Anda di halaman 1dari 18

Modul RANGKAIAN LISTRIK.1.

POLITEKNIK DHARMA PATRIA


Praktikum KEBUMEN.

LAPORAN PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK 1
JOB 1 PEMBACAAN RESISTOR DAN HUKUM OHM

Disusun oleh :

DELLA VANO TRI SAPUTRA


1941030380

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S-1 FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO
2019/2020

1
Modul RANGKAIAN LISTRIK.1. POLITEKNIK DHARMA PATRIA
Praktikum KEBUMEN.

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Mata Kuliah Rangkaian Listrik 1 ini disusun sebagai syarat mengikuti
ujian akhir semester Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro (S-1) Universitas Wijayakusuma
Purwokerto Tahun Akademik 2019/2020. Tugas ini disusun oleh :

Nama : DELLA VANO TRI SAPUTRA


NIM : 1941030380

Telah diterima dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Purwokerto, 19 Juli 2020


Asisten dosen

Deka Mar Arianto

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA


FAKULTAS TEKNIK 2
Alamat: Jalan Beji Karangsalam Telp (0281) 633629 Purwokerto 53273
Modul RANGKAIAN LISTRIK.1. POLITEKNIK DHARMA PATRIA
Praktikum KEBUMEN.

LEMBAR ASISTENSI LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 1

NAMA : DELLA VANO TRI SAPUTRA


NPM : 1941030380

N Hari / Tanggal Asistensi Paraf


O

Asisten Dosen ,

Deka Mar Arianto

3
Modul RANGKAIAN LISTRIK.1. POLITEKNIK DHARMA PATRIA
Praktikum KEBUMEN. JOB KERJA. 1

RESISTOR DAN HUKUM OHM

I. TUJUAN UMUM
- Mahasiswa dapat memahami Resistor dalam penerapan Hukum Ohm.

II. TUJUAN KHUSUS


- Mahasiswa dapat mengetahui bentuk fisik Resistor
- Mahasiswa dapat mengetahui jenis – jenis Resistor
- Mahasiswa dapat membaca kode warna Resistor / nilai Resistor
- Mahasiswa dapat merangkai dan menganalisa rangkaian R Seri, Paralel dan Campuran.
- Mahasiswa dapat Menerapkan Hukum Ohm pada rangkaian Resistor

III. TEORI DASAR


Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi arus yang
mengalir pada sebuah rangkaian.
Resistor memiliki satuan “ Ohm “ atau dilambangkan dengan “ Ω “. Simbol Resistor
dapat di lihat pada gambar.1.1. Pada dasarnya, Resistor dibagi menjadi dua jenis, yaitu “
Resistor Tetap dan Resistor Variabel”.

(a) (b) (c)

Gambar.1.1. Simbol Resistor


a. Resistor Tetap, b. Resistor Variabel, c. Resistor Variabel

A. Resistor Tetap.
Resistor Tetap adalah Resistor yang nilai hambatannya tetap dan tidak dapat
diubah – ubah nilainya. Resistor tetap memiliki kemampuan daya, yang disebut Watt. Besar
kecilnya kemampuan Resistor untuk dilewati arus tergantung dari bahan pembuat Resistor
4
itu sendiri. Resistor berdaya kecil ( di bawah 2 Watt ) terbuat dari bahan karbon, sedangkan
resistor yang bekerja pada daya besar ( 2 Watt – 50 Watt ) terbuat dari kawat nikelin.
Bentuk fisik Resistor Tetap dapat dilihat pada Gambar.1.2. di bawah ini.

Gambar.1.2. Bentuk Fisik Resistor Tetap


a.Resistor Carbon., b. Resistor Nikelin
Dari Gambar. 1.2.a. Resistor Carbon memiliki kode warna yang melingkar seperti cincin
pada fisiknya. Warna – warna yang melingkar tersebut merupakan kode – kode untuk
mengetahui nilai “resistansi” pada Resistor tanpa melakukan pengukuran dengan Ohm
Meter. Kode warna yang diberikan merupakan standart pabrik yang dikeluarkan oleh EIA (
Electronic Industries Association ).
Untuk mengetahui nilai resistansi pada resistor, ( lihat contoh pada Gambar.1.3. ) dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
 Kenali warna – warna cincin pada resistor.

C1 C2 C3 C4 C1 C2 C3 C4 C5

Gambar.1.3. Kode Warna pada Resistor Karbon


 Baca warna – warna cincin sesuai table kode warna resistor ( Lihat Tabel.1.1. )
Tabel.1.1. Di halaman berikutnya ………..
Tabel.1.1.Kode Warna Resistor

Kode Warna Cincin. I Cincin. II Cincin.III Cincin. IV Cincin.V


Hitam - 0 0
Coklat 1 1 1 0 1%
Merah 2 2 2 00 2%
Orange 3 3 3 000
Kuning 4 4 4 0000
Hijau 5 5 5 00000
Biru 6 6 6 000000
Ungu/Violet 7 7 7 0000000
Abu – abu 8 8 8 00000000
Putih 9 9 9 000000000
Emas - - - 0,1 5%
Perak - - - 0,01 10 %
Tak Berwarna - - - 20 %

a. Hijau = 5, - Biru = 6, - Merah = 00, - Emas = 5 %


= 5600 Ohm , Toleransi 5 %. atau dibaca
= 5,6 kΩ atau 5k6.

b. Merah = 2, - Merah = 2, - Hitam = 0, Merah = 00, Coklat = 1 %


= 22000 Ohm, Toleransi 1 %
= 22kΩ

B. Resistor Tidak Tetap ( Variabel )


Resistor tidak tetap ( R. Variabel ) adalah Resistor yang nilai hambatannya dapat
diubah – ubah sesuai dengan kebutuhan dengan besar hambatan 0 Ohm sampai dengan nilai
maksimal hambatan yang tertera pada resistor Variabel tersebut. Resistor Variabel memiliki
kemampuan daya yang relative lebih kecil dibandingkan dengan resistor tetap. Hal ini
karena resistor Variable terbuat dari serbuk karbon.
Resistor yang nilai resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda
dikenal juga dengan istilah “ Resistor tak Linier”. Resistor semacam ini merupakan fungsi
arus yang mengalir di dalamnya. Salah satu contoh sederhana untuk resistor semacam itu
adalah LDR ( Light Dipendent Resistor ).
Karakteristik Tegangan – Arus untuk resistor tak –linier dapat dilihat pada Gambar. 1.4. di
bawah ini.

Volt (V)

-I
Ampere (I)
-V

Gambar. 1.4. Grafik Karakteristik Resistor tak – Linier

Dari Gambar.1.4. disitu tampak bahwa grafiknya bukan lagi merupakan sepotong
garis lurus. Karena R tidak constant, analisis rangkaian yang mengandung resistor semacam
itu menjadi lebih rumit.
Resistor tidak tetap ( variable ) ada beberapa jenis sesuai dengan fungsi pemakaiannya,
diantaranya adalah ; Potensiometer, Tripot, LDR, NTC, PTC. Bentuk fisik dari masing –
masing resistor tidak tetap diperlihatkan pada Gambar.1.5.

Gambar.1.5. Bentuk Fisik Resistor tidak tetap / Variabel


C. Rangkaian / Kombinasi Resistor
1. Rangkaian Seri.
Adalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau lebih Resistor yang dideret
sedemikian rupa, sehingga nilai Hambatan totalnya menjadi lebih besar. Hal ini
dikarenakan nilai Hambatan total merupakan hasil penjumlahan dari semua resistor
pembentuknya.

Rtot = R1 + R2 + R……… + RN

Rangkaian ekuivalen rangkaian seri diperlihatkan pada Gambar.1.6. di bawah ini.

R1 R2 R3

Rtot

Gambar.1.6. Rangkaian Resistor Seri


Dari gambar .1.6. di atas, dapat diketahui bahwa ;

Rtot = R1 + R2 + R3

2. Rangkaian Paralell
Adalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau lebih Resistor yang dijajar
sedemikian rupa, sehingga nilai Hambatan totalnya menjadi lebih kecil dari nilai
Resistor terkecil yang membentuknya. Persamaan untuk mencari Rtotal pada rangkaian
parallel adalah :

1 1 1 1
----- = ----- + ----- + ----- + ------
Rtotal R1 R2 RN

Rangkaian ekuivalen Resistor paralell diperlihatkan pada Gambar.1.7. berikut.


Rtotal

R1 R2 R3

Gambar.1.7. Rangkaian Ekuivalen Resistor Paralell


Dari gambar .1.7. di atas, dapat diketahui bahwa ;

1 1 1 1
----- = ----- + ----- + ------
Rtotal R1 R2 R3

3. Rangkaian Campuran
Adalah sebuah rangkaian yang menggabungkan dua atau lebih Resistor yang dihubung
secara deret dan jajar sedemikian rupa, di dalam rangkaian tersebut terdapat hubungan
Seri dan Paralell.
Perhatikan Gambar 1.8. di bawah ini.

R2

R1 R3

R4
Rtotal
R5

Gambar.1.8. Rangkaian Campuran ( Seri – Paralell )


Dari Gambar .1.8. di atas, nilai Rtotal dapat dicari dengan cara mengkombinasi terlebih
dulu R seri dan R parallel yang akhirnya akan ditemukan R pengganti tunggalnya.
Perhatikan langkah – langkah berikut :
- Langkah.1.
RP.1. = ( R2 // R3 // R4 ), maka rangkaian menjadi ….

R1 RP.1.

Rtotal
R5

- Langkah.2.
RP.2. = ( ( R1 + RP.1.+ R5 ), maka rangkaian menjadi …..

Rtotal

RP.2

- Langkah.3.
Maka Rtotal = RP.2

D. Hukum Ohm ( Ω ).
“ Besarnya Arus pada sebuah Penghantar berbanding lurus dengan Tegangan
dan berbanding terbalik dengan Hambatannya”. Kalimat di atast disebut Hukum Ohm.
Secara kuantitatif, tegangan diberikan oleh ;

V=IxR …… ( Volt )

Persamaan tersebut dapat digambarkan dalam hubungan segitiga, sebagai berikut ;


Dimana
:
V = Tegangan ( Vilt )
I Arus ( Ampere ) R =
= Hambatan ( Ohm )

IV. PERALATAN DAN BAHAN


1. Resistor . 5,6 Ω ,10 Ω, 12 Ω, 100 Ω, 220 Ω , 470 Ω , 1k Ω, 1k2, 2k2 = @. 1 Pcs
2. Project Board = 1 Pcs
3. Power Supply ( Variable Voltage ) = 1 Unit
4. Multimeter = 1 Unit
5. Tool Sheet = 1 Sheet
6. Jumper Cable = 1 Meter

V. LANGKAH KERJA
a. Rangkaian Seri
1. Siapkan semua peralatan dan bahan
2. Cek semua Bahan dan Peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang baik
3. Buatlah Rangkaian Seri seperti Gambar di abwah ini pada Project Board.( nilai komponen
dapat dilihat pada Table.Kerja.1.1. )
R1 R2 R3

Vs 12 Vdc

4. Lakukan pembacaan untuk nilai – nilai resistor R1, R2 dan R3, catat hasil pembacaan Anda
dalam Table Kerja.1.1.
5. Lakukan Pengukuran Rtotal pada rangkaian, catat hasil pada Tabel Kerja.1.1.
6. Berikan Tegangan Sumber sebesar 12 Volt pada rangkaian.
7. Ukurlah Besar Tegangan yang dirasakan oleh masing – masing Resistor R1, R2 dan R3.
Catat hasil pengukuran, dan masukkan pada Tabel Kerja.1.1.
8. Ukur Arus yang mengalir pada rangkaian, dan catat hasil pengukuran Anda pada Tabel
Kerja.1.1.
9. Ulangi Langkah Kerja 3 sampai dengan 8 dengan nilai – nilai Resistor yang berbeda. ( lihat
Tabel Kerja.1.1. ).
10. Lakukan perhitungan nilai R total dengan teori pada tiap langkah kombinasi yang telah
Anda praktekan. Catat hasil pekerjaan pada lembar tersendiri.
11. Lakukan perhitungan nilai Arus ( I Total ) dan tegangan ( VR1, VR2, VR3 ) pada masing –
masing kombinasi dengan menggunakan persamaan Hukum Ohm. Catat hasil pekerjaan
pada lembar tersendiri.

b. Rangkaian Paralell
1. Siapkan semua peralatan dan bahan
2. Cek semua Bahan dan Peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang baik
3. Buatlah Rangkaian Seri seperti Gambar di abwah ini pada Project Board. ( nilai komponen
dapat dilihat pada Table.Kerja.1.2. )

Vs 12 Vdc
R1 R2 R3

4. Lakukan pembacaan untuk nilai – nilai resistor R1, R2 dan R3, catat hasil pembacaan Anda
dalam Table Kerja.1.2.
5. Lakukan Pengukuran Rtotal pada rangkaian, catat hasil pada Tabel Kerja.1.1.
6. Berikan Tegangan Sumber sebesar 12 Volt pada rangkaian.
7. Ukurlah Besar Arus yang dirasakan oleh masing – masing Resistor R1, R2 dan R3. Catat
hasil pengukuran, dan masukkan pada Tabel Kerja.1.2.
8. Ukur Tegangan yang mengalir pada rangkaian, dan catat hasil pengukuran Anda pada Tabel
Kerja.1.2.
9. Ulangi Langkah Kerja 3 sampai dengan 8 dengan nilai – nilai Resistor yang berbeda. ( lihat
Tabel Kerja.1.2. ).
10. Lakukan perhitungan nilai R total dengan teori pada tiap langkah kombinasi yang telah
Anda praktekan. Catat hasil pekerjaan pada lembar tersendiri.
11. Lakukan perhitungan nilai Tegangan ( V Total ) dan Arus ( IR1, IR2, IR3 ) pada masing –
masing kombinasi dengan menggunakan persamaan Hukum Ohm. Catat hasil pekerjaan
pada lembar tersendiri.
Modul RANGKAIAN LISTRIK.1. POLITEKNIK DHARMA PATRIA
Praktikum KEBUMEN.
c. Rangkaian Seri – Paralell ( Campuran )
1. Siapkan semua peralatan dan bahan
2. Cek semua Bahan dan Peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang baik
3. Buatlah Rangkaian Seri seperti Gambar di abwah ini pada Project Board. ( nilai komponen
dapat dilihat pada Table.Kerja.1.3. )

R2

R1 R3

12 V R4
Vs
R5

4. Lakukan pembacaan untuk nilai – nilai resistor R1, R2, R3, R4, dan R5, catat hasil
pembacaan Anda dalam Table Kerja.1.3.
5. Lakukan Pengukuran Rtotal pada rangkaian, catat hasil pada Tabel Kerja.1.3.
6. Berikan Tegangan Sumber sebesar 12 Volt pada rangkaian.
7. Ukurlah Besar Arus yang dirasakan oleh masing – masing Resistor R1, R2, R3, R4, dan R5..
Catat hasil pengukuran, dan masukkan pada Tabel Kerja.1.3.
8. Ukurlah Besar Tegangan yang dirasakan oleh masing – masing Resistor R1, R2, R3, R4, dan
R5.. Catat hasil pengukuran, dan masukkan pada Tabel Kerja.1.3.
9. Ulangi Langkah Kerja 3 sampai dengan 8 dengan nilai – nilai Resistor yang berbeda. ( lihat
Tabel Kerja.1.3. ).
10. Lakukan perhitungan nilai RTotal (Rp1+ Rp2+ Rp3) dengan teori pada tiap langkah kombinasi
yang telah Anda praktekan. Catat hasil pekerjaan pada lembar tersendiri.
11. Lakukan perhitungan nilai Tegangan ( VR1, VR2, VR3, VR4 dan VR5 ) dan Arus ( IR1, IR2, IR3,
IR4 dan IR5 ) pada masing – masing kombinasi dengan menggunakan persamaan Hukum
Ohm. Catat hasil pekerjaan pada lembar tersendiri.
12. Hitunglah Besar Arus ( ITotal ) dan Tegangan ( VTotal ) yang mengalir pada rangkaian. Catat
hasil pekerjaan pada lembar tersendiri.
VI. TABEL KERJA
Tabel.1.1. Rangkaian Seri
R1 R2 R3 RTotal VR1 VR2 VR3 I
No Keterangan
Ohm ( Ω ) Volt ( V ) Ampere ( A )
1 1K 1K2 2K2 4K4 2.73V 3.27V 6V 2.73 mA
2 5R6 10 12 27,6 2.43V 4.33V 5.20V 0.43A
3 100 220 470 790 1.52V 3.34V 7.14V 15.2mA

Tabel.1.2. Rangkaian Paralell


R1 R2 R3 RTotal IR1 IR2 IR3 V
No Keterangan
Ohm ( Ω ) Ampere ( A ) Volt ( V )
1 1K 1K2 2K2 437.09 12mA 10mA 5.45mA 12V
2 5R6 10 12 2.7632 2.14A 1.2A 1A 12V
3 100 220 470 59.977 0.12A 0.05A 0.02A 12V

Tabel.1.3. Rangkaian Seri – Paralell ( Campuran )


R1 R2 R3 R4 R5 RTotal IR1 IR2 IR3 IR4 IR5 VR1 VR2 VR3 VR4 VR5
No
Ohm ( Ω ) Ampere ( A ) Volt ( V )
1 5R6 1K 1K2 2K2 10 452.7 0.02A 11.6mA 9.6mA 5.3mA 0.02A 0.15v 11.6v 11.6v 11.6v 0.27v
2 12 1K 1K2 2K2 100 549.9 0.02A 9.6mA 7.9mA 4.3mA 0.02A 0.28v 9.5v 9.5v 9.5v 2.19v
3 220 1K 1K2 2K2 470 1.13K 0.01A 4.7mA 3.9mA 2.1mA 0.01A 2.34v 4.6v 4.6v 4.6v 5v
VII. PERHITUNGAN SESUAI TEORI

RANGKAIAN SERI
RANGKAIAN 1
R1=1000 Ohm R2=1200 Ohm R3=2200 Ohm
Rtot=R1+R2+R3= 1000+1200+2200= 4400Ohm
Itot=V/Rtot = 12/4400= 0.0027 A = 2.7mA
Itot=IR1=IR2=IR3=2.7mA => arus yg mengalir pada tiap R besarnya sama
VR1=IxR1= 0.0027x1000 = 2.7V
VR2=IxR2= 0.0027x1200 = 3.24V
VR3=IxR3= 0.0027x2200 = 5.94V

RANGKAIAN 2
R1=5,6 Ohm R2=10 Ohm R3=12 Ohm
Rtot= R1+R2+R3= 5,6+10+12= 27,6Ohm
Itot=V/Rtot =12/27,6= 0.43A
Itot=IR1=IR2=IR3=0.43A => arus yg mengalir pada tiap R besarnya sama
VR1=IxR1= 0.43x5,6 =2.4V
VR2=IxR2= 0.43x10 =4.3V
VR3=IxR3= 0.43x12 = 5.16V

RANGKAIAN 3
R1=100 Ohm R2=220 Ohm R3=470 Ohm
Rtot= R1+R2+R3=100+220+470= 790Ohm
Itot=V/Rtot = 12/790= 0.015A
Itot=IR1=IR2=IR3=0.015A => arus yg mengalir pada tiap R besarnya sama
VR1=IxR1= 0.015x100= 1.5V
VR2=IxR2= 0.015x220= 3.3V
VR3=IxR3= 0.015x470= 7.05V

RANGKAIAN PARALEL
RANGKAIAN 1
R1=1000 Ohm R2=1200 Ohm R3=2200 Ohm
Rtot=1/R1+1/R2+1/R3 = 1/1000+1/1200+1/2200= 440 Ohm
Vtot=VR1=VR2=VR3=12V =>tegangan pada tiap R besarnya sama
IR1=V/R1 = 12/1000= 0.012A
IR2=V/R2 = 12/1200= 0.01A
IR3=V/R3 = 12/2200= 0.0054A
RANGKAIAN 2
R1=5,6 Ohm R2=10 Ohm R3=12 Ohm
Rtot=1/R1+1/R2+1/R3 = 1/5.6+1/10+1/12 = 2.79 Ohm
Vtot=VR1=VR2=VR3=12V =>tegangan pada tiap R besarnya sama
IR1=V/R1 = 12/5.6 = 2.14A
IR2=V/R2 = 12/10 = 1.2A
IR3=V/R3 = 12/12 =1A

RANGKAIAN 3
R1=100 Ohm R2=220 Ohm R3=470 Ohm
Rtot=1/R1+1/R2+1/R3 =1/100+1/220+1/470 = 60.25 Ohm
Vtot=VR1=VR2=VR3=12V =>tegangan pada tiap R besarnya sama
IR1=V/R1 =12/100 = 0.12 A
IR2=V/R2 =12/220 = 0.05 A
IR3=V/R3 =12/470= 0.02A

RANGKAIAN CAMPURAN
RANGKAIAN 1
R1=5.6 Ohm R2=1K Ohm R3=1K2 Ohm R4=2K2 Ohm R5=10 Ohm
Rp= 1/R2+1/R3+1/R4= 1/1000+1/1200+1/2200= 440 Ohm
Rtot=R1+Rp+R5 = 5.6+440+10 = 455.6 Ohm
Itot=V/R = 12/455.6= 0.026A
VRp = Itot x Rp = 0.026x440= 11.44V
VRp=VR2=VR3=VR4 >tegangan yg mengalir pada rangkaian paralel besarnya sama
Itot=IR1=IRp=IR5 > arus yg mengalir pada rangkaian seri besarnya sama
VR1 = Itot x R1 = 0.026x5.6 = 0.14 V
VR2 = Itot x Rp = 0.026x440= 11.44V
VR3 = Itot x Rp = 0.026x440= 11.44V
VR4 = Itot x Rp = 0.026x440= 11.44V
VR5 = Itot X R5 = 0.026x10 = 0.26V
I R1 = V/R = 12/455.6= 0.026A
I R2 = VRp/R2 = 11.44/1000 =0.0114 A
I R3 =VRp/R3 = 11.44/1200 =0.0095 A
I R4 = VRp/R4 = 11.44/2200 = 0.0052 A
I R5 = V/R = 12/455.6= 0.026A
RANGKAIAN 2
R1=12 Ohm R2=1K Ohm R3=1K2 Ohm R4=2K2 R5=100 Ohm
Rp= 1/R2+1/R3+1/R4= 1/1000+1/1200+1/2200= 440 Ohm
Rtot=R1+Rp+R5 =12+440+100 = 552 Ohm
Itot=V/Rtot =12/552 = 0.021A
V Rp= Itot x Rp = 0. 021x 440 = 9.24V
VR2=VR3=VR4=VRp >tegangan yg mengalir pada rangkaian paralel besarnya sama
Itot=IR1=IRp=IR5 > arus yg mengalir pada rangkaian seri besarnya sama
VR1 = Itot x R1 = 0.021x12 = 0.252V
VR2 = Itot x Rp = 0. 021x 440 = 9.24V
VR3 = Itot x Rp = 0. 021x 440 = 9.24V
VR4 = Itot x Rp = 0. 021x 440 = 9.24V
VR5 = Itot X R5 = 0.021x 100 = 2.1V
I R1 = V/Rtot =12/552 = 0.021A
I R2 = VRp/R2 = 9.24/1000 = 0.0092 A
I R3 =VRp/R3 = 9.24/1200 = 0.0077 A
I R4 = VRp/R4 = 9.24/2200 = 0.0042 A
I R5 = V/Rtot =12/552 = 0.021A

RANGKAIAN 3
R1=220 Ohm R2=1K Ohm R3=1K2 Ohm R4=2K2 Ohm R5=470 Ohm
Rp= 1/R2+1/R3+1/R4= 1/1000+1/1200+1/2200= 440 Ohm
Rtot=R1+Rp+R5 = 220+440+470 = 1130 Ohm
Itot=V/Rtot = 12/1130 = 0.0106 A
Vrp = Itot x Rp = 0.0106x440 = 4.66V
VR2=VR3=VR4=VRp >tegangan yg mengalir pada rangkaian paralel besarnya sama
Itot=IR1=IRp=IR5 > arus yg mengalir pada rangkaian seri besarnya sama
Vr1 = Itot x R1 = 0.0106x220 = 2.33V
Vr2= Itot x Rp = 0.0106x440 = 4.66V
Vr3= Itot x Rp = 0.0106x440 = 4.66V
Vr4 = Itot x Rp = 0.0106x440 = 4.66V
Vr5 = Itot X R5 =0.0106x470 = 4.98V
I R1 = V/Rtot = 12/1130 = 0.0106 A
I R2 = VRp/R2 = 4.66x1000= 0.0046 A
I R3 =VRp/R3 = 4.66x1200= 0.0038 A
I R4 = VRp/R4 = 4.66x2200= 0.0021 A
I R5= V/Rtot = 12/1130 = 0.0106 A
VIII. KESIMPULAN
Berdaarkan praktium yang sudah dilakukan adalah :
a. Semakin besar nilai hambatan (R) dan arus (I) dalam sebuah rangkaian,
maka akan semakin besar juga nilai tegangannya (V). Hal ini sesuai dengan
hukum ohm yakni V = I x R, yang berarti nilai tegangan berbanding lurus
dengan arus dan tegangannya.
b. Apabila hambatan pada sebuah rangkaian dipasang seri maka besar arus
yang melewati hambatan tersebut sama besar. Apabila hambatan dipasang
paralel, maka besar tegangan disetiap hambatan tersebut sama besar
c. Semakin banyak hambatan yang dipasang secara paralel, maka nilai
hambatan total yang dihasilkan semakin kecil. Semakin hambatan yang
dipasang seri, maka nilai hambatan totalnya semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai