Anda di halaman 1dari 36

ANALLISIS PENERAPAN PUEBI PADA MEDIA CETAK “MAJALAH BOBO“

DAN “KORAN BANJARMASIN POST”

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wajib Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu Suparti, M.Pd dan Isno Wahyono, M.Pd

Oleh
Kelompok 10

Amelia Trisnadevi 2010516220002


Crysanti Restu Nanda Pertiwi 2010516220005
Fathya Nurazizah Rahmah 2010516220018
Gina Amelia Putri 2010516220008

Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia


Universitas Lambung Mangkurat
Fakultas Pertanian
Program Studi Teknologi Industri Pertanian
2020
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.

Makalah ANALLISIS PENERAPAN PUEBI PADA MEDIA CETAK “MAJALAH BOBO“


DAN “KORAN BANJARMASIN POST” ini disusun dengan maksud memenuhi tugas Mata
Kuliah Wajib Umum Bahasa Indonesia

Penulisan makalah ini dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan

2. Suparti, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Wajib Umum Bahasa
Indonesia yang telah memberikan petunjuk dan pengarahan dalam pembuatan
makalah ini

3. Teman-teman yang turut membantu dalam penyusunan dan penyelesaian


makalah ini.

4. Pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang telah
membantu kelancaran pembuatan penyelesaian makalah ini.

Makalah ini masih terdapat kekurangannya. Oleh sebab itu, penulis


mengharapkan kritik dan saran agar dapat lebih baik lagi dalam menyusun makalah.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada prenyusun dan
pembaca mengenai penggunaan tanda baca yang benar berdasarkan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
Banjarbaru, 5 November 2020

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah................................................................................................... 2
1.4. Metode Penulisan..................................................................................................... 3
1.4.1. Pengertian Metode Penulisan ............................................................................. 3
1.4.2. Tahapan Metode Penulisan ................................................................................ 4
1.5. Maksud dan Tujuan .............................................................................................. 5
1.5.1. Tujuan Umum .................................................................................................... 5
1.5.2 Tujuan Khusus ..................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
ACUAN TEORI....................................................................................................................... 6
2.1. Analisis Kesalahan .................................................................................................... 6
2.2. Pengertian PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) ................................... 6
2.3. Tanda Baca ............................................................................................................... 7
2.2.1. Definisi Tanda Baca ............................................................................................ 7
2.2.2. Klasifikasi Tanda Baca.................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................ 19
PENERAPAN PUEBI PADA MAJALAH BOBO EDISI 33 TAHUN XLII TERBITAN KAMIS 20
NOVEMBER 2014 DAN KORAN BANJARMASIN POST TERBITAN SABTU 18 APRIL 2009 ........ 19
3.1. Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Majalah Bobo Edisi 33 Tahun
XLII Terbitan Kamis, 20 November 2014 dan Koran Banjarmasin Post Terbitan Sabtu, 18
April 2009 ...................................................................................................................... 19
3.1.1. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Majalah Bobo Edisi 33 Tahun XLII
Terbitan Kamis 20 November 2014 ............................................................................. 19

ii
3.1.2. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Koran Banjarmasin Post Terbitan
Sabtu, 18 April 2009 ................................................................................................... 22
BAB IV ................................................................................................................................ 25
PENUTUP ........................................................................................................................... 25
4.1. Simpulan ............................................................................................................ 25
4.2. Saran–saran ........................................................................................................ 25
4.2.1. Saran untuk penulis media cetak ................................................................. 25
4.2.2. Saran untuk pembaca ................................................................................. 25
4.2.3. Pelajar dan mahasiswa ................................................................................ 26
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 27
Lampiran............................................................................................................................ 28

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ada dua media komunikasi yang berfungsi sebagai alat penyampai


informasi yakni, media cetak dan media elektronik. Masyarakat dapat
memperoleh informasi dari media elektronik, antara lain, melalui radio dan
televisi. Informasi dari media cetak dapat diperoleh masyarakat, antara lain
melalui majalah dan surat kabar. Surat kabar sebagai media cetak sangat
berarti dalam kehidupan masyarakat. Surat kabar merupakan jembatan untuk
menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat baik informasi lokal,
nasional, maupun internasional. Tanpa adanya informasi, masyarakat tidak bisa
berinteraksi dengan dunia luar. Masyarakat tidak akan mengetahui
perkembangan kehidupan yang terjadi di sekitarnya dan dunia luar tanpa
informasi.
Setiap media cetak menerapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI). Pedoman ini merupakan edisi keempat berdsarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tanggal
26 November 2016. PUEBI memberikan salah satu dari beberapa pedoman
yang ada, yaitu penggunaan tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi
bahasan yang sangat penting, karena setiap media cetak membutuhkan tanda
baca.
Pada beberapa media cetak sering kali ditemukan kesalahan dalam
penerapan PUEBI seperti pemakaian atau penulisan huruf, penulisan kata,
unsur serapan dan tanda baca. Sebagian besar pembaca tidak menyadarai
adanya kesalahan-kesalahan tersebut dikarena kurangnya pengetahuan
mengenai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Pada kesalahan
penggunaan tanda baca dianggap bukan suatu masalah bagi beberapa penerbit
surat kabar namun, sebaiknya surat kabar harus memenuhi pedoman yang
2

telah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk


menyempurnakan hasil berita yang ditulis pada surat kabar.
Dengan merujuk masalah yang dikemukakan sebelumnya penelitian akan
fokus pada masalah kesalahan penggunaan penggunaan tanda baca pada
media cetak. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti akan melakukan
penelitian, dengan judul “Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Berbasis
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) pada surat kabar Banjarmasin
post terbitan Sabtu 18 April 2009, dan Majalah Bobo Edisi 33 Tahun XLII terbit
Kamis, 20 November 2014.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan


sebagai berikut.
1) Apa pengertian tanda baca?
2) Bagaimana penerapan tanda baca pada surat kabar Banjarmasin Post
terbitan Sabtu 18 April 2009, dan pada Majalah Bobo Edisi 33 Tahun XLII
terbit Kamis, 20 November 2014?
3) Apa akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca?
4) Apa solusi terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda baca?

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas penelitian ini, memfokuskan


pada kesalahan penggunaan tanda baca titik (.), koma (,), tanya (?), seru (!),
elipsis (…) berbasis pada PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) pada
surat kabar Banjarmasin Post terbitan Sabtu 18 April 2009 dan pada Majalah
Bobo Edisi 33 Tahun XLII terbit Kamis, 20 November 2014.
Alasan pembatasan masalah tersebut adalah terbatasnya waktu, tenaga,
dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki.
3

1.4. Metode Penulisan

1.4.1. Pengertian Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi


adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu
informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Pelopor analisis isi
adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu
mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi
interpretasi. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk
komunikasi. Baik surat kabar, majalah, berita radio, iklan televisi maupun
semua bahan-bahan dokumentasi yang lain.
Analisis isi tidak dapat diberlakukan pada semua penelitian sosial.
Analisis isi dapat dipergunakan jika memiliki syarat berikut.

 Data yang tersedia sebagian besar terdiri dari bahan-bahan yang


terdokumentasi (buku, surat kabar, majalah, pita rekaman,
naskah/manuscript).
 Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang
menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data
tersebut.
 Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan/data-
data yang dikumpulkannya karena sebagian dokumentasi tersebut
bersifat sangat khas/spesifik.

Analisis isi memiliki tujuan sebagai berikut:


1. Menggambarkan Karakteristik Pesan
Analisis isi banyak dipakai untuk menggambarkan karakteristik isi dari
suatu pesan.
4

2. Menarik Kesimpulan Penyebab Dari Suatu Pesan.


Analisis isi tidak hanya dapat dipakai untuk melihat gambaran suatu
pesan. Analisis isi juga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan penyebab
dari suatu pesan. Dalam analisis isi yang menjadi fokus disini tidak deskripsi
dari pesan, tetapi menjawab pertanyaan mengapa pesan “isi” muncul dalam
bentuk tertentu.

1.4.2. Tahapan Metode Penulisan

Sebagai metode yang sistematis, analisis isi mengikuti suatu proses


tertentu. Tahapan analisis proses analisis isi adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan analisis apa yang ingin diketahui lewat analisis


isi, hal-hal apa saja yang menjadi masalah penelitian dan ingin
dijawab lewat analisis isi.
2. Merumuskan konsep.
3. Kumpulkan beberapa topik teks berita atau cerpen, pada media
cetak.
4. Mulai mencari kesalahan pada tanda baca.
5. Setelah kita dapat kesalahannya pada teks kita lakukan penulisan
yang benar.
6. Kemudian masukkan hasil analisis yang sudah di dapatkan.
5

1.5. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1.5.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah mendeskripsikan


kesalahan penggunaan tanda baca yang tidak sesuai PUEBI pada media
cetak.

1.5.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah menganalisis


kesalahan penggunaan tanda baca yang tidak sesuai PUEBI pada media
cetak.
6

BAB II
ACUAN TEORI

2.1. Analisis Kesalahan

Menurut Tarigan (2011:57-60), analisis kesalahan adalah suatu prosedur


kerja yang biasanya digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi
pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalah yang terdapat dalam sampel,
penjelasan kesalahan tersebut, pengklarifikasian kesalahan itu berdasarkan
penyebabnya serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan itu,
pengkajian segala aspek kesalahan.
Sedangkan menurut Duskopa dan Rosaipal dalam Farhani (2015:6-7),
“Analisis kesalahan juga harus dapat menganalisis sumber kesalahan dan
penetuan tingkat kekacauan yang disebabkan oleh kesalahan dalam hubungan
dengan komnikasi dan norma-norma pemakaian.” Lain halnya menurut Crystal
dalam Khairani (2012:8), analisis kesalahan adalah sebuah teknik untuk
mengidentifikasi sistematis kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
kesalahan adalah ilmu yang mempelajari tentang sebuah hal dengan melihat
kesalahannya, dari kesalahan tersebutlah dapat ditarik kesimpulan tertentu yang
dapat digunakan peneliti dalam pengambilan data yang ada.

2.2. Pengertian PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

Menurut Ariyanti(2019:12), “PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia) adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya)
dengan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis yang harus memperhatikan
pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata.”

Sedangkan menurut Mutriani dkk (2018:9), “EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)


adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa
7

Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian huruf, penullisan kata, penulisan
unsur serapan, serta penggunaan tanda baca.”

Lain halnya menurut Mulyadi (2017:1) “EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)


merupakan sistim ejaan kelima yang digunakan dalam bahasa Indonesia.”

Berdasarkan pengertian PUEBI yang diungkapkan oleh para ahli diata,


dapat disimpulkan bahwa PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
adalah sistim yang mengatur tentang ejaan yang menggantikan ejaan terdahulu
yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dengan memperhatikan penggunaan
huruf, penulisan kata, serta pemakaian tanda baca.

2.3. Tanda Baca

2.2.1. Definisi Tanda Baca

Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistim ejaan seperti
titik, koma, titik dua (KBBI V 2016). Sedangkan menurut Puspitasari (2014:
11), “Tanda baca berfungsi menuntun pembaca untuk memahami bagian
bagian dari kalimat. Tanda baca merupakan tanda-tanda yang digunakan
dalam tulisan seperti titik, koma, titik dua, titik koma, tanda hubung,
tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda
petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan
tanda penyingkat. Tanda baca digunakan untuk mempermudah dalam
memahami bagian-bagian dari kalimat sehingga mempermudah
pemahaman pembaca.”

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa tanda


baca adalah penggunaan tanda-tanda yang digunakan untuk
mempermudah pembaca memahami isi pada sebuah teks.
8

2.2.2. Klasifikasi Tanda Baca

2.2.2.1. Tanda Titik (.)

Menurut Sungguh (2016: 39-43) kaidah-kaidah penulisan tanda


koma sebagai berikut.

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu


pemerincian atau pembilangan. Misalnya: Satu, dua, ...tiga!
2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti
tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk
(setara). Misalnya: Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah
saya.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya. Misalnya: Kalau diundang,
saya akan datang.

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului


anak kalimat. Misalnya: Saya akan datang kalau diundang.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan


penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi,
dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun
demikian. Misalnya: 16 Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh
karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru,
seperti o,ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai
sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. Misalnya: O,
begitu? Dia baik sekali, Bu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata nenek saya,
“Kita harus berbagi dalam hidup ini.” catatan: Tanda koma
9

tidak dipakaiuntuk memisahkan petikan langsung yang


berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru
dari bagian lain yang mengikutinya. Misalnya: “Di mana
Saudara tinggal?” tanya Pak Lurah.
7. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b)
bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan. Misalnya:

Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18,


Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130
Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960.

8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang


dibalik susunanya dalam daftar pustaka. Misalnya:

Gunawan, Imam.2014. Metode Penelitian Kualitatif Teori &


Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan


kaki atau catatan akhir. Misalnya: As‟ad Sungguh, Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Pembentukan Istilah,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), hlm 8-15

10. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan singkatan gelar
akademisi yang mengikutinya untuk memebdakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B.
Ratulangi, S.E. catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A.
dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).
10

11. Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara


rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya:
12,5 m Rp500,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan


atau keterangan aposisi. Misalnya: Di daerah kami, misalnya,
masih banyak bahan tambang yang belum diolah.

13. Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang


terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah
baca/salah pengertian. Misalnya: Atas perhatian Saudara,
kami ucapkan terima kasih. 18

Bandingkan dengan:

Atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

2.2.2.3. Tanda Titik Koma (;)

Menurut PUEBI (2016: 44-45) kaidah penulisan tanda titik


koma (;) ada tiga, yaitu:

1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata


penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang
satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat
majemuk. Misalnya: Hari sudah malam; anakanak masih
membaca buku.
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang
berupa klausa. Misalnya:

Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah:

1. berkewarganegaraan Indonesia;
2. berijazah sarjana S-1;
3. berbadan sehat; dan
11

4. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara


Kesatuan Republik Indonesia.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-
bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah
menggunakan tanda koma. Misalnya: Ibu membeli buku,
pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel,
jeruk.

2.2.2.4. Tanda Titik Dua (:)

Menurut PUEBI (2016: 45-47) kaidah penulisan tanda titik koma (;)
ada lima, yaitu:

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap


yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Misalnya: Mereka
memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan
itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian. Misalnya: a. Ketua : Ahmad Wijaya
b. Sekertaris : Siti Aryani c. Bendahara : Aulia Arimbi
4. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Misalnya: Ibu :
“Bawa koper ini, Nak!” Amir : “Baik, Bu.” Ibu : “Jangan lupa,
letakkan baik-baik!”
5. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan
halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan
anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit
dalam daftar pustaka.

Misalnya: 20 Horison, XLIII, No. 8/2008: 8 Surah Albaqarah: 2-5


12

2.2.2.5. Tanda Hubung (-)

Menurut PUEBI (2016: 47-49) kaidah penulisan tanda titik koma (;)
ada tujuh, yaitu:

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang


terpenggal oleh pergantian baris. Misalnya: Kini ada cara
yang baru untuk mengukur panas.
2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata
ulang. Misalnya:
 anak-anak
 berulang-ulang
3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan,
dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung
huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a
4. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian kata atau ungkapan. Misalnya:

ber-evolusi meng-ukur bandingkan dengan be-revolusi me-


ngukur

5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai


1. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital (seIndonesia, se-Jawa Barat); 21
2. ke-dengan angka (peringkat ke-2);
3. angka dengan –an (tahun 1950-an);
4. kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf
kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
5. kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas
rahmat-Mu);
6. huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
13

7. kata ganti –ku, -mu, dan –nya dengan singkatan yang


berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan: Tanda hubung tidak dipakai di antara huruf dan


angka jika tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya: P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan).

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa


Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya: di-sowan-i (bahasa Jawa, didatangi)

7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat


yang menjadi objek bahasan. Misalnya: kata pasca- berasal
dari bahasa Sanskerta.

2.2.2.6. Tanda Pisah (-)

Menurut Sungguh (2016: 48) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan


kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat. Misalnya: 22 Keberhasilan itu kita sependapat
dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk mnegaskan adanya
keterangan aposisi atau keterangan yang lain. Misalnya:
Soekarno atta rokalmator Kemerdekaan diabadikan
menjadi nama bandar udara internasional.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau
tempat yang berarti “sampai dengan” atau “sampai ke.”
Misalnya: tahun 2013.
14

2.2.2.7. Tanda Tanya (?)

Menurut Sungguh (2016: 49) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya:


Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang
kurang dapat dibuktikan kebenaranya. Misalnya: Di
Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

2.2.2.8. Tanda Seru (!)

Menurut Sungguh (2016: 49) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu: 23 Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi
yang kuat. Misalnya:

Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!

Merdeka!

2.2.2.9. Tanda Elipsis (...)

Menurut Sungguh (2016: 49) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:

Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam susunan


kalimat atu kutipan ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: ...., lain
lubuk lain ikannya.

catatan:

1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.


15

2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik


(jumlah titik empat buah).
3) Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak
selesai dalam dialog. Misalnya: “Menurut saya... seperti...
bagaimana, Bu?”

2.2.2.10. Tanda Petik (“...”)

Menurut Sungguh (2016: 49-51) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung


yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan
tertulis lain. Misalnya: “Merdeka atau mati!” seru Bung
omo dalam pidatonya.
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film,
sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat. Misalnya: erhatikan “ emakaian anda
Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang
kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya: “ etikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

2.2.2.11. Tanda Petik unggal („...‟)

Menurut Sungguh (2016: 51) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:
1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang
terdapat dalam petikan lain. Misalnya: anya dia, “Kaudengar
bunyi „kringkring‟ tadi?”
16

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna,


terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan. Misalnya:
tergugat „yang digugat‟

2.2.2.12. Tanda Kurung ((...))

Menurut Sungguh (2016: 52) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan


keterangan atau penjelasan. Misalnya: Lokakarya
(workshop) itu diadakan di Manado.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjlasan yang bukan bagian utama kalimat. Misalnya:
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunujukkan arus
perkembangan baru pasar dalam negeri.
3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata
yang keberadaanya di dalam teks dapat dimunculkan atau
dihilangkan. Misalnya: Pesepak bola kenamaan itu berasal
dari (Kota) Padang.
4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka
yang digunakan sebagai penanda pemerincian.
Misalnya:Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b)
biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.

2.2.2.13. Tanda Kurung Siku ([...])

Menurut Sungguh (2016: 53) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:
1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai korteksi atau tambahan atas
kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis
17

orang lain. Misalnya: Sang Sapurba men [d]engar bunyi


gemerisik.
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam
kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya: Persamaan kedua proses itu (perbedaanya
dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu
dibentangkan di sini.

2.2.2.14. Tanda Garis Miring (/)

Menurut Sungguh (2016: 53) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:
1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada
kalimat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwim. Misalnya: Nomor:7/PK/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan,
atau, serta setiap. Misalnya: mahasiswa/mahasiswi
“mahasiswa dan mahasiswi” buku dan/atau majalah “buku
dan majalah atau buku atau majalah.”
3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata,
atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas
kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis
orang lain. Misalnya: Dia sedang menyelesaikan /h/
utangnya di bank.

2.2.2.15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Menurut Sungguh (2016: 54) kaidah penulisan tanda pisah ada


tiga, yaitu:
18

Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan


bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
Misalnya:

Dia ‘kan kusurati. (‘kan=akan)

7 5-2-‘13 (‘13= 2013)


19

BAB III
PENERAPAN PUEBI PADA MAJALAH BOBO EDISI 33 TAHUN XLII
TERBITAN KAMIS 20 NOVEMBER 2014 DAN KORAN BANJARMASIN
POST TERBITAN SABTU 18 APRIL 2009

Pada bab III ini akan diuraikan hasil analisis kesalahan penerapan tanda
baca pada Majalah Bobo Edisi 33 Tahun XLII Terbitan Kamis, 20 November 2014
dan Koran Banjarmasin Post Terbitan Sabtu, 18 April 2009.

3.1. Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Majalah Bobo Edisi 33
Tahun XLII Terbitan Kamis, 20 November 2014 dan Koran Banjarmasin
Post Terbitan Sabtu, 18 April 2009

Penulis akan menguraikan kesalahan pada penggunaan tanda baca pada


Majalah Bobo Bobo Edisi 33 Tahun XLII Terbitan Kamis, 20 November 2014 dan
Koran Koran Banjarmasin Post Terbitan Sabtu, 18 April 2009.

3.1.1. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Majalah Bobo Edisi 33


Tahun XLII Terbitan Kamis 20 November 2014

3.1.1.1. Kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks yang


berjudul Labu Super Berat
Kalimat pertama

Maksudnya, bukan lomba membuat kereta labu seperti keretanya Cinderella, lo.

Seharusnya setelah kata Cinderella tidak perlu


menggunakan tanda koma, karena tanda koma digunakan untuk
memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Kata Cinderella termasuk induk kalimat sedangkan kata lo adalah
anak kalimat.
20

3.1.1.2. Kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks yang


berjudul Kol Super Besar
Kalimat ke tiga

Ini, foto kol terbesar di dunia.

Seharusya setelah kata ini tidak perlu menggunakan tanda

koma, karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak


kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Kata ini termasuk
induk kalimat sedangkan kata foto adalah anak kalimat.

3.1.1.3. Kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks yang


berjudul Daun Paling Lebar

Kalimat Pertama

Teratai nyiru adalah tanaman yang daunnya paling lebar di dunia…

Seharusnya setelah kata dunia tidak perlu menggunakan


tanda elipsis, karena tanda elipsis dipakai untuk menunjukan
bahwa dalam kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan,
dan tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sesuai
dalam dialog.

Kalimat diatas termasuk sebuah kalimat pernyataan, maka


kesalahan penggunaan tanda elipsis setelah kata dunia pada
kalimat dalam tabel diatas dapat digantikan dengan tanda titik,
karena tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.
21

3.1.1.4. Kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks yang


berjudul Pohon Super Cepat
Kalimat ke 2

Naaa… ini nih pohon yang tumbuhnya super cepat dibanding tanaman lain.

Seharusnya pada kata Naaa tidak perlu menggunakan tanda


elipsis karena tanda elipsis dipakai untuk menunjukan bahwa dalam
kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, dan tanda elipsis
dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sesuai dalam dialog.

Kalimat diatas termasuk sebuah kalimat pernyataan, maka


kesalahan penggunaan tanda elipsis setelah kata Naaa pada kalimat
dalam tabel diatas dapat digantikan dengan tanda koma, karena
tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang
mendahului induk kalimatnya. Kata Naaa termasuk induk kalimat
sedangkan kata ini adalah sebagai anak kalimat.

3.1.1.5. Kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks yang


berjudul Meliat Ulat Jadi Kupu-Kupu
Kalimat ke 2

Eit… hati-hati ya! Jangan sampai kena kulit, nanti bisa gatal.

Seharusnya pada kata Eit… tidak perlu ditambahkan tanda


elipsis karena tanda elipsis dipakai untuk menunjukan bahwa
dalam kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, dan
tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak sesuai
dalam dialog.

kalimat dalam tabel diatas dapat digantikan dengan tanda


koma, karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak
kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Kata Eit… termasuk
induk kalimat sedangkan kata ini adalah sebagai anak kalimat.
22

3.1.1.6. Kesalahan penggunaan tanda baca dalam teks yang


berjudul Melihat Ulat Jadi Kupu-Kupu
Paragraf 8

Nah, sesudah kupu-kupu itu lahir, dia akan senang sekali jika bisa terbang di alam
bebas, Jadi,

Seharusnya setelah kata bebas tidak menggunakan tanda


koma karena tanda koma digunakan untuk memisahkan anak
kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Setelah kata bebas
seharusnya menggunakan tanda titik, karena tadna titik digunakan
pada akhir kallimat.

3.1.2. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca pada Koran Banjarmasin Post


Terbitan Sabtu, 18 April 2009

3.1.2.1. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam teks yang


berjudul McLaren Dipersenjatai Diffuser Baru
Paragraf ke 3

Terlihat, MP4-23 kin dihiasi sayap kecil dibawah crash structure dan
dibagian tengah atas diffuser yang agak menjorok ke dalam.

Seharusya setelah kata Terlihat tidak perlu


menggunakan tanda koma, karena tanda koma dipakai sebelum
kata penghubung. Kesalahan penggunaan tanda baca diatas
dapat diperbaiki dengan cara langsung menuliskan kalimat
tersebut tanpa menggunakan tanda koma.
Perbaikan: Terlihat MP4-23 kin dihiasi sayap kecil
dibawah crash structure dan dibagian tengah atas diffuser yang
agak menjorok ke dalam.
23

Paragraf ke-6

Yang jelas, perubahan pada diffuser menuntut McLaren untuk


melakukan perubahan lain misalnya pada crash structure dan
supensi belakang, serta komponen-komponen aerodinamis seperti
sayap depan dan bargeboards.

Seharusnya setelah kata misalnya perlu menggunakan


tanda koma, karena tanda koma dipakai untuk memisahkan
anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Perbaikan: Yang jelas, perubahan pada diffuser
menuntut McLaren untuk melakukan perubahan lain misalnya,
pada crash structure dan supensi belakang, serta komponen-
komponen aerodinamis seperti sayap depan dan bargeboards.
24

3.1.2.2. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam teks yang berjudul


Button Kuasai Latihan Bebas
Paragraf ke 4

Dan, saya punya feeling mereka akan semakin mendekati kami.

Seharusnya setelah kata Dan tidak perlu menggunakan


tanda koma, karena tanda koma dipakai sebelum kata
penghubung.

Perbaikan: Dan saya punya feeling mereka akan semakin


mendekati kami.
25

BAB IV
PENUTUP

4.1. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam analisis penerapan PUEBI


pada media cetak dapat disimpulkan bahwa kesalahan penggunaan tanda
baca yang terdapat pada surat kabar Banjarmasin post terbitan Sabtu 18
April 2009, dan Majalah Bobo Edisi 33 Tahun XLII terbit Kamis 20
November 2014, yaitu:
1. Kesalahaan penggunaantanda titik
2. Kesalahan penggunaan tanda koma
3. Kesalahan penggunaan tanda elipsis

Penyebab kesalahan penggunaan tanda baca yaitu karena


kurangnya pengetahuan para penulis mengenai penggunaan tanda baca
yang benar berdasarkan PUEBI

4.2. Saran–saran

4.2.1. Saran untuk penulis media cetak


Seharusnya para penulis media cetak lebih memperdalam
lagi pengetahuan tetang penggunaan tanda baa yang benar
sesuai dengan PUEBI, agar kesalahan pada media cetak dapat
berkurang dan diharapkan tidak ada lagi kesalahan saat
penulisan media cetak.

4.2.2. Saran untuk pembaca

Saran untuk para pembaca berikan kritik dan saran yang


membangun untuk penulis, agar membangun semangat
penulis dan bisa berkarya lebih baik lagi.
26

4.2.3. Pelajar dan mahasiswa

Sebaiknya para pelajar dan mahasiswa lebih


memperdalam lagi pengetahuan tetang penggunaan tanda
baca yang benar sesuai dengan PUEBI, agar tidak terjadi
kesalahan ketika membuat karya tulis.
27

Daftar Pustaka
Ani. Super Flora. Jakarta: Gramedia, 2014.

Ariyanti. "Pengertian PUEBI." Ariyanti. Jakarta: Gramedia, 2019. 12.

Deny. "Button Kuasai Latihan Bebas." https://issuu.com/deny_bpost/docs/bp20090418.


Banjarmasin: issuu, 2008. 10.

.McLaren Dipersenjatai Diffuser Baru. Banjarmasin: Banjarmasin Post, 2009.

Pipit. Majalah Bobo "Melihat Ulat Jadi Kupu". Jakarta: Gramedia, 2014.

Tarigan. Tarigan. Pengertian Analisis Kesalahan. Jakarta: Gramedia, 2011. 57-60.

Yunus, Syarif. "Penggunaan EYD dalam Penulisan Surat". Jakarta:


www.kompasiana.com., 2012.
28

Lampiran

Data 1 Majalah Bobo Berjudul Melihat Ulat Jadi Kupu-kupu


29

Data 2 Majalah Bobo Berjudul Super Flora


30
31

Data 3 Koran Banjarmasin Post Terbitan Sabtu, 18 April 2009


32

Profil Singkat Penulis

Crysanti Restu Nanda Pertiwi, lahir di Banjarbaru, 10


September 2001. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara,
buah dari pasangan Mahri dan Kristina Mawan. Alamat
tempat tinggal penulis saat ini adalah di Desa Kalamus,
RT.02, Kecamatan Paku, Kabupaten Barito Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah.

Penulis pernah menempuh pendidikan sekolah dasar negeri


di SDN Banjarbaru Utara 7, kemudian menempuh pendidikan jenjang pertama di SMP
Negeri 2 PAKU, dan menempuh pendidikan tingkat kejuruan di SMK Negeri PAKU. Saat
ini penulis tercatat sebagai Mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat pada program
studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian, angkatan 2020.

Pengalaman organisasi yang pernah diikuti oleh penulis selama menjadi siswi di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), penulis pernah
menjadi Sekretaris OSIS pada tahun 2017 dan menjadi Ketua OSIS pada tahun 2019.

Prestasi yang pernah diraih oleh penulis adalah, Juara 2 Semaphore Kemah Bakti SMK
Se-Kabupaten Barito Timur Tahun 2017, Juara 1 Pentas Seni Kemah Bakti SMK Se-
Kabupaten Barito Timur Tahun 2017, Juara 3 Lomba Penyuluhan Bahaya NAPZA dan
HIV/AIDS Terhadap Remaja Se-Kabupaten Barito Timur Tahun 2018. Juara 2 Pentas Seni
Kemah Bakti Se-Kabupaten Barito Timur Tahun 2019, Juara 3 Olympiade Kepahlawanan
Se-Kabupaten Barito Timur Tahun 2019, Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Se-
Kabupaten Barito Timur Tahun 2020.

Motto hidup penulis adalah “Terus berusaha dan kuatkan doa, karena hasil tidak pernah
mengkhianati usaha yang diiringi doa.”

Anda mungkin juga menyukai