SINTESIS ASPIRIN
H+
R C OH + HO R' R C OR' + H2O
(asam karboksilat) (alkohol) (ester) (air)
Gambar 2.1. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. (Harold, 2003).
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas, memiliki ekstraksi pada suhu tinggi, memiliki daya larut yang baik
(Anonim, diakses tanggal 22 November 2014). Rumus kimianya adalah C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 mL. Fenol memiliki sifat
yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan
dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal
ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi
seperti itu. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin,
14
15
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Struktur fenol sebagai berikut:
Adapun reaksi sintesis metil salisilat dari asam salisilat yaitu sebagai berikut:
O O O OH
OH O
CH3
COOH
COOH C O C CH3
O OH
OH O
H+
H3C C O C CH3 +
+
(asam salisilat)
OH O
CH3
+
COOH C O C CH3
H
O
H+
OH O
CH3 OH O
CH3
+
COOH C O C CH3
H COOH C+ COOH C CH
3
O O
O O
+ HO C CH3
Gambar 2.4. Mekanisme Reaksi Sintesis Aspirin (Wikipedia, diakses tanggal 22 November 2014)
Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam
untuk mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek
maka dilakukanlah pemanasan untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin
juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan
terbentuk endapan (wikipedia, diakses tanggal 22 November 2014). Endapan inilah
yang merupakan aspirin. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan
aspirin. Sedangkan reaksi dengan methanol akan menghasilkan metil salisilat. Uji
terhadap asam salisilat dan aspirin komersiil digunakan untuk menguji kemurnian
aspirin. Kemurnian aspirin bisa diuji dengan menggunakan FeCl3. FeCl3 bereaksi
dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu.
Selain itu kemurnian aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh, dimana
seharusnya titik leleh aspirin murni adalah 136 oC. Sedangkan untuk kandungan analisis
17
aspirin dapat digunakan titrasi asam basa menggunakan NaOH setelah kristal aspirin
dilarutkan dalam etanol (pelarut organik) (Leeboy, dkk., 2014).
Rendemen teoritis adalah banyaknya suatu hasil reaksi jika reaksi tersebut
berlangsung sempurna. Dalam praktik suatu hasil reaksi adalah kurang dari 100%
artinya reaksi tidak berjalan sempurna yang dikarenakan oleh berbagai macam faktor.
Untuk menentukan presentasi rendemen dari suatu zat digunakan rumus berikut:
kristal
Lar. E + H2O 50 mL dingin - Berwarna putih
Lar. F keruh, kristal lebih
sedikit
2.9. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, digunakan 1,4 g asam salisilat dan 4 mL
anhidrida asam asetat yang ditambahkan dengan 5 tetes katalis asam fosfat 85% untuk
mensintesis aspirin. Keuntungan menggunakan asam fosfat sebagai katalis yakni karena
membutuhkan jumlah yang sedikit, mudah bereaksi, mempunyai temperatur ruang,
merupakan absorban padat yang baik, mudah digunakan dan menghasilkan produk
dengan kadar yang tinggi. Peranan lain dari asam fosfat adalah sebagai zat penghidrasi,
dimana hasil samping produk yakni asam asetat akan terhidrasi membentuk anhidrida
asetat yang selanjutnya akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin
dan hasil samping asam asetat. Campuran tersebut kemudian dipanaskan selama 5
menit.
23
Tujuan dari pemanasan ini agar zat-zat tersebut dapat larut dan saling bercampur.
Persaman reaksinya adalah sebagai berikut:
lebih kecil dari data teoritis. Dari hasil pengolahan data, diperoleh rendemen sebesar
85,79 %. Jumlah ini menyatakan perbandingan antara jumlah produk yang diperoleh
dari percobaan dengan jumlah produk yang seharusnya diperoleh secara teoritis.
Setelah produk terbentuk, dilakukan identifikasi produk melalui uji pembentukan
kompleks dengan FeCl3. Penambahan FeCl3 pada larutan asam salisilat, akan merubah
warna larutan menjadi ungu. Berdasarkan hasil percobaan, hasil larutan setelah
ditambahkan FeCl3 berubah warna menjadi ungu. Hal tersebut menandakan bahwa
produk yang dihasilkan selama percobaan mengandung asam salisilat.
2.10. Kesimpulan
- Esterifikasi fenol merupakan ester diturunkan dari asam dengan mengganti
gugus –OH oleh gugus –OR. Terjadi substitusi gugus hidroksi (-OH) pada
asam salisilat dengan gugus asetil(-OCOCH3) pada anhidrida asetat. Senyawa
dengan gugus –OH yang terikat langsung pada cincin aromatik.
- Aspirin merupakan senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis
melalui reaksi esterifikasi dengan penambahan anhidrida asam asetat. Sebagai
katalis, digunakan asam fosfat. Reaksi ini akan menghasilkan aspirin sebagai
produk utama dan asam asetat sebagai produk sampingan.
- Uji terhadap aspirin dengan menggunakan FeCl3 menghasilkan larutan
berwarna ungu, positif masih ada asam salisilat. Dari hasil percobaan
didapatkan randemen sebesar 85,79 %.