Modul 1 - Matdas 1a 2019
Modul 1 - Matdas 1a 2019
Tim Matematika
Modul ini merupakan review materi yang telah dipelajari di tingkat SMA.
Tujuannya adalah untuk memperdalam teori-teori yang menjadi dasar
sebelum mempelajari Matematika Dasar (ilmu kalkulus). Pada modul ini akan
dijelaskan mengenai sistem bilangan riil, pertidaksamaan dan nilai mutlak,
Sistem Koordinat, Grafik Persamaan. Bilangan riil merupakan objek
pembicaraan pada mata kuliah ini, dengan kata lain, semua yang
dibicarakan merupakan himpunan bilangan riil. Jadi wajar apabila
dipelajarikonsep-konsep yang berkaitan dengan bilangan riil terlebih dahulu
sebelum mempelajari ilmu kalkulus. Dalam mempelajari konsep-konsep yang
berkaitan dengan bilangan riil ini, akan diterapkan secara langsung pada
permasalahan pertidaksamaan.
Bilangan Rasional 𝑄 𝑎
𝑄 = {𝑏 |𝑎, 𝑏 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡, 𝑏 ≠ 0}.
(Quotion)
Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
𝑎
bentuk 𝑏 dengan 𝑎 dan 𝑏 bilangan bulat, dan 𝑏 ≠
0
Bilangan Kompleks
Bilangan Riil
Bilangan Rasional
Bilangan Bulat
Bilangan Asli
dengan nol. Karena setiap bilangan rasional merupakan bilangan riil, maka 2
juga merupakan bilangan riil.
Jawab:
a. Bilangan 3,24 merupakan bilangan rasional, karena merupakan bilangan
desimal berhenti.
Agar lebih meyakinkan, tunjukkan bahwa nilai 3,24 dapat dinyatakan
𝒂
dalam bentuk 𝒃 dengan 𝒂 dan 𝒃 bilangan bulat dan 𝒃 tidak sama dengan
nol.
324
Diketahui bahwa 3,24 = 100 dengan pembilang dan penyebut berturut-
turut yaitu 324 dan 100 merupakan bilangan bulat, dan 100 tidak sama
dengan nol. Jadi, 3,24 merupakan bilangan rasional.
b. Bilangan 1,23232323 … merupakan bilangan rasional, karena merupakan
bilangan desimal tak berhenti tetapi berulang.
Agar lebih meyakinkan, tunjukkan bahwa nilai 1,23232323 … dapat
𝒂
dinyatakan dalam bentuk 𝒃 dengan 𝒂 dan 𝒃 bilangan bulat dan 𝒃 tidak
122 dan 99 merupakan bilangan bulat, dan 99 tidak sama dengan nol.
Jadi, 1,23232323 … merupakan bilangan rasional.
c. Bilangan 0,23131313131 … merupakan bilangan rasional, karena
merupakan bilangan desimal tak berhenti tetapi berulang.
Agar lebih meyakinkan, tunjukkan bahwa nilai 0,23131313131 … dapat
𝒂
dinyatakan dalam bentuk dengan 𝒂 dan 𝒃 bilangan bulat dan 𝒃 tidak
𝒃
yaitu 229 dan 990 merupakan bilangan bulat, dan 990 tidak sama dengan
nol. Jadi, 0,23131313131 … merupakan bilangan rasional.
d. Bilangan 2,342156324327 … merupakan bilangan irasional, karena
merupakan bilangan desimal tak berhenti dan tak berulang. Bilangan
𝒂
2,342156324327 … tidak dapat dinyatakan dalam bentuk 𝒃 dengan 𝒂 dan 𝒃
bilangan bulat dan 𝒃 tidak sama dengan nol.
6
1.1.2. Representasi Bilangan Riil pada Suatu Garis Bilangan
Bilangan riil dapat direpresentasikan sebagai titik-titik dalam suatu garis
bilangan (garis lurus). Dengan kata lain, setiap titik pada garis bilangan
mewakili satu bilangan riil. Bilangan riil tersebut tersusun berurutan dengan
baik, dengan arah semakin kekanan semakin besar (Positif), dan arah kekiri
semakin kecil (Negatif). Perhatikan Gambar 1.2.
Pada kasus tertentu, perhitungan yang melibatkan bilangan riil tidak mudah
dilakukan secara manual. Oleh karena itu, dalam matematika dikenal istilah
estimasi (nilai pendekatan), yaitu perkiraan dari nilai sebenarnya. Sebagai
contoh, 𝜋 ≈ 3.14, 𝑒 ≈ 2.718, √2 ≈ 1.4, dan lain sebagainya. Nilai sebenarnya
dari bilangan 𝜋, 𝑒 dan √2 merupakan bilangan irasional (desimal tidak
berhenti dan tidak berulang).
𝑥 𝑦
Gambar 1.3 Jika 𝑥 < 𝑦, Maka 𝑥 Berada Disebelah Kiri 𝑦
Tabel 1.2 Notasi Inteval dan Representasinya pada Garis Bilangan Riil
Notasi
Notasi Himpunan Representasi Pada Garis Bilangan Intepretasi/Dibaca
Interval
Himpunan semua
(−∞, ∞) {𝑥|𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙} bilangan riil.
Dalam menuliskan notasi interval, digunakan notasi kurung biasa “(𝑎, 𝑏)”
untuk menyatakan bahwa titik ujung tidak termasuk dalam interval (pada
garis bilangan riil ditandai dengan bulatan yang berlubang). Notasi “(𝑎, 𝑏)”
menyatakan himpunan bilangan riil antara 𝑎 dan 𝑏, tetapi tidak termasuk 𝑎
dan 𝑏 itu sendiri. Sedangkan untuk menuliskan himpunan bilangan riil antara 𝑎
dan 𝑏, termasuk 𝑎 dan 𝑏, digunakan notasi kurung siku “[𝑎, 𝑏]” (pada garis
bilangan riil ditandai dengan bulatan penuh). Notasi “(𝑎, 𝑏]” menyatakan
himpunan bilangan riil antara 𝑎 dan 𝑏, termasuk 𝑏, tetapi 𝑎 tidak termasuk
dalam himpunan.
8
Selain itu, dapat digunakan notasi gabungan “∪” untuk menyatakan suatu
himpunan bilangan riil yang tidak terkumpul dalam satu daerah. Sebagai
contoh perhatikan Gambar 1.4:
𝑎 𝑏
Gambar 1.4 Contoh Interval yang Membutuhkan Notasi Gabungan dalam
Menuliskan Notasi Intervalnya
Himpunan titik-titik pada garis bilangan pada Gambar 1.4 dapat dituliskan
sebagai (−∞, 𝑎] ∪ (𝑏, ∞) atau dalam notasi himpunan dapat dituliskan
sebagai {𝑥|𝑥 ≤ 𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 𝑏, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙}.
Tanda ∞ dan −∞ bukan merupakan lambang suatu bilangan riil tertentu,
keduanya melambangkan bilangan riil yang sangat besar dan bilangan
yang sangat kecil. Sehingga dalam notasi interval, ∞ dan −∞ selalu diikuti
dengan tanda kurung biasa.
Contoh 1.2:
2𝑥 < 4𝑥 − 8
Pernyataan pada Contoh 1.2 belum dapat dinyatakan benar atau salah
(nilai kebenarannya), karena memuat variabel 𝑥. Pernyataan tersebut akan
dapat ditentukan nilai kebenarannya setelah 𝑥 diberikan suatu nilai tertentu.
Misal 𝑥 = 1, maka
2(1) < 4(1) − 8
2 < −4
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut bernilai salah, karena
seharusnya 2 lebih besar dari −4.
Atau misal 𝑥 = 5, maka
2(5) < 4(5) − 8
10 < 12
9
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pernyataan tersebut bernilai benar.
Permasalahan dalam pertidaksamaan adalah menentukan berapa saja nilai
pengganti dari variabel sehingga pertidaksamaan bernilai benar, yang biasa
disebut sebagai himpunan penyelesaian.
Contoh 1.3:
Tentukan himpunan penyelesaian dari
2𝑥 < 4𝑥 − 8
Jawab:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan pada Contoh 1.3 dapat dilakukan
dengan cara mengupayakan unsur-unsur yang memuat variabel 𝒙 berada di
dalam satu ruas yang sama dan unsur-unsur yang tidak memuat variabel 𝑥 di
ruas lainnya dengan menggunakan sifat-sifat urutan bilangan riil, kemudian
menyederhanakannya.
2𝑥 < 4𝑥 − 8 (𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖)
2𝑥 + (−4𝑥) < 4𝑥 − 8 + (−4𝑥) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (−4𝑥))
−2𝑥 < −8 (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
1 1 1
−2𝑥 (− ) > −8 (− ) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (− ))
2 2 2
𝑥 > 4 (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah semua bilangan riil yang lebih besar
dari 4, atau dapat ditulis sebagai berikut
𝐻𝑃 = (4, ∞) atau 𝐻𝑃 = {𝑥|𝑥 > 4, 𝑥 ∈ 𝑅}
Contoh 1.4:
Tentukan himpunan penyelesaian dari
𝑥 − 1 < 2𝑥 + 1 ≤ 8
10
Jawab:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan jenis ini (tiga ekspresi matematika yang
dihubungkan dengan dua tanda pertidaksamaan), dapat dilakukan dengan
menyelesaikannya secara terpisah antara (i) 𝑥 − 1 < 2𝑥 + 1 dan (ii) 2𝑥 + 1 ≤ 8,
sehingga himpunan penyelesaian dari 𝑥 − 1 < 2𝑥 + 1 ≤ 8 adalah irisan dari
penyelesaian (i) dan (ii), karena 𝑥 haruslah berlaku dikeduanya.
−2 7
2
Gambar 1.5
𝑥 = −1 atau 𝑥 = 1
−1 1
Gambar 1.6
Perhatikan Gambar 1.6, didapat dua titik pemecah yang membagi garis
bilangan riil menjadi tiga daerah interval, yaitu (−∞, −1), (−1,1), dan (1, ∞).
Selanjutnya, ambilah titik uji (pilih sebarang satu titik pada masing-masing tiga
daerah interval yang terbentuk), misal dipilih −2 pada interval (−∞, −1), 0
pada interval (−1,1), dan 2 pada interval (1, ∞). Kemudian hitunglah nilai
fungsi pada titik uji tersebut (cukup perhatikan tanda bilangannya saja, yaitu
positif atau negatif)
((−2) + 1)((−2) − 1) = (+) …
((0) + 1)((0) − 1) = (−) …
((2) + 1)((2) − 1) = (+) …
12
Perhatikan Gambar 1.7, Karena dicari perkalian antara (𝑥 + 1) dan (𝑥 − 1)
yang lebih besar atau sama dengan 𝟎, maka himpunan penyelesaiannya
adalah daerah yang bertanda positif dan juga nol (sehingga ujung-ujung
interval juga termasuk dalam himpunan penyelesaian), yaitu (−∞, −1] dan
juga [1, ∞). Jadi himpunan penyelesaian dari 𝑥2 + 2𝑥 + 2 ≥ 3 adalah semua
bilangan riil yang kurang dari atau sama dengan −1 atau semua bilangan riil
yang lebih dari atau sama dengan 1, atau dapat ditulis sebagai berikut
𝐻𝑃 = (−∞, −1] ∪ [1, ∞) atau 𝐻𝑃 = {𝑥|𝑥 ≤ −1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 ≥ 1, 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙}
−1 1
Gambar 1.7
Contoh 1.6:
Tentukan himpunan penyelesaian dari
𝑥2 + 4𝑥
≥1
𝑥−2
Jawab:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan jenis ini (bentuk rasional dari
polinomial), dapat digunakan cara seperti pada Contoh 1.5. Tetapkan
dalam bentuk rasional (pecahan), disertai dengan mengupayakan semua
unsur ke dalam satu ruas yang sama, sehingga menyisakan ruas lainnya
bernilai nol. Setelah itu, sederhanakan bentuk pecahannya dan faktorkan
polinomial tersebut. Selanjutnya, tentukan titik pembuat nol (titik pemecah),
dan ambil titik uji untuk menentukan tanda positif atau negatif untuk
mengambil kesimpulan.
𝑥2 + 4𝑥
≥ 1 (𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖)
𝑥−2
𝑥2 + 4𝑥
−1 ≥ 0 (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (−1))
𝑥−2
𝑥2 + 4𝑥 𝑥 − 2
− ≥ 0 (𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑒𝑟ℎ𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑐𝑎ℎ𝑎𝑛)
𝑥−2 𝑥−2
𝑥2 + 3𝑥 + 2
≥ 0 (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
𝑥−2
(𝑥 + 1)(𝑥 + 2)
≥ 0 (𝑑𝑖𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛)
𝑥−2
13
titik pembuat nol (titik pemecah)
(𝑥 + 1) = 0 atau (𝑥 + 2) = 0 atau (𝑥 − 2) = 0
𝑥 = −1 atau 𝑥 = −2 atau 𝑥 = 2
(−∞, −2) (−2, −1) (−1,2) (2, ∞)
−2 −1 2
Gambar 1.8
Perhatikan Gambar 1.8, didapat tiga titik pemecah yang membagi garis
bilangan riil menjadi empat daerah interval, yaitu (−∞, −2), (−2, −1), (−1,2),
dan (2, ∞). Kemudian ambilah titik uji (pilih sebarang satu titik pada masing-
masing empat daerah interval yang terbentuk), misal dipilih −3 pada interval
3
(−∞, −2), − pada interval (−2, −1), 0 pada interval (−1,2), dan 3 pada
2
interval (2, ∞). Hitunglah nilai fungsi pada titik uji tersebut (cukup perhatikan
tanda bilangannya saja, yaitu positif atau negatif)
((−3) + 1)((−3) + 2)
= (−) …
(−3) − 2
3 3
((− ) + 1) ((− ) + 2)
2 2
= (+) …
3
(− ) − 2
2
((0) + 1)((0) + 2)
= (−) …
(0) − 2
((3) + 1)((3) + 2)
= (+) …
(3) − 2
−2 −1 2
Gambar 1.9
(𝑥+1)(𝑥+2)
Perhatikan Gambar 1.9, karena dicari hasil operasi dari 𝑥−2
yang lebih
Bahan Renungan:
1. Apa perbedaan antara pertidaksamaan dengan persamaan?
2. Pada Contoh 1.6, apakah diperkenankan melakukan langkah sebagai
berikut? jelaskan!
𝑥2 + 4𝑥
≥ 1 (𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖)
𝑥−2
𝑥2 + 4𝑥
(𝑥 − 2) ≥ 1(𝑥 − 2) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑥 − 2))
𝑥−2
⋮ 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎
Contoh 1.7:
1. Misalkan 𝑥 = 3 berapakah nilai dari |𝑥|?
Jawab:
Karena 𝑥 = 3, dan 3 ≥ 0, maka |𝑥| = 𝑥, dengan demikian |3| = 3.
|−4| = 4 |3| = 3
−4 0 3
|𝑥 − 𝑎| = |𝑎 − 𝑥|
𝑥 𝑎
Gambar 1.10
Contoh 1.8:
Tentukan himpunan penyelesaian dari
|3𝑥 − 2| < 5
Jawab:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan jenis ini (melibatkan nilai mutlak di satu
ruas, dengan tanda pertidaksamaan “<” atau “≤”), dapat digunakan sifat
berikut yaitu jika |𝑥| < 𝑎, dengan 𝑎 > 0, maka −𝑎 < 𝑥 < 𝑎. Sehingga |3𝑥 − 2| < 5
dapat dituliskan ulang menjadi −5 < 3𝑥 − 2 < 5. Kemudian selesaikan
pertidaksamaan tersebut.
−5 < 3𝑥 − 2 < 5 (𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖)
−5 + (2) < 3𝑥 − 2 + (2) < 5 + (2) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (2))
−3 < 3𝑥 < 7 (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
1 1 1 1
−3 ( ) < 3𝑥 ( ) < 7( ) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ( ))
3 3 3 3
7
−1 < 𝑥 < (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah semua bilangan riil yang lebih besar
7
dari −1 dan kurang dari 3. Dengan demikian
7 7
𝐻𝑃 = (1, − 3) atau 𝐻𝑃 = {𝑥|−1 < 𝑥 < 3 , 𝑥 ∈ 𝑅}
Contoh 1.9:
Tentukan himpunan penyelesaian dari
|2𝑥 + 3| ≥ 4
Jawab:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan jenis ini (melibatkan nilai mutlak di satu
ruas, dengan tanda pertidaksamaan “>” atau “≥”), dapat digunakan sifat
berikut yaitu jika |𝑥| ≥ 𝑎, dengan 𝑎 > 0, maka 𝑥 ≥ 𝑎 atau 𝑥 ≤ −𝑎. Sehingga
17
|2𝑥 + 3| ≥ 4 dapat dituliskan ulang menjadi 2𝑥 + 3 ≥ 4 atau 2𝑥 + 3 ≤ −4.
Pertidaksamaan kedua:
2𝑥 + 3 ≤ −4 (𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖)
2𝑥 + 3 + (−3) ≤ −4 + (−3) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (−3))
2𝑥 ≤ −7 (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
1 1 1
2𝑥 ( ) ≤ −7 ( ) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ( ))
2 2 2
7
𝑥 ≤ − (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
2
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah semua bilangan riil yang lebih besar
1
atau sama dengan 2 atau semua bilangan riil yang kurang dari atau sama
7
dengan − 2. Dengan demikian
7 1 1 7
𝐻𝑃 = (−∞, − 2] ∪ [2 , ∞) atau 𝐻𝑃 = {𝑥|𝑥 ≥ 2 atau 𝑥 ≤ − 2 , 𝑥 ∈ 𝑅}
Contoh 1.10:
Tentukan himpunan penyelesaian dari
2
≥4
|𝑥 − 3|
Jawab:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan jenis ini (melibatkan nilai mutlak di satu
ruas sebagai penyebut), dapat dilakukan dengan mengupayakan bentuk
mutlak berada di suatu ruas, dan sisanya di ruas yang berlainan. Dalam kasus
ini dapat dilakukan dengan cara mengalikan kedua ruas dengan bilangan
yang sama dengan penyebutnya (dalam hal ini |𝑥 − 3|), akan tetapi harus
hati-hati, karena pada penyebut terdapat variabel 𝑥 yang belum diketahui
18
berapa nilainya. Hanya saja diketahui bahwa nilai mutlak pasti tak negatif,
sehingga |𝑥 − 3| pastilah selalu bernilai lebih besar atau sama dengan nol,
jadi ada dua kemungkinan, yaitu |𝑥 − 3| > 0 atau |𝑥 − 3| = 0. Perlu diingat,
penyebut tidak boleh sama dengan 0, dalam hal ini |𝑥 − 3| ≠ 0). Dengan
demikian ketika kedua ruas dikalikan dengan |𝑥 − 3|, arah tanda
pertidaksamaan tetap. Selatjutnya, selesaikan pertidaksamaan dengan
asumsi bahwa |𝑥 − 3| ≠ 0, atau 𝑥 ≠ 3.
2
≥ 4 (𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖)
|𝑥 − 3|
2
(|𝑥 − 3|) ≥ 4(|𝑥 − 3|) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (|𝑥 − 3|))
|𝑥 − 3|
2 ≥ 4(|𝑥 − 3|) (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛, 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 |𝑥 − 3| ≠ 0)
1 1 1
2( ) ≥ 4(|𝑥 − 3|) ( ) (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ( ))
4 4 4
2
≥ |𝑥 − 3| (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
4
Contoh 1.11:
Tentukan himpunan penyelesaian dari
|𝑥 − 3| < 2|𝑥 + 1|
19
Jawab:
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan jenis ini (melibatkan nilai mutlak di
kedua ruas atau lebih), dapat digunakan sifat berikut, jika |𝑥| < |𝑦| maka 𝑥2 <
𝑦2 . Pertama-tama diupayakan 2|𝑥 + 1| menjadi bentuk nilai mutlak
keseluruhan. Karena 2 = |2|, maka 2|𝑥 + 1| = |2||𝑥 + 1|. Berdasarkan sifat nilai
mutlak |𝑎||𝑏| = |𝑎𝑏|, jadi |2||𝑥 + 1| = |(2)(𝑥 + 1)| = |2𝑥 + 2|. Sampai sini dapat
disimpulkan bahwa 2|𝑥 + 1| = |2𝑥 + 2|. Sehingga |𝑥 − 3| < 2|𝑥 + 1| dapat ditulis
ulang menjadi |𝑥 − 3| < |2𝑥 + 2|.
|𝑥 − 3| < |2𝑥 + 2| (𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖)
(𝑥 − 3)2 < (2𝑥 + 2)2 (𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘, jika |𝑥| < |𝑦|, maka 𝑥2 < 𝑦2 )
𝑥2 − 6𝑥 + 9 < 4𝑥2 + 8𝑥 + 4 (𝑑𝑖𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛)
Kasus ini serupa dengan Contoh 1.5. dengan melakukan langkah yang
serupa didapatkan
𝑥2 − 6𝑥 < 4𝑥2 + 8𝑥 − 5 (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (−9))
𝑥2 < 4𝑥2 + 14𝑥 − 5 (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (6𝑥))
0 < 3𝑥2 + 14𝑥 − 5 (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (−𝑥2 ))
0 < (𝑥 + 5)(3𝑥 − 1) (𝑑𝑖𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛)
Perhatikan Gambar 1.11, didapat dua titik pemecah yang membagi garis
1 1
bilangan riil menjadi tiga daerah interval, yaitu (−∞, −5), (−5, 3), dan (3 , ∞).
Kemudian ambil titik uji (pilih sebarang satu titik pada masing-masing tiga
daerah interval yang terbentuk), misal dipilih −6 pada interval (−∞, −5), 0
1 1
pada interval (−5, 3), dan 1 pada interval (3 , ∞). Hitunglah nilai fungsi pada
titik uji tersebut (cukup perhatikan tanda bilangannya saja, yaitu positif atau
negatif).
20
((−6) + 5)(3(−6) − 1) = (+) …
((0) + 5)(3(0) − 1) = (−) …
((1) + 5)(3(1) − 1) = (+) …
penyelesaian dari |𝑥 − 3| < 2|𝑥 + 1| adalah semua bilangan riil yang kurang
1
dari −5 atau semua bilangan riil yang lebih dari 3. Dengan demikian
1 1
𝐻𝑃 = (−∞, −5) ∪ (3 , ∞) atau 𝐻𝑃 = {𝑥|𝑥 < −5 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 3 , 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑖𝑖𝑙}
Bahan renungan: Adakah 𝑥 yang memenuhi jika |𝑥| < 𝑎 dengan 𝑎 < 0?
𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 𝐼𝐼 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑛 𝐼
Pada
Gambar 1.13, terlihat bahwa sumbu-sumbu koordinat membagi bidang
menjadi empat daerah yang disebut sebagai kuadran-kuadran, yaitu
kuadran 𝐼, kuadran 𝐼𝐼, kuadran 𝐼𝐼𝐼, dan kuadran 𝐼𝑉.
1. Kuadran 𝐼 merupakan kumpulan titik-titik (𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 bernilai positif dan
𝑦 bernilai positif.
2. Kuadran 𝐼𝐼 merupakan kumpulan titik-titik (𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 bernilai negatif
dan 𝑦 bernilai positif.
3. Kuadran 𝐼𝐼𝐼 merupakan kumpulan titik-titik (𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 bernilai negatif
dan 𝑦 bernilai negatif.
4. Kuadran 𝐼𝑉 merupakan kumpulan titik-titik (𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 bernilai positif
dan 𝑦 bernilai negatif.
yang terletak dua satuan ke kanan dan tiga satuan ke atas dari titik asal. Titik
koordinat (3, 2) menginterpretasikan posisi suatu titik pada bidang yang
22
terletak tiga satuan ke kanan dan dua satuan ke atas dari titik asal.
Perhatikan gambar berikut, terlihat bahwa antara titik koordinat (2, 3)
berbeda letaknya dengan titik koordinat (3, 2), perhatikan Gambar 1.14.
𝑦
(2, 3)
(3, 2)
Catatan:
1. Pemberian label pada sumbu-sumbu dengan huruf 𝑥 dan 𝑦 merupakan
kesepakatan yang umum, akan tetapi sebarang huruf boleh digunakan.
Jika huruf 𝑥 dan 𝑦 digunakan untuk memberi label sumbu koordinat, maka
bidang yang dihasilkan disebut bidang-𝑥𝑦. Huruf pertama dalam nama
bidang menunjukkan sumbu-𝑥 dan huruf kedua menunjukkan sumbu-𝑦.
Atau jika huruf 𝑦 dan 𝑧 digunakan untuk memberi label sumbu koordinat,
maka bidang yang dihasilkan disebut bidang-𝑦𝑧.
2. Simbol (𝑥, 𝑦) juga menunjukkan interval buka dari 𝑥 sampai 𝑦 (tidak
termasuk 𝑥 dan 𝑦). Untuk membedakannya, pada penulisan titik koordinat
diberi nama menggunakan huruf kapital didepannya. Contoh 𝐴(2, 3),
memberikan arti titik koordinat 𝐴 posisinya pada bidang adalah dua
satuan ke kanan dan tiga satuan ke atas dari titik asal.
3. Sumbu-𝑥 merupakan kumpulan titik-titik (𝑥, 𝑦) dengan 𝑦 = 0. Sedangkan
sumbu-𝑦 merupakan kumpulan titik-titik (𝑥, 𝑦) dengan 𝑥 = 0
23
1.3.1. Jarak
Pada pembahasan mengenai nilai mutlak, nilai mutlak diartikan sebagai
jarak tak berarah. Misal terdapat dua titik 𝑎 dan 𝑏 pada garis bilangan riil,
maka jarak antara 𝑎 dan 𝑏 adalah |𝑏 − 𝑎| atau |𝑎 − 𝑏|. Informasi ini akan
digunakan untuk mendapatkan jarak antara sebarang dua titik pada
bidang. Istilah jarak disini menyatakan jarak terdekat (panjang dari garis lurus)
yang menghubungkan kedua titik. Misalkan terdapat dua titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) dan
𝐵(𝑥2 , 𝑦2 ) pada bidang-𝑥𝑦. Maka jarak antara 𝐴 dan 𝐵 adalah panjang garis
lurus yang menghubungkan kedua titik tersebut, yang kemudian dinotasikan
sebagai 𝑑. Dari titik 𝐴 dan 𝐵 jika dibentuk suatu segitiga siku-siku dengan titik
sudut 𝐴 dan 𝐵, maka panjang sisi horisontalnya adalah |𝑥2 − 𝑥1 | dan panjang
sisi vertikalnya adalah |𝑦2 − 𝑦1 |. Perhatikan gambar Gambar 1.15.
𝐵(𝑥2 , 𝑦2 )
𝑦2
|𝑦2 − 𝑦1 |
𝑦1 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 )
𝑥2 𝑥1 𝑥
|𝑥2 − 𝑥1 |
Gambar 1.15
𝑑 = √|𝑥2 − 𝑥1 |2 + |𝑦2 − 𝑦1 |2
𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
24
yang kemudian dikenal sebagai rumus jarak antara dua titik pada bidang.
Contoh 1.12:
Hitunglah jarak antara titik-titik (−2, 4) dan (3, 5)
Jawab:
𝑑 = √(𝑥2 − 𝑥1 )2 + (𝑦2 − 𝑦1 )2
2
𝑑 = √(3 − (−2)) + (5 − 4)2
𝑑 = √(5)2 + (1)2
𝑑 = √26
(𝑥, 𝑦)
𝑟
(𝑎, 𝑏)
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟2
𝑥
Gambar 1.16 Lingkaran dan Persamaan Lingkaran
Contoh 1.13:
Tentukan persamaan lingkaran dengan jari-jari 5 dan berpusat di (3, −2).
Jawab:
Berdasarkan persamaan lingkaran diatas dengan 𝑎 = 3 dan 𝑏 = −2, serta 𝑟 =
5 diperoleh
2
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 − (−2)) = (5)2
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 + 2)2 = 25
atau
(𝑥2 − 6𝑥 + 9) + (𝑦2 + 4𝑦 + 4) = 25
𝑥2 + 𝑦2 − 6𝑥 + 4𝑦 = 12
Contoh 1.14:
Tentukan jari-jari dan pusat lingkaran dari 𝑥2 + 𝑦2 + 4𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0
Jawab:
Untuk menentukan jari-jari dan pusat lingkaran dari suatu persamaan
berbentuk 𝑥2 + 𝑦2 + 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0, ubah persamaan tersebut ke dalam
bentuk baku persamaan lingkaran, yaitu bentuk (𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟2 .
Persamaan 𝑥2 + 𝑦2 + 4𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0 dapat dinyatakan sebagai (𝑥 + 2)2 +
2
(𝑦 − 1)2 = (√2) . Dengan demikian pusat lingkaran tersebut adalah (−2, 1) dan
Perhatikan Gambar 1.17, jika terdapat dua titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dan (𝑥2 , 𝑦2 ) berada
pada garis, maka kemiringan garis tersebut adalah
𝑦2 − 𝑦1
𝑚=
𝑥2 − 𝑥1
𝑦
(𝑥2 , 𝑦2 )
𝑦2 − 𝑦1
(𝑥1 , 𝑦1 )
𝑥2 − 𝑥1
Untuk mendapatkan persamaan dari suatu garis, cukup dibutuhkan dua titik
berbeda atau cukup dengan satu titik dengan kemiringan garisnya. Jika
diberikan satu titik dan kemiringan, maka dapat persamaan garisnya dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut,
𝑦 − 𝑦0 = 𝑚(𝑥 − 𝑥0 )
27
dengan 𝑚 adalah kemiringan garis dan (𝑥0 , 𝑦0 ) adalah titik yang dilalui garis
tersebut.
Contoh 1.15:
Tentukan persamaan garis yang melalui (−2, 3) dan (3, −1)
Jawab:
𝑦 −𝑦 −1−3 4
Kemiringan garis tersebut adalah 𝑚 = 𝑥2 −𝑥1 = 3−(−2) = − 5. Dengan
2 1
Grafik suatu persamaan dengan dua variabel 𝑥 dan 𝑦 adalah kumpulan titik-
titik (𝑥, 𝑦) dalam bidang-𝑥𝑦 yang merupakan himpunan penyelesaian dari
persamaan tersebut (titik-titik koordinat yang memenuhi persamaan atau
28
titik-titik (𝑥, 𝑦) yang menjadikan suatu persamaan bernilai benar). Grafik dari
suatu persamaan dengan dua variabel dinamakan sebagai kurva.
−𝟑 7 (−3, 7)
−𝟐. 𝟓 4.25 (−2.5, 4.25)
−𝟐 2 (−2, 2)
−𝟏.5 0.25 (−1.5, 0.25)
−𝟏 −1 (−1, −1)
−𝟎. 𝟓 −1.75 (−0.5, −1.75)
𝟎 −2 (0, −2)
𝟎. 𝟓 −1.75 (0.5, −1.75)
𝟏 −1 (1, −1)
𝟏. 𝟓 0.25 (1.5, 0.25)
𝟐 2 (2, 2)
𝟐. 𝟓 4.25 (2.5, 4.25)
𝟑 7 (3, 7)
30
𝑦 𝑦
𝑦 = 𝑥2 − 2
𝑥 𝑥
Gambar 1.18.
c. Hubungkan titik-titik tersebut dengan sebuah kurva mulus, perhatikan
Gambar 1.19.
Contoh 1.17:
Gambarkan grafik persamaan 𝑦2 − 3𝑦 − 𝑥 = 0
Jawab:
Untuk menentukan koordinat titik-titik pada grafik persamaan dua variabel,
dapat dipilih untuk menuliskan 𝑦 dinyatakan dalam 𝑥, atau 𝑥 dinyatakan
dalam 𝑦. Untuk kasus ini, lebih mudah 𝑥 dinyatakan dalam 𝑦, yaitu diperoleh
𝑥 = 𝑦 2 − 3𝑦
Cobalah untuk membentuk persamaan tersebut dengan menuliskan y
dinyatakan dalam 𝑥 (𝑦 = ⋯), hal tersebut akan sulit dilakukan, terlebih lagi
tidak semua persamaan dapat dituliskan sebagai 𝑦 dinyatakan dalam 𝑥.
−𝟏 4 (4, −1)
−𝟎. 𝟓 1.75 (1.75, −0.5)
𝟎 0 (0, 0)
𝟎. 𝟓 −1.25 (−1.25, 0.5)
𝟏 −2 (−2, 1)
𝟏. 𝟓 −2.25 (−2.25, 1.5)
𝟐 −2 (−2, 2)
𝟐. 𝟓 −1.25 (−1.25, 2.5)
𝟑 0 (0, 3)
𝟑. 𝟓 1.75 (1.75, 3.5)
𝟒 4 (4, 4)
𝑦
𝑥 = 𝑦 2 − 3𝑦
Contoh 1.18:
Gambarkan grafik persamaan 𝑦 = √𝑥 − 2
Jawab:
Jika 𝑥 < 2, maka √𝑥 − 2 merupakan bilangan kompleks. Karena koordinat titik-
titik pada bidang-𝑥𝑦 merupakan bilangan riil, maka hanya dapat
digambarkan titik-titik untuk 𝑥 ≥ 2. Misal dipilih 𝑥 dari 2 sampai 7, dengan
interval 0.5 untuk mendapatkan beberapa himpunan penyelesaian dari 𝑦 =
√𝑥 − 2. Perhatikan Tabel 1.5.
32
Tabel 1.5 Tabel Nilai 𝑥 dan 𝑦 = √𝑥 − 2
𝟐 0 (2, 0)
𝟐. 𝟓 √0.5 ≈ 0.707107 (2.5, √0.5)
𝟑 1 (3, 1)
𝟑. 𝟓 √1.5 ≈ 1.224745 (3.5, √1.5)
𝟒 √2 ≈ 1.414214 (4, √2)
𝟒. 𝟓 √2.5 ≈ 1.581139 (4.5, √2.5)
𝟓 √3 ≈ 1.732051 (5, √3)
𝟓. 𝟓 √3.5 ≈ 1.870829 (5.5, √3.5)
𝟔 2 (6, 2)
𝟔. 𝟓 √4.5 ≈ 2.12132 (6.5, √4.5)
𝟕 √5 ≈ 2.236068 (7, √5)
𝑦 = √𝑥 − 2
𝑥 2 −1
Gambar 1.22 Grafik dari Persamaan 𝑦 = (𝑥−2)(𝑥+1)
𝑥 2 −1
Cobalah untuk menggambar grafik dari 𝑦 = (𝑥−2)(𝑥+1) menggunakan langkah
Untuk menggambar grafik yang lebih teliti seperti pada Gambar 1.22, dapat
dilakukan menggunakan konsep Limit dan Turunan yang akan disampaikan
pada Submodul 3 dan Submodul 6.
34
RANGKUMAN
11. Persamaan suatu garis yang memiliki kemiringan 𝑚 dan melalui titik (𝑥0 , 𝑦0 )
adalah 𝑦 − 𝑦0 = 𝑚(𝑥 − 𝑥0 )
12. Grafik suatu persamaan dengan dua variabel 𝑥 dan 𝑦 adalah kumpulan
titik-titik (𝑥, 𝑦) dalam bidang-𝑥𝑦 yang merupakan himpunan penyelesaian
dari persamaan tersebut.
35
SOAL LATIHAN
b. −√4
30
c. 5
d. 0,73
e. 3,0000 …
f. 1,313113111311113 …
1
g. 32
h. 0,299999999 …
2. Tunjukkan masing-masing interval berikut pada garis bilangan riil.
a. (−3, 1]
b. [4, ∞)
c. (−∞, 3] ∪ (2, 4)
d. (−4, 2) ∪ [2, 4)
e. (−2, 3) ∩ [0, 4]
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan berikut.
a. 3𝑥 − 1 > 4
3
b. ≥1
𝑥+2
c. 3 < 4 − 2𝑥 ≤ 7
d. 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 < 2
e. |𝑥 − 2| < |𝑥 + 5|
4. Gambarkan grafik dari persamaan berikut ini
a. 𝑦 = −3
b. 𝑦 = 3𝑥 − 2
c. 𝑦 = −2𝑥 + 3
d. 𝑦 = 𝑥 2 + 5
e. 𝑦 = √𝑥 + 1 − 2
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Neuhauser, C. 2011. Calculus for Biology and Medicine 3rd Ed. Prentice
Hall.
2. Varberg, D. Purcell, E. and Rigdon, S. 2006. Calculus 9th Ed. Prentice Hall.
3. T. M. F. ITS, Kalkulus 1 Edisi Ke-4, Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, 2012.
4. N. Susila, B. Kartasasmita dan R. , Kalkulus dan Geometri Analitis Edisi Ke-5
Jilid 1, Bandung: Institut Teknologi Bandung-Erlangga.