Hadits Tarbawi
Hadits Tarbawi
PELESTARIAN LINGKUNGAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Tiara Noor Amalia : 190101070367
2. Shofia Aspihani : 190101070365
3. Norlina Sari : 190101070072
0
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa kami
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai wujud rasa cinta dan hormat
kami kepada beliau yang telah berjasa dalam mengembangkan agama islam.
Berikut ini kami selaku penulis mempersembahkan sebuah makalah
dengan judul ”Pelestarian Lingkungan” yang Insyaallah akan memberikan
manfaat.
Kami menyadari bahwasanya terdapat banyak kekurangan dalam makalah
yang kami susun ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak untuk kepentingan dan kemajuan ilmu
pengetahuan ini. Demikian yang dapat kami paparkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... 1
DAFTAR ISI .................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Lingkungan Menurut Al-Qur’an dan Hadits .................. 5
B. Hadits yang Berkaitan dengan Pelestarian Lingkungan. . 6
C. Keterkaitan Kandungan Hadits........................................13
D. Penerapan Hadits Tentang Menjaga Kelestarian Alam
dalam Kehidupan Sehari- Hari
.........................................................................................
14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta diciptakan Allah dengan sedemikian rupa dengan
kesempurnaannya. Untuk mengatur kelangsungan kehidupan makhluk Nya
dimuka bumi, allah telah memberikan kepercayaan kepada manusia sebagai
khalifah dimuka bumi untuk menjaga dan, memakmurkan serta mengelola ala
mini dengan cara yang baik dan bijak. Orang yang merusak lingkungan yusuf
qardawi mengutip dari nadjamuddin ramly dianggap telah menodai substansi
manusia sebagai khalifah dimuka bumi.1 Dalam Q.S Hud : 61 Allah
berfirman:
صاحِلًا ۚ قَ َال يَا َق ْوِم ْاعبُ ُدوا اللَّهَ َما لَ ُك ْم ِم ْن إِٰلٍَه َغْي ُرهُ ۖ ُه َو أَنْ َشأَ ُك ْم ِم َن
َ اه ْم
ُ َخ َ َُوإِىَل ٰ مَث
َ ود أ
ِ ض واسَتعمر ُكم فِيها فَاسَت ْغ ِفروه مُثَّ تُوبواِلَي ِه ۚ إِ َّن ريِّب قَ ِر
يب
ٌ يب جُم
ٌ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ ِ اأْل َْر
“Hai kaumku, sembahlah allah, sekali kali tidak ada bagimu tuhan selain
dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi ( tanah ) dan menjadikan kamu
sebagai pemakmurnya, kemudian bertobatlah kepadanya, sesungguhnya
tuhanku amat dekat rahmat nya, lagi memperkenankan doa nya.”
Maka dalam ayat tersebut manusia diperintahkan untuk
memakmurkan bumi, karena manusia lah yang lebih memiliki potensi untuk
diberi amanah tersebut dinbandingkan makhluk allah yang lainnya. Apabila
manusia menjalankan amanah untuk melestarikan lingkungan secara benar
dan sesuai aturan allah maka kehidupan dibumi akan menjadi tentram dan
damai.
Lingkungan adalah segala yang mempengaruhi pertumbuhan manusia
dan hewan. Sedangkan lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada
disekeliling makhluk hidup dan organisme yang mempunyai pengaruh timbal
balik terhadap makhluk hidup tersebut. Upaya pelestarian lingkungan artinya
menjaga keberadaan lingkungan tetap selama lama nya dan tidak berubah.
1
Nadjamuddin Ramly, Islam Ramah Lingkungan, Konsep Dan Strategi Islam Dalam Pengelolaan,
(Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2007), h. 205.
3
Dengan melakukan perbuatan yang sewenagn wenang terhadap lingkungan
dengan cara mengekploitasinya tanpa memperhatikan akibatnya jelas
bertentangan dengan hkuukm islam.
Upaya pelestarian lingkungan ini mendapat perhatian serius dari nabi
Muhammad saw. Seperti hadits tentang menghidupkan bumi yang mati,
menananm pohon atau reboisasi dan hadits tentang larangan membuang hajat
sembarangan.2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana lingkungan menurut Al-Qur’an dan Hadits ?
2. Apa Hadits yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan ?
3. Bagaimana keterkaitan kandungan Hadits ?
4. Bagaimana penerapan Hadits tentang menjaga kelestarian alam dalam
kehidupan kehari- Hari ?
C. Tujuan
1. Mengetahui lingkungan menurut Al-Qur’an dan Hadits.
2. Mengetahui Hadits yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan.
3. Mengetahui keterkaitan kandungan Hadits.
4. Mengetahui penerapan Hadits tentang menjaga kelestarian alam dalam
kehidupan kehari- Hari.
BAB II
2
Mukhlisin, Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Dalam Prespektif Islam,( Yogyakarta: Elsaq
Press, 2011), h. 205
4
PEMBAHASAN
5
timbal balik antara dirinya dengan social, namun sebgai nmanusia saat ini
bahkan tidak hanya saat ini semenjak orang orang terdahulu sudah mulai dari
mereka merusak alam dan tidak menjaga kelestarian akan alam yang
diamanahi sebagai tanggung jawabnya sebagai manusia sekaligus khalipah
dimuka bumi ini. Dalam QS Al- Ahzab : 72
ِ ض و ا جْلِ ب ِ ْ إِ نَّا َع َر
َ ال فَ أ ََب نْي َ َ ِ الس َم َاو ات َو ا أْل َ ْر
َّ ض نَ ا ا أْل َ َم انَةَ َع لَ ى
وم ا َج ُه و اًل
ً ُان ظَ ل ُ َش َف ْق َن ِم ْن َه ا َو مَحَ لَ َه ا ا إْلِ نْ َس
َ ان ۖ@ إِ نَّهُ َك ْ َن حَيْ ِم ْل َن َه َاو أ
ْأ
6
diberikan kepada kawannya, jika tidak diberikan maka ditahan saja.”
(H.R Bukhari dan Muslim)
Islam sangat menghargai tanah yang merupakan karunia Allah
SWT. Jika jika orang yang memiliki tanah luas, namun tidak sanggup
mengurusi atau memanfaatkannya dengan tanaman yang bermanfaat,
maka ia harus menyerahkan tanahnya tersebut, baik dengan cara
menghibahkannya kepada orang lain yang memiliki waktu luang untuk
menggarap tanah tersebut. Seseorang yang diberi karunia oleh Allah
berupa tanah misalnya, maka ia harus berusaha memanfaatkannya agar
menghasilkan sesuatu untuk bekal ia beribadah kepada Allah. Jika tidak ia
dapat dikategorikan sebagai orang yang kufur nikmat, dan diancam oleh
Allah dengan siksaan yang berat. Sebagaimana dalam firman Nya Q.S
Ibrahim Ayat 7 :
7
Terjemahan Hadits : Dari ‘Aisyah semoga Allah meridhainya,
bahwasanya Nabi Saw bersabda: Siapa yang menggarap tanah tanpa
pemilik, maka dialah yang paling berhak (atas tanah tersebut). (Hadits
diriwayatkan oleh al-Bukhari).
Hadits ini membicarakan tentang pentingnya memanfaatkan lahan
kosong hingga jadi bermanfaat. Islam tidak menghendaki kemubaziran
terhadap apa saja, termasuk lahan pertanahan ini. Bahkan orang-orang
yang suka berbuat mubazir ini dianggap sebagai kawan syetan,
sebagaimana firman Allah yang artinya "Sebaliknya Islam sangat
menganjurkan kepada umatnya agar berbuat hal-hal yang
bermanfaat". Untuk memotivasi dan membahagiakan orang-orang yang
mau memanfaatkan lahan yang tidak terurus ini Nabi Muhammad SAW.
Menegaskan bahwa lahan yang mereka olah itu langsung menjadi milik
mereka.8
2. Hadits Tentang Larangan Menelantarkan Tanah (LM. 994)
ِ ول
:اهلل صلى اهلل عليه وسلم َ َ ق،حديث أَيِب ُهَر ْيَر َة رضي اهلل عنه
ُ قَ َال َر ُس:ال
8
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-Imam Al-Hafidz, Fathul Baari’, terj. Amiruddin, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2005), jld. 13, hal. 215.
8
Memeanfaatkan lahan dengan menanaminya dengan tumbuh-
tumbuhan yag mendatangkan hasil yang berguna untuk kesejahteraan
pemiliknya, maupun bagi kebutuhan konsumsi orang lain. Hal ini
metupakan upaya untuk menciptakan kesejahteraan hidup melalui
kepedulian terhadap lingkungan.9
3. Hadits Tentang Menghidupkan Tanah yang Mati
9
Sabrini Damai, http://sarbinidamai.blogspot.com/2015/03/hadist-tentang-larangan-
menerlantarkan.html, diakses 23 Februari 2020 pukul 11.21 WITA.
10
Yusuf Qardhawi, Ri’ayah al-Biah al-Syari’ah al-Islam, h. 54
9
س اَْو َي ْز َرعُ َز ْر ًعا َفيَأْ ُك ُل ِمْنهُ طَْيٌر ِ ٍِ ِ َ َس رضى اهلل عنه ق
ٍ َث اَن ِ
ُ َمام ْن ُم ْسلم َي ْغر:ال ُ َْحدي
ِ ِ ِ ِ
َ اَْوانْ َسا ٌن اَْوهَب ْي َمةٌ االَّ َكا َن لَهُ بِه
) (اخرجه البخارى ىف كتاب املزاعة.ٌص َدقَة
“Hadits dari Anas r.a. dia berkata: Rasulullah SAW bersabda :
“Seseorang muslim tidaklah menanam sebatang pohon atau menabur
benih ke tanah, lalu datang burung atau manusia atau binatang memakan
sebagian daripadanya, melainkan apa yang dimakan itu merupakan
sedekahnya“. (HR. Imam Bukhori)
Dari Jabir r.a Abdullah r.a dia menceritakan bahwa Rasulullah SAW
bersabda :
ِ ِ ِ
َ ُس َغ ْر ًسا إِالَّ َكا َن َما أُك َل مْنهُ لَه
ُص َدقَةً َو َما ُس ِر َق مْنهُ لَه ِ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم َي ْغ
ر
ُ
ِ
َ َُح ٌد إِالَّ َكا َن لَه
ًص َدقَة َ ُص َدقَةً َو َما أَ َكلَت الطَّْي ُر َف ُه َو لَه
َ ص َدقَةً َو الَ َي ْر َز ُؤهُ أ َ
“Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman melainkan apa yang
dimakan dari tanaman itu sebagai sedekah baginya, dan apa yang dicuri
dari tanaman tersebut sebagai sedekah baginya dan tidaklah kepunyaan
seorang itu dikurangi melainkan menjadi sedekah baginya.” 11 (HR. Imam
Muslim).
Sebagai tambahkan: “Bahkan manfaatnya bukan sebatas penyedian
makanan bagi orang lain saja tetapi juga dengan bercocok tanam juga
menjadikan lingkungan menjadi lebih sehat untuk manusia dimana udara
menjadi segar karena tanaman menghasilkan oksigen yang diperlukan
oleh manusia untuk proses pernafasan. Tanaman berupa pepohonan juga
memberikan kerindangan bagi orang-orang yang berteduh di bawahnya,
kesejukan bagi orang yang ada di sekitarnya. Tanaman juga menjadikan
pemandangan alam yang enak dan indah dipandang. Lihatlah hamparan
tanah yang dipenuhi oleh tanam-tanaman tentunya hati dibuat senang
11
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al Bukhari, Shahihul Bukhari jilid 3. (Beirut: Darul Fikr,
1415). no.1552.
10
melihatnya, perasaan pun menjadi damai berada di dekatnya. Adapun bila
melihat hamparan tanah yang kering dan gersang dari tanaman-tanaman
tentu lah kita memperoleh perasaan yang sebaliknya.”
Kedua: Manfaat yang bersifat agama (diniyyah) yaitu berupa
pahala atau ganjaran. Sesungguhnya tanaman yang kita tanam apabila
dimakan oleh manusia, binatang baik berupa burung ataupun yang lainnya
meskipun satu biji saja, sesungguhnya itu adalah merupakan sedekah bagi
penanamnya, sama saja apakah dia kehendaki ataupun tidak, bahkan
seandainya ditakdirkan bahwa seseorang itu ketika menanamnya tidak
memperdulikan perkara ini (perkara tentang apa yang dimakan dari
tanamannya merupakan sedekah) kemudian apabila terjadi tanamannya
dimakan maka itu tetap merupakan sedekah baginya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang muslim akan
mendapat pahala dari hartanya yang dicuri, dirampas atau dirusak dengan
syarat dia tetap bersabar dan menyerahkan segala sesuatunya kepada
Allah SWT.
5. Hadits Tentang Sumur
ِ من ح َفر بِْئرا َفلَه أَربعو َن ِذراعا عطَنًا لِم:م.قال رسول اهلل ص
اشيَتِ ِه َ َ ً َ ُْ َ ْ ُ ً َ َ ْ َ
Terjemahan Hadits : “Barang Siapa menggali suatu sumur, maka ia
berhak empat puluh hasta sebagai kandang ternaknya. (H.R. Ibnu Majah)
Kita tahu bahwa air adalah sumber kehidupan manusia, khususnya,
dan semua makhluk hidup umumnya. Allah SWT Menjadikan semua
makhluk hidup dari bahan baku air, sebagaimana firmanNya dalam surah
al-Anbiya’ ayat 30 yang artinya “Dan apakah orang-orang yang kafir
tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan
dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah
mereka tiada juga beriman?”.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari kebutuhan air sangat dirasakan,
terlebih seperti kondisi Negara Arab yang sebagian besar merupakan
11
padang pasir. Menurut M. Abdurrahman memelihara ekosistem berawal
dari dengan memelihara air.12 Dengan digalinya sumur berarti dibuka
sumber kehidupan bagi semua makhluk yang bernyawa. Demikian
pentingnya masalah air seginga Rasulullah saw. Memberi penghargaan
kepada orang yang menggaili sumur. Penghargaan itu berupa tanah seluas
empat puluh hasta ( kira-kira 20 meter) di sekelilijng sumur menjadi
haknya. Apabila ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang
sepanjang 20 meter, berarti tanah tersebut seluas kira-kira 1.258 meter.
6. Hadits Tentang Larangan Mengebiri Binatang
12
M. Abdurrahman, op. cit, h.133
12
Hadits ini menjelaskan tentang menjaga kelestarian hidup binatang
dan melarang mengebirinya. Mengebiri binatang berarti mebuang
sebagian organ tubuhnya dengan maksud untuk menghilangkan nafsu
birahinya. Tujuan mengebiri binatang adalah agar binatang terebut lebih
kuat fisiknya sehingga tenaganya lebih terpusat untuk keperluan manusia.
Rasulullah SAW benar-benar melarang seseorang mengebiri binatang.
Dalam hadits tersebut tidak disebutkan jenis binatang yang tidak boleh
dikebiri. Oleh sebab itu, larangan pengebirian terhadap hewan berlaku
umum, baik jantan maupun betina. Pengebirian binatang dapat
menimbulkan beberapa dampak negatif, yaitu:
Memutuskan perkembang biakan binatang yang seharusnya dijaga
dan dilestarikan.
Menimbulkan kerugian yang lebih luas (karena tidak berkembang
biak) meskipun memperoleh keuntungan sesaat (khususnya bagi
yang mengebiri).
Merampas hak biologis yang dianugerahkan Allah SWT
kepadanya.13
13
Pendidikan Manusia, https://pendidikanae.blogspot.com/2018/10/hadits-hadits-wacana-
kelestarian-alam.html, diakses 23 Februari 2020 pukul 11.35 WITA.
13
pertama berkaitan erat dengan hadits kedua yang membicarakan tentang
pemanfaatan lahan kosong. Pemanfaatan lahan kosong bisa meningkatkan
jumlah tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bisa ditanami, sehingga semakin
besar pula manfaat yang bisa diambil dari sini.
Hadits pertama dan kedua mempunyai kaitan erat dengan hadits ke
tiga. Tanpa adanya persediaan air yang cukup melalui sumur sebagai sumber
air, mustahil tumbuh-tumbuhan yang ditanam bisa hidup dengan subur. Jadi
penggalian dan pemeliharaan sumur yang sudah ada juga sangat penting
artinya halam hal ini.
Tanpa tumbuh-tumbuhan hewan tidak bisa atau jika ada tumbuh-
tumbuhan yang subur, besar kemungkinan hewan jiga tidak akan bisa hidup
sehat. Disini terlihat keterkaitan antar hadits.
14
boleh mengurungnya agar hewan tersebut dapat hidup bebas di
habitatnya yang asli. Jika menghendaki hewan tersebut berada di
lingkungan kita, hendaknya disediakan tempat yang menyerupai
habitatnya yang asli. Dengan demikian hewan dapat hidup secara alami.
Selain itu kita tidak boleh mengebiri hewan tersebut sehingga mereka
dapat berkembang biak secara alami dan kepunahan dapat dihindari.14
14
Ajoefahmi, http://ajoefahmi.blogspot.com/2018/07/materi-quran-hadist-mts-hadits-
mengenai.html, diakses 23 Februari 2020 pukul 11.36 WITA.
15
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Lingkungan hidup adalah semua daya dan kondisi yang terdapat
dalaam suatu tempat atau ruang tempat manusia tersebut. Sedangkan kata
lestari memiliki arti tetap selama lamanya, kekal dan tidak berubah. Kata
pelestarian dalam bahsa arab semakna dengan al-Ishlah yang artinya
menjadikan sesuatu tetap adanya dan tidak berubah serta menjaga keberadaan
nya dengan kasih dan sayang.
Dengan memahami hadits-hadits tersebut dapat diketahui keterkaitan
kandungan keempat hadits tersebut, diantaranya berperilaku menjaga dan
melestarikan lingkungan dalam fenomena kehidupan.
Melestarikan lingkungan termasuk dalam keberimanan umat Islam,
apabila manusia dalam mengelola lingkungan didasarkan pada perasaan
pengabdian kepada Tuhan maka mereka tidak akan sembarangan dalam
mengelola lingkungan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
17