Anda di halaman 1dari 8

CRUMPLE ZONE

Mobil yang mudah remuk bukan disebabkan karena kualitas mobil yang jelek atau buruk,
namun akibat adanya penggunaan teknologi crumple zone atau sering disebut dengan zona
benturan.

Banyak sekali pengguna mobil jaman sekarang yang belum mengetahui permasalahan
mobil jaman sekarang yang bagian depannya lebih mudah remuk atau ringsek saat terjadinya
suatu tabrakan, meskipun tabrakan tidak terlalu keras.

1. Sekilas tentang Crumple Zone

Crumple Zone merupakan suatu fitur keamanan struktural terbaru yang sudah banyak
diterapkan di berbagai jenis mobil. Penerapan crumple zone adalah untuk membantu
melakukan penyerapan energi dampak terjadinya sebuah tabrakan yang mengendalikan
deformasi.
Secara umum, deformasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada bagian bentuk atau
desain bodi mobil. Perubahan terjadi dari bentuk mobil yang mulus sampai menjadi ringset
atau berkerut, Crumple zone biasanya diletakan di bagian depan dan bagian belakang sebuah
mobil. Jika ditempatkan di bagian depan, maka lokasi penyimpanannya berada di bagian
ujung depan mobil bahkan sampai dengan ruang kabin.
2. Fungsi Crumple Zone
Crumple zone berfungsi untuk melindungi bagian ruang kabin agar tidak menjadi mudah
rusak ketika terjadi tabrakan. Crumple zone bisa membantu untuk mendistribusikan serta
mengurangi energi saat adanya benturan sebelum dampaknya sampai ke bagian ruang kabin.
Saat terjadi tabrakan, maka bagian depan mobil akan lebih murah ringsek atau berkerut
untuk meredam aliran energi kinetik saat tabrakan dan hal ini akan membuat para penumpang
yang berada di area ruang kabin akan lebih aman dari kecelakaan. Peredaman energi akan
dilakukan secara otomatis dan fleksibel.
Pada dasarnya, konsep crumple zone pertama kali dipakai atau diperkenalkan oleh Béla
Barényi dan penerapannya dilakukan pada mobil Mercedes-Benz Fintail di tahun 1959.
Konsep crumple zone juga diterapkan pada kereta api dan paling sering pada kereta api yang
mengangkut penumpang.

3. Cara kerjanya pada Mobil


Mobil yang telah menerapkan teknologi crumple zone akan memiliki tingkat keamanan
yang lebih tinggi, karena bisa lebih meredam saat adanya kecelakaan. Semua benturan keras
yang terjadi akan diterima dan akan diserap di bagian crumple zone.
Dengan adanya bantuan teknologi crumple zone, para penumpang yang berada di ruang
kabin akan lebih aman. Ketika terjadi kecelakaan, maka bagian luar mobil akan terlihat sangat
rusak, namun bagian kabin mobilnya akan tetap bagus atau utuh.
Tabrakan yang paling sering terjadi adalah tabrakan dengan kendaraan lainnya, namun
tabrakan juga bisa terjadi dengan benda-benda yang sifatnya permanen. Mobil bisa saja
menabrak tiang listrik, tembok sebuah bangunan dan yang lainnya.

Bagian titik mobil yang tabrakan dan terlindungi dengan adanya crumple zone bentuknya
akan menjadi melengkung. Bentuknya akan menjadi rusak, karena bermaksud untuk bisa
menghentikan energi benturan dan hal ini akan membuat mobil tetap aman.
Jika mobil Anda penyok atau ringset saat terjadi tabrakan, maka anda jangan langsung
berpikir buruk pada produsen mobil. Kini, sudah hampir semua pabrikan mobil sudah
menerapkan teknologi crumple zone untuk menambah keamanan sebuah mobil.
Pada dasarnya, kecelakaan bisa terjadi pada siapa saja dan bisa terjadi dimana saja. Intinya
anda harus tetap berhati-hati saat berkendara dan hindari berbagai hal tidak perlu saat
berkendara, agar terhindar dari kecelakaan yang merugikan.
NCAP
New Car Assessment Program

Pernahkah parah mahasiswa mendengar kata EURO NCAP/ASEAN NCAP? Jika pernah
maka sudah tau maksud dari NCAP itu sendiri. Program ini menguji faktor keselamatan
mobil baru. Pengujian ini dilakukan oleh badan independen. Tujuannya untuk membantu
produsen mobil meningkatkan teknologi keselamatan pada produk mereka di masa
depan.
NCAP pertama kali dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat National Highway
Traffic Safety Administration (NHTSA). Mereka melakukan uji tabrak (crash test) pada
mobil-mobil baru yang dipasarkan di Amerika Serikat sejak 1979 sebagai gambaran
komparatif tingkat keselamatan mobil untuk konsumen mobil di sana. Di Eropa, badan
ini baru terbentuk pada 1996. Badan ini beranggotakan sejumlah organisasi yang
berkecimpung di industri otomotif dan transportasi dari sejumlah negara di Eropa.
Beberapa anggota dari badan ini diantaranya adalah Allgemeiner Deutscher Automobil-
Club e V (ADAC), Bundesministerium für Verkehr und digitale Infrastruktur (Jerman),
Department for Transport (Inggris), Ministerie van Infrastructuur en Milieu (Belanda),
Ministere du developpement durable et des Infrastructures Département des Transports
(Luksemburg), Generalitat de Catalunya (Spanyol), Fédération Internationale de
l'Automobile (FIA) dan lainnya.
Pengujian dilakukan di sejumlah fasilitas pengujian yang tersebar di beberapa negara
Eropa seperti Jerman (ADAC Technik Zentrum), Inggris (Thatcham Research), Italia
(CSI) dan beberapa fasilitas pengujian teknis canggih lain.

Sejak pertama kali berdiri, NCAP telah menguji lebih dari 500 mobil. Euro NCAP telah
menghancurkan tak kurang dari ribuan mobil selama lebih dari puluhan tahun beroperasi. Tak
hanya sekedar mengukur hasil uji tabrak kendaraan, Euro NCAP memiliki peran yang
signifikan dalam meningkatkan standar keselamatan mobil. Badan ini telah merumuskan
sejumlah penilaian tertentu dari beragam kriteria pengujian yang diterjemahkan dalam
predikat bintang. Mobil yang tak memenuhi standar yang mereka tentukan bisa tak mendapat
satu bintang pun.
Euro NCAP membagi pengujian dalam tiga kategori, yakni proteksi penumpang dewasa,
proteksi penumpang anak, proteksi pejalan kaki, dan fitur keselamatan (safety assist). Saat
melakukan pengujian, mereka tak hanya menghancurkan satu unit mobil. Pengujian dilakukan
beberapa kali pada unit mobil dengan tipe yang sama berkali-kali untuk mensimulasikan
beberapa jenis tabrakan.
Tabrakan dari depan (frontal) dilakukan pada kecepatan 64 km/jam dengan obyek tabrak
struktur yang memiliki massa yang mirip dengan mobil yang diuji. Ada beberapa indikator
pengujian dari hasil uji tabrak frontal ini. Selain melihat tingkat deformasi kendaraan dan gaya
yang diterima penumpangnya, uji ini juga bisa melihat keefektifan dari fitur keselamatan
seperti sabuk pengaman, airbag sampai pengereman darurat otomatis.
Euro NCAP juga melakukan uji tabrak dari samping dan belakang. Pengujian ini bisa
melihat seberapa besar resiko cidera yang diterima penumpangnya. Tentu saja dalam
pengujian ini mereka menggunakan boneka dummy yang telah dilengkapi dengan sejumlah
sensor. Program ini juga melihat seberapa baik mobil yang diuji mengakomodasi fasilitas
untuk penumpang anak seperti pengait ISOFIX untuk kursi anak dan sebagainya.

Simulasi menabrak pejalan kaki dengan menggunakan dummy dapat mendeteksi resiko
cidera yang dialami oleh korban. Apakah desain muka mobil memiliki struktur yang
menambah resiko cidera atau justru dapat mengurangi resiko tersebut. Sensor pendeteksi
pejalan kaki juga diuji di sini apakah bekerja secara baik atau tidak.
Terakhir, fitur keselamatan juga dinilai. Semakin banyak fitur keselamatan yang dimiliki
mobil maka semakin besar kesempatan mobil ini mendapat lebih banyak bintang. Fitur
keselamatan seperti Electronic Stability Control, speed limiters and warnings, lane keep
assistance dan autonomous emergency braking adalah sejumlah fitur keselamatan canggih
yang biasanya tertanam pada mobil baru yang dijual di Eropa saat ini.
Mobil yang dipilih oleh Euro NCAP dalam pengujian selalu tipe terendahnya. Makanya
banyak produsen mobil Eropa yang berlomba menjadikan fitur keselamatan tersebut sebagai
fitur standar yang sudah dimiliki oleh tipe termurah suatu produknya sekalipun agar dihitung
dalam program ini.
Konsumen Eropa sangat memperhatikan faktor keselamatan mobil yang hendak mereka
beli. Pengujian Euro NCAP ini pun sering menjadi acuan konsumen dalam membeli
kendaraan. Itu sebabnya banyaknya produsen yang jualan mobil di sana sangat
memperhatikan faktor keselamatan kendaraannya agar mendapat predikat yang baik pada
pengujian ini. Syukur, belakangan ini sangat jarang sekali ada mobil yang mendapat predikat
tiga bintang ke bawah.

Beda halnya dengan konsumen Indonesia. Asal murah pasti laris. Celakanya, hampir setiap
mobil tipe termurah pasti memiliki fitur keselamatan yang paling minim. Beberapa fitur
keselamatan aktif seperti traction control dan lainnya pasti dicopot untuk mengakomodasi
harga yang lebih terjangkau. Celakanya lagi, pemerintah Indonesia sama lalainya dengan
kebiasaan konsumen Indonesia yang kurang memperhatikan faktor keselamatan mobil.
Misalnya, fitur airbag, rem ABS, traction control, side impact beam, atau fitur keselamatan
standar lain tak diwajibkan terpasang pada mobil yang dijual di sini.
Bahkan, sekarang Asia Tenggara sudah memiliki badan serupa Euro NCAP yakni ASEAN
NCAP. Badan ini adalah anggota dari Global New Car Assessment Program (GNCAP)
dengan standar penilaian yang tinggi. Percaya atau tidak, badan ini justru diprakarsai oleh
Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) dengan anggota beberapa asosiasi
otomotif dan transportasi dari Malaysia, Singapura dan Filipina.
Jadi, perhatian terhadap faktor keselamatan konsumen kembali lagi kepada produsen mobil
di Indonesia. Untungnya ada beberapa produsen yang mulai memperhatikan hal ini. Toyota
misalnya, produsen mobil asal Jepang ini telah menciptakan standar keselamatan dengan
menanamkan fitur dual SRS airbag pada setiap mobil baru yang mereka jual bahkan untuk
tipe termurahnya sekalipun. Sementara rem ABS ada pada hampir semua tipe termahal dari
setiap produknya di Indonesia. Low Cost Green Car (LCGC) termurahnya, Agya sekalipun
sudah punya fitur dual SRS airbags. Semoga langkah ini ditiru oleh produsen mobil lainnya
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai