) Menciptakan kesempatan kerja


b) Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupun jasa yang
dibutuhkan masyarakat
c) Menjadi modal usaha
d) Peningkatan kesejahteraan

1. Alter, S. K. , 2006, Social Enterprise Models and Their Mission and


Money Relationships. In A. Nicholls (ed.), Social Entrepreneurship:
New Models of Sustainable Social Change. Oxford: Oxford
University Press.
2. Badan Pusat Statistik, 2015, Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi
Agustus 2015, BPS.
3. Cukier, Wendy, Susan Trenholm, dan Dale Carl, 2011, “Social
Entrepreneurship : A Content Analysis”, Journal of Strategic
- Refrensi
Innovation and Sustainability.
4. Dees, Gregory, Ayse Guclu, J. dan Beth Battle Anderson, 2002, “The
Process of Social Entrepreneurship: Creating Opportunities Worthy
of Serious Pursuit”, Center for the Advancement of Social
Entrepreneurship.
5. Drayton Bill, 2006, Everyone a Changemaker, Social
Entrepreunership‟s Ultimate Goal, Innovations, MIT Press.
6. Grassl, Wolfgang, 2012, “Business Models of Social Enterprise : A

14
Design Approach to Hybridity”, ACRN Journal of Entrepreneurship
Perspectives.
7. Hulgard. Lars, 2010, Discourses of Social Entrepreneurship-
Variation of The Same Theme? EMES European Research Network.
8. Mort, Gillian Sullivan & Jay Weerawardena, 2003, Social
entrepreneurship: towards conceptualisation, International Journal of
Nonprofit and Voluntary Sector Marketing.
9. Moulaert, F., MacCallum, D., Mehmood, A., & Hamdouch, A. ,2013,
The international handbook on social innovation. Collective action,
socialearning and transdisciplinary research.
10. Cheltenham: Edgar Elgar Nega, Berhanu dan Geoffrey Schneider,
2013, “Social Entrepreneurship Microfinance, and Economic
Development in Africa”, Artikel dipresentasikan pada “The annual
meeting of the Association for Evolutionary Economics”,
Philadelphia.
11. Osterwalder, Alexander dan Yves Pigneur, 2009, “Business Model
Generation”, Business Model Generation Published.
12. Palesangi, Muliadi, 2012, “Pemuda Indonesia dan Kewirausahaan
Sosial”, Prosiding Seminar Nasional Competitive Advantage,
Universitas Pesantren Tinggi Darul „Ulum.
13. Saiman, Marwoto, 2011, “Inovasi Metode Pembelajaran Sejarah”,
Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Budaya dan Sosial.
14. Santosa, Setyanto P., 2007, “Peran Social Entrepreneurship dalam
Pembangunan”, Makalah dipresentasikan di acara Seminar
“Membangun Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia Yang Inovatif,
Inventif dan Kompetitif”, Universitas Brawijaya.
15. Sledzik, Karol, 2013, “Schumpeter‟s View on Innovation and
Entrepreneurship”, Journal of Social Scence Research Network.

Analisis jurnal
13

15
- Penggunaan bahasa yang baik dan mudah dimengerti
- Pembahasan yang runtun, jelas dan mendalam
- Kekuatan
penelitian - Banyak sumber referensi yang mendukung kevalidan isi jurnal
- Di dukung oleh pendapat para ahli
- Kelemaha Menurut reviewer jurnal cukup baik dan tidak ditemukan kelemahan
n
penelitian
Social entrepreneurship merupakan salah satu bentuk kewirausahaan
yang bertujuan untuk membantu masyarakat. Social entrepreneurship ini
melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk model bisnis baru yang
bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar. Hasil yang ingin dicapai
bukan keuntungan materi atau kepuasan pelanggan, melainkan bagaimana
gagasan yang diajukan dapat memberikan dampak yang baik bagi
masyarakat.

Meskipun dari pandangan masyarakat luas banyak berfikir bahwa


social entrepreneurship itu hanya kegiatan sosial, namun pada dasarnya
kegiatan kewirausahaan ini adalah kegiatan bisnis yang memerlukan alat
ukur untuk menarik investor dalam mengembangkan bisnisnya.
14 Kesimpulan
Isu keberlanjutan secara finasial dan kelembagaan selalu menjadi
tantangan terbesar bagi para social entrepreneurship. Ada 2 alternatif yang
dapat dikembangkan oleh social entreppreneurship yakni kemitraan dengan
institusi publik dan kemitraan dengan korporasi.

Untuk mewujudkan bisnis sosial yang berkelanjutan dibutuhkan


jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak. Keberlangsungan bisnis ini
menjadi perhatian bagi berbagai kalangan yaitu pemerintah, masyarakat,
perusahaan, ataupun lembaga pendidikan, sebab peranan social
entrepreneurship di Indonesia sangatlah berdampak besar bagi perekonomian
di Indonesia karena dapat menyerap banyak tenaga kerja dan manusia yang
berkualitas yang tidak mendapatkan peluang di sektor formal.

16
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan jurnal diatas, jurnal tersebut kememiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing baik itu dari segi penulisan, tata bahasa dan juga kedalaman materi. Maka
dapat disimpul kan bahwa jurnal tersebut sudah baik dan dapat di jadikan sebagai referensi
untuk pembaca, tetapi masih perlu perbaikan. Maka dapat disimpulkan bahwa jurnal
tersebut layak atau sudah bagus digunakan pembaca sebagai referensi untuk penelitian-
penelitian lainnya.

3.2 Saran
Untuk kedua jurnal sudah memenuhi standar untuk di review, seperti adanya Issn
tetapi pada abstrak pada jurnal pertama menggunakan bahasa indonesia saja sedangkan
abstrak pada jurnal kedua menggunakan 2 bahasa ( bahasa inggris dan bahasa indonesia ).
Dari segi bahasa kedua jurnal tersebut sudah cukup jelas karna menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti. Untuk kedepannya jurnal ini dapaat dikembangkan lagi menjadi lebih
detail agar para pembaca mendapatkan informasi yang lebih baik lagi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Rahadi, Dedi Rianto.2017.Analisis Sektor Usaha Kecil & Menengah Menjadi Model
Kewirausahaan Sosial Berbasis Ekonomi Kreatif. Jurnal Manajemen Bisnis Indonesia

Paramita, Irma Sofia.2015.Konstruksi Model Kewirausahaan Sosial (Social Entrepreneurship)


Sebagai Gagasan Inovasi Sosial Bagi Pembangunan Perekonomian. Journal of
Pembangunan Jaya University

18

Anda mungkin juga menyukai