Anda di halaman 1dari 46

BUDIDAYA

UDANG VANAME
(Litopenaeus vannamei)

DI
TAMBAK
MILENIAL
Millenial Shrimp Farming (MSF)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO
Ucapan Terimakasih

 Ucapan terima kasih dihaturkan kepada


bapak Ir. Nono Hartanto, M. Aq Direktur
Perbenihan Ditjen Perikanan Budidaya yang
telah memberikan bimbingan sehingga buku
ini dapat terselesaikan dengan baik.
 Ucapan terima kasih dihaturkan kepada
bapak Manijo, S.St.Pi sebagai Plt. Kepala
BPBAP Situbondo yang banyak membantu
memberikan arahan dan dorongan agar buku
ini dapat selesai.

 Ucapan terima kasih dihaturkan kepada


bapak Wendy Tri Prabowo, S.Pi, M.Sc
sebagai koordinator Instalasi Gundil BPBAP
Situbondo dimana lokasi MSF dibangun
beserta materi dan pengalamannya selama
budidaya udang di tambak MSF.

 Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Tim


Penyusun dan semua pihak yang telah
banyak membantu baik secara langsung atau
tidak langsung.

Millenial Shrimp Farming - ii


KATA PENGANTAR

Sejalan dengan target peningkatan produksi udang sebesar 250 persen


hingga tahun 2024 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan khususnya
udang vaname, maka salah satu terobosan yang dilakukan oleh KKP adalah
menggenjot produktifitas tambak udang nasional sekaligus mendorong kaum
milenial menjadi enterpreneur baru, menumbuhkan lapangan kerja dan menjadi
teknisi handal serta berdaya saing di bidang perikanan.
Buku “Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Tambak
Milenial - Millenial Shrimp Farming (MSF)” disusun berdasarkan kajian dan
pengalaman teknis yang dilakukan di Tambak Milenial BPBAP Situbondo di
Dusun Gundil, Kab. Situbondo. Tujuan disusunnya buku ini adalah untuk
memberikan gambaran berbagai aspek teknis dan non teknis budidaya udang
agar menjadi role model bagi pembudidaya dan calon pembudidaya (kaum
milenial). Teknologi yang diterapkan pada tambak milenial memungkinkan
untuk dikerjakan di lahan terbatas, fleksibel karena bisa dibongkar pasang serta
ukuran kolam yang dapat disesuaikan dengan lahan yang tersedia. MSF
didukung dengan teknologi digital didukung oleh aplikasi budidaya berbasis
data (smart farming) yaitu monitoring data melalui pusat data sehingga
memudahkan dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada data teknis
yang terukur.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mewujudkan
kedaulatan pangan (food sovereignty) dibangunnya tambak MSF di BPBAP
Situbondo sebagai model teknologi budidaya percontohan bagi pembudidaya.
Hal ini dapat memberikan inspirasi untuk stakeholder di bidang perikanan
budidaya untuk mengembangkan teknologi budidaya ini diberbagai wilayah.
BPBAP Situbondo menginisiasi penyusunan buku “Budidaya Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) di Tambak Milenial - Millenial Shrimp Farming (MSF)”.
Semoga dengan tersusunnya buku ini dapat menjadi bahan referensi dan
bahan rujukan bagi masyarakat khususnya pembudidaya dan calon
pembudidaya.
Terima kasih kepada tim teknis dan tim penyusun atas dedikasi dan
kerjasamanya, sehingga buku ini dapat diselesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih ada
kekurangan, untuk itu sumbangsih saran yang memotivasi sangat kami
harapkan.

Situbondo, Agustus 2021


Plt. Kepala BPBAP Situbondo

Manijo, S.St.Pi.

iii - Millenial Shrimp Farming


DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii


Daftar Isi iv
Daftar Tabel v
Daftar Gambar vi
BAB I. Gambaran Umum Budidaya Udang Vaname di Tambak Milenial
(Millenial Shrimp Farming /MSF) 1

1.1. Budidaya Udang Vaname di Indonesia 1


1.2. Sebaran Potensi dan Peta Sentra Produksi 2
1.3. Peluang Pengembangan Berdasarkan Pasar 3
1.4. Kendala dan Solusi dalam Budidaya Udang 3
1.5. Definisi Teknologi MSF 4
1.6. Keunggulan Teknologi MSF 5
1.6.1. Aspek Lingkungan 5
1.6.2. Aspek Ekonomi 6
1.6.3. Aspek Sosial 6
1.6.4. Perbandingan MSF dengan Teknologi Konvensional 6

BAB II. Sistem Budidaya MSF 7

2.1. Desain MSF 7


2.1.1 Konstruksi dan Dimensi Kolam 7
2.1.2 Layout dan Sarana Pendukung 8
2.1.3 Teknologi Digitalisasi 12
2.2. Standar Operasional Prosedur 14
2.3. Peningkatan Produksi 25
BAB III. Kendala Teknologi MSF 26

BAB IV. Akses terhadap Input Produksi Benih Unggul, Pakan dan Obat 29

4.1. Benih Unggul 29


4.2. Pakan 31
4.3. Obat 34
BAB V. Peluang Investasi 36

5.1. Analisa Usaha 36


5.2. Analisa Pendorong, Penghambat & Rekomendasi 38
DAFTAR PUSTAKA 40

Millenial Shrimp Farming - iv


DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Parameter Air Media yang Siap Tebar untuk Udang Vaname 15
Tabel 2. Program Pakan Budidaya Udang MSF 18
Tabel 3. Pengelolaan Parameter Kualitas Air 23
Tabel 4. Persyaratan Kuantitatif Benih Vaname 29
Tabel 5. Syarat Mutu Pakan Udang Vaname Berdasarkan SNI 7549:2009 32
Tabel 6. Produsen Pakan Ikan/Udang Nasional 33
Tabel 7. Analisa Usaha MSF dengan Kapasitas Cash Flow Minimal 36
Budidaya

v - Millenial Shrimp Farming


DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Konstruksi Kolam Budidaya (tampak atas dan samping) 8
Gambar 2. Layout Kolam Budidaya 9
Gambar 3. Kolam Instalasi Pengolah Air Limbah: (1) dan (2) Petak 9
Sedimentasi; (3) Petak Pembuangan Lumpur; (4) Petak
Oksigenasi
Gambar 4. Konstruksi Kolam Pengolah Limbah 10
Gambar 5. Peralatan Suplai Oksigen 10
Gambar 6. Mesin pemberi pakan otomatis (automatic feeder) 10
yang dioperasikan dengan aplikasi di telepon genggam
Gambar 7. Alat pengukur kualitas air 11
Gambar 8. Ruang Analisa Kualitas Air 11
Gambar 9. Data Collecting Center MSF 12
Gambar 10. Blok diagram alat monitoring kualitas air pada budidaya udang di 13
tambak MSF Kluster BPBAP Situbondo
Gambar 11. Benih Udang Vaname 30
Gambar 12. Peta Persebaran Pembenihan Udang Nasional 31
Gambar 13. Peta Persebaran Produsen Pakan Ikan/Udang Nasional 33

Millenial Shrimp Farming - vi


BAB I. GAMBARAN UMUM BUDIDAYA UDANG VANAME DI
TAMBAK MILENIAL (Millenial Shrimp Farming /MSF)

1.1. Budidaya Udang Vaname di Indonesia

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu udang


putih yang cukup komersial (BBAP Situbondo, 2006). Udang vaname
merupakan spesies asli perairan Pasific, yang banyak ditemukan di pantai
Barat Meksiko hingga Peru. Udang ini mulai diperkenalkan untuk
dibudidayakan di Asia pada tahun 1996 di Taiwan dengan mengimpor calon
induk vaname dari Hawaii. Selanjutnya upaya ini menjalar ke Cina, Myanmar,
Indonesia dan dibeberapa negara di Asia Tenggara. Udang vaname memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan spesies lainnya, beberapa
keunggulan tersebut, antara lain:
- Laju pertumbuhan mencapai 1-1,5 gr/ minggu;
- Bisa dibudidayakan dengan padat penebaran tinggi (80 – 500 ekor/m2);
- Toleran terhadap salinitas (0,5 – 45 %0);
- Kebutuhan protein pakan lebih rendah (20 – 30%) dibandingkan spesies
lain;
- FCR lebih rendah (1: 1.1-1.2);
- Ukuran panen seragam; dan jumlah yang under size rendah.

Budidaya udang vaname di Indonesia saat ini merupakan andalan


sektor perikanan budidaya dan menjadi prioritas pengembangan akuakultur di
Indonesia untuk meningkatkan perekonomian nasional. Dalam periode 2012 -
2018 kontribusi nilai ekspor udang terhadap nilai ekspor perikanan Indonesia
rata-rata mencapai 36,27 % (BPS, 2019). Artinya komoditas udang memiliki
peranan yang sangat signifikan terhadap kinerja ekspor komoditas perikanan
Indonesia.
Produksi udang dunia berdasarkan FisStat (2019) tumbuh rata-rata 5,39
% per tahun dengan dominasi produksi berasal dari perikanan budidaya

1 - Millenial Shrimp Farming


sebesar 9,59 % per tahun dan dari perikanan tangkap mencapai 0,92 % per
tahun (Soebjakto, S. 2019). Produksi udang budidaya secara nasional
meningkat pesat dalam 5 tahun terakhir dengan produksi 638.955 ton (2013)
menjadi 920.051 ton (2017) dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar
10,38%.
Pada tahun 2018 tercatat volume ekspor udang sebesar 197,43 ribu ton
dengan nilai USD 1.742,12 juta (DJPB, 2019). Pada periode tahun 2019
capaian produksi udang 517.397 ton dan ditargetkan mengalami kenaikan
sebesar 250 % pada tahun 2024 menjadi sebesar 1.290.000 ton dengan nilai
produksi dari 36,22 Trilyun pada 2019 menjadi sebesar 90.30 Trilyun pada
2024 (KKP, 2020).

1.2. Sebaran Potensi dan Peta Sentra Produksi

Potensi sumberdaya akuakultur Indonesia sangat besar, total luas lahan


indikatif mencapai 17,2 juta hektar dan diperkirakan memiliki nilai ekonomi
langsung sebesar USD 250 milyar per tahun. Dari potensi itu, khusus untuk
pengembangan budidaya air payau memiliki porsi potensi hingga mencapai 2,8
juta hektar. Namun pemanfaatannya diperkirakan baru sekitar 21,64 % atau
seluas 605.000 hektar, dimana dari luas tersebut pemanfaatan lahan tambak
produktif untuk budidaya udang diperkirakan mencapai 40% atau baru 242.000
hektar saja (KKP, 2018).

Saat ini jumlah petambak yang bekerja pada sektor budidaya air payau
mencapai 389 ribu orang (KKP, 2019). Jumlah petambak atau sumber daya
manusia yang dibutuhkan bekerja pada sektor ini akan terus meningkat dengan
program peningkatan produksi perikanan hingga tahun 2024 terutama produksi
udang yang akan menargetkan penambahan luas lahan 100.000 hektar (KKP,
2020).

Budidaya udang vaname di Indonesia sudah berkembang pesat di


sentra produksi perikanan seluruh wilayah Indonesia dan akan dikembangkan

Millenial Shrimp Farming - 2


di beberapa wilayah baru terutama di wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi,
Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku dan Maluku Utara. Saat
ini produktivitas budidaya udang vaname berkisar antara 10 – 50
ton/hektar/siklus tergantung model budidaya yang dikembangkan mengikuti
kemajuan teknologi dari sistem semi intensif hingga super intensif (KKP, 2020)

1.3. Peluang Pengembangan Berdasarkan Pasar

Menurut Research and Markets 2021, Pasar udang global bernilai USD
39,24 juta pada 2019 yang diproyeksikan tumbuh 1,5% per tahun dengan
volume 4,2 juta MT pada tahun 2019 dan diproyeksikan tumbuh dengan
estimasi 1,4% per tahun. Menurut data BPS tren ekspor udang indonesia 2015
– 2019 memiliki tren positif dengan kenaikan volume 4,21 % dan kenaikan nilai
0,55 % (BPS, 2019).

Pasar dunia diperkirakan membutuhkan 13 sampai 15 juta ton pasokan


udang per tahun dengan suplai yang sudah terpenuhi berdasarkan data 2017
sebesar 8,77 juta ton dan didominasi oleh sektor budidaya sebesar 6,09 juta
ton (Soebjakto, 2019). Berdasarkan data International Trade Center (2019)
kontribusi nilai ekspor produk udang Indonesia tahun 2018 terhadap total nilai
ekspor udang dunia mencapai 6,84 % dan menduduki posisi 5 terbesar dunia
setelah India (18,63 %), Ekuador (12,96 %), Vietnam (12,75 %) dan China
(9,01 %). Dengan luas lahan budidaya yang baru termanfaatkan hanya 21,64
%, dan permintaan udang dunia yang sangat besar maka Indonesia sangat
potensial menjadi pemasok utama udang dunia.

1.4. Kendala dan Solusi Dalam Budidaya Udang

Secara umum, produksi udang global telah stabil tetapi wabah penyakit
yang serius telah menyebabkan kerugian yang luas bagi tambak di negara-
negara seperti India, Vietnam, dan Thailand. Kendala budidaya udang di
Indonesia, antara lain:

3 - Millenial Shrimp Farming


a. Serangan penyakit.
Diatasi dengan menerapkan sistem budidaya udang yang berkelanjutan
dengan menerapkan prinsip-prinsip biosecurity dan keamanan pangan.
b. Permodalan dan teknis.
Diatasi dengan kolaborasi antara pemerintah dan perbankan.
Permasalahan teknis produksi dapat diatasi dengan memaksimalkan
peran institusi riset untuk mengatasi masalah teknis produksi yang
penerapannya langsung di masyarakat.
c. Regulasi yang rumit yang menyebabkan industri udang lambat dalam
ekspansi/ pengembangan usaha.
Diatasi dengan adanya sinergitas antar lembaga untuk penyederhanaan
ijin dan moratorium penindakan ijin usaha tambak.
d. Pembangunan infrastruktur yang tidak merata di berbagai sentra
tambak udang dan kurangnya integrasi antara pemroses di hilir dan
petambak di hulu.
Pemerintah perlu membangun infrastruktur yang mendukung sektor
swasta agar lebih tertarik untuk berinvestasi pada sektor budidaya
udang.
e. SDM dan keterlibatan kaum muda untuk bekerja di dunia perudangan.
Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengembangkan unsur
teknologi digital dalam budidaya udang yang saat ini menjadi tren bagi
kaum milenial dalam melakukan pekerjaan di berbagai bidang.

1.5. Definisi Teknologi MSF

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan peningkatan


produksi udang nasional sebesar 250% dalam lima tahun ke depan (2019-
2024). Untuk mencapai target tersebut harus didukung dari berbagai aspek
salah satunya adalah pemanfaatan teknologi digital. Pemanfaatan teknologi
digital sangat erat hubungannya dalam era Revolusi Industri ke-4 atau lebih
dikenal dengan nama Industri 4.0.

Millenial Shrimp Farming - 4


Salah satu program KKP yang mengusung semangat Industri 4.0
adalah pembangunan Millenial Shrimp Farming (MSF) atau generasi milenial
bertambak udang. Program ini dilaksanakan sebagai upaya pemerintah untuk
melibatkan kaum milenial untuk mencoba mengembangkan budidaya udang.
Model tambak ini diyakini cocok untuk generasi milenial dalam hal
kepraktisannya untuk berbudidaya saat ini. Berbeda dengan tambak
konvensional, model tambak ini tidak membutuhkan lahan luas, berbentuk
bulat, fleksibel karena bisa dibongkar pasang dengan ukuran kolam yang bisa
disesuaikan dengan lahan yang ada.

1.6. Keunggulan Teknologi MSF

Pembangunan MSF salah satunya di Balai Perikanan Budidaya Air


Payau (BPBAP) Situbondo. Konsep pelaksanaan progam ini adalah tambak
kluster sebagai pusat pelatihan bagi kaum milenial untuk berlatih budidaya
udang. Keunggulan utama dari tambak MSF adalah sistem pencatatan data
secara digital sehingga setiap mengambil keputusan didasarkan pada data
teknis yang terukur. Digitalisasi ini juga didukung oleh aplikasi budidaya
berbasis data (smart farming). Disamping keunggulan dalam sistem pencatatan
data, juga unggul dalam beberapa aspek yaitu:

1.6.1. Aspek Lingkungan

MSF yang telah dibangun di lengkapi dengan sistem instalasi pengolah


air limbah (IPAL) budidaya udang sehingga air buangan limbah relatif aman
bagi lingkungan. Disamping itu dapat meminimalisir konflik kepentingan
(konflik sosial) dengan usaha budidaya perikanan lainnya atau masyarakat
sekitar MSF.

1.6.2. Aspek Ekonomi

Pembangunan MSF di masyarakat dapat diterapkan dengan skala yang


kecil hingga skala besar, sehingga setiap orang dapat berkesempatan untuk

5 - Millenial Shrimp Farming


menerapkan teknologinya sesuai dengan skala modal yang dimiliki. Biaya
investasi yang dibutuhkan juga lebih murah karena konstruksi MSF lebih
fleksibel yang bisa dibongkar pasang. Biaya investasi yang murah
memungkinkan keuntungan yang dihasilkan menjadi lebih besar.

1.6.3. Aspek Sosial

Pelaku usaha tambak pada saat ini mayoritas merupakan petambak


yang sudah lama menekuni usaha tersebut serta menjadi usaha turun temurun,
selain itu didominasi oleh petambak yang memiliki modal besar. Teknologi MSF
ini dapat mendorong SDM generasi milenial, untuk dapat berusaha atau
berbisnis di sektor budidaya udang dengan skala yang lebih masif di
masyarakat, sehingga penyerapan tenaga kerja lebih meningkat. Hal ini tidak
terlepas dari gaya bekerja kaum milenial yang cenderung memanfaatkan
teknologi digital di semua aspek pekerjaan.

1.6.4. Perbandingan MSF dengan Teknologi Konvensional

Keunggulan utama dari MSF adalah sistem pencatatan data secara


digital sehingga setiap pengambilan keputusan didasarkan pada data teknis
yang terukur. Penerapan teknologi digital meliputi pengecekan kualitas air,
biomass, pakan harian, serta pertumbuhan harian. Digitalisasi ini juga didukung
oleh aplikasi budidaya berbasis data (smart farming).

Millenial Shrimp Farming - 6


BAB II. SISTEM BUDIDAYA MSF

2.1. Desain MSF

Seiring dengan meningkatnya teknologi budidaya udang tidak hanya


menghasilkan produksi dan produktifitas yang tinggi tetapi juga sangat
menguntungkan dari sisi ekonomis. Milenial Shrimp Farming (MSF) adalah
suatu sistem budidaya dengan pemanfaatan efisiensi input produksi dan
intensifikasi teknologi budidaya mampu menghasilkan produksi udang hingga
25 ton/hektar/siklus.

2.1.1. Konstruksi dan Dimensi Kolam

Kolam pembesaran udang vaname:


 Bentuk : Bundar (Circular) Volume : 314
m3
 Diameter : 20 m Konstruksi :
lining HDPE
 Kedalaman air : 1.0 – 1.2 m Kemiringan ke tengah : 2-
3%
Konstruksi kolam MSF berbentuk bundar yang membedakan dengan
tambak pada umumnya. Kolam dilengkapi dengan central drain yaitu sistem
pembuangan yang berada di bagian tengah kolam. Dengan bantuan arus
dari kincir maka kotoran yang berada didasar kolam akan terkumpul di
tengah dan secara berkala akan dibuang melalui central drain. Konstruksi
seperti itu memberikan keuntungan karena tidak adanya titik mati pada
kolam budidaya.

7 - Millenial Shrimp Farming


Gambar 1. Konstruksi Kolam Budidaya (tampak atas dan samping)

2.1.2. Layout dan Sarana Pendukung

 Kolam budidaya 40 unit Alat ukur parameter


kualitas air digital
 Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Ruang analisa kualitas air
 Sumber Oksigen Ruang data
 Automatic feeder

Millenial Shrimp Farming - 8


KOLAM BUDIDAYA 40 UNIT

Gambar 2. Layout Kolam Budidaya

1 2 4

Gambar 3. Kolam Instalasi Pengolah Air Limbah: (1) dan (2) Petak Sedimentasi;
(3) Petak Pembuangan Lumpur; (4) Petak Oksigenasi

9 - Millenial Shrimp Farming


Gambar 4. Konstruksi Kolam Pengolah Limbah

Gambar 5. Peralatan Suplai Oksigen

AUTOMATIC FEEDER

Gambar 6. Mesin Pemberi Pakan Otomatis (automatic feeder) yang


Dioperasikan dengan Aplikasi di Telepon Genggam

Millenial Shrimp Farming - 10


ALAT UKUR PARAMETER KUALITAS AIR DIGITAL

Gambar 7. Alat Pengukur Kualitas Air

Gambar 8. Ruang Analisa Kualitas Air

11 - Millenial Shrimp Farming


Gambar 9. Data Collecting Center MSF

2.1.3. Teknologi Digitalisasi

Digitalisasi merupakan salah satu aspek yang dikembangkan pada


program tambak udang milenial. Data dalam budidaya merupakan salah satu
aspek terpenting dalam proses decission making atau pembuatan keputusan.
Melalui data budidaya ini, petambak dapat menganalisa kondisi tambak. Pada
praktiknya, kegiatan budidaya memang familiar dengan banyaknya jumlah data
seiring dengan meningkatnya skala budidaya. Oleh karena itu, akurasi dan
keamanan data dapat lebih terjamin dengan penyimpanan secara digital,
sehingga perhitungan untuk analisis usaha budidaya dapat dihitung secara
lebih presisi.
Digitalisasi manajemen data budidaya merupakan salah satu
penyesuaian proses koleksi data dengan teknologi 4.0 yang memanfaatkan
internet of think atau IoT. Aplikasi dari teknologi ini membuat big data dapat
disimpan secara online dan diolah untuk analisa tertentu. Digitalisasi data
budidaya juga menjadi penting karena dengan bantuan sistem cloud maka
data-data tersebut akan tersimpan secara otomatis dan juga memiliki tingkat
keamanan yang lebih tinggi. Resiko data yang hilang akibat human error juga
akan berkurang. Penyimpanan secara online ini juga membantu petambak
dalam mengakses data budidaya sehingga dapat dilakukan dimana saja.

Millenial Shrimp Farming - 12


Proses ini akan membantu petambak mengelola kolam walaupun sedang tidak
berada di tempat.

NODE
1 DO,
Suhu Air,
Internet
pH

NODE
2 &
Suhu
kelembaban
udara, Curah
Hujan
NODE
3 Kincir,
Pompa,
Automatic Feeder
CONTROLL
ER

Gambar 10. Blok Diagram Alat Monitoring Kualitas Air pada Budidaya
Udang di Tambak MSF Kluster BPBAP Situbondo

a. Aplikasi
Aplikasi atau start up dalam negeri yang bergerak di bidang pengolahan
data akuakultur meliputi pengukuran kualitas air, pakan serta biomass.
Meskipun demikian, aplikasi yang digunakan saat ini masih memiliki
kelemahan yaitu para petambak harus mengukur kualitas air setiap petakan
secara manual. Oleh karena itu, pengukuran kualitas air, kualitas lingkungan
serta otomatisasi peralatan seperti kincir air dan pompa sedang dilakukan
pengembangan.

b. Tata cara operasional


Aplikasi yang dijalankan selama ini pada tambak milenial masih
memerlukan pengukuran kualitas air secara manual dan dimasukkan ke
dalam program data di komputer. Hal ini memiliki kelemahan yaitu masih

13 - Millenial Shrimp Farming


adanya kemungkinan kesalahan manusia atau “human error” dalam
memasukkan data. Untuk mengatasi hal tersebut, pengembangan prototipe
pengukuran kualitas air secara “real time” dengan menggunakan probe yang
ditempatkan di setiap kolam perlu dilakukan sehingga data yang didapat
langsung bisa dibaca di dalam program pengolah data di komputer.

c. Pusat data
Salah satu persyaratan dalam digitalisasi data pada MSF adalah
adanya pusat data. Pusat data merupakan ruangan tempat menyimpan data
secara digital baik berupa kualitas air, jumlah pakan, biomass dan lain-lain.
Pusat data juga dapat menjadi dasar bagi petambak dalam menentukan
suatu keputusan untuk keberlanjutan usahanya.

2.2. Standar Operasional Prosedur

Millenial Shrimp Farming (MSF) dalam pelaksanaannya menerapkan


Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk memastikan hasil dari suatu
kegiatan. SOP yang diterapkan antara lain:

a) Persiapan Kolam

Persiapan kolam MSF meliputi pembersihan, pengeringan,


perbaikan jika terjadi kebocoran, perbaikan sarana dan prasarana
lapang serta peasangan peralatan aerasi. Setelah persiapan kolam
selesai selanjutnya mempersiapkan air media pemeliharaan yang
meliputi:
- Pengendapan
- Sterilisasi air (enzim 1 ppm, Bacillus sp 1 ppm, dolomit 5 ppm, dan
omya 5 ppm)
- Penumbuhan plankton dengan NPK 1 ppm, KNO3 1 ppm selama 5
hari berturut.

Millenial Shrimp Farming - 14


- Pengukuran parameter kualitas air media yang siap tebar sesuai
dengan Tabel 1.

Tabel 1. Parameter Air Media yang Siap Tebar untuk Udang Vaname
No Parameter Air Kisaran Nilai
1 pH 8.1 – 8.3
2 Alkalinitas >150 ppm
3 Bahan Organik Air < 90 ppm
4 DO > 4 ppm
5 Kecerahan 30 – 40 cm
6 Warna air Coklat kehijauan
7 Salinitas 20 – 32 gram/liter
8 Plankton jenis BGA dan < 5%
Dinoflagelata
9 Kepadatan Total Bakteri Minimal 103 CFU/ml
10 Dominasi Bakteri Vibrio < 5% CFU/ml dari Total Bakteri

b) Penebaran Benih

- Penebaran benih dilakukan pada intensitas sinar matahari yang


rendah (pagi atau sore).
- Benih dalam kantong plastik tertutup diapungkan ditambak selama
kurang lebih 15-30 menit.
- Pengikat kantong plastik dibuka.
- Pengukuran salinitas dan suhu dari air diwadah benih dan air media
di tambak dengan refraktrometer, thermometer, dan pH meter
dilakukan sebelum penebaran benih.
- Perbedaan salinitas air dalam wadah dan air tambak tidak lebih dari
5 ppt, suhu tidak lebih dari 2ºC.
- Pemasukan air tambak sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan
kedalam wadah/ kantong plastik hingga suhu dan salinitas antara
air dalam plastik telah menyamai air tambak.

15 - Millenial Shrimp Farming


- Penebaran benih: (1). Untuk penebaran langsung, keluarkan benih
dari kantong plastik atau dengan sendirinya benih akan keluar; (2).
Tambahkan artemia (fase instar) dengan jumlah 60 gram untuk
100.000 ekor benur kedalam wadah penampungan. Setelah 30
menit benih dikeluarkan secara gravitasi melalui selang.

c) Pemberian Pakan

- Program Pakan Blind Feeding untuk DOC 1-30 hari disusun


berdasar target pertumbuhan dan estimasi SR DOC 30 hari.
- Program Pakan DOC 30 hari sampai panen disusun berdasarkan
persentase kebutuhan pakan perhari dan hasil sampling/ mingguan
serta kontrol anco harian (jumlah pakan bisa berubah sewaktu
waktu).
- Melakukan perhitungan kebutuhan pakan yang akan diberikan.
- Cara cek anco: Menggunakan Automatic Feeder, menempatkan
anco pada jarak yang terjangkau dengan lemparan Automatic
Feeder, penentuan kebutuhan pakan dengan cara cek pakan di
anco dengan memperhatikan sisa pakan di anco antar waktu
lemparan pakan.
- Melakukan penimbangan pakan secara akurat sesuai kebutuhan
yang sudah diprogramkan.
- Pemberian pakan disesuaikan dengan tingkatan bobot udang,
ukuran/ jenis pakan dan frekuensi pakan harian.
- Cara pemberian pakan powder dan crumble dilakukan secara
manual sedangkan pakan pellet dilakukan dengan automatic
feeder;

d) Sampling Pertumbuhan

- Pengambilan contoh sampel udang dilakukan dengan jala atau


anco.

Millenial Shrimp Farming - 16


- Penghitungan dan penimbangan dilakukan terhadap sampel
dengan parameter berat total dan jumlah total (ekor).
- Udang sample tidak dimasukkan kembali ke dalam tambak.
- Hasil pengukuran digunakan untuk menghitung berat udang rata-
rata (ABW), size (jumlah udang dalam 1kg berat udang),
pertumbuhan (ADG), SR, FCR, biomass dan penentuan kebutuhan
pakan.

Rumus ABW = Berat udang (dalam gram) : Jumlah udang


Rumus Size = 1.000 : ABW (dalam gram)
Rumus ADG = ABW 2 – ABW 1
Selisih hari sampling 2 dan sampling 1
Rumus SR = Populasi x 100%
Jumlah Tebar Benur
Rumus Biomass = Populasi x ABW
Rumus FCR = Jumlah pakan akumulatif (dalam kg) : Biomass
(dalam kg)

e) Program Pakan

Program Pakan disusun berdasarkan persentase kebutuhan


pakan perhari dan hasil sampling/ mingguan serta kontrol anco harian.
Program pakan budidaya udang MSF dapat dilihat pada Tabel 2.

17 - Millenial Shrimp Farming


Tabel 2. Program Pakan Budidaya Udang MSF

f) Monitoring Kesehatan Udang

1) Visual

- Monitoring dilakukan pada saat pemberian pakan (harian)


maupun ketika ditemukan udang mati/ sakit.
- Pengamatan dilakukan pada udang dengan memperhatikan
kelengkapan organ tubuh, warna tubuh, isi usus, warna dan
ukuran hepatopankreas, kekenyalan tubuh, keberadaan
organisme penempel dan tingkah laku udang.
- Lakukan pemeriksaan skala laboratorium apabila udang ada
gejala terkena penyakit.

2) Pengamatan Laboratorium secara mikroskopis

Millenial Shrimp Farming - 18


- Dilakukan secara periodik, setiap 7-10 hari dan/ atau sewaktu-
waktu dalam kondisi darurat.
- Pengambilan sampel udang dilakukan dengan menggunakan
anco dan/ atau alat lain.
- Sampel udang dibawa kelaboratorium dalam kondisi hidup atau
segar- sesuaikan dengan tata cara pengambilan contoh sampel.
- Dilakukan analisa skala laboratorium yang terkait dengan
kesehatan udang.
- Hasil data yang didapat merupakan gambaran dan kondisi
kesehatan udang yang dipelihara serta rekomendasi tindakan
yang harus dilakukan.

3) Pengamatan mikrobiologi

- Dilakukan secara periodik, dua kali per minggu atau sewaktu-


waktu dalam kondisi darurat.
- Air media diambil pada tambak dan dibawa ke laboratorium
untuk dilakukan penghitungan total bakteri dan total vibrio.

4) Pengamatan laboratorium secara biologi molekuler

- Dilakukan secara periodik, setiap satu bulan sekali atau


sewaktu-waktu dalam kondisi darurat.
- Pengambilan sampel udang dilakukan dengan menggunakan
anco dan/ atau alat lain.
- Sampel udang dibawa ke laboratorium dalam kondisi hidup atau
mati disesuaikan dengan tata cara pengambilan contoh sampel.
- Dilakukan analisa secara molekuler (PCR).
- Hasil data yang didapat merupakan gambaran dan kondisi
kesehatan udang yang dipelihara serta rekomendasi tindakan
yang harus dilakukan

19 - Millenial Shrimp Farming


g) Monitoring Kualitas Media Pemeliharaan

- Pengamatan kualitas air harian dilakukan pagi dan sore hari untuk
parameter suhu, DO, salinitas, pH, Total Suspended Solid (TSS),
kecerahan dan warna air. Pengukuran paramater tersebut
kedepannya akan dilakukan secara realtime.
- Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan botol plastik
mengacu pada SNI Tata Cara Pengambilan Sampel Air dan/ atau
diamati langsung dengan alat portable pada air media
pemeliharaan.
- Pengamatan kualitas air secara periodik (pengambilan sampel
seminggu satu kali) dilakukan terhadap parameter alkalinitas,
ammonia, nitrit, bahan organik, mikrobiologi, kepadatan dan
identifikasi plankton.
- Pengamatan terhadap kandungan logam berat (Pb, Hg, Cd) dan E.
Coli dalam air pasok dilakukan setahun sekali atau bila diperlukan.

h) Panen

Panen dilakukan apabila bobot udang per individu mencapai


ukuran konsumsi (> 10 gram/ ind). Panen dapat dilakukan secara
parsial dan total. Panen parsial dilakukan untuk mengurangi populasi
udang, sedangkan panen total adalah mengangkat semua udang yang
ada di kolam. Panen parsial dapat dilakukan beberapa kali misalnya
panen parsial I (pertama) diangkat 20% dari biomassa total pada bobot
udang 10 gram/ind, panen parsial II (kedua) diangkat 20% dari
biomassa total pada bobot udang 15 gram/ind, sedangkan panen total
diangkat semua biomassa di kolam pada bobot udang 25 gram/ind.
Penanganan udang pasca panen dilakukan dengan memperhatikan
keamanan pangan (food safety) dan mempertahankan kualitas udang.

i) Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)

Millenial Shrimp Farming - 20


1) Operasional IPAL

- Air limbah dialirkan dan diendapkan ke kolam sedimentasi.


Endapan lumpur secara periodik diangkat dan dikeringkan.
- Limbah cair dari kolam sedimentasi dialirkan ke kolam aerasi.
- limbah dari kolam aerasi dialirkan ke kolam ekualisasi yang
berisi kerang, makro algae dan ikan sebagai biofilter dan
bioindikator.
- Jika mutu air pada kolam ekualisasi belum mencapai hasil yang
diinginkan maka perlu dilakukan pemompaan kembali ke kolam
aerasi dalam rangka mengulang proses biofiltrasi.

2) Monitoring dan Evaluasi

- Monitoring dilakukan minimal 2 kali selama masa pemeliharaan.


Parameter yang dipantau antara lain: Total Suspended Solid
(TSS), Bahan Organik Total (BOT), Biochemical Oxygen
Demand (BOD), Total Ammonia Nitrogen (TAN), Nitrit, Nitrat,
Total Nitrogen dan Fosfat, Total Bakteri, Total Vibrio.
- Efisiensi kinerja IPAL dinilai dengan membandingkan parameter
masing-masing di inlet dan outlet IPAL.

EFISIENSI IPAL (%) = (A-B)/ A x 100


Keterangan A: Nilai parameter influent (inlet); B: Nilai parameter
effluent (outlet) Tingkat efisiensi IPAL: • Sangat efisien: x > 80%; •
efisien: 60% < x = 80%; • cukup efisien: 40% < x = 60%; • kurang
efisien: 20% < x = 40%; • tidak efisien: x =<20 %

- Kinerja IPAL dievaluasi dengan: 1) Membandingkan kualitas air


hasil pengolahan IPAL dengan mutu perairan sekitar IPAL; 2)
Membandingkan tingkat efisiensi kinerja IPAL selama
beroperasional.

21 - Millenial Shrimp Farming


j) Biosekuriti

- Biosekuriti yang diterapkan bagi personil dan pengunjung pada saat


berada di area tambak yaitu mencuci tangan dengan sabun,
menyemprot tangan dengan etanol/ isopropanol 70%, mencelup
sepatu ke footbath setiap memasuki area.
- Seluruh peralatan teknis didesinfeksi sebelum dan sesudah
digunakan
- Kendaraan yang memasuki Kawasan tambak milenial wajib
melewati wheelbath dan mengikuti prosedur biosekuriti.
- Penanganan yang dilakukan jika terjadi kontaminasi yaitu: 1)
Kontaminan/ pathogen/ virus terhadap air media pemeliharaan
didesinfeksi menggunakan desinfekan (sodium hypoclorite); 2) Jika
terdapat kontaminan/pathogen/virus terhadap udang peliharaan,
maka akan dilakukan tindakan treatment, panen, atau karantina
menggunakan bahan desinfeksi.

k) Penggunaan Probiotik

1. Kultur Probiotik Air (Bacillus sp)

- Mencampurkan air, probiotik, sagu, dan gula pada satu wadah;


- Homogenkan bahan tersebut dan kultur 3 hari
- Aplikasikan probiotik pada air kolam dengan dosis 1 – 3 ppm
setiap hari

2. Kultur Probiotik Pakan (Lactobacillus sp)

- Mencampurkan air, probiotik, sagu, dan gula pada satu wadah;


- Homogenkan bahan tersebut dan kultur 3 hari
- Aplikasikan probiotik pada pakan dengan dosis 100 ml/kg pakan;
- Campurkan pakan dengan probiotik sampai merata, anginkan
sebentar hingga tidak menggumpal.

Millenial Shrimp Farming - 22


l) Cara Pengelolaan Parameter Kualitas Air

Upaya untuk mendukung pemeliharaan udang dilakukan agar


supaya parameter kualitas air sesuai dengan kebutuhan hidup udang
yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Pengelolaan Parameter Kualitas Air


Parameter Metode Perbaikan
1. Oksigen terlarut
< 4 ppm - Pergantian air
- Menambahkan alat dan bahan penambah
oksigen
- Mengurangi populasi dengan panen parsial
2. Suhu
- Lebih tinggi - Menaikkan ketinggian air
>32 C - Penggantian air
- Memasang shading net
- Lebih rendah - Memasukkan air pada malam hari dari
<26 C tandon
- Menurunkan ketinggian air pada siang hari
3. Salinitas
- Lebih tinggi - Menambahkan air tawar
>35 ppt - Meningkatkan frekuensi pergantian air
- Lebih rendah - Menambahkan air laut dari tandon
<20 ppt
4. pH
- Lebih tinggi - Menambahkan molase, fermentasi
>8.3 - Pergantian air
- Lebih rendah - Aplikasi kapur
<7.6 - Pergantian air
5. Alkalinitas
- Lebih tinggi - Aplikasi probiotik
>400 ppm - Pergantian air
- Lebih rendah - Pergantian air
<150 ppm - Ditambahkan air tawar
- Aplikasi kapur

6. Bahan Organik

23 - Millenial Shrimp Farming


- Lebih tinggi - Pengenceran/penambahan air
>120 ppm - Aplikasi probiotik
- Siphon
- Flushing pada central drain
7. TAN
- Lebih tinggi - Ganti air
.4 ppm - Aplikasi probiotik
8. Kecerahan air
- Lebih tinggi >40 - Penumbuhan/ inokulasi plankton
cm (fitoplankton)
- Lebih rendah - Pengenceran/ penambahan air masuk
< 25 cm

m) Padat Tebar

Benih udang vaname berasal dari hatchery (panti pembenihan)


dengan ukuran PL (post larva) 9-10. Padat tebar per kolam adalah 250
– 500 ind/m3. Jumlah padat tebar dipilih dengan mempertimbangkan
beberapa aspek yaitu :
1. Aspek teknis :
- Oksigen terlarut
Oksigen berperan penting dalam proses respirasi dan
metabolisme. Oksigen yang tersedia di air berupa oksigen terlarut.
Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk budidaya udang
vaname adalah 4 ppm.
- Prasarana pendukung
Input prasarana suplai oksigen dapat membantu menaikkan kadar
oksigen terlarut dalam kolam misalnya penggunaan kincir, blower,
liquid oksigen, pompa sirkulasi dan atau Oxy-mix.
2. Aspek ekonomis :
Pemilihan padat tebar juga berdasarkan produktifitas dan daya
dukung kolam namun tetap memperhatikan konsep budidaya
berkelanjutan untuk menghasilkan keuntungan yg maksimal.

Millenial Shrimp Farming - 24


2.3. Peningkatan Produksi

Alternatif cara meningkatkan produktivitas pada tambak udang milenial


dapat dengan menggunakan teknologi sebagai berikut:
1) Standarisasi konstruksi kolam tambak
 Ukuran kolam : Diameter 20-30 m
 Kemiringan : 2-3%
 Ukuran inlet dan oulet : 4-8 inch
 Pemanenan : manual atau melalui central drain
 Kapasitas tandon : 20-30% volume petakan
 Petakan IPAL : 10% volume petakan

2) Manajemen pakan
 Penambahan probiotik maupun imunostimulan pada pakan
 Pemberian pakan dengan automatic feeder
 Penggunaan pakan dengan kadar protein yang tepat
3) Benih
 Penggunaan benih yang tepat serta bebas penyakit
 Padat tebar benih yang disesuaikan dengan daya dukung lingkungan
4) Manajemen kualitas air
 Peningkatan kandungan serta nilai kelarutan oksigen dalam air dengan
menggunakan kincir, blower, liquid oksigen, pompa sirkulasi dan atau oxy-
mix.
 Pemantauan kualitas air secara otomatis dan “real time” antara lain untuk
parameter oksigen terlarut, salinitas, suhu, pH serta ORP.
 Pemantauan parameter kualitas air lainnya diukur di laboratorium antara
lain nitrit, nitrat, amoniak, alkalinitas, kesadahan, TOM, dan phospat.
 Menjaga keseimbangan mineral terutama magnesium, kalsium, silika,
kalium serta karbonat (alkalinitas) dalam air budidaya.

25 - Millenial Shrimp Farming


BAB III. KENDALA TEKNOLOGI MSF

Sebelum berbicara tentang kendala teknologi pada MSF, terlebih


dahulu kita harus sepakat dengan definisi atau batasan maupun kriteria yang
dimaksud dengan MSF. Secara umum, tambak udang milenial telah
mengakomodasi penggunaan teknologi 4.0 dalam sistem operasionalnya
sehingga diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam
meningkatkan produktivitas udang. Selain itu, tambak udang milenial
merupakan tambak udang yang berkelanjutan dalam artian dalam proses
produksinya selalu memperhatikan aspek kelestarian lingkungan sehingga
usaha tambak milenial merupakan usaha yang berkelanjutan.
Sebelum memulai usaha tambak milenial, para calon petambak milenial
harus lebih dulu paham dan mengetahui kelebihan serta kekurangan dari
model tambak tersebut. Model tambak ini diyakini cocok untuk generasi milenial
dalam hal kepraktisannya untuk berbudidaya saat ini. Berbeda dengan tambak
konvensional, model tambak milenial ini tidak membutuhkan lahan luas,
berbentuk bulat, fleksibel karena bisa dibongkar pasang dengan ukuran kolam
yang bisa disesuaikan dengan lahan yang ada.
Saat ini industri perikanan dunia sudah memasuki era evolusi industri
yang keempat atau biasa disebut industri 4.0, ditandai dengan penggunaan
mesin-mesin otomatisasi yang terintegrasi dengan jaringan internet. Revolusi
industri 4.0 dalam sektor perikanan ternyata lebih dominan terjadi di Eropa,
sedangkan di Indonesia revolusi industri 4.0 terutama di sektor perikanan
belum begitu berkembang. Beberapa kendala antara lain:
(1) Sumberdaya manusia
(2) Kondisi lahan akuakultur
(3) Kondisi sosial budaya masyarakat
(4) Kondisi infrastruktur
(5) Akses permodalan

Millenial Shrimp Farming - 26


Pada era digital seperti saat ini, dunia akuakultur dipenuhi dengan isu
Revolusi Industri 4.0, dimana akuakultur diharapkan dapat melibatkan digital
dalam proses pengembangannya. Salah satu tujuan Revolusi Industri 4.0 di
sektor akuakultur adalah meningkatkan produksi akuakultur secara efektif dan
efisien. Selain dukungan peralatan, juga diperlukan SDM yang berkualitas.
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapan teknologi 4.0
pada tambak milenial diantaranya:
1. Belum seluruh petambak milenial menguasai teknologi digital.
2. Lokasi tambak tidak berada dalam satu kawasan budidaya atau berada di
daerah remote area.
3. Pola pikir masyarakat dalam menerima teknologi baru.
4. Lemahnya infrastruktur untuk menerapkan Internet of Thing (IoT) untuk
mengakses internet secara baik, mengingat luasnya potensi wilayah
pertambakan Indonesia.
5. Meyakinkan perbankan dan lembaga keuangan untuk mendukung
pengembangan MSF.
Melihat beberapa kendala serta tantangan penerapan teknologi 4.0 pada
tambak milenial di atas, solusi yang ditawarkan antara lain:
1. Pelatihan sumber daya manusia (petambak milenial) minimal 1 tahun. Hal
ini untuk membentuk jiwa kewirausahaan yang tangguh serta mampu
mengatasi berbagai permasalahan yang timbul pada usaha tambak
milenial.
2. Membentuk kawasan-kawasan budidaya.
3. Melaksanakan sosialisasi tentang teknologi MSF kepada petambak.
4. Pengembangan teknologi berbasis pada produksi dalam negeri. Berbagai
start up dalam negeri yang berkaitan dengan akuakultur mulai
bermunculan di Indonesia. Oleh karena itu, hal tersebut perlu didukung
serta diberikan umpan balik yang positif dari para pengguna start up
tersebut. Perlu penambahan dan perbaikan infrastruktur untuk menerapkan
Internet of Thing (IoT) agar petambak dapat mengakses internet secara
baik.

27 - Millenial Shrimp Farming


5. Akses modal yang mudah. Pada umumnya, kesulitan utama dari para
petambak milenial pemula adalah kurangnya permodalan. Hal ini perlu
dicarikan solusi agar pihak perbankan dapat menyalurkan modal kepada
para petambak milineal.

Millenial Shrimp Farming - 28


BAB IV. AKSES TERHADAP INPUT PRODUKSI BENIH
UNGGUL, PAKAN DAN OBAT

4.1. Benih unggul

Usaha budidaya tambak Milenial Millenial Shrimp Farming (MSF) harus


secara konsisten menerapkan kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)
atau Good Aquaculture Practices (GAP) sebagai syarat mutlak agar dapat
memperkuat preferensi konsumen dan bisa mendorong keberterimaan udang
Indonesia di pasar ekspor. Salah satu persyaratan dalam CBIB/GAP adalah
penggunaan benih udang unggul. Persyaratan benih udang vaname unggul
didasarkan pada Standar Nasional Indonesia No. 01-7252-2006 tentang
persyaratan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar.

SNI 01-7252-2006 mempersyaratkan bahwa benih udang vaname


unggul yaitu benih berwarna transparan dengan isi usus yang tidak terputus.
Gerakan benih aktif; mampu melawan arus dengan kepala yang cenderung
mengarah kebawah. Benih PL10 yang akan ditebar harus memiliki organ tubuh
yang sudah sempurna, ekornya mengembang, dan bebas penyakit. Secara
kuantitatif persyaratan benih udang vaname unggul untuk budidaya udang di
tambak milenial tertera pada Tabel 2.

Tabel 4. Persyaratan Kuantitatif Benih Vaname


No. Kriteria Satuan Benur
1 Umur Post Larva Min. PL 10
2 Panjang minimum mm 8,5
3 Prevalensi parasit (terhadap populasi) % 20
maksimum
4 Infeksi virus (TSV, IHHNV, WSSV, % 0
EMS, IMNV, EHP)
5 Keseragaman ukuran minimum % 80
6 Daya tahan terhadap:
- Penurunan salinitas dari 30 ke 0 % 80

29 - Millenial Shrimp Farming


selama 5 menit minimum
- Perendaman formalin 200 (ml/m 3) % 80
selama 30 menit minimum
7 Prevalensi nekrosis (terhadap % 5
populasi), maksimum*

Catatan* ditentukan berdasarkan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan


terjadinya pembusukan organ tubuh

Gambar 11. Benih Udang Vaname

Oleh karena itu distribusi benih unggul ke berbagai petambak di


beragam daerah merupakan salah satu elemen penting dalam rangka
meningkatkan kinerja produktivitas komoditas udang nasional.

Millenial Shrimp Farming - 30


Sumber: DJPB, 2021
Gambar 12. Peta Persebaran Pembenihan Udang Nasional

4.2. Pakan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen pakan meliputi mutu


pakan (formulasi, kandungan nutrien, proses pembuatan, karakteristik fisik),
transportasi, metode penyimpanan, metode pemberian, kompetensi personil,
faktor lingkungan serta biota budidaya. Faktor mutu dan proses pembuatan
dikontrol oleh produsen, sedangkan faktor metode pemberian dan lingkungan
budidaya dikontrol oleh petambak. Oleh karena itu input pakan yang berkualitas
serta manajemen pakan yang baik akan menjamin produktifitas budidaya yang
tinggi.

Berdasarkan SNI 7549:2009 pakan buatan untuk udang vaname dibagi


menjadi tiga persyaratan mutu yaitu starter, grower dan finisher. Pakan starter
adalah pakan awal berbentuk crumble yang digunakan untuk udang sampai
dengan bobot 4 gram. Pakan grower adalah pakan berbentuk pelet yang
digunakan untuk pembesaran udang dari bobot 4 gram sampai dengan 10
gram. Pakan finisher adalah pakan yang digunakan untuk pembesaran udang
mulai dari bobot 10 gram sampai dengan panen. Pada tabel berikut ditampilkan
persyaratan mutu pakan udang vanamei sesuai SNI.

31 - Millenial Shrimp Farming


Tabel 5. Syarat Mutu Pakan Udang Vaname Berdasarkan SNI 7549:2009

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan mutu


starter grower finisher
1 Kadar air, maksimum % 12 12 12
2 Kadar protein, % 32 30 28
minimum
3 Kadar lemak, minimum % 6 6 5
4 Kadar serat kasar, % 4 4 5
maksimum
5 Kadar abu, maks % 15 15 15
6 Kestabilan dalam air, % 90 90 90
minimum
7 Nitrogen bebas, % 0,15 0,15 0,15
maksimum
8 Cemaran mikroba/toksin
- Kapang, Kol/g 50 50 50
maksimum
- Salmonela Kol/g negatif negatif negatif
- Aflatoksin, µg/kg 50 50 50
maksimum
9 Kandungan antibiotik µg/kg 0 0 0
10 Bentuk dan diameter mm Crumble Pelet (1,6-2) Pelet ( >2)
(<1,6)
Catatan : nilai pada tabel ini berdasarkan pada kondisi pakan apa adanya (as fed)

Pengelolaan pakan harus dilakukan sebaik mungkin dengan


memperhatikan jenis, jumlah, waktu, frekuensi dan metode pemberian.
Penerapan feeding regime hendaknya disesuaikan dengan tingkah laku udang,
serta siklus alat pencernaan guna memaksimalkan penggunaan pakan.
Disamping itu, upaya mengurangi limbah pakan tidak hanya berpengaruh
terhadap biaya produksi tetapi juga berdampak pada terpeliharanya lingkungan
budidaya.

Akses terhadap input pakan bagi Pembudidaya udang vanamei di


Indonesia juga cukup mudah karena terdapat sekitar 44 perusahaan produsen
pakan ikan/udang dengan total kapasitas produksi sebesar 3.408.485 ton.

Millenial Shrimp Farming - 32


Sebaran pabrik pakan sebagian besar berada di pulau Jawa dan Sumatra,
sehingga perlu ada pabrik pakan diluar daerah tersebut.

Gambar 13. Peta Persebaran Produsen Pakan Ikan/Udang Nasional

Tabel 6. Produsen Pakan Ikan/Udang Nasional


Kapasitas
No. Provinsi Perusahaan Produksi
(Ton/th)
1. PT. Central Proteina Prima* 29.400
2. PT. Mabar Feed Indonesia 198.000
3. PT. Intraco Agroindustri 40.000
SUMUT
1 4. PT. Aquafarm Nusantara 8.400
(587.800 Ton)
5. PT. Leong Hup Jayaindo* 250.000
6. PT. Indojaya Agrinusa* 32.000
7. PT. Cargil Indonesia 30.000
1. PT. Central Pertiwibahari*
2. PT. CJ Feed Lampung 180.000
3. PT. Gold Coin Specialities, 50.000
LAMPUNG
2 Lampung* 12.000
(340.640 Ton)
4. PT. Evergreen Agriculture 14.400
5. PT. Suri Tani Pemuka- 84.240
Lampung*
1. PT. Grobest Indomakmur* 72.000
BANTEN
3 2. PT. Cargil Indonesia 200.000
(444.000 Ton)
3. PT. Wonokoyo Jaya Kusuma 24.000

33 - Millenial Shrimp Farming


4. PT. New Hope Aqua Feed 100.000
Indonesia 24.000
5. PT. CJ Superfeed 24.000
6. PT. Citra Mandiri Kencana
1. PT. Allieds Feed
159.984
2. PT. Central Pangan Pertiwi*
200.000
3. PT. Universal Agri Bisnisindo
24.000
JAWA BARAT 4. PT. Gold Coin Indonesia*
4 40.800
(738.037 Ton) 5. PT. Sinta Prima Feedmil
150.000
6. PT. Suri Tani Pemuka –
113.253
Purwakarta*
50.000
7. PT. Tong Wei Indonesia*
JAWA 1. PT. CJ Feed Semarang 24.900
5 TENGAH 2. PT. Havindo Pakan Optima* 150.000
(192.900 Ton) 3. PT. Cargil Indonesia 18.000
6 DKI 1. PT. Malindo Feedmill 222.768
(222.768 Ton)
7 JAWA TIMUR 1. PT. Central Proteina Prima* 189.540
(726.340 Ton) 2. PT. Matahari Sakti* 108.000
3. PT. CJ Feed Jombang 48.000
4. CV. Mentari Nusantara 24.000
5. PT. Wirifa Sakti 13.000
6. PT. Sekar Golden Harvesta 34.800
Indonesia 72.000
7. PT. Panca Patriot 24.000
8. PT. Wonokoyo Jaya Corporindo 25.000
9. PT. Sarifeed 50.000
10. PT. Haida Agriculture Indonesia* 97.200
11. PT. Suri Tani Pemuka-Gresik* 40.800
12. PT. Suri Tani Pemuka-
Banyuwangi*

Sumber: DJPB, 2021

4.3. Obat

Obat-obat ikan yang dapat digunakan dalam budidaya udang adalah


obat yang sudah terdaftar resmi di Direktorat Pakan dan Obat Ikan yang
ditunjukkan dengan nomer pendaftaran KKP pada kemasannya. Obat ikan ini
terbagi menjadi kelompok antiseptik, desinfektan, suplemen pakan, feed aditif,
sediaan probiotik, obat herbal, vaksin dan vitamin premiks. Daftar obat ikan
yang dapat digunakan dapat diakses dengan mudah melalui sistem Informasi
Obat Ikan dari Direktorat Jenderal Pakan dan Obat Ikan (SIBATIK) atau melalui
Indeks Obat Ikan Indonesia (INOI).

Millenial Shrimp Farming - 34


Saat ini suplemen obat ikan yang digunakan di MSF adalah serbuk
probiotik yang mengandung bakteri (Bacillus subtilis, Nitrosomonas,
Nitrobacter, Aerobacter, Cellulomonas) dan enzim (protease, amylase, lactase,
lipase, hemicellulase) yang berfungsi menguraikan bahan organik, mencegah
pembusukan dasar tambak, memperkecil BOD dan menstabilkan kualitas air.
Sedangkan suplemen pakan yang digunakan adalah acidifier pada pakan
udang mengandung asam format, asam fosfor, asam sitrat, asam sorbat, asam
laktat, asam fumarat, asam malat, lemak sayur dan lemak essensial.
Sedangkan vitamin yang digunakan adalah premiks yang mengandung vitamin
B komplek, vitamin C dan K3 untuk mengoptimalkan pertumbuhan, tingkat
kelangsungan hidup serta mengurangi stress selama pemeliharaan.

35 - Millenial Shrimp Farming


BAB V. PELUANG INVESTASI

5.1. Analisa Usaha

Indonesia saat ini merupakan salah satu negara produsen udang


vaname dunia. Potensi lahan budidaya udang di Indonesia masih luas.
Kelebihan budidaya udang antara lain: pasar terbuka lebar, harga kompetitif,
benih berkualitas tersedia sepanjang tahun, dan teknologi budidaya
memungkinkan keberhasilan budidaya dengan resiko penyakit yang kecil.
Berikut adalah analisa usaha MSF dengan kapasitas cash flow minimal
budidaya.

Tabel 7. Analisa Usaha MSF dengan Kapasitas Cash Flow Minimal Budidaya

Biaya Tetap

Harga
No. Komponen Kebutuhan Satuan Satuan Jumlah (Rp.)
(Rp.)
Biaya Investasi
1 Tanah 3.000 m2 75.000 225.000.000
2 Urugan 3.000 m3 45.000 135.000.000
3 Alat berat 100 jam 480.000 48.000.000
4 Persiapan lahan 1 paket 15.000.000 15.000.000
423.000.000
Biaya Tetap
Kolam Bulat D20
1 4 unit 65.000.000 260.000.000
(Budidaya)
2 Kolam Bulat D20 (Tandon) 1 unit 65.000.000 65.000.000
3 Kincir 1 HP 10 unit 5.600.000 56.000.000
4 Oxymix finebubble 12 unit 8.000.000 96.000.000
5 Supercharge blower 2 hp 2 unit 8.750.000 17.500.000
6 Instalasi listrik 23 kVa 1.000.000 23.000.000
7 MCB + Kontaktor 13 buah 750.000 9.750.000
8 Autofeeder 4 buah 6.000.000 24.000.000
9 Kabel kincir 4 roll 1.200.000 4.800.000
10 Genset 1 paket 45.000.000 45.000.000
11 Panel dan Capacitor bank 1 paket 25.000.000 25.000.000
12 Sumur tawar & tandon 1 paket 3.000.000 3.000.000
13 Pipa air laut 1 paket 60.000.000 60.000.000

Millenial Shrimp Farming - 36


Rumah karyawan dan
14 1 paket 45.000.000 45.000.000
gudang
15 Biaya lain-lain 1 paket 2.150.000 2.150.000
736.200.000
Biaya Investasi + Biaya Tetap 1.159.200.000

Biaya Operasional

Harga
Jumlah
No. Komponen Kebutuhan Satuan Satuan Persentase
(Rp.)
(Rp.)
1 Benur 180.000 ekor 48 8.640.000 7,16%
2 Pakan (FCR 1.2) 3.888 kg 15.000 58.320.000 48,31%
Pekerja (3
3 3 bulan 6.000.000 18.000.000 14,91%
Orang)
4 Listrik 3 bulan 8.000.000 24.000.000 19,88%
Probiotik dan
5 3 bulan 1.000.000 3.000.000 2,49%
vitamin
6 Kaporit 10 Ember 375.000 3.750.000 3,11%
7 Solar 1 siklus 3.000.000 3.000.000 2,49%
8 Biaya lain-lain 1 siklus 2.007.200 2.007.200 1,66%
TOTAL 120.717.200 100,00%

HASIL PRODUKSI PER SIKLUS


Uraian Jumlah Satuan
Survival Rate (SR) Rata-rata 90 %
Jumlah udang 180.000 ekor
Bobot Akhir udang 0,02 kg/ekor
Size Udang 50 ekor/kg
Volume Produksi (SR x Jumlah udang x bobot akhir ) 3.240 kg

ANALISA PENERIMAAN PERSIKLUS


No Jenis Rumus Satuan Hasil
1 Total Penerimaan (TP) HJ x VP Rp. 217.080.000
2 Pendapatan persiklus (Pd) (TP - TB) Rp. 96.362.800
3 BEP Produksi (BEPp) TB/HJ kg 1.802
4 BEP Harga (BEPh) TB/VP Rp. 37.258
5 R/C Ratio TP/TB 1,80
(Pd/TB) x
6 ROI dari biaya produksi % 79,83
100%

37 - Millenial Shrimp Farming


7 Pay Back Periode siklus 13
bulan 40
KETERANGAN :
Harga jual udang size 50 67.000 Rp/kg
Padat tebar 150 ekor/m2
Volume bak 300 m3
Jumlah bak 4 buah
HJ Harga jual
VP Volume produksi
TP Total penerimaan
TB Total Biaya Operasional
Pd Pendapatan persiklus
Panen per-siklus membutuhkan waktu selama 4 bulan termasuk Treatment awal
Keterangan:
1. Per siklus 3 bulan pemeliharaan dan 1 bulan persiapan
2. Per tahun terdiri dari 3 siklus

5.2. Analisa Pendorong, Penghambat, dan Rekomendasi

Beberapa faktor pendorong pertumbuhan industri udang, antara lain:


market udang terbuka, baik penjualan lokal atau ekspor melalui cold storage,
middleman, maupun rumah makan; teknik budidaya relatif dikuasai dengan
angka keterjaminan jual untung semakin naik; benih berkualitas, pakan
bermutu dan obat-obatan tersedia luas dengan harga terjangkau; sarana dan
prasarana budidaya mudah diperoleh; dan teknik-teknik biosekuriti serta
sterilisasi semakin dikuasai petambak
Sedangkan beberapa faktor penghambat atau kendala, anatara lain:
outbreak penyakit dan virus strain terbaru membutuhkan teknik penanganan
baru; masalah sosial yang tidak tertangani dengan baik; degradasi lingkungan
menyebabkan penurunan mutu air budidaya; regulasi yang menyulitkan; dan
keterbatasan permodalan.
Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan terkait peluang dan
hambatan di atas, anatara lain: budidaya udang vaname layak dikembangkan
sebagai bagian peningkatan ekonomi masyarakat pesisir; sosisalisasi teknik
budididaya yang sesuai kaidah CBIB; pendampingan budidaya ramah

Millenial Shrimp Farming - 38


lingkungan; pelatihan peningkatan kapasitas budidaya SDM pelaku usaha
budidaya udang; penyederhanaan regulasi; dan emudahan akses perbankan
atau lembaga keuangan.

39 - Millenial Shrimp Farming


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.L. Valderrama, D.,Jory, D.E. 2019. GOAL 2019: Global shrimp
production review. https://www.aquaculturealliance.org/advocate/goal-
2019-global-shrimp-production-review/

Antaranews, 2020, https://www.antaranews.com/berita/1848032/kkp-pacu-budi-


daya-udang-penuhi-permintaan-dunia-yang-tinggi.

BBAP Situbondo, 2006. Juknis Udang Vaname. Seksi Standarisasi dan


Informasi BBAP Situbondo. 51 hal.

Soebjakto, S., 2019.Total Aquaculture: Menuju Industri Aquaculture yang


Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan. Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Kementrian Kelautan dan Perikanan

Wyban, J. A dan Sweeney, J. 1991 Intensif Shrimp Production Technology.


Honolulu, hawaii, USA 96825.

KKP, 2018. Budidaya Udang Masih Sangat Potensial.


https://kkp.go.id/djpb/artikel/8688-kkp-budidaya-udang-masih-sangat-
potensial

KKP, 2019. Statistik KKP. Data Jumlah Pembudidaya di Indonesia.


https://statistik.kkp.go.id/home.php?m=nelayan&i=6#panel-footer

KKP, 2020. Program Percepatan Tambak Udang Nasional. Materi presentasi


Direktur KKI

DJPB, 2021. Strategi Pengembangan Pakan dan Obat Ikan Nasional. Materi
presentasi Direktur POI

Millenial Shrimp Farming - 40

Anda mungkin juga menyukai