Anda di halaman 1dari 37

ANALISIS PENERAPAN PUEBI PADA BUKU

“PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI”

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wajib Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Suparti, M.Pd

Oleh

Kelompok 1

Muhammad Nabil Musadik 2110516210009

Kris Jepriadi 2110516310011

Ihklasul Amal 2110516310007

Ravisa Dharma 2110516210013

Nur Sinta Sari 2110516220030

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Universitas Lambung


Mangkurat

Fakultas Pertanian

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

2021
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan.

Makalah ANALLISIS PENERAPAN PUEBI PADA BUKU “PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DAN BUDI PEKERTI” ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Wajib
Umum Bahasa Indonesia.

Penulisan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan.

2. Suparti, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia yang
telah memberikan petunjuk dan pengarahan dalam pembuatan makalah ini.

3. Teman-teman yang turut membantu dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini.

4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang telah
membantu

kelancaran pembuatan penyelesaian makalah ini.

Namun demikian tentu saja makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan dan pemilihan kata yang tepat. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran agar dapat lebih baik lagi dalam menyusun makalah. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan kepada prenyusun dan pembaca mengenai penggunaan tanda
baca yang benar berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Banjarbaru, 30 Agustus 2021

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB 1 ..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................................ 2
1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................................................ 2
1.5 Metode Penulisan ................................................................................................... 2
1.5.1. Pengertian Metode Penulisan ............................................................................... 2
1.5.2. Tahapan Metode Penelitian .................................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................................... 5
ACUAN TEORI ........................................................................................................................ 5
2.1. Sejarah EYD (Ejaan Yang Di Sempurnakan) ............................................................. 5
7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015) ........................................................................... 6
2.2 Definisi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) ..................................... 7
2.3. Tanda Baca .............................................................................................................. 8
2.3.1. Definisi Tanda Baca ............................................................................................... 8
2.3.2 Klasifikasi Tanda Baca ............................................................................................ 8
2.4. Penulisan Huruf ..................................................................................................... 14
2.4.1. Klasifikasi Penulisan Huruf .................................................................................. 14
BAB III .................................................................................................................................. 17
ANALISIS KESALAHAN PENERAPAN PUEBI PADA PENULISAN BUKU “PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI” KARANGAN PUJI PRIHWANTO TERBITAN TAHU 2017 ............. 17

ii
3.1. Analisis Kesalahan Penerapan Penulisan Huruf Kapital pada Buku Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Terbitan Tahun 2017 ....................................................... 17
3.1.1. Kesalahan Penerapan Penulisan Huruf Kapital pada Buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Terbitan Tahun 2017 ................................................................. 17
BAB IV ................................................................................................................................. 20
PENUTUP ............................................................................................................................. 20
4.1. Simpulan ............................................................................................................... 20
4.2. Saran-saran ........................................................................................................... 20
4.2.1 Saran untuk pemangku kepentingan ............................................................... 20
4.2.2 Saran untuk pengajar ...................................................................................... 20
4.2.3 Saran untuk para mahasiswa .......................................................................... 20
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 22
Lampiran ............................................................................................................................. 23

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan salah satu hal yang tidak akan pernah lepas dari segala
kegiatan manusia sebagai makhluk yang bersosial dan berbudaya. Didalam Bahasa
Indonesia terdapat sebuah ejaan, dan ejaaan sendiri merupakan hal yang penting .
Ejaan adalah sebuah aturan yang mengenai tata cara menulis Bahasa dengan
menggunakan tanda baca, kata, dan huruf sebagai sarananya. Didalam sebuah karya
tulis umumnya pada para mahasiswa, sangat sering terjadi kesalahan dalam penulisan
pengejaan yang dimana hal tersebut perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi
penulis karena dalam penulisan karya tulis seperti makalah dan skripsi tentu memiliki
aturan penulisan yang telah ditentukan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI).
Pada beberapa buku sering kali ditemukan kesalahan dalam penerapan PUEBI
seperti penulisan huruf, kata, dan tanda baca. Sering kali hal tersebut terjadi Karena
kurangnya pengetahuan penulis mengenai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI). Pada kesalahan penggunaan huruf, kata, dan tanda baca dianggap bukan
suatu masalah besar bagi beberapa penerbit buku.
Dengan masalah yang dikemukakan sebelumnya penelitian akan difokuskan pada
masalah kesalahan penggunaan tanda baca pada buku pelajaran dengan judul “Analisis
Kesalahan Tanda Baca Berbasis PUEBI(Pedoman Umun Ejaan Bahasa Indonesia) pada
buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah dalam makalah ini dirumuskan


sebagai berikut.
1. Apa pengertian tanda baca
2. Apa definisi dari PUEBI?
3. Bagaimana penerapan tanda baca pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti?
4. Apa solusi yang terbaik agar tidak ada kesalahan dalam pemiakaian tanda baca?

1
2

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas ini, memfokuskan pada kesalahan


penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf kapital berbasis pada PUEBI (Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia) pada buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Terbitan Tahun 2017.
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan Ilmu pengetahuan yang penulis
miliki dan demi terwujudnya batasan masalah yang terarah, pembatasan masalah
dilakukan dalam penelitian ini.

1.4 Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan


kesalahan dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang tidak sesuai
PUEBI pada sebuah buku Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah menganalisis


kesalahan penerapan PUEBI pada sebuah buku Pendidikan Agama Islam dan
Budi pekerti.

1.5 Metode Penulisan

1.5.1. Pengertian Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi


adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis dan memahami tesk. Analisis
3

isi juga dapat diartikan sebagai teknik penyelidikan yang berusaha


menguraikan secara objektif, sistematik dan kuantitatif. Menurut H.D.Laswell
analisis seperti ini disebut dengan semantik kuantitatif. Pelopor analisis isi
adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu
mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.
Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik
surat kabar, majalah, berita radio, iklan televisi maupun semua bahan-bahan
dokumentasi yang lain.

Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial.


Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.

1. Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang


terdokumentasi (buku, surat kabar, majalah, pita rekaman,
naskah/manuscript).
2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan
tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-
bahan/datadata yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi
tersebut bersifat sangat khas/spesifik.

Analisis isi memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menggambarkan karakteristik pesan

Analisis isi banyak dipakai untuk menggambarkan karakteristik isi dari


suatu pesan. Paling tidak ada empat desain analisis isi yang umumnya
dipakai untuk menggambarkan karakteristik pesan, yaitu:

a. Analisis yang dipakai untuk menggambarkan pesan dari sumber yang


sama tetapi dalam waktu yang berbeda.
b. Analisis isi dipakai untuk melihat pesan pada situasi yang berbeda.
Situasi disini dapat berupa konteks yang berbeda budaya, sosial, dan
politik.
c. Analisis isi dipakai untuk melihat pesan pada khalayak yang berbeda.
Khalayak disini merujuk pada pembaca, pendengar, atau pemirsa media
yang berbeda.
d. Analisis isi dipakai untuk melihat pesan dari komunikator yang berbeda.
4

2. Menarik kesimpulan penyebab dari suatu pesan

Analisis isi tidak hanya dapat dipakai untuk melihat gambaran suatu
pesan. Analisis isi juga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan penyebab
dari suatu pesan. Dalam analisis isi yang menjadi fokus disini tidak deskripsi dari
pesan, tetapi menjawab pertanyaan mengapa pesan (isi) muncul dalam bentuk
tertentu.

1.5.2. Tahapan Metode Penelitian

Sebagai metode yang sistematis, analisis isi mengikuti suatu proses


tertentu. Tahapan proses analisis isi adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan analisis. Apa yang ingin diketahui lewat analisi isi, hal-
hal apa yang menjadi masalah penelitian dan ingin dijawab lewat analisis
isi.
2. Merumuskan konsep penelitian.
3. Kumpulkan beberapa topik teks cerita, pada sebuah buku.
4. Mulai mencari kesalahan pada huruf kapital.
5. Setelah mendapatkan kesalahan apa yang ada pada teks, kita lakukan
penulisan yang benarnya.
6. Kemudian masukan hasil analisis yang sudah di dapatkan.
BAB II
ACUAN TEORI

2.1. Sejarah EYD (Ejaan Yang Di Sempurnakan)


Ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan
dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Perkembangan ejaan
di Indonesia diawali dengan ejaan Van Ophuijsen.

Sekadar diketahui, perubahan sistem ejaan bahasa Indonesia sudah terjadi beberapa
kali. Pada 1947, bahasa Indonesia menggunakan sistem Ejaan Soewandi, kemudian
sistem Ejaan Melindo pada 1959, dan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) pada 1972
hingga 2015.

Ejaan yang Disempurnakan (EYD) belum lama ini mengalami perubahan menjadi
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perubahan ini dilakukan sebagai
dampak meluasnya ranah pemakaian bahasa seiring kemajuan teknologi, ilmu
pengetahuan, dan seni.

1. Ejaan Van Ophuijsen (1901-1947)


Sejarah ejaan Bahasa Indonesia diawali dengan ditetapkannya Ejaan van
Ophuijsen pada 1901. Ejaan ini menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan
Bahasa Belanda yang diciptakan oleh Charles A. van Ophuijsen. Ejaan van
Ophuijsen berlaku sampai dengan tahun 1947.

2. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi (1947-1956)


Ejaan Republik berlaku sejak tanggal 17 Maret 1947. Pemerintah
berkeinginan untuk menyempurnakan Ejaan van Ophuijsen. Adapun hal tersebut
dibicarakan dalam Kongres Bahasa Indonesia I, pada tahun 1938 di Solo. Kongres
Bahasa Indonesia I menghasilkan ketentuan ejaan yang baru yang disebut Ejaan
Republik/Ejaan Soewandi.

5
6

3. Ejaan Pembaharuan (1956-1961)


Kongres Bahasa Indonesia II digelar pada tahun 1954 di Medan. Kongres
ini digagas oleh Menteri Mohammad Yamin. Dalam Kongres Bahasa Indones ia II
ini, peserta kongres membicarakan tentang perubahan sistem ejaan untuk
menyempurnakan ejaan Soewandi.

4. Ejaan Melindo (1961-1967)


Ejaan ini dikenal pada akhir 1959 dalam Perjanjian Persahabatan
Indonesia dan Malaysia. Pembaruan ini dilakukan karena adanya beberapa
kosakata yang menyulitkan penulisannya. Akan tetapi, rencana peresmian ejaan
bersama tersebut gagal karena adanya konfrontasi Indonesia dengan Malaysia
pada 1962.

5. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) (1967-1972)


Pada 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang sekarang bernama
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengeluarkan Ejaan Baru.
Pembaharuan Ejaan ini merupakan kelanjutan dari Ejaan Melindo yang gagal
diresmikan pada saat itu.

6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972-2015)


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972
hingga 2015 pada masa menteri Mashuri Saleh. Ejaan ini menggantikan Ejaan
Soewandi yang berlaku sebelumnya. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan ini mengalami dua kali perbaikan yaitu pada 1987 dan 2009.

7. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015)

Ejaan Bahasa Indonesia dipergunakan untuk mengganti Ejaan Bahasa


Indonesia Yang Disempurnakan – EYD. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah menerbitkan edisi keempat tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) di Jakarta, Maret 2016.
7

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) ini disusun berdasarkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 yang
diterbitkan pada tanggal 26 November 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia, serta untuk menyempurnakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan (PUEYD) edisi ketiga. Pedoman ini diharapkan dapat
mengakomodasi perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat.

2.2 Definisi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)


Menurut Ariyanti (2019:12), “PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dengan kaidah
yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk,
terutama dalam bahasa tulis yang harus memperhatikan pemakaian huruf kapital,
tanda baca, dan penulisan kata”.

Sedangkan menurut Murtiani dkk (2018:9), “EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) adalah tata
bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam
tulisan, mulai dari pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta
penggunaan tanda baca”.

Lain halnya menurut Mulyadi (2017:1), “EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)


merupakan sistem ejaan kelima yang digunakan dalam bahasa Indonesia.

Berdasarkan pengertian PUEBI yang diungkapkan oleh para ahli di atas,


ditariklah kesimpulan bahwa PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) adalah
sistem yang mengatur tentang ejaan yang menggantikan ejaan terdahulu yaitu EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan) dengan memperhatikan penggunaan huruf, penulisan
kata, serta pemakaian tanda baca.
8

2.3. Tanda Baca

2.3.1. Definisi Tanda Baca

Menurut KBBI, tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem
ejaan seperti titik, koma dan lain sebagainya.Sedangkan menurut Dr. Gorys
Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar kemahiran Berbahasa
Indonesia halaman 13, bahwa tanda baca adalah tanda – tanda atau gambar –
gambar yang menggambarkan unsur - unsur suprasemental dalam tutur untuk
memudahkan pembaca mengikuti jejak bahasa lainnya.Menurut Prof. Dr.
Dp.Tampubolon dalam bukunya yang bejudul Kemampuan Membaca Teknik
Membaca Efektif dan Efisien, halaman 33 mengemukakan bahwa tanda baca
ialah lambang – lambang tulisan yang dipergunakan oleh penulis untuk
melambangkan berbagai aspek bahasa lisan yang bukan bunyi – bunyi bahasa.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tanda baca adalah


penggunaan tanda-tanda yang digunakan untuk mempermudah pembaca
memahami isi pada sebuah teks.

2.3.2 Klasifikasi Tanda Baca

2.3.2.1 Penggunaan Tanda Titik (.)


1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan
atau seruan.
Contohnya: Andi membeli buku.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Contohnya:
Ir. (Insinyur), S.E. (Sarjana Ekonomo.
3. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang
sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih hanya dipakai satu tanda titk.
Contohnya: tgl. (tanggal), dkk.(dan kawan-kawan), dsb. (dan
sebagainya), a.n. (atas nama).
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik untuk menunjukan waktu. Contohnya: pukul 07.35.15
(pukul 7 lewat 35 menit 15 detik).
9

5. Tanda titik tidak dapat dipakai untuk memisahkan angka ribuan,


jutaan, dan seterussnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contohnya: Pesawat teleponnya nomor 445342.

2.3.2.2. Penggunaan Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian


atau pembilangan. Contoh : Satu, dua, … tiga!
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi, melainkan. Contoh : Saya ingin membeli baju baru, tetapi
uangnya masih kurang.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalmat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk
kalimatnya. Contoh : Karena sibuk, ayah tidak jadi pergi.
4. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki
atau catatan akhir. Contoh : As‟ad Sungguh, Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2016), hlm 8-15
5. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan singkatan gelar
akademisi yang mengikutinya untuk memebdakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Contoh : B. Ratulangi,
S.E. catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah
M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Contoh : Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”
catatan: Tanda koma 9 tidak dipakaiuntuk memisahkan petikan
langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau
kalimat seru dari bagian lain yang mengikutinya. Misalnya: “Di
mana Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-
bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh : Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan
Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130 Dekan Fakultas
10

Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta


Surabaya, 10 Mei 1960.
8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunanya dalam daftar pustaka.
Contoh : Gunawan, Imam.2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori
& Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

2.3.2.3. Penggunaan Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata


penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk. Contoh : Hari
sudah malam; anakanak masih membaca buku.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa
klausa. Contoh : Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini
adalah: 1. berkewarganegaraan Indonesia; 2. berijazah sarjana S-
1; 3. berbadan sehat; dan 11 4. bersedia ditempatkan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagianbagian
pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda
koma. Contoh : Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana,
dan kaus; pisang, apel, jeruk.

2.3.2.4. Penggunaan Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap


yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh : Untuk kerja bakti ini kita membutuhkan alat-alat seperti
: sabit, cangkul, dan sapu lidi.
2. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Contoh : Mereka
memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
3. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh :
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
11

4. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukan pemerian. Contoh : a. Ketua : Ahmad Wijaya b.
Sekertaris : Siti Aryani c. Bendahara : Aulia Arimbi 4. Tanda titik
dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ibu : “Bawa
koper ini, Nak!” Amir : “Baik, Bu.” Ibu : “Jangan lupa, letakkan
baik-baik!”
5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak
judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam
daftar pustaka.
Contoh : 20 Horison, XLIII, No. 8/2008: 8 Surah Albaqarah: 2-5

2.3.2.5. Penggunaan Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya: Kapan


Hari Pendidikan Nasional diperingati?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenaranya. Misalnya: Di Indonesia terdapat 740 (?)
bahasa daerah.

2.3.2.6. Penggunaan Tanda Seru (!)


1. Tanda seru digunakan pada kalimat seruan atau perintah, baik
perintah keras maupun tidak.
Contoh : Tolong tutup jendala itu!

2.3.2.7. Penggunaan Tanda Hubung (-)


1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang
terpenggal oleh pergantian baris. Contoh : Kini ada cara yang
baru untuk mengukur panas.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
Contoh:  anak-anak berulang-ulang
12

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan


tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf
dalam kata yang dieja satu-satu. Contoh : p-a-n-i-t-i-a
4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian kata atau ungkapan. Contoh : ber-evolusi meng-ukur
bandingkan dengan be-revolusi mengukur
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
1. Se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital
(seIndonesia, se-Jawa Barat); 21
2. Ke-dengan angka (peringkat ke-2);
3. Angka dengan –an (tahun 1950-an);
4. Kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
5. Kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
6. Huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan 13
7. Kata ganti –ku, -mu, dan –nya dengan singkatan yang berupa
huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku). Catatan: Tanda
hubung tidak dipakai di antara huruf dan angka jika tersebut
melambangkan jumlah huruf. Misalnya: P3K (pertolongan
pertama pada kecelakaan).
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: di-
sowan-i (bahasa Jawa, didatangi).
7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang
menjadi objek bahasan. Misalnya: kata pasca- berasal dari
bahasa Sanskerta.

2.3.2.8. Penggunaan Tanda Pisah


1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya: 22 Keberhasilan itu kita sependapat dapat dicapai jika
kita mau berusaha keras.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk mnegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain. Misalnya: Soekarno
atta rokalmator Kemerdekaan diabadikan menjadi nama bandar
udara internasional.
13

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau


tempat yang berarti “sampai dengan” atau “sampai ke.”
Misalnya: Ihklasul sekolah di Barabai dari tahun 2008 – 2020.

2.3.2.9. Penggunaan Tanda Elipsi (…)

1. Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.


2. Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik
empat buah).
3. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog. Misalnya: “Menurut saya... seperti... bagaimana, Bu?”

2.3.2.10. Penggunaan Tanda Petik (“…”)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal


dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contoh :
“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan,
atau penjelasan kata atau ungkapan. Misalnya: tergugat „yang
digugat‟

2.3.2.11. Penggunaan Tanda Kurung ((…))

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan


yang bukan bagian utama kalimat. Misalnya: Keterangan itu (lihat
Tabel 5) menunujukkan arus perkembangan baru pasar dalam
negeri.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang
keberadaanya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya: Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang
digunakan sebagai penanda pemerincian. Misalnya:Faktor produksi
menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga
kerja.
14

2.3.2.12. Penggunaan Tanda Kurung Siku ([...])

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam


kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Misalnya:
Persamaan kedua proses itu (perbedaanya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

2.3.2.13. Penggunaan Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada


kalimat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim. Misalnya: Nomor:7/PK/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta
setiap. Misalnya: mahasiswa/mahasiswi “mahasiswa dan
mahasiswi” buku dan/atau majalah “buku dan majalah atau buku
atau majalah.”

2.3.2.14. Penggunaan Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

1. Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan


bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya: Dia ‘kan kusurati. (‘kan=akan) 7 5-2-‘13 (‘13= 2013).

2.4. Penulisan Huruf


2.4.1. Klasifikasi Penulisan Huruf

2.4.1.1. Huruf Kapital


1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat.
Contoh : Kamu harus belajar sungguh-sungguh.
2. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Kris bertanya, “Kapan Nabil pergi?”
15

3. Huruf kapital dipaka sebagai huruf pertama dalam ungkapan-


ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan.
Contoh : Allah, Tuhan, Yang Maha Kuasa, Islam, Kristen, Hindu,
Budha.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan dan
keturunan yang diikuti nama orang. Contoh : Pangeran Antasari,
Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
Contoh : Kris Jepriadi
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan
Bahasa. Contoh : bangsa Indonesia, suku Banjar, Bahasa Inggris.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama hari, bulan.
Contoh : hari Senin, bulan Agustus,
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan keluarga. Contoh : Kapan Ayah dating?
16
BAB III
ANALISIS KESALAHAN PENERAPAN PUEBI PADA PENULISAN BUKU
“PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI” KARANGAN PUJI
PRIHWANTO TERBITAN TAHU 2017
Pada bab III ini akan diuraikan hasil analisis kesalahan penerapan penggunaan
tanda baca dan penulisan huruf kapital pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti Karangan Puji Prihwanto Terbitan Tahun 2017.

3.1. Analisis Kesalahan Penerapan Penulisan Huruf Kapital pada Buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Terbitan Tahun 2017
Penulis akan menguraikan kesalahan penggunaan tanda baca dan penulisan
huruf kapital pada Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Karangan Puji
Prihwanto Terbitan Tahu 2017.

3.1.1. Kesalahan Penerapan Penulisan Huruf Kapital pada Buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Terbitan Tahun 2017

3.1.1.1. Kesalahan penggunaan huruf kapital dalam teks yang berjudul


Memahami Asmaul Husna Al-Akhir

Kalimat pertama

Asmaul Husna Al-Akhir maksudnya adalah Mahaakhir.

Terdapat kesalahan penulisan pada kata Mahaakhir. Sebenarnya disitu


terdapat dua kata yang harus dipisah dalam penulisannya. Huruf a pada kata
akhir harus dituliskan dalam bentuk kapital. Hal ini dikarenakan konteks kalimat
diatas berbau keagamaan, dimana sesuai kaidah PUEBI bahwa kata-kata yang
berbau keagamaan harus di tulis dalam bentuk kapital.

Perbaikan :

Asmaul Husna Al-Akhir maksudnya adalah Maha Akhir.

17
18

3.1.1.2. Kesalahan pengguanaan huruf kapital dalam teks yang berjudul


Memahami Asmaul Husna Al-Wakil

Kalimat Pertama

Allah swt. memiliki Asmaul Husna Al-Wakil.

Seauai dengan penjelasan pada kasus sebelumnya, bahwasanya setiap


kata yang berbau keagamaan harus di tulis dalam bentuk kapital pada huruf
awal katanya, entah letak kata tersebut di awal, tengah, maupun akhir tetap
harus menggunakan huruf kapital pada awal katanya.

Perbaikan :

Allah SWT. memiliki Asmaul Husna Al-Wakil.

3.1.1.3. Kesalahan penggunaan huruf kapital dalam teks yang berjudul


Perilaku Meyakini Al-Akhir

Kalimat Pertama

a. meyakini bahwa tidak ada yang kekal kecuali Allah.

Setiap kalimat yang di dahului tanda titi (.), maka huruf awal pada
kalimat tersebut haruslah kapital.

Perbaikan :

a. Meyakini bahwa tidak ada yang kekal kecuali Allah.

3.1.1.4. Kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda baca dalam teks yang
berjudul Perilaku Meyakini Al-Wakil

Kalimat pertama

a. menjadi pribadi yang amanah,


19

Seperti penjelasan sebelumnya, bahwasannya setiap awalan kalimat


harus menggunakan huruf kapital. Selain itu penggunaan tanda baca (,) masih
belum tepat. Hal ini dikarenakan kalimat tersebut tidak menyatakan seruan
apapun. Jadi, untuk perbaikan tanda koma (,) diakhir kalimat diganti dengan
tanda (.).

Perbaikan :

a. Menjadi pribadi yang amanah.


20

BAB IV
PENUTUP

4.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam analisis penerapan PUEBI pada buku
pelajaran dapat disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan tanda baca yang terdapat
pada Buku Pendidikan Agma Islam dan Budi Pekerti Terbitan Tahun 2017, yaitu:

1. Kesalahan penggunaan huruf kapital.


2. Kesalahan penggunaan tanda baca.

Penyebab kesalahan penggunaan tanda baca dan nuruf kapital yaitu


karena kurangnya pengetahuan para penulis mengenai penggunaan tanda
baca yang benar berdasarkan PUEBI.

4.2. Saran-saran
4.2.1 Saran untuk pemangku kepentingan

Seharusnya para pemangku kepentingan lebih mempelajari dan


memperdalam lagi pengetahuan tentang penggunaan tanda baca dan huruf
kapital yang benar sesuai dengan penerapan PUEBI, agar kedepanya kesalahan
penulisan bada buku dapat berkurang dan hendaknya tidak ada lagi kesalahan
penulisan pada buku.

4.2.2 Saran untuk pengajar

Untuk para pengajar hendaknya untuk selalu membimbing para penulis


khususnya para mahasiswa dan pelajar yang masih minim pengetahuan
tentang penerapan penulisan tanda baca dan huruf kapital yang baik dan benar
sesuai dengan PUEBI, agar dapat membangun semangat para penulis dan bisa
berkarya lebih baik lagi dari sebelumnya.

4.2.3 Saran untuk para mahasiswa

20
21

Sebaiknya untuk para pelajar dan mahasiswa alangkah lebih baiknya


lagi untuk memperdalam pengetahuan tentang penggunaan tanda baca dan
huruf kapital yang baik dan benar sesuai dengan PUEBI, agar tidak terjadi lagi
kesalahan yang sama ketika membuat sebuah karya-karya lainnya.
22

Daftar Pustaka

Winarialubis. https://winarialubis.wordpress.com/2019/11/29/puebi-pedoman-umum-
ejaan-bahasa-indonesia/

Munnal Hani\'ah. https://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/165133

TIM BIP. https://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/92296

Tim Grasindo. https://webadmin.ipusnas.id/ipusnas/publications/books/69326

Nungki Ardhiah Cahyani. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11423-Full_Text.pdf

Salma Awwabiin. https://penerbitdeepublish.com/tanda-baca/


23

Lampiran

Data 1 Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Berjudul

Memahami Asmaul Husna Al-Akhir


24

Data 2 Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Berjudul

Memahami Asmaul Husna Al-Wakil


25

Data 3 Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Berjudul

Perilaku Meyakini Al-Akhir


26

Data 4 Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Berjudul

Perilaku Meyakini Al-Wakil


27

Data Buku Referensi dan Jurnal Nasional


28

Data 5 Proses Kerja Kelompok Via Zoom


29

Profil Singkat Penulis

Muhammad Nabil Musadik, lahir di Banjarmasin, 28 Maret 2003. Ia


adalah anak pertama dari tiga bersaudara, buah dari pasangan Eddy
Rifani dan Hoyrun Nazmah. Alamat tempat tinggal penulis saat ini
adalah di Jalan Veteran NO.35, RT.007, RW.001, Kelurahan Kuripan,
Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Provinsi
Kalimantan Selatan.

Penulis pernah menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN-SN


Kebun Bunga 4 Kota Banjarmasin, kemudian menempuh pendidikan jenjang pertama di SMP
Negeri 7 Kota Banjarmasin, dan menempuh pendidikan jenjang menengah atas di Madrasah
Aliyah Negeri 2 Kota Banjarmasin. Saat ini penulis tercatat sebagai Mahasiswa Universitas
Lambung Mangkurat pada program studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian,
angkatan 2021.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti oleh penulis selama menjadi siswa di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) adalah ekstrakurikuler PASKIBRA, penulis pernah menjadi Wakil Ketua 1
PASKIBRA pada tahun 2019.

Prestasi yang pernah diraih oleh penulis adalah, anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
(PASKIBRAKA) Kota Banjarmasin tahun 2019.

Motto hidup penulis adalah “syukur dan sabar.”


30

Ihklasul Amal, lahir di Desa Banua Kepayang , 18 Maret 2003,


Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan. Ia
adalah anak kedua dari tiga bersaudara, buah dari pasangan
Zainudin dan Arbainah ini Sekarang tinggal Bersama kedua
Orangtuanya di Desa Banua Kepayang, RT.006, RW.003.

Penulis pernah menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN 2


Banua Kepayang, kemudian menempuh pendidikan jenjang
pertama di MTsN 1 Hulu Sungai Tengah, dan menempuh pendidikan jenjang menengah atas
di Madrasah Aliyah Negeri 4 Hulu Sungai Tengah. Saat ini penulis tercatat sebagai Mahasiswa
Universitas Lambung Mangkurat pada program studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas
Pertanian, angkatan 2021.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti oleh penulis selama menjadi siswa di Madrasah
Aliyah Negeri (MAN) adalah anggota Pramuka MAN 4 Hulu Sungai Tengah, dan pernah
menjadi anggota Osim MAN 4 Hulu Sungai Tengah.

Prestasi yang pernah diraih oleh penulis adalah, pernah menjuarai lomba Pramuka
berkelompok di Pelaihari 2019.

Motto hidup penulis adalah “Selalu ingat dengan niat.”


31

Ravisa Dharma, lahir di Kapul, 25 November 2002. Ia adalah anak


kedua dari dua bersaudara, buah dari pasangan Asrani dan
Udaniyati. Alamat tempat tinggal saat ini adalah di Jalan Tepian,
RT.03, Desa Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Provinsi
Kalimantan Selatan.

Penulis pernah menempuh pendidikan sekolah dasar negeri di SDN


Kapul, kemudian menempuh pendidikan jenjang pertama di SMP
Negeri 1 Halong, dan menempuh pendidikan jenjang menengah atas di SMA Negeri 2 Tanjung.
Saat ini tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat pada program studi
Teknologi Industri Pertanian, angkatan 2021.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti oleh penulis selama menjadi siswa di Sekolah
Menengah Atas tidak ada.

Prestasi yang pernah diraih oleh penulis tidak ada.

Motto hidup penulis adalah ‘’Diamku lebih berarti daripada kata-kata yang tak bermakna”.
32

Nur Sinta Sari, lahir di Tabalong, 29 Oktober 2002. Ia adalah anak


ketiga dari tiga bersaudara, buah dari pasangan Thamrin dan Siti
Zubaidah. Ia sekarang tinggal bersama orang tuanya di Jalan Jendral
Ahmad Yani, RT.16, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Tanjung,
Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.

Penulis pernah menempuh pendidikan sekolah dasar negeri di SDN


6 Tanjung, kemudian menempuh pendidikan jenjang menengah
pertama di MTs Negeri 1 Tabalong, dan menempuh pendidikan jenjang menengah atas di
SMA Negeri 1 Tanjung. Saat ini penulis tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Lambung
Mangkurat pada program studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian, angkatan
2021.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti oleh penulis selama menjadi siswi di Sekolah
Menengah Atas tidak ada.

Prestasi yang pernah diraih oleh penulis tidak ada.

Motto hidup penulis adalah “Masih banyak yang lebih susah hidupnya, senyumlah syukuri
hidupmu”
33

Kris Jepriadi, lahir di Ampah, 12 Maret 2001. Ia adalah anak kedua


dari dua bersaudara, buah dari pasangan Junaidi dan Suaniati. Ia
sekarang tinggal bersama orang tuanya di Desa Moloh, RT.037,
RW.011, Kabupaten Barito Timur , Provinsi Kalimantan Tengah.

Penulis pernah menempuh pendidikan sekolah dasar negeri di SDN


1 Ampah, kemudian menempuh pendidikan sekolah menengah
pertama di SMP Negeri 1 Dusun Tengah, dan menempuh
pendidikan tingkat kejuruan di SMK Negeri 1 Raren Batuah. Saat ini penulis tercatat sebagai
mahasiwa Universita Lambung Mangkurat pada program studi Teknologi Industri pertanian,
angkatan 2021.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti oleh penulis selama menjadi siswa di Sekolah
Menengah Atas tidak ada.

Prestasi yang pernah diraih oleh penulis tidak ada.

Motto hidup penulis adalah “Jangan pernah menyerah sebelum mencoba hal baru”.

Anda mungkin juga menyukai