Anda di halaman 1dari 3

2.

PASAR MODAL YANG EFISIEN

Secara formal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah
mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga
sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan demikian, akan sangat sulit pasar modal (atau
bahkan hampir tidak mungkin) bagi para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan di atas normal
secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di bursa efek. Efisiensi dalam arti ini sering
juga disebut sebagai efisiensi informasional.

Ada tiga bentuk/tingkatan untuk menyatakan efisiensi pasar modal.

• Pertama adalah keadaan, di mana harga-harga mencerminkan semua informasi yang ada pada catatan
harga di waktu yang lalu. Dalam keadaan seperti ini pemodal tidak bisa memperoleh tingkat keuntungan
di atas normal dengan menggunakan trading rules yang berdasarkan atas informasi harga di waktu yang
lalu. Keadaan ini disebut sebagai bentuk efisiensi yang lemah (weak form efficiency). Penelitian tentang
random walk menunjukkan bahwa sebagian besar pasar modal paling tidak efisien dalam bentuk ini.

• Kedua adalah keadaan di mana harga-harga bukan hanya mencerminkan harga-harga di waktu yang
lalu, tetapi juga mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. Keadaan ini disebut sebagai
bentuk efisiensi setengah kuat (semi strong). Dengan kata lain, para pemodal tidak bisa memperoleh
tingkat keuntungan di atas normal dengan memanfaatkan public information. Para peneliti telah
menguji keadaan ini dengan melihat peristiwa-peristiwa tertentu, seperti penerbitan saham baru,
pengumuman laba dan dividen, perkiraan tentang laba perusahaan, perubahan praktik-praktik
akuntansi, merger, dan pemecahan saham. Kebanyakan informasi-informasi ini dengan cepat dan tepat
dicerminkan dalam harga saham.

• Ketiga adalah bentuk efisiensi yang kuat (strong forms) di mana harga tidak hanya mencerminkan
semua informasi yang dipublikasikan, tetapi juga informasi yang bisa diperoleh dari analisis fundamental
tentang perusahaan dan perekonomian. Dalam keadaan semacam ini pasar modal akan seperti rumah
lelang yang ideal: harga selalu wajar dan tidak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang
lebih baik tentang harga saham. Kebanyakan tes dalam bentuk ini dilakukan terhadap prestasi berbagai
portofolio yang dikelola secara profesional.

3. Jelaskan tentang Balancing Theory dan Pecking Order Theory tersebut dan pada kondisi bagaimana
penerapannya!

Balancing Theory

Berbagai faktor, seperti adanya corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax telah
dipertimbangkan untuk menjelaskan mengapa suatu perusahaan akhirnya memilih struktur modal
tertentu. Penjelasan tersebut termasuk dalam lingkup balancing theories. Esensi balancing theories
adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang.
Sejauh manfaat masih lebih besar hutang akan bertambah. Tetapi apabila pengorbanan karena
menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak boleh lagi ditambah Husnan dan Pujiastuti,
2004.

Pecking Order Theory

Pecking Order Theory menurut Myers 1984, menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal
financing yaitu perusahaan lebih cenderung menggunakan sumber pendanaan dari internal perusahaan
yaitu hasil dari operasi berupa laba ditahan terlebih dahulu daripada dana eksternal dala aktivitas
pendanaan. Hanya jika perusahaan tidak memiliki dana internal yang memadai, maka dana eksternal
akan dipilih sebagai alternatifnya.

Anda mungkin juga menyukai