Modul 7
Modul 7
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
I. PENDAHULUAN
Apabila informasi yang disajikan tidak tepat, maka keputusan yang diambil akan
cenderung menyesatkan atau bahkan dapat berakibat fatal bagi perusahaan, dengan
demikian dikatakan infomasi yang tepat akan mengurangi ketidakpastian. Dari uraian
tersebut dapat dikatakan bahwa informasi sangat penting bagi setiap perusahaan,
perusahaan.
dengan baik.Cost Volume Profit Analysis (CVP) merupakan bagian dari informasi
variabel, biaya tetap, harga jual per unit dan tingkat output.
pengawasan dan pengambilan keputusan tersebut masih saja belum terpenuhi seperti
apa yang diharapkan oleh layaknya suatu badan usaha, maka dirasa perlu adanya
Analisis CVP (Cost Volume Profit) atau analisis biaya volume laba adalah
barang dan volume barang yang harus dijual untuk mencapai suatu tingkatan laba
tertentu. Untuk melakukan analisis CVP ini semua biaya-biaya yang dikeluarkan
Penggolongan biaya periode dan biaya produk tidak relevan untuk analisis ini.
Analisis cost volume profit dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya
adalah :
3) Mengganti peralatan
4) Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam
5) Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh
manajemen
secara konstan.
2) Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan
3) Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara
4) Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode
tertentu.
5) Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-
1) Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti
harga jual setiap unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan
volume penjualan.
2) Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi
secara akurat ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya
variabel per unit konstan dan jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3) Dalam perusahaan multiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4) Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti,
pilah menjadi unsur-unsur biaya variabel dan tetap. Jumlah biaya tetap
sifatnya konstan pada saat aktivitas berubah, dan biaya variabel per unit
2) Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relavan. Asumsi ini sahih
relavan. Harga jual per unit dianggap konstan dalam kisaran volume
produksi. Hal ini menyiratkan pasar yang murni kompetitif untuk produk
volume penjualan unit produk. Harga jual rata-rata perunit produk adalah
konstan.
4) Analisisnya untuk sebuah produk atau bauran penjualan dari bermacam-
5) Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk atau rupiah
penjualan.
6) Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan pada awal dan akhir periode
adalah sama. Hal ini menyiratkaan bahwa jumlah unit yang diproduksi
Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah satu elemen
saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan menghasilkan
kesimpulan yang berbeda dan dapat menghasilkan keputusan yang berbeda juga.
Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk melihat hubungan diantara
tetap, manajemen harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable yang
relevan yaitu tidak hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan dan biaya
Selain itu, pada analisis jangka pendek, biaya tetap yang relevan dapat diartikan
total, dapat diasumsikan dengan analisis cost volume profit bahwa pendapatan
dan total biaya adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun
perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas,
Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat
diterapkan dalam banyak hal seperti menentukan harga jual produk atau jasa,
apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau
dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika
sesuatu dipilih oleh manajemen. Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah :
Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear
tidak relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya yang
teliti memasukkan semua biaya variable yang relevan, tidak hanya biaya
Analisis CVP atau analisis biaya volume laba merupakan suatu analisis
barang yang harus dijual untuk mencapai suatu tingkatan laba tertentu. Untuk
Dalam konteks CVP, biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan
berubah, beparapun jumlah barang yang dijual perusahaan selama masih berada
dalam suatu kapasitas tertentu. Sedangkan biaya variabel adalah total biaya yang
akan meningkat dan menurun secara proporsional sesuai dengan unit barang
yang dijual.
juga berbeda. Format laporan laba rugi yang dibutuhkan adalah yang
membedakan biaya menjadi biaya tetap dan biaya variabel, bukan biaya periode
dan biaya produk. Bentuk format dari lapran laba rugi tersebut adalah :
Pendapatan xxx
Biaya Variabel xxx
Marjin Kontribusi xxx
Biaya Tetap xxx
Laba Operasional xxx
dan laba adalah pemahaman tentang penyusunan laporan laba rugi dengan
lebih informatif maka sebaiknya laporan laba rugi diuraikan dalam bentuk
laporan penjualan secara total, penjualan per unit, dan analisis vertikal yang
menunjukan persentase biaya variabel dan marjin kontribusi serta nilai penjualan.
Misalnya pada bulan Juni 2013 PT Jaksain menjual 150 unit produknya
dengan harga Rp.3.500 per unit. Biaya variabel per unit Rp.2.625 dan biaya tetap
Rp.75.000. Berdasarkan data ini maka terlebih dahulu dapat dibuat laporan laba
PT JAKSAIN
Laporan Laba Rugi Kontribusi
Bulan Juni 2018
TOTAL PERUNIT %
Penjualan (150 Unit) Rp.525.000 Rp.3.500 100
Biaya Variabel Rp.393.750 Rp.2.625 75
Marjin Kontribusi Rp.131.250 Rp.875 25
Biaya - Biaya Tetap Rp.75.000
Laba Usaha Rp.56.250
Dengan menggunakan formula marjin kontribusi Rp.875 dibagi dengan
penjualan Rp.3.500 dari laporan laba rugi diatas, maka dapat dihitung rasio
marjin kontribusi per unit sebesar 25% (Rp.875/Rp.3.500) atau sama dengan total
seperti produk apa yang akan diproduksi atau dijual, kebijakan harga mana yang
akan diikuti, strategi pemasaran apa yang akan digunakan, dan jenis fasilitas
produktif apa yang akan dibeli. Hubungan konsep biaya-volume dan laba dalam
perencanaan laba dapat digunakan untuk menghitung titik impas, target laba,
keputusan, misalkan dalam menetapkan harga jual produk. Proses analisis ini
perusahaan. Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis) merupakan
jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya,
jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi
alat yang berharga untuk mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi
yang diperlukan.
dan laba total perusahaan pada berbagai tingkat output. Biaya-volume-laba atau
analisis titik impas sering digunakan para eksekutif bisnis untuk menentukan
volume penjualan yang diperlukan bagi perusahaan untuk mencapai titik impas,
mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat
didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau
sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Tujuan
analisis titik impas adalah untuk mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan
dan hasil penjualan sama dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya
tetapnya. Perusahaan tidak mendulang untung ketika hanya mencapai titik impas.
Oleh karena itu hanya penjualan,biaya variabel, dan biaya tetap saja yang dipakai
diharapkan, namun titik impas ini dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang
disyariatkan agar perusahaan terhindar dari kerugian. Dengan demikian, titik
impas menunjukan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih
persamaan, metode marjin kontribusi, dan metode grafik, baik dalam hitungan
unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang
1. Metode Persamaan
Break Even Point = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Perunit - Biaya Variabel Perunit)
Titik impas dengan metode ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus di
persamaan tersebut dapat diabaikan. Dengan demikian titik impas dalam unit
= 75.000 / 875
Dengan cara sederhana titik impas dalam rupiah selanjutnya dapat dihitung
dengan mengalikan 86 unit (impas dalam unit) dengan Rp.3.500 (harga jual per
menggunakan cara tersebut maka dengan menggunakan data dari kasus di atas
titik impas dalam rupiah dapat dihitung dengan prosedur sebagai berikut (Marjin
Kontribusi 25%) :
= Rp. 75.000/0,25
= Rp. 300.000
2. Metode Marjin Kontribusi
menghitung titik impas. Langkah awal dalam melihat hubungan antara biaya
volume dan laba suatu perusahaan adalah dengan mengerti dan melihat besarnya
laba. Margin kontribusi digunakan dulu untuk menutup biaya tetap dan sisanya
akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup biaya tetap
perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik
impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi
itu terlihat pada formula dibawah ini yang angkanya sama dengan baris kedua
= Rp.300.000
kontribusi perunit produk akan selalu sama dengan rasio marjin kontribusi dari
demikian perubahan unit penjualan akan diikuti oleh kenaikan total pejualan,
penjualan tidak akan diikuti oleh kenaikan atau perubahan rasio marjin
kontribusi.
@Rp.3.500 dan biaya variabel per unit Rp.2.625, marjin kontribusinya = Rp.875
per unit. Dari marjin kontribusi tersebut rasionya menjadi (875/3.500) = 25%.
Tingkat rasio marjin kontribusi yang sama akan diperoleh pada saat volume
penjualan berubah menjadi 150 unit dimana total penjualan menjadi Rp.525.000.
Kenaikan nilai penjualan ini akan diikuti kenaikan biaya variabel dalam
presentasi yang sama menjadi Rp.393.750 sehingga marjin kontribusi untuk 150
unit penjualan akan menjadi (131.250/525.000) atau sama juga dengan 25%
perubahan unit penjualan sepanjang pada kedua alternatif jumlah unit penjualan
tidak diikuti oleh peruahan struktur biaya dan harga jual dalam satuan uang yang
digunakan.
3. Metode grafik
a. Buat garis horizontal (x) untuk menunjukan jumlah unit produk dan sebuah
b. Tarik sebuah garis lurus ke kanan atas dengan kemiringan 45 yang ditarik dari
c. Buat garis horizontal untuk menujukan jumlah biaya tetap pada berbagai level
unit penjualan.
d. Buat garis untuk menunjukan jumlah biaya pada berbagai level unit penjualan
yang ditarik dari perpotongan garis y dengan garis biaya tetap. Daerah yang
berada di antara garis ini dengan garis biaya tetapdi bawahnya menunjukan
garis ke kiri untuk menunjukan jumlah penjualan dalam satuan uang dan tarik
garis vertikal ke bawah untuk menunjukan titik impas dalam unit penjualan.
f. Arsir daersh segitiga disebelah kanan grafik sebagai daerah laba dan
sebaliknya arsir daerah segitiga di sebelah kiri bawah titik impas sebagai
daerah rugi. Daerah arsiran ini menunjukan bahwa penjualan yang lebih kecil
dari titik impas akan menimbulkan rugi dan sebaliknya penjualan yang lebih
PERENCANAAN LABA
Analisis target laba dalam aplikasi hubungan biaya volume dan laba pada
dasarnya sama dengan analisis titik impas. Perbedaannya hanya terletak pada
impas target laba sama dengan nol, sementara dalam analisis target laba seperti
disesuaikan dengan jumlah laba yang diinginkan, biasanya lebih besar dari nol.
Unit Terjual Untuk Mencapai Keuntungan Tertentu = Total Biaya Tetap + Target Keuntungan
Misalkan dari komposisi biaya dan penjualan dari laporan laba rugi di atas,
Misalkan:
3.500 - 2.625
X = 75.000 +100.000
25%
X = 175.000/0,25
X = 700.000
= (75.000 + 100.000)/875
= (75.000 + 100.000)/25%
= 175.000/25%
= Rp.700.000
titik impas ini tidak selalu dapat dicapai dalam waktu yang singkat, misalnya
tahun beroperasi. Proyeksi pencapaian titik impas dalam satuan waktu ini dapat
setelah menjual 300 unit produksi traktor mini. Bila dalam setahun diproduksi
rata-rata 100 unit traktor maka titik impas akan dicapai setelah genap beroperasi
selama tiga tahun atau 300 traktor impas dalam unit/100 traktor produksi
kapasitas yang sama? Jika salah satu berbeda, maka analisis CVP dapat
2. Jika produk-produk dihasilkan dengan fasilitas yang sama, maka dilihat lagai
apakah memiliki CM perunit yang sama? Jika memiliki CM yang sama maka
produk.
perunit yang berbeda, maka yang dapat dilakukan adalah melakukan alokasi
biaya untuk masing-masing produk dan melakukan analisis CVP secara
Margin).
Contributin Margin :
Setelah angka tersebut diperoleh, maka analisis CVP dapat dilakukan dengan
rumus seperti yang telah dibahas sebelumnya. Misalkan total biaya tetap
perusahaan adalah Rp.18.200.000, maka total unit barang yang harus dijual
unit (60%) merupakan target penjualan produk A, 6.000 unit (30%) merupakan
target penjualan produk B, dan 2.000 unit (20%) merupakan target penjualan
produk C.
Jika perusahaan memproduksi puluhan bahkan ratusan produk, maka
berasal dari satu lini produksi. Dengan demikian maka produk-produk tersebut
asumsi yang dibuat perusahaan belum tentu sama dengan kondisi sebenarnya saat
1. Safety Margin
2. Operating Leverage
3. Analisis Sensitifitas
satuan uang dan presentase. Perhitungan ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi
Pada kasus diatas, misalnya PT SMR menjual 150 unit @Rp.3.500 dengan
Total Penjualan : jumlah penjualan yang telah didapat oleh perusahaan dalam
periode tertentu
Penjualan impas : jumlah penjualan yang harus tercapai dimana dalam kondisi
Contoh:
per unit Rp.2.652 harga jual per unit Rp.3.500 kapasitas produksi maksimal 150
unit dan kenaikan laba yang direncanakan sebesar 20% maka margin
= Rp 525.000 – Rp 300.000
= Rp 225.000
Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat
bertahan agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin
analisis hubungan biaya, volume dan laba termasuk perhitungan seperti ini akan
memberikan isyarat kepada manajemen mengenai apa yang sedang terjadi dalam
bersih terhadap perubahan penjualan. Semakin tinggi biaya tetap, maka semakin
tinggi operating leverage yang dicapai dan semakin besar pula sensivitas laba
formula:
Atau :
Atau :
mendapat pembayaran Rp.20.000 per jam dan yang lainnya Rp.30.000 per jam.
Bila tidak mendapatkan kendala kapasitas dan ingin memaksimumkan laba per
jam, tentu saja secara alamiah akan memilih pekerjaan dengan pembayaran
Rp.30.000 per jam. Tetapi bila terdapat kendala sumber daya seperti bahan baku,
tenaga kerja, atau jam mesin, maka manajemen harus menggunakan sumber daya
adanya perubahan dalam satu faktor atau lebih yang mempengaruhi analisis,
dapat diadakan penilain atau evaluasi. Aspek ini sangat penting bagi manajemen
2. Penurunan produktivitas
3. Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek. Setelah melakukan analisis dapat
dan laba. Analisi biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis impas (break-
manajemen.
mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat
didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau
sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik
metode marjin kontribusi, dan metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan
maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam
dimanfaatkan dengan menggunakan 2 cara yaitu, analisis target laba dan analisis
sensitivitas.
Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat
bertahan agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi angka marjin
keamanan.
DAFTAR PUSTAKA
LABA.html
LABA.html