Anda di halaman 1dari 33

Panduan Teknis

Datum dan Sistem Koordinat


Peta Rupabumi Indonesia

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN


NASIONAL
www.bakosurtanal.go.id
BADAN KORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
www.bakosurtanal.go.id
Jln. Raya Jakarta Bogor Km.46 Cibinong, 16911
Tel. 021 8752062
Fax. 021 8752064

Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi


Email : info@bakosurtanal.go.id
Tel. 021 8753166
Fax. 021 87916647
BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
R.W. Matindas, Kepala
Henni Liliwaty , Deputi Kepala Bidang Infrastruktur Data Spasial
Chaerul Hafidin, Deputi Kepala Bidang Pemetaan Dasar
Pusat Geodesi dan Geodinamika
Rustandi Poerawiardi
Pusat Pemetaan Dasar dan Tata Ruang
Puntodewo, SSO

© Bakosurtanal 2005
Edisi I, 2005

Editor Eddy Priyanto


Penyusun Eddy Priyanto
Joni Efendi
Susilo
Enjang Samsul Bachri
Teguh Pramuji
Sudjono
Titik Suparwati

Untuk perbaikan dan penyempurnaan, maka kritik dan saran dapat


disampaikan melalui Pusat Jasa dan Pelayanan Informasi,
info@bakosurtanal.go.id
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1
DATUM GEODESI NASIONAL 1995 (DGN - 95) 1
SISTEM KOORDINAT PETA RUPABUMI INDONESIA 2
Universal Transvere Mercator (UTM) 3
Transvere Mercator TM3º 4
Konversi Koordinat Geodetik ke Koordinat UTM 5
Jarak Meridian 6
Titik Kaki Lintang/Foot Point Latitude 6
Jari-jari Lengkung Meridian (Radius of Curvature) 6
Geodetik ke UTM 7
Koordinat Nol Semu 7
Konvergensi Grid 8
Faktor Skala 8
UTM ke Geodetik 9
Konvergensi Grid 9
Skala Titik 9
TRANSFORMASI DATUM 10
Perbedaan Peta RBI dalam datum ID-74 dan DGN-95 11
Transformasi Datum ID-74 ke DGN-95 Metoda Molodensky 11
PERANGKAT LUNAK APLIKASI SURVEI DAN PEMETAAN 14
Transformasi Interaktif 15
Transformasi Koordinat Geografi ke UTM 15
Transformasi Koordinat UTM ke Geografi 16
Transformasi Koordinat Geografi ke TM3° 17
Transformasi Koordinat TM3° ke Geografi 18
Transformasi Koordinat Zona UTM yang Berdampingan 19
Transformasi Koordinat dalam ID-74 ke DGN-95 20
Transformasi Koordinat Pojok Peta dalam ID-74 ke DGN-95 21
Transformasi Interaktif 22
Transformasi Koordinat Geografi ke UTM 22
Transformasi Koordinat UTM ke Geografi 23
Transformasi Koordinat Zona UTM yang Berdampingan 24
Transformasi Proyeksi Peta 25
PENGERTIAN 26
Pengantar

Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95) merupakan referensi tunggal


dalam pengelolaan (pengumpulan, penyimpanan dan penggunaan) data
geospasial pada strata lokal, regional, nasional bahkan internasional.
DGN-95 adalah datum geodesi yang geosentris dan diberlakukan untuk
keperluan survei dan pemetaan di seluruh wilayah NKRI, ditetapkan
melalui Surat Keputusan Kepala Bakosurtanal Nomor :
HK.02.04/II/KA/96 tanggal 12 Februari 1996. DGN-95 menggantikan
datum yang telah ada seperti Datum Indonesia 1974 (ID-74). Proyeksi
Peta Rupa Bumi Indonesia yang digunakan adalah Proyeksi Transvere
Mercator dengan sistem koordinat Universal Transvere Mercator yang
telah diterima sebagai sistem kordinat peta secara internasional.
Tujuan dari Buku Panduan Teknis ini adalah untuk menyediakan
perangkat lunak yang biasa digunakan untuk aplikasi survei dan
pemetaan secara khusus digunakan untuk mentransformasikan peta
dalam datum ID-74 ke peta berbasiskan DGN-95, aplikasi ini
dijalankan pada komputer berbasis operating system windows.
Semoga Buku Panduan Teknis ini dapat bermanfaat.

R.W. Matindas
Kepala Bakosurtanal
Perangkat Lunak Aplikasi Survei dan Pemetaan
Buku panduan ini menyertakan satu buah CD yang berisi perangkat
lunak aplikasi survei dan pemetaan yang digunakan untuk
perhitungan :
• Transformasi Koordinat Geografi ke UTM dan sebaliknya
• Transformasi Koordinat Geografi ke TM3° dan sebaliknya
• Transformasi Koordinat Zona UTM yang berdampingan
• Transformasi Koordinat dalam ID-74 ke DGN-95
• Transformasi Koordinat Pojok Peta dalam ID-74 ke DGN-95
• Transformasi Proyeksi Peta UTM dalam ID-74 ke DGN-95
• Transformasi Proyeksi Peta TM3° ke UTM.
PANDUAN TEKNIS
DATUM DAN SISTEM KOORDINAT
PETA RUPABUMI INDONESIA

PENDAHULUAN

Sistem koordinat Peta Rupabumi Indonesia (RBI) berdasarkan pada


model matematik bidang permukaan bumi yang dikenal sebagai datum
geodetic yang mendekati bentuk fisik permukaan bumi.
Sejak jaman penjajahan Belanda sampai sekarang bermacam metoda
telah diterapkan untuk menggambarkan bidang permukaan bumi yang
menyerupai bola, ada beberapa datum yang telah digunakan untuk
mendefinisikan bidang tersebut. Pekerjaan pemetaan telah dilakukan
oleh Indonesia sejak dulu berdasarkan pada datum lokal, seperti
datum Batavia (gn. Genuk), datum Gn. Sagara dan Datum Indonesia
1974. Saat ini semua pekerjaan pemetaan telah menggunakan sistem
kordinat yang baru, yaitu berdasarkan Datum Geodesi Nasional 1995
(DGN-95).

DATUM GEODESI NASIONAL 1995 (DGN - 95)

Pada tahun 1992, Indonesia turut bagian dalam survei kampain yang
dilakukan oleh International GPS Service (IGS), pengamatan GPS
dilakukan pada daerah yang mudah dicapai dan pada beberapa pilar-
pilar yang telah ada dan masih baik (Pilar Triangulasi, Doppler, Tanda
Tinggi Geodesi). Pada survei ini menghasilkan 60 stasiun GPS yang
berklasifikasi sebagai orde nol. Jaring Orde nol tersebut adalah
realisasi Datum Geodesi Nasional 1995 di lapangan. Selanjutnya pada
tahun yang sama dan berikutnya dilakukan densifikasi jaring dengan
orde yang lebih rendah ke seluruh wilayah Indonesia dengan kerapatan 50
km. Jaringan tersebut disebut sebagai Jaring Kontrol Horisontal Nasional
(JKHN).

1
Spesifikasi DGN-95

Datum Geosentris
Koordinat Geodesi Datum Geodesi Nasional 1995 (DGN-95)
Koordinat Grid/Peta Universal Transvere Mercator (UTM)
International Tereseterial Reference
Kerangka Referensi
Frame (ITRF)
Elipsoid World Geodetic System 1984 (WGS-84)
Sumbu semi mayor (a) 6.378.137,0 meter
Faktor Pegepengan (1/f) 298,2572223563

DGN-95 adalah sistem koordinat Indonesia yang baru, dimana sistem


koordinat ini kompatibel dengan Global Positioning System (GPS) yang
berbasiskan World Geodetic System 1984 (WGS-84), DGN-95
merupakan datum geosentris dimana pusat masa bumi merupakan
titik awal sistem koordinat. Perbedaan datum DGN-95 dan ID-74
mengakibatkan pergeseran koordinat berkisar 30 meter dan datum
DGN-95 dengan datum Jakarta/Genuk, Sagara, Moncongloe berkisar
antara 200 meter (dalam komponen utara, timur). Untuk merubah
koordinat dari satu sistem ke sistem lainnya adalah proses
matematika yaitu proses transformasi.
Perubahan datum lama ke datum DGN-95 bervariasi sesuai dengan
skala peta dan mengakibatkan pergeseran posisi garis grid peta dan
posisi detilnya.

Perbedaan antara datum DGN-95 dan sebelumnya

2
SISTEM KOORDINAT PETA RUPABUMI INDONESIA

Koordinat Geodesi (lintang dan bujur) adalah representasi suatu posisi


titik pada peta secara matematis dengan memproyeksikan pada suatu
bidang datar.
Sistem Transvere
Mercator
memproyeksikan
koordinat geodesi ke
dalam silinder yang
bersinggungan
dengan ekuator dan
memotong pada satu
meredian.
Untuk memperkecil
distorsi, bumi
dirotasikan di dalam silinder yang menyebabkan meredian yang
berbeda menyinggung silinder pada area yang berbeda. Ini
menghasilkan bidang utara-selatan, yang dinamakan sebagai zona.
Titik asal (true origin) setiap zona adalah perpotongan antara ekuator
dan meredian tengah (perpotongan antara meredian dengan silinder)
Biasanya untuk menghindari nilai negatif pada koordinat digunakan
koordinat semu (false origin). Pada tahun 1947, Amerika Serikat
mengadopsi satu proyeksi Transverse Mercator dengan faktor skala,
koordinat semu, lebar zona dan penomoran zona dan diterima sebagai
Universal Transverse Mercator (UTM). Sistem proyeksi ini kemudian
digunakan oleh Indonesia dengan datum ID-74 untuk memproduksi
peta rupabumi berbagai skala dan sekarang dengan mengunakan
datum DGN-95 untuk memproduksi peta rupabumi dijital.

Universal Transvere Mercator (UTM)


Ketentuan Proyeksi Universal Transverse Mercator :
• Proyeksi adalah Transverse Mercator.
• Lebar zona 6º
• Titik awal setiap zona adalah perpotongan meredian tengah dan
ekuator.

3
• Faktor skala pada meredian tengah ko = 0.9996.
• Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter kepada
nilai x yang dihitung dari meredian tengah.
• Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.000 meter
kepada nilai y yang dihitung dari ekuator ke selatan.
• Zona 1 dimulai dari bujur 180º barat sampai dengan bujur 174º
barat dan seterusnya ke arah Timur sampai zone 60 untuk bujur
174º timur sampai dengan bujur 180º timur.
• Satuan dalam meter.
• Batas Lintang 84º Utara dan Lintang 80º Selatan.
• Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakan di depan Utara (U).
• Datum DGN - 95

Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia


No Zona UTM Batas Zona Meredian Tengah
46 090 – 096 º 093 º
47 096 – 102 º 099 º
48 102 – 108 º 105 º
49 108 – 114 º 111 º
50 114 – 120 º 117 º
51 120 – 126 º 123 º
52 126 – 132 º 129 º
53 132 – 138 º 135 º
54 138 – 144 º 141 º

Transvere Mercator TM 3º
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
mengeluarkan peraturan tentang pengukuran dan pemetaan untuk
penyelenggraan pendaftaran tanah dengan SK PMNA/Kepala BPN No.3
tahun 1997.
Ketentuan Proyeksi Transverse Mercator 3º :
• Proyeksi adalah Transverse Mercator.
• Lebar zona 3º.
• Titik awal setiap zona adalah perpotongan meredian tengah dan
ekuator.
• Faktor skala pada meredian tengah ko = 0.9999.
• Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 200.000 meter kepada
nilai x yang dihitung dari meredian tengah.

4
• Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 1.500.000 meter
kepada nilai y yang dihitung dari ekuator.ke selatan
• Zona mempunyai nomor yang berelasi kepada nomor zona UTM.
Setiap zona UTM dibagi dalam 2 bagian 3º. Penomoran terdiri dari
pertama adalah nomor zona UTM dan kedua, adalah nomor zona
TM3º.
• Satuan dalam meter .
• Batas Lintang 6º Utara dan Lintang 11º Selatan.
• Notasi koordinat TM3º, Timur (T) diletakan di depan Utara (U).
• Datum DGN - 95.

Penomoran Zona dalam TM3º di Wilayah Indonesia


No Zona TM3º Batas Zona Meredian Tengah
46.2 093 – 096º 094º 30 ‘
47.1 096 – 099º 097º 30 ’
47.2 099 – 102º 100º 30 ‘
48.1 102 – 105º 103º 30 ‘
48.2 105 – 108º 106º 30 ‘
49.1 108 – 111º 109º 30 ‘
49.2 111 – 114º 112º 30 ‘
50.1 114 – 117º 115º 30 ‘
50.2 117 – 120º 118º 30 ‘
51.1 120 – 123º 121º 30 ‘
51.2 123 – 126º 124º 30 ‘
52.1 126 – 129º 127º 30 ‘
52.2 129 – 132º 130º 30 ‘
53.1 132 – 135º 133º 30 ‘
53.2 135 – 138º 136º 30 ‘
54.1 138 – 141º 139º 30 ‘

Konversi Koordinat Geodetik ke Koordinat UTM

Rumus yang dipakai adalah modifikasi dari rumus yang telah


dipublikasikan dalam Tabel Universal Transvere Mercator (UTM GRID)
Lintang 0° - 15°, Bakosurtanal, Dokumen No.23/1979 dan
No.24/1979. Rumus yang digunakan adalah Redfern formula untuk
konversi antara koordinat geodetik (lintang dan bujur) dan koordinat
peta (timur dan utara). Proyeksi Transverse Mercator, adalah proyeksi

5
yang digunakan dalam pembuatan Peta Rupabumi Indonesia. Rumus
tersebut mempunyai ketelitian lebih kurang 2 mm untuk setiap zona
Peta Rupabumi Indonesia.

Jarak Meridian
Panjang garis meridian diberikan rumus sebagai berikut :
L2

m = a(1- e2) ∫
L1
[1- (e2sin2L)] 3/2 dL

Dalam hal ini L1 dan L2 adalah Lintang titik awal dan akhir. Rumus
tersebut di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan deret
pangkat, yaitu :
m = a{A0 L -A2Sin2L+A4Sin4 L-A6Sin6L}
dimana :
A0 = 1-(e2/4)-(3e4/64)-(5e6/256)
A2 = 3/8)(e2+e4/4+15e6/128)
A4 = (15/256)(e4+3e6/4)
A6 = 35e6/3072

Titik Kaki Lintang/Foot Point Latitude


Besaran kaki lintang sampai pada utara sejati pada sistem bola langit
(f' ) dalam satuan detik, biasa dinyatakan dalam N‘ hubunganya dengan
panjang meridian (m) dan faktor skala pada meridian tengah (ko)
adalah sebagai berikut (m= N'/ko). Besaran nilai tersebut (L' ) bisa
dihitung juga dengan hitungan langsung menggunakan tiga nilai yang
lain yaitu :
n = (a-b)/(a+b) = f/(2-f)

G = a(1-n)(1- n2)(1+(9/4)n2+(225/64)n4)( π/180)


σ = (mπ)/(180G)
Kaki Lintang (dalam satuan radian) dihitung menggunakan :
L' = σ+((3n/2)-(27n3/32))Sin2σ+((21n2/16)-

(55n4/32))Sin4σ+(151n3/96)Sin6σ+(1097n4/512)Sin8σ

Jari-jari Lengkung Meridian (Radius of Curvature)


Jari-jari Lengkung Meridian, ditunjukkan dalam rumus dibawah ini :
M = a(1-e2)/(1-e2Sin2L)3/2

6
N = a/(1-e2Sin2L)1/2
ψ = N/M

M’ = a(1-e2)/(1-e2Sin2L’)3/2

N’ = a/(1-e2Sin2L’)1/2
ψ‘ = N’/M’

Geodetik ke UTM
t = TanL
ω = B - Bo

T' = (koNωCosL){1+I+II+III}

I = (ω2/6)Cos2L(ψ-t2)

II = (ω4/120)Cos4L[4ψ3(1-6t2)+ ψ2(1+8t2)-ψ2t2+t4]

III = (ω6/5040)Cos6L (61-479t2+179t4-t6)


T = T' + Absis Nol Semu
U' = Ko{m+I+II+III+IV}

I = (ω2/2) NSin LCos L

II = (ω4/24) NSinLCos3L(4ψ2+ψ-t2)

III = (ω6/720) N sin LCos5L[8ψ4(11-24t2)-

28ψ3(1-6t2)+ ψ2(1-32t2)-ψ(2t2)+t4]

IV = (ω8/40320)NSinLCos7L(1385-3111t2+543t4-t6)
U = U' + Ordinat Nol Semu

Koordinat Nol Semu


UTM
Ordinat Nol Semu, Utara = 10.000.000 meter
Absis Nol Semu, Timur = 500,000 meter.
TM3°
Ordinat Nol Semu, Utara = 1.500.000 meter
Absis Nol Semu, Timur = 200,000 meter.

Titik asal, the true origin, setiap zona adalah perpotongan antara garis
katulistiwa untuk Utara dan meridian tengah untuk Timur.
Untuk menghindari nilai koordinat negatif untuk selatan katulistiwa
dan barat meridian tengah, maka nilai koordinat nol semu
ditambahkan.

7
Konvergensi Grid
Konvergensi grid adalah sudut yang ditambahkan kepada asimut
antara dua titik yang diketahui koordinat geografinya pada ellipsoid
untuk mendapatkan sudut jurusan pada bidang datar (UTM).
Asimut adalah arah dua titik yang diketahui koordinat geografinya pada
ellipsoid, sedangkan sudut jurusan adalah arah dua titik yang
diketahui koordinat grid / peta pada bidang proyeksi.
I = -ωSinL

II = -(ω3/3)SinLCos2L(2ψ2-ψ)
III = -(ω5/15)SinLCos4L[ψ4(11-24t2)- ψ3(11-36t2)+

2ψ2(1- 7t2)+ψt2]

IV = -(ω7/315)Sin LCos6 L(17-26t2+2t4)


γ = I + II + III + IV

Faktor Skala

Adalah hubungan
antara jarak ukuran
yang telah direduksi
ke bidang ellipsoid
dan jarak yang sama
pada bidang proyeksi
dan jarak ini
digunakan untuk
perhitungan pada
bidang datar.
Catatan : Faktor Skala mempunyai nilai yang bervariasi tergantung
terhadap meridian tengah.
I = (ω2/2) ψCos2L

II = (ω4/24)Cos4L[4ψ3(1-6t2)+ ψ2(1+24t2)-4ψt2]

III = (ω6/720) Cos6 L (61-148t2+16t4)


K = ko+koI+koII+koIII

8
UTM ke Geodetik
T’ = T - Absis Nol Semu
x = T' /(koN’)

I = (t'/(koM'))(xT'/2)

II = (t'/(koM'))(T'x3/24)[-4ψ'2+9ψ'(1-t'2)+12t'2]

III = (t'/(koM'))((T'x5)/720)[8ψ'4(11-24t'2)-12ψ'3(21-

71t'2)+15ψ'2(15-98t'2+15t'4)+180ψ'(5t'2-3t'4)+360t'4]

IV = (t'/(koM'))(T'x7/40320)(1385+3633t'2+4095t'4+1575t'6)

L = L'-I+II-III+IV
I = xSecL’

II = (x3/6)SecL'(ψ'+2t'2)

III = (x5/120)SecL'[-4ψ'3(1-6t'2)+ ψ'2(9-68t'2)+72ψ't'2+24t'4]

IV = (x7/5040)SecL'(61+662t'2+1320t'4+720t'6)
ω = I – II + III - IV
B = Bo + ω

Konvergensi Grid
x = T'/koN

t' = Tan L'


I = -t'x

II = (t'x3/3)(-2ψ'2+3ψ'+t'2)

III = (-t'x5/15)[ ψ'4(11-24t'2)-3ψ'3(8-23t'2)+5ψ'2(3-

4t'2)+30ψ't'2+3t'4]

IV = (t'x7/315)(17+77t'2+105t'4+45t'6)
γ = I+II+III+IV

Faktor Skala
x = (T'2/ko2M’N’)

I = x/2

II = (x2/24)[4ψ'(1-6t'2)-3(1-16t'2)-24t'2/ψ']

III = x3/720
K = k0+koI+koII+koIII

9
Contoh hitungan transformasi koordinat Geografi ke UTM
N.0001 Bakosurtanal
UTM, Zona 48 T 704462,046 m U 9282139,677 m
Utara DGN-95 06° 29' 27,7948" S 106° 50' 56,0750" T
Faktor Skala 1,0001174
Konvergensi Grid 0° 12' 32,72"

Contoh hitungan transformasi koordinat Geografi ke TM3º


N.0001 Bakosurtanal
TM3°, Zona 48.2 T 238589,492 m U 782284,099 m
DGN-95 06° 29' 27,7948" S 106° 50' 56,0750" T
Faktor Skala 0,9999184
Konvergensi Grid 0° 02' 21,99"

Contoh hitungan transformasi antar Zona yang bersebelahan


N.0001 Bakosurtanal Zona 48 ke Zone 49
Zona 48 T 704462,046 m U 9282139,677 m
Zone 49 T 40634,623 m U 9280628,698 m
N.0001 Bakosurtanal Zona 49 ke Zone 48
Zone 49 T 40634,623 m U 9280628,698 m
Zona 48 T 704461,999 m U 9282139,674 m

TRANSFORMASI DATUM

Transformasi suatu koordinat dengan datum tertentu dari koordinat


dengan datum yang lain secara matematis adalah proses transformasi.
Transformasi dapat dilakukan dalam dua atau tiga dimensi, dalam
proses transformasi ini memerlukan sejumlah titik –titik sekutu dengan
koordinat dalam dua sistem datum yang berbeda. Ketelitian dari
transformasi sangat bergantung dari pemilihan metoda, ketelitian titik,
jumlah dan distribusi titik-titik sekutu. Untuk itu diperlukan suatu
model transformasi yang menghubungkan antara dua datum yang
berbeda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan
suatu model transformasi, antara lain :
• Luas wilayah yang dicakup oleh jaringan tersebut.
• Distorsi yang ada pada jaringan.
• Dimensi dari jaringan, 2-dimensi (2D) atau 3-dimensi (3D).
• Ketelitian yang diperlukan.

10
Perbedaan Peta RBI dalam datum ID-74 dan DGN-95
Peta RBI dengan datum DGN-95 dapat langsung digunakan pada
produk-produk peta yang berdasarkan pada datum WGS-84, datum
yang digunakan oleh GPS. Untuk semua keperluan praktis DGN-95
dan WGS-84 dapat dianggap sama. Perbedaan peta RBI dalam ID-74 ke
datum nasional yang baru DGN-95 dapat dilihat dari pergeseran (shift)
yang bervariasi berdasarkan skala peta. Perubahan ini mengakibatkan
pergeseran posisi garis grid geografi dan posisi objek di peta.

Pergeseran koordinat peta dalam ID-74 ke DGN-95 sebesar 30 m


Skala Pergeseran
1 : 10.000 3 mm
1 : 25.000 1,2 mm
1 : 50.000 0,6 mm
1 : 250.000 -

Transformasi Datum ID-74 ke DGN-95 Metoda Molodensky


Metoda Transformasi Molodensky adalah dengan menggunakan
pergeseran rata-rata dari titik awalnya (X, Y, Z) dan perbedaan
parameter dari dua ellipsoid yang digunakan (a dan f).
Metoda ini digunakan untuk mengkonversi koordinat dalam datum ID-
74 ke datum DGN-95 dengan catatan bahwa tinggi dapat diabaikan.
Parameter ID-74 ke DGN-95 di tentukan dari 26 titik sekutu yang
mempunyai koordinat dalam datum ID-74 dan DGN-95 yang tersebar
di wilayah Indonesia.

Parameter ID-74 ke DGN-95


a (ID-74) 6378160,0 m
∆X -22,582 m
∆Y -23,188 m
∆Z 4,244 m
∆a -23
∆f -0,000000115

Parameter tersebut digunakan untuk menunjukan berapa besar


penyimpangan yang terjadi hasil transformasi dari ID-74 ke DGN-95.

11
Penyimpangan parameter transformasi ID-74 ke DGN-95 dari 26 titik
Rata-rata (m) Std deviasi (m) Max (m) Min (m)
Timur 0,456 m 0,779 m 1,836 m -1,914 m
Utara 0,965 m 1,241 m 4,099 m -2,669 m

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


∆X = X2 – X1

∆Y = Y2 – Y1

∆Z = Z2 – Z1

∆a = a2 – a1

∆f = f2 – f1

∆L(rad)= [(-∆XsinLcosB-∆YsinLcosB+∆ZcosL+(a∆f+ f∆a) sin(2L))/ ρ]


∆L” = 206264.8062 ∆L
∆L = L2 – L1

∆B(rad)= [(-∆XsinB + ∆YcosB ) / (ν cosL)]


∆B” = 206264.8062 ∆B
∆B = B1 - B2

∆h = ∆XcosLcosB+∆YcosLsinB+∆ZsinL+(a∆f+f∆a) sin2(L))-∆a
∆h = h2 – h1

e2 = 2f – f2

ν = a/(1-e2 sin 2L)1/2

ρ = a(1-e2 )/(1-e2 sin 2L)3/2

Contoh hasil transformasi

DGN-95 DGN-95 Transformasi


Timur Utara Timur Utara
P.15 570596,039 9277946,953 570596,867 9277951,052
D.1202 296076,253 9024751,413 296076,093 9024754,803
P.71 491962,702 9434676,957 491964,527 9434678,274
D.947 482868,395 9500,111 482869,417 9502,064
DO.641 250547,947 9618727,555 250548,542 9618728,578
DO.700 323057,868 9983814,521 323058,198 9983815,697
D.419 503243,356 66866,161 503244,191 66866,407
D.469 188030,844 9668424,591 188031,185 9668425,235
SP.5 750802,274 9903191,207 750803,597 9903191,689
SP.74 621260,502 9870898,785 621260,155 9870899,698

12
Contoh hasil transformasi koordinat pojok peta ID-74 ke DGN-95

NO LEMBAR PETA :1209-424 NO LEMBAR PETA :1209-424


DATUM ID-74 DATUM DGN-95/WGS-84

POJOK KIRI ATAS PETA POJOK KIRI ATAS PETA


06° 15' 00,0000" S 6° 14' 59,9124" S N 9308792,725 m
106° 52' 30,0000" BT 106° 52' 30,9220" BT E 707473,445 m

POJOK KIRI BAWAH PETA POJOK KIRI BAWAH PETA


06° 22' 30,0000" S 6° 22' 29,9134" S N 9294967,486 m
106° 52' 30,0000" BT 106° 52' 30,9222" BT E 707423,682 m

POJOK KANAN ATAS PETA POJOK KANAN ATAS PETA


06° 15' 00,0000" S 6° 14' 59,9121" S N 9308741,773 m
107° 00' 00,0000" BT 107° 00' 00,9231" BT E 721308,505 m

POJOK KANAN BAWAH PETA POJOK KANAN BAWAH PETA


06° 22' 30,0000" S 6° 22' 29,9132" S N 9294915,532 m
107° 00' 00,0000" BT 107° 00' 00,9233" BT E 721255,417 m

Contoh hasil transformasi proyeksi peta ID-74 ke DGN-95

DGN-95
ID-74

13
PERANGKAT LUNAK APLIKASI SURVEI DAN PEMETAAN

Perangkat lunak ini mudah digunakan untuk keperluan praktis survei


dan pemetaan dan juga digunakan untuk pendidikan dan komunitas di
bidang geospasial.
Perangkat lunak aplikasi survei dan pemetaan terdiri dari :
• Transformasi Koordinat Geografi ke UTM dan sebaliknya
• Transformasi Koordinat Geografi ke TM3° dan sebaliknya
• Transformasi Koordinat Zona UTM yang Berdampingan
• Transformasi Koordinat dalam ID-74 ke DGN-95
• Transformasi Koordinat Pojok Peta dalam ID-74 ke DGN-95
• Transformasi Proyeksi Peta UTM dalam ID-74 ke DGN-95
• Transformasi Proyeksi Peta TM3° ke UTM.

Perangkat lunak aplikasi survei dan pemetaan di operasikan pada


komputer berbasis sistem windows. Pengguna ini dapat berinteraksi
melalui pengendali grafis, sehingga pengguna mudah mengakses
semua aplikasi yang terdapat pada perangkat lunak ini.

Contoh tampilan grafis


Pada tampilan grafis
ada tiga pilihan dan
klik pada aplikasi yang
akan digunakan :
1. Transformasi
Interaktif, dimana
data yang akan
dihitung dimasukan
secara langsung
(interaktif)
2. Transformasi File
(Ekstraktif), dimana data dibuat terlebih dahulu dalam bentuk file
yang berisi lebih dari satu data yang akan dihitung.
3. Transformasi Proyeksi, dimana data yang digunakan adalah data
vektor dalam format dxf versi 12.

14
Transformasi Interaktif

Transformasi Koordinat Geografi ke UTM


Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat geografi ke
koordinat grid/peta dalam sistem UTM.

Pada pulldown menu Pilihan Transformasi,


Klik pada Geografi ke UTM,
Pada Kolom Koordinat Input geografi (L/B) – Koordinat Input
Masukan/ketik Nama titik
Lintang derajat – menit – detik (dijit dipisahkan
koma) Klik Pada Kolom LS untuk pemilihan
Lintang Utara atau Selatan
Bujur derajat – menit – detik (dijit dipisahkan
koma)
Tinggi
Pada Kolom Datum (elipsoid referensi)
Klik datum DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik Pada Kolom Geografi ke UTM untuk eksekusi / proses
Pada Kolom Koordinat Output UTM (Utara, Timur) – Koordinat Output
Nama Titik
Timur (X)
Utara (Y)
Skala Faktor
Zona
Konvergensi Grid

15
Transformasi Koordinat UTM ke Geografi
Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat grid/peta dalam
sistem UTM ke Geografi.

Pada pulldown menu Pilihan Transformasi,


Klik pada UTM ke Geografi,
Pada Kolom Koordinat Input UTM – Koordinat Input
Masukan/ketik Nama titik
Timur (X), dijit dipisahkan koma
Utara (Y), dijit dipisahkan koma
Pada pulldown menu Zona
Klik pada zona bersangkutan,
Pada Kolom Datum (elipsoid referensi)
Klik datum DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik Pada Kolom UTM ke Geografi untuk eksekusi / proses
Pada Kolom Koordinat Output Geografi (L,B) – Koordinat Output
Nama Titik
Lintang
Bujur
Skala Faktor
Konvergensi Grid

16
Transformasi Koordinat Geografi ke TM3°
Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat geografi ke
koordinat grid/peta dalam sistem TM3°.

Pada pulldown menu Pilihan Transformasi,


Klik pada Geografi ke TM3°,
Pada Kolom Koordinat Input geografi (L/B) – Koordinat Input
Masukan/ketik Nama titik
Lintang derajat – menit – detik (dijit dipisahkan
koma), Klik Pada Kolom LS untuk pemilihan
Lintang Utara atau Selatan
Bujur derajat – menit – detik (dijit dipisahkan
koma)
Tinggi
Pada Kolom Datum (elipsoid referensi)
Klik datum DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik Pada Kolom Geografi ke TM3° untuk eksekusi / proses
Pada Kolom Koordinat Output TM3° (Utara, Timur) – Koordinat Output
Nama Titik
Timur (X)
Utara (Y)
Skala Faktor
Zona
Konvergensi Grid

17
Transformasi Koordinat TM3° ke Geografi
Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat grid/peta dalam
sistem TM3° ke Geografi.

Pada pulldown menu Pilihan Transformasi,


Klik pada TM3° ke Geografi,
Pada Kolom Koordinat Input TM3° – Koordinat Input
Masukan/ketik Nama titik
Timur (X). dijit dipisahkan koma
Utara (Y), dijit dipisahkan koma
Pada pulldown menu Zona
Klik pada zona bersangkutan,
Pada Kolom Datum (elipsoid referensi)
Klik datum DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik Pada Kolom TM3° ke Geografi untuk eksekusi / proses
Pada Kolom Koordinat Output Geografi (L,B) – Koordinat Output
Nama Titik
Lintang
Bujur
Skala Faktor
Konvergensi Grid

18
Transformasi Koordinat Zona UTM yang Berdampingan
Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat UTM dari Zona
pertama ke Zona kedua yang berdampingan dan sebaliknya.

Pada pulldown menu Pilihan Transformasi,


Klik pada Zona ke Zona UTM
Pada Kolom Koordinat UTM Zona 1 – Koordinat Input
Masukan/ketik Nama titik
Timur (X), dijit dipisahkan koma
Utara (Y), dijit dipisahkan koma
Pada pulldown menu Zona 1
Klik pada zona pertama,
Pada pulldown menu Zona 2
Klik pada zona kedua,
Pada Kolom Datum (elipsoid referensi)
Klik datum DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik Pada Kolom Zona ke Zona untuk eksekusi / proses
Pada Kolom Koordinat UTM Zona 2 – Koordinat Output
Nama titik
Timur (X)
Utara (Y)
Zona

19
Transformasi Koordinat dalam ID-74 ke DGN-95
Aplikasi ini digunakan untuk mentransformasi koordinat dalam datum
ID-74 ke koordinat dalam datum DGN-95 / WGS-84.

Pada pulldown menu Pilihan Transformasi,


Klik pada Datum ID-74 ke DGN-95/WGS-84
Pada Kolom Koordinat Input geografi (L/B) – Koordinat Input
Masukan/ketik Nama titik
Lintang derajat – menit – detik (dijit dipisahkan
koma) Klik Pada Kolom LS untuk pemilihan
Lintang Utara atau Selatan
Bujur derajat – menit – detik (dijit dipisahkan
koma) Klik Pada Kolom ID-74 ke DGN-95 untuk
eksekusi / proses
Pada Kolom Koordinat Output Geografi (L,B) – Koordinat Output
Nama Titik
Lintang
Bujur
Pada Kolom Koordinat Output UTM Timur, Utara – Koordinat Output
Nama Titik
Timur (X)
Utara (Y)
Zona

20
Transformasi Koordinat Pojok Peta dalam ID-74 ke DGN-95
Aplikasi ini digunakan untuk mentransformasi koordinat pojok peta
RBI dalam datum ID-74 ke datum DGN-95 yang kemudian dipakai
untuk mengkonversi peta analog ke peta dijital dalam proses dijitasi
peta.

Pada pulldown menu Pilihan Transformasi,


Klik pada Koordinat Pojok Lembar Peta
Pada Kolom Input Nomor Lembar Peta (NLP)
Masukan/ketik Nomor Lembar Peta (contoh ; 1209-424)
Klik Pada Kolom Hitung untuk eksekusi / proses atau
Klik Pada Kolom NLP Baru untuk NLP lainya yang akan diproses
Skala Peta NLP XXXX skala 1 : 250.000
NLP XXXX-XX skala 1 : 50.000
NLP XXXX-XXX skala 1 : 25.000
Pada Kolom Koordinat Pojok Peta
Geografi ID-74
Pojok Kiri Bawah Peta dalam satuan derajat
Pojok Kiri Atas Peta dalam satuan derajat
Pojok Kanan Atas Peta dalam satuan derajat
Pojok Kanan Bawah Peta dalam satuan derajat
Geografi dan UTM DGN-95/WGS-84
Pojok Kiri Bawah Peta dalam derajat dan UTM
Pojok Kiri Atas Peta dalam derajat dan UTM
Pojok Kanan Atas Peta dalam derajat dan UTM
Pojok Kanan Bawah Peta dalam derajat dan UTM

21
Transformasi Interaktif

Transformasi Koordinat Geografi ke UTM


Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat geografi ke
koordinat grid/peta dalam sistem UTM dalam satu file input yang berisi
lebih dari koordinat yang akan ditransformasikan dan hasilnya berupa
file output.

Pada pulldown menu Pilih Transformasi,


Klik pada Geografi ke UTM
Pada pulldown menu Datum Transformasi,
Klik DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik pada kolom Input File, kemudian akan
muncul File Explorer untuk mencari file input
yang akan dihitung koordinatnya
Klik pada kolom Output File, kemudian akan
muncul File Explorer kemudian buat file output
(nama file baru) pada folder yang diinginkan, file
output adalah hasil hitungan koordinatnya
Klik pada kolom GEO ke UTM untuk proses.
File Input dalam format *.txt
File Output dalam format *.txt

Prosedur di atas sama untuk Pilihan Transformasi Geografi ke TM3

22
Transformasi Koordinat UTM ke Geografi
Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat grid/peta dalam
sistem UTM ke koordinat geografi dalam satu file input yang berisi lebih
dari koordinat yang akan ditransformasikan dan hasilnya berupa file
output.

Pada pulldown menu Pilih Transformasi,


Klik pada UTM ke Geografi
Pada pulldown menu Datum Transformasi,
Klik DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik pada kolom Input File, kemudian akan
muncul File Explorer untuk mencari file input
yang akan dihitung koordinatnya
Klik pada kolom Output File, kemudian akan
muncul File Explorer kemudian buat file output
(nama file baru) pada folder yang diinginkan, file
output adalah hasil hitungan koordinatnya
Klik pada kolom UTM ke GEO untuk proses.
File Input dalam format *.txt
File Output dalam format *.txt

Prosedur di atas sama untuk Pilihan Transformasi TM3 ke Geografi.

23
Transformasi Koordinat Zona UTM yang Berdampingan
Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi koordinat grid/peta dalam
sistem UTM Zone 1 ke koordinat grid/peta dalam sistem UTM Zone 2
atau sebaliknya dalam satu file input yang berisi lebih dari koordinat
yang akan ditransformasikan dan hasilnya berupa file output.

Pada pulldown menu Pilih Transformasi,


Klik pada Antar Zona UTM
Pada pulldown menu Datum Transformasi,
Klik DGN-95/WGS-84 atau ID-74
Klik pada kolom Input File, kemudian akan
muncul File Explorer untuk mencari file input
yang akan dihitung koordinatnya
Klik pada kolom Output File, kemudian akan
muncul File Explorer kemudian buat file output
(nama file baru) pada folder yang diinginkan, file
output adalah hasil hitungan koordinatnya
Klik pada kolom Antar Zona UTM untuk proses.
File Input dalam format *.txt
File Output dalam format *.txt

24
Transformasi Proyeksi Peta
Aplikasi ini digunakan untuk mengkonversi Peta Dijital dalam datum
ID-74 ke Peta Dijital dalam datum DGN-95/WGS-84 atau
Peta Dijital Proyeksi TM3 ke Peta Dijital Proyeksi UTM dalam datum
DGN-95/WGS- dalam satu file dan hasilnya berupa file output

Pada pulldown menu Pilih Transformasi,


Klik pada UTM_74 ke UTM_95/84 atau
TM3_95 ke UTM_95/84
Klik pada kolom Input File, kemudian akan
muncul File Explorer untuk mencari file input.
Masukan/ketik Nomor Zona pada kolom zona
Klik pada kolom Lihat Layer, akan muncul layer.
Klik pada kolom Pilih Semua Layer untuk
mentarnsformasikan semua layer yang ada atau
pilih layer-layer yang diinginkan saja.
Klik pada kolom Output File, kemudian akan
muncul File Explorer kemudian buat file output
(nama file baru) pada folder yang diinginkan, file
output adalah peta.dxf hasil transformasinya
Klik pada kolom Proses tunggu beberapa saat
kemudian muncul layer-layer yang telah
dihitung.
File Input dalam format *.dxf versi 12.
File Output dalam format *.dxf.

25
PENGERTIAN

Bujur adalah sudut busur diukur ke timur atau barat dari lingkaran
meredian awal (Greenwich).
Datum adalah bidang matematis bumi yang digunakan sebagai dasar
suatu sistem koordinat dan untuk pemetaan.
Datum Geosentris adalah datum yang titik awalnya atau titik nolnya
adalah pusat masa bumi. Keuntungannya adalah datum ini adalah
datum global dan kompatibel dengan sistem navigasi dengan
menggunakan satelit.
DGN-95 adalah Datum Geodesi Nasional 1995 yang geosentris sebagai
dasar kerangka koordinat nasional yang baru dan kompatibel dengan
Global Positioning System (GPS).
ID-74 adalah Datum Indonesia 1974, merupakan datum yang
digunakan untuk mendefinisikan sistem koordinat dan pemetaan
nasional dan sekarang digantikan dengan Datum Geodesi Nasional
1995 (DGN-95) yang geosentris.
Grid geografi adalah grid yang dibuat berdasarkan lintang dan bujur
dan dikenal sebagai gratikul.
GPS, Global Positioning System adalah sistem navigasi yang
berbasiskan satelit dikembangkan oleh departemen pertahanan
Amerika Serikat dan digunakan secara global untuk navigasi dan
penentuan posisi.
Gratikul adalah garis pada peta yang menyatakan lintang dan bujur
bumi.
Grid adalah dua garis paralel vertikal dan horisontal yang berpotongan
siku-siku dan menbentuk kotak persegi empat.
Kartografi adalah ilmu dan seni untuk menggambarkan permukaan
bumi dalam bentuk peta atau chart.
Kontur adalah garis yang digambarkan pada peta menghubungkan
semua titik di permukaan bumi dengan ketinggian yang sama.
Konvergensi grid adalah perbedaan sudut antara utara grid dan utara
sebenarnya.
Koordinat adalah nilai atau besaran yang menyatakan posisi suatu
titik dalam suatu sistem koordinat tertentu, metrik (linear) atau sudut
(angular).

26
Koordinat geografi adalah sistem koordinat bidang bola yang
dinyatakan sebagai lintang dan bujur.
Koordinat grid adalah sistem koordinat bidang datar yang dinyatakan
sebagai timur dan utara (easting and
northing) atau x dan y.
Lintang adalah sudut busur pada meridian, diukur ke arah utara atau
selatan katulistiwa.
Meredian adalah garis yang menghubungkan bujur yang sama, ditarik
dari kutub utra ke kutub selatan.
Peta Kadaster adalah peta yang menyajikan batas-batas kepemilikan
tanah (persil).
Proyeksi Mercator adalah proyeksi silinder konform yang tegak lurus
dengan katulistiwa, dimana proyeksi ini mempertahankan arah
dipermukaan bumi dan di peta adalah sama. Biasanya digunakan
untuk peta kelautan dan kedirgantaraan.
Proyeksi peta adalah cara atau metoda untuk menggambarkan suatu
bidang lengkung permukaan bumi ( lintang dan bujur ) ke suatu
bidang datar.
Proyeksi Transvere Mercator adalah proyeksi silinder konform yang
sejajar dengan katulistiwa, dimana proyeksi ini mempertahankan luas
dipermukaan bumi dan di peta adalah sama
Sudut Jurusan (bearing) adalah orientasi suatu garis atau arah dalam
satuan sudut yang diukur searah jarum jam dari utara.
Universal Transvere Mercator (UTM) aplikasi dari Proyeksi Transfere
Mercator adalah sistem proyeksi yang digunakan secara global untuk
daerah 80˚ LS dan 84˚ LU dimana meredian sentral dikalikan dengan
0,9996 untuk dapat memetakan area yang lebih luas dengan distorsi
yang dapat diterima. UTM membagi bumi dalam 60 buah zona dimana
lebar zona adalah 6˚ dan titik awal (titik nol) adalah perpotongan
antara meredian sentral dan katulistiwa.
WGS-84 World Geodetic System 1984 adalah datum geosentris yang
dikembangkan oleh departemen pertahanan Amerika Serikat dan
dgunakan untuk GPS. Untuk keperluan praktis DGN-95 adalah sama
dengan WGS-84.

27

Anda mungkin juga menyukai