Di Susun Oleh :
UPBJJ SERANG
A. Tujuan
Untuk mengetahui gerak lurus beraturan
B. Alat dan Bahan
1. Katrol gantung tunggal
2. Stop watch
3. Penggaris
4. Beban gantung 100 gr dua buah
5. Statif dan klem
6. Benang kasur
7. Plastisin
8. Beban tambahan
C. Landasan Teori
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk
garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satu satuan waktu tetap baik
besar maupun arah. Pada gerak lurus beraturan, rata-rata sama dengan sesaat yang
tetap baik besar maupun arah. Dengan perkataan lain: Kecepatan rata-rata pada gerak
lurus beraturan tak tergantung ada interval (jangka) waktu yang dipilih. Percepatan
pada gerak lurus beraturan adalah , sebab tetap, berarti pada gerak lurus berarturan
tidak ada percepatan (Sarojo, 2002 : 37-39).
D. Prosedur Percobaan
1. Rakitlah alat dan bahan
2. usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas bila M1 turun dan M2
naik tandai ketinggian beban tambahan (m) mula-mula sama tinggi dengan titik A
3. ukur panjang BC
4. biarkan sistem bergerak m+M1 turun dan M2 naik, catat waktu yang diperlukan M1
untuk bergerak dari B ke C
5. ulangi percobaan sampai 5 kali dengan jarak BC yang berbeda-beda(tinggi A tetap, B
tetap, dan C berubah)
E. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan Gerak Lurus Beraturan (GLB)
2 35 cm 00,99
3 40 cm 00,81
4 45 cm 01,19
5 50 cm 93
Pembahasan
Dengan beban yang sama beratnya, semakin dekat jaraknya (BC), semakin cepat pula
waktu yang diperlukan
G. Pertanyaan – Pertanyaan
1 buatlah grafik hubungan antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan data
percobaan GLB (s sumbu vertikal dan t sumbu horizontal)
2 hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas
3 buatlah kesimpulanya
4 buatlah grafik hubungan antara jarak AB (sAB) sebagai fungsi waktu (tAB) pada
percobaan GLBB
5 hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas
6 buatlah kesimpulan
7 jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik pada percobaan GLB (s fungsi t
Jawaban
H. Kesimpulan
Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis
lurus dengan kecepatan tetap. Dengan beban yang sama beratnya, makin dekat jaraknya
makin cepat pula waktu yang diperlukan.
Referensi
Rumanta, Maman. Praktikum IPA Di SD. Edited by E.R Palupi. 32nd ed. Tangerang Selatan,
2021.
E. Prosedur Percobaan
a. Menyusun alat.
b. Tentukan dan ukur jarak AB dan BC (usahakan AB > BC)
c. Biarkan sistem bergerak (M1 dan m) turun dan M2 naik,
usahakan agar beban tambahan m tertinggal di ring pembatas B.
d. Ukur waktu yang dibutuhkan (M1 + m) dari A ke B (tAB) dan M1
untuk bergerak dari B ke C (tBC).
e. Lakukan percobaan sampai 5 x dengan jarak AB (titik A tetap, C tetap, B
berubah) dan catat datanya pada Tabel 1.2.
F. Hasil Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Tabel 1.1. Pengamatan GLB
2. 1 30 cm 01,12
2 35 cm 00,99
3 40 cm 00,81
4 45 cm 01,19
5 50 cm 93
NO Beban (gr) SAB (cm) tAB (sec) SBC (cm) tBC (sek)
1. 150 40 00,6 40 00,17
0
2. 150 45 01,28 30 00,34
3. 150 50 02,01 25 00,40
4. 150 55 00,68 20 00,43
5. 150 60 00,73 15 00,65
G. Pertanyaan-Pertanyaan
1. Buatlah grafik hubungn antara jarak (s) sebagai fungsi waktu (t)
berdasarkan data percobaan GLB (S sumbu vertikal dan t sumbu
horizontal)!
2. Hitunglah kecepatan benda berdasarkan grafik di atas!
3. Buatlah kesimpulannya!
4. Buatlah grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu
(tAB) pada percobaan GLBB!
5. Hitunglah percepatan benda berdasarkan grafik di atas!
6. Buatlah kesimpulannya!
7. Jelaskan perbedaan grafik itu dengan grafik percobaan GLBB (S
fungsi t)!
Jawab:
1. Grafik hubungan antar jarak (s) sebagai fungsi waktu (t) berdasarkan
data percobaan GLB (S sumbu vertikal dan sumbu horizontal).
Grafik 1.1.
Grafik Gerak Lurus Beraturan
(GLB)
V = S = 0,1 m m
t 0,2 s =0,5 s
Percobaan 2:
V = S = 0,14 m m
t 0,28 s =0,5 s
Percobaan 3
V = S = 0,18 m m
t 0,36 s =0,5 s
Percobaan 4:
V = S = 0,22 m m
t 0,44 s =0,5 s
Percobaan 5:
V = S = 0,26 m m
t 0,52 s =0,5 s
2. Kesimpulan: Gerak lurus beraturan (GLB) adalah suatu gerak benda yang
lintasannya berupa garis lurus dan kecepatanya tetap (untuk setiap selang
waktu yang sama benda menempuh jarak yang sama)
3. Grafik hubungan antara jarak AB (SAB) sebagai fungsi waktu (tAB)
Grafik 1.2.
Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
6. Kesimpulan : Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus pada
arah mendatar dengan kecepatan yang berubah setiap saat, ini dikarenakan
adanya percepatan yang tetap. Dengan kata lain benda yang melakukan gerak
dari keadaan diam atau mulai dengan kecepatan awal akan berubah
kecepatannya karena ada percepatan (a = +) atau perlambatan (a = -)
Jadi, ciri GLBB adalah dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin
lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda dari waktu ke waktu
mengalami percepatan/perlambatan. Untuk nilai percepatan positif (+) maka
dikatakan dengan gerakan mengalami percepatan.
7. Perbedaan grafik GLB dengan Grafik GLBB.
Pada grafik GLB terlihat bahwa semakin besar jarak maka waktu yang
diperlukan akan semakin lama, tetapi kecepaan konstan. Grafik GLB merupakan
grafik linier. Sedangkan pada grafik GLBB terlihat bahwa semakin besar jarak maka
waktu yang diperlukan akan semakin lama, tetapi kecepatan selalu berubah disetiap
saat dan perubahan kecepatan tersebut di setiap saat selalu sama, tetap atau konstan.
Grafik GLBB yang terbentuk merupakan kurva.
H. Pembahasan
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dari kelima
percobaan dapat dilihat bahwa kecepatan yang diperoleh memiliki
nilai yang sama yaitu 0,5 m/s. Hal tersebut membuktikan bahwa gerak
lurus beraturan merupakan gerak benda yang lintasannya berupa garis
lurus dan kecepatanya tetap (untuk setiap selang waktu yang sama benda
menempuh jarak yang sama).
Selain itu, terlihat bahwa semakin besar jaraknya, maka semakin besar
waktu yang diperlukan. Kemudian, dapat dilihat bahwa grafik hubungan
antara jarak sebagai fungsi waktu pada percobaan GLB merupakan
grafik linier.
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang
lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan tetap.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya
berupa garis lurus dan kecepatannya selalu berubah secara tetap (beraturan) serta
mempunyai percepatan tetap.
K. Kesulitan yang Dialami : Saran dan Masukan
1. Kesulitan yang Dialami
a. Menyusun alat percobaan yang masih belum familiar.
b. Mengukur waktu yang dibutuhkan beban untuk bergerak.
2. Saran dan Masukan
a. Memahami cara menyusun alat dan mempelajari materi yang
bersangkutan sebelum percobaan dimulai.
b. Hati-hati ketika mengukur waktu yang dibutuhkan beban untuk
bergerak agar dapat memperkecil kesalahan pengukuran.
J. Daftar Pustaka
Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Daryanto. 2003. Fisika Tekhik. Jakarta: Bina Adiaksara
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati
Mandiri.
Tim Penerbit. 2009. Pengayaan Praktis Fisika. Jogjakarta: Ekspresi.
KEGIATAN PRAKTIKUM I
SIFAT CAHAYA
1. Pemantulan Cahaya
a. Pemantulan cahaya pada cermin datar
1. Gambar jalannya berkas sinar pada cermin datar
i
No r (derajat)
(derajat)
1. 30o 30o
2. 45o 45o
3. 55o 55o
4. 60o 60o
5. 75o 75o
1. 12 cm 17 cm
2. 36 cm 17 cm
3. 26 cm 17 cm
4. 41 cm 17 cm
o Percobaan jarak 7 cm
1. 8 cm 11 cm
2. 10 cm 12 cm
3. 10 cm 7 cm
4. 7 cm 8 cm
2. Pembiasan Cahaya
a. Gambar jalannya berkas sinar pada balok kaca
No Jarak Benda (cm) Jarak Bayangan (cm)
1. 8 cm 11 cm
2. 10 cm 12 cm
3. 10 cm 7 cm
4. 7 cm 8 cm
1. 8 cm 11 cm
2. 10 cm 12 cm
3. 10 cm 7 cm
4. 7 cm 8 cm
Sifat bayang yang dibentuk lensa cekung Maya, tegak, diperkecil (m = 0.4 kali) dan
terletak diantara O dan F1
d. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung
Maya, tegak, diperkecil (m = 0.4 kali) dan terletak diantara O dan F1
e. Sifat bayangan yang dibentuk lensa cekung
Maya, tegak, diperkecil (m = 0.4 kali) dan terletak diantara O dan F1
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan
sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum
kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang
studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada
fisika modern. Cahaya mempunyai 4 besaran dalam optika klasik:
1. Intensitas
2. Frekuensi atau panjang gelombang
3. Polarisasi
4. Fasa
dan sifat optik fisis:
1. Interferensi
2. Difraksi
3. Dispersi
4. Polarisasi
Kesimpulan
1. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu TL adalah Merah, biru, kuning
dan violet atau ungu.
2. Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar, Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada prisma lewat pembiasan atau
pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa cahaya putih terdiri dari harmonisasi
berbagai cahaya warna dengan berbeda-beda panjang gelombang sedangkan
Interferensi adalah interaksi antar gelombang didalam suatu daerah. Interferensi
dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua
gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari
kedua gelombang tersebut.
KEGIATAN PRAKTIKUM II
LENSA CEMBUNG DAN CERMIN CEKUNG
A. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini yaitu:
1. Menentukan jarak titik apai (f) cermin cekung.
2. Menentukan bayangan benda yang dihasilkan oleh cermin cekung.
2. Cermin cekung
3. Layar
C. Landasan Teori
A. Cermin Cekung
Salah satu jenis cermin yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah cermin
cekung. Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya lengkung, dimana permukaan
cermin yang memantulkan cahaya, melengkung ke belakang. Bayangan yang
dihasilkan adalah bayangan nyata atau maya. Cermin cekung bersifat konvergen,
yaitu bersifat mengumpulkan sinar. Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan
mengumpul pada satu titik yang dinamakan titik fokus. Cermin cekung di sebut juga
cermin konkaf atau cermin positif.
Salah satu penerapan dari cermin cekung digunakan pada lampu senter dan lampu
depan mobil. Penggunaan cermin cekung pada lampu senter ataupun lampu depan
mobil untuk memparalelkan cahaya sehingga semua cahaya dapat bergerak lurus ke
depan. Jika kaca penutup depan lampu senter dibuka, dan melepaskan cermin cekung
maka cahaya senter yang dihasilkan melebar ke semua arah dan tidak dapat
menerangi benda atau permukaan jalan pada jarak jauh.
Gambar 2.1 Bagian-bagian Cermin Cekung
Keterangan :
P : Titik pusat kelengkungan cermin.
F : Titik fokus.
O : Titik pusat permukaan cermin.
OF : Jarak fokus, panjangnya ½ jari-jari kelengkungan cermin,
OP : Sumbu utama
R1, R2, R3 : Ruang di depan cermin.
R4 : Ruang di belakang cermin.
B. Titik Fokus Cermin Cekung
Jika permukaan cermin cekung yang memantulkan cahaya dihadapkan pada benda
yang sangat jauh misalnya matahari, maka berkas cahaya yang dipancarkan matahari
akan sejajar dengan sumbu utama cermin cekung. Sumbu utama adalah garis khayal
yang tegak lurus dengan bagian tengah permukaan cermin cekung.
Ketika menumbuk permukaan cermin cekung, masing-masing berkas cahaya atau
sinar cahaya mematuhi hukum pemantulan cahaya. Di antara sinar datang dan sinar
pantul terdapat garis normal yang tegak lurus dengan permukaan cermin yang dilalui
sinar cahaya, tetapi garis normal tidak digambarkan. Sudut antara sinar datang dengan
garis normal sama dengan sudut antara sinar pantul dengan garis normal. Berbeda
dengan cermin datar yang mempunyai permukaan datar sehingga semua garis normal
searah, pada cermin cekung garis normal tidak searah karena permukaan cermin
cekung melengkung dan tidak datar. Semua sinar pantul tersebut berpotongan pada
satu titik yang berhimpit dengan sumbu utama yang dinamakan titik fokus (F).
Dengan kata lain, titik fokus merupakan titik bayangan dari benda yang berjarak
sangat jauh dari permukaan cermin cekung, misalnya matahari dan bintang.
Gambar 2.2. Titik Fokus Cermin Cekung
2. Sinar yang datangnya melewati titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama.
D. Prosedur Percobaan
1. Susunlah alat seperti gambar
2. Nyalakanlah sumber cahaya dan aturlah kedudukan benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan paling tajam
3. Ukurlah jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’)
4. Ulangi percobaan beberapa kali dengan kedudukan benda yang berbeda
E. Hasil Pengamatan
1. 8 cm 11 cm
2. 10 cm 12 cm
3. 10 cm 7 cm
4. 7 cm 8 cm
F. Pembahasan
Percobaan yang telah kami lakukan yaitu percobaan cermin cekung. Cermin cekung
adalah cermin yang berbentuk irisan bola yang bagian dalamnya memantulkan
keseluruhan cahaya yang diterimanya. Sifat dari cermin cekung adalah
mengumpulkan sinar-sinar pantul. Titik berkumpulnya sinar-sinar pantul disebut
dengan titik fokus atau titik api. Hal tersebut sesuai dengan percobaan yang telah
kami lakukan yaitu ketika lilin diletakkan didepan cermin cekung dengan jarak yang
telah ditentukan maka cermin tersebut dapat memantulkan keseluruhan cahaya yang
diterima oleh cermin cekung. Dari pemantulan lilin yang diterima oleh cermin cekung
maka terbentuklah bayangan pada layar.
Saat lilin berada dekat dengan cermin cekung, bayangan cahaya lilin yang terbentuk
ialah cahaya lilin terlihat semu, ukurannya lebih besar dan posisinya tegak. Saat lilin
dijauhkan dari cermin cekung, bayangan cahaya lilin yang terbentuk ialah nyata dan
posisinya terbalik, sedangkan ukurannya dapat diperbesar dan diperkecil sesuai
dengan jarak cermin dengan lilin. Sehingga ketika jarak benda semakin jauh maka
jarak bayangan yang terbentuk semakin kecil.
Fokus yang diperoleh pada saat percobaan dengan menggunakan perhitungan rumus
1/F = 1/s + 1/s’. dan fokur rata- rata dari seluruh percobaan kami yaitu= 8 cm
Pada percobaan yang kami lakukan yaitu mentukan jarak bayangan, hasilnya dapat
diperoleh sebagai berikut:
1. Pembentukan Bayangan
Untuk menentukan bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung maka menggunakan
sinar istimewa. Percobaan yang telah kami lakukan dari 5 percobaan tersebut
hasilnya adalah sifatnya nyata, terbalik dan juga diperkecil. Hal tersebut karena benda
yaitu lilin diletakkan diluar pusat kelengkungan cermin sehingga bayangan yang
terbentuk bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil dan terletak diantara pusat
kelengkungan cermin dan titik fokus.
2. Fokus bayangan
Untuk menentukan fokus bayangan yaitu dengan menggunakan perhitungan. Fokus
yang telah kami peroleh dari perhitungan kami peroleh dari percobaan kemudian
mendapatkan data jarak bayangan.
G. Jawaban Pertanyaan
Jarak fokus cermin cekung = 8 cm
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa jarak
benda terhadap cermin cekung berpengaruh pada jarak bayangan yang dihasilkan.
Bayangan yang dihasilkan cermin cekung adalah sifatnya nyata, terbalik dan juga
diperkecil.
I. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Adapun kesulitan- kesulitan yang saya alami ketika melakukan kegiatan praktikum
diantaranya:
A. TUJUAN
Setelah melakukan kegiatan dalam percobaan ini diharapkan anda dapat
B. KAJIAN TEORI
Lensa adalah medium transparan yang dibatasi oleh dua permukaan bias paling
sedikit satu diantaranya lengkung sehingga terjadi dua kali pembiasan sebelum keluar dari
lensa. Garis hubung antara pusat kelengkungan kedua permukaan disebut sumbu utama.
Bayangan yang dibuat oleh permukaan pertama merupakan benda untuk permukaan kedua.
Permukaan kedua akan membuat bayangan akhir. Terdapat dua jenis lensa, yaitu lensa
cembung dan lensa cekung. Pada lensa cembung (lensa positif) sinar dapat mengumpul
(konvergen) dan pada lensa cekung (lensa negatif) sinar dapat menyebar atau konvergen
(Sarojo, 2011).
b) Sinar yang datang melalui titik fokus pasif f akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II
c) Sinar yang datang melalui titik pusat optik (O) akan diteruskan (tidak dibiaskan)
Seperti halnya pada lensa cembung, untuk menggambarkan bayangan pada lensa
cekung pun dapat digunakan perjalanan tiga sinar istimewanya. Tiga sinar istimewa pada
lensa cekung adalah sebagai berikut:
a) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus f,
perhatikan gambar berikut:
b) Sinar datang menuju titik fokus pasif f2 akan akan dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
Gambar Berkas Sinar Istimewa II
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. PERCOBAAN LENSA CEMBUNG
a) Susunlah lensa pada dudukannya dan letakkan di antara layar dan sumber cahaya
b) Nyalakanlah sumber cahaya, kemudian aturlah posisi benda dan layar agar pada layar
terbentuk bayangan yang paling tajam
E. HASIL PERCOBAAN
1. 12 cm 17 cm
2. 36 cm 17 cm
3. 26 cm 17 cm
4. 41 cm 17 cm
JAWABAN PERTANYAAN
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
PERCOBAAN MUATAN LISTRIK
A. Tujuan
1. Menunjukan adanya muatan listrik pada sebuah benda, akibat yang tibul dari sifat
muatan.
2. Memperlihtkan adanya gaya elektrostika dua benda bermuatan.
B. Dasar Teori
Muatan listrik adalah salah satu sifat dasar dari partikel elementer tertentu. Terdapat
dua jenis muatan, muatan positif dan muatan negatif. Muatan positif pada bahan dibawa
oleh proton, sedangkan muatan negatif oleh elektron. Muatan yang bertanda sama saling
tolak menolak, muatan dengan tanda berbeda saling tarik menarik.
Sifat Muatan Listrik
Satuan muatan ”Coulomb (C)”, muatan proton adalah +1,6 x 10-19C, sedangkan
muatan elektron -1,6x 10-19C. Prinsip kekekalan menjadi- kan muatan selalu konstan.
Bila suatu benda diubah menjadi energi, sejumlah muatan positif dan negatif yang sama
akan hilang. Sebatang plastik digosokkan pada kain beberapa saat. Dekatkan batang
plastik pada potongan kertas kecil. Yang terjadi potongan kertas kecil akan menempel ke
batang plastik gambar diabawah.
Fenomena elektrostatis
Kejadian diatas menunjukkan fenomena muatan elektrostatis, dimana batang plastik
bermuatan positif, menarik potongan kertas yang bermuatan negatif. Dua benda yang
muatannya berbeda akan saling tarik menarik satu dengan lainnya. Batang plastik
digantung bebas dengan benang, batang plastik lainnya digosokkan dengan bulu binatang
dan dekatkan ke batang plastik tergantung gambar diabwah. Yang terjadi kedua batang
benda saling tolak menolak. Artinya kedua batang plastik memiliki muatan yang sama
dan saling tolak menolak. Sifat muatan listrik yang sama saling tolak menolak dan
Muatan listrik yang berbeda saling tarik menarik Batang plastik digantung bebas dengan
benang. Batang kaca digosokkan dengan kain sutra dan dekatkan ke batang plastik
tergantung gambar dibawah. Yang terjadi kedua batang benda saling tarik menarik.
Artinya batang plastik dan batang gelas memiliki muatan yang berbeda dan saling tarik
menarik.
C. Alat dan Bahan
1. Bola pingpong 2 buah.
2. Benang jahit secukupnya.
3. Lembaran wool dan nilon.
4. Tas plastic.
5. Isolasi.
6. Sisir plastic.
7. Potongan kertas yang kecil-kecil.
D. Langkah Percobaan
1. Menggantungkan sebuah bola pinpong pada bagian pinggir meja dengan
menggunakan benang dan isolasi. Menggosokan tas plastic pada baju beberapa kali,
kemudian mendekatkannya pada bola pingpong dan mengamati apa yang terjadi
2. Menggosokan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian mendekatkannya pada
potongan-potongan kertas yang terletak diatas meja dan mengamati apa yang terjadi
3. Membiarkan percobaan 2 dalam waktu yang cukup lama dan mengamati apa yang
terjadi
4. Mengikatkan kedua buah bola pingpong pada benang kemudian menggantungkannya
kebagian pinggir meja (ditempelkan menggunakan isolasi). Setelah itu mendekatkan
pada kedua buah bola tetapi jangan sampai bersentuhan. Serta mengamati apa yang
terjadi?
5. Menggosokan bola kiri dan kanan dengan kain wool, setelah itu mendekatkan
keduanya dan mengamati yang terjadi?
6. Melengkapi tabel dengan hasil pengamatan pada lembar kerja.
E. Hasil Pengamatan
Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan
digosok dengan Wool Plastic Nilon
Wool Tarik menarik Tarik menarik Tarik menarik
Plastic Tarik menarik Tarik menarik Tarik menarik
Nilon Tarik menarik Tarik menarik Tolak menolak
F. Pembahasan
Terjadi gaya tarik menarik antara tas plastik dengan bola pingpong, adanya muatan
listrik. Selanjutnya potongan kertas sudah tidak tertarik oleh sisir, karena gaya listrik
pada sisir sudah habis jika muatan listrik pada sisir masih maka kertas akan tertarik.
Tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong. Saling tolak menolak
karena karena kedua bola pingpong tidak bermuatan, listrik sejenis akibat gosokan
dengan kain wool.
G. Kesimpulan
Dari percoabaan muatan listrik dapat disimpulkan adalah muatan listrik terjadi karena
adanya daya tarik menarik muatan dasar yang dimiliki suatu benda.
H. Pertanyaan
1. Mengapa pada langkah (6) antara 2 bola tidak saling berinteraksi?
2. Apakah bola pingpong pada langkah (6) memiliki muatan yang sejenis atau
berlawanan?
3. Jika terdapat 4 buah benda masing-masing A,B,C dan D. bila diketahui benda A
menarik B, B menarik C, sedangkan C menarik . Bila A bermuatan negative maka
tentukanlah jenis muatan benda B, C, dan D !
4. Apa yang dapat anda simpulkana dari interaksi muatan yang sejenis maupun muatan
yang berlawnan?
I. Jawaban Pertanyaan
1. Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung muatan listrik.
2. Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling menolak.
3. Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D.Jika A menarik B, B menarik C, C menarik
D. Diketahui
a. A bermuatan negative maka
b. B bermuatan positif
c. C bermuatan negative
d. D bermuatan positif
4. Interaksi muatan sejenis adalah tolak menolak dan muatan berlawanan adalah tarik
menarik.
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
KELISTRIKAN
1. Judul Percobaan
Percobaan Gerhana
2. Tujuan
Membuktikan terjadinya gerhana
3. Alat dan bahan
4. Dasar Teori
Gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari,[1]
sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil,
bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang
berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang
mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
5. Cara Kerja:
a. Menuliskan bulan pada bola pingpong, matahari pada senter dan gambar bola plastik
sebagai globe (bumi)
b. Masing-masing alat atau bahan diatur pada sebuah garis lurus dengan posisi diurutkan
dan tegak dari kiri matahari, bumi dan bulan, dengan cara diturutkan dan diikatkan
pada statis berkawat runcing.
c. Alat/bahan tersebut disusun dalam ruang gelap.
d. Senter/matahari dinyalakan dan diamati bayangan yang dihasilkan
e. Dengan cara yang sama lalu merubah posisi bulan.bola pingpong.
6. Hasil Pengamatan
Ketika senter dinyalakan, cahaya yang terpancar dari senter ke bola tenis tertutup oleh
bola pingpong. Akibatnya, ada bagian dari bola tenis yang tertutup oleh bayangan bola
pingpong. Saat bola pingpong digerakkan ke kiri dan ke kanan, bentuk bayangan yang ada
pada bola tenis akan tampak berubah-ubah.
7. Pembahasan
Gerhana Bulan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
Gerhana bulan total dibagi menjadi 2 yaitu: Gerhana bulan total negatif: Pada gerhana
ini, bulan akan tepat berada pada daerah NTT dan warna bulan menjadi merah tetapi
tidak rata.
Gerhana bulan total positif: Pada gerhana ini, bulan melalui titik pusat daerah umbra
dan warna bulan menjadi merah merata.
Gerhana bulan sebagian Pada gerhana ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan
dari sinar matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah
penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke permukaan
bulan.
Gerhana bulan penumbra Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian
penumbra. Sehingga bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
Gerhana Bulan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: Eksperimen yang dilakukan
menggambarkan proses terjadinya gerhana matahari. Cahaya seter diumpamakan sbagai sinar
matahari, bola pingpong sebagai bulan, dan bola tenis. Saat gerhana matahati, bulan berada di
antara bumi dan matahari, sehingga sebagian sinar matahari ke permukaan bumi tertutup oleh
bulan. Terdapat empat jenis gerhana matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari
sebagian, gerhana matahari cincin, dan gerhana matahari hibrida.
8. Jawaban Pertanyaan
Gerhana adalah kegelapan cahaya dari suatu tempat benda langit oleh benda langit
lainnya.
Proses terjadinya gerhana matahari adalah sebagai berikut: Bulan berada pada atau
dekat fase baru dan berada pada suatu garis lurus dengan bumi dan matahari sehingga
sinar matahari tertutup oleh bulan. Terjadinya gerhana bulan jika bulan berada pada
fase purnama dan pada satu garis lurus dengan bumi dan matahari sehingga bayangan
bumi menutupi sinar bulan sehingga bulan tampak gelap kemerahan.
Referensi:
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Semoga postingan Laporan Praktikum Alam Semesta (Praktikum IPA di SD) ini bisa
memberi manfaat. Amiin YRA.