Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................i
PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN EKSAKTA................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB. I. PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
1.4. Manfaat Penelitian.....................................................................................2
1.5. Luaran yang diharapkan.............................................................................2
BAB. II.TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3
2.1 Fitokimia Daun Sembung..........................................................................3
2.2 Daun Sembung Sebagai Antikanker dan Antioksidan...............................3
BAB. III. METODE PENELITIAN..........................................................................4
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................4
3.2. Bahan dan Alat...........................................................................................4
3.3. Rancangan Penelitian.................................................................................4
3.4. Tahapan Penelitian.....................................................................................6
3.5. Variabel yang Diamati...............................................................................6
3.6. Langkah-Langkah Penelitian.....................................................................6
3.7. Rencana Analisis Data...............................................................................7
BAB. IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN......................................................9
4.1. Anggaran Biaya.........................................................................................9
4.2. Jadwal Kegiatan.........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping.................................11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...............................................................16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas.....................17
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana.........................................................18

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara yang
dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya (PPKP, 2017). Kanker
payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di dunia dengan persentase
kejadian sebesar 15% (IARC, 2018). World Health Organization (WHO)
menyatakan angka kejadian kanker payudara terus meningkat setiap tahunnya
sebesar 1-2% di beberapa negara di dunia. Pada tahun 2018 ditemukan sekitar
18,1 juta kasus kanker dan 9,6 juta perempuan meninggal dunia akibat kanker
payudara di seluruh dunia (IARC, 2018).
Berdasarkan Pathological Based Registration di Indonesia, KPD menempati
urutan pertama dengan 18,6% kasus. Di RS Kanker Dharmais Jakarta, kasus
kanker payudara juga mengalami peningkatan, dari 221 kasus pada tahun 2003
menjadi 657 kasus pada tahun 2008 (Rumah Sakit Kanker Dharmais, 2014). Di
Provinsi Bengkulu, data Rumah Sakit Umum Daerah M.Yunus pada tahun 2016
menunjukkan penderita kanker payudara mencapai 311 orang (RSUD M.Yunus,
2017). Lebih dari 80% kasus KPD yang ditemukan berada pada stadium lanjut,
yang menjadi penyulit dilakukannya pengobatan pada kasus KPD (PPKP, 2017).
Masalah yang dihadapi pasien kanker payudara baik dalam menentukan
diagnosis maupun pemilihan terapi bersifat multidimensi, dengan banyak
pertimbangan seperti masalah fisik, sosial, psikologis dan spiritual, serta finansial
(Laili, 2017). Oleh karena itu masyarakat lebih memilih menggunakan
pengobatan tradisional dengan memanfaatkan bahan rempah khas Indonesia.
Salah satu bahan yang sering digunakan sebagai terapi alternatif kanker adalah
daun sembung (Blumea balsamifera) (Setyo, 2016).
Tanaman sembung mempunyai potensi sebagai antikanker mengandung
minyak atsiri dan flavonoid yang tinggi. Efek antikanker daun sembung secara
spesifik didapatkan dari kandungan borneol sebesar 33,22% dan caryophyllene
sebesar 8,24% di dalamnya (Setyo, 2016). Penelitian Dwitiyanti (2015)
menggunakan daun jambu biji yang juga memiliki kandungan caryophyllene
dalam ekstrak etanol 70% dengan dosis 500 mg/100 mL dan dilakukan
pengenceran bertingkat memiliki sifat sitotoksik terhadap penurunan ekspresi
p53 pada sel kanker payudara (Dwitiyanti, 2015). Penelitian Rohiatul (2015)
menggunakan kunyit dengan dosis 500 mg/ 100 mL yang juga memiliki
kandungan borneol dan caryophyllene yang cukup tinggi dinyatakan efektif
dalam menghambat signaling sel baik melalui apoptosis atau cell cycle arrest
(Rohiatul, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini ingin mengetahui pengaruh
pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) terhadap ekspresi
protein p53 pada kanker payudara mencit (Mus musculus) yang diinduksi
DMBA.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimana pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea
balsamifera) terhadap ekspresi protein p53 pada payudara mencit (Mus musculus)
yang diinduksi DMBA?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian teh herbal daun sembung terhadap ekspresi protein p53 pada kanker
payudara mencit yang diinduksi DMBA.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 100 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
2. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 200 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
3. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 250 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
4. Pengaruh pemberian teh herbal daun sembung (Blumea balsamifera) dengan
dosis 300 mg/ 100 mL terhadap penurunan ekspresi protein p53
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan
kemampuan berpikir pada peneliti dan teman sejawat sebidang keilmuan
mengenai pengaruh teh herbal daun sembung terhadap kanker payudara. Selain
itu, penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu
pengetahuan terutama mengenai terapi alternatif kanker payudara.
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi masyarakat
mengenai pengaruh teh herbal daun sembung terhadap kanker payudara.
1.5 Luaran Penelitian
1. Menjadi terapi alternatif kanker payudara
2. Membantu memberikan inovasi kepada peneliti agar adanya pengembangan
teh herbal untuk meningkatkan angka harapan hidup penderita kanker
payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fitokimia Daun Sembung
Hasil identifikasi kandungan fitokimia Blumea balsamifera menunjukkan
lebih dari 100 bahan kimia seperti minyak atsiri, flavonoid, alkohol,
dihidroflavon, sterol, asam organik, monoterpen, sesquiterpen, triterpen.
Kebanyakan studi yang ada meneliti tentang flavonoid dan minyak atsiri yang
memiliki efek bioaktivitas baik in vivo maupun in vitro (Setyo,2016).
Kebanyakan minyak atsiri Blumea balsamifera didapatkan di daun dan
cabang (Bhuiyan, 2009, Jiang, 2014). Penelitian Jiang pada tahun 2014
menyatakan bahwa terdapat 42 jenis kandungan yang ada dalam minyak atsiri
Blumea balsamifera yang memiliki efek antitumor dan antioksidan (Setyo, 2016).
Komponen flavonoid merupakan komponen non-volatile yang utama pada
Blumea balsamifera. Huang et al dalam penelitiannya pada tahun 2006
menghitung flavonoid total yang ada pada beberapa bagian tumbuhan sembung
dan didapatkan komponen flavonoid sembung terbanyak ada di daun yaitu sebesar
2,94%, dalam batang sebesar 1,36%, dan di cabang sebesar 1,21%.
2.2 Daun Sembung Sebagai Antikanker dan Antioksidan
Efek antikanker sembung didapat karena kandungan borneol,
dihidroflavonol, luteolin-7-methyl ether, dan blumealactone A, B, dan C. Pada
kasus leukemia/ limfoma, sel kanker adult T-cell leukemia/ lymphoma
mengekspresikan TRAIL death receptor DR4 (TRAIL-R1) atau DR5 (TRAIL-
R2) yang resisten terhadap TRAIL. Dihidroflafonol dapat meningkatkan aktivitas
promotor TRAIL-R2 dan memacu ekspresi dari surface protein di p-53
independen sehingga dapat terjadi apoptosis yang terinduksi ligan (TRAIL)
(Setyo, 2016). Kandungan luteolin-7-methyl ether memiliki efek sitotoksis yang
kuat untuk melawan sel line kanker paru-paru manusia (NCI-H187) dengan nilai
IC50 1,29 µg/mL. Luteolin-7-methyl ether juga memiliki aktivitas sitotoksisitas
moderat untuk melawan sel line kanker mulut (KB) dengan nilai IC50 17.83
µg/mL (Saewan, 2011). Norikura et al dalam penelitiannya pada tahun 2008
menemukan bahwa ekstrak metanol Blumea balsamifera memiliki aktivitas
penghambatan perkembangan sel hepatoseluler karsinoma pada tikus dan mencit.
Ekstrak metanol Blumea balsamifera dapat menginduksi cycle arrest pada fase
G1 dengan cara menurunkan ekspresi cyclin-E, fosfolirasiprotein retinoblastoma
(Rb), dan ligan penginduksi proliferasi yang dapat menstimulasi perkembangan
sel tumor (Setyo, 2016).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan enam bulan yakni antara Januari sampai
Mei bertempat di Laboratorium Riset Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Bengkulu, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah daun sembung (Blumea
balsamifera), aquades, plastik ziplok, kertas label, alumunium foil, 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA), corn oil, hemaktosilin eosin, pelet standard,
mencit (Mus musculus) betina berusia 3-4 bulan dengan berat badan antara 25-
30g dan dalam keadaan sehat, hidrogen peroksidase, metanol absolut, Phospat
Buffer Saline (PBS) BA 0,5%, tablet Diaminobenzidine (DAB), antibodi
monoklonal anti-p53, prediluted normal horse serum, prediluted biotinylated
secondary antibodi, prediluted streptavidin peroxidase conjugate, formalin,
alkohol, benzen, parafin cair, air, xylol, eter. Untuk alat yang dibutuhkan
meliputi pisau, sendok, oven, nampan, baskom, timbangan analitik, mikroskop
cahaya, gelas ukur 100 ml, gelas kaca, alat tulis, sonde, alat suntik 1 ml, kandang
mencit, seperangkat alat bedah (pinset, scalpel, blade, gunting), kamera digital
(Panasonic DMC-FX07, Japan), mikrotom, kaca preparat, hot plate, inkubator,
preparat, cover slip.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental.Teknik
pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
berdasarkan atas pertimbangan tertentu yang diperoleh oleh peneliti sendiri atas
ciri dan sifat populasi yang diketahui. Penelitian bersifat eksperimental yang
menggunakan mencit (Mus musculus) betina sebagai subjek penelitian.
Berdasarkan Federer, mencit yang digunakan berjumlah 30 ekor yang berusia 3-4
bulan dengan berat badan antara 25-30g. Mencit dibagi dalam 6 kelompok
(masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit) dengan teknik pengambilan
sampel secara acak (random). Semua mencit diberi makan pelet dan air minum
selama penelitian berlangsung. Kelompok A (kontrol negatif), mencit hanya
diberi pakan dan minum, dan tidak diberi perlakuan dan diterminasi pada minggu
ke-10. Kelompok B (perlakuan I), payudara mencit diinduksi dengan 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) secara subkutan sebanyak 12 kali, kemudian
tidak diberi perlakuan hingga minggu ke-10. Kelompok C (perlakuan II),
payudara mencit diinduksi 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak 12
kali, kemudian diberikan teh herbal daun sembung dengan dosis 100 mg/ 100 mL
pada minggu ke-8 sebanyak 3x sehari selama 14 hari dan diterminasi pada minggu
ke-10. Kelompok D (perlakuan III), payudara mencit diinduksi 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak 12 kali, kemudian diberikan teh herbal
daun sembung dengan dosis 200 mg/ 100 mL pada minggu ke-8 sebanyak 3x
sehari selama 14 hari dan diterminasi pada minggu ke-10. Kelompok E (perlakuan
IV), payudara mencit diinduksi 7,12-dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak
12 kali, kemudian diberikan teh herbal daun sembung dengan dosis 250 mg/ 100
mL pada minggu ke-8 sebanyak 3x sehari selama 14 hari dan diterminasi pada
minggu ke-10. Kelompok F (perlakuan V), payudara mencit diinduksi 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) sebanyak 12 kali, kemudian diberikan teh herbal
daun sembung dengan dosis 300 mg/ 100 mL pada minggu ke-8 sebanyak 3x
sehari selama 14 hari dan diterminasi pada minggu ke-10Selanjutnya dilakukan
uji pewarnaan hematosilin eosin dan uji imunohistokimia.
Bagan 1. Alur Rancangan Penelitian
Mencit betina

Kontrol Perlakua Perlakua Perlakua Perlakua Perlakua


negatif n1 n2 n3 n4 n5

-Diberi -Diberi -Diberi -Diberi -Diberi -Diberi


pakan pakan pakan pakan pakan pakan
dan dan dan dan dan dan
minum minum minum minum minum minum
sampai - - - - -
minggu Diinduk Diinduk Diinduk Diinduk Diinduk
ke-10 si si si si si
DMBA DMBA DMBA DMBA DMBA
selama selama selama selama selama
12x 12x 12x 12x 12x
-Diberi -Diberi -Diberi -Diberi
teh daun teh daun teh daun teh daun
sembung sembung sembung sembung
dosis dosis dosis dosis
100 200 250 300
mg/100 mg/100 mg/100 mg/100
mL mL mL mL

Dilakukan pewarnaan hematosilin


eosin dan imunohistokimia glandula
3.4 Tahapan Penelitian
Penelitian ini terbagi dalam beberapa tahapan yaitu persiapan bahan dan
alat, pembuatan teh herbal daun sembung, pembuatan larutan 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen, induksi karsinogen ke mencit, pemberian teh herbal daun
sembung, pemeriksaan gambaran histologik dengan menggunakan hematosilin
eosin dan uji karsinogenesis dengan metode imunohistokimia (IHK) pada jaringan
payudara pada subjek penelitian.
3.5 Variabel yang Diamati
Variabel yang diamati pada penelitian ini terbagi menjadi dua variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah teh
herbal daun sembung (Blumea balsamifera). Variabel terikat pada penelitian ini
adalah ekspresi protein p53 di glandula mamae.
3.6 Langkah –Langkah Penelitian
3.6.1 Prosedur Penelitian
Langkah-langkah:
A. Proses pembuatan teh herbal daun sembung
Daun sembung segar yang sudah dipetik dikumpulkan dan disortir.
Kemudian daun dicuci bersih dengan air mengalir. Daun yang sudah bersih
dilayukan dengan menggunakan oven suhu 70oC selama 4 menit. Selanjutnya
daun didinginkan diatas nampan yang dilapisi alumunium foil selama 5 menit,
setelah dingin daun digulung dan diiris. Selanjutnya daun dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 50oC selama 150 menit. Setelah itu teh herbal
daun sembung dimasukkan ke dalam plastik ziplok dengan massa 100mg.
Kemudian teh herbal daun sembung dibuat larutan teh dengan melarutkan teh
dengan air panas 100 ml.
B. Proses pembuatan larutan 7,12-dimetilbenz(α)antrasen
7,12-Dimetilbenz(α)antrasen (DMBA) dilarutkan dalam corn oil
dengan perbandingan 3:1. Larutan DMBA selalu dibuat baru sebelum
pemberian terhadap hewan uji.
C. Induksi karsinogen 7,12-dimetilbenz(α)antrasen dan perlakuan dengan teh
herbal daun sembung
1. Kelompok A (kontrol negatif), mencit tidak diberi perlakuan, melainkan
hanya diberi makan dan minum secara ad libitum. Diterminasi pada
minggu ke-10.
2. Kelompok B (perlakuan I), payudara mencit diinduksi dengan 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen secara subkutan dengan dosis 20 mg DMBA/kg
BB sebanyak 12 kali, yaitu seminggu dua kali selama 6 minggu,
kemudian tidak diberi perlakuan lain hingga minggu ke-10.
3. Kelompok C (perlakuan II), payudara mencit diinduksi dengan 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen secara subkutan dengan dosis 20 mg DMBA/kg
BB sebanyak 12 kali, yaitu seminggu dua kali selama 6 minggu,
kemudian diberikan teh herbal daun sembung per oral dengan dosis 100
mg/ 100 mL 3x sehari selama 14 hari dan diterminasi pada minggu ke-
10.
4. Kelompok D (perlakuan III), payudara mencit diinduksi 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen secara subkutan dengan dosis 20 mg DMBA/kg
BB sebanyak 12 kali, kemudian diberikan teh herbal daun sembung per
oral dengan dosis 200 mg/ 100 mL 3x sehari selama 14 hari dan
diterminasi pada minggu ke-10.
5. Kelompok E (perlakuan IV), payudara mencit diinduksi 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen secara subkutan dengan dosis 20 mg DMBA/kg
BB sebanyak 12 kali, kemudian diberikan teh herbal daun sembung per
oral dengan dosis 250 mg/ 100 mL 3x sehari selama 14 hari dan
diterminasi pada minggu ke-10.
6. Kelompok F (perlakuan V), payudara mencit diinduksi 7,12-
dimetilbenz(α)antrasen secara subkutan dengan dosis 20 mg DMBA/kg
BB sebanyak 12 kali, kemudian diberikan teh herbal daun sembung per
oral dengan dosis 300 mg/ 100 mL 3x sehari selama 14 hari dan
diterminasi pada minggu ke-10.
Mencit ditimbang setiap harinya untuk mengetahui pertambahan berat
badannya dan mulai minggu ke-1 setelah pemberian DMBA terakhir dilakukan
palpasi setiap minggu untuk mengamati perkembangan tumor hingga akhir
pengamatan.
D. Pewarnaan Hematosilin Eosin dan Pemeriksaan Imunohistokimia
Mencit kelompok A, B, dan C pada minggu ke-10 dilakukan anastesi
dengan menggunakan ether, kemudian diambil organ glandula mammae dan
dilakukan pembuatan preparat.
Pada pewarnaan hematosilin eosin, organ yang akan diperiksa difiksasi
dengan larutan formalin 10%. Kemudian preparat ditetesi dengan hematosilin
selama 3 menit atau sampai didapatkan hasil warna terbaik. Selanjutnya dicuci
dengan air mengalir selama 5 menit dan dibilas dengan aquades selama 5
menit. Setelah itu preparat dimasukkan dalam pewarna eosin alkohol selama 30
menit. Analisis histopatologi dilakukan terhadap organ glandula mammae
untuk mengetahui keadaan sitologinya serta tingkat keparahan tumor/kanker
yang terjadi. Sementara untuk pewarnaan imunohistokimia, setiap kali
pewarnaan harus disediakan kontrol negatif, kontrol reagen dan kontrol positif.
Kontrol positif berupa preparat kanker payudara mencit betina yang
direaksikan dengan antibodi primer. Kontrol negatif berupa preparat
infeksious/ non infeksious yang direaksikan dengan pengencer antibodi primer.
Kontrol reagen berupa preparat yang direaksikan dengan antibodi primer.
3.7 Rencana Analisis Data
Evaluasi hasil uji meliputi pengamatan keadaan histologi organ payudara
dari hasil pewarnaan HE serta ekpresi protein p53 dengan imunohistokima.
Preparat HE diamati secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui informasi
tentang tingkat keparahan KPD. Preparat imunohistokimia p53 dianalisis
secara semi kuantitatif. Analisis secara statistik nilai ekspresi p53 dilakukan uji
normalitas data dan homogenitas data. Jika data ekpresi p53 parametrik, maka
digunakan analisis one way ANOVA. Sementara jika data ekspresi p53
nonparametrik, digunakan analisis Kruskal-Wallis dilanjutkan uji Mann-
Whitney dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel1.RancanganBiaya Penelitian
No Jenis Pengeluaran Biaya
1. Peralatan penunjang Rp. 100.000,00
2. Bahan habis pakai Rp. 10.900.000,00
3. Perjalanan Rp. 0,00
4. Lain-lain Rp. 1.500.000
Jumlah Rp. 12.500.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
No Kegiatan
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
Perlakuan awal ke
1.
hewan coba
pembuatan larutan
2. 7,12dimetilbenz(α)
a ntrasen
Penginduksian zat
3.
karsinogen
Pembuatan teh
4. herbal daun
sembung
Pemberian teh
5. herbal daun
sembung
Pemeriksaan
gambaran
6. histologik jaringan
payudara pada
subjek penelitian
Uji karsinogenesis
dengan metode
7.
imunohistokimia
(IHK)
8. Analisis data
9. Penyusunan laporan
DAFTAR PUSTAKA
Adri, D dan W Hersoelistyorini.2013. Aktivitas Antioksidan dan Sifat
Organoleptik Teh Daun Sirsak (Annona muricata Linn) Berdasarkan Variasi
Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan Gizi. 04 (07):1-12.
Dwitiyanti. 2015. Daun Jambu Biji (Psidium guajava L) sebagai Antikanker
Payudara. Pharm Sc Res. 2(2):79-88.
Hussaana, A dan Q Djam’an, et al. 2015. Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata)
Sebagai Penghambat Perkembangan Tumor Payudara. Journal of Pharmaceutical
Science and Pharmacy Practice. 2(2):41-44.
Kurniasih, N dan M Kusmiyati, et al. 2015. Potensi Daun Sirsak (Annona
muricata Linn), Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis), dan Daun
Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra) Sebagai Antioksidan Pencegah
Kanker. Istek. 9(1):162-184.
Nansi, EM dan MF Durry. 2015. Gambaran Histopatologik Payudara Mencit
(Mus musculus) Yang Diinduksi benzo(α)pyrene dan Diberikan Ekstrak Kunyit
(Curcuma longa L). Jurnal e-Biomedik. 3(1):520-515.
Normakiyah dan LH Nurani. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Akar
Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack) Terhadap Ekspresi Protein p53 Pada
Kanker Payudara Tikus Betina Sprague Dawley (SD) Yang Diinduksi 7,12-
Dimetilbenz[α]anthrasen (DMBA). Parmacon.11 (1):13-18.Pariawan, MR. 2017.
Aktivitas Antioksidan dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Kombinasi Daun
Belimbing Wuluh dan Perasa Mint Dengan Variasi Suhu Pengeringan. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Raharjo, SS. 2016. Review Tanaman Sembung (Blumea balsamifera). Prosiding
Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Ke-50. 20-21 April 2016,
Samarinda, Indonesia. 18-28.
Saewan, N dan S Koysomboon, et al. Anti-tyrosinase and anti-cancer activities of
flavonoids from Blumea balsamifera DC. Journal of Medicinal Plants Research.
5(6):1018-1025.
Wita K, IGA dan IBA Yogeswara.2016. Kapasitas Antioksidan dan Antibakteri
Loloh Sembung (Blumea balsamifera) Berdasarkan Metode Ekstraksi. Trad. Med.
J. 21(3):143-148.
Wongso, H dan Iswahyudi. 2013. Induksi Kanker Pada Tikus Putih Sprague
Dawley Sebagai Hewan Model dalam Penelitian Radiofarmaka. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR. 04 Juli 2013, Bandung,
Indonesia. 319-326.
14

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Diah Ayu Aguspa Dita, S.Kep., Ns,M.Biomed
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kedokteran/FKIK
4 NIP/NIDN 199208062019032022/-
5 Tempat dan Tanggal Lahir Gunung Lewat, 6 Agustus 1992
6 Alamat E-mail diahayuaguspadita@unib.ac.id/
diahayuaguspadita@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087878745745
B. Riwayat Pendidikan
Tingkat Tahun
Lembaga Pendidikan Titel Spesialisasi
Pendidikan Lulus
Program Studi Ilmu
S1 S.Kep 2013 -
Keperawatan FK UNSRI
Program Profesi Perawat
Profesi Ns 2014
Keperawatan FK UNSRI Umum
Biomedik/
S2 Biomedik FKUI M.Biomed 2017
Fisiologi
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Modul Kardiovaskuler (Fisiologi sistem Wajib 6 sks
kardiovaskuler)
2 Modul Respirasi (Fisiologi sistem respirasi) Wajib 6 sks
3 Modul Kulit dan Jaringan Penunjang (Peran dan Wajib 6 sks
fungsi kulit, respon kulit terhadap stimulus
eksternal dan patofisiologi gatal, serta
termoregulasi dan patofisiologi demam)
4. Modul Metabolik-Endokrin (Fisiologi kelenjar Wajib 6 sks
adrenal, kelenjar pancreas endokrin, hormon
paratiroid, kalsitonin, dan vitamin, serta hormon
tiroid)
5. Modul Gastrointestinal (Fisiologi Wajib 6 sks
gastrointestinal)
6. Modul Saraf-Jiwa (Neurofisiologi integratif) Wajib 6 sks
Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Perbedaan tingkat dehidrasi antara aktivitas Skripsi/ Mandiri 2013
fisik aerobik dan anaerobic pada mahasiswa
olahraga semester I Universitas Bina Darma
Palembang
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Perlengkapan yang Volume Harga satuan Nilai (Rp)
Dibutuhkan (Rp)
- Kaca preparat 1 pack 40.000 50.000
- Cover slip 1 pack 50.000 50.000
SUB TOTAL(Rp) 100.000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga satuan Nilai (Rp)
(Rp)
- Mencit betina 30 ekor 50.000 1.500.000
- dimetilbenz(α)antrase 1 1.400.000 1.400.000
n
- Antibody Monoklonal 1 4.000.000 4.000.000
- Starr Trek Universal 1 4.000.000 4.000.000
HRP

Detection
System
SUB TOTAL (Rp) 10.900.000
3. Perjalanan Volume Harga satuan Nilai (Rp)
(Rp)

SUB TOTAL (Rp)


4. Lain-Lain Volume Harga satuan Nilai (Rp)
(Rp)
- Sewa Laboratorium - 1.000.000 1.000.000
Hewan dan Alat
- Biaya Jasa Layanan 1 orang 300.000 300.000
Instrumentasi
- Biaya tak terduga - 200.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 1.500.000
Total 1+2+3+4 (Rp) 12.500.000
Dua Belas Juta Lima Ratus Ribu Rupiah
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas
Studi Ilmu Waktu
(jam/
minggu)
1. Risti Dwi S-1 14 - Penyusunan latar
Ocktaviani/ Kedokteran belakang
H1A019027 - Penyusunan
tinjauan pustaka
2. Maeike S-1 14 - Pembuatan
Grestiana Kedokteran anggaran biaya
Sinaga/ - Pembuatan jadwal
H1A018003 kegiatan
3. Dwiani Pendidikan 14 - Metode penelitian
Ratna Sari/ Kimia - Pembuatan
A1F018017 lampiran

Anda mungkin juga menyukai