Proposal - Pengaruh Pemberian Teh Herbal Daun Sembung (Blumea Balsamifera) Terhadap Ekspresi Protein p53 Pada K
Proposal - Pengaruh Pemberian Teh Herbal Daun Sembung (Blumea Balsamifera) Terhadap Ekspresi Protein p53 Pada K
HALAMAN SAMPUL................................................................................................i
PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB. I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................2
1.5. Luaran yang diharapkan.............................................................................2
BAB. II.TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1 Fitokimia Daun Sembung..........................................................................3
2.2 Daun Sembung Sebagai Antikanker dan Antioksidan...............................3
BAB. III. METODE PENELITIAN..........................................................................4
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................4
3.2. Bahan dan Alat...........................................................................................4
3.3. Rancangan Penelitian.................................................................................4
3.4. Tahapan Penelitian.....................................................................................6
3.5. Variabel yang Diamati...............................................................................6
3.6. Langkah-Langkah Penelitian.....................................................................6
3.7. Rencana Analisis Data...............................................................................7
BAB. IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................................9
4.1. Anggaran Biaya.........................................................................................9
4.2. Jadwal Kegiatan.........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.................................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...............................................................16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas.....................17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.........................................................18
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya (PPKP, 2017). Kanker
payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di dunia dengan persentase
kejadian sebesar 15% (IARC, 2018). World Health Organization (WHO)
menyatakan angka kejadian kanker payudara terus meningkat setiap tahunnya
sebesar 1-2% di beberapa negara di dunia. Pada tahun 2018 ditemukan sekitar
18,1 juta kasus kanker dan 9,6 juta perempuan meninggal dunia akibat kanker
payudara di seluruh dunia (IARC, 2018).
Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati
urutan pertama dengan 18,6% kasus. Di RS Kanker Dharmais Jakarta, kasus
kanker payudara juga mengalami peningkatan, dari 221 kasus pada tahun 2003
menjadi 657 kasus pada tahun 2008 (Rumah Sakit Kanker Dharmais, 2014). Di
Provinsi Bengkulu, data Rumah Sakit Umum Daerah M.Yunus pada tahun 2016
menunjukkan penderita kanker payudara mencapai 311 orang (RSUD M.Yunus,
2017). Lebih dari 80% kasus KPD yang ditemukan berada pada stadium lanjut,
yang menjadi penyulit dilakukannya pengobatan pada kasus KPD (PPKP, 2017).
Masalah yang dihadapi pasien kanker payudara baik dalam menentukan
diagnosis maupun pemilihan terapi bersifat multidimensi, dengan banyak
pertimbangan seperti masalah fisik, sosial, psikologis dan spiritual, serta finansial
(Laili, 2017). Oleh karena itu masyarakat lebih memilih menggunakan
pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan rempah khas Indonesia.
Salah satu bahan yang sering digunakan sebagai terapi alternatif kanker adalah
daun sembung (Blumea balsamifera) (Setyo, 2016).
Tanaman sembung mempunyai potensi sebagai antikanker mengandung
minyak atsiri dan flavonoid yang tinggi. Efek antikanker daun sembung secara
spesifik didapatkan dari kandungan borneol sebesar 33,22% dan caryophyllene
sebesar 8,24% di dalamnya (Setyo, 2016). Penelitian Dwitiyanti (2015)
menggunakan daun jambu biji yang juga memiliki kandungan caryophyllene
dalam ekstrak etanol 70% dengan dosis 500 mg/100 mL dan dilakukan
pengenceran bertingkat memiliki sifat sitotoksik terhadap penurunan ekspresi
p53 pada sel kanker payudara (Dwitiyanti, 2015). Penelitian Rohiatul (2015)
menggunakan kunyit dengan dosis 500 mg/ 100 mL yang juga memiliki
kandungan borneol dan caryophyllene yang cukup tinggi dinyatakan efektif
dalam menghambat signaling sel baik melalui apoptosis atau cell cycle arrest
(Rohiatul, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini ingin mengetahui pengaruh
pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) terhadap ekspresi
protein p53 pada kanker payudara mencit (Mus musculus) yang diinduksi
DMBA.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimana pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea
balsamifera) terhadap ekspresi protein p53 pada payudara mencit (Mus musculus)
yang diinduksi DMBA?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian teh herbal daun sembung terhadap ekspresi protein p53 pada kanker
payudara mencit yang diinduksi DMBA.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 100 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
2. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 200 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
3. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 250 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
4. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 300 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan
kemampuan berpikir pada peneliti dan teman sejawat sebidang keilmuan
mengenai pengaruh teh herbal daun sembung terhadap kanker payudara. Selain
itu, penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan terutama mengenai terapi alternatif kanker payudara.
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi masyarakat
mengenai pengaruh teh herbal daun sembung terhadap kanker payudara.
1.5 Luaran Penelitian
1. Menjadi terapi alternatif kanker payudara
2. Membantu memberikan inovasi kepada peneliti agar adanya pengembangan
teh herbal untuk meningkatkan angka harapan hidup penderita kanker
payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fitokimia Daun Sembung
Hasil identifikasi kandungan fitokimia Blumea balsamifera menunjukkan
lebih dari 100 bahan kimia seperti minyak atsiri, flavonoid, alkohol,
dihidroflavon, sterol, asam organik, monoterpen, sesquiterpen, triterpen.
Kebanyakan studi yang ada meneliti tentang flavonoid dan minyak atsiri yang
memiliki efek bioaktivitas baik in vivo maupun in vitro (Setyo,2016).
Kebanyakan minyak atsiri Blumea balsamifera didapatkan di daun dan
cabang (Bhuiyan, 2009, Jiang, 2014). Penelitian Jiang pada tahun 2014
menyatakan bahwa terdapat 42 jenis kandungan yang ada dalam minyak atsiri
Blumea balsamifera yang memiliki efek antitumor dan antioksidan (Setyo, 2016).
Komponen flavonoid merupakan komponen non-volatile yang utama pada
Blumea balsamifera. Huang et al dalam penelitiannya pada tahun 2006
menghitung flavonoid total yang ada pada beberapa bagian tumbuhan sembung
dan didapatkan komponen flavonoid sembung terbanyak ada di daun yaitu sebesar
2,94%, dalam batang sebesar 1,36%, dan di cabang sebesar 1,21%.
2.2 Daun Sembung Sebagai Antikanker dan Antioksidan
Efek antikanker sembung didapat karena kandungan borneol,
dihidroflavonol, luteolin-7-methyl ether, dan blumealactone A, B, dan C. Pada
kasus leukemia/ limfoma, sel kanker adult T-cell leukemia/ lymphoma
mengekspresikan TRAIL death receptor DR4 (TRAIL-R1) atau DR5 (TRAIL-
R2) yang resisten terhadap TRAIL. Dihidroflafonol dapat meningkatkan aktivitas
promotor TRAIL-R2 dan memacu ekspresi dari surface protein di p-53
independen sehingga dapat terjadi apoptosis yang terinduksi ligan (TRAIL)
(Setyo, 2016). Kandungan luteolin-7-methyl ether memiliki efek sitotoksis yang
kuat untuk melawan sel line kanker paru-paru manusia (NCI-H187) dengan nilai
IC50 1,29 µg/mL. Luteolin-7-methyl ether juga memiliki aktivitas sitotoksisitas
moderat untuk melawan sel line kanker mulut (KB) dengan nilai IC50 17.83
µg/mL (Saewan, 2011). Norikura et al dalam penelitiannya pada tahun 2008
menemukan bahwa ekstrak metanol Blumea balsamifera memiliki aktivitas
penghambatan perkembangan sel hepatoseluler karsinoma pada tikus dan mencit.
Ekstrak metanol Blumea balsamifera dapat menginduksi cycle arrest pada fase
G1 dengan cara menurunkan ekspresi cyclin-E, fosfolirasiprotein retinoblastoma
(Rb), dan ligan penginduksi proliferasi yang dapat menstimulasi perkembangan
sel tumor (Setyo, 2016).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan enam bulan yakni antara Januari sampai
Mei bertempat di Laboratorium Riset Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Bengkulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun sembung (Blumea
balsamifera), aquades, plastik ziplok, kertas label, alumunium foil, 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA), corn oil, hemaktosilin eosin, pelet standard,
mencit (Mus musculus) betina berusia 3-4 bulan dengan berat badan antara 25-
30g dan dalam keadaan sehat, hidrogen peroksidase, metanol absolut, Phospat
Buffer Saline (PBS) BA 0,5%, tablet Diaminobenzidine (DAB), antibodi
monoklonal anti-p53, prediluted normal horse serum, prediluted biotinylated
secondary antibodi, prediluted streptavidin peroxidase conjugate, formalin,
alkohol, benzen, parafin cair, air, xylol, eter. Untuk alat yang dibutuhkan
meliputi pisau, sendok, oven, nampan, baskom, timbangan analitik, mikroskop
cahaya, gelas ukur 100 ml, gelas kaca, alat tulis, sonde, alat suntik 1 ml, kandang
mencit, seperangkat alat bedah (pinset, scalpel, blade, gunting), kamera digital
(Panasonic DMC-FX07, Japan), mikrotom, kaca preparat, hot plate, inkubator,
preparat, cover slip.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental.Teknik
pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
berdasarkan atas pertimbangan tertentu yang diperoleh oleh peneliti sendiri atas
ciri dan sifat populasi yang diketahui. Penelitian bersifat eksperimental yang
menggunakan mencit (Mus musculus) betina sebagai subjek penelitian.
Berdasarkan Federer, mencit yang digunakan berjumlah 30 ekor yang berusia 3-4
bulan dengan berat badan antara 25-30g. Mencit dibagi dalam 6 kelompok
(masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit) dengan teknik pengambilan
sampel secara acak (random). Semua mencit diberi makan pelet dan air minum
selama penelitian berlangsung. Kelompok A (kontrol negatif), mencit hanya
diberi pakan dan minum, dan tidak diberi perlakuan dan diterminasi pada minggu
ke-10. Kelompok B (perlakuan I), payudara mencit diinduksi dengan 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) secara subkutan sebanyak 12 kali, kemudian
tidak diberi perlakuan hingga minggu ke-10. Kelompok C (perlakuan II),
payudara mencit diinduksi 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak 12
kali, kemudian diberikan teh herbal daun sembung dengan dosis 100 mg/ 100 mL
pada minggu ke-8 sebanyak 3x sehari selama 14 hari dan diterminasi pada minggu
ke-10. Kelompok D (perlakuan III), payudara mencit diinduksi 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak 12 kali, kemudian diberikan teh herbal
daun sembung dengan dosis 200 mg/ 100 mL pada minggu ke-8 sebanyak 3x
sehari selama 14 hari dan diterminasi pada minggu ke-10. Kelompok E (perlakuan
IV), payudara mencit diinduksi 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak
12 kali, kemudian diberikan teh herbal daun sembung dengan dosis 250 mg/ 100
mL pada minggu ke-8 sebanyak 3x sehari selama 14 hari dan diterminasi pada
minggu ke-10. Kelompok F (perlakuan V), payudara mencit diinduksi 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak 12 kali, kemudian diberikan teh herbal
daun sembung dengan dosis 300 mg/ 100 mL pada minggu ke-8 sebanyak 3x
sehari selama 14 hari dan diterminasi pada minggu ke-10Selanjutnya dilakukan
uji pewarnaan hematosilin eosin dan uji imunohistokimia.
Bagan 1. Alur Rancangan Penelitian
Mencit betina
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Diah Ayu Aguspa Dita, S.Kep., Ns,M.Biomed
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kedokteran/FKIK
4 NIP/NIDN 199208062019032022/-
5 Tempat dan Tanggal Lahir Gunung Lewat, 6 Agustus 1992
6 Alamat E-mail diahayuaguspadita@unib.ac.id/
diahayuaguspadita@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087878745745
B. Riwayat Pendidikan
Tingkat Tahun
Lembaga Pendidikan Titel Spesialisasi
Pendidikan Lulus
Program Studi Ilmu
S1 S.Kep 2013 -
Keperawatan FK UNSRI
Program Profesi Perawat
Profesi Ns 2014
Keperawatan FK UNSRI Umum
Biomedik/
S2 Biomedik FKUI M.Biomed 2017
Fisiologi
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Modul Kardiovaskuler (Fisiologi sistem Wajib 6 sks
kardiovaskuler)
2 Modul Respirasi (Fisiologi sistem respirasi) Wajib 6 sks
3 Modul Kulit dan Jaringan Penunjang (Peran dan Wajib 6 sks
fungsi kulit, respon kulit terhadap stimulus
eksternal dan patofisiologi gatal, serta
termoregulasi dan patofisiologi demam)
4. Modul Metabolik-Endokrin (Fisiologi kelenjar Wajib 6 sks
adrenal, kelenjar pancreas endokrin, hormon
paratiroid, kalsitonin, dan vitamin, serta hormon
tiroid)
5. Modul Gastrointestinal (Fisiologi Wajib 6 sks
gastrointestinal)
6. Modul Saraf-Jiwa (Neurofisiologi integratif) Wajib 6 sks
Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Perbedaan tingkat dehidrasi antara aktivitas Skripsi/ Mandiri 2013
fisik aerobik dan anaerobic pada mahasiswa
olahraga semester I Universitas Bina Darma
Palembang
16
Detection
System
SUB TOTAL (Rp) 10.900.000
3. Perjalanan Volume Harga satuan Nilai (Rp)
(Rp)