Anda di halaman 1dari 20

Laporan Praktikum Pengukuran Dasar Pada Benda Padat

Pengukuran Pesawat Atwood

Disusun Oleh:

Hanif Prasetyo 065117207


Muhammad Fadly 065117199
Yosep Ridho 065117201
Arie Fajar 065117203

Tanggal Percobaan Sabtu, 14 Oktober 2017

Rekan Kerja:
Nur M Abdullah 065117184
Andi Nurjaman 065117204
Rizky Septiyadi 065117208

Asisten Prektikum
Desi Tri
Desi A
Noorlela
Fahira

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Tujuan Percobaan
1.      Mempelajari penggunaan Hukum-hukum Newton
2.      Mempelajari gerak beraturan dan berubah beraturan
3.      Menentukan momen inersia roda/katrol

1.2  Dasar Teori


Hukum-hukum Newton dapat digunakan untuk gerak lurus maupun gerak melingkar.
Selain itu persamaan-persamaan gerak lurus dapat pula diterapkan dalam gerak
melingkar. Dengan demikian, selalu ada kesetaraan antara besaran-besaran fisis
dalam gerak melingkar dengan besaran-besaran dalam gerak lurus.
Hukum Newton I
Bunyi hokum Newton I :
“Jika benda dibiarkan pada keadaan dirinya sendiri (tidak ada gaya-gaya yang
bekerja atau resultan gaya-gay yang bekerja pada benda itu adalah nol) maka benda
tersebut tetap dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan.”
Dengan kata lain pernyataan di atas dapat pula berbunyi :
“Setiap benda yang berada dalam keadaan diam akan tetap diam, dan setiap benda
yang bergerak akan tetap bergerak lurus beraturan kecuali ada gaya yang tidak
seimbang bekerja pada benda tersebut.”
Jika resultan yang bekerja adalah nol, vector kecepatan benda tidak akan
berubah. Benda yang berada dalam keadaan diam, dan benda yang bergerak dengan
kecepatan konstan.
Pernyataan-pernyataan di atas atau hokum Newton I disebut juga hokum
kelembaman atau hokum inersia. Dengan ketentuan makin besar massa benda makin
besar kelembaman benda. Lembam atau inert artinya sifat benda dalam
mempertahankan keadaannya. Misalnya pada saat kita naik mobil dan tiba-tiba mobil
direm maka kita akan cenderung mempertahankan keadaan kita.
Hukum Newton I dapat dirumuskan
F= 0diam atau bergerak lurus beraturan

Hukum II Newton
“Setiap benda yang dikenai gaya maka akan mengalami percepatanyang
besarnya berbanding lurus dengan besarnya gaya dan berbanding tebalik
dengan besarnya massa benda.”

∑F = m a

Keterangan :
a = percepatan benda (m/s2)
m = massa benda (kg)
F = Gaya (N)

Kesimpulan dari persamaan diatas yaitu arah percepatan benda sama dengan
arah gaya yang bekerja pada benda tersebut. Besarnya percepatan sebanding dengan
gayanya. Jadi bila gayanya konstan, maka percepatan yang timbul juga akan konstan
Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami percepatan, sebaliknya
bila kenyataan dari pengamatan benda mengalami percepatan maka tentu akan ada
gaya yang menyebabkannya.
Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap
Hukum III Newton

Hukum III Newton menyatakan bahwa “Apabila benda pertama mengerjakan


gaya pada benda kedua (disebut aksi) maka benda kedua akan mengerjakan gaya
pada benda pertama sama besar dan berlawanan arah dengan gaya pada benda
pertama (reaksi).” Secara matematis dinyatakan dengan persamaan :
Faksi = - Freaksi

Keterangan :

F = gaya (N)

Suatu pasangan gaya disebut aksi-reaksi apabila memenuhi syarat sebagai berikut :

1. sama besar
2. berlawanan arah
3. bekerja pada satu garis kerja gaya yang sama
4. tidak saling meniadakan
5. bekerja pada benda yang berbeda

2.4 Gerak translasi

Gerak lurus adalah gerak suatu obyek yang lintasannya berupa garis lurus.
Dapat pula jenis gerak ini disebut sebagai suatu translasi beraturan. Pada rentang
waktu yang sama terjadi perpindahan yang besarnya sama. Gerak lurus dapat
dikelompokkan menjadi gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan
yang dibedakan dengan ada dan tidaknya percepatan.
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus suatu obyek, dimana dalam
gerak ini kecepatannya tetap atau tanpa percepatan, sehingga jarak yang ditempuh
dalam gerak lurus beraturan adalah kelajuan kali waktu.
Keterangan:
= jarak tempuh (m )

= kecepatan (m/s)
= waktu (s)

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatuobyek, di
mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap.
Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan
kuadratik. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak dari keadaan diam atau
mulai dengan kecepatan awal akan berubah kecepatannya karena ada percepatan ( =
+) atau perlambatan ( = −). Pada umumnya GLBB didasari oleh Hukum Newton II
( ).

Vt = v0 + at
Vt2 = v02 + 2 a s
S = v 0 t + a t2

Keterangan:
V0= kecepatan awal (m/s) s = jarak yang ditempuh (m)
vt= kecepatan akhir (m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = waktu (s)
Gerak Rotasi
Gerak melingkar atau gerak rotasi merupakan gerak melingkar suatu benda
pada porosnya pada suatu lintasan melingkar. Bila sebuah benda mengalami gerak
rotasi melalui porosnya, ternyata pada gerak ini akan berlaku persamaan gerak yang
ekivalen dengan persamaan gerak linier. Momen inersia merupakan representasi dari
tingkat kelembaman benda yang bergerak rotasi. Semakin besar momen inersia suatu
benda, semakin malas dia berputar dari keadaan diam, dan semakin malas pula ia
untuk mengubah kecepatan sudutnya ketika sedang berputar. Sebagai contoh, dalam
ukuran yang sama sebuah silinder yang terbuat dari sebuah besi memiliki momen
inersia yang lebih besar daripada silinder kayu. Hal ini bisa diperkirakan karena
terasa lebih berat lagi bagi kita untuk memutar silinder besi dibandingkan dengan
memutar silinder kayu.
Dengan memanfaatkan pengertian momen gaya, kita dapat mengadaptasi
Hukum II Newton untuk diterapkan pada gerak rotasi. Bentuk persamaan Hukum II
Newton adalah:
Dengan menganalogikan gaya dengan momen gaya, massa dengan momen
inersia, dan percepatan dengan percepatan sudut, akan kita temukan hasil adaptasi
dari Hukum II Newton dalam gerak rotasi sebagai berikut:
Keterangan:
= momen gaya (Nm)
= momen inersia (Kg m2)
= percepatan sudut (rad/s2)
BAB II
ALAT DAN BAHAN
A.    ALAT

1. Pesawat Atwood Lengkap


a. Tiang bersekala 
b. Dua beban dengan tali
c. Beban tambahan (dua buah)
d. Katrol
e. Penjepit
f. Penyangkut beban
2.      Jangka sorong
3.      Stop watch

B.     BAHAN
1.      Kepingan
a.       Massa 2 gr
b.      Massa 4 gr
c.       Massa 6 gr
BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Gerak lurus beraturan

1.      Timbangan beban m1,m2,m3,(usahakan m1=m2)


2.      Meletakkan beban  m1 pada penjepit P
3.      Beban  m1 pada pejepit P
4.      Catat kedudukan penyangkut beban B dan meja C (secara table)
5.      Bila penjepit P di lepas, m2 dan m3 akan dipercepat antara AB dan selanjutnya
bergerak beraturan antara BC setelah tambahan beban tersangkut di B. catat waktu
yang diperlukan gerak antara BC.
6.      Mengulang percobaan di atas dengan mengubah kedudukan meja C (ingat tinggi
beban m2)
7.      Mengulang percobaan di atas dengan menggunakan beban m3 yang lain.

Catatan : Seama serangkaian pengamatan berlangsung jangan mengubah kedudukan


jarak antara A  dan B.

B.     Gerak lurus berubah beraturan :

1.      Mengatur kembali seperti percobaan gerak lurus beraturan


2.      Mencatat kedudukan A dan B (secara table)
3.      Bila beban M1 dilepas, maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah
braturan antara A dan B, catatlah waktu yang diperlukan untuk gerak ini.
4.      Mengulang percobaan di atas dangan mengubah-ubah kedudukan B catatlah selalu
jarak AB dan waktu yang diperlukan.
5.      Mengulang percobaan diatas dengan mengubah beban M3.
BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 2
November 2013, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan ruangan P(cm)Hg T(°C) C(%)
Sebelum percobaan 75,55 26 67
Sesudah percobaan 75,55 26 69

GLB (gerak lurus beraturan) 2M = 206,5 gr r = 6,48 cm


No. Massa keping (gr) s(cm) t(s) v(cm/s)
1 2 25 2,08 12,01
30 2,25 13,33
2 4 25 1,00 25,00
30 1,08 27,77
3 6 25 0,74 33,70
30 0,87 34,40
x 27,5 1,33 24,36

GLBB (gerak lurus berubah beraturan) 2M = 206,5 gr r = 6,48


No Massa keping s(cm) t(s) a(cm/s2) v(cm/s) I
(gr)
1 2 25 3,07 5,31 16,30 6744,01
30 3,55 4,76 16,89 8534,88
2 4 25 1,71 17,12 26,27 775,56
30 2,1 13,60 28,56 3264,30
3 6 25 1,64 18,72 30,70 4266,29
30 1,95 15,79 30,79 6713,67
x 27,05 2,33 12,55 25,42 5049,79
BAB V
PEMBAHASAN
Dari perhitungan data pada Bab IV, dapat kita lihat bahwa untuk GLB (Gerak
Lurus Beraturan) tidak menghitung percepatan(m/s) karena percepatan pada gerak
lurus beraturan bernilai nol dan kecepatan(v) dalam GLB bernilai konstan. Sedangkan
pada GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan) nilai percepatan akan dicari karena
nilai dan kecepatan pada GLBB nilainya berubah-ubah. Setelah mendapatkan nilai
maka kita bisa masukan ke dalam rumus Momen Inersia(Kg m2). Dimana rumus
momen inersia sendiri sebagai berikut :
.

GLBB
1.      Nilai s
s adalah jarak, jarak ini ditentukan terlebih dahulu oleh dosen pembimbing.

2.      Nilai t
t adalah waktu, waktu yang diperlukan pada saat bandul untuk digerak kan melalui
jarak yang telah ditentukan. Waktu ini didapatkan dari stopwatch.

3.      Nilai a
a adalah nilai percepatan, percepatan yang dilakukan saat bandul bergerak melalui
jarak tersebut. Rumus percepatan adalah :
  Perhitungan
Massa keping 2 gr
a1 = = 5,31 a2 = =5,31

Massa keping 4 gr
a1 = = 17,12 a2 = = 13,60

Massa keping 6 gr
a1 = = 18,72 a2 = = 15,79
=
= 12,55

4.      Nilai I
I adalah momen inersia, rumus dari momen inersia itu sendiri adalah

I = ( - 2M + m ) . R2

Keterangan
I = moment inersia
m = massa keping (gr)
g =grafitasi bumi (980 cm/s2)
a = percepatan (cm/s2)
2m = massa bandul (gr)
R = jari-jari katrol (cm)

Massa keping 2 gr
I1 = ( - 206,5 + 2 ) 6,482 I1 = ( - 206,5 + 2 ) 6,482
I1 = 160,61 . 41,99 I1 = 203,26 . 41.99
I1 = 6744,01 I1 = 8534,88

Massa keping 4 gr
I1 = ( - 206,5 + 4 ) 6,482 I1 = ( - 206,5 + 4 ) 6,482
I1 = 18,47. 41,99 I1 = 77,73 . 41.99
I1 = 775,56 I1 = 3264,30

Massa keping 6 gr
I1 = ( - 206,5 + 6 ) 6,482 I1 = ( - 206,5 + 6 ) 6,482
I1 = 101,60 . 41,99 I1 = 159,88 . 41.99
I1 = 4266,29 I1 = 6713,67

=
= 5049,79

5.      Nilai v
V adalah nilai kecepatan, kecepatan saat bandul melalui jarak yang di tentukan.
Rumus kecepatan adalah

v=a.t
Massa keping 2 gr
V1 = 5,31 . 3,07 = 16,30 V2 = 4,76 . 3,55 = 16,89

Massa keping 4 gr
V1 = 17,12 . 1,71 = 29,27 V2 = 13,60 . 2,1 = 28,56

Massa keping 6 gr
V1 = 18,72 . 1,64 = 30,70 V2 = 15,79 . 1,95 = 30,79

=
= 25,42
GLB
1.      Nilai s
S adalah jarak, nilai ini ditentukan terlebih dahulu oleh dosen.

2.      Nilai t
t adalah waktu, waktu yang diperlukan bandul untuk melalui jarak yang ditentukan.
t didapatkan dari stopwatch.

3.      Nilai v
v adalah nilai kecepatan, kecepatan bandul saat melalui jarak tersebut. Rumus
kecepatan adalah
Massa keping 2 gr
V1 = = 12,01 V2 = = 13,33
Massa keping 4 gr
V1 = = 25 V2 = = 27,77
Massa keping 6 gr
V1 = = 33,70 V2 = = 34,40

=
= 30,96

Nilai
Rumus dari adalah

=
GLBB
1.    Nilai s
=
=
=
= 1,118034
2.     Nilai t
=
=
=
= 0,316
3.    Nilai a
=
=
=
= 2,473

4.    Nilai I
=

=
=
= 1,194,229333

5.      Nilai v
=
=
=
= 2,812

GLB
1.      Nilai s
=
=
=
= 1,118034
2.      Nilai t
=
=
=
= 0,2645

3.      Nilai v
=
=
=
= 3,97

BAB VI
KESIMPULAN
Melalui pesawat atwood kita dapat mengetahui nilai kecepatan, percepatan
dan momen inersia dari suatu benda. Nilai kecepatan diperoleh dari percobaan
mengenai gerak lurus beraturan sedangkan niali percepatan diperoleh dari nilai gerak
lurus berubah beraturan. Nilai momen Inersia diperoleh dari persamaan sehingga
Selain itu dari percobaan pesawat Atwood ini, dapat di ambil kesimpulan sebagai
berikut :
1.      Pesawat Atwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikasi atau sebagai
alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum-hukum Newton ataupun
gejala-gejala lainnya.
2.      Setiap benda mempunyai perbedaan dalam menempuh jalur dari pesawat
Atwood ini yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu.
3.      Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan benda dalam menempuh pesawat
Atwood itu disebakan oleh faktor internal dan faktor eksternal yang sangat biasa
terjadi dalam melakukan percobaan yang butuh ketelitian.
TUGAS AKHIR
1)      Tentukan besar kecepatan gerak beraturan tersebut secara hitungan dan grafik?
2)      Apakah gerak tersebut benar-benar beraturan mengingat ketelitian alat?
3)      Tentukan besaran kecepatan gerak berubah beraturan tersebut secara hitungan dan
grafik?
4)      Dari hasil ini apakah Hukun Newton benar-benar berlaku?
5)      Bandingkanlah harga kecepatan yang didapat dengan menggunakan beban tambahan
yang berbeda
6)      Tentukan momen inersia katrol bila diambil percepatan gravitasi setempat = 9,83
m/det.

JAWABAN

1.      GLB (Gerak Lurus Beraturan)


Massa keping 2 gr
V1 = = 12,01 V2 = = 13,33
Massa keping 4 gr
V1 = = 25 V2 = = 27,77
Massa keping 6 gr
V1 = = 33,70 V2 = = 34,40
=
= 30,96
2.      Kurang teliti, karena  disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor katrol yang
tidak stabil dan pengukuran-pengukuran yang kurang tepat.
3.      GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)

Massa keping 2 gr
a1 = = 5,31 a2 = =5,31

Massa keping 4 gr
a1 = = 17,12 a2 = = 13,60

Massa keping 6 gr
a1 = = 18,72 a2 = = 15,79
=
= 12,55

4.      Ya berlaku, karena untuk menghitung data-data pengamatan menggunakan beberapa


hukum newton
5
GLB GLBB
2gr 4gr 6gr 2gr 4gr 6gr
V1= 12,01 V1= 25 V1= 33,70 V1= 5,31 V1= 17,12 V1= 18,72
V2 = 13,33 V2 = 27,77 V2 = 34,40 V2 = 5,31 V2 = 13,60 V2 = 15,79

6
Massa keping 2 gr
I1 = ( - 206,5 + 2 ) 6,482 I1 = ( - 206,5 + 2 ) 6,482
I1 = 160,61 . 41,99 I1 = 203,26 . 41.99
I1 = 6744,01 I1 = 8534,88

Massa keping 4 gr
I1 = ( - 206,5 + 4 ) 6,482 I1 = ( - 206,5 + 4 ) 6,482
I1 = 18,47. 41,99 I1 = 77,73 . 41.99
I1 = 775,56 I1 = 3264,30

Massa keping 6 gr
I1 = ( - 206,5 + 6 ) 6,482 I1 = ( - 206,5 + 6 ) 6,482
I1 = 101,60 . 41,99 I1 = 159,88 . 41.99
I1 = 4266,29 I1 = 6713,67

=
= 5049,79
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan),  Jakarta : Penerbit Erlangga


http://lengkapbgt.blogspot.com/2011/11/pesawat-atwood.html
http://www.scribd.com/doc/38325752/Pesawat-atwood
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor

Anda mungkin juga menyukai