DISUSUN OLEH :
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana berkat Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan dengan
Terimakasih Saya haturkan kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan
makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan dengan
Dosen Pengampu JUSMAWATI S.Pd.,M.Pd Tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
Leny Indriany
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mamasa, Minat baca mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebiasan membaca.
Karena apabila siswa membaca tanpa mempunyai minat baca yang tinggi maka siswa
tersebut tidak akan membaca dengan sepenuh hati. Apabila siswa tersebut membaca atas
kemauan atau kehendaknya sendiri maka siswa tersebut akan membaca dengan sepenuh
hati. Apabila siswa sudah terbiasa dengan membaca, kebiasaan tersebut akan dilakukan
secara terus-menerus. Selain itu. kegemaran membaca memberikan dampak yang positif
untuk siswa tersebut. Karena minat baca yang sangat tinggi menjadikan minat
belajarnyapun juga tinggi. Siswa yang senang membaca akan mempunyai pengetahuan
yang luas dari buku yang dibacanya. Sangat disayangkan, apabila siswa tidak suka
membaca atau mempunyai minat membaca yang rendah karena pengetahuan siswa akan
sempit.
Seperti sekarang ini, minat baca siswa yang rendah membuat mutu pendidikan
juga semakin menurun. Karena minat baca siswa berpengaruh terhadap mutu pendidikan.
Rendahnya minat baca menyebabkan merosotnya kualitas lulusan siswa karena siswa
tersebut malas membaca atau mempunyai minat baca yang rendah sehingga siswa
tersebut juga malas untuk belajar. Padahal dengan membaca siswa menjadi tahu apa yang
1
dan perkembangan teknologi adalah dengan kegiatan membaca. Apabila siswa tersebut
sudah malas untuk membaca maka hal tersebut juga berpengaruh terhadap prestasi
secara optimal oleh siswa. Demikian pula dengan perpustakaan umum yang ada disetiap
kota atau kabupaten juga akan jarang dikunjungi para siswa,karena siswa tersebut tidak
Apabila minat baca tinggi maka mutu pendidikan juga tinggi. Sehingga kualitas
sumber daya manusia juga meningkat. Untuk itu, membaca sebaiknya ditumbuhkan pada
diri siswa sejak dini karena semakin siswa tersebut di latih membaca secara terus-
Upaya untuk melakukan peningkatan minat baca pun juga telah dilakukan.
baca pada dirinya. Karena dengan membiasakan membaca bisa meningkatkan prestasi
belajar yang semula menurun tetapi dengan mempunyai minat baca yang tinggi
menyebabkan siswa tersebut belajar dari buku yang dia baca,maka membuat prestasi
siswa tersebut menjadi meningkat. Selain itu, juga membuka wawasan mereka semakin
luas dan juga pengetahuan siswa juga akan semakin bertambah pula dengan membaca.
B. Rumusan Masalah
2. Apakah dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat baca pada siswa?
2
3. Bagaimana upaya untuk meningkatkan minat baca pada siswa?\
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca pada siswa.
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat baca pada
siswa.
3
BAB II
PENDAHULUAN
Minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa
dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang merupakan
pengalaman belajar menggembirakan dan akan Minat Baca mempengaruhi bentuk serta
intensitas seseorang dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan datang, hal
tersebut juga adalah bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah
sebab minat membaca tidak diperoleh dari lahir.
Membaca adalah berpikir. Berpikir merupakan suatu proses untuk
mengenali,memahami, dan kemudian menginterpretasikanlambang-lambang yang bisa
mempunyai arti. Di sinibanyak terlibat unsur-unsur psikologis sepertikemampuan dan
atau kapasitas kecerdasan, minat,bakat, sensasi, persepsi, motivasi, retensi, ingatan,dan
lupa, bahkan ada lagi yaitu kemampuanmentransfer dan berpikir kognitif .
Rendahnya minat baca pada siswa sekolah dasar sangat berpengaruh besar
terhadap mutu pendidikan. Ada beberapa factor yang mempengaruhi rendahnya minat
baca siswa khusunya siswa SDN 006 RAMBUSARATU Kab Mamasa yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa
tersebut, seperti kemauan dan kebiasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, baik dari lingkungan keluarga, tetangga
maupun lingkungan sekolah. Faktor eksternal ini juga sangat berpengaruh besar terhadap
diri siswa tersebut, yaitu mempengaruhi motivasi, kemauan dan cenderung untuk selalu
membaca
Rendahnya minat baca selain disebabkan oleh factor diatas, juga disebabkan
factor lain, yaitu masih rendahnya kemahiran membaca siswa di sekolah. Hasil penelitian
yang dilakukan Tim Program of International Student Assessment (PISA) Badan
Penelitian dan Pengembangan Depdiknas (2003) menyatakan bahwa “kemahiran
membaca anak usia 15 tahun di Indonesia sangat memprihatinkan.Sekitar 37,6 persen
4
hanya bisa membaca tanpa bisa menangkap maknanya dan 24,8 persen hanya bisa
mengaitkan teks yang dibaca dengan satu informasi pengetahuan”.
Minat Baca para siswa di Indonesia sangat rendah dilihat dari data. Muchlas
(2000) menyatakan bahwa “Minat baca para siswa betul-betul jeblok yaitu siswa SD
menduduki urutan ke 38 dan siswa SLTP urutan ke 34 dari 39 negara”. Rendahnya minat
baca siswa disebabkan oleh banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV
yang mengalihkan perhatian siswa dari buku. Dengan adanya hiburan, permainan dan
tayangan TV menyebabkan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk membaca habis
digunakan untuk bermain dan menonton TV.
Faktor-faktor penyebab lainya yaitu ramainya pengunjung di warnet sampai larut
malam bahkan juga ada yang samapai pagi hari. Dapat dilihat, siswa tersebut tidak
mencari bahan rujukan untuk menyelesaikan tugas dari sekolah tetapi sebagian besar
hanya bermain-main dengan games-games yang membuat mereka asyik sampai lupa
waktu. Kedua, banyaknya tempat hiburan yang menghabiskan waktu seperti taman
rekreasi,tempat karaoke, mall, supermarket,dan play station. Bahkan sebagaian besar
waktu mereka habiskan untuk menonton sinetron. Tidak heran jika semakin lama
pengunjung perpustakaan akan semakin sedikit karena mereka lebih memilih untuk ke
mall ataupun menonton film dari pada menggunakan waktu mereka untuk membaca.
Padahal sebenarnya lebih bermanfaat membaca daripada menghabiskan waktu untuk
menonton dan pergi ke mall.
Ketiga, budaya membaca belum menjadi budaya nenek moyang kita. Dulu kita
terbiasa mendengar dan belajar dari dongeng atau cerita yang diceritakan oleh orang tua
kita. Keempat, sarana untuk memperoleh bacaan seperti perpustakaan masih sangat atau
taman bacaan masih dianggap sangat langka dan aneh. Kelima, harga buku yang masih
sangat mahal tidak sebanding dengan daya beli masyarakat. Mahalnya harga buku
menyebabkan buku tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat. Maka makin sedikit buku
yang ada di perpustakaan sehingga pengunjung yang dating ke perpustakaan semakin
berkurang. Duta Baca Nasional (2006) menyatakan bahwa “masyarakat tidak bisa
disalahkan karena rendahnya minat baca.Kondisi perpustakaan tidak mendukung dan
jumlah koleksi buku juga terbatas”.
5
Peran serta masyarakat dalam mengembangkan perpustakaan dan memberikan
pemotongan pajak untuk buku pelajaran sehingga harga buku dapat di jangkau oleh
masyarakat luas merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan minat baca siswa .
Menumbuhkan minat baca para siswa memerlukan waktu yang lama karena
membutuhkan proses membentuk minat baca seseorang.
Dampak yang ditimbulkan akibat rendahnya minat baca yang sangat besar. Jika
dibandingkan dengan Negara-negara lain Indonesia mempunyai minat baca yang rendah.
Hamijaya (2008) menyatakan bahwa “ fakta dan hasil penelitian menunjukkan rendahnya
minat baca masyarakat kita merupakan dampak dari kebijakan nasional pembangunan
politik pendidikan (budaya) yang tidak memberi ruang kreatif bahkan membelenggu
berkembangnya minat baca masyarakat”.
Penyebab lain rendahnya minat baca khusunya siswa SDN 006
RAMBUSARATU Kab Mamasa, yaitu kurang lengkapnya sarana pembelajaran dan
budaya membaca. Untuk membaca buku saja siswa harus membeli buku karena kurang
lengkapnya koleksi buku-buku di perpustakaan sekolah-sekolah yang begitu minimnya.
BPS (2008) menyatakan bahwa “fakta menunjukkan Indonesia belum menjadikan
membaca sebagai informasi mereka lebih memilih TV dan mendengarkan radio yang
kenaikan hampir 211,1 persen”. BPS (2006) menyatakan bahwa “masyarakat Indonesia
yang memilih membaca untuk mendapatkan informasi baru 23,5 persen dari total
Indonesia untuk membaca dan lebih memilih dengan menggunakan media lain untuk
mengetahui informasi. Hal tersebut menyebabkan dampak yang kurang baik bagi mutu
kesuksesan di kemudian hari. Seperti halnya siswa, jika siswa tersebut tidak menyukai
6
kebiasaan membaca atau sangat rendah minat bacanya maka akan memyebabkan prestasi
siswa tersebut juga kurang baik. Apabila para siswa tidak suka membaca maka
pengetahuan mereka juga akan sempit dan tidak akan pernah bisa berkembang, yang
mereka ketahui hanya terbatas (sedikit). Hal inilah yang menyebabkan prestasi siswa
mereka ketahui dan buku adalah sumber atau gudangnya segala ilmu. Apabila semakin
lama kita memupuk minat baca yang kurang maka akan mengakibatkan dampak yang
sangat besar. Seperti, menurunnya prestasi para siswa dan berpengaruh pada menurunya
kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan yang seharusnya membaik
tetapi malah menurun disebabkan oleh rendahnya minat baca siswa. Dalam hal ini guru
dapat mengajar di depan kelas. Bahkan mengajar itu dapat dilakukan pula pada
sekelompok siswa diluar kelas atau dimana saja. Mengajar merupakan salah satu
komponen dari kompetensi-kompetensi guru. Dan setiap guru harus menguasainya secara
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks
pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah
yang berada dibarisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang langsung
mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Tidak hanya itu
7
didalam proses belajar mengajar gurupun dituntut agar ia mampu mengelola kelas dengan
baik.
Jusmawati (2019 :2) dalam bukunya menjelaskan bahwa pengelolaan kelas adalah
melaksanakan pengawasan atau super visi terhadap program dan kegiatan yang ada di
kelas sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara sistematis, efektif, dan
Namun realita yang ada sekarang banyak kita jumpai siswa yang mengeluh
tentang kesulitan belajar dalam mengikuti pembelajaran matematika. Kesulitan ini sering
kita jumpai pada saat proses belajar mengajar berlangsung, rendahnya hasil belajar siswa
karena kurangnya semangat belajar siswa. Dalam satu kelas hanya ada beberapa siswa
yang merespon, menyerap dan bahkan mengerjakan soal-soal latihan. Salah satu
penyebabnya adalah cara pengelolaan kelasnya atau penyajian belajar dan suasana
menyenangkan perlu dipahami secara luas, bukan hanya berarti selalu diselingi dengan
lelucon, banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang
menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman,
aman, dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur innermotivation, yaitu
kreatif dalam menyampaikan motivasi untuk meningkatkan minat baca pada siswa,
8
dimana guru masih menggunakan model yang lama , sehingga siswa merasa bosan dan
jenuh.
Menuut oabservasi yang saya lakukan di SDN 006 RAMBUSARATU Ada beberapa
peranan guru yang dapat meningkatkan minat baca Siswa adalah sebagai:
1. motivator, guru menjadi seseorang yang selalu mendorong dan memotivasi anak
2. dinamisator, guru mengatur dan mengelola semua kegiatan membaca anak dengan
3. supervisor, guru mengawasi proses membaca anak, baikdalam jarak dekat maupun
yang kondusif demi terwujudnyajiwa, semangat, dan motivasi dalam membaca yang
optimal dan,
E. Strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat baca siswa adalah :
1. Proses pembelajaran mengarahkan kepada peserta didik untuk rajin membaca buku
9
5. Meningkatkan frekuensi pameran buku di setiap kota/kabupaten dengan meli-batkan
sekolah. Dengan mewajibkan siswa untuk berkunjung pada pameran buku tersebut.
Siswa juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan selanjutnya
1) Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yangterbaik untuk dapat bersaing di era
global.
6) mencatat setiap ada informasi penting dari buku yangAnda baca, dan having funs
Orang tua juga harus turun meningkatkan dan dalammenumbuhkan minat baca dengan
cara :
a. Menyediakan waktu luang untuk membacakan buku untukanak anda setiap hari\
10
f. Terus mengikuti perkembangan membaca anak anda
g. Lebih perhatian pada anak, apakah mereka dapat membaca dengan lancar atau
tidak
F. Metode dan Model untuk meningkatkan minat baca siswa berikut empat metode yang
kami gunakan:
Sustained Silent Reading atau Membaca Diam (dalam hati) Berkelanjutan adalah
cara yang sangat efektif untuk meningkatkan minat baca. Anak-anak membawa buku
cerita setiap hari dan membacanya pada saat mata pelajaran bahasa Inggris dan
waktu selama 15-20 menit untuk membaca buku. Kemudian, mereka menulis laporan
membaca yang berisi judul buku dan jumlah halaman yang dibaca selama waktu yang
diberikan. Lalu, guru memeriksa atau memberikan paraf. Setelah selesai membaca
satu buku, siswa-siswa menulis reading log atau ringkasan buku berisi tokoh-tokoh,
alur, latar tempat dan waktu serta ulasan singkat sesuai buku yang dibaca. Hal ini
diberikan untuk memastikan apakah anak tersebut benar-benar membaca buku yang
Home reading atau membaca di rumah adalah suatu kegiatan membaca yang
dilakukan di rumah. Caranya bisa dua. Pertama, anak-anak membaca buku yang
11
ditugaskan, kemudian orang tua harus mengawasi di rumah dan memberikan laporan
kepada guru. Kedua, anak-anak ditugaskan untuk membaca buku cerita singkat
kepada orang tuanya. Kemudian, orang tua juga melaporkan kepada guru apakah
tugas membaca yang diberikan terlaksana dengan baik. Tentu saja, cara ini tak hanya
meningkatkan minat baca pada anak-anak saja, tetapi orang tua juga.
Metode reading challenge atau tantangan membaca sedang saya terapkan dalam
kelas saat ini dan sedang berjalan. Caranya adalah siswa-siswi ditantang untuk
membaca 15 buku selama satu semester (Juli-Desember) dan membuat laporan atau
reading log. Tiga murid pertama yang berhasil membaca 15 buku akan mendapat
hadiah buku bacaan dari gurunya. Sementara, murid yang berhasil membaca 15 buku
di urutan selanjutnya akan mendapat hadiah lain seperti alat tulis atau pembatas buku.
Ya, metode ini harus sedikit rela berkorban untuk membeli hadiah-hadiahnya.
Namun, untuk Indonesia yang lebih maju, saya tertantang melakukannya. Nah,
sebagai guru, saya tidak hanya menyuruh murid. Saya juga ikut tantangan membaca
15 buku dalam satu semester ini. Nah, cara ini sangat efektif untuk meningkatkan
Metode yang terakhir ini adalah kegiatan tahunan. Tetapi, menurut saya, cara ini
juga ampuh untuk mendorong anak-anak untuk membaca buku lebih banyak lagi. Di
salah satu sekolah yang saya lihat, setiap bulan Februari-Maret diadakan Pekan Buku
untuk bahasa Indonesia dan Book Week untuk bahasa Inggris. Mereka melakukan
acara ini berselang-seling, misalnya dua tahun lalu tentang bahasa Indonesia. Tahun
12
lalu, bahasa Inggris. Saat Pekan Buku dua tahun lalu, Mereka membuat pekan buku
tentang Gajah Mada khususnya pada Sumpah Palapa dan kerajaan Majapahit. Selama
kegiatan ini, anak-anak diberikan waktu 3 x 15 menit untuk membaca setiap harinya
selama sepekan dengan tanda (bell) unik yang dibunyikan untuk memulai dan
Tentu saja buku yang dibaca berkaitan dengan bahasa Indonesia dan juga cerita
rakyat. Tahun lalu, kami memilih tema Sports untuk tema Book Week, kpun
mengupas tokoh pesepak bola dunia, Ricardo Kaka. Dan, selama acara ini
berlangsung, anak-anak harus membaca buku dalam bahasa Inggris 3 x 15 menit per
harinya selama sepekan. Uniknya, semua orang yang bekerja di sekolah Mereka harus
mengikuti kegiatan ini. Pada saat bel baca dibunyikan, maka Mereka harus berhenti
bekerja dan membaca selama waktu yang ditentukan. Kelas yang paling banyak
membaca buku akan diberikan hadiah. Untuk guru dan karyawan yang paling banyak
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minat baca masyarakat Indonesia kususnya siswa sangat rendah . Karena mereka
lebih senang mencari hiburan pada acara TV , bermain , pergi ke mall atau pergi ke
rendahnya minat baca siswa adalah menurunnya mutu pendidikan dan menurunnya
membangun pemahaman baik dari teks yang tertulis maupun dari lingkungan belajar
siswa.
Hal ini berarti kegiatan membaca berkaiatan erat dengan bahan-bahan bacaan,
fasilitas dan lingkungan belajar siswa. Oleh karena itu, dapat diperkirakan bahwa terdapat
hubungan positif antara lingkungan belajar dengan minat baca siswa. Untuk
Dengan adanya motivasi membaca pada siswa akan memberikan dampak positif yaitu
membuat siswa terdorong untuk membaca lagi secara berulang-ulang. Sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan antara motivasi membaca dengan minat baca pada siswa.
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa dan calon guru perlu memahami betul apa yang mampu
memabuat minat baca siswa meningkat serta tau faktor penyeabab kuarangnya minat
baca siswa.
14
DAFTAR PUSTAKA
JusmawatiDkk,2019.ManajemenKelas.Banten:CV.AA.Rizky
Leny indriany.2021. “Makalah Kurangnya Minat Baca Siswa”. Hasil observasi : 16 Juli 2021,
SDN 006 Rambusaratu
15