Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

TEKNIK WAWANCARA RADIO

“CARA- CARA MEMFORMULASIKAN PERTANYAAN”


Dosen Pengampu: Darmawati S.Ikom, M.Ikom

Disusun Oleh:

AKBAR MUBAROK WICAKSONO (12040312084)


DINA ROSYIDAH (12040322508)
MARTHA KUSUMA (12040323551)
RIO SAPUTRA MANGUNSONG (12040312065)
SHAFIRA RAMADANI (12040323717)
TAUFIQ ALHAKIM (12040316646)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, karena berkat limpahan nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Cara- Cara Memformulasikan Pertanyaan”. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Wawancara Radio yang diampu oleh Ibuk Darmawati
S.Ikom, M.Ikom. Meski kami telah menyusun makalah ini secara maksimal, tidak menutup
kemungkinan masih terdapat kekurangan. Sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari
pembaca sebagai evaluasi bagi penulis.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari makalah ini.

Pekanbaru, Oktober 2021


DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………………..1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………..4

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………5

2.1 Cara- Cara Penyusunan Pertanyaan Wawacanca dalam Radio………………5

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..8

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………8

3.2 Saran…………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wawancara merupakan salah satu format siaran radio yang lebih murah
dibandingkan dengan format acara lainnya, dan punya daya tarik tersendiri. Wawancara
juga merupakan pertemuan antara seseorang dengan orang lain yang diisi dengan tanya-
jawab (question-and-answer). Bentuk acara seperti ini sangat menarik minat khalayak
(pendengar), karena dilakukan dengan tokoh atau orang terkenal. Sebaliknya, wawancara
akan menjadi sangat membosankan dan tidak menarik karena menghadirkan figur yang
sama sekali tidak dikenal.
Terkadang, wawancara yang dilakukan reporter bisa tergelincir menjadi
percakapan santai.Perbedaan ini sebenarnya sangat tipis sekali. Wawancara merupakan
percakapan yang tujuannya sudah ditentukan sebelumnya dengan pewawancara
(interviewer) sebagai pengendalinya.Artinya, wawancara datang dari pewawancara
(interviewer), bukan dari yang diwawancarai (interviewee).
Perolehan informasi untuk kepentingan reportase berita akan ditempuh dengan
cara berwawancara, termasuk persiapan penyelenggaraannya. Narasumberlah yang akan
memberikan informasi yang diperlukan agar kegiatan pemberitaan berhasil.

1.2 Rumusan Masalah


Apa saja cara- cara penyusunan pertanyaan wawancara dalam radio?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara- cara penyusunan pertanyaan wawancara dalam radio.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara- Cara Penyusunan Pertanyaan Wawancara dalam Radio


1. Briefing
Briefing adalah pengarahan sebelum masuknya pada sesi wawancara agar
tidak terjadi kesalahan ketika wawancara sedang berlangsung.

2. Opening
Dalam pembuka atau opening fungsinya adalah untuk memperkenalkan
kepada pendengar mengenai topik wawancara dan narasumber. Opening tidak
perlu terlalu panjang lebar yang penting lengkap dan to the point. Pada opening
akan lebih baik jika menyampaikan poin-poin yang menarik dengan penekanan.
Fungsi opening bukan hanya untuk introduksi program (perkenalan program)
namun juga sebagai sarana promosi kepada pendengar agar tertarik untuk
menyimak program wawancara. Mengenai perkenalan dari narasumber tergantung
pada pertimbangan produser, apakah narasumber akan diperkenalkan atau tidak.
Terkadang ada unsur suspense yang ingin dibangun untuk menimbulkan rasa
ingin tahu pendengar. Bisa juga memang ingin membangun curiosity, sehingga
narasumber disimpan dulu sehingga pendengar penasaran.

3. Ajukan Pertanyaan
Menyusun daftar pertanyaan merupakan kunci keberhasilan suatu
wawancara. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman dalam menyusun
pertanyaan.
1) Pertanyaan sebaiknya menggunakan kalimat yang efektif,singkat, padat,
dan jelas. Pertanyaan tidak bertele-tele dan tidak jelas, sehingga dapat
membingungkan narasumber.
2) Susunlah kalimat pertanyaan yang mewakili keingintahuan konsumen
media anda (pembaca, pendengar, penonton).
3) Mengunakan pertanyaan terbuka, bukan pertanyaan tertutup yang
jawabannya, ya atau tidak.
4) Susun pertanyaan dengan susunan yang logis, tidak hanya antara
pertanyaan yang satu dengan pertanyaan yang lain, tapi juga antara
pertanyaan dengan jawaban narasumber.
5) Jika wawancara menyangkut topik yang sedang hot, aktual dan banyak
ditunggu orang perkembangannya, maka pertanyaan pertama bisa dimulai
dengan pertanyaan yang paling penting terlebih dahulu (struktur piramida
terbalik). Namun, dengan tetap memperhatikan keramahan, kesopanan,
tidak bergaya interogatif dan sok paling tahu, yang dapat membuat
narasumber tidak nyaman dan defensif.
6) Jika topik wawancara adalah masalah ringan dan bernuasa human interest,
maka pertanyaan bisa dimulai dari yang ringan, mudah, dan tidak
memaksa narasumber untuk berpikir terlalu dalam. Untuk wawancara
seperti ini sebaiknya hindari pertanyaan yang sulit dan langsung menohok
ke pokok permasalahan atau langsung ke hal yang lebih substansial.
7) Buat pertanyaan yang tidak menimbulkan salah interpretasi dan bermakna
ganda. Buatlah pertanyaan yang tidak mudah mudah diprediksi oleh
narasumber, sehingga jawawaban narasumber tidak datar dan standart.
8) Jika dalam pertanyaan memerlukan disampaikannya data-data yang detail
(angka dan data statistik), maka buatlah seringkas mungkin dan dapat
dipahami oleh narasumber maupun audiens anda.
9) Hindari penggunaan istilah atau bahasa yang sulit dimengerti oleh
narasumber dan audiens anda. Gunakan istilah atau bahasa yang lazim dan
sudah diketahui maknanya secara umum. Jika dari istilah atau bahasa
tersebut, ada padanan bahasa Indonesianya, maka gunakanlah.
10) Buat pertanyaan yang relevan kepada narasumber sesuai dengan
keahliannya atau kompetensinya.
11) Hindari pertanyaan yang keluar dari fokus masalah yang akan digali.
12) Ajukan pertanyaan satu-persatu, jangan sekaligus beberapa pertanyaan,
karena narasumber cenderung akan memilih menjawab satu saja yang
paling mudah dan tidak menjawab yang lain.
13) Sebaiknya tidak mengawali pertanyaan dengan kata apakah, karena dalam
makna akan cendrung menggiring narasumber menjawab singkat dan
tertutup. Sebuah kalimat bisa menjadi kalimat pertnyaan tergantung dari
intonasi yang anda gunakan, tanpa harus mengawalinya dengan kata
apakah.
14) Harus mengerti maksud dari awal kalimat pertanyaan yang digunakan.
a) Siapa , digunakan biasanya untuk menanyakan sebuah nama.
b) Apa, untuk memancing narasumber menyampaikan sebuah
deskripsi.
c) Kapan, untuk menyanyakan waktu dari peristiwa.
d) Di mana, untuk menanyakan tempat kejadian peristiwa.
e) Mengapa, meminta penjelasan lebih lanjut.
f) Bagaimana, untuk menyakan pendapat narasumber terhadap suatu
masalah.
15) Bertuturlah dan jangan membaca ketika menyampaikan kalimat
pertanyaan.

4. Closing
Untuk bagian penutupan, diisi dengan kesimpulan dari pewawancara
mengenai topik yang dikupas atau pribadi yang tengah diwawancarai. Tentu saja,
penyimpulan harus relevan sesuai dengan tujuan wawancara. Jangan sampai,
ketika tujuan wawancara adalah untuk memperjelas suatu kasus tertentu,
kesimpulan justru menyinggung deskripsi kepribadian narasumber.
Jika memungkinkan, berikan kesempatan atau kepada narasumber untuk
menyampaikan pesan terakhir atau menekankan pada poin yang ingin diingat oleh
pendengar. Setelah itu, baru menutup program wawancara dengan santun, penyiar
atau pewawancara mohon undur diri. Setel Jingle program (kadang ditambah
iklan sponsor), lalu acara resmi ditutup.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cara- Cara atau langkah-langkah dalam Penyusunan Pertanyaan Wawancara
dalam Radio adalah Briefing, Opening, Ajukan Pertanyaan, Closing
3.2 Saran
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa dipertanggungjawabkan
nantinya.Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan Asy’ari. 2012. Jurnalistik Radio. Jakarta: Erlangga.


Helena Olii. 2006. Reportase Radio. Jakarta: PT Indeks.

Anda mungkin juga menyukai