Anda di halaman 1dari 11

BAB II

SINTESIS ASPIRIN

2.1. Tujuan Percobaan


- Memahami reaksi esterifikasi fenol
- Memahami reaksi pembuatan aspirin
- Mampu melakukan uji kadar aspirin hasil reaksi
2.2. Tinjauan pustaka
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol
menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut
esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR
dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi
esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik
(reversible) (Fessenden,1982)
O O

H+
R C OH + HO R' R C OR' + H2O
(asam karboksilat) (alkohol) (ester) (air)
Gambar 2.1. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam
karboksilat dengan alkohol. (Harold, 2003).
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas, memiliki ekstraksi pada suhu tinggi, memiliki daya larut yang baik
(Anonim, diakses tanggal 22 November 2014). Rumus kimianya adalah C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 mL. Fenol memiliki sifat
yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan
dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal
ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat
melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi
seperti itu. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin,

14
15

pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis
senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Struktur fenol sebagai berikut:

Gambar 2.2. Struktur Fenol (Wikipedia, diakses 22 November 2014)


Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat turunan dari
salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (antinyeri), antipiretik
(penurun panas), dan anti inflamasi (antiperadangan) (Saleh, 2011). Aspirin juga
memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama
untuk mencegah serangn jantung. Aspirin bersifat antipiretik dan analgesik karena
merupakan kelompok senyawa glikosida (Anonim, diakses tanggal 22 November 2014).
Glikosida merupakan zat kompleks yang mengandung gula yang ditemukan pada
beberapa tumbuhan. Glikosida ini dibentuk dari reaksi biokimia yang membuat senyawa
yang lebih polar daripada air terlarut dalam molekul (Wikipedia, diakses tanggal 22
November 2014). Tanaman dengan kandungan glikosida tinggi digunakan sebagai suatu
obat dengan suatu efek terapi karena memiliki efek bioaktif. Tanaman memiliki efek
terapi pada dosis yang rendah dan memiliki dosis toksik dengan dosis tinggi sehingga
dapat disimpulkan bahwa glikosida ini memiliki indeks terapi yang sempit. Senyawa
metil salisilat dapat dibuat dengan prinsip esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam
karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester
asam karboksilat yang dibantu dengan katalis H3PO4.

Gambar 2.3. Struktur Aspirin


16

Adapun reaksi sintesis metil salisilat dari asam salisilat yaitu sebagai berikut:
O O O OH

H3C C O C CH3 + H2SO4 H3C C O C CH3 + HSO4-


+
(asam asetat anhidrat) (asam sulfat)

OH O
CH3
COOH
COOH C O C CH3
O OH
OH O
H+
H3C C O C CH3 +
+

(asam salisilat)

OH O
CH3
+
COOH C O C CH3
H
O
H+

OH O
CH3 OH O
CH3
+
COOH C O C CH3
H COOH C+ COOH C CH
3
O O
O O

+ HO C CH3

(asam asetat) (asam asetil salisilat)

Gambar 2.4. Mekanisme Reaksi Sintesis Aspirin (Wikipedia, diakses tanggal 22 November 2014)
Pada proses pembuatan reaksi esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam
untuk mempercepat reaksi. Tetapi pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek
maka dilakukanlah pemanasan untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin
juga ditambahkan air untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan
terbentuk endapan (wikipedia, diakses tanggal 22 November 2014). Endapan inilah
yang merupakan aspirin. Reaksi dengan anhidrida asam asetat akan menghasilkan
aspirin. Sedangkan reaksi dengan methanol akan menghasilkan metil salisilat. Uji
terhadap asam salisilat dan aspirin komersiil digunakan untuk menguji kemurnian
aspirin. Kemurnian aspirin bisa diuji dengan menggunakan FeCl3. FeCl3 bereaksi
dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu.
Selain itu kemurnian aspirin juga dapat ditentukan dengan uji titik leleh, dimana
seharusnya titik leleh aspirin murni adalah 136 oC. Sedangkan untuk kandungan analisis
17

aspirin dapat digunakan titrasi asam basa menggunakan NaOH setelah kristal aspirin
dilarutkan dalam etanol (pelarut organik) (Leeboy, dkk., 2014).
Rendemen teoritis adalah banyaknya suatu hasil reaksi jika reaksi tersebut
berlangsung sempurna. Dalam praktik suatu hasil reaksi adalah kurang dari 100%
artinya reaksi tidak berjalan sempurna yang dikarenakan oleh berbagai macam faktor.
Untuk menentukan presentasi rendemen dari suatu zat digunakan rumus berikut:

hasil yang diperoleh percobaan


% Rendemen = × 100% ............ (2.1.a)
hasil teoritis berdasarkan stokiometri

(wikipedia, diakses tanggal 28 November 2014)


Uji yang dilakukan terhadap aspirin yaitu direaksikan dengan FeCl3 yang akan
memberikan warna ungu pada asam salisilat. Warna yang dihasilkan oleh asam salisilat
terjadi karena asam salisilat adalah senyawa yang mengandung fenol, maka fenol dari
asam salisilat akan bereaksi dengan FeCl3 membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu (Anonim, Sintesis Asetosal, diakses tanggal 22 November 2014).
2.3. Tinjauan Bahan
A. Aquadest
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02 g/mol
Bentuk fisik : Cairan tak berwarna dan tidak berbau
Titik beku : 0 oC
Titik didih : 100 oC
B. Besi klorida
Rumus molekul : FeCl3
Titik lebur : 306 oC
Densitas : 2,9 g/cm3
Berat molekul : 162,20 g/mol
Bentuk fisik : Serbuk hitam
C. Asam salisilat
Rumus kimia : C7H6O3
Berat molekul : 132,12 g/mol
Bentuk fisik : Kristal putih
Densitas : 144 g/cm3
18

D. Anhirida asam asetat


Rumus kimia : C4H6O3
Berat molekul : 102.08 g/mol
Densitas : 1.08 g/cm3
Titik lebur : -73 °C
E. Asam fosfat
Rumus kimia : H3PO4
Berat molekul : 1825.28 g/mol
Warna : Putih
Bentuk fisik : Cair
Titik lebur : 78–90 °C
2.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- batang pengaduk - Aquadest (H2O)
- Beakerglass - besi klorida (FeCl3)
- botol aquadest - asam salisilatlat (C7H6O3)
- corong kaca - anhidrida asam asetat (C4H6O3)
- corong Bücher - asam fosfat (H3PO4)
- Erlenmeyer
- gelas arloji
- kertas saring
- labu ukur
- neraca
- penjepit
- pipet tetes
- pipet volume
- Waterbath
19

2.5. Prosedur Percobaan


A. Preparasi larutan
- Membuat larutan 10% FeCl3 sebanyak 50 mL.
B. Pembuatan aspirin
- Memanaskan air dalam wadah penangas air
- Menimbang sekitar 1,4 gr asam salisilat dalam labu Erlenmeyer 250 mL.
Menambahkan 4 mL anhidrida asam asetat dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat membilas serbuk asam salisilat yang menempel di dinding
wadah
- Menambahkan dengan hati-hati (bekerja di ruang asam) 5 tetes 85 % H3PO4
- Mengaduk larutan dengan pengaduk kaca
- Memanaskan labu Erlenmeyer berisi campuran reaksi tersebut dalam penangas
air yang airnya telah dipanaskan 5 menit. Sebaiknya labu Erlenmeyer dipegang
dengan klem
- Setelah 5 menit, mengangkat labu Erlenmeyer dari penangas air dan segera
menambahkan 2 mL Aquadest dingin
- Setelah 2 atau 3 menit, menambahkan lagi 20 mL Aquadest dingin dan
membiarkan labu berisi campuran reaksi mencapai suhu kamar dan mulai
mengalami kristalisasi. Pastikan bahwa kristal telah terbentuk
- Menambahkan Aquadest dingin sebanyak 50 mL untuk mendapatkan endapan
kristal yang lebih sempurna dan dinginkan labu beserta isinya dalam wadah
penangas berisi es sehingga proses pembentukan kristal sempurna
- Mengumpulkan kristal yang diperoleh menggunakan corong Bücher yang telah
dilapisi kertas saring. Mencuci kristal dengan sedikit air dingin
- Melakukan rekristalisasi untuk mendapatkan kristal yang lebih murni, dengan
cara melautkan kristal yang sudah terbentuk dalam 5 mL etanol. Kemudian
menambahkan 20 mL air hangat. Memanaskan larutan sampai semua kristal
tepat larut, dan kemudian biarkan larutan dingin sampai kembali terbentuk
kristal. Menyaring kembali kristal dengan corong Bücher
- Menimbang kristal yang terbentuk sesudah dikerngkan di udara. Kemudian
menghitung rendemen hasil kristal asam asetil salisilat (aspirin) yang
diperoleh, dengan membandingkan berat hasil percobaan dengan berat hasil
20

teoritis (berdasarkan perhitungan stoikiometrik, sesuai persamaan di bawah


ini).
- Menghitung persen rendemen adalah sebagai berikut:

hasil yang diperoleh percobaan


% Rendemen = × 100% ............ (2.1.b)
hasil teoritis berdasarkan stokiometri
C. Uji terhadap Aspirin
- Menyiapkan 3 buah tabung reaksi dan memberi label masing-masing
- Menambahkan 20 tetes Aquadest dm ke dalam tiap tabung dan goyangkan
untuk melarutkan sampel dalam tabung
- Menambahkan 10 tetes larutan 10% FeCl3 ke dalam tiap tabung. Amati
perubahan warna larutan dan mencatat hasilnya. Warna ungu menunjukkan
adanya asam salisilat dalam sampel.
2.6. Data Pengamatan
Tabel 2.1. Data Pengamatan Sintesis Aspirin
No. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
1. Pembuatan Aspirin
C7H6O3 + (CH3COO)2 Lar. A - Berwarna putih
Lar. A + H3PO4 Lar. B - Berwarna putih
Lar. B diaduk sampai homogen - Berwarna putih susu
Lar. B Lar. C - Berwarna putih
jernih
Lar. C + H2O 2 mL Lar. D - Berwarna putih, ada
endapan Terbentuk
Lar. D didiamkan 2-3 menit - Berwarna putih, kristal
kristal semakin aspirin
banyak
Lar. D + H2O 20 mL Lar. E - Berwarna putih,
kristal semakin
banyak
Lar. E didiamkan sampai suhu kamar - Berwarna putih
keruh, ada endapan
putih berbentuk
21

kristal
Lar. E + H2O 50 mL dingin - Berwarna putih
Lar. F keruh, kristal lebih
sedikit

Lar. F didinginkan dengan es batu - Berwarna putih


Lar.G jernih dan terbentuk
kristal
Lar. G disaring dengan corong Bücher - Terbentuk kristal
Lar. H
Lar. H + etanol 5 mL + Aquadest - Berwarna putih
hangat Lar. I keruh, terbentuk
endapan kristal
Lar. I dipanaskan sampai larutan tepat - Berwarna bening,
jenuh Lar. J tidak ada endapan
Lar. J didinginkan sampai suhu kamar - Terbentuk sedikit
Lar. K endapan Kristal
Lar.K didinginkan dengan es batu - Terbentuk banyak
Lar. L endapan kristal
Lar. L disaring dengan corong - Kristal yang akan
buncher ditimbang
2. Uji terhadap Aspirin
Kristal + 20 tetes H2O Lar. - Kristal larut sedikit Terdapat
M asam
salisilat
Lar. M + 10 tetes FeCl3 Lar. - Campuran larutan dalam
N berwarna ungu sampel
22

2.7. Persamaan Reaksi

2.8. Dokumentasi Percobaan

Gambar 2.5. Endapan Kristal Gambar 2.6. Uji Aspirin

2.9. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, digunakan 1,4 g asam salisilat dan 4 mL
anhidrida asam asetat yang ditambahkan dengan 5 tetes katalis asam fosfat 85% untuk
mensintesis aspirin. Keuntungan menggunakan asam fosfat sebagai katalis yakni karena
membutuhkan jumlah yang sedikit, mudah bereaksi, mempunyai temperatur ruang,
merupakan absorban padat yang baik, mudah digunakan dan menghasilkan produk
dengan kadar yang tinggi. Peranan lain dari asam fosfat adalah sebagai zat penghidrasi,
dimana hasil samping produk yakni asam asetat akan terhidrasi membentuk anhidrida
asetat yang selanjutnya akan kembali bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin
dan hasil samping asam asetat. Campuran tersebut kemudian dipanaskan selama 5
menit.
23

Tujuan dari pemanasan ini agar zat-zat tersebut dapat larut dan saling bercampur.
Persaman reaksinya adalah sebagai berikut:

(asam salisilat) (anhidrida asetat) (asam asetil salsilat) (asam asetat)

Setelah campuran dipanaskan selama 5 menit kemudian diangkat dan


ditambahkan 2 mL aquadest. Selanjutnya menunggu 2 sampai 3 menit kemudian
ditambahkan 20 mL aquadest dan membiarkan campuran mencapai suhu kamar dan
mengkristal. Setelah campuran tersebut berada pada suhu kamar kemudian ditambahkan
50 mL Aquadest kembali dengan tujuan untuk mendapatkan produk kristal yang lebih
sempurna.
Kristal yang terbentuk berwarna putih. Kristal tersebut kemudian disaring dengan
corong Bücher yang dilapisi kertas saring dan kemudian dicuci dengan sedikit Aquadest
dingin. Selanjutnya dilakukan rekristalisasi untuk mendapatkan kristal yang lebih murni
dengan cara melarutkan kristal dalam 5 mL etanol dan ditambahkan 20 mL air hangat.
Rekristalisasi adalah suatu proses dimana butir logam yang terdeformasi digantikan
oleh butiran baru yang tidak terdeformasi yang intinya tumbuh sampai butiran asli
termasuk didalamnya (Rekristalisasi Wikipedia). Fungsi etanol disini adalah untuk
melarutkan dan memisahkan aspirin dengan air. Campuran kemudian dipanaskan
sampai larut dan didinginkan kembali sehingga terbentuk kirstal. Kristal kemudian
disaring kembali dan dikeringkan di udara.
Berat aspirin berdasarkan percobaan diperoleh sebesar 1,57 gram. Sedangkan
hasil teoritis dari perhitungan stokiometri diperoleh sebesar 1,83 gram. Data tersebut
menunjukkan perbedaan jumlah aspirin yang diperoleh dari data percobaan dengan data
teoritis. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ada sebagian dari sisa asam salisilat
yang tidak bereaksi secara sempurna sehingga menyebabkan berat aspirin yang
diperoleh lebih kecil dari data teoritis. Kemungkinan lain yang bisa terjadi yaitu adanya
aspirin yang ikut terlarut dalam pelarut. Dalam percoban ini pelarut yang digunakan
adalah etanol sehingga menyebabkan produk aspirin yang didapat pada saat percobaan
24

lebih kecil dari data teoritis. Dari hasil pengolahan data, diperoleh rendemen sebesar
85,79 %. Jumlah ini menyatakan perbandingan antara jumlah produk yang diperoleh
dari percobaan dengan jumlah produk yang seharusnya diperoleh secara teoritis.
Setelah produk terbentuk, dilakukan identifikasi produk melalui uji pembentukan
kompleks dengan FeCl3. Penambahan FeCl3 pada larutan asam salisilat, akan merubah
warna larutan menjadi ungu. Berdasarkan hasil percobaan, hasil larutan setelah
ditambahkan FeCl3 berubah warna menjadi ungu. Hal tersebut menandakan bahwa
produk yang dihasilkan selama percobaan mengandung asam salisilat.
2.10. Kesimpulan
- Esterifikasi fenol merupakan ester diturunkan dari asam dengan mengganti
gugus –OH oleh gugus –OR. Terjadi substitusi gugus hidroksi (-OH) pada
asam salisilat dengan gugus asetil(-OCOCH3) pada anhidrida asetat. Senyawa
dengan gugus –OH yang terikat langsung pada cincin aromatik.
- Aspirin merupakan senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis
melalui reaksi esterifikasi dengan penambahan anhidrida asam asetat. Sebagai
katalis, digunakan asam fosfat. Reaksi ini akan menghasilkan aspirin sebagai
produk utama dan asam asetat sebagai produk sampingan.
- Uji terhadap aspirin dengan menggunakan FeCl3 menghasilkan larutan
berwarna ungu, positif masih ada asam salisilat. Dari hasil percobaan
didapatkan randemen sebesar 85,79 %.

Anda mungkin juga menyukai